Anda di halaman 1dari 320

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, bahwa atas Rahmat dan
karuniaNya, telah diterbitkan Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014.
Profil Kesehatan merupakan salah satu bentuk penyajian data dan informasi tahunan
yang mengambarkan hasil pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat, melalui berbagai
indikator yang telah ditetapkan, antara lain indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Indikator Indonesia Sehat (IS), Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Rencana
Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Mengacu pada Visi Kementerian Kesehatan Tahun 2009 - 2014 yaitu “ Masyarakat
Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018,
dengan Visi “ Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua” dimana Dinas Kesehatan
mendukung Misi 1 yaitu Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing, dengan
Tujuan (1) Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi, senantiasa berkarya, kompetitif, dengan tetap mempertahankan identitas dan ciri
khas masyarakat yang santun dan berbudaya, dengan sasarannya adalah meningkatkan
kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat serta perluasan akses pelayanan yang
terjangkau dan merata, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2013 – 2018
telah menetapkan Visinya “ Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” .
Dengan diseminasi informasi hasil pembangunan kesehatan melalui Profil Kesehatan
ini diharapkan seluruh pihak yang berkepentingan dapat memantau upaya pembangunan
kesehatan, dalam mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Barat yaitu : ”Tercapainya
Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”. Visi Pembangunan Kesehatan
Jawa Barat ini merupakan penjabaran dari Misi 1 (satu) Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
yaitu Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang produktif dan ber Daya Saing.
Penilaian keberhasilan pembangunan kesehatan diukur berdasarkan indikator yang
telah ditetapkan. Untuk itu pembangunan kesehatan perlu didukung oleh suatu Sistem
Informasi yang dapat selalu memberikan gambaran pencapaian pembangunan kesehatan.

Meskipun belum optimal kehadiran profil kesehatan merupakan salah satu produk yang
lahir berkat dukungan sistem informasi kesehatan. Hasil pembangunan kesehatan pun bukan
hanya semata hasil Dinas Kesehatan tetapi merupakan akumulasi dari keberhasilan berbagai
komponen sektor yang terkait. Hal ini juga tercermin dari keberadaan data pada Profil
Kesehatan bukan hanya berasal dari sektor kesehatan semata tapi juga melibatkan komponen

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 i


lintas sektor lain seperti dari BPS, Dinas Pendidikan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana,
Badan Penelitian Pembangunan Kesehatan.
Profil Kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi yang evidence based baik
untuk perencanaan saat sekarang maupun untuk kepentingan dimasa yang akan datang,
dimana Profil Kesehatan dapat dijadikan salah satu acuan dokumen data dan informasi
kesehatan yang cukup lengkap. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sekalian dapat
meningkatkan mutu Profil Kesehatan pada setiap penerbitannya.
Sebagai akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada seluruh tim penyusun Profil
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota / Provinsi serta Pengelola Program Kegiatan di
Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang telah bekerja keras mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data dan informasi dalam Profil Kesehatan ini.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita semua, Amiin.

Bandung, Agustus 2015


KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT

ttd

Dr. Hj. ALMA LUCYATI, M.Kes, M.Si, MH.Kes


Pembina Utama Madya
NIP. 19561022 198410 2 001

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia-Nya
sehingga Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 dapat terselesaikan.
Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 merupakan salah satu bentuk
penyajian data dan informasi bidang kesehatan yang diharapkan dapat digunakan baik untuk
kepentingan perencanaan jangka pendek maupun kepentingan jangka panjang.
Dalam proses penyusunan Profil Kesehatan digunakan acuan Pedoman Penyusunan
Profil Kabupaten Kota. Kegiatan penyusunan profil bukan saja melibatkan semua komponen
pengelola kegiatan program kesehatan baik di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi maupun
kabupaten kota, namun juga melibatkan sektor lain seperti BPS, Sektor Pendidikan, BKKBN,
Puslitbangkes.
Rangkaian kegiatan dalam penyusunan profil kesehatan meliputi Workshop dan
Validasi Data Profil Kesehatan yang melibatkan kabupaten kota, Koordinasi Lintas Program dan
Sektor, Pengumpulan Data, Pengolahan dan Penyajian Data serta Analisa Data.
Proses penyusunan Profil Kesehatan membutuhkan sumberdaya khususnya sumber
daya manusia yang terampil, sumber daya data yang terpercaya dan sumber daya lain, seperti
ATK yang mencukupi, Komputer dan Aplikasi Manajemen Data dan lain sebagainya.
Dengan segala keterbatasan kemampuan sumber daya tersebut diatas Penyusun
mencoba dan berusaha untuk menampilkan semaksimal mungkin seluruh variabel data Profil
Kesehatan sesuai Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan, meskipun hasilnya masih kurang
memuaskan berbagai pihak yang berkepentingan.
Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Tim Penyusun antara lain, jumlah tabel
profil dan variabel yang sangat banyak, kelengkapan dan ketersediaan variabel data profil
kesehatan, terdapat data sektoral non kesehatan, adanya perbedaan data hasil pengumpulan
data rutin baik ditingkat dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten kota, data tabel profil
kesehatan kabupaten kota yang disepakati sebagai tabel final berubah, adanya keterbatasan
pemahaman dan kemampuan tim penyusun dalam pengelolaan profil.
Diharapkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat ke depan banyak mengalami
penyempurnaan baik dari sisi kelengkapan data variabel, kecepatan proses penyusunan,
validasi datanya, penyajian dan analisa datanya serta dapat terbit lebih awal lagi setiap
tahunnya.
Dari sisi pemanfaatan informasi kesehatan, diharapkan Profil Kesehatan dapat
dijadikan salah satu jejak rekam pembangunan kesehatan khususnya untuk memberikan
gambaran secara umum tentang Derajat Kesehatan Masyarakat, Indeks Kesehatan, Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, serta capaian Millenium Development Goal’s (MDG’s) di
Provinsi Jawa Barat.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 iii


Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik untuk penyempurnaan Profil Kesehatan
baik dari sisi proses penyusunan maupun substansial sangat kami harapkan. Kerjasama yang
telah dibina dalam proses penyusunan Profil Kesehatan ini harus terus ditingkatkan. Semoga
Profil Kesehatan 2014 dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif
dalam penyususunan dan pengelolaan Profil Kesehatan 2014 ini.

Bandung, Agustus 2015

Ttd

Tim Penyusun Profil Kesehatan


Provinsi Jawa Barat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 iv


DAFTAR ISI

HALAMAN

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xv

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II VISI MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT 3

A. VISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT 4

B. MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT 4

C. NILAI-NILAI 5

D. TUJUAN, SASARAN, DAN ARAH KEBIJAKAN KESEHATAN DINAS 6


KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 9

A. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN 9


1. Gambaran Umum Wilayah 9
2. Pertumbuhan Penduduk 10
3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk 13
4. Angka Kelahiran Kasar (CBR= Crute Brith Rate) dan Angka 14
Kesuburan (TFR = Total FertilityRate)

B. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI 14


1. Laju Pertumbuhan Ekonomi 14
2. Penduduk Miskin 15
3. Tingkat Pendidikan 16
4. Status Pembangunan Manusia 16
C. GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK 19
1. Angka Bebas Jentik (AJB) 19
2. Rumah Sehat 20
3. Sanitasi Layak Berkelanjutan 21
4. Cakupan Keluarga dengan Akses Air Bersih 22

5. Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan 23


6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 24

D. GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT 25


1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 25
2. Umur Perkawinan Pertama 26

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 v


HALAMAN
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN 28
A. UMUR HARAPAN HIDUP 28

B. MORTALITAS 29

1. Angka Kematian Bayi 30


2. Angka Kematian Balita 32
3. Angka Kematian Ibu 32
4. Kematian Kasar 37
C. MORBIDITAS 37
1. Dioagnosa Penyakit Di Pelayanan 37
2. Penyakit Menular 38
a. Penyakit Menular Bersumber Binatang 38
1) Malaria 38
2) Demam Berdarah Dengue (DBD) 41
3) Rabies 44
4) Flu Burung (Avian Influenza-AL) 45
5) Anthraks 48
6) Pes 49
7) Leptospirosis 49
8) Filariasis 49
b. Penyakit Menular Langsung 52
1) Pemberantasan Penyakit Diare 52
2) Kusta 54
3) Tuberkulosa 56
4) Pneumonia 66
5) HIV/AIDS dan IMS 68
c. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (P3DI) 69
1) Difteri 70
2) Pertusis 71
3) Tetanus Neonatorum 71
4) Campak 72
5) Surveilans AFP (Non Polio) 72
d. Penyakit Tidak Menular 73
1) Hipertensi 73
2) Obesitas 74
3) Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara 74
e. Kejadian Luar Biasa 75
BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN 77
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 77
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 77
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 77
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 80
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 83
d. Pelayanan Kesehatan Neonatal 84
e. Pelayanan Kesehatan Bayi 86
f. Pelayanan Kesehatan Anak Balita 87
2. Pelayanan Keluarga Berencana 88

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 vi


HALAMAN
3. Pelayanan Immunisasi 91
a. Immunisasi Bayi 91
b. Immunisasi Ibu hamil 94
c. Cakupan UCI Desa/Kelurahan 95
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN 96
1. Kunjungan di Rumah Sakit 97
a. Kunjungan Rawat Jalan di Rumah Sakit 97
b. Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit 98
2. Angka Kematian di Rumah Sakit 99
3. Tingkat Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit 100
C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 103
1. Status Gizi 103
a. Status Gizi Balita 104
b. Status Gizi Anak Umur 5 – 12 Tahun 105
c. Status Gizi Remaja 106
d. Status Gizi Dewasa (>18 Tahun) 108
2. Anemia Gizi 109
3. Kurang Vitamin A 110
4. Konsumsi Garam Beryodium 111
D. PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS 112
1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 112
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa 113
3. Pelayanan Kesehatan Indera Lainnya 114
BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN 116
A. TENAGA KESEHATAN 116
B. SARANA KESEHATAN 121
1. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar 121
2. Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan 122
a. Jumlah Rumah Sakit 122
b. Jumlah Sarana Tempat Tidur 124
3. Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya 125
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 126
1. Pembiayaan Kesehatan 126
2. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat 129
BAB VII PERBANDINGAN DENGAN PROVINSI LAIN 131
A. KEADAAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 131
1. Keadaan Umum Wilayah 131
2. Kependududkan 131
3. Indeks Pembangunan Manusia 134
4. Ekonomi 135
5. Lingkungan 136
6. Keadaan Perilaku Masyarakat 140

B. DERAJAT KESEHATAN 142


1. Mortalitas 142
a. Angka Kematian Bayi (AKB) 142

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 vii


HALAMAN
b. Angka Kematian Balita (AKABA) 145
c. Angka Kematian Ibu (AKI) 146
d. Umur Harapan Hidup (Eo) 146
2. Morbiditas 147
a. Penyakit Menular 147
b. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Immunisasi 150
c. Penyakit Tidak Menular 151

C. STATUS GIZI 153

D. UPAYA KESEHATAN 156

E. SUMBER DAYA KESEHATAN 163

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR


DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 viii


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III. A. 1 Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000-2013 10


Gambar III. A. 2 Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 11
Gambar III. A. 3 Persentase Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di 11
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014
Gambar III. A. 4 Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jawa Barat Periode 12
Tahun 2005-2014
Gambar III. A. 5 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di 12
Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2013
Gambar III. A. 6 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa 13
Barat Tahun 2014
Gambar III. B. 1 Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), di Provinsi 15
Jawa Barat Tahun 2013
Gambar III. B. 2 Skenario IPM 80 di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015 17
Gambar III. B. 3 Perkembangan IPM, AHH, Indeks Kesehatan di Provinsi 17
Jawa Barat tahun 2008 – 2013
Gambar III. B. 4 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di 18
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar III. B. 5 Peta Angka Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks 19
Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahunh 2013
Gambar III. C. 1 Angka Bebas Jentik (ABJ) Menurut Kabupaten Kota 20
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar III. C. 2 Cakupan (%) Rumah Sehat Menurut Kabupaten Kota 21
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar III. C. 3 Sebaran Cakupan (%) Sanitasi Layak Menurut 21
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar III. C. 4 Cakupan (%) Keluarga dengan Akses Air Minum Berkualitas 22
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Gambar III. C. 5 Persentasi Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat 23


Kesehatan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat, Tahun 2014
Gambar III. C. 6 Persentasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi 24
Syarat Kesehatan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar III. C. 7 Cakupan (%) Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM 24
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar III. D. 1 Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih dan Sehat 25
(PHBS) menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014
Gambar III. D. 2 Persentase Umur Perkawinan Pertama Kurang Sama 27
Dengan 15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013
Gambar IV. A.1 Kecenderungan Umur Harapan Hidup (UHH) Penduduk di 28
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar IV. A. 2 Umur Harapan Hidup (UHH) Penduduk Menurut 29
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 - 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 ix


Halaman

Gambar IV. B. 1 Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 - 30
2012
Gambar IV. B. 2 Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 31
2014
Gambar IV. B. 3 Angka Kematian Bayi* Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut 31
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. B. 4 Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi 32
Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. B. 5 Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 33
2004 - 2015
Gambar IV. B. 6 Jumlah Kematian Ibu Maternal Kabupaten/Kota di Provinsi 35
Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. B. 7 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Nipas, Bersalin di Provinsi Jawa 35
Barat, Tahun 2014
Gambar IV. B. 8 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Nipas, Bersalin Menurut 35
Golongan Umur di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar IV. B. 9 Perbandingan Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Jawa 36
Barat, Tahun 2003 - 2008
Gambar IV. B. 10 Angka Kematian Kasar Nasional dan Provinsi Jawa Barat 37
Tahun 1971 - 1995
Gambar IV. C. 1 20 Besar Kelompok Diagnosa Penyakit yang Berobat di 38
Puskesmas Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 2 Parasit Rate (PR) Malaria di Provinsi Jawa Barat pada 39
Tahun 2014
Gambar IV. C. 3 Annual Parasit Insiden (API) Malaria Per 1.000 Penduduk di 40
Provinsi Jawa Barat pada Tahun 1997 - 2014
Gambar IV. C. 4 Sebaran Angka Kejadian Penyakit Malaria Provinsi Jawa 40
Barat , Tahun 2013 dan 2014
Gambar IV. C. 5 Angka Kejadian dan Angka Kematian Penyakit DBD di 41
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 2014
Gambar IV. C. 6 Angka Kejadian (IR/100.000) Penyakit DBD Provinsi Jawa 41
Barat, Tahun 2014
Gambar IV. C. 7 Angka Kematian Kasar (CFR %) Penyakit DBD di Provinsi 42
Jawa Barat, Tahun 2013 - 2014
Gambar IV. C. 8 Pola Penyakit DBD Berdasarkan Rata-Rata Kasus Tahun 43
2009 – 2014 di Provinsi Jawa Barat
Gambar IV. C. 9 Angka Kematian (CFR %) Kasus Flu Burung di Provinsi 47
Jawa Barat Tahun 2005 - 2013
Gambar IV. C. 10 Sebaran Kasus Flu Burung di Provinsi Jawa Barat, Tahun 47
2012 - 2014
Gambar IV. C. 11 Kumulatif Filariasis Kronis di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa 50
Barat, Tahun 2014
Gambar IV. C. 12 Kumulatif Filariasis Kronis di Provinsi Jawa Barat, Tahun 50
2002 - 2014
Gambar IV. C. 13 Cakupan Pelayanan Diare di Provinsi Jawa Barat, Tahun 52
2007 - 2014
Gambar IV. C. 14 Perbandingan Cakupan Diare Kabupaten/Kota di Provinsi 53
Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar IV. C. 15 Case Detection dan Prevalensi Kusta/10.000 Penduduk di 55

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 x


Halaman

Provinai Jawa Barat, Tahun 2005 - 2014


Gambar IV. C. 16 Prevalensi Rate (PR/10.000) Penyakit Kusta di Provinsi 55
Jawa Barat, Tahun 2013 - 2014
Gambar IV. C. 17 Penemuan Kasus dengan Kecacatan Tingkat 2 di Provinsi 56
Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar IV. C. 18 Case Detection Rate (CDR) TBC Paru dalam 100.000 59
Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 19 Cakupan Kasus TB Paru-Paru serta Target dan Cakupan 59
BTA (+) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 - 2014
Gambar IV. C. 20 Case Notification Rate (CNR) TBC dalam 100.000 Penduduk 62
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2014
Gambar IV. C. 21 Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 63
Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 22 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru Berdasarkan 64
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 23 Pola Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru di 64
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2014
Gambar IV. C. 24 Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) TBC Paru 65
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 25 Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR) TBC Paru di 66
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 26 Cakupan Pneumoni di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 - 67
2014
Gambar IV. C. 27 Cakupan Pneumoni Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, 67
Tahun 2014
Gambar IV. C. 28 Cakupan Penemuan Kasus AIDS Menurut Kabupaten/Kota 68
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar IV. C. 29 Cakupan Penemuan Kasus AIDS 69
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2014
Gambar IV. C. 30 Perbandingan Penemuan Kasus AIDS Kabupaten/Kota di 69
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2014
Gambar IV. C. 31 Penemuan Kasus Diptheri di Provinsi Jawa Barat Tahun 70
2009 - 2014
Gambar IV. C. 32 Perbandingan Penemuan Diptheri Kabupaten/Kota di 71
Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2014
Gambar IV. C. 33 Surveilans AFP Rate di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 73

Gambar IV. C. 34 Persentase Kasus Hipertensi terhadap Penduduk Usia ≥ 73


Tahun di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2014
Gambar IV. C. 35 Persentase Pemeriksaan Obesitas Berdasarkan Kab/Kota 74
Terhadap Jumlah Pengunjung Puskesmas dan Jejaringnya di
Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Gambar V. A. 1 Persentasi Mangkir Pelayanan Bumil K4 Berdasarkan 78
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 2 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi Jawa Barat Tahun 78
2008 - 2014
Gambar V. A. 3 Proporsi Tenaga Kesehatan yang Memberi Pelayanan ANC, 79

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xi


Halaman

Jawa Barat Tahun 2013


Gambar V. A. 4 Proporsi Fasilitas Kesehatan untuk Pelayanan ANC, Jawa 79
Barat Tahun 2013
Gambar V. A. 5 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani Menurut 80
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 6 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di 81
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014
Gambar V. A. 7 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 81
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2014
Gambar V. A. 8 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF) Menurut Kabupaten/Kota 83
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 9 Proporsi Kelahiran Hidup Menurut Pelayanan Pemeriksaan 83
Masa Nifas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. A. 10 Cakupan Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vitamin A Menurut 84
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 11 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Provinsi Jawa Barat 85
Tahun 2008 - 2014
Gambar V. A. 12 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN Lengkap) Menurut 85
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 13 Persentase Kunjungan Neonatus di Provinsi Jawa Barat 86
Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
Gambar V. A. 14 Persentase Kunjungan Neonatus (KN1, KN2, KN3 dan Tidak 86
Pernah KN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013
Gambar V. A. 15 Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 87
- 2014
Gambar V. A. 16 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota di 87
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (12 – 59 Bulan) 88
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa barat Tahun 2014
Gambar V. A. 18 Persentase Alat Kontrasepsi pada Akseptor KB Aktif di 89
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014
Gambar V. A. 19 Persentase Cakupan Peserta KB Aktif terhadap Pasangan 89
Umur Subur Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2104
Gambar V. A. 20 Proporsi KB Aktif Menurut Kontrasepsi di Provinsi Jawa Barat 89
Tahun 2014
Gambar V. A. 21 Persentase WUS Kawin yang Menggunakan Alat/Cara KB 90
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. A. 22 Proporsi Penggunaan Alat/Cara KB Saat ini oleh WUS Kawin 90
dan Kelompok Umur di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. A. 23 Proporsi Penggunaan Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapat 91
Pelayanan KB Yang Dipilih WUS Kawin, Jawa Barat Tahun
2013
Gambar V. A. 24 Proporsi Tenaga Kesehatan Yang Dipilih WUS Kawin Untuk 91
Mendapat Pelayanan KB, Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. A. 25 Cakupan Immunisasi Dasar Bayi Di Provinsi Jawa Barat, 92
Tahun 2008 – 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xii


Halaman

Gambar V. A. 26 Cakupan Immunisasi Dasar Bayi Menurut Kabupaten/Kota di 94


Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. A. 27 Cakupan Immunisasi pada Ibu Hamil di Provinsi Jawa Barat 94
Tahun 2014
Gambar V. A. 28 Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Provinsi Jawa Barat Tahun 95
2008 - 2014
Gambar V. A. 29 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota 96
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. B. 1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit di Provinsi 98
Jawa Barat, Tahun 2012 - 2014
Gambar V. B. 2 Kunjungan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit di Provinsi 98
Jawa Barat, Tahun 2012-2014
Gambar V. B. 3 Tingkat Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Jawa 102
Barat, Tahun 2014
Gambar V. C. 1 Prevalensi Status Gizi BB/TB <-2 SD Menurut 105
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. C. 2 Prevalensi Anak Sangat Pendek Umur 5 – 12 Tahun 106
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. C. 3 Prevalensi Gemuk & Sangat Gemuk Anak Umur 5 – 12 107
Tahun Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013
Gambar V. C. 4 Prevalensi Kurus (IMT/U) Remaja Umur 16 – 18 Tahun 108
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat 2013
Gambar V. C. 5 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil 109
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2014
Gambar V. C. 6 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil 110
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar V. C. 7 Persentase Cakupan Anak Balita (6-59 Bulan) Mendapatkan 111
Vitamin A Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014
Gambar V. C. 8 Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam 112
Beryodium Menurut Tipe Daerah, Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. C. 9 Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam 112
Beryodium Menurut Kabupaten/Kota Hasil Tes Cepat, Jawa
Barat Tahun 2013
Gambar V. D. 1 Persentase Penduduk ≥10 Tahun Yang Berperilaku Benar 113
Menyikat Gigi Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013
Gambar V. D. 2 Rasio Tumpatan/ Pencabutan Menurut Kabupaten/Kota 113
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Gambar V. D. 3 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk 114
Umur ≥15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013
Gambar V. D. 4 Prevalensi Kebutaan Pada Responden ≥ 6 Tahun 115
Tanpa/Dengan Koreksi Optimal Menurut Kabupaten/Kota,
Jawa Barat 2013
Gambar V. D. 5 Prevalensi Ketulian Responden Usia ≥ 5 Tahun 115
Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xiii


Halaman

Gambar VI. B. 1 Rasio Puskesmas terhadap Penduduk Menurut 122


Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VI. B. 2 Jumlah Tempat Tidur Di Rumah Sakit Umum dan Khusus di 124
Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014
Gambar VI. B. 3 Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan 125
Tahun 2010 – 2014
Gambar VI. C. 1 Proporsi Anggaran APBD Kesehatan di Provinsi Jawa Barat 127
Tahun 2009 – 2014
Gambar VI. C. 2 Proporsi Anggaran APBD Kesehatan Kabupaten Kota 127
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VI. C. 3 Anggaran Kesehatan Per Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 128
2009 – 2014
Gambar VI. C. 4 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten/Kota di Provinsi 128
Jawa Barat Tahun 2014
Gambar VI. C. 5 Persentase APBD Anggaran Kesehatan Terhadap APBD 129
Kabupaten/Kota Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2014
Gambar VI. C. 3 Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 130
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun
2014
Gambar VII. A. 1 Proporsi Perempuan Umur Dibawah 20 Tahun Menurut 134
Umur Menikah Pertama, di Indonesia Dan Antara Provinsi di
Jawa-Bali Tahun 2014
Gambar VII. A. 2 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Pulau 134
Jawa-Bali Tahun 2013
Gambar. VII. A. 3 Persentase Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi 140
Total Berbasis Masyarakat Menurut Provinsi Di Pulau Jawa
Bali Tahun 2012
Gambar. VII. D. 1 Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi di Pulau Jawa dan Bali 143
Pada Tahun 2002-2003, 2007, 2005-2010, 2012

Gambar. VII. A. 5 Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia pada Tahun 143
1991 - 2012
Gambar. VII. D. 3 Angka Kematian (AKABA) Provinsi di Pulau Jawa dan Bali 145
Tahun 2000, 2002, 2007 dan 2012
Gambar. VII. D. 4 Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 kelahiran 146
hidup Tahun 1994 – 2012
Gambar. VII. D. 5 Angka Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) Menurut 147
Provinsi di Pulau Jawa Bali Tahun 2010-2012
Gambar. VII. D. 6 Angka Prevalensi Tuberkulosis Paru Provinsi di Pulau Jawa 148
Bali Tahun 2007, 2010 dan 2013
Gambar VII. E. 1 Prevalensi status gizi balita menurut gabungan indikator 154
TB/U dan BB/TB, dI Indonesia 2007, 2010, dan 2013
Gambar VII. F. 1 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child 159
Immunization (UCI) Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xiv


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II. D. 1 Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Kesehatan 7
Pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Tabel II. D. 2 Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan pada Renstra Dinas 8
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
Tabel III. A. 1 Kepadatan Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014 14
Tabel III. A. 2 Angka Kelahiran Kasar (CBR) dan Angka Kesuburan Total (TFR) 14
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2000, 2005 – 2010, 2012
Tabel III. B.1 Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2013 17
Tabel III. D. 1 Penduduk Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas yang Pernah 27
Menikah Menurut Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2007 – 2012
Tabel IV. B. 1 Angka Kematian Ibu Per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Jawa 33
Barat
Tabel IV. B. 2 Banyaknya Kelahiran dan Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa 34
Barat Tahun 2003
Tabel IV. B. 3 Penyebab Kematian Pada Persalinan Secara Langsung dan 36
Tidak Langsung di Provinsi Jawa Barat
Tabel IV. C. 1 Proporsi Suspek Penderita Malari9a Klinis yang Diambil Sediaan 38
Darah Malaria di provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2000 - 2014
Tabel IV. C. 2 Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) di Provinsi 45
Jawa Barat Tahun 2005 - 2014
Tabel IV. C. 3 Distribusi Penemuan Kasus Flu Burung pada Manusia di 46
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2014
Tabel IV. C. 4 Jumlah Kasus Anthraks di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 - 48
2014
Tabel IV. C. 5 Jumlah Kasus Anthraks di Kabupaten/Kota Tahun 2006 - 2014 48
Tabel IV. C. 6 Survai Mikro Filaria di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 51
Tabel IV. C. 7 Cakupan Pengobatan Massal Filaria di Provinsi Jawa Barat 51
Tahun 2014
Tabel IV. C. 8 Penemuan Kasus baru, Kusta Tercacat, Kusta Anak, dan 54
Kecacatan Tk. 2 di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 - 2014
Tabel IV. C. 9 Peresentasi Suspek Diperiksa, Haswil BTA (+) dan BTA (+) 60
Terhadap Seluruh Pasien TB Baru di Provinsi Jawa Barat Tahun
2003 - 2014
Tabel IV. C. 10 Suspek TB Paru, Kasus BTA (+), Kasus Seluruh TB dan TB pada 61
Anak Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun
2014
Tabel IV. C. 11 Tabel IV.C.10 Angka Kesembuhan, Angka Pengobatan Lengkap, 63
Angka Keberhasilan Pengobatan dan Angka Kematian TBC Paru
Selama Pengobatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Tabel IV. C. 12 Perbandingan Frekuensi KLB Campak Kabupaten/Kota di 72
Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2013
Tabel IV. C. 13 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan Ditangani <24 Jam 75
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Tabel V. A. 1 Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan Menurut 82
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 (Riskesdas
2013)
Tabel V. B. 1 Akreditasi Rumah Sakit Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa 97
Barat Tahun 2014
Tabel V. B. 2 Angka Kematian Menurut Kepemilikan RS di Provinsi Jawa Barat, 99
Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xv


Halaman
Tabel V. B. 3 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di 100
Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014
Tabel VI. A. 1 Proporsi Tenaga Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 116
Tabel VI. A. 2 Distribusi Tenaga Kesehatan (%) Berdasarkan Sarana Pelayanan 118
di Provinsi Jawa Barat 2014
Tabel VI. A. 3 Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk di Provinsi Jawa 119
Barat 2014
Tabel VI. B. 1 Jumlah Puskesmas dan Jejaring Puskesmas 121
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 2014
Tabel VI. B. 2 Rasio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi dan Penduduk 121
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2009–2014
Tabel VI. B. 3 Jumlah Rumah Sakit berdasarkan kepemilikan di Provinsi Jawa 123
Barat Tahun 2014
Tabel VI. B. 4 Jumlah Rumah Sakit Khusus berdasarkan Jenis Pelayanan 124
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Tabel VI. B. 5 Jumlah Tempat Tidur berdasarkan Status Kepemilikan RS 125
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Tabel VI. C. 1 Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Anggaran 126
di Provinsi Jawa Barat 2013 – 2014

Tabel VII. A. 1 Luas Wilayah, Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan, 131


Desa/Kelurahan Menurut Provinsi di Pulau Jawa dan Bali Tahun
2014
Tabel VII. A. 2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi- 132
Provinsi di Pulau Jawa dan Bali Tahun 2014
Tabel VII. A. 3 Perbandingan Angka Kesuburan (TFR) Menurut Provinsi di Pulau 133
Jawa-Bali Periode Tahun 2004-2005, 2007-2010 dan 2010-2015
Tabel VII. A. 4 Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Jawa- 135
Bali Tahun 2008-2014
Tabel VII. A. 5 Persentase Rumah Tangga Yang Memiiliki Jaminan 136
Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau
Jawa-Bali Tahun 2014
Tabel VII. A. 6 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber 137
Air Minum Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. A. 7 Persentase Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Tempat 138
Buang Air Besar (BAB), Jenis Kloset Leher Angsa , Pembuangan
Tinja Tanki Septik, Pembuangan Tinja Layak sesuai MDG’s
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. A. 8 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Tempat Buang Air 138
Besar Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. A. 9 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Penampungan Air Limbah 139
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. A. 10 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah 139
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. A. 11 Persentase Pengetahuan Rumah Tangga Tentang Keberadaan 142
Jenis Fasilitas Kesehatan Menurut Provinsi Di Pulau Jawa-Bali
Tahun 2013
Tabel VII. A. 12 Persentase Waktu Tempuh Rumah Tangga Menuju Rumah Sakit 142
Pemerintah Menurut Provinsi Di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. D. 1 Proporsi Penyebab Kematian Kelompok Umur 0-6 Hari dan 7-28 144
Hari di Indonesia Tahun 2007
Tabel VII. D. 2 Proporsi Faktor Utama Ibu terhadap Lahir Mati dan 145
Kematian Bayi 0 – 6 Hari di Indonesia Tahun 2007

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xvi


Halaman
Tabel VII. D. 3 Proporsi Penyebab Kematian pada Anak Berumur 29 Hari - 4 146
Tahun di Indonesia Tahun 2007
Tabel VII. D. 4 Cakupan Penemuan BTA Positif dan Case Detection Rate (CDR) 148
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. D. 5 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), Dan Incidence Rate 149
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi
di Pulau Jawa-Bali Tahun 2011 – 2013
Tabel VII. D. 6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria Provinsi di Jawa-Bali 150
Tahun 2008-2013
Tabel VII. D. 7 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan 151
Immunisasi (PD3I) di Provinsi Jawa –Bali Tahun 2014
Tabel VII. D. 8 Prevalensi Diabetes, Hipertiroid, Hipertensi, Jantung Koroner, 152
Gagal Jantung dan Stroke Pada Umur ≥ 15 Tahun di Provinsi
Jawa –Bali Tahun 2013
Tabel VII. D. 9 Persentase Penduduk Umur ≥10 Tahun Menyikat Gigi Setiap Hari 153
dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi Di Provinsi Jawa –Bali
Tahun 2013
Tabel VII. E. 1 Prevalensi Status Gizi Balita Menurut BB/TB di Provinsi Jawa – 154
Bali Tahun 2013
Tabel VII. E. 2 Proporsi Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam 155
Berdasarkan Kandungan Iodium Menurut Provinsi di Pulau Jawa
– Bali Tahun 2013
Tabel VII. F.1 Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan Terakhir Terhadap 157
Pelayanan Kesehatan Selama 1 Tahun Menurut Provinsi Jawa-
Bali
Tabel VII. F.2 Persentase Penduduk Yang Menjalani Rawat Inap Terhadap 157
Pelayanan Kesehatan Selama 5 Tahun Terakhir Menurut
Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Tabel VII. F.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu Tempuh 158
Ke Sarana Pelayanan Kesehatan dan Ke Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. F. 4 Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan 158
untuk Tempat Berobat Jalan Di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun
2013
Tabel VII. F. 5 Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes/Bidan 159
di Desa Menurut Jenis Pelayanan Di Provinsi Pulau Jawa-Bali
Tahun 2007
Tabel VII. F. 6 Persentase Anak Umur 12-23 tahun yang Mendapatkan 160
Immunisasi Dasar Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun
2013
Tabel VII. F. 7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil Meliputi K-4, PN, TT- 160
2, Fe-3 Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Tabel VII. F. 8 Proporsi Penolong Persalinan Menurut Provinsi di Pulau Jawa- 161
Bali Tahun 2013
Tabel VII. F. 9 Proporsi Kelahiran Berdasarkan Metode Persalinan 161
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. F. 10 Persentase Ibu Melahirkan Anak Terakhir Menurut Tempat 162
Persalinan Lima Tahun Terakhir Dan Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Tahun 2013
Tabel VII. F. 11 Proporsi Pelayanan Kesehatan Masa Nifas Menurut Provinsi Di 162
Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. F. 12 Persentase Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi di Pulau 163
Jawa-Bali Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xvii


Halaman
Tabel VII. F. 13 Proporsi Pelayanan KB Pasca persalinan dan Proporsi Wanita 163
Umur 10-49 tahun Menurut Status Penggunaan/Memakai Alat KB
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Tabel VII. G. 1 Jumlah Puskesmas dan Rasio Puskesmas per-30.000 Penduduk 164
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2014
Tabel VII. G. 2 Jumlah Puskesmas Dengan Perawatan, PONED Dan Pelayanan 164
Pengembangan Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Tahun 2014
Tabel VII. G. 3 Rasio Sarana Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 165
(UKBM) Terhadap Desa/Kelurahan Menurut Provinsi di Pulau
Jawa-Bali Tahun 2014
Tabel VII. G. 4 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Provinsi Pulau 165
Jawa-Bali Tahun 2014
Tabel VII. G. 5 Jumlah Sumber Daya Manusia Menurut Provinsi di Pulau Jawa- 166
Bali Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 xviii


BAB I

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 merupakan salah satu bentuk
dokumentasi tahunan dari produk Sistem Informasi Kesehatan yang dapat memberikan
gambaran perkembangan situasi kesehatan khususnya di Wilayah Administratif Provinsi Jawa
Barat dan juga merupakan investasi informasi untuk kebutuhan di masa yang akan datang.
Instrumen dasar untuk penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengacu
kepada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013 yang
diterbitkan oleh Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, yang memuat berbagai indikator, variabel yang berkaitan dengan Program
Pembangunan Kesehatan.
Mekanisme penyusunan Profil Kesehatan melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit dan Lintas Sektor antara lain BPS,
BKKBN, melalui kegiatan pertemuan pemutakhiran data profil, validasi data profil secara
berjenjang.
Indikator-indikator yang ditampilkan pada Profil Kesehatan antara lain Indikator Derajat
Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan. Indikator Derajat Kesehatan
merupakan indikator outcome meliputi mortalitas dan morbiditas serta Angka Harapan Hidup.
Indikator Upaya Kesehatan merupakan indikator output hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dasar maupun Rujukan. Indikator Sumber Daya Kesehatan merupakan indikator input yang
merupakan syarat pokok dalam pelaksnaan pembangunan kesehatan.
Secara umum dalam penyusunan profil kesehatan ini dilakukan analisis deskripsif,
analisis komparatif antar Kabupaten, Kota dan Provinsi. Untuk melihat trend tahunan suatu
indikator tertentu dilakukan analisis kecenderungan. Secara terbatas dilakukan juga analisis
hubungan antar faktor risiko dengan output atau outcome.
Untuk mempermudah dalam analisis, variabel indikator yang tersedia pada tabel profil
kesehatan ini, disajikan melalui tampilan tabel, gambar yang disesuaikan dengan tujuan analisis
seperti grafik garis, grafik batang, dan peta.
Profil Kesehatan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi baik sektor
kesehatan sendiri maupun sektor non kesehatan, terutama dalam proses manajemen yang
meliputi perencanaan, penggerakan, pengendalian dan monitoring serta evaluasi
pembangunan kesehatan. Untuk itu dilakukan desiminasi informasi melalui distribusi Buku Profil
Kesehatan ke berbagai unit/sektor yang berkaitan dengan Bidang Kesehatan seperti
Kemenkes.RI, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, antar Dinas Kesehatan Provinsi, Bappeda.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 1


Beberapa keterbatasan yang mempengaruhi kecepatan dan ketepatan penyelesaian
Profil diantaranya adalah :

 Banyaknya data yang harus dikumpulkan.


 Banyaknya sumber data yang menyebabkan mekanisme pengelolaan data dan
infromasi menjadi berbeda.
 Pemahaman definisi operasional yang berbeda, sehingga menghasilkan data
menjadi berbeda.
 Belum semua variabel, indikator kesehatan yang dibutuhkan tersedia dalam
sistem pencatatan dan pelaporan rutin Sektor Kesehatan, seperti angka
kematian bayi (AKB) dan angka Kematian Ibu (AKI) .
 Batasan waktu yang sudah ditetapkan untuk update tidak dipatuhi menyebabkan
data yang sudah disepakati seringkali berubah, bahkan ketika profil sudah
dicetak.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 2


BAB II

VISI MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan dalam


Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 adalah “Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat
Termaju di Indonesia”. Visi tersebut diwujudkan melalui 5 (lima) misi pembangunan yaitu :
1. Mewujudkan kualitas Kehidupan Masyarakat yang berbudaya Ilmu dan Teknologi,
Produktif dan Berdaya Saing
2. Meningkatkan Perekonomian yang Berdaya Saing dan Berbasis Potensi Daerah
3. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari
4. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik
5. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan tantangan dan peluang
serta budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun
2013 -2018 adalah “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua ”.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektifitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Provinsi Jawa Barat sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang produktif dan ber Daya Saing
2. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional ber Basis Potensi Lokal
3. Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastuktur Wilayah
4. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya tampung Lingkungan untuk Pembangunan
berkelanjutan
5. Meningkatkan Effektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi
Dinas Kesehatan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat berkepentingan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan fenomena penting aktual yang belum dapat diselesaikan pada periode 5 tahun
sebelumnya khususnya aksesibilitas dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
Maka Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan kesehatan adalah Misi 1 yaitu
Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang produktif dan ber-Daya Saing, dengan
tujuan 1) Mendorong tingkat pendidikan, kesehatan dan kompetisi kerja masyarakat Jawa
Barat, dan 2) Menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta
menguasai ilmu dan teknologi, sedangkan sasaran utama adalah meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 3


A. VISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
Dengan mempertimbangkan kesesuaian dan keterkaitan dengan Visi dan Misi
Departemen Kesehatan serta Visi Pembangunan dan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
maka telah disusun Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Barat, yaitu “Tercapainya
Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”. Masyarakat Jawa Barat yang
Mandiri untuk Hidup Sehat adalah sikap dan kondisi dimana masyarakat Jawa Barat tahu,
mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalah kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat penyakit, bencana,
lingkungan dan perilaku yang buruk, serta mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih
meningkatkan kesehatannya dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.
Dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan tersebut maka telah dirumuskan Visi
Dinas Kesehatan Jawa Barat sebagai berikut : “Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri
untuk Hidup Sehat”.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat harus mempunyai pengetahuan,
kemampuan, kemauan, motivasi, etos kerja yang tinggi, dan menguasai teknologi untuk
menjadi pendorong, penggerak, fasilitator dan advokator untuk terjadinya akselerasi
pembangunan kesehatan di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama
masyarakat termasuk swasta, sehingga Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup
Sehat dapat segera tercapai, dan masyarakat Jawa Barat menjadi Sehat.

B. MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT


Misi pembangunan kesehatan pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 adalah
untuk mendukung Misi 1 Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu Membangun Masyarakat
Yang Berkualitas dan Berdaya Saing, yaitu untuk menciptakan sosok Jawa Barat yakni
manusia Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, memiliki spirit
juara dan siap berkompetisi. Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan disebutkan bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Dengan demikian perumusan misi tersebut selaras dengan
pernyataan Undang-Undang. Untuk itu misi Dinas Kesehatan diselaraskan dengan Misi
pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018.
Adapun Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan pada Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ada 4 yaitu :
1. Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Menjamin pelayanan kesehatan yang prima
3. Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan
4. Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 4


Penjabaran Misi Dinas Kesehatan :
Misi 1 : yaitu Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
mencerminkan upaya Dinas Kesehatan dalam mewujudkan masyarakat Jawa
Barat agar mampu mengetahui masalah, menentukan prioritas masalah dan
mampu memecahkan masalah kesehatannya dengan berperilaku hidup bersih
dan sehat.

Misi 2 : yaitu Menjamin pelayanan kesehatan yang prima mencerminkan upaya


yang akan dilaksanakan Dinas Kesehatan bermitra dengan pihak terkait vertikal
dan horizontal untuk mendorong kemandirian masyarakat secara aktif menjaga
kesehatannya, mampu memilih dan menjangkau upaya kesehatan yang
diperlukan terutama dari aspek pembiayaan dan upaya untuk menjamin
kualitas pelayanan kesehatan diberbagai jenjang fasilitas pelayanan melalui
akreditasi, lisensi, sertifikasi, pembinaan dan pengawasan sarana maupun
tenaga kesehatan.

Misi 3 : yaitu Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan mencerminkan


upaya yang dilaksanakan Dinas Kesehatan dalam memenuhi ketersediaan
sumber daya tenaga, sarana dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan bermitra dengan pihak
terkait secara vertikal dan horizontal.

Misi 4 : yaitu Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat mencerminkan


upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam mengatur, mengawasi dan
melakukan pembinaan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Jawa Barat.

C. NILAI – NILAI
Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut diatas, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai :
1. Iman dan Takwa
Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan selalu
mendasari setiap pelaksanaan kegiatan dan selalu berpegang bahwa pekerjaan
adalah ibadah.
2. Pofesionalisme
Bersikap dan bertindak Profesional serta senantiasa melaksanakan perubahan
untuk mencapai keterampilan dan kompetensi yang lebih baik sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
3. Integritas yang Tinggi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 5


Memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai Visi dan Misi yang telah
ditetapkan dengan dasar ketulusan hati, kejujuran, kepribadian yang teguh dan
moral yang tinggi.
4. Kerjasama Tim
Selalu membina kerjasama tim yang utuh dan kompak dengan menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme dalam upaya
pencapaian Visi dan Misi.
5. Transparan dan Akuntabel
Setiap kegiatan diselenggarakan kegiatan secara transparan, dapat
dipertanggung-jawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada masyarakat.
6. Responsif
Mampu mendeteksi secara dini masalah kesehatan atau masalah yang
berkaitan dengan kesehatan, potensi dan peluang untuk peningkatan
pembangunan kesehatan serta melaksanakan tindakan segera untuk
menindaklanjutinya.

D. TUJUAN, SASARAN, DAN ARAH KEBIJAKAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT
Tujuan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah pernyataan-pernyataan tentang
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan
permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Maka rumusan Tujuan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, sebagai berikut :
1. Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk mencapai kualitas lingkungan
yang sehat secara Perilaku, Hidup Bersih dan Sehat
2. Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas
3. Terpenuhinya sumber daya kesehatan
4. Terwujudnya regulasi dan kebijakan kesehatan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 6


Tabel II. D.1
Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Kesehatan
pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013 – 2018

MISI I : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing


Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Membangun Meningkatnya  Menguatkan  Penguatan
sumber daya kualitas layanan pemberdayaan pemberdayaan
manusia Jawa kesehatan bagi masyarakat, masyarakat,
Barat yang semua serta kerjasama dan kerjasama dan
menguasai ilmu perluasan akses kemitraan serta kemitraan serta
pengetahuan dan layanan yg penyehatan penyehatan
teknologi, terjangkau dan lingkungan. lingkungan.
senantiasa merata.  Menguatkan  Penguatan pelayanan
berkarya, pelayanan kesehatan,
kompetitif, dengan kesehatan, pencegahan,
tetap pencegahan, pengendalian
mempertahankan pengendalian penyakit menular dan
identitas dan ciri penyakit menular tidak menular,
khas masyarakat dan tidak menular, gangguan mental
yang santun dan gangguan mental serta gangguan gizi.
berbudaya. serta gangguan gizi.

 Menguatkan  Penguatan
pembiayaan dan pembiayaan
sumber daya dan sumber
kesehatan. daya
kesehatan.
 Menguatkan  Penguatan
manajemen, manajemen,
regulasi, teknologi regulasi, sistem
informasi kesehatan informasi bidang
dan penelitian. kesehatan dan
pengembangan penelitian
kesehatan .pengembangan
kesehatan.

Berdasarkan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Kesehatan pada


RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 maka telah ditentukan Strategi dan Arah
Kebijakan Kesehatan pada Renstra Dinas Kesehatan sebagai berikut :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 7


Tabel II. D.2
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan pada Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018

Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatnya peran  Menguatkan  Penguatan


serta masyarakat untuk pemberdayaan pemberdayaan
berperilaku hidup bersih masyarakat, kerjasama masyarakat, kerjasama
dan sehat. dan kemitraan serta dan kemitraan serta
penyehatan lingkungan. penyehatan lingkungan.
2. Meningkatnya
kemandirian
masyarakat.

3. Meningkatnya
kualitas
penyehatan
lingkungan.

4. Menurunnya Ratio  Menguatkan pelayanan  Penguatan pelayanan


Kematian Ibu dan Bayi. kesehatan, pencegahan, kesehatan,
pengendalian penyakit pencegahan,
5. Meningkatnya upaya menular dan tidak pengendalian penyakit
pencegahan, menular, gangguan menular dan tidak
pemberantasan, mental serta gangguan menular, gangguan
pengendalian penyakit gizi. mental serta gangguan
menular dan tidak gizi.
menular.

6. Optimalisasi sumber  Menguatkan pembiayaan  Penguatan pembiayaan


daya kesehatan dan sumber daya dan sumber daya
sesuai dengan kesehatan. kesehatan.
standar.

7. Menuju Universal Coverage


JPKM
 Menguatkan  Penguatan manajemen,
8. Terwujudnya regulasi manajemen, regulasi, regulasi, sistem
dan kebijakan sistem informasi di informasi di bidang
kesehatan bidang kesehatan dan kesehatan dan penelitian
penelitian pengembangan
pengembangan kesehatan.
kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 8


BAB III
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN


1. Gambaran Umum Wilayah
Provinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 5 050’ – 7050’ Lintang
Selatan dan 104048’ – 108048’ Bujur Timur, dengan batas wilayah di sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Banten, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah di sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, sedangkan di daerah
Utara adalah Laut Jawa.
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat 37.116,54 kilometer persegi atau sekitar
27,82% dari luas wilayah Pulau Jawa dan Madura setara 1,85 % dari luas wilayah
Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia di sebelah barat Pulau
Jawa.
Kondisi geografis yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa
Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara merupakan
daerah berdatar rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit
pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan tengah.
Kondisi topografi Jawa Barat, dibedakan atas wilayah pegunungan curam
(9,5%) yang terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas
permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai (36,48 %) yang terletak di bagian
Tengah dengan ketinggian 10 -1.500 m dpl., dan wilayah daratan landai (54,02%) yang
terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0-10 m dpl. Jawa Barat memiliki iklim tropis
dengan suhu rata-rata berkisar 17,40-30,70 C dengan kelembaban udara 73-84%.
Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan tinggi, rata-rata curah hujan
dalam sebulan adalah 161 milimeter dan 7 hari hujan. Iklim demikian menunjang
adanya lahan subur yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai
menyebabkan sebagian besar dari luas tanah yang ada dipergunakan sebagai lahan
pertanian. Suhu 90 C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 0 C di Pantai Utara, curah
hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara
3.000 sampai 5.000 mm per tahun.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota,
mencakup sekitar 626 Kecamatan, 3.291 Desa dan 2.671 Kelurahan dan dibagi
menjadi 5 Koordinator Wilayah yaitu :
 Wilayah Bogor yang terdiri dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok,
Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
 Wilayah Purwakarta terdiri dari Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 9


 Wilayah Cirebon terdiri dari Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majelengka, dan Kabupaten Kuningan.
 Wilayah Priangan Timur terdiri dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten
Tasikmalaya Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
Pangandaran.
 Wilayah Priangan Barat terdiri dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung,
Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

2. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Estimasi PendudukTahun 2014, Jumlah penduduk Provinsi Jawa
Barat adalah 46.300.543 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 23.557.049 jiwa
(50,89%) dan penduduk perempuan adalah 22.743.494 (49,11%).
Gambar III A.1
Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2000 - 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sex Ratio di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 adalah 103,58, artinya komposisi
laki-laki lebih banyak dibandingkan komposisi perempuan, dengan pengertian ada 103
hingga 104 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan.
Rasio jenis kelamin tiga tertinggi di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur
(107,13), Kabupaten Karawang (106,38), Kabupaten Indramayu (106,12), dan
sedangkan rasio jenis kelamin tiga terendah berada di Kota Banjar (98,78) Kabupaten
Ciamis (98,08), dan Kabupaten Pangandaran (98,08).
Komposisi penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median
umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika
median umur > 30 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, komposisi umur penduduk
Provinsi Jawa Barat masih termasuk dalam kategori penduduk menengah, dimana
median umurnya berada pada umur 26,86 tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 10


Untuk mengetahui komposisi penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan
struktur umur dan jenis kelamin berikut digambarkan piramida penduduk seperti
dibawah ini.
Gambar III. A. 2
Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Kategori penduduk menengah tersebut sesuai dengan gambaran proporsi


jumlah penduduk terbesar di Jawa Barat yang terbesar ada pada kelompok umur 15-
64 tahun dalam kurun waktu 2008 – 2014, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar III. A. 3
Persentase Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2014

100% 5.48 5.02 4.66 4.66 4.73 4.84 4.6

80%

60% 66.03 65.25 66.09 66.09 66.87 67.22 66.13

40%

20% 29.73 29.25 29.25 29.27


28.49 28.39 27.95
0%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
>= 65 Thn 15-64 Thn 0-14 Thn

Angka beban ketergantungan penduduk di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010
sebesar 52,55% mengalami penurunan menjadi 51,21% pada tahun 2014 yang artinya
bahwa setiap 100 penduduk usia produktif di Jawa Barat menanggung sekitar 51 orang
penduduk usia belum/ tidak produktif.
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun
relatif cenderung terus menurun. sehingga pada periode tahun 2014 menjadi 1,2.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 11


Gambar III. A. 4
Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Jawa Barat
Periode tahun 2005 – 2014

Sumber : Badan Statistik Jawa Barat sampai 2013 dan 2014 LKPJ Gub.Jabar 2014

Gambar III. A. 5
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Laju Pertumbuhan Penduduk per Kabupaten/Kota pada tahun 2013 antara


-0,04% – 7,73%. LPP tertinggi di Kabupaten Bekasi dan terendah di Kabupaten
Majalengka . Sedangkan proporsi Kabupaten/Kota dengan LPP lebih rendah dari angka
Jawa Barat sebanyak 20 Kab/Kota yaitu Kab. Purwakarta, Bandung Barat,
Kab.Karawang, Kota Sukabumi, Kab.Garut, Kab.Sumedang, Kab.Sukabumi,
Kab.Subang, Kab.Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya,
Kab.Cianjur, Kota Cirebon, Kab.Cirebon, Kab.Kuningan, Kab. Ciamis, Kab.Indramayu,
Kab.Majalengka dan Kab Pangandaran, dan LPP diatas Jawa Barat terdapat di
Kabupaten Bekasi mencapai 7,73 persen/tahun, menyusul Kota Depok 6,88
persen/tahun, Kota Bekasi 4,99 persen/tahun, Kabupaten Bogor 4,25 persen/tahun,
Kab Bandung, 2,97 persen/tahun, Kota Bogor 2,59 persen/tahun, dan Kota cimahi
1,84 persen/tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 12


3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Luas wilayah yang tidak seimbang di antara Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat berdampak pula pada persebaran penduduk yang berakibat menjadi kompleknya
masalah kependudukan di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi memiliki luas
wilayah terbesar yaitu 11,01% disusul dengan Kabupaten Cianjur sebesar 9,51%.
Sedangkan daerah yang memiliki penduduk terkecil adalah Kota Cirebon dan Kota
Cimahi sebesar 0,11% dari total luas wilayah Jawa Barat.
Pada tahun 2014 Kabupaten Bogor (5.131.798 jiwa) merupakan kabupaten
dengan jumlah penduduk terbesar sekitar 11,08% dari penduduk Jawa Barat.
Kabupaten/Kota lainnya dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Kabupaten Bandung
(3,4 juta jiwa atau 7,38%), Kabupaten Bekasi (2,82 juta jiwa atau 6,11%), sementara itu
ada 3 (tiga) wialyah yang mempunyai penduduk paling sedikit adalah Kota Banjar
(188.365 jiwa atau 0,41%), Kota Cirebon (318.741 jiwa atau 0,69%), Kabupaten
Pangandaran (379.255 jiwa atau 0,82%) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar III. A. 6
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Persebaran penduduk di Jawa Barat tidak merata, terjadi pemusatan penduduk


yang mempunyai kepadatan diatas 1.000 jiwa per kilometer persegi yaitu di Wilayah
Bogor (Kabupaten/Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Sukabumi), Wilayah Purwakarta
(Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten Karawang), Wilayah Cirebon (Kabupaten/Kota
Cirebon, Majalengka), Wilayah Priangan Timur (Kota Banjar dan Kota Tasikmalaya)
dan Wilayah Priangan Barat (Kabupaten/Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kota Cimahi). Kemungkinan disebabkan oleh karena daerah tersebut merupakan
daerah pusat industri yang menjadi daerah tujuan utama para migran.
Kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Barat menunjukkan perubahan dari
tahun ke tahun, terjadi peningkatan dari 1.187 orang per kilometer persegi pada tahun
2008 menjadi 1.225 orang perkilometer persegi di tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel
di bawah ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 13


Tabel III. A.1
Kepadatan Penduduk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014
Kepadatan Penduduk Per Keterangan
Tahun
kilometer persegi Sumber Data
2008 1.187 Suseda
2009 1.233 Suseda
2010 1.160 Sensus
2011 1.182 Estimasi
2012 1.200 Estimasi
2013 1.219 BPS
2014 1.225 BPS
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

4. Angka Kelahiran Kasar (CBR= Crude Birth Rate) dan Angka Kesuburan (TFR =
Total Fertility Rate)
Selama periode 2000 – 2010, trend Angka Kesuburan di Jawa Barat terus
mengalami penurunan. Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan (Total Fertility Rate) di
tahun 2000 masih menunjukan angka 2,61 dan tahun 2005 mengalami penurunan
menjadi 2,53 dan tahun berikutnya terus menurun menjadi 2,18 di tahun 2009,
sedangkan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 2,5. Sedangkan berdasarkan
SDKI 2012, rata-rata perempuan akan mempunyai 2,5 anak selama hidupnya. Angka
Kesuburan di Jawa Barat mengalami kenaikan menjadi 2,5 anak selama hidupnya.
Demikian juga Angka Kelahiran Kasar yang terus menunjukkan penurunan dari tahun
2000 Angka Kelahiran Kasar sebesar 23,98 hingga pada tahun 2012 sebesar 25,00.
Tabel III. A. 2
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dan Angka Kesuburan Total (TFR)
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2000, 2005 – 2010, 2012

Total Fertility Rate (TFR) Crude Birth Rate (CBR)


Tahun
Angka Kesuburan Total Angka Kelahiran Kasar
2000 2,61 23,98
2005 2,53 25,41
2006 2,39 24,01
2007 2,30 23,10
2008 2,20 21,09
2009 2,08 20,92
2010 2,18 21,90
2012 2,50 25,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, BKKBN Provinsi Jabar, SDKI 2012

B. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI


1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, rata–rata Laju
Pertumbuhan ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat tahun 2014 Laju pertumbuhan
ekonomi (LPE), sebesar 5,07 %, dengan laju inflasi 6,16%. Sektor yang menghasilkan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 14


pertumbuhan ekonomi yang tertinggi adalah Sektor Kontruksi, Industri, Perdagangan,
sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh Sekror Keuangan, Persewaan
dan Jasa.
PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012, mengalami
peningkatan sebesar 6,6% dari tahun 2012 sebesar Rp. 364,41 trilyun menjadi Rp.
386,84 trilyun tahun 2013, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga
sebesar 57,28%, ekspor dan import sebesar 65,35% dan pembentukan modal tetap
bruto 18,16%. konsumsi Pemerintah sebesar 8,86%. Dari sisi lapangan usaha,
perekonomian Jawa Barat didominasi oleh peranan tiga sektor utama yakni sektor
Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Hotel & Restoran dan sektor Pertanian.

2. Penduduk Miskin
Indikator kemiskinan ditentukan dengan Nilai Rupiah yang dibelanjakan untuk
2.100 kalori per kapita per hari ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok
minimum lainnya seperti perumahan, bahan bakar, sandang, pendidikan, kesehatan,
dan transportasi. Perubahan batas kemiskinan di Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya
sesuai dengan ukuran pendapatan per kapita menurut nilai mata uang rupiah yang
sedang berlaku.
Jawa Barat masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai
oleh masih tingginya proporsi penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin pada tahun
2013 sebanyak 4,38 juta orang atau 9,61% dari jumlah penduduk Jawa Barat dan
mengalami penurunan dari tahun 2011 yang mencapai angka 10,57%. Tingkat
kemiskinan ini dipandang sebagai ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan dibawah Garis Kemiskinan.
Gambar III. B. 1
Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%),
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 15


Keterjangkauan pelayanan kesehatan pada golongan lapisan masyarakat
tersebut diharapkan dapat menstimulus meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Perluasan jangkauan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
dilakukan secara berkelanjutan dengan disertai upaya menumbuhkan partisipasi
masyarakat melaksanakan perilaku hidup sehat.

3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting terhadap
kemajuan suatu bangsa. Semakin bagus kualitas pendidikan akan semakin
menentukan arah perbaikan kualitas sumber daya manusianya. Komponen pendidikan
yang bisa dijadikan acuan melihat kemajuan dari sisi pendidikan adalah rata-rata lama
sekolah dan angka melek huruf.
Rata-rata lama sekolah tahun 2013 di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar
8,11%. Apabila dibandingkan antar kabupaten/kota yang memiliki rata-rata lama
sekolah di atas angka provinsi sebanyak terdapat 12 kabupaten/kota.
Angka melek huruf di Provinsi Jawa barat sejak tahun 2011 – 2013 terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 angka melek huruf sebesar 96,29% dan
tahun tahun 2013 sebesar 96,87%, artinya sudah lebih dari 96% dari penduduk di
Provinsi Jawa Barat bisa membaca dan menulis. Terdapat 8 kabupaten/kota yang
memiliki angka melek huruf di bawah angka Jawa Barat.
Angka partisipasi sekolah di Provinsi Jawa Barat paling tinggi pada usia SD
yaitu 7-12 tahun , dengan APS diatas 98%, artinya hamper semua penduduk usia
sekolah SD atau yang berusia 7-12 tahun sedang mengenyam pendidikan SD.

4. Status Pembangunan Manusia


Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat berdasarkan
penghitungan BPS dapat dilihat dalam Gambar III.B.3. Secara umum pembangunan
manusia di Jawa Barat selama periode 2008 - 2013 mengalami peningkatan sebesar
2,03 poin. Hal ini berhubungan langsung dengan perbaikan beberapa indikator sosial
ekonomi. Misalnya, angka melek huruf dewasa terus meningkat seiring dengan
meningkatnya program pemerintah dalam pengentasan buta aksara.
Target pencapaian Indeks Pembangunan Manusia 80 tahun 2015, sesuai
dengan PERDA 9 Tahun 2008 Tentang RPJPD Provinsi Jabar Tahun 2005-2025
tercantum pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 16


Gambar III. B. 2
Skenario IPM 80 di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2015

Indeks Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013, mencapai 72,99 poin,
dan naik 0,99 poin apabila dibandingkan dengan tahun 2010 (72,00 poin), akan tetapi
pencapaian Indeks Kesehatan tersebut belum mencapai target (73,40).
Gambar III. B. 3
Perkembangan IPM, AHH, Indeks Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013

Tabel III. B. 1
Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 17


Gambar III. B. 4
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Beberapa kabupaten kota capaian IPM berada diatas rata-rata capaian IPM
Jawa Barat yaitu Kota Depok, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Banjar,
Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Ciamis. Sedangkan 3
kabupaten/kota lainya berada dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dengan capaian
terendah berada di WKPP III dan WKPP IV yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupten
Cianjur dan Kabupaten Cirebon.
Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 mencapai 82,31 atau naik
1,08 point dari tahun 2010. Beberapa komponennya yaitu rata-rata lama sekolah (RLS)
mencapai 8,20 tahun atau naik 0,25 tahun, angka melek huruf (AMH) mencapai 96,48%
atau naik 0,48%, APK SD/MI mencapai 119,06% atau naik 1,88%, APK SMP/MTs
mencapai 94,03% atau naik 0,06%, serta APK SMA/SMK/MA mencapai 59,56% atau
naik 2,06%. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa berbagai program yang
telah kita canangkan tentunya tidak akan berhasil dengan optimal jika tidak diiringi
dengan sinergitas dan dukungan yang penuh dari segenap stakeholders pembangunan
pendidikan, khususnya untuk meningkatkan pemerataan akses pendidikan.
Selanjutnya pada tahun 2013, pencapaian Provinsi Jawa Barat dalam Indeks
Daya Beli yang merupakan alat ukur untuk mengetahui standar kehidupan yang layak
adalah 64,89 poin. Kondisi Purchasing Power Parity atau Paritas Daya Beli LPPD
Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2012 mencapai Rp.640,80 ribu, jika dibandingkan
dengan tahun 2010 yang mencapai Rp. 630,77 ribu mengalami kenaikan sekitar 1,59%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 18


Gambar III. B. 5
Peta Angka Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Indeks Pembangunan Manusia Indeks Kesehatan

Sumber : BPS Jawa Barat

Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota, dari gambar diatas terlihat


bahwa ada 13 Kabupaten/Kota yang Indeks Kesehatannya diatas angka Jawa Barat
(72,34) dan 13 Kabupaten/Kota dibawah angka Jawa Barat. Apabila dibandingkan per
Kabupaten/Kota ternyata yang tertinggi terdapat di Kota Depok (79,95) dan yang
terendah terdapat di Kabupaten Cirebon (66,95).

C. GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK


Faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah
lingkungan. Gambaran beberapa faktor risiko lingkungan yang dapat disajikan dibawah ini
antara lain Cakupan Rumah Sehat, Cakupan Layak sanitasi, Cakupan Keluarga dengan
Air Bersih dan Air Minum, Angka Bebas Jentik dan Cakupan Tempat Tempat Umum (TTU)
dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) serta Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).
Dalam pembahasan indikator penyehatan lingkungan ini baru dilakukan analisis
deskriftip dan dilakukan secara partial, belum dilakukan upaya untuk menghubungkan
faktor risiko dengan outcome penyakitnya.

1. Angka Bebas Jentik (ABJ)


Angka Bebas Jentik DBD di Jawa Barat, pada tahun 2011 sebesar 88,12 %
sedikit diatas Angka Bebas Jentik tahun 2012 yakni 87,42%, ABJ ini masih rendah dari
ABJ yang diharapkan, yaitu 95% sehingga penularan dapat ditekan, lingkungan adalah

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 19


pemantauan faktor risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD), yakni Angka Bebas
Jentik (ABJ).
Besaran risiko terjadinya penularan DBD bisa di identifikasi berdasarkan Angka
Bebas Jentik (ABJ). ABJ dapat memberikan indikasi berapa banyak rumah/ bangunan
yang ketika diperiksa tidak terdapat jentik nyamuk aedes aegepty penular DBD.
Semakin tinggi nilai ABJ disuatu wilayah maka semakin rendah risiko terjadinya
penularan DBD di wilayah tersebut.. Sebaliknya semakin rendah nilai ABJ maka
semakin besar risiko penularan DBD di wilayah tersebut. Nilai rujukan ABJ yang aman
minimal 95 % (kebalikan dari indikator sedangkan Angka Bebas Jentik tahun 2013
sebesar 90% dan untuk tahun 2014 sebesar 90%).
Gambar III. C. 1
Angka Bebas Jentik (ABJ) Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Risiko penularan DBD di Provinsi Jawa Barat masih relatif tinggi, mengingat
ABJ Jawa Barat masih dibawah nilai standar 95%. Tahun 2014 ABJ Provinsi Jawa
Barat hanya mencapai 88%. Dari 27 kabupaten, 18 Kab/Kota melaporkan Angka Bebas
Jentik dan 9 lainnya belum melaporkan, dari laporan yang ada hanya Kab Garut yang
sudah mencapai ABJ ≥ 95 %.

2. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang mempunyai layak sanitasi, mempunyai sarana air bersih,
mempunyai tempat pembuangan sampah, mempunyai sarana pembuangan limbah,
mempunyai ventilasi rumah yang baik, memiliki kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan mempunyai lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Rumah merupakan tempat
aktifitas dan tempat berlindung keluarga, sehingga diperlukan kondisi rumah yang dapat
mengurangi/ menghilangkan risiko penghuni rumah untuk menjadi sakit.
Berikut gambaran capaian Cakupan Rumah Sehat menurut kabupaten kota di
Jawa Barat tahun 2014.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 20


Gambar III. C. 2
Cakupan (%) Rumah Sehat Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014

Cakupan Rumah Sehat Provinsi Jawa Barat adalah 61,37 % naik 4,06 % dari
tahun 2013 sebesar 57,31%. Sebanyak 17 kabupaten / kota (62,96 %) cakupannya
lebih tinggi dari cakupan Provinsi. Cakupan Rumah Sehat tertinggi Kab. Karawang
99,12 % (206.661 Rumah Sehat) dan terendah di Kab Cianjur 12,67% (71.904 Rumah
Sehat) Semakin tinggi Cakupan Rumah Sehat disuatu wilayah, maka akan semakin
kecil risiko penghuni rumah tersebut menjadi sakit.

3. Sanitasi Layak Berkelanjutan


Berdasarkan pencatatan dan pelaporan kabupaten kota, Cakupan Sanitasi
Layak Berkelanjutan di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 adalah 55,35 %,masih dibawah
target 60,36 % pada tahun 2014 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 62,41%,
dilaporkan oleh 27 Kab/Kota , Cakupan tertinggi dicapai oleh Kota Cirebon sebesar
80,77 % dan Cakupan terendah Kab. Bogor 6,85% seperti diperlihatkan oleh gambar
berikut ini.
Gambar III. C. 3
Cakupan (%)Sanitasi Layak Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Terdapat 13 kabupaten kota di Jawa Barat Cakupan Sanitasi Layak


Berkelanjutan yang melebihi target MDGs di tahun 2015 yaitu : Kab. Kuningan, Kab.
Bekasi, Kab. Bandung Barat, Kab. Subang, Kab. Pangandaran, Kab. Cirebon, Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 21


Cirebon, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Banjar dan Kota Bandung,
ditambah dengan Kab Purwakarta walaupun belum mencapai target MDGs sampai
tahun 2015 tetapi telah mencapai target tahun 2014, untuk memenuhi target MDGs
masih mempunya waktu satu tahun ke depan untuk mencapai 62,41%. Cakupan
SanitasiLayak Berkelanjutan tahun 2014 tertinggi untuk wilayah kabupaten terdapat di
Kuningan (80,33%) dan untuk kota cakupan tertinggi dicapai oleh Kota Cirebon
(80,77%). Sedangkan untuk cakupan terendah wilayah kabupaten terdapat di Kab.
Bogor (6,85%) dan wilayah kota terdapat di Kota Sukabumi dengan cakupan hanya
8.19 %.

4. Cakupan Keluarga dengan Akses Air Bersih


Alternatif masyarakat untuk mendapatkan sumber air minum di Jawa Barat
sangat bervariasi. Masyarakat perkotaan sebagian besar sudah menggunakan jasa
PDAM untuk memenuhi kebutuhan sumber air minum. Sedangkan masyarakat di
pedesaan relatif lebih bervariasi dari mulai yang menggunakan sumur gali, sumur
pompa, mata air, air hujan sampai yang memanfaatkan badan air seperti danau, sungai
untuk memenuhi kebutuhan sumber air minumnya.
Sumber mata air tersebut ada yang terlindung ada yang tidak terlindung.
Sumber air PDAM, sumur gali, sumur pompa relatif lebih terlindung dan memenuhi
persyaratan kesehatan. Sedangkan sumber air danau, sungai, mata air relatif tidak
terlindung dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
Yang dimaksud sumber air bersih yang terlindung adalah sumber air minum
keluarga yang bersumber dari sarana air bersih yang telah memenuhi persyaratan baik
biologis, kimia dan fisik (Permenkes).
Gambaran Cakupan Keluarga Dengan Akses Air Bersih di Provinsi Jawa Barat
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar III. C. 4
Cakupan (%) Keluarga dengan Akses Air Minum Berkualitas
di Kabupaten KotaProvinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 22


Cakupan Keluarga dengan Akses Air Bersih di Provinsi Jawa Barat sebesar
67,36,90 %, angka tertinggi di Kota Bogor sebesar 91,54%, dan terendah di Kota
Cimahi sebesar 7,27%, terdapat 16 kabupaten kota Cakupan Keluarga dengan Akses
Air Bersih dari cakupan provinsi.
Cakupan Keluarga dengan Akses Air Bersih tertinggi untuk wilayah kabupaten
terdapat di Kab. Sumedang (88,92 %) dan untuk kota cakupan tertinggi dicapai oleh
Kota Bogor (91,54%). Sedangkan untuk cakupan terendah wilayah kabupaten terdapat
di Kab. Karawang (21,32 %) dan untuk wilayah kota terdapat di Kota Cimahi dengan
cakupan 7,27 %.

5. Tempat Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan


Dalam upaya mengurangi risiko Tempat Tempat Umum (TTU) menjadi tempat
penularan/sumber penyakit, maka dilakukan pemantauan terhadap TTU tersebut.
Beberapa TTU yang rutin dilakukan pemantauan oleh kabupaten kota antara lain
sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana Hotel.
Gambar III. C. 5
Persentasi Tempat Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat Kesehatan
Berdasarkan Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Berdasarkan pencatatan pelaporan kabupaten kota di Jawa Barat selama tahun


2014 tercatat 38.743 buah Tempat Tempat Umum (TTU) yang terdiri dari Sarana
Pendidikan SD – SLA sebanyak 36.176 buah, sarana kesehatan (RS, dan Puskesmas)
sebanyak 1.359 buah dan Hotel sebanyak 1.208, dimana sebanyak 19.978 buah
(51,57%) diantaranya sudah dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Hal itu berarti
bahwa masih terdapat 18.765 buah ( 48,43%) TTU yang belum memenuhi syarat
kesehatan.
Cakupan Tempat Tempat Umum (TTU) tertinggi di Kota Cirebon sebesar
93,92% dan terendah di Kab Bandung sebesar 23,36%, terdapat 18 Kab/Kota (66,7%)
yang cakupannya diatas Jawa Barat yaitu : Kota Cirebon, Kab Cirebon, Kota Banjar,
Kab Majalengka, Kota Sukabumi, Kab. Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 23


Depok, Kota Bogor, Kab. Pangandaran, Kab Purwakarta, Kab Tasikmalaya, Kab.
Subang, Kab. Sukabumi, Kab. Kuningan, Kab. Karawang dan Kab Bandung Barat.
Gambar III. C. 6
Persentasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Kesehatan
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Berdasarkan pencatatan pelaporan kabupaten kota di Jawa Barat selama tahun


2014 tercatat 82.722 Tempat Pengolahan Makanan (TPM), sebanyak 38.478 buah
(46,51%) TPM sudah memenuhi syarat kesehatan. Hal itu berarti bahwa masih terdapat
44.244 buah (53,49 %) TPM lainnya yang belum memenuhi syarat kesehatan dan perlu
dilakukan pembinaan dan pengawasan.
Dari jumlah 44.244 buah TPM yang belum memenuhi syarat dilakukan
pembinaan sebanyak 26.099 buah (59,99%), hal ini masih terdapat 18.145 buah
(40.01%) tidak dilakukan pembinaan. Kemudian dari jumlah 38.478 buhan TPM yang
memenuhi syarat kesehatan yang di lakukan uji petik 7.871 buah (20,45%).

6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM
adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan.
Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial
berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.
Gambar III. C. 7
Cakupan (%) Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 24


Desa/Kelurahan yang telah melaksanakan STBM tahun 2014 di Jawa Barat
sebanyak 2.424 Desa / Kelurahan ( 40,7%,) terdapat 13 kabupaten yang cakupannya
dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu Kab.Purwakarta, Kab.Kuningan, Kota Tasikmalaya,
Kab.Karawang, Kab.Bogor, Kab.Indramayu, Kab.Sukabumi, Kota Bandung,
Kab.Ciamis,Kab.Pangandaran, Kab.Garut, Kab.Cianjur dan Majalengka, dan terdapat 6
Kab/Kota yang cakupanya 100% yaitu Kab.Tasikmalaya, Kab.Bandung Barat, Kota
Cirebon, Kota Bekasi, Kota Cimahi, dan Kota Banjar.

D. GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT


1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan masalah
kesehatan melalui pencegahan terjadinya kesakitan maupun kematian. PHBS
mengisyaratkan slogan “Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati’. Program PHBS
adalah upaya untuk pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan perilaku hidup bersih dan
sehat, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat turut menangani masalah di
bidang kesehatan serta berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
PHBS mencakup tatanan Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Tempat Umum dan
Sarana Kesehatan.
Walaupun masih dibawah target nasional, namun persentase cakupan Rumah
Tangga ber- PHBS dari tahun ke tahun menunjukan adanya peningkatan dimana pada
periode tahun 2008-2013 mengalami kenaikan dari 32,13% menjadi 49,9% tahun 2013
dan tahun 2014 mencapai 3,453.633 Rumah tangga ( 54,9%).
Gambar III. D. 1
Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih danSehat (PHBS)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 25


Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 12.956.662 rumah tangga,
dan dipantau sikap prilaku ber-PHBS sebanyak 7.209.324 keluarga (55,64%), dari
pemantauan ini ditemukan 3.671.948 keluarga (50,93%) , cakupan tertinggi di Kota
Depok mencapai 77,24% dan terendah di Kota Sukabumi 30,95%.
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga mencakup aspek-aspek sebagai
berikut, yaitu ibu bersalin oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI untuk balita, adanya
jaminan pemeliharaan kesehatan, aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok, makan
dengan gizi berimbang, ketersediaan air bersih, adanya jamban, tingkat kepadatan
hunian, lantai rumah bukan dari tanah, bebas jentik.
Hasil Riset kesehatan daerah di Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat tahun
2007 menunjukkan persentase keluarga PHBS yang tinggal diperkotaan lebih baik
(45,1%) dibandingkan dengan di pedesaan (31,1%). Berdasarkan tingkat pengeluaran
per-kapita keluarga, semakin sejahtera tingkat sosial ekonomi keluarga semakin besar
proporsi pencapaian keluarga bersih dan sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan mengurangi risiko terjadinya
kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, meningkatkan daya tahan
tubuh dengan ASI. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah raga,
mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak
merokok dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih,
jamban dan lantai mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti
diare, penyakit kulit, dll. Hingga saat ini penyakit Infeksi saluran Pernafasan dan Diare
masih merupakan penyebab kematian bayi yang cukup besar di Jawa Barat.
Hasil Susenas 2012, persentase penduduk 10 tahun keatas yang merokok di
Jawa Barat sebanyak 29,38%, yang terdiri dari umur 10-17 tahun sebanyak 2,93%,
umur 18-24 tahun sebanyak 26,36% dan diatas 25 tahun sebanyak 37,68%. Hal ini
menunjukkan bahwa Perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih
merupakan tantangan berat.

2. Umur Perkawinan Pertama


Umur perkawinan pertama mempunyai pengaruh yang besar terhadap tinggi
rendahnya tingkat fertilitas, karena panjangnya masa reproduksi berkaitan dengan umur
pertama kali perempuan melakukan pernikahan. Makin muda usia perempuan pada
perkawinan pertama maka kecenderungan untuk memiliki anak lebih banyak semakin
tinggi.
Hal ini berkaitan antara usia perempuan saat perkawinan pertama dengan
faktor risiko ibu melahirkan. Semakin muda usia perkawinan pertama, semakin besar
risiko yang dihadapi bagi keselamatan kesehatan ibu maupun bayi, secara mental
perempuan muda yang cepat menikah umumnya sangat rentan perceraian karena
emosi yang belum stabil dan belum siap untuk menjalankan rumah tangga serta belum

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 26


siap menerima pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan. Demikian pula dengan
semakin tua usia perkawinan pertama, maka risiko yang dihadapi semakin tinggi baik
pada masa kehamilan maupun pada masa melahirkan.
Pada periode tahun 2007-2013 telah dapat dilihat lebih nyata bahwa usia
perkawinan pertama pada perempuan kurang dari 15 tahun cenderung menurun
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dari 23,53% tahun 2007 menjadi
15,72% tahun 2012, disisi lain usia perkawinan diatas 19 tahun cenderung mengalami
peningkatan.
Tabel III. D.1
Penduduk Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Menikah
Menurut Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 – 2012

Usia Perkawinan Pertama 2007 2008 2009 2010 2011 2012


1. < 15 tahun 22,83 23,53 20,46 16,45 15,89 15,72
2. 16 - 18 Tahun 38,72 38,39 37,84 36,75 35,91 36,41
3. 19 – 24 tahun 31,54 30,53 33,91 36,47 38,99 38,28
4. > 25 tahun 6,91 7,55 7,79 12,07 9,21 9,60
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Suseda tahun 2007 – 2009, Susenas 2010-2012

Perkawinan umur pertama sangat muda (10-15 Tahun) banyak terjadi pada
perempuan di daerah perdesaan, pendidikan rendah, status ekonomi termiskin dan
kelompok petani/nelayan/buruh. Semakin tinggi persentase umur perkawinan pertama
pada umur dini semakin kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat
menunda umur perkawinan pertama pada umur dini.
Apabila dibandingkan per-Kabupaten/Kota rata-rata umur perkawinan pertama
dibawah kurang 15 tahun ternyata terdapat 12 Kabupaten/Kota diatas rata-rata umur
perkawinan pertama di Jawa Barat dan yang tertinggi di Kabupaten Sukabumi (28,3%)
dan terendah di Kota Cimahi (5,0%). Secara rinci dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar III. D. 2
Persentase Umur Perkawinan Pertama Kurang Sama Dengan 15 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber : Susenas 2012

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 27


BAB IV
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. UMUR HARAPAN HIDUP


Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan yang
digunakan sebagai salah satu dasar penghitugan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Umur Harapan Hidup (UHH) memberikan gambaran probabilitas umur maksimal yang
dapat dicapai seorang bayi baru lahir.
Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa, sehingga
dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Peningkatan Umur Harapan Hidup menunjukkan adanya peningkatan
kehidupan dan kesejahteraan penduduk serta meningkatnya derajat kesehatan suatu
bangsa.
Untuk dapat meningkatkan Umur Harapan Hidup bukan saja diperlukan program
pembangunan kesehatan namun diperlukan juga progam sosial lainnya seperti program
pemberantasan kemiskinan, perbalikan kualitas lingkungan hidup, kecukupan pangan dan
gizi.
Indikator Umur Harapan Hidup (UHH) tidak bisa didapatkan dari sistem pencatatan
pelaporan rutin, tetapi melalui estimasi berdasarkan data primer hasil survey atau sensus
yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Gambar IV. A.1
Kecenderungan Umur Harapan Hidup (UHH) Penduduk
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 sd 2013

Berdasarkan angka yang dipublikasikan BPS Jawa Barat, Umur Harapan Hidup
(UHH) waktu lahir di Jawa Barat selama periode 2006 sampai dengan 2014 cenderung
meningkat, yaitu dari 67.4 tahun pada 2006 menjadi 69.02 pada tahun 2014. Peningkatan
dari tahun ke tahun relatif konstan yaitu 0.2 tahun. Dengan peningkatan UHH 0.2 tahun

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 28


setiap tahunnya, berarti untuk meningkatkan satu tahun UHH waktu lahir di Jawa Barat
diperlukan waktu minimal 5 tahun.
Berdasarkan publikasi BPS 2013 capaian UHH kabupaten kota di Provinsi Jawa
Barat, untuk UHH tahun 2012 berkisar 65.5 tahun sampai dengan 73.3 tahun. UUH
tertinggi untuk kelompok kabupaten berada di Kabupaten Bekasi dengan UHH mencapai
70.1 tahun dan terendah berada di Kabupaten Cirebon dengan 65.5 tahun. Untuk
kelompok kota, UHH tertinggi terdapat di Kota Depok dengan 73.3 tahun dan terendah
dicapai kota Banjar dengan UHH 66,5 tahun.
Gambar IV. A. 2
Umur Harapan Hidup (UHH) Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sebanyak 15 kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat mempunyai UHH dibawah rata
rata Jawa Barat, yaitu Kota Cirebon, Kota Depok, Kab. Tasikmalaya, Kab.Kuningan, Kab.
Sukabumi, Kab. Ciamis, Kab. Purwakarta, Kab. Indramayu, Kab. Sumedang, Kab.
Karawang, Kab. Majalengka, Kab. Cianjur, Kab. Garut dan Kab. Cirebon.
Sedangkan dibandingkan dengan UHH Nasional, maka kabupaten kota yang sudah
melebihi UHH Nasional (69.9 tahun) hanya dicapai oleh empat kabupaten kota, yaitu oleh
satu kabupaten yaitu Kab. Bekasi dan tiga kota, yaitu Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya
dan Kota Depok.

B. MORTALITAS/ KEMATIAN
Angka kematian merupakan indikator outcome pembangunan kesehatan. Angka
kematian dapat menggambarkan seberapa tinggi derajat kesehatan masyarakat di suatu
wilayah.
Pada dasarnya penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung,
walaupun dalam kenyataannya terdapat interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi
terhadap tingkat kematian di masyarakat.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 29


Berbagai faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian, baik langsung maupun
tidak langsung, antara lain dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan
hidup, upaya pelayanan kesehatan dan lain-lain.
Di Provinsi Jawa Barat beberapa faktor penyebab kematian perlu mendapat
perhatian khusus, diantaranya yang berhubungan dengan kematian ibu dan bayi yaitu
besarnya tingkat kelahiran, umur masa paritas, jumlah anak yang dilahirkan serta penolong
persalinan.
Indikator kematian yang paling sering digunakan adalah Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita (Akaba). Indikator kematian tersebut
tidak dapat dihasilkan dari sistem pencatatan pelaporan rutin, namun berasal dari
perhitungan yang dilakukan oleh BPS.
1. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama yang
berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal dan neonatal.
Gambar IV. B. 1
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2003 sd 2012

Sumber : SDKI dan BPS Jawa Barat

AKB menggambarkan besarnya risiko kematian bayi (<1 tahun) dalam 1000
kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan international AKB merupakan indikator yang
menggunakan konsep rate, meskipun dalam kenyataannya hanya ratio.
Berdasarkan publikasi BPS, AKB Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2003 sampai
dengan 2009 cenderung mengalami penurunan. Selama periode 2003 s/d 2009 AKB
berhasil diturunkan sebesar 6.5 poin (range 42.5 – 36/1000 kelahiran hidup). Berarti di
Provinsi Jawa Barat rata rata AKB turun sebesar 1 point setiap tahunnya.
Untuk AKB 2013, BPS melakukan publikasi berdasarkan SDKI 2012, di mana
Provinsi Jawa Barat mempunyai AKB sebesar 30/1000 kelahiran hidup. Dibandingkan
AKB 2009, maka terjadi penurunan sebesar 6 poin, yaitu dari 36/1000 kelahiran hidup
menjadi 30/1000 kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 30


Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, di Provinsi Jawa Barat tahun 2014
terdapat 3.937 kematian bayi, menurun 129 orang dibanding tahun 2013 yang tercatat
sebanyak 4.803 kematian bayi. Range pelaporan kematian bayi periode 2009 s/d 2014
antara 3.979 - 5719 kematian bayi, dengan rata rata 4.788/tahun.
Gambar IV. B. 2
Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009 sd 2014

Proporsi Kematian Bayi pada tahun 2014 menurun 0,11 poin dibanding tahun
2013, dari 4.108 kematian bayi diantara 943.962 kelahiran hidup (4,3/1000), menjadi
3.982 kematian bayi diantara 950.541 kelahiran hidup (4,19/1.000).
Dari Kematian bayi sebanyak 3.982 orang, sebanyak 3.240 bayi berasal dari
Bayi baru lahir usia 0-28 hari sebanyak ( 81,37%), dengan demikian disarankan dalam
penangan AKB lebih di fokuskan pada Bayi Baru Lahir. Angka Kematian Bayi sebesar
4,19/1000, sudah melampaui target MDGs yang pada tahun 2015 harus sudah
mencapai 17 bayi per kelahiran hidup.
Gambar IV. B. 3
Angka Kematian Bayi* Per 1.000 Kelahiran Hidup
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

*Metode Perhitungan Langsung (Matematika)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 31


Lima kabupaten/kota dengan proporsi kematian bayi tertingggi terdapat di Kota
Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya dan
Kabupaten Tasikmalaya.

2. Angka Kematian Balita


Interpretasi Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian balita umur 0-5
tahun diantara 1000 kelahiran hidup. Sama halnya dengan Angka Kematian Bayi,
Angka Kematian Balita dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan hasil SDKI 2012 Angka Kematian Balita di Jawa Barat adalah
sebesar 38/1000 kelahiran hidup, lebih besar dari Jogyakarta (30/1000 KH), DKI
Jakarta (31/1000 KH) dan Jawa Timur (34/1000 KH). Angka Kematian Balita SDKI 2012
hanya merepresentatifkan provinsi.
Gambar IV. B. 4
Jumlah Kematian Balita Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Berdasarkan laporan 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, terdapat 14 (empat


belas) kabupaten kota dengan jumlah kematian balita di atas rata-rata provinsi yaitu
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Kuningan, kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, dan Kota Tasikmalaya.
Kabupaten dengan penemuan kematian balita tertinggi 2014 adalah Kabupaten
Sukabumi 434 kematian dan terendah adalah Kabupaten Pangandaran 52 kematian.
Sedangkan untuk kategori kota, Kota Tasikmalaya merupakan kota dengan pelaporan
kematian balita tertinggi yaitu sebesar 169 kematian. Terendah Kota Banjar dengan 44
kematian balita.

3. Angka Kematian Ibu


Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 32


masa nifas di antara 100 ribu kelahiran hidup dalam satu wilayah pada kurun waktu
tertentu.
Sama halnya dengan Angka Kematian Bayi dan Balita, AKI tidak dapat
dihasilkan dari pelaporan rutin tetapi merupakan hasil perhitungan BPS. Berikutnya
perkembangan AKI berdasarkan beberapa hasil studi dan survey yang dilakukan oleh
Institusi Pendidikan dan BPS.
Gambar IV B. 5
Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI)
Tahun 1994 – 2015
(Dalam 100.000 Kelahiran Hidup)

Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia secara Nasional dari tahun 1994 sampai
dengan tahun 2007. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia
sebesar 228 per 100.000 KH. Sementara target Millennium Development Goal (MDG)s
menargetkan AKI tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 Kelahiran.
Angka kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2014 sebesar 73 per 100.000 KH, jika
dibandingkan dengan proporsi AKI tahun 2015 yang ditagetkan maka AKI di Provinsi
Jawa Barat sudah berada di bawah target nasional tahun 2015.
Tabel IV. B. 1
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
di Provinsi Jawa Barat

Penelitian / Survei Tahun AKI

Penelitian & pencatatan di 12 RS 1977 – 1980 370


Penelitian UNPAD si Ujungberung 1978 – 1980 170
SKRT 1980 150
UNPAD di Kab Sukabumi 1982 450
SKRT 1986 450
SKRT 1992 425
SDKI 1994 390
SKRT 1995 373
BPS Provinsi Jawa Barat 2003 321,15
SDKI 2007 228
SDKI 2012 2012 359

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 33


Di Jawa Barat secara parsial sejak tahun 1977 sudah dilaksanakan beberapa
pencatatan di 12 RS di Jawa Barat (1977-1980), Studi Unpad di Ujung Berung (studi
dan survey untuk mendapatkan gambaran Angka Kematian Ibu (AKI). Yaitu penelitian
1978-1980) dan Kabupaten Sukabumi (1982) serta AKI Nasional hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang di publikasikan BPS.
Dari hasil studi dan survey tersebut gambaran AKI di Jawa Barat sejak tahun
1977 sampai dengan 2012 berkisar antara 150 sampai dengan 450/100.000 kelahiran
hidup. AKI tertinggi didapatkan berdasarkan SKRT 1986 dan Studi Unpad di Kab.
Sukabumi yang mencapai 450/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI terendah
didapatkan dari SKRT 1980 yaitu sebesar 150/100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 dan 2012, AKI Nasional menunjukan
adanya kenaikan yang sangat besar, yaitu dari 228/100.000 KH menjadi 359/100.000
KH.
Tabel IV. B. 2
Banyaknya Kelahiran dan Angka Kematian Ibu
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Survey AKI 2003

Pada umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan (60,87%), waktu
nifas (30,43%) dan waktu hamil (8,70%). Hal ini sejalan dengan data mengenai jumlah
kematian ibu dari laporan sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau dari sudut
pendidikannya, maka diduga terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan perempuan
dengan besarnya Angka Kematian Ibu, seperti di daerah Pantura dimana AKI-nya tinggi
dimana ternyata perempuan berumur 10 tahun ke atas yang tidak bersekolah mencapai
15,53%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota tahun 2014 Jumlah kematian
ibu maternal yang terlaporkan sebanyak 748 orang (78,63/100.000), dengan proporsi
kematian tertinggi di Kota Tasikmalaya 215,98/100.000 dan terendah Kota Bogor
30,41/100.000.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 34


Gambar IV. B. 6
Proporsi Kematian Ibu Maternal * Per 100.000 di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

*Metode Perhitungan Langsung (Matematika)

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2014 jumlah kematian ibu


maternal yang terlaporkan sebanyak 748 orang, tertinggi terdapat di Kabupaten Bogor
dan Kabupaten Karawang dan terendah di Kota Cirebon dan Kota Banjar.

Gambar IV. B. 7 Gambar IV. B. 8


Jumlah Kematian Ibu Hamil, Nipas, Jumlah Kematian Ibu Hamil, Nipas,
Bersalin di Provinsi Jawa Barat, Tahun Bersalin Menurut Golongan Umur di
2014 Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014

Kematian ibu sebanyak 748 orang terjadi pada Ibu Hamil 191 orang (25,53%),
Ibu Bersalin 249 orang (33,29%) dan Ibu Nipas sebanyak 308 orang (41,18%) pada
kelompok umur < 20 Th sebanyak 79 orang (10,56%), kelompok umur 20-34 th
sebanyak 476 orang (63,64%) dan > 35 th sebanyak 193 orang (25,80%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 35


Tabel IV. B. 3
Penyebab Kematian Pada Persalinan Secara Langsung dan
Tidak Langsung di Provinsi Jawa Barat

Penelitian tahun 2003 yang dilakukan oleh BPS, tidak mengungkapkan


penyebab kematian ibu maternal itu sendiri tetapi pola penyebab kematian pada
persalinan tercantum pada tabel IV.B.3. Penyebab kematian secara langsung pada
persalinan dengan komplikasi adalah perdarahan, pre-eklamsia dan eklamsia, infeksi
jalan lahir serta emboli, robekan jalan lahir, septik aborsi.
Gambar IV. B. 9
Perbandingan Penyebab Kematian Ibu
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2003-2008
100
90 17.99
80 39.67 36.25 39.75 36.32
70 13.60
60 9.62
10.65 20.00
50 18.88 7.47 14.91
40 5.48 6.06 5.00
30 58.79
20 45.63 39.29 38.68
35.97
10
0
2003 2004 2005 2007 2008
Perdarahan Infeksi Eklampsia Lain-lain

Penyebab tidak langsung tingginya AKI adalah faktor pendidikan ibu yang
rendah, status gizi ibu yang kurang serta terlalu muda usia ibu pada saat hamil.
Berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan, penyebab langsung kematian ibu
maternal diklasifikasikan menjadi perdarahan, infeksi, eklampsia (tekanan darah tinggi)
dan lain-lain. Perdarahan merupakan penyebab paling utama, diikuti dengan eklampsia.
Selengkapnya data penyebab kematian ibu maternal di provinsi Jawa Barat dari tahun
2003-2008 diperlihatkan pada gambar IV.B.9 diatas.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 36


4. Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar (AKK) dapat digunakan sebagai petunjuk umum status
kesehatan masyarakat, yang secara tidak langsung menggambarkan kondisi
lingkungan ekonomi, fisik dan biologis. AKK menjadi dasar penghitungan laju
pertambahan penduduk, walaupun penilaian yang diberikan secara kasar dan tidak
langsung.
Menurut BPS Provinsi Jawa Barat, perkiraan tingkat kematian tahun 2000-2005
untuk perempuan berkisar sebesar 20,59 dan laki-laki 20,19.
Kecenderungan penurunan AKK di Provinsi Jawa Barat dari tahun 1971 hingga
1995 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar IV. B. 10
Angka Kematian Kasar Nasional dan Provinsi Jawa Barat
Tahun 1971 – 1995

20
15
10
5
0
1971-1980 1980-1995 1985-1990 1990-1995
(BPS) (SUPAS) (SUPAS) (ESTIMASI)
NASIONAL 16.7 9.1 7.9 7.5
JAWA BARAT 13.57 11.32 9.2 8.4

C. MORBIDITAS
1. Diagnosa Penyakit di Pelayanan
Berdasarkan laporan SP3 2014 di Jawa Barat, puskesmas telah berhasil
menetapkan diagnosa penyakit sebanyak 16.560.970 orang yang berobat ke
Puskesmas, dengan rata rata setiap puskesmas telah menegakan diagnosa penyakit
sekitar 15.772 orang.
Dalam 20 Besar penyakit yang didiagnosa di Puskesmas memberikan
gambaran bahwa Kelompok diagnosa penyakit yang paling sering ditegakkan adalah
lnfeksi Saluran Pernafasan Akut (27.40%), disusul Penyakit sistem pencernaan 14,84
%, Penyakit system Muskuloskeletal dan jaringan ikat (10,63%) dan terakhir Penyakit
Infeksi Virus dengan Lesi Kulit dan Membran Mukosa (0.67 %).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 37


Gambar IV.C.1
20 Besar Kelompok Diagnosa Penyakit yang berobat di
Puskesmas Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

2. Gambaran Penyakit Menular


Gambaran beberapa penyakit menular yang berjangkit di provinsi Jawa Barat,
antara lain sebagai berikut :
a. Penyakit Menular Bersumber Binatang
1) Malaria
Penyakit Malaria mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
angka kesakaitan dan kematian ibu, balita dan ibu melahirkan, pada tahun 2014
sistem pencatatan Malaria menggunakan e – SISMAL dimana data penemuan
ACD, PCD dan lain-lain hanya meliputi kasus Malaria positif saja. Sehingga
pemeriksaan sediaan darah turun tajam jika dibandingkan dengan cakupan
sebelum tahun 2014, keadaan ini tergambar pada tabel dan grafik dibawah ini :

Tabel IV.C.1
Proporsi Suspek Penderita Malaria Klinis Yang Diambil Sediaan Darah
Malaria di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010 – 2014

ACD PCD Lain-lain


Tahun Jumlah
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
37.287 3.132 1.199
2010 41.618
(89,59%) (7,53%) (2,88%)
32.398 4.537 2.387
2011 39.322
(82,39%) (11,54%) (6,07%)

30.016 2.983 1.168


2012 34.174
(87,85%) (8,73%) (3,42%)

27.855 3.194 281


2013 31.267
(89,08%) (22,23%) (0,90%)

161 271 787


2014 1.219
(13,21%) (53,14%) (64,56%)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 38


Dari tabel diatas dilihat adanya kesenjangan antara data tahun 2010 s/d
2013 dengan data tahun 2014. Angka parasite rate pada tahun 2014 sebesar 41
% dari 1.219 sediaan darah dengan lokasi pemeriksaan di 22 Kab/Kota. Terdapat
19 Kabupaten kota dengan Hasil pemeriksaan sediaan Darah Malaria 100 %
positif yaitu : Kab Sukabumi dengan pemeriksaan 170 sampel, Kota Cimahi 22
sampel, Kota Bandung 19 sampel, Purwakarta 10 sampel, Pangandaran 9
sampel, Kota Bekasi 9 sampel, Kota Sukabumi 8 sampel, Kota Depok 8 sampel,
Kota Tasikmalaya 8 sampel, Kab Cirebon 7 sampel, Kab Sumedang 7 sampel,
Kab. Bogor 6 sampel Cianjur 4 sampel, Kab. Bandung 4 sampel, Ciamis 3
sampel, Kuningan 2 sampel, Karawang 2 sampel , Kota Bogor 2 sampel, Kab
Subang 1 sampel, dan Kabupaten Garut dari 74 sampel positif 72 Sediaan
darah (72 %), Kota Tasikmalaya dari 213 sampel, positif 123 (58%) serta Kota
Cirebon dari 631 sampel sediaan darah, Positif 0 (0%). Angka kematian Malaria
terjadi di Kab Bogor dari 6 penderita supek malaria meninggal 1 orang (CFR
17%).
Gambar IV.C.2
Parasit Rate (PR) Malaria
di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2014

Angka kejadian kasus Malaria (Annual Parasit Insiden) pada tahun


2014 per seribu penduduk di Provinsi Jawa Barat sebesar 496 kasus positif,
dengan sebaran kasus malaria tersebar di 22 Kabupaten/Kota yang pada
umumnya tidak memiliki desa reseftif (desa dengan lingkungan masih terdapat
tempat perindukan vektor), sehingga kasus tersebut dipandang sebagai kasus
impor, adapun wilayah terjangkit malaria yang masih mempunyai desa reseftif
terdapat di Kab Tasikmalaya (API = 0,238%o), Garut (API = 0,406%o),
Pangandaran (API = 0,748%o), dan Kab Sukabumi (API = 0,565%o) dengan
kasus sebanyak 374 penderita. Berikut kecendrungan/tren Insiden Kejadian
malaria daerah reseftif Jawa Barat seperti pada gambar dibawah ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 39


Gambar IV.C.3
Annual Parasit Insiden (API) Malaria per 1000 penduduk
di Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 1997 – 2014

Desa kasus tinggi (HCI ) dengan angka kesakitan > 5 % baik jumlah
kabupaten, kecamatan maupun desa dari tahun ke tahun berfluktuatif, pada
tahun 2010, 2011 dan 2012 wilayah yang terdapat desa endemis tinggi ada di 2
kabupaten, dimana pada tahun 2010 terdapat di 2 desa 2 kecamatan, pada
tahun 2011 terdapat 4 desa 2 kecamatan, dan pada tahun 2012 terdapat 5 desa
4 kecamatan, pada tahun 2013 satu desa HCI yaitu di desa Mandalakasih
Kecamatan Pameumpeuk Kabupaten Garut. Pada tahun 2014 ada dua desa HCI
yaitu di desa Mandalakasih Kabupaten Garut dan desa Pasirmukti di Kabupaten
Tasikmalaya.
Gambar IV.C.4
Sebaran Angka Kejadian Penyakit Malaria di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 dan 2014

Berdasarkan capaian API/1000 penduduk, penyakit Malaria di Jawa


Barat selama 10 tahun terakhir (2010 – 2014) relatif terkendali, dapat ditekan
dibawa 1/1000 penduduk.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 40


2) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah penderita penyakit DBD di Provinsi Jawa Barat tahun 2014
mencapai 19.138 kasus. lebih rendah dibanding tahun 2013 (23.118 kasus).
demikian juga dengan risiko kejadian DBD di Provinsi Jawa Barat mengalami
penurunan dari 50.5/100.000 penduduk menjadi 39.3/100.000 penduduk.
Gambar IV.C.5
Angka Kejadian dan Angka Kematian Penyakit DBD
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2014

Meskipun pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat mengalami


penurunan angka kejadian DBD, namun angka tersebut bersifat fluktuasi ada
kemungkinan tahun berikutnya akan meningkat cukup signifikan jika kita
mengabaikan strategi pemberantasan DBD yang konfrehensif.
Untuk mengetahui perbandingan kabupaten kota di Jawa Barat pada
tahun 2013-2014 yang berkontribusi besar terhadap angka kejadian DBD dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar IV.C.6
Angka Kejadian (IR/100.000) Penyakit DBD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Angka kejadian DBD di wilayah kabupaten dengan kota menunjukan


perbedaan yang relatif besar, dimana angka kejadian DBD di kota menunjukan
angka yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan bahwa daerah perkotaan mempunyai
karakteristik transportasi yang baik, jumlah penduduk, dan pemukiman yang

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 41


padat, merupakan pusat pendidikan, Pusat Pemerintahan, Pusat ekonomi dan
perdagangan sehingga dimungkinkan lebih besar pertukaran virus Den1, Den 2,
Den 3, dan Den4 antar manusia sebagai penyebab terjadinya kesakitan DBD,
DB dan DSS.
Angka Kesakitan DBD tahun 2014 ini Terdapat 12 kabupaten/Kota
dengan angka kesakitan diatas Angka Jawa Barat (41,3/100.000) yaitu : Kota
Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota
Banjar Kota Bogor, Kab.Subang, Bandung Barat, Kota Depok, Kuningan dan
Kab. Sumedang, dari 12 kabupaten/kota tersebut 2 diantaranya masih dibawah
Target Nasional yaitu < 51/100.000 penduduk, yaitu Kab.Kuningan dan
Kab.Sumedang.
Angka kejadian DBD tertinggi pada kelompok kabupaten terjadi di
Kabupaten Subang (70.32/100.000), pada kelompok kota terjadi di Kota
Sukabumi (219.49/100.000). Sedangkan angka kejadian terendah kelompok
kabupaten terjadi di Kabupaten Pangandaran (3.43/100.000) dan terendah pada
kelompok kota terjadi di Kota Bekasi (32.70/100.000).
Dibandingkan dengan 2013, pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat
terdapat 5 kabupaten kota dengan angka kejadian DBD meningkat, yaitu Kab.
Kuningan, Kab. Sukabumi, Kab. Bogor, Kab. Ciamis, Kab. Garut, Kab.
Indramayu, dan Kota Sukabumi.
Secara keseluruhan Insiden Rate DBD tahun 2014 Menurun akan
tetapi Angka kematian (CFR) lebih tinggi dibanding dengan CFR tahun 2013,
yaitu dari 0.70% menjadi 0.98%. Sehingga dari sisi tatalaksana kasus DBD di
sarana pelayanan kesehatan maupun di masyarakat harus lebih di intensifkan.
Gambar IV.C.7
Angka Kematian (CFR %) Penyakit DBD
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2013 – 2014

Peningkatan angka fatalitas (CFR) DBD tahun 2014 terjadi di 14


kabupaten/kota yaitu Kab. Indramayu, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kab.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 42


Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Sukabumi, Bandung Barat, Kota Cirebon,
Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kota Depok dan
Kota Bandung dan kasus CFR tertinggi terjadi di Pangandaran (7,7%) yang
merupakan Kabupaten pengembangan baru yang sebelumnya termasuk dalam
wilayah Kab. Ciamis.
Kabupaten/kota dengan angka fatalitas lebih tinggi dari batas toleransi
< 1 % terdapat di 13 Kabupaten/Kota yaitu : Kab Pangandaran, Indramayu,
Cirebon, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kab. Bogor, Kota Banjar, Kab. Ciamis, Kab.
Sumedang, Kab.Tasikmalaya, Kab. Sukabumi, Kab. Majalengka, dan Kota
Bogor.
Angka kematian tertinggi terjadi di Kabupaten Pangandaran dengan
7.7% dan Kabupaten/Kota bebas kematian Terdapat di 3 kabupaten kota, yaitu
Kab. Garut, Kab. Purwakarta dan Kota Cimahi.
Gambar IV.C.8
Pola Penyakit DBD Berdasarkan Rata Rata Kasus Tahun 2009 - 2014
di Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan pola penyakit DBD tahun 2009 – 2014 di Jawa Barat


mendapatkan gambaran bahwa kasus terendah terjadi pada bulan November
dan akan terus meningkat hingga puncaknya pada bulan Januari, hal ini sangat
dimaklumi karena curah hujan yang tinggi, terbentuknya tempat perindukan
nyamuk, serta suhu udara yang mendorong prercepatan perkembangbiakan
nyamuk. Dalam pola ini ternyata dari Januari hingga juni kasus relatif stabil tidak
terjadi penurunan, ini menunjukkan kurang intensifnya program pemberantasan
dan pengendalian nyamuk di tahun 2014, sehingga perlu langkah-langkah
strategis untuk mempercepat penurunan insiden kasus DBD dengan harapkan
tidak terjadi out breack di tahun 2016 dan untuk tahun 2015 diasumsikan kasus
DBD akan meningkat di bulan Januari s/d Juni.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 43


Diupayakan ada penanggulanan Sebelum Musim Penularan yang
harus dilaksanakan pada bulan Nopember 2015 untuk mengantisipasi Musim
penularan yang akan di mulai bulan Desember dan puncaknya Januari 2016
paling tidak melakukan Gerakan Bulan Bakti PSN (Bulan Bakti Gerakan 3 M).

3) Rabies
Situasi Rabies di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus menunjukkan
adanya penurunan, namum belum dapat dinyatakan menjadi daerah bebas
secara epidemiologi, walaupun Menteri Pertanian telah menyatakan bahwa Jawa
Barat babas rabies melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 566/Kpts/
PD.610/10/2004, tentang Pernyataan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta,
Banten dan Jawa Barat bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies), tanggal 6
Oktober 2004.
Perlu penegakan UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular dan UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta
sosialisasi UU No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sehingga kegiatan pengendalian
rabies dapat berjalan optimal. Dan pada tahun 2011 telah dibentuk Tim
koordinasi Zoonosis Jawa Barat.
Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di Provinsi Jawa
Barat selama kurun waktu 2005-2013 sebanyak 4.426 kasus dengan ratrat
pertahun sebesar 491 kasus gigitan. Dari 491 kasus gigitan HPR terdapat 15
Kasus kematian rabies (Lyssa) , yang tersebar di 5 Kabupaten yaitu Kab. Garut
dengan 6 kematian, Kab. Sukabumi dengan 6 kematian, Kab. Tasikmalaya, Kab.
Ciamis, Kab. Cianjur masing masing dengan 1 kematian. Dengan tahun kejadian
pada tahun 2005 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2006 sebanyak 2 kasus, pada
tahun 2007 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 3 kasus. Pada tahun
2009 sebanyak 0 kasus dan tahun 2010 sebanyak 1 orang kasus, pada tahun
2011 0 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 2 kasus dan sampai dengan 2014
tidak ditemukan kasus yang positif hasil pemeriksaan lyssa.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 44


Tabel IV.C.2
Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
di Provinsi Jawa Barat tahun 2005-2014
P ENDERITA K AB DENGAN KEMATIAN
NO T AHUN L YSSA
GIGITAN RABIES

1 2005 389 1 Kab. Garut (1)


Kab. Tasikmalaya (1)
2 2006 453 2
Kab. Garut (1)
3 2007 528 1 Kabupaten Ciamis (1)
Kab. Cianjur (1)
4 2008 619 3
Kab. Sukabumi (2)
5 2009 388 2 Kab. Garut (2)
Kab. Garut (2)
6 2010 573 4
Kab. Sukabumi (2)
7 2011 549 0 -
8 2012 528 2 Kab. Sukabumi (2)
9 2013 399 0 -
10 2014 539 0 -

4) Flu Burung (Avian Influenza-AI)


Kasus Flu Burung di Provinsi Jawa Barat cenderung terjadi secara
sporadik, secara bergantian setiap tahun kabupaten kota yang berbeda
melaporkan adanya kejadian kasus Flu Burung. Meskipun demikian wilayah
kabupaten kota perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi DKI Jakarta
relatif selalu melaporkan penemuan kasus Flu Burung setiap tahunnya.
Pada tahun 2012 kasus Flu Burung dilaporkan terjadi di dua
kabupaten yaitu Kab. Bogor dan Kab. Karawang dengan CFR 100%. Pada
tahun 2013 kejadian Flu Burung di dua kabupaten kota yaitu Kab. Bekasi dan
Kota Bekasi, dengan jumlah kasus yang lebih tinggi yaitu 3 kasus dan CFR
100%. Situasi kasus Flu Burung pada manusia tahun 2014 sebanyak 4 kasus
suspek dan tidak ditemukan kasus positif , kasus suspek ditemukan di Kota
bekasi (3 suspek) dan Kab. Bogor (1 suspek). Upaya yang dilakukan adalah
penatalaksanaan kasus dan penyelidikan epidemiologi di wilayah sekitar kasus
akan tetapi perlu diwaspadai dengan cermat mengingat kasus Flu Burung pada
unggas di Jawa Barat pada tahun 2014 ini ditemukan di 52 desa, 37
kecamatan dan 11 Kabupaten/ Kota.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 45


Tabel IV.C.3
Distribusi Penemuan Kasus Flu Burung pada manusia di Provinsi Jawa
Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2005 – 2014

No Kab / Kota Suspect Konfirmasi Jml M CFR


Kasu (%)
P M CFR P M CFR
s
(%) (%)
1 Kab. Bogor 7 2 28.6 2 2 100 9 4 44.4
2 Kab. Sukabumi 2 1 0 0 0 0 2 1 50
3 Kab. Cianjur 3 0 0 0 0 0 3 0 0
4 Kab. Bandung Brt 11 0 0 3 2 0 14 2 14
5 Kab. Bandung 30 3 10.0 2 2 0 32 5 15.6
6 Kab. Sumedang 14 0 0.0 3 2 0 17 2 12
7 Kab. Garut 47 4 9 5 4 0 52 8 15
8 Kab. Tasikmalaya 0 0 0 1 1 100 1 1 100
9 Kab. Ciamis 1 0 0 0 0 0 1 0 0
10 Kab. Kuningan 1 0 0.0 0 0 0 1 0 0
11 Kab. Cirebon 6 1 16.6 0 0 0 6 1 17
12 Kab. Majalengka 2 0 0 0 0 0 2 0 0
13 Kab. Indramayu 19 1 5.3 4 3 75.0 23 4 17.4
14 Kab. Subang 6 3 0 1 1 100 7 4 57
15 Kab. Purwakarta 4 0 0.0 0 0 0 4 0 0.0
16 Kab. Karawang 3 0 0.0 3 3 100 6 3 50.0
17 Kab. Bekasi 30 3 10 5 5 100 35 8 23
18 Kota Bogor 4 1 25 2 2 100 6 3 50
19 Kota Sukabumi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kota Bandung 31 6 19.4 2 1 50 33 7 21
21 Kota Cirebon 4 0 0 0 0 0 4 0 0
22 Kota Bekasi 31 6 19.4 13 11 83.3 44 96 37
23 Kota Depok 4 2 50 6 6 100 10 8 80
24 Kota Tasikmalaya 4 0 0 0 0 0 4 0 0
25 Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Kota Cimahi 2 1 50 0 0 0 2 1 50
Kab.
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pangandaran
Jumlah 266 34 12.8 52 45 86.5 318 81 25.5

Di lihat dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah suspek kasus flu
burung di Jawa Barat dari tahun 2005 – 2014 sebanyak 266 kasus dengan 34
meninggal yang terdapat di 23 kabupaten/kota dan kasus Positif sebanyak 52
kasus dengan 45 meninggal (CFR 86,5%) yang terdapat di 14 Kabupaten/Kota.
dengan kejadian tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebanyak 22 kasus.
Angka kematian penyakit Flu Burung Untuk dua tahun terakhir yaitu
tahun 2012 dan 2013 angka kematian Flu Burung bahkan selalu 100%. Artinya
setiap kasus Flu Burung dipastikan meninggal.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 46


Tingginya angka kematian tersebut antaran lain disebabkan deteksi
dini kasus Flu Burung masih lemah, kasus ditemukan terlambat, dan terlambat
dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang semestinya.
Gambar IV.C.9
Angka Kematian (CFR %) Kasus Flu Burung
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2013

cenderung terjadi secara sporadik, secara bergantian diperlihatkan dengan


setiap tahun kabupaten kota yang berbeda melaporkan adanya kejadian kasus.
Meskipun demikian wilayah kabupaten kota perbatasan Provinsi Jawa Barat
dengan Provinsi DKI Jakarta selalu melaporkan penemuan kasus Flu Burung
setiap tahunnya.
Pada tahun 2012 kasus Flu Burung dilaporkan terjadi di dua kabupaten
yaitu Kab. Bogor dan Kab. Karawang dengan CFR 100%. Pada tahun 2013
kejadian Flu Burung terjadi di dua kabupaten kota yaitu Kab. Bekasi dan Kota
Bekasi, dengan jumlah kasus yang lebih tinggi yaitu 3 kasus dan CFR 100%.
Gambar IV.C.10
Sebaran Kasus Flu Burung
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 47


5) Anthraks
a) Jumlah kasus Anthraks berdasarkan tahun Kabupaten/Kota dan
Pengobatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 2014.
Tabel IV.C.4
Jumlah Kasus Anthraks di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 – 2014

Penderita
Kabupaten/ Pengo-
No Tahun Kuli Pencer Resiko Sembuh
Kota batan
t - naan tertular
Kab. Bogor 1 - - - 1
1 2006
Kota Depok 8 - 13 - 7
2 2007 Kab. Bogor 3 - - - 3
3 2008 Kab. Bogor 9 - - - 9
4 2009 Kab. Bogor 2 - - - 2
5 2010 - - - - - -
6 2011 - - - - - -
7 2012 - - - - - -
8 2013 - - - - - -
9 2014 - - - - - -

b) Distribusi kasus Anthraks berdasarkan kab/kota tahun 2006-2014.


Tabel IV.C.5
Jumlah Kasus Anthraks Kabupaten/Kota Tahun 2006 – 2014

No Tahun Kab/Kota Kasus Mati CFR (%)


Kab. Bogor 1 0 0
1 2006
Kota Depok 8 1 12.5
2 2007 Kab. Bogor 3 0 0
3 2008 Kab. Bogor 9 0 0
4 2009 Kab. Bogor 2 0 0
5 2010 - - - -
6 2011 - - - -
7 2012 - - - -
8 2013 - - - -

9 2014 - - - -

Dilihat dari tabel diatas penemuan kasus anthraks Tahun 2006


terdapat di Kota Depok dengan jumlah kasus 8 orang, 1 orang meninggal (CFR
: 12,5%) sedangkan di Kab. Bogor dilaporkan 1 orang tanpa adanya kematian.
Tahun 2007 terdapat di Kab. Bogor dengan jumlah kasus sebanyak 3 orang
tanpa ada kematian. Tahun 2008 terdapat di Kab. Bogor sebanyak 9 kasus
tanpa ada kematian. Tahun 2009 terdapat 2 laporan kasus Antraks di
Kabupaten Bogor dan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tidak

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 48


ditemukan kasus antraks di kabupaten/kota, tetapi perlau dilakukan
pengamatan secara terus menerus terhadap daerah kantong antrak tersebut.

6) Pes
Pengamatan Penyakit Pes secara aktif dilakukan di daerah tertular
pes yaitu di Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.
Pengamatan dilakukan sejak tahun 2005 sampai dengan 2008 dengan hasil
negative baik pada rodent maupun pinjal. Untuk kasus Pes selama tahun 2009
sampai 2014 tidak ada laporan dari daerah endemis.

7) Leptospirosis
Penanggulangan Leptospirosis di Jawa Barat masih bersifat pasif di
sarana pelayanan kesehatan dan belum ditunjang dengan sarana pemeriksaan
(laboratorium), sehingga belum diketahui hasil yang menggambarkan situasi
daerah risiko tertular. Daerah tertular Leptospirosis di Provinsi Jawa Barat yang
masih melakukan survey yaitu di Kab. Bekasi dan dilaporkan hasil pengamatan
pada tahun 2007 terdapat 7 kasus postif Leptospirosis. Pada tahun 2010
dilaporkan terdapat 1 kasus di Kota Cimahi, kejadian itu sekitar daerah pasar
Caringin paska banjir. Pada tahun 2011 ditemukan 29 kasus leptospirosis yang
berasal dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kab. Tasikmalaya dan Kab.
Garut dengan kematian 4 orang (CFR = 13,79%). Sedangkan pada tahun 2012
ditemukan 2 kasus positif leptospirosis di Kota Bandung dan Cimahi. Pada
tahun 2013 ditemukan 1 kasus positif leptospirosis dan 1 suspek leptospirosis
di Kab. Bandung. Pada tahun 2014 ditemukan 1 suspek leptospirosis di Kota
Cirebon, kasus tidak dilakukan konfirmasi laboratorium karena tidak memiliki
sarana pemeriksaan laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan
leptospirosis.

8) Filariasis
Kasus kronis Filariasis di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 terbanyak
57 orang tersebar di 14 kab Kota meliputi : Bandung Barat 13 orang, Kab.
Subang 10 orang, Kab Bekasi 7 orang, Kab. Karawang 4 orang, Kab Bandung
4 orang , Kab. Kuningan 4 orang, Kab. Ciamis 3 orang, Kab. Garut 3 orang,
Kab Sukabumi 2 orang, Kab. Tasikmalaya 2 orang, Kota Depok 1 orang, Kab
Bogor 1 orang, Kab. Pangandaran 1 orang, dan Kab Purwakarta 1 orang.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 49


Gambar IV.C.11
Kumulatif Filariasis Kronis Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Kejadian penyakit Filaria tahun 2002 s.d. 2014 telah terjadi 3 kali KLB
(2005, 2009, 2013) secara kumulatif telah tercatat sebanyak 1.003 penderita,
pada tahun 2005 terjadi peningkatan kasus dari 47 kasus di tahun 2004
menjadi 105 kasus pada tahun 2005, kemudian sampai tahun 2008 mengalami
fluktuasi dengan kasus antara 69 – 87 orang, dan tahun 2009 kembali terjadi
out break dengan kasus tercatat sebanyak 134 orang dan terdapat kematian
sebanyak 3 orang. Kemudian berfluktuasi hingga tahun 2012 dengan kasus
antara 37 – 85 orang, akan tetapi tahun 2013 meningkat tajam mencapai 138
kasus dan pada tahun 2014 ini kembali menurun dengan kasus 57 orang.
Gambar IV.C.12
Kumulatif Filariasis Kronis di Provinsi
Jawa Barat Tahun 2002-2014

Pada tahun 2014 dilaksanakan survei darah jari malam hari di 5


Kabupaten/Kota yaitu Kab. Subang, Kab. Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab.
Majalengka dan Kota Bekasi, mencakup 22 Desa/Kelurahan dengan jumlah
sampel sebanyak 7.422 orang, dengan hasil keseluruhan ditemukan 4 kasus
positif (MF Rate 0,05) yang berasal dari Kelurahan Jati Ranggon (MF 0,3) dan
Jati Karya (MF 1) semuanya dari Kota Bekasi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 50


Tabel IV.C.6
Survai Mikro Filaria
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Jumlah
Sam MF
No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan Pos
pel Rate
(+)
SDJ
1 Kab. Subang Pamanukan 1 Ranca Hilir 215 0 0
2 Bongas 125 0 0
2 Kab. Bandung Marga Asih 3 Margaasih 500 0 0
4 Majalaya 500 0 0
5 Katapang 500 0 0
6 Cicalengka 500 0 0
7 Cileunyi 500 0 0
8 Arjasari 500 0 0
3 Kab.Majalengka Panyingkiran 9 Bonang 24 0 0
4 Kota Tasikmalaya 10 Lingga Jaya 300 0 0
11 Tugu Raja 300 0 0
5 Kota Bekasi 12 Jati Ranggon 300 1 0,3
Jati
13 570 0 0
Sampurna
14 Jati Rangga 306 0 0
15 Jati Raden 521 0 0
16 Jati Karya 323 3 1
17 Kranji 423 0 0
18 Jati Warna 393 0 0
19 Mustika Jaya 330 0 0
20 Harapan Jaya 327 0 0
21 Jati Sari 339 0 0
22 Duren Jaya 346 0 0
7422 4 0,05

Tabel IV.C.7
Cakupan Pengobatan Massal Filaria
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

J UMLAH J UMLAH J UMLAH C AKUPAN


N S ASARAN P ENDUDUK P ENGOBATAN
K AB /K OTA P ENDUDUK P ENGOBATAN M INUM O BAT (% )
O.

1. K AB . S UBANG 1.575.649 1.448.878 1.223.703 77.66


K AB .
2. 1.802.043 1.494.280 1.190.007 66.04
T ASIKMALAYA
3. K OTA D EPOK 1.940.964 1.626.457 1.351.990 72.72
4. K AB . K ARAW ANG 2.288.254 1.906.411 1.728.332 75.53
5. K OTA B EKASI 429.410 311.469 282.227 65.72
J AWA B ARAT 8.036.320 6.787.495 5.776.259 71,88

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 51


Berdasarkan cakupan POMP Filariasis cakupan pengobatan
mencapai 71,8% dari sasaran 6.787.495 tercapai 5.776.259 orang Walaupun
telah dilakukan upaya sweeping dari rumah ke rumah setelah Pelaksanaan
POMP Filariasis, kesenjangan ini mungkin diakibatkan ada perbedaan estimasi
jumlah penduduk.

b. Penyakit Menular Langsung


1) Pemberantasan Penyakit Diare
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kejadian Diare dari
tahun ketahun dan banyaknya faktor risiko diare disekitar kita. Di dunia
sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian
tersebut terjadi dinegara berkembang (Parashar, 2003). Menurut WHO, di
Negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta anak balita
meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian tersebut pada usia <2 tahun.
Rata rata anak usia <3 tahun dinegara berkembang mengalami episode diare 3
kali dalam setahun (WHO 2005).
Hasil survey Subdit Diare, angka kesakitan diare semua umur tahun
2000 adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk dan
tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Kematian diare pada balita
75.3/100.000 dan semua umur 23.2/100.000 penduduk semua umur (SKRT
2012). Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 (13.2%) pada semua
umur dalam kelompok penyakit menular. Proporsi diare sebagai penyebab
kematian nomor 1 pada bayi post neonatal (31.4%) dan pada anak balita
(25,2%) (Riskesdas 2007).
Penanganan kasus Diare di Jawa Barat terus meningkat dari 80,90%
pada tahun 2007 menjadi 113,91 % pada tahun 2014 terhadap sasaran
penderita Diare sebesar 10% dari 214 / 1000 penduduk, dan trendnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar IV.C.13
Cakupan Pelayanan Diare
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2007-2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 52


Penderita Diare di Jawa Barat tahun 2014 sebanyak 1.128.702 orang
dengan kematian 45 orang (CFR = 0,004% atau 3,99 / 100.000 penderita).
tersebar di 13 Kab/Kota yaitu : Kab Garut 6 orang, Indramayu 6 orang, Kota
Sukabumi 6 orang, Kab Sukabumi 5 orang, Ciamis 4 orang, Subang 4 orang,
Bandung Barat 4 orang, Kab Cirebon 2 orang, Kota Depok 2 orang, Kota Banjar
2 orang, Kab Bandung 1 orang, Purwakarta 1 orang, dan Kota Cirebon 1 orang.
Beberapa Kabupaten Kota yang belum 100% dari Target Sasaran,
dimana Setiap Kab/Kota mempunyai target sasaran masing masing yang
besarannya antara 10 – 15 % dari sasaran sebesar 214/1000 jumlah
penduduk, terdapat di 13 Kab/Kota yaitu Kab Subang (92,47), Kab Bandung
(89,33), Kota Depok (86.35), Kab.Cianjur (85,19), Kota Bandung (83,17),
Kab.Majalengka (82,12), Kab.Ciamis (80,81), Kota Cirebon (75,67) , Kab
Tasikmalaya (74,39), Kota Tasikmalaya (67,34), Kota Bekasi (52,34), Kab.
Bekasi (50,82) , dan Kab. Bandung Barat (7,30).
Rata rata cakupan kasus diare ditangani di Kab/Kota sebesar 99,88%
dengan deviasi 35,59 sehingga kelajiman data antara 64,29 – 135,47,
ditemukan 4 data pencilan dengan cakupan diatas 135,47 yaitu : Kab.Cirebon,
Kab. Karawang, Kota Sukabumi, Kota Cimahi, dan 3 data pencilan dengan
cakupan dibawah 64,29 yaitu Kota Bekasi, Kab. Bekasi, dan Kab Bandung
Barat.
Pencilan Batas Atas agar diperhitungkan kembali prosentasi target
terhadap sasaran (Perlu menambah target sasaran) dan dianjurkan juga pada
kab/kota yang cakupannya diatas 100% dan untuk data pencilan batas bawah
agar dicermati sistem pencatatan dan pelaporan, atau kurangnya sarana
kesehatan yang melaporkan kasus diare, atau lainya yang dipandang
mempengaruhi hasil cakupan.
Gambar IV.C.14
Perbandingan Cakupan Diare Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 53


2) Kusta
Penemuan Kasus Baru Kusta di Jawa Barat tahun 2014 sebanyak
1923 Penderita dengan kasus MB 1.706 Penderita (88,73) dan Kasus PB 211
penderita (10,97%), sementara kasus pada anak sebesar 128 penderita
(6,66%) tersebar di 27 Kab/Kota dan 1 RSP Hasan Sadikin.
Terdapat 7 Kabupaten Kota yang penemuan kasus baru > 100 orang
yaitu Kab. Karawang (273), Kab. Indramayu (247), Kab. Bogor (234), Kab.
Cirebon (224), Kab. Subang (158), Kota Bekasi (144), dan Kab Bekasi (105).
Tabel IV.C.8
Penemuan Kusta Baru, Kusta Tercatat, Kusta Anak, dan Kecacatan Tk.2
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 – 2014

Kasus Kasus Cacat Kasus Kasus Kasus


No Kab/Kota % % % %
Baru Tercatat Tk.2 Anak MB PB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 234 322 22 9,40 24 10,26 219 93,59 15 6,41
2 KAB. SUKABUMI 39 91 8 20,51 2 5,13 36 92,31 3 7,69
3 KAB. CIANJUR 11 11 0 - 0 - 10 90,91 1 9,09
4 KAB. BANDUNG 12 17 3 25,00 3 25,00 8 66,67 4 33,33
5 KAB. GARUT 17 25 4 23,53 2 11,76 13 76,47 4 23,53
6 KAB. TASIKMALAYA 17 17 3 17,65 0 - 17 100,00 0 -
7 KAB. CIAMIS 17 17 1 5,88 1 5,88 13 76,47 4 23,53
8 KAB. KUNINGAN 62 69 16 25,81 1 1,61 51 82,26 11 17,74
9 KAB. CIREBON 224 215 26 11,61 15 6,70 202 90,18 22 9,82
10 KAB. MAJALENGKA 94 94 28 29,79 0 - 92 97,87 2 2,13
11 KAB. SUMEDANG 23 27 10 43,48 1 4,35 21 91,30 2 8,70
12 KAB. INDRAMAYU 247 288 32 12,96 21 8,50 217 87,85 30 12,15
13 KAB. SUBANG 158 158 17 10,76 8 5,06 134 84,81 24 15,19
14 KAB. PURWAKARTA 67 47 0 - 0 - 57 85,07 10 14,93
15 KAB. KARAWANG 273 750 17 6,23 26 9,52 260 95,24 13 4,76
16 KAB. BEKASI 105 175 11 10,48 10 9,52 102 97,14 3 2,86
17 KAB. BANDUNG BARAT 27 6 1 3,70 1 3,70 13 48,15 8 29,63
18 KAB. PANGANDARAN 6 6 0 - 0 - 4 66,67 2 33,33
19 KOTA BOGOR 16 16 3 18,75 1 6,25 0 - 16 100,00
20 KOTA SUKABUMI 0 13 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 11 15 5 45,45 1 9,09 9 81,82 2 18,18
22 KOTA CIREBON 8 20 1 12,50 2 25,00 8 100,00 0 -
23 KOTA BEKASI 144 0 14 9,72 5 3,47 126 87,50 18 12,50
24 KOTA DEPOK 67 121 8 11,94 4 5,97 58 86,57 9 13,43
25 KOTA CIMAHI 1 16 0 - 0 - 1 100,00 0 -
26 KOTA TASIKMALAYA 5 0 1 20,00 0 - 5 100,00 0 -
27 KOTA BANJAR 4 3 0 - 0 - 3 75,00 1 25,00
RSHS / Unclas 34 67 1 2,94 0 - 27 79,41 7 20,59
JAWA BARAT 1.923 2.606 232 12,06 128 6,66 1.706 88,72 211 10,97

Prevalensi merupakan indikator yang menunjukan besarnya masalah


di suatu daerah dan menentukan beban kerja. Angka prevalensi didapat dari
jumlah kasus Kusta terdaftar PB dan MB pada 1 tahun. Di Jawa Barat selama
tahun 2005 s.d. 2014 Prevalensi kusta cenderung menurun dari 0,69/10.000
penduduk pada tahun 2005 menjadi 0,46 pada tahun 2014 begitu juga dengan
angka penemuan kasus baru yang didapatkan dengan jumlah penemuan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 54


kasus baru Kusta yang ditemukan pada periode 1 tahun dan merupakan
indikator yang paling bermanfaat dalam menetapkan besarnya masalah dan
transmisi yang sedang berlangsung. Dalam kurun waktu 2005 – 2014,
penemuan kusta baru (CDR) cenderung menurun dari 6,06 / 100.000 atau
0,61/10.000 pada tahun 2005 menjadi 4,15/100.000 atau 0,42/10.000 pada
tahun 2014, pada tahun 2011 antara CDR dan PR berada pada angka yang
sama (0,5/10.000) dan tahun 2012 sama sama mengalami kenaikan
selanjutnya secara perlahan terus kedua indikator tersebut sejalan menurun.
Gambar IV.C.15
Case Detection Rate dan Prevalensi Kusta / 10.000 Penduduk
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2014

Berdasarkan Kab/Kota Prevalensi kusta tahun 2014 terhadap tahun


2013 yang mengalami peningkatan terdapat di 14 Kab/Kota yaitu : Kab.
Karawang meningkat 1,49 poin, Kota Depok 0,38, Kota Cimahi 0,27, Kota
Sukabumi (0,24), Kota Cirebon (0,17) , Kab. Sukabumi, dan Kab. Pangandaran
(0,16), Kab.Majalengka (0,12), Kab.Garut (0,08), Kab.Bogor (0,07), Kab.
Sumedang dan Kota Bogor (0,06), Kota Banjar (0,05) dan Kota Bandung
(0,02).
Gambar IV.C.16
Prevalensi Rate (PR/10.000) Penyakit Kusta
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 55


Penemuan Kusta Pada Anak pada tahun 2014 sebanyak 128 orang
(6,66%) dari penemuan kusta baru dan Kusta kecacatan tingkat 2 mencapai
232 orang (12,06%) dari penemuan kusta baru, ini menunjukan kecacatan
tingkat 2 berada diatas Batas toleransi maksimal 5%. Kondisi seperti ini bisa
diinterpretasikan terdapat permasalahan mendasar dalam pelaksanaan
program pengendalian Kusta, seperti terlambatnya deteksi dini baik oleh
Petugas Kesehatan (keterlambatan petugas dalam penemuan Penderita
Kusta). Maupun oleh penderita kusta (keterlambatan Penderita Kusta mencari
pengobatan). Hal ini dikuatkan oleh pencatatan dan pelaporan P2 Kusta
bahwa penemuan penderita Kusta baru sebesar 88,86% berasal dari
penemuan sukarela, selebihnya 11,14% dari penemuan aktif.
Selama periode 2010 – 2014 angka kecacatan selalu diatas 5 %,
pada tahun 2010 mencapai 15,5%, turun menjadi 7,9 % di tahun 2011 dan naik
kembali pada tahun 2012 mencapai 13,9%, kemudian sedikit turun menjadi
12,1% pada tahun 2013, dan hingga sekarang tahun 2014 angka kecacatan
kusta masih 12,06%.
Gambar IV.C.17
Penemuan Kusta Dengan Kecacatan Tingkat 2
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

3) Tuberkulosa
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan
beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah
sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus
baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per
tahunnya. Indonesia merupakan negara dengan percepatan peningkatan
epidemi HIV yang tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan
sebagai epidemik terkonsentrasi (a concentrated epidemic), dengan
perkecualian di provinsi Papua yang prevalensi HIVnya sudah mencapai 2,5%
(generalized epidemic). Secara nasional, angka estimasi prevalensi HIV pada

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 56


populasi dewasa adalah 0,2%. Sejumlah 12 provinsi telah dinyatakan sebagai
daerah prioritas untuk intervensi HIV dan estimasi jumlah orang dengan
HIV/AIDS di Indonesia sekitar 190.000- 400.000. Estimasi nasional prevalensi
HIV pada pasien TB baru adalah 2.8%. Angka MDR-TB diperkirakan sebesar
2% dari seluruh kasus TB baru (lebih rendah dari estimasi di tingkat regional
sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB dengan pengobatan ulang. Diperkirakan
terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB setiap tahunnya. Meskipun memiliki
beban penyakit TB yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama diantara
High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang mampu
mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan
pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah 294.732 kasus TB telah
ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010) dan lebih dari 169.213 diantaranya
terdeteksi BTA+. Dengan demikian, Case Notification Rate untuk TB BTA+
adalah 73 per 100.000 (Case Detection Rate 73%). Rerata pencapaian angka
keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan pada
kohort tahun 2008 mencapai 91%. Pencapaian target global tersebut
merupakan tonggak pencapaian program pengendalian TB nasional yang
utama.
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga
kematian. TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun sebelum
masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit TB
baru terjadi dalam 2 abad terakhir.
Kemajuan pengendalian TB di dunia pada awalnya terkesan lambat.
Pada 1882 Robert Koch berhasil mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis.
Pada 1906 vaksin BCG berhasil ditemukan. Lama sesudah itu mulai ditemukan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pada 1943 Streptomisin ditetapkan sebagai anti
TB pertama yang efektif. Setelah itu ditemukan Thiacetazone dan Asam Para-
aminosalisilat (PAS). Pada 1951 ditemukan Isoniazid (Isonicotinic Acid
Hydrazide; I N H), diikuti dengan penemuan Pirazinamid (1952), Cycloserine
(1952), Ethionamide (1956), Rifampicin (1957), dan Ethambutol (1962). Namun
kemajuan pengobatan TB mendapat tantangan dengan bermunculannya strain
M. tuberculosis yang resisten terhadap OAT. Epidemi HIV AIDS yang terjadi
sejak tahun 1980-an semakin memperberat kondisi epidemi TB. Pada akhir
tahun 1980-an dan awal 1990-an mulai dilaporkan adanya resistensi terhadap
OAT.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 57


Pengendalian Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung
sejak zaman penjajahan Belanda namun masih terbatas pada kelompok
tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB ditanggulangi melalui Balai
Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP-4). Sejak tahun 1969 pengendalian TB
dilakukan secara nasional melalui Puskesmas. Pada tahun 1995, program
nasional pengendalian TB mulai menerapkan strategi pengobatan jangka
pendek dengan pengawasan langsung (Directly Observed Treatment Short-
course, DOTS) yang dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap. Sejak tahun
2000 strategi DOTS dilaksanakan secara Nasional di seluruh Fasyankes
terutama Puskesmas yang diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar.
Sasaran strategi nasional pengendalian TB hingga 2014 mengacu
pada rencana strategis Kementerian Kesehatan 2009-2014 yaitu menurunkan
prevalensi TB dari 235 per 100.000 penduduk menjadi 224 per 100.000
penduduk. Saat ini diperkirakan ada 1 dari setiap 3 kasus TB yang masih belum
terdeteksi oleh program.
TB Resistan Obat adalah keadaan dimana kuman M. tuberculosis
sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan salah satu atau lebih obat anti TB
(OAT). Pada tahun 2013 WHO memperkirakan di Indonesia terdapat 6.800
kasus baru TB dengan Multi Drug Resistance (TB MDR) setiap tahun.
Diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12% dari kasus TB pengobatan ulang
merupakan kasus TB MDR. Diperkirakan pula lebih dari 55 % pasien Multi Drug
Resistant Tuberculosis (MDR TB) belum terdiagnosis atau mendapat
pengobatan dengan balk dan benar.
TB merupakan salah satu penyakit menular yang wajib dilaporkan.
Setiap fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TB wajib mencatat dan
melaporkan kasus TB yang ditemukan dan atau diobati sesuai dengan format
pencatatan dan pelaporan yang ditentukan. Pencatatan dan pelaporan
dilakukan mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Dokter
Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit, dst.) dilaporkan secara berjenjang ke
tingkat kabupaten/kota, provinsi, sampai ke pusat. Pencatatan TB
menggunakan formulir standar secara manual didukung dengan sistem
informasi secara elektronik, sedangkan pelaporan TB menggunakan sistem
informasi elektronik yang disebut Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) yang
berbasis web dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan secara
Nasional, berikut gambaran kasus TB di Jawa Barat
a) Case Detection Rate (CDR)
Case Detection Rate adalah persentase pasien Baru TB Paru BTA
positif yang ditemukan di banding jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam suatu wilayah. Saat ini indikator CDR masih digunakan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 58


untuk menggambarkan cakupan penemuan pasien baru TB Paru BTA Positif di
level nasional yang berguna untuk mengevaluasi pencapaian MDGs 2015 untuk
Program Pengendalian TB. Setelah Tahun 2015, indikator CDR tidak akan
digunakan lagi dan diganti dengan Case Notification Rate (CNR) sebagai
indikator yang menggambarkan cakupan penemuan pasien TB.
Kasus penemuan TB Paru di Jawa Barat cenderung meningkat tetapi
mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir dari 71,35 % pada tahun 2013
menjadi 69,34% pada tahun 2013 dan 64,52% pada tahun 2014. Sedikit
dibawah target nasional 70%.
Gambar IV.C.18
Case Detection Rate (CDR) TBC Paru dalam 100.000 Penduduk
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

b) Sasaran Angka Kejadian TB Paru dan Cakupan Kasus Baru, Serta


Target dan Cakupan BTA (+) di Jawa Barat

Gambar IV.C.19
Cakupan Kasus TB Paru Baru dan Cakupan BTA (+)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 - 2014

Penemuan kasus Baru TB Paru dari tahun 2010 s.d. 2014 cenderung
meningkat, pada tahun 2010 sebesar 59.408 kasus baru atau 129,22% dari
sasaran Insidens rate, pada tahun 2011 sebanyak 61.760 kasus baru atau

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 59


134,17% dari sasaran Insidens rate, pada tahun 2012 sebanyak 62.114 kasus
baru atau 129,94% dari sasaran Insidens rate, pada tahun 2013 sebanyak
61.749 kasus baru atau 128,01% dari sasaran Insidens rate dan pada tahun
2014 sebanyak 61.835 kasus baru atau 126,36% dari sasaran Insidens rate.
Cakupan BTA (+) selalu dibawah target, akan tetapi Prosentasi
cakupan BTA (+) secara nasional diatas target sebesar 73%.
Pada periode tahun 2010 – 2014, cakupan BTA + berfluktuasi antara 88,28 –
99,11, pada tahun 2010 cakupan BTA (+) sebesar 88,28%, tahun 2011 sebesar
94,11%, tahun 2012 sebesar 89,19%, tahun 2013 sebesar 99,11% dan tahun
2014 sebesar 90,11%.
Tabel IV.C.9
Persentasi Suspek Diperiksa, Hasil BTA (+) dan BTA (+) Terhadap
Seluruh Pasien TB Paru di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014

Jumlah % (BTA % BTA(+ )


Perkiraan Jumlah Jumlah Seluruh
Jumlah Seluruh Pasien % Suspek + ) Terhadap
Tahun Jumlah Suspek Pasien TBParu
BTA(+ ) TBParu BTA Diperiksa Terhadap Seluruh Pasien
Suspeck Diperiksa Tercatat
(+ ) Susapek TBParu
2003 411.860 130.208 16.831 30.786 16.831 31,61 12,92 54,67
2004 440.700 168.340 22.857 39.721 22.857 38,19 13,57 57,54
2005 411.980 214.463 29.523 47.053 29.523 52,06 13,77 62,74
2006 411.980 242.885 31.314 51.942 31.314 58,95 12,89 60,29
2007 435.830 230.567 34.866 54.726 29.243 52,90 15,12 53,43
2008 437.350 251.191 30.072 61.556 30.072 57,43 11,97 48,85
2009 451.490 280.811 31.434 62.146 31.433 62,19 11,19 50,57
2010 459.760 289.899 32.649 61.029 32.649 63,05 11,30 53,50
2011 460.033 302.697 34.658 63.053 34.658 65,80 11,45 54,96
2012 478.250 300.991 34.124 62.144 34.124 62,93 11,33 54,91
2013 385.890 305.727 33.445 61.719 33.445 79.22 10,93 54.18
2014 489.380 254.829 30.869 61.835 30.869 52.07 12.11 49.92

Tabel IV.C.8 diatas menggambarkan Proporsi suspek yang diperiksa


dahaknya dibandingkan dengan perkiraan suspek yang harus ditemukan dari
tahun ke tahun belum pernah mencapai 70%, angka tersebut menunjukkan
bahwa jangkauan pelayanan untuk pasien TBC di Jawa Barat masih rendah,
namun demikian setiap tahun selalu ada kenaikan dari 31,61 % pada tahun
2003 menjadi 79,22 % pada tahun 2013 akan tetapi pada tahun 2014 turun
menjadi 52,07%.
Proporsi Pasien TBC Paru BTA Positif diantara Suspek adalah
prosentase pasien TBC Paru yang ditemukan BTA positif diantara seluruh
suspek yang diperiksa dahaknya, angka yang sebaiknya dicapai adalah 10%
dengan angka toleransi antara 8 - 12%.
Proporsi hasil BTA positif dibandingkan dengan suspek yang
diperiksa dahaknya rata-rata menunjukan > 12 % (tahun 2003 s.d. 2007).
Kemudian sedikit turun sampai tahun 2013, selanjutnya pada 2014 naik kembali
menjadi 12,11 %. Hal ini disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar atau

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 60


jika terlalu besar, atau bias, juga disebabkan penjaringan suspek terlalu ketat,
atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium.
Proporsi Pasien TBC Paru BTA Positif diantara Semua Pasien TBC
Paru yang Tercatat Adalah persentase pasien TBC Paru BTA positif diantara
semua pasien TBC paru yang tercatat, angka ini menggambarkan kegiatan
penemuan pasien TBC Paru yang menular diantara seluruh pasien TBC Paru
yang diobati, angka minimal harus dicapai adalah 65%, dan Jawa Barat pada
tahun 2014 ini sebesar 49,92% untuk lebih jelasnya masing masing Kab/Kota
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.C.10
Suspek TB Paru, Kasus BTA (+), Kasus Seluruh TB dan TB Pada Anak
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
% BTA (+) Jumlah TBC Paru Anak
Kasus
Jumlah Suspeck
No Kab/Kota Baru BTA Terhadap Seluruh Umur (0-14 Th)
Pendududk TBC Paru
(+)
Suspeck Kasus TB Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KAB. BOGOR 5.131.798 29.368 4009 13,65 7738 1050 13,57
2 KAB. SUKABUMI 2.517.982 2.694 2002 74,31 2841 353 12,43
3 KAB. CIANJUR 2.335.024 12.580 1416 11,26 2893 868 30,00
4 KAB. BANDUNG 3.418.246 16.981 2179 12,83 5342 1390 26,02
5 KAB. GARUT 2.585.423 12.457 1669 13,40 2600 306 11,77
6 KAB. TASIKMALAYA 1.802.043 8.445 956 11,32 1648 101 6,13
7 KAB. CIAMIS 1.268.820 9.774 1056 10,80 1388 114 8,21
8 KAB. KUNINGAN 1.113.686 9.280 945 10,18 2060 166 8,06
9 KAB. CIREBON 2.223.089 15.745 1785 11,34 2994 140 4,68
10 KAB. MAJALENGKA 1.254.440 16.446 1434 8,72 1654 48 2,90
11 KAB. SUMEDANG 1.176.074 6.276 565 9,00 1422 195 13,71
12 KAB. INDRAMAYU 1.789.204 2.363 834 35,29 1421 51 3,59
13 KAB. SUBANG 1.575.649 13.875 1249 9,00 362 345 95,30
14 KAB. PURWAKARTA 916.812 4.881 521 10,67 829 81 9,77
15 KAB. KARAWANG 2.288.254 12.723 1594 12,53 2626 136 5,18
16 KAB. BEKASI 2.828.767 11.284 930 8,24 1361 258 18,96
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.624.179 2.683 443 16,51 3447 171 4,96
18 KAB. PANGANDARAN 379.255 2.907 313 10,77 412 24 5,83
19 KOTA BOGOR 1.022.002 8.809 974 11,06 1365 65 4,76
20 KOTA SUKABUMI 321.205 3.041 312 10,26 1213 309 25,47
21 KOTA BANDUNG 2.575.478 18.771 1861 9,91 7086 1536 21,68
22 KOTA CIREBON 318.741 5.153 431 8,36 874 45 5,15
23 KOTA BEKASI 2.510.951 12.501 1359 10,87 3096 221 7,14
24 KOTA DEPOK 1.869.681 2.168 939 43,31 1979 286 14,45
25 KOTA CIMAHI 581.989 5.458 441 8,08 1276 123 9,64
26 KOTA TASIKMALAYA 683.386 7.096 476 6,71 1247 31 2,49
27 KOTA BANJAR 188.365 1.070 176 16,45 661 121 18,31

JUMLAH (KAB/KOTA) 46.300.543 254.829 30.869 12,11 61.835 8534 13,80


CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 133,55

c) Case Notification Rate (CNR)


Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien yang ditemukan dan
tercatat dalam laporan triwulanan pasien baru TBC (TB 07) diantara 100.000
penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di
wilayah tersebut, angka ini berguna untuk menunjukkan trend atau
kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien TBC pada
wilayah tersebut. Angka tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 61


Gambar IV.C.20
Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 Penduduk
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 - 2014

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa trend CNR di Provinsi Jawa
Barat periode tahun 2010 - 2014 cenderung naik , dari 76,22/100.000 pada
tahun 2010 menjadi 133,55 pada tahun 2014, rata rata setiap tahun 124,26 /
100.000 penduduk.
Jumlah kasus TB Paru yang ditemukan dan tercatat dalam laporan
berdasarkan Kabupaten/Kota per 100.000 penduduk, antara 22,97 (Kab.
Subang) hingga 377,64 (Kota Sukabumi) dengan rata rata 150,20 dan standar
deviasi 84,56. Terdapat 17 Kab/Kota dengan angka di bawah rata-rata, yaitu
Kab. Subang (22,97), Kab. Bekasi (48,11), Kab. Indramayu (79,42), Kab.
Purwakarta (90,42), Kab.Tasikmalaya (91,45), Kab. Garut (100,56), Kota Depok
(105,85), Kab. Pangandaran (108,63), Kab. Ciamis (109,39), Kab. Sukabumi
(112,83), Kab. Karawang (114,76), Kab. Sumedang (120,91), Kota Bekasi
(123,30), Kab. Cianjur (123,90), Kab. Majalengka (131,5), Kota Bogor (133,56),
dan Kab. Cirebon (134,68). Dilihat dari sudut pandang kualitas data terdapat 6
Kab/Kota pencilan diluar batas deviasi (68,64 – 237,76) yaitu Kab Subang
(22,97), Kab Bekasi (48,11), ke 2 Kabupaten ini berada di bawah standar
deviasi dan Kota Cirebon (274,20), Kota Bandung (275,13), Kota Banjar
(350,91) dan Kota Sukabumi (377,64) sehingga untuk 6 Kab/Kota tersebut perlu
dilihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi cakupan CNR, Jika pencilan data
diatas batas deviasi perlu dilihat upaya upaya lain sehingga data dengan
cakupan tinggi merupakan data kesesuaian dengan upaya yang dilakukan
begitu juga dengan data pencilan dibawah standar deviasi perlu dilihat sistem
pencatatan dan pelaporannnya, atau sumber sumber data yang terhimpun atau
hal hal lainnya, sehingga menjadi catatan penting tinggi-rendahnya angka CNR
di suatu wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan kasus (case finding)
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 62


pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS,
dan banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan oleh fasyankes.
Gambar IV.C.21
Case Notification Rate (CNR) TBC Paru dalam 100.000 Penduduk
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

d) Angka Kesembuhan (Cure Rate), Pengobatan Lengkap (Complete


Rate) dan Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)
Tabel IV.C.11
Angka Kesembuhan, Angka Pengobatan Lengkap, Angka Keberhasilan
Pengobatan dan Angka Kematian TBC Paru Selama Pengobatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 63


d.1) Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien TBC paru BTA
positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien TBC
Paru BTA positif yang tercatat. Angka kesembuhan dihitung tersendiri untuk
pasien baru TBC Paru BTA positif yang mendapat pengobatan kategori 1 atau
pasien TBC Paru BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, angka ini
dihitung untuk mengetahui keberhasilan program dan masalah potensial, angka
indikator kesembuhan menurut program adalah ≥ 85%.
Dari 27 Kab/Kota terdapat 12 Kab/Kota yang belum mencapai ≥ 85%,
yaitu Kota Bekasi, Kab Pangandaran, Kota Banjar, Kota Bandung, Kab.Bekasi,
Kab. Cianjur, Kab. Sumedang, Kota Cirebon, Kab.Garut, Kota Tasikmalaya,
Kab. Purwakarta dan Kab. Bogor. Sementara total Jawa Barat dibawah 85%
(81,77%).
Gambar IV.C.22
Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Jika dilihat Pola Tahunan selama 2005 – 2014 angka kesembuhan


berfluktuasi, angka tertinggi pada tahun 2009 mencapai 86,4% dan angka
terendah terjadi pada tahun 2014 ini dengan cakupan 81,8 % turun dari tahun
sebelumnya yang mencapai 84,7 %.
Gambar IV.C.23
Pola Angka Kesembuhan (Cure Rate) TBC Paru
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 64


`d.2).Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate)
Pengobatan Lengkap adalah pasien yang telah menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh
atau gagal, angka Jawa Barat sebesar 10,38%, angka Kab/Kota antara 0 –
16,65%, terdapat data pencilan dari Bandung Barat (73,59) dan Kab. Bekasi
(39,58) angka nya jauh diatas rata rata.
Gambar IV.C.24
Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) TBC Paru
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

d.3).Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Traetmet Succsess Rate)


Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru,
terkonfirmasi Bacteriologis yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh
maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB Paru terkonfirmasi
bacteriologis yang tercatat. Dengan demikian angka ini penjumlahan dari angka
kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Renstra Jawa Barat menargetkan Angka Keberhasilan Pengobatan
sebesar 88% dan hasil yang telah dicapai sebesar 91, 39%. Terdapat 7
Kab/Kota Yang belum mencapai target yaitu Kab. Bandung Barat 86,8%, Kota
Cirebon 86%, Kota Tasikmalaya (86%), Kota Bandung (74,7%), Kota Banjar
(65,2%), Kota Bekasi 10,38%, dan Kabupaten Pangandaran belum memiliki
angka Keberhasilan Pengobatan. Secara keseluruhan rata rata angka
Keberhasilan Pengobatan sebesar 88,97% dengan deviasi 24,82 dengan
kelajiman angka antara 64,15 – 113,80 sehingga terdapat 3 pencilan data yaitu
Kota Banjar, (62), Kota Bekasi (10,38), ditambah Kab Bekasi yang melampaui
100%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 65


Gambar IV.C.25
Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR) TBC Paru
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

4) Pneumonia
Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia terutama pada Balita. Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia
merupakan pembunuh nomor dua pada Balita (13,2%) setelah diare (17,2%).
Hasil survei morbiditas yang dilaksanakan oleh subdit ISPA dan
Balitbangkes menunjukkan angka kesakitan 5,12%, namun karena jumlah
sampel dinilai tidak representatif maka subdit ISPA tetap menggunakan angka
WHO yaitu 10% dari jumlah Balita. Angka WHO ini mendekati angka SDKI
2007 yaitu 11,2%. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Rudan,et al
(2004) di negara berkembang termasuk Indonesia insidens pneumonia sekitar
36% dari jumlah Balita.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 Insiden dan prevalensi pneumonia
di Jawa Barat tahun 2013 adalah 1,9 persen (Nasional 1,8%) dan 4,9 persen
(Nasional 4,5%). Lima kabupaten/kota yang mempunyai insiden dan prevalensi
pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Kota Tasikmalaya, Kab.
Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Purwakarta.
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap insidens pneumonia
tersebut antara lain gizi kurang, ASI ekslusif rendah, polusi udara dalam
ruangan, kepadatan, cakupan imunisasi campak rendah dan BBLR.
Cakupan penemuan Pneumoni di Jawa Barat selama 5 tahun (2000
sd 2013) berkisar 34.5% sampai dengan 45.0%. Cakupan tertinggi terjadi pada
tahun 2006 dengan cakupan 52.7%. Sedangkan terendah terjadi pada tahun
2004 yaitu sebesar 35.6%.
Untuk cakupan penemuan Pneumoni tahun 2014 Sebesar 48,1%
meningkat 3,1% dibandingkan dengan cakupan 2013 yaitu 45.0%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 66


Gambar IV.C.26
Cakupan Pneumoni di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2000 – 2014

Cakupan Pneumonia dihitung dari Jumlah kasus ditemukan dan


ditangani dibagi Angka Sasaran Pneumonia (Jumlah Balita x 10%) terdapat 11
kabupaten/kota dengan cakupan dibawah Jawa Barat sebesar 48,1% , yaitu
Kab. Bandung Barat (0,8%), Kab.Tasikmalaya (11,7%), Kota Depok (16,41%),
Kab.Bekasi (16,51%), Kota Bekasi (23,46%), Kab. Cianjur (27,68%), Kab.
Bogor (31,28%), Kab.Garut (34,53%), Kota Tasikmalaya (40,67%), Kab.
Sumedang (41,80%), dan Kab.Purwakarta (45,45%), rata rata cakupan 54,15%
dengan angka cakupan antara 0,8 – 108,7 dan deviasi 28,65, sehingga
kelajiman angka cakupan antara 25,5 – 82,8 dari data ini ditemukan 10
Kabupaten kota dengan data pencilan yaitu Kab. Sukabumi (108,7), Kab.
Indramayu (98,56), Kota Cirebon (95,62), Kota Sukabumi (87,54), Kab. Subang
(87,36), Bandung Barat (0,8), Kab.Tasikmalaya (11,17), Kota Depok (16,41%),
Kab.Bekasi (16,51%), Kota Bekasi (23,46%), data pencilan ini dimungkinkan
karena fasyankes banyak yang tidak melaporkan, atau penentuan sasaran
penemuan antara Kab/Kota dengan Provinsi berbeda atau buruknya sistem
pencatatan dan pelaporan.
Gambar IV.C.27
Cakupan Pneumoni Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 67


5) HIV/AIDS dan IMS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
(atau: sindrom) yang timbul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Human Immunodeficiency Virus (atau
disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-
benar bisa disembuhkan.
a) Kasus HIV di Jawa Barat 2014
Penemuan HIV di Jawa Barat tahun 2014 sebanyak 3.717 dengan
kasus rata rata 138, dilaporkan dari 25 Kab/Kota sedangkan 2 Kabupaten yaitu
Purwakarta dan Pangandaran belum atau tidak melaporkan kasus HIV. Kasus
HIV tertinggi di Kota Bandung sebanyak 653 kasus HIV dan terendah di Kota
Banjar dengan 11 kasus, terdapat 6 Kab/Kota dengan HIV diatas rata rata yaitu
: Kota Bandung sebanyak 653 kasus dengan proporsi 17,57% dari seluruh HIV
tahun 2014 , Kab. Indramayu sebanyak 481 kasus (12,94%), Kota Bogor 404
Kasus (10,87%), Kota Bekasi 372 kasus (10,01), Kab. Subang 226 kasus
(6,08%), dan Kab. Cirebon 194 kasus (5,22%) .
Gambar IV.C.28
Cakupan Penemuan Kasus AIDS Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

b) Kasus AIDS
Kumulatif penderita AIDS di Jawa Barat sampai tahun 2014 yaitu
sebanyak 5.416 kasus. Selama periode <2004 – 2014 pola penemuan kasus
AIDS berrfluktuatif , tahun 2004 s.d. 2014 penemuan kasus AIDS cenderung
meningkat tahun 2009 sd 2010 kecenderungannya menurun, pada tahun 2011
terjadi peningkatan tajam (265%) mencapai 892 kasus dibanding tahun 2010
yang hanya 337 kasus, akan tetapi hingga tahun 2014 kasus AIDS terus
menurun, hingga tahun 2014 ini hanya tercatat 177 kasus merupakan kasus

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 68


terendah, tersebar di 9 Kab/Kota Yaitu : Kota Bekasi 117 kasus, Kab.Ciamis 12
kasus, Kab. Kuningan 9 kasus, Kab Cirebon 7 Kasus, Kab Garut 7 kasus, Kab.
Bandung Barat 6 Kasus, Kab. Majalengka 5 Kasus, dan Kota Banjar 1 kasus.
Gambar IV.C.29
Cakupan Penemuan Kasus AIDS
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2014

Gambar IV.C.30
Perbandingan Penemuan Kasus AIDS Kabupaten / Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2014

Pada tahun 2014 terdapat 4 Kabupaten Kota yang di temukan kasus AIDS.
Padahal tahun sebelumnya 2013 tidak ditemukan kasus yaitu : Kab. Kuningan 9
kasus, Kab. Cirebon 7 Kasus, Kab. Garut 7 kasus dan Kota Banjar 1 Kasus ,
terdapat 3 Kab/Kota yang mengalami peningkatan yaitu Kab. Ciamis dari 3
kasus menjadi 12 kasus (400%) , Bandung Barat dari 1kasus menjadi 6 kasus
(600%), dan Kota Bekasi dari 47 kasus menjadi 117 kasusu (249%), dan
terrdapat 2 kab/kota yang mengalami penurunan penemuan kasus AIDS yaitu :
Kab Majalengka dari 12 kasus menjadi 5 kasus, dan Kota Tasikmalaya dari 1
kasus menjadi tidak ditemukan.

c. Penyakit Yang dapat Di Cegah Dengan Imunisasi (P3DI)


Surveilans penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi, mempunyai
peran menentukan daerah rawan/resiko tinggi, Memantau kemajuan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 69


penanggulanagan, dan memberikan rekomendasi kegiatan penangulangan
dengan strategi pelaksanaan program imunisasi, focus terhadap Eradikasi Polio
(Upaya menghilangakan angka Insiden di dunia) , Eliminasi (Upaya menurunkan
Insiden menjadi 0) Campak, Surveilans Diptheri dan Tetanus Neonatorum.

1) Diptheri
Penyakit Diptheri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Meskipun cakupan imunisasi DPT3 sudah cukup
tinggi, namun kejadian Diptheri setiap tahun di Jawa Barat secara sporadis
selalu ditemukan oleh kabupaten kota.
Penegakan diagnosa Diptheri ditentukan secara konfirmasi laboratorium
melalui pemeriksaan apus tenggorokan (APT). Permasalahan penyakit Diptheri
selain karena tingkat fatalitasnya yang tinggi, juga adanya carrier, yaitu orang
yang tubuhnya terinfeksi kuman bakteri namun tidak menampakan gejala
diptheri, dan sangat potensial meningkatkan risiko penularan Diptheri.
Penemuan kasus Diptheri sangat dipengaruhi oleh aktivitas surveilans aktif
kabupaten kota. Situasi Diptheri di Jawa Barat tahun 2009 s.d. 2014
berfluktuasi , pada tahun 2009 terjadi 28 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 27
kasus kemudian pada tahun 2011 meningkat tajam menjadi 45 kasus (166%),
Diptheri turun kembali menjadi 31 kasus pada tahun 2012, dan tahun
berikutnya 2013 relatif sama sebanyak 32 kasus, kemudin meningkat tajam
pada tahun 2014 mencapai 45 kasus (145%), melihat pola kasus penyakit
diptheri selalu terjadi peningkatan setiap setiap 3 tahun, dan diprediksi tahun
2015 akan turun dan perlu diwaspadai pada tahun 2017 diprediksi akan
meningkat tajam (KLB).
Jumlah kematian Diptheri pada tahun 2014 sebanyak 5 penderita dari 45
kasus dengan angka kematian (CFR) 11,11 %, tersebar di 5 Kab/Kota yaitu :
Kab. Bandung 1 orang dari 6 kasus CFR; 16,7%, Kab. Garut 1 orang dari 7
kasus (14,3%), Kab. Tasikmalaya 1 orang dari 3 kasus CFR 33,3%, Kab.
Cirebon 1 orang dari 2 kasus CFR 50%, dan Kota Cirebon 1 orang dari 1 kasus
CFR 100%.
Gambar IV.C.31
Penemuan Kasus Diptheri di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009 – 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 70


Gambar IV.C.32
Perbandingan Penemuan Diptheri Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 – 2014

Berdasarkan kasus Diptheri di Kab/Kota Provinsi Jawa Barat selama 3


tahun (2012-2014) terdapat 5 Kab/Kota yang ada kasus 3 tahun berturut turut,
yaitu Kab. Cianjur, Kab. Tasikmalaya, Kab. Karawang, Kota Bandung dan Kota
Bekasi ini bisa di interpretasikan sebagai Kab. Endemis Diptheri.

2) Pertusis
Dari 27 Kab/kota hanya ditemukan kasus pertusis di 2 Kab/Kota yaitu
Kab.Karawang dengan 15 kasus dan Kab Bekasi dengan 21 kasus, sama
halnya dengan Penemuan kasus Diptheri, kasus pertusus pun sangat
dipengaruhi oleh aktivitas surveilans aktif kabupaten/kota.

3) Tetanus Neonatorum
Upaya pengendalian Tetanus Neonatorum untuk mencapai status eliminasi
Tetanus Neonatorum (ETN). Penemuan dan pelaporan kasus tetanus
neonatorum dilakukan melalui pendekatan W1, artinya satu kasus tetanus
neonatorum masuk dalam kondisi KLB.
Penemuan kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Jawa Barat pada tahun
2013 menurun di banding tahun 2012, yaitu dari 14 kasus tahun 2012 menjadi
9 kasus pada tahun 2013, akan tetapi pada tahun 2014 sedikit meningkat
menjadi 11 kasus dengan kematian 10 orang, angka kematian sebesar
90,91%, ditemukan di 7 Kab/kota yaitu : Kab. Bogor sebanyak 5 orang tersebar
di Kecamatan Caringin 2 orang, Kecamatan Citeureup 1 orang, Kecamatan
Cibinong 1 orang, Kecamatan Rumpin 1 orang dengan Angka Kematian 100%,
Kab. Bandung 1 orang tanpa kematian, Kab Cianjur 1 orang, di Kecamatan
Sindangbarang dengan kematian 100%, Kab. Garut 1 orang, di Kecamatan
Pasir wangi wilayah Puskesmas Padaawas dengan kematian 100%, Kab.
Tasikmalaya 1 orang dengan kematian 100%, Kab.Indramayu 1 orang, di
Kecamatan Tukdana wilayah kerja Puskesmas Tukdana dengan kematian

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 71


100%, dan Kota Bandung 1 orang, di Kecamatan Bojongloa Kidul dengan
kematian 100%.
4) Campak
Walaupun Cakupan Imunisasi campak cukup tinggi namun kasus campak
sering terjadi bahkan menimbulkan KLB, untuk tahun 2014 penemuan kasus
campak di Jawa Barat tersebar di 21 Kab/Kota kecuali Kota Bekasi, Kab.
Pangandaran, Kab. Sukabumi, Kab.Subang, Kab.Karawang, dan Kab.Cirebon
jumlah penderita sebanyak 2.019 orang, tanpa kematian, dengan Insiden rate
4,36/100.000 penduduk, Angka kejadia terbesar terjadi di Kota Cirebon
sebesar 58,35/100.000 penduduk dan terendah di Kab.Bekasi 0,74/100.000
penduduk.
Tabel IV.C.11
Perbandingan Frekuensi KLB Campak Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 – 2013

CAMPAK
JUMLAH IR/100.000
NO KABUPATEN/KOTA
PENDUDUK JUMLAH KASUS Penduduk
MENINGGAL
L P L+P

1 2 4 5 6 7
1 KAB. MAJALENGKA 1.254.440 108 91 199 0 15,86
2 KAB. KUNINGAN 1.113.686 73 99 172 0 15,44
3 KAB. PURWAKARTA 916.812 78 50 128 0 13,96
4 KAB. CIAMIS 1.268.820 36 45 81 0 6,38
5 KAB. GARUT 2.585.423 63 80 143 0 5,53
6 KAB. BANDUNG BARAT 1.624.179 30 23 53 0 3,26
7 KAB. INDRAMAYU 1.789.204 18 39 57 0 3,19
8 KAB. SUMEDANG 1.176.074 19 11 30 0 2,55
9 KAB. TASIKMALAYA 1.802.043 20 16 36 0 2,00
10 KAB. CIANJUR 2.335.024 10 27 37 0 1,58
11 KAB. BOGOR 5.131.798 40 41 81 0 1,58
12 KAB. BANDUNG 3.418.246 21 20 41 0 1,20
13 KAB. BEKASI 2.828.767 13 8 21 0 0,74
14 KAB. CIREBON 2.223.089 0 0 0 0 -
15 KAB. KARAWANG 2.288.254 0 0 0 0 -
16 KAB. SUBANG 1.575.649 0 0 0 0 -
17 KAB. SUKABUMI 2.517.982 0 0 0 0 -
18 KAB. PANGANDARAN 379.255 0 0 0 0 -
19 KOTA CIREBON 318.741 86 100 186 0 58,35
20 KOTA DEPOK 1.869.681 151 161 312 0 16,69
21 KOTA BOGOR 1.022.002 53 61 114 0 11,15
22 KOTA BANDUNG 2.575.478 129 137 266 0 10,33
23 KOTA CIMAHI 581.989 17 20 37 0 6,36
24 KOTA BANJAR 188.365 4 3 7 0 3,72
25 KOTA SUKABUMI 321.205 4 2 6 0 1,87
26 KOTA TASIKMALAYA 683.386 8 4 12 0 1,76
27 KOTA BEKASI 2.510.951 0 0 0 0 -
JAWA BARAT 46.300.543 981 1038 2019 0 4,36

5) Surveilans AFP (Non Polio)


Surveilans AFP (Acut Paralysis Flaccid), merupakan kegiatan pencarian
kasus kelumpuhan yang bersifat layuh dan terjadi secara mendadak bukan
disebabkan oleh ruda paksa, dengan cara mengamati semua AFP ≥ 2 /
100.000 penduduk usia < 15 tahun dengan indicator adequate stool specimen

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 72


> 80%, dan zero reporting > 90%. Upaya penemuaan dilakukan di Rumah
Sakit, Puskesmas dan Masyarakat.
Hasil surveilans AFP rate dalam 100.000 penduduk umur < 15 tahun di
Jawa Barat sebesar 2,40/100.000, angka tertinggi ditemukan di Kota Cirebon
sebesar 12,54/100.000, dan terendah di Kota Depok sebesar 0,58/100.000,
penemuan dibawah target terjadi di 7 Kab/Kota yaitu Kota Depok 0,58/100.000,
Kota Cimahi 0,64/100.000, Kab.Bekasi 1,08/100.000, Kota Bekasi
1,19/100.000, Kab. Sukabumi 1,27/100.000, Kab.Bogor 1,91/100.000, dan
Bandung Barat 1,99/100.000.
Gambar IV.C. 33
Surveilans AFP Rate di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

d. Penyakit Tidak Menular


1) Hipertensi
Untuk mengetahui gambaran umum permasalahan Hipertensi 2014 berikut
Persentasi Hipertensi terhadap jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang berasal
dari olahan laporan SP3 dan data profil kabupaten kota.
Gambar IV.C.34
Persentase Kasus Hipertensi terhadap Penduduk Usia ≥ 15 Tahun
di Provinsi Jawa Barat , Tahun 2014

Pada tahun 2014 di Jawa Barat ditemukan 1.266.583 orang kasus


hipertensi (4% terhadap jumlah penduduk ≥ 15 tahun ), terdapat 11 Kab/Kota

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 73


dengan kejadian diatas rata rata Jawa Barat (4%) yaitu : Kab Kuningan
(27,7%), Kab Garut (9,75), Kota Sukabumi (9,5%), Kota Cirebon 9%,
Kab.Sumedang (8,4%), Kota Bogor 6,4%, Kab Karawang 5,6%, Kab.Bandung
5,1%, Kab Indramayu 5 %, Kota Tasikmalaya 4,5%, dan Kota Cimahi 4,1%.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi pada umur ≥18
tahun (pernah didiagnosis nakes) adalah 10,5% (Nasional 9,5 %). Sedangkan
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun
sebesar 29,4 persen. Prevalensi hipertensi pada perempuan cenderung lebih
tinggi dari pada laki-laki.

2) Obesitas
Sama halnya dengan sumber laporan gambaran umum Hipertensi, maka
untuk gambaran umum permasalahan Obesitas 2014 pun berasal dari olahan
data laporan SP3 kabupaten kota, kegiatan ini hanya dilakukan pengukuran
obesitas, dari 31.336.840 jumlah kunjungan Puskesmas beserta jejaringnya
dengan usia ≥ 15 tahun diperiksa sebanyak 148.777 orang (0,47%).
Terdapat 5 Kab/Kota yang pemeriksaannya diatas Jawa Barat yaitu Kab.
Kuningan, Kab Bekasi, Kab Cirebon, Kota Bekasi dan Kota Bogor.
Gambar IV.C.35
Persentasi Pemeriksaan Obesitas Berdasarkan Kab/Kota
Terhadap Jumlah Pengunjung Puskesmas dan Jejaringnya
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2014

3) Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara


Deteksi kanker Leher Rahim dengan menggunakan metoda IVA dilakukan
oleh 10 Kab/Kota di Jawa Barat (37,04%) dengan pemeriksaan sebanyak
17.542 Pemeriksaan dari sasaran pemeriksaan wanita usia 30 – 49 tahun di
10 Kab/Kota sebanyak 4.749873 orang sehingga cakupan IVA sebesar 0,37%,
yang tersebar di Kota Bandung 11.327 pemeriksaan (1,66%), Kab,
Pangandaran 1.351 Pemeriksaan (0,74%), Kab. Subang 550 pemeriksaan
(0,59%), Kota Sukabumi dengan 1.031 pemeriksaan (0,53%), Kota Cimahi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 74


1.622 pemeriksaan (0,31%), Kab Indramayu 618 pemeriksaan (0,24%), Kab
Bandung Barat 456 Pemeriksaan (0,08%), Kota Tasikmalaya 217 pemeriksaan
(0,07%), Kab. Ciamis 262 pemeriksaan (0,03%) dan Kab.Purwakarta 108
pemeriksaan (0,01%).
Deteksi Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis Payudara (CBE)
dilakukan di 8 Kab/Kota (29%), dengan jumlah pemeriksaan sebanyak 6.512
orang dan sasaran yang harus diperiksa 4.413.523 orang sehingga cakupan
sebesar 0,15%. Tersebar di Kab.Pangandaran 1.531 pemeriksaan (0,84%),
Kota Sukabumi 1.323 pemeriksaan (0,68%), Kab Subang 550 pemeriksaan
(0,59%), Kab.Indramayu 618 pemeriksaan (0,24%), Kab.Bandung Barat 1.249
pemeriksaan (0,21%), Kab.Kuningan 1.007 pemeriksaan (0,07%), Kota
Tasikmalaya 217 pemeriksaan (0,04%) dan Kota Bekasi 17 pemeriksaan
(0,002%).

e. Kejadian Luar Biasa


Selama tahun 2014 telah terjadi KLB sebanyak 371 kali, dan 100%
kasus KLB dapat ditanggulangan kurang dari 24 jam, Frekuensi KLB paling sering
terjadi atau lebih dari 12 kali dalam setahun di Kab.Cirebon dengan 82 KLB
(22,2% dari seluruh KLB), disusul Kab Sukabumi 48 KLB (23%), Kab Garut 40
KLB (10,8%), Kab Kuningan 37 KLB (10%), Kab.Majalengka 20 KLB (5,4%),
Kab.Indramayu 15 KLB (4,1%), Kota Bandung 14 KLB (3,8%), Kab.Ciamis 12 KLB
(3,3%) dan terdapat 17 Kab/Kota dengan frekuensi kurang dari 12 kali, dan
terdapat 1 kab/kota tidak terjadi KLB yaitu Kota Bogor.
Tabel IV. C.13
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan Ditangani <24 Jam
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 4 5 6
9 KAB. CIREBON 82 82 100
2 KAB. SUKABUMI 48 48 100
5 KAB. GARUT 40 40 100
8 KAB. KUNINGAN 37 37 100
10 KAB. MAJALENGKA 20 20 100
12 KAB. INDRAMAYU 15 15 100
21 KOTA BANDUNG 14 14 100
7 KAB. CIAMIS 12 12 100
4 KAB. BANDUNG 11 11 100
6 KAB. TASIKMALAYA 11 11 100
15 KAB. KARAWANG 11 11 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 10 10 100
13 KAB. SUBANG 9 9 100
26 KOTA TASIKMALAYA 8 8 100
14 KAB. PURWAKARTA 7 7 100
1 KAB. BOGOR 6 6 100
3 KAB. CIANJUR 6 6 100
23 KOTA BEKASI 5 5 100
20 KOTA SUKABUMI 4 4 100
11 KAB. SUMEDANG 3 3 100
25 KOTA CIMAHI 3 3 100
16 KAB. BEKASI 2 2 100
18 KAB. PANGANDARAN 2 2 100
22 KOTA CIREBON 2 2 100
24 KOTA DEPOK 2 2 100
27 KOTA BANJAR 1 1 100
19 KOTA BOGOR 0 0 0

JAWA BARAT 371 371 100

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 75


Lokasi terjangkit tersebar di 26 Kab/Kota, 208 Kecamatan, dan 247
Desa/Kelurahan, meliputi 16 Jenis Penyakit KLB, dengan jumlah penderita
sebanyak 4.281 penderita dan kematian 23 orang (CFR = 16,67%)
Frekuensi dan Jenis KLB yang antara lain; Keracunan Makanan 15 kali
tersebar di 15 Kab/Kota, 58 kecamatan 63 Desa/kelurahan, Malaria 1 kali
tersebar di 5 Kecamatan, 5 Desa, Chikungunya tersebar di 10 Kab/Kota, 43
Kecamatan, 63 Desa/Kel, Campak tersebar di 11 Kab/Kota, 27 Kecamatan, 38
Desa/kel, Filariasis tersebar di 1 Kabupaten, 2 kecamatan, 2 Desa/kel, Hepatitis A
tersebar di 5 Kab/Kota, 7 Kecamatan, 7 Desa/Kel, Rabies di 1 Kab Cirebon, 6
Kecamatan, 6 Desa/Kel, Diptheri tersebar di 12 Kab/Kota 34 Kecamatan, 37
Desa/Kel, Tetanus Neonatorum tersebar di 5 Kab/Kota, 5 Kecamatan, 5 Desa/Kel,
Demam Berdarah Dengue tersebar di 6 Kab/Kota, 11 Kecamatan, 12 Desa/Kel,
Leptosvirosis di Kota Bandung, 1 kecamatan, 1 desa/kel, Diare di 3 Kab/Kota, 3
Kecamatan, 3 Desa/Kel, Conjungtivistis di Kota Tasikmalaya, 1 Kecamatan, 1
Desa/Kel, Keracunan Gas tersebar di 2 Kab/Kota, 2 Kecamatan, 2 Desa/Kel, dan
KLB tersangka Flu Burung tersebar di 2 Kab/Kota, 3 Kecamatan, 3 Desa/Kel.
Penyumbang kematian berasal dari Diptheri 7 orang, Suspec Flu Burung
2 orang, Tetanus Neanotorum 3 orang, Demam Berdarah Dengue 5 orang, Diare
1 orang dan keracunan CO sebanyak 5 orang.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 76


BAB V
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan terdiri dari upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan
upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan juga oleh berbagai faktor antara lain sarana
fisik, tenaga kesehatan, alat penunjang pelayanan kesehatan, obat-obatan dan standar
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, persentase penduduk yang memiliki keluhan
kesehatan pada sebulan terakhir sebesar 27.55%. Lama mengeluh sakit sekitar 1- 3 hari
sebesar 57,24% yang artinya 100 orang penduduk, diantaranya 57 orang menderita sakit. Dari
Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan tahun 2013, dengan cara berobat jalan pada
perempuan (47,00%) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (40,25%) dan cara mengobati sendiri
pada perempuan (72,26%) lebih rendah dibandingkan laki-laki (79,58%).
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, antara lain melalui upaya kesehatan dasar, upaya kesehatan rujukan serta
perbaikan gizi masyarakat serta upaya kesehatan khusus.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Upaya Pelayanan Dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara
tepat dan cepat diharapkan sebagaiab besar masalah kesehatan masyarakat dapat
diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksaksanakan adalah sebagai
berikut ini.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai pedoman
pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada promotif dan preventif. Tujuan
pelayanan antenatal adalah mengantar ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat
dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan
kehamilan dan kelainan janin. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan
kunjungan ibu pertama kali ibu hamil (K1) dan kunjungan ibu hamil empat kali (K4).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 77


Indikator K1 untuk melihat sejauh mana akses pelayanan ibu hamil
memberikan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Dan
Indikator K4 merupakan akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan
syarat minimal satu kali kontak pada triwulan I (umur kehamilan 0-3 bulan), minimal
satu kali kontak pada triwulan II (umur kehamilan 4-6 bulan dan minimal dua kali
kontak pada triwulan III (umur kehamilan 7-9 bulan) dan sebagai indikator untuk
melihat jangkauan pelayanan antenatal dan kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat.
Kunjungan Ibu Hamil Pertama pada umur kehamilan 0-3 bulan (K1) di
Provinsi Jawa Barat tahun 2014, sebanyak 1.057.441 Bumil dari sasaran 980.688
Bumil (107,83%), dan Kunjungan K4 sebanyak 974.908 Bumil (99,41%), terdapat
82.533 Bumil yang mangkir (Dropo out) pada pemeriksaan ke 4 (8,42%).
Cakupan K1 dan K4 berdasarkan Kab/Kota dapat digambarkan seperti
dibawah ini :
Gambar V. A. 1
Persentasi Mangkir Pelayanan Bumil K4 Berdasarkan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Mangkir kunjungan K4 di Jawa Barat sebesar 8,42%, tertinggi Kota Banjar


14,18% dan terendah Kota Bandung 0,43%, mangkir kunjungan K4 yang masih bisa
ditoleransi antara 5 – 20 %, jika dilihat pola kegagalan pemeriksaan bumil di Jawa
Barat periode tahun 2008 – 2014 antara 6,68 – 10,43 dan berfluktuatif.
Gambar V. A. 2
Cakupan Pelayanan K1 dan K4
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 78


Cakupan Pelayanan K1 dan K4 dari tahun 2008 sampai 2014 di Provinsi
Jawa Barat cenderung meningkat. Dari gambar tersebut dapat dilihat adanya
kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 berfluktuatif hingga pada tahun
2014 masih terdapat 8,42 % yang mangkir pada pemeriksaan Bumil K4.
Untuk memantau kesehatan Ibu hamil maka KMS ibu hamil atau Buku KIA
digunakan untuk mencatat pelayanan yang sudah diterima oleh ibu selama hamil,
melahirkan, nifas serta untuk bayinya dilanjutkan dengan pertumbuhan sampai umur
bayinya lima tahun (Balita).
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa 74,3 % mempunyai Buku
KIA, namun yang bisa menunjukkan hanya 34,6 %. Variasi kepemilikan buku KIA
dan bisa menunjukkan menurut kabupaten/kota bervariasi yaitu di Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Sumedang, dan Kota Banjar berkisar > 60 persen. Cakupan
terendah di Kabupaten Bekasi berkisar dibawah 20%.
Selanjutnya pada buku KIA dilakukan observasi Lembar Amanat Persalinan
untuk melihat isian 5 komponen P4K. Hasil observasi buku KIA menunjukkan untuk
isian penolong persalinan sebesar 30,5 %, dana persalinan sebesar 11,3 %,
kendaraan/ambulans desa sebesar 9,8 %, metode KB pasca salin sebesar 16 %
dan 7,8 % untuk isian sumbangan darah. Kelengkapan isian semua komponen
sebesar 6,8 % dan 68,5 % tidak ada isian.
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, Tenaga kesehatan yang memberi
pelayanan pemeriksaan kesehatan yang dipilih ibu hamil memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil sebesar 90,5%. Fasilitas kesehatan disediakan untuk
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dari RS hingga posyandu
yang merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan tenaga kesehatan yang
memberi pelayanan kepada masyarakat. Gambar V.A.4 memperlihatkan bahwa
sebagian besar ibu hamil adalah praktek bidan (60,3%), Puskesmas/pustu sebesar
8,9 persen dan pemanfaatan posyandu sebesar 2,8 persen.
Gambar V. A. 3 Gambar V. A. 4
Proporsi Tenaga Kesehatan yang Proporsi Fasilitas Kesehatan untuk
Memberi Pelayanan ANC, Pelayanan ANC, Jawa Barat
Jawa Barat Tahun 2013 Tahun 2013

Sumber : Riskesdas 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 79


Selain mengupayakan peningkatan cakupan pelayanan K4, harus
diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu
pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas
adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid).
Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga
tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2.
Pemeriksaan Bumil ke-4 (K4) pada tahun 2014 sebesar 99,41%, atau
sebanyak 974.908 Bumil namun pemberian 90 tablet besi hanya sebesar 97,57%,
atau 956.902 orang dan terdapat kesenjangan sebesar 1,85 % atau 18.006 Bumil
tidak mendapat tablet FE.
Kunjungan ibu hamil yang terdektesi sebagai ibu hamil dengan resiko tinggi
ke pelayanan kesehatan di Jawa Barat, tahun 2014 sebanyak 186.534 orang, atau
95,1% dari perkiraan bumil dengan komplikasi sebanyak 196.138 bumil, dan telah
mencapai target Provinsi Jawa Barat sebesar 80%. Dengan terdektesinya ibu hamil
ini, diharapkan persalinan dapat ditangani lebih dini atau kalaupun terjadi komplikasi
persalinan maka tidak mengakibatkan kematian.
Berdasarkan Kab/Kota cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani
terindkasi 22 Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target (80%), masih 5
Kabupaten/Kota yang dibawah 80% yaitu Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut,
Kab. Pangandaran dan Kota Bogor.
Gambar V. A.5
Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.
Cakupan persalinan adalah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, angka

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 80


cakupan ini menggambarkan tingkat penghargaan masyarakat terhadap tenaga
penolong persalinan dan manajemen persalinan KIA dalam memberikan
pertolongan persalinan secara profesional.
Dalam kurun 2008 – 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan cenderung meningkat dan pada tahun 2014 sebesar 97,70%, hal ini
sudah mencapai target (90%). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jawa
Barat tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 9,7 poin, apabila dibandingkan
dengan cakupan tahun 2013 sebesar 88,00%.
Gambar V. A. 6
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2014

80,47 81,94 87,20 89,30 88,00 97,70


100 74,34
80
60
40
20
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota tahun 2014, terdapat 21


Kab/Kota yang mempunyai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ≥ 90% dan 6
Kab/Kota belum mencapai target yaitu : Kab.Pangandaran, Kab.Bandung Barat,
Kab.Bandung, Kab.Cianjur, Kota Cirebon, dan Kota Cimahi.
Gambar V. A. 7
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Persentase tempat ibu melahirkan menurut karakteristik tempat tinggal dan


status ekonomi, di pedesaan umumnya persalinan dilakukan di rumah/lainnya,
sedangkan di perkotaan melahirkan di fasilitas kesehatan lebih banyak. Makin tinggi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 81


status ekonomi lebih memilih tempat persalinan di fasilitas kesehatan, sebaliknya
untuk makin rendah status ekonomi, persentase persalinan di rumah makin besar.
Tabel V. A. 1
Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Dr.Kebid & Dokter Keluarga Tidak ada


No Kabupaten/Kota Bidan Perawat Dukun
Kandungan Umum / lainnya penolong
1 Bogor 7.8 0,0 55.0 0,0 36.2 0,0 0.9
2 Sukabumi 4.7 0.6 70.8 0.6 22.1 0,0 1.2
3 Cianjur 4.3 0,0 49.5 0,0 44.4 0,0 1.9
4 Bandung 17.1 0.6 64.7 0.3 17.0 0,0 0.2
5 Garut 3.3 0,0 55.4 0.7 39.7 0.5 0.5
6 Tasikmalaya 2.2 0,0 60.9 0,0 35.6 1.3 0,0
7 Ciamis 11.2 0.4 82.8 1.3 4.3 0,0 0,0
8 Kuningan 22.2 0,0 77.8 0,0 0,0 0,0 0,0
9 Cirebon 7.8 0,0 89.0 0,0 2.4 0,0 0.7
10 Majalengka 17.5 1.0 64.1 0,0 16.4 0,0 1.0
11 Sumedang 15.6 0,0 78.9 0,0 5.5 0,0 0,0
12 Indramayu 13.6 0,0 81.6 0,0 4.8 0,0 0,0
13 Subang 21.3 0,0 70.7 0,0 7.9 0,0 0,0
14 Purwakarta 13.8 0.8 58.3 0,0 26.7 0,0 0.4
15 Karawang 11.2 0,0 86.9 0,0 2.0 0,0 0,0
16 Bekasi 22.6 0,0 71.9 0.4 5.0 0,0 0,0
17 Bandung Barat 13.7 0,0 56.6 0,0 28.3 0,0 1.4
18 Kota Bogor 13.1 0.9 69.2 1.1 14.2 1.1 0.4
19 Kota Sukabumi 19.8 0.7 70.3 0,0 9.1 0,0 0,0
20 Kota Bandung 24.8 0.8 69.0 0,0 4.6 0,0 0.7
21 Kota Cirebon 34.9 0,0 64.8 0,0 0.3 0,0 0,0
22 Kota Bekasi 22.0 0.7 72.8 0,0 3.5 0,0 1.0
23 Kota Depok 32.4 1.8 60.2 0,0 5.6 0,0 0,0
24 Kota Cimahi 23.5 0,0 69.0 0,0 5.6 0,0 1.9
25 Kota Tasikmalaya 9.1 0,0 79.3 0,0 11.6 0,0 0,0
26 Kota Banjar 11.5 1.5 84.3 0,0 2.7 0,0 0,0
Jawa Barat 14.3 0.4 67.0 0.2 17.5 0.1 0.6

Sumber : Riskesdas 2013

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa persalinan oleh penolong linakes


(persalinan dengan tenaga kesehatan) kualifikasi tertinggi sebesar 81,6 %, dengan
rincian 14,3 % oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 0,4 % oleh dokter
umum, 67% oleh bidan, dan 0,2% oleh perawat , sedangkan penolong persalinan
oleh dukun sebesar 17,5 % dan 0,1 % penolong lainnya. Terlihat bahwa secara
umum bidan merupakan tenaga utama sebagai penolong persalinan di Jawa Barat.
Kabupaten Cirebon dan Kota Depok merupakan kabupaten/kota dengan penolong
persalinan kualifikasi tertinggi oleh dokter spesialis mencapai 34,9 % dan 32,4 %
merupakan proporsi paling tinggi dibanding kabupaten/kota lainnya.
Tempat persalinan yang ideal adalah melahirkan di institusi kesehatan.
Secara umum, 66,4 % kelahiran yang terjadi di fasilitas kesehatan dengan rincian,
16,5 % di rumah sakit (baik pemerintah maupun swasta) dan 43,9 % dilahirkan di
rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan, 5,0 % di puskesmas/ pustu, 1,1
% di poskesdes/polindes.Terdapat 33,6% masih melahirkan di rumah/lainnya.
Kabupaten/kota dengan cakupan persalinan di rumah tinggi adalah Kabupaten

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 82


Cianjur (72,2%), Kabupaten Garut (70,9%), dan Kabupaten Tasikmalaya (62,3%).
Sementara Kota Cirebon, Kota Bandung, dan Kota Bekasi merupakan
kabupaten/kota dengan cakupan persalinan di rumah terendah, masing-masing
secara berturut-turut (0,3%, 7,7%, dan 8,4%).

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih
berisiko mengalami pendarahan atau infeksi yang dapat mengakibatkan kematian
ibu. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota cakupan pelayanan ibu nifas
(KF) pada tahun 2014 baru mencapai 97,0%, terdapat 7 Kabupaten/Kota yang
belum mencapai target 85%. Yaitu Kab. Pangandaran, Bandung Barat, Kab.
Bandung, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Cirebon, dan Kota Cimahi seperti
tergambar dibawah ini.
Gambar V. A. 8
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Gambar V. A. 9
Proporsi Kelahiran Hidup Menurut Pelayanan Pemeriksaan Masa Nifas di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 83


Gambar V.A. 9 dapat dilihat bahwa secara umum kontak pasca persalinan
paling tinggi adalah pada periode 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan.
Sedangkan kontak pasca persalinan yang lengkap rata-rata Jawa Barat adalah 37,8
%.
Ibu nifas Provinsi Jawa Barat yang mendapatkan kapsul vitamin A sebesar
93,6%, apabila dibandingkan antar Kabupaten/Kota terdapat 12 Kabupaten/Kota
diatas angka Jawa Barat, tertinggi terdapat di Kabupaten Indramayu (108,7%) dan
terendah di Kabupaten Bandung Barat (74,5%). Dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar V. A. 10
Cakupan Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

d. Pelayanan Kesehatan Neonatal


Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal (bayi kurang
dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali dari tenaga
kesehatan sesuai standar, satu kali pada umur 6-48 Jam, satu kali pada umur 3-7
hari dan 1 kali pada umur 8 – 28 hari. Angka ini menunjukan kualitas dan jangkauan
pelayanan kesehatan neonatal. Hal ini karena bayi hingga umur kurang dari 1 bulan
mempunyai resiko gangguan kesehatan yang paling tinggi.
Selama periode 2008 – 2014 Cakupan Kunjungan Neonatal di Jawa Barat
cendrung meningkat, dari 82,02 % pada tahun 2008 menjadi 101,4 % pada tahun
2014, jika dibanding tahun sebelumnya 2013 terjadi peningkatan yang signifikan
hingga mencapai 10 point dari 91,1 % pada tahun 2013 menjadi 101,4% pada tahun
2014 seperti tergambar pada grafik berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 84


Gambar V. A. 11
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014

120
93.3 91.1 101.4
82.02 86.45 82.92 87.65
60

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Pencapaian persentase cakupan kunjungan neonatal per-kabupaten/ kota


pada tahun 2014 dengan kabupaten/kota yang cakupannya ≥ 90 % terdapat 20
Kabupaten/Kota, dan terdapat 7 Kabupaten/Kota ≤ 90% yaitu Kab. Pangamdaran,
Kab.Bandung Barat, Kab.Bandung, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi dan
Kota Cimahi.
Gambar V. A. 12
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN Lengkap)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Setiap bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan semua kunjungan neonatus


sebanyak 3 kali dan dinyatakan kunjungan neonatus lengkap (KN1, KN2, KN3),
berdasarkan Riskesdas 2013, Persentase kunjungan Neonatus pada umur 6-48 jam
sebanyak 67,5%, umur 3-7 hari sebanyak 62,9% dan yang umur 8-28 hari sebanyak
53,6%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 85


Gambar V. A. 13
Persentase Kunjungan Neonatus,
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 (Riskesdas 2013)

67.5
62.9
70 53.8
60
42.6
50
40
22.2
30
20
10
0
KN1 KN2 KN3 KN Tidak
(6 - 48 (3 - 7 Hari) (8 - 28 Lengkap Pernah KN
Jam) Hari)

Gambar V. A. 14
Persentase Kunjungan Neonatus (KN1, KN2, KN3 dan Tidak Pernah KN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sumber : Riskesdas tahun 2013

Seiring dengan bertambahnya umur anak, Persentase kunjungan neonatus


menurut jenis kelamin anak hampir tidak ada perbedaan, sedangkan menurut
tempat tinggal persentase kunjungan neonatus di perkotaan lebih tinggi daripada di
perdesaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan kepala
rumah tangga, semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus pada bayi
berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari. Menurut jenis pekerjaan kepala rumah
tangga, persentase kunjungan neonatus pada umur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari
tertinggi pada kelompok pekerjaan pegawai, yaitu 76,6 % untuk KN1, 72,4 % untuk
KN2, dan 63,0 % untuk KN3.

e. Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan pada kunjungan bayi sangat penting karena berkaitan
dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat masih tinggi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 86


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi minimal 4 kali kunjungan selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan, yaitu satu kali umur 29 hari-3 bulan, satu
kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-
11 bulan.
Dalam kurun waktu 2008 – 2014 Cakupan kunjungan bayi di Jawa Barat
cenderung meningkat dari 75,3% pada tahun 2008 menjadi 101,4% pada tahun
2014.
Gambar V. A.15
Cakupan Kunjungan Bayi Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2014

120,0 82,5 90,0 93,3 96,4 101,4


100,0 75,3 77,3
80,0
60,0
40,0
20,0
-

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Profil Kesehatan kabupaten/Kotatahun 2014

Apabila dibandingkan antar Kabupaten/Kota Cakupan kunjungan bayi di


Jawa Barat tahun 2013, terdapat 6 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target
(90%), yaitu Kab. Pangandaran, Kab. Bandung Barat, Kab. Bekasi, Kota Bekasi,
Kota Cirebon dan Kota Banjar.
Gambar V. A. 16
Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2014

f. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 87


kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual
yang intensif dan awal pertumbuhan moral.
Pelayanan Kesehatan anak balita (umur 12-59 bulan) di Jawa Barat Pada
tahun 2014 mencapai 77,9% dan ini belum mencapai target sebesar 90%, terdapat
3 Kab/Kota yang telah mencapai target yaitu : Kab. Bandung, Kota Bandung dan
Kab. Sumedang. rata rata cakupan 75,4% , dengan batas terendah 36,2% dan batas
tertinggi 115,5%, Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per-Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar V. A. 17
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (12 – 59 bulan)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2014

2. Pelayanan Keluarga Berencana


Keberhasilan program Keluarga Berencana dapat diketahui dari beberapa
indikator ditunjukan melalui pencapaian cakupan KB Aktif dan peserta KB Baru
terhadap pasangan umur subur (PUS) dan Persentase peserta KB Aktif Metode
Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET).
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian,
umur subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih
diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah penduduk perempuan umur 10
tahun keatas yang pernah menikah terutama kurang dari 16 tahun di Provinsi Jawa
Barat sebanyak 15,72%. Sedangkan jumlah penduduk perempuan umur 10-49 tahun
dan berstatus menikah dengan status penggunaan KB hanya 73,71%. Selanjutnya
untuk kelompok perempuan umur 10-49 tahun dan berstatus kawin yang tidak pernah
sama sekali menggunakan KB di Provinsi Jawa Barat sebanyak 14,97%.
Dalam kurun waktu 2008 – 2014 Pencapaian KB Aktif di Provinsi Jawa Barat
mengalami fluktuasi dan cenderung menurun dari 77,90% pada tahun 2008 menjadi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 88


73,2%, cakupan tertinggi terjadi pada tahun 2011 mencapai 99,6%, walaupun demikian
Jawa Barat pada tahun 2014 ini sudah mencapai target (70%), dalam sebarannya
terdapat 3 Kab/Kota yang belum mencapai target yaitu Kab.Tasikmalaya, Kab. Cianjur
dan Kab. Subang.
Gambar V. A. 18
Persentase Alat Kontrasepsi pada Akseptor KB Aktif
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014

120.0 99.60
100.0 77.90 78.70
74.43 76.13 74.90 73.20
80.0
60.0
40.0
20.0
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Gambar V. A.19
Persentase Cakupan Peserta KB Aktif terhadap Pasangan Umur Subur
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Gambar V. A.20
Proporsi KB Aktif Menurut Kontrasepsi
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Barat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 89


Peminatan kontrasepsi pilihan masih didominasi pada suntik (52,99%) dan PIL
2,17%. Proporsi penggunaan alat/cara KB Modern di Provinsi Jawa Barat saat ini dari
hasil Riskesdas 2013 sebesar 64,4%, proporsi penggunaan KB terendah 56,3 % (Kota
Tasikmalaya) dan tertinggi 75,4 % (Kabupaten Sumedang).
Gambar V. A.21
Persentase WUS Kawin yang Menggunaan Alat/Cara KB
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Penggunaan menurut alat atau cara tersebut juga mencerminkan CPR KB


modern dan CPR KB tradisional. Indikator CPR modern merupakan salah satu indikator
MDGS ke lima dengan target peningkatan CPR modern sebesar 65 persen (Kemenkes
RI, 2011).
Pola penggunaan KB yang didominasi oleh alat/cara KB modern (64,2%)
dibanding cara tradisional (0,2%). Alat/cara KB modern terdiri dari kondom Pria/wanita,
sterilisasi pria, sterilisasi wanita, IUD/AKDR/spiral, pil, suntikan, dan diafragma serta
susuk/implant. Sedangkan alat/cara KB tradisional meliputi metode menyusui alami,
pantang berkala/kalender dan senggama terputus dan lainnya.
Gambar V. A.22
Proporsi Penggunaan Alat/Cara KB Saat Ini oleh WUS Kawin dan
Kelompok Umur di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 90


Pengguna alat/cara KB menurut kelompok umur, terlihat bahwa proporsi
penggunaan KB saat ini yang terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun yaitu
71,2%. Kelompok umur 45-49 tahun adalah kelompok umur yang paling sedikit
menggunakan alat/cara KB yaitu 37,9%.
Proporsi WUS berstatus kawin (15-49 tahun) berdasarkan tenaga dan tempat
pelayanan KB. Tenaga yang banyak memberi pelayanan KB adalah bidan hingga 73%,
sangat kontras dengan tenaga kesehatan lainnya hanya mencapai 11%. Tempat
pelayanan KB yang paling diminati adalah praktek bidan (60%), selanjutnya adalah di
puskesmas (9%), apotek/lainnya (16%) dan rumah sakit (6%) serta yang paling sedikit
adalah di tim KB/medis keliling (1%).
Gambar V. A.23 Gambar V. A.24
Proporsi Penggunaan Fasilitas Proporsi Tenaga Kesehatan Yang
Kesehatan Untuk Mendapat Pelayanan Dipilih WUS Kawin Untuk Mendapat
KB Yang Dipilih WUS Kawin, Jawa Pelayanan KB, Jawa Barat 2013
Barat Tahun 2013

3. Pelayanan Immunisasi
Program immunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai
sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah oleh immunisasi.
a. Imunisasi Bayi
Program immunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai
sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh immunisasi (PD3I), seperti Diptheri,
Pertusis, Tetanus Neonatorum, Polio dan Campak.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.
Hasil pelayanan imunisasi secara umum di Provinsi Jawa Barat selama 5
tahun terakhir menunjukan kecenderungan seluruh cakupan jenis vaksin imunisasi
dapat mencapai target yang ditetapkan. Cakupan yang tinggi ternyata belum cukup

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 91


untuk menjamin tidak adanya kejadian penyakit yang dapat dicegah imunisasi pada
bayi balita, seperti diptheri, tetanus neonatorum Campak dan pertusis.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian imunisasi
merangsang titer antibody. Dari mulai potensi vaksin sampai dengan respon individu
bayi, sampai aspek pengelolaan program pelayanan imunisasi di sarana pelayanan
kesehatan.
Berikut disajikan hasil capaian cakupan imunisasi dasar bayi di Provinsi
Jawa Barat tahun 2014, yaitu cakupan HB0, BCG, DPT/HB3, Polio4 dan Campak.
Pemberian imunisasi HB0 (Haemophilus influenza type B) diberikan satu kali
kepada bayi usia baru lahir sampai < 1 bulan. Bertujuan memberikan kekebalan
tubuh bayi terhadap kemungkinan adanya infeksi virus Haemophilus influenza type
B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada
katup pita suara dan tabung suara).
Cakupan imunisasi HB0 selama 2008 – 2014 cenderung meningkat dari
62.7 % pada tahun 2008 menjadi 89.3% pada tahun 2014. Demikian juga capaian
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk melindungi bayi dari kemungkinan risiko
penyakit tuberculosis, diberikan satu kali, pada bayi berusia satu bulan. Cakupan
imunisasi BCG selama periode 2008 sampai 2014 antara 87,54% - 106,5%, pada
tahun 2014 mencapai 105%.
Pemberian imunisasi DPT/HB merupakan upaya menurunkan risiko bayi
terhadap kemungkinan infeksi penyakit Diptheri, Pertusis, Tetanus Neonatorum dan
Hepatitis B. Dosis pemberian imunisasi DPT/HB diberikan sebanyak 3 kali, masing-
masing ketika bayi berusia 1 bulan sampai 4 bulan.
Berbeda dengan cakupan imunisasi HB0 dan BCG, cakupan imunisasi
DPT/HB3 Provinsi Jawa Barat selama 2008 - 2014 berfluktuatif dengan range
92,7% - 102,1%. Cakupan DPT/HB3 2014 merupakan cakupan tertinggi selama
2008 – 2014.
Gambar V. A.25
Cakupan Immunisasi Dasar Bayi
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 – 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 92


Selisih antara cakupan imunisasi DPT/HB1 dengan cakupan imunisasi
DPT/HB3 dapat digunakan untuk mengetahui angka kelangsungan proses layanan
imunisasi. Selisih cakupan ini menunjukan banyaknya bayi yang tidak tuntas
diberikan pelayanan imunisasi (DO). Semakin besar selisih cakupan tersebut
menunjukan semakin besar angka drop out pelayanan imunisasi tersebut.
Diketahui angka drop out tahun 2014 Provinsi Jawa Barat adalah sebesar
3,25%. Angka ini antara lain dapat menunjukan adanya permasalahan dalam
penetapan sasaran bayi, pelayanan imunisasi tidak seluruhnya dilakukan
berdasarkan konsep wilayah pelayanan serta pencatatan pelaporan pelayanan
imunisasi.
Pemberian imunisasi Polio diberikan kepada bayi dengan dosis sebanyak 4
kali. Pemberian vaksin polio diberikan secara oral. Diberikan mulai bayi 1 bulan
sampai usia 4 bulan. Tujuan pemberian imunisasi Polio adalah memberikan
kekebalan kepada bayi terhadap infeksi virus polio liar penyebab penyakit Polio
(kelumpuhan). Pemberian imunisasi rutin polio, pemberian imunisasi massal (PIN)
dan Surveilans AFP merupakan strategi dalam upaya pencapaian sertifikasi bebas
polio (eradikasi polio).
Cakupan imunisasi Polio4 di Jawa Barat selama periode 2008 – 2014 selalu
mencapai diatas 90 % dengan kisaran terendah 92.2% dan tertinggi tahun 2014
dengan cakupan 102,1%.
Pemberian imunisasi Campak diberikan kepada bayi dengan dosis
sebanyak satu kali dengan cara suntikan, ketika bayi berusia 9 bulan, merupakan
vaksin terakhir yang diberikan pada pemberian imunisasi dasar. Tujuan pemberian
imunisasi Campak adalah untuk memberikan kekebalan kepada bayi terhadap
infeksi virus Campak penyebab penyakit Campak. Pemberian imunisasi rutin
Campak, pemberian imunisasi massal (PIN) dan Surveilans Campak merupakan
strategi dalam upaya reduksi penyakit Campak.
Capaian imunisasi Campak di Jawa Barat selama periode 2008 - 2014
juga selalu mencapai diatas 90% antara 93,58% - 101,6% tahun 2014 merupakan
cakupan tertinggi hingga mencapai 101,6%.
Cakupan Imunisasi dasar lengkap mencapai 73,8%, angka cakupan setiap
Kab/Kota antara 8,5% - 120%, secara rinci dapat digambarkan berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 93


Gambar V. A.26
Cakupan Immunisasi Dasar Bayi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

b. Imunisasi Ibu Hamil


Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) berkaitan erat dengan ANC
sebagai upaya Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan
status imunisasi ibu saat ini
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Imunisasi TT1 pada tahun 2014
sebanyak 514.939 Bumil (52,3%) dari sasaran Ibu Hamil sebanyak 1.002.966 orang,
sedangkan cakupan TT2 sebanyak 455.000 (45,4%), Cakupan TT3 sebanyak
119.821 Bumil (11,9%), Cakupan TT4 sebanyak 72.850 Bumil (7,3%), Cakupan TT5
sebanyak 60.102 Bumil (6%) dan TT2+ merupakan Bumil yang telah memiliki status
T2 sampai dengan T5 sebanyak 707.773 orang (70,6%).
Gambar V. A. 27
Cakupan Immunisasi pada Ibu Hamil
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber: Profil Kesehatan kabupaten/Kota tahun 2014

Cakupan Immunisasi TT1 di Kab/Kota antara 25,7% - 82,9%,dengan


prosentase rata rata 51,92% cakupan tertinggi di Kota Cimahi (82,9%) dan terendah

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 94


di Kota Cirebon (25,7%), terdapat 13 Kab/Kota yang cakupannya dibawah angka
Jawa Barat sebesar 51,3%. Cakupan Immunisasi TT2 antara 20,3%
(Kab.Pangandaran) – 77,3% (Cimahi) terdapat 18 Kab/Kota dengan cakupan
dibawahangka angka cakupan Jawa Barat sebesar 45,4%.
Cakupan Immunisasi TT3 antara 0,8% (Kab.Tasikmalaya) – 29,7% (Kota
Tasikmalaya), terdapat 15 Kab/Kota yang cakupannya dibawah angka Jawa Barat
sebesar 11,6%. Cakupan Immunisasi TT4 antara 0,4% (Kab.Sumedang) –
23,1%(Kota Depok), terdapat 15 Kab/Kota dengan angka cakupan dibawah angka
Jawa Barat sebesar 7,3% , Untuk TT5 antara 0,4% (Kab.Sumedang) - 20%(Kota
Depok), terdapat 16 Kab/Kota yang cakupannya dibawah Jawa Barat sebesar 6%,
dan Untuk TT2+ antara 28,5% (Kab.Pangandaran) – 147% (Kota Depok), terdapat
13 Kab/Kota dengan cakupan dibawah Jawa Barat. Dan terdapat 3 Kab/Kota yang
cakupannya diatas 100% yaitu ; Kota Depok, Kota Bekasi dan Kota Tasikmalaya.

c. Cakupan UCI Desa/Kelurahan


Indikator program imunisasi salah satunya adalah Persentase
Desa/Kelurahan yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI). Desa yang
mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi dasar ≥ 80%.
Gambar V.A.28
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2014

Sumber: Profil Kesehatan kabupaten/Kota dan Bidang Bina PLPP tahun 2014

Rata-rata cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Jawa Barat sejak tahun


2008 sampai dengan 2014 cenderung meningkat, bahkan diatas target (80%),
Cakupan UCI Jawa Barat tahun 2014 sebesar 87,5%, turun 7,9 poin jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 95,4%, secara rinci per-
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 95


Gambar V.A.29
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber: Profil Kesehatan kabupaten/Kota tahun 2013

Pada tahun 2014 cakupan desa / kelurahan UCI, sebanyak 5.218 Desa/
Kelurahan dari 5.964 yang ada di Jawa Barat ( 87,5%), tersebar di 27 Kab/Kota
dengan cakupan antara 24,2% - 100 %, Kab/Kota dengan cakupan dibawah 80%
terdapat di 3 Kab/Kota yaitu : Kab Kuningan 24,2%, (Baru 91 Desa/Kel dari 376
Desa /Kel yang ada ) Kab. Indramayu 70,7%, (Baru 224 Desa/Kel dari 317 Desa/Kel
yang ada ) dan Ciamis 75,8% (Baru 201 Desa/Kel dari 265 Desa/Kel yang ada).

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


Dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan serta meningkatnya kemampuan sosial ekonomi, maka kemampuan
masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan yang memuaskan akan meningkat di
masa mendatang. Upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit harus ditingkatkan mutunya.
Upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut meliputi pelayanan rawat jalan, rawat
inap, rujukan serta pelayanan kesehatan lainnya.
Untuk mengetahui kualitas upaya pelayanan kesehatan rumah sakit, telah dilakukan
pengembangan sistem rumah sakit. Sejak 1996 telah dilakukan akreditasi terhadap rumah
sakit, baik rumah sakit Pemerintah maupun Swasta. Rumah sakit pemerintah terdiri dari
rumah sakit pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/ kota, vertikal, TNI/Polri, BUMN dan
pendidikan. Berikut hasil akreditasi rumah sakit tahun 2014.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 96


Tabel V. B. 1
Akreditasi Rumah Sakit Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Tahun Jml RS Akreditasi Pelayanan Non


5 12 16 Versi Akred
Pelayanan Pelayanan Pelayanan 2012
2012 272 42 28 9 - 193
2013 290 53 34 26 - 177
2014 309 5 45 21 11 227

Dari 309 rumah sakit yang ada di Jawa Barat tahun 2014, sebanyak 82 (26,5 %)
rumah sakit sudah mendapatkan penetapan status akreditasinya. Penetapan akreditasi
rumah sakit tahun 2014 menurun dibandingkan jumlah penetapan akreditasi rumah sakit
2013 yang sudah mencapai 113 rumah sakit hal ini disebabkan masa penetapan status
akreditasinya sudah habis dan rumah sakit yang bersangkutan belum mengajukan
perpanjangan atau sedang dalam proses mendapatkan status perpanjangan masa
akreditasinya.
Status akreditasi suatu rumah sakit tidak berlaku permanen, namun secara periodik
tiga tahun sekali harus dilakukan penilaian dan penetapan ulang, sehingga memungkinkan
jumlah rumah sakit yang sudah mempunyai status akreditasi rumah sakit jumlahnya
menurun (berubah).
Berdasarkan hasil akreditasi capaian rumah sakit tahun 2014, di Jawa Barat saat ini
terdapat 5 rumah sakit (1,6 %) dengan akreditasi 5 pelayanan, 45 rumah sakit (14,6 %)
dengan akreditasi 12 pelayanan terdapat kenaikan 26% bila dibandingkan tahun lalu, 21
rumah sakit (6,8 %) dengan akreditasi 16 pelayanan, 11 rumah sakit (3,6 %) akreditasi
versi 2012 serta 227 rumah sakit (73,5 %) belum mendapatkan penetapan akreditasinya.

1. Kunjungan di Rumah Sakit


a. Kunjungan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Kunjungan rawat jalan baik kasus baru maupun kasus lama di seluruh
Rumah Sakit di Jawa Barat tahun 2014 berjumlah 8.696.448 menurun dibanding
data kunjungan rawat jalan rumah sakit 2013 yang sebanyak 10.667.662. Fluktuasi
jumlah kunjungan rawat jalan rumah sakit tahun 2012 sampai dengan 2014 sangat
dipengaruhi oleh kelengkapan laporan rumah sakit. Pada tahun 2014 dari 27
Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat sebanyak 3 Kabupaten/Kota belum
mengirimkan laporan kunjungan rawat jalan yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Subang dan Kota Sukabumi, sedang Kabupaten Pangandaran belum mempunyai
Rumah Sakit.
Untuk mengetahui pola jumlah kunjungan rawat jalan di rumah sakit dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 97


Gambar V. B. 1
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014

Proporsi kunjungan rawat jalan 2014 mencapai 18,8 % jumlah penduduk


Provinsi Jawa Barat, menurun dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Proporsi ini belum sesuai dengan perkiraan angka estimasi akses penduduk
menggunakan saran pelayanan rumah sakit yang berkisar 20 s/d 25%.

b. Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit


Berbeda dengan kunjungan rawat jalan rumah sakit yang menurun, maka
jumlah kunjungan rawat inap rumah sakit sejak tahun 2012 cenderung fluktuatif.
Kunjungan rawat inap tahun 2014 menurun 47,4 % dibanding 2013, yaitu dari
2.239.506 tahun 2014 menjadi 1.177.580 tahun 2013, seperti diperlihatkan oleh
gambar dibawah ini.
Gambar V. B. 2
Kunjungan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014

Proporsi kunjungan rawat inap 2014 mencapai sekitar 2,5 % jumlah


penduduk yang melakukan kunjungan rawat inap. Artinya ada 2,5 % dari penduduk
yang berobat ke rumah sakit harus diberikan pelayanan rawat inap. Hal ini tidak
sesuai dengan perkiraan angka estimasi jumlah penduduk yang harus diberikan
layanan rawat inap, sebesar 5 %.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 98


2. Angka Kematian di Rumah Sakit
Jumlah kematian di rumah sakit adalah merupakan indikator dampak dari
proses pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Pada umumnya kematian pasien di
rumah sakit dikelompokan dalam Gross Death Rate (Angka Kematian Kasar di Rumah
Sakit) dan Net Death rate (Angka Kematian Bersih).
Untuk mengetahui mutu pelayanan rumah sakit di Jawa Barat selama tahun
2014 dapat diketahui dari indikator GDR (Groos Death Rate) dan NDR (Net Death
Rate), seperti pada tabel berikut ini.
Tabel V. B. 2
Angka Kematian Menurut Kepemilikan RS
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
RUMAH SAKIT GDR/1000 NDR/1000
RSU PEMERINTAH (KEMKES) 55 46
RSU PEMERINTAH (PEMDA) 32 15
RSU SWASTA 18 8
RS KHUSUS SWASTA 11 5
RS KHUSUS PEMERINTAH 30 20
RS TNI/POLRI 31 18
RS BUMN 16 13
JAWA BARAT 26 13

Indikator mutu pelayanan rumah sakit GDR bisa memberikan gambaran secara
umum tentang kematian yang terjadi di rumah sakit, tanpa mempertimbangkan
kematian pasien yang baru tiba atau sampai di rumah sakit (dibawah 48 jam). Indikator
GDR juga menunjukkan mutu pelayanan rumah sakit.
Dalam 2 tahun ini angka GDR tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat sebesar
26/1000. Angka GDR ini masih berada dibawah standar yaitu 45 per 1000 penderita
keluar dalam kondisi meninggal. Berdasarkan pelaporan yang diterima, indikator GDR
tertinggi terjadi di RS Pemerintah (RS Rujukan Vertikal) dengan 55/1000. Hal ini wajar
karena RS tersebut merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Jawa Barat, yang
banyak menerima pasien dengan kondisi yang sudah kritis/ kompleks. Capaian
indikator GDR RS Pemerintah ini melebihi nilai standar indikator GDR, yakni 45/1000.
Sedangkan yang terendah pada RS Khusus Swasta dengan nilai 11/1000.
Ukuran indikator mutu pelayanan rumah sakit yang lebih sensitif bisa dilihat dari
indikator NDR. NDR hanya menghitung kematian yang sudah dalam penanganan
rumah sakit atau sudah ada di RS lebih dari 48 jam. Dibandingkan NDR Jawa Barat
2014 sebesar 13/1000, kedaan ini sama dengan tahun lalu, masih dibawah standar
NDR yang dipersyaratkan yakni 25/1000. Sama halnya dengan indikator GDR maka
untuk NDR yang tertinggi 2014 terjadi juga di RS Pemerintah (RS Rujukan Vertikal)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 99


yaitu sebesar 46/1000. Sedangkan terendah terjadi di RS Khusus Swasta dengan
angka NDR sebesar 5/1000.

3. Tingkat Efesiensi Pelayanan Rumah Sakit


Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari
berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan.
Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata
lama hari perawatan (Length of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn
Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI),
Persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan Persentase
pasien keluar yang meninggal ≥ 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).
Indikator tersebut merupakan indikator luaran dan proses pada rumah sakit.
Indikator ini hanya memperlihatkan sejauh mana rumah sakit dimanfaatkan oleh
masyarakat pengguna dan sejauh mana tempat tidur rumah sakit dapat dipergunakan
se optimal mungkin. Kinerja Rumah Sakit di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel V. B. 3
Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
RSU
Nilai RSU RSU RSU RS
Indikator TNI/ RSK
Evisiensi Vertikal Pemda Swasta BUMN
Polri
BOR 75%-85% 67,8 67,2 39,1 61,2 64,6 32,2
ALOS 3 - 9 hr 2,2 3,2 2,7 3,6 2,3 1,8
TOI 1 - 3 hr 3,7 1,8 5,3 2,8 1,8 6,2
BTO >30 kl 31,8 67,5 42,3 51,2 72,6 40,1

Berdasarkan tabel indikator pelayanan rumah sakit 2014 di atas capain BOR
tertinggi dicapai oleh RSU Pemerintah (RS Vertikal) sebesar 67,8%. Capaian BOR
terbesar 2014 ini masih berada dibawah standar BOR 75%-85%. Sedangkan yang
terendah terjadi pada RS Khusus yaitu sebesar 32,2%. Capaian BOR RSU Pemerintah
Daerah sebesar 67,2% mengindikasikan adanya pemanfaatan sarana pelayanan yang
dimiliki daerah oleh masyarakatnya.
Meskipun secara kategori kelompok kepemilikan RS capaian BOR masih
dibawah standar, namun dianalisis per rumah sakit maka terdapat 32 RS dengan
capaian BOR mencapai standar 75%-85% yaitu 1 RSU Pemerintah (RS Vertikal), 13
RSU Pemerintah Daerah, RSU Swasta 15, 2 RSU TNI/Polri dan 1 RS Khusus
Pemerintah.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 100


Untuk indikator lama rawatan seorang pasien (LOS) tertinggi dicapai oleh RSU
TNI/Polri yaitu sekitar 3 – 4 hari, dan angka tersebut sudah berada di standar LOS yaitu
3-9 hari. Sedangkan capaian terendah dicapai RS Khusus yaitu sebesar 1 - 2 hari.
Batasan ideal untuk TOI adalah 1 - 3 hari, itu berarti hanya kelompok RSU
Pemda, RS TNI/Polri dan BUMN yang TOI nya ideal. TOI kelompok rumah sakit
lainnya mencapai angka diatas 3 hari, dengan yang tertinggi kelompok RSU Swasta
dengan TOI mencapai 5 hari.
Untuk indikator BTO semua kelompok rumah sakit sudah mencapai standar
ideal yakni frekwensi di atas 30 kali. BTO tertinggi dicapai oleh kelompok RS BUMN
dengan frekwensi 73 kali per tahun. BTO terendah dicapai oleh kelompok RS Vertikal
Kementerian dengan frekwensi sebanyak 32 kali.
Selain indikator tersebut di atas, untuk menggambarkan tingkat efisiensi
pelayanan rumah sakit secara keseluruhan digunakan metode pendekatan Barber
Johnson. Metode Barber Johnson membuat komposit dari 4 indikator pelayanan rawat
inap rumah sakit yang dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan
efisiensi pelayanan rawat inap suatu rumah sakit, yakni. BOR (Bed Occupancy Ratio),
AVLOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over).
Pada grafik Barber Johnson akan terdapat 4 garis, yaitu garis BOR, LOS, TOI
dan garis BTO. Perpotongan dari ke empat garis indikator tersebut akan di
visualisasikan oleh titik perpotongan. Perpotongan garis tersebut apakah berada di
dalam atau diluar daerah efisien.
Daerah Efisien ditentukan dengan nilai-nilai standar dari ke empat indiaktor
pelayanan. Nilai Standar ke empat indikator tersebut adalah : BOR : 75%, AvLOS : 3-9
hari, TOI : 1-3 hari, BTO : 30 kali. Daerah efisien digunakan untuk membantu pembaca
untuk menentukan apakah dengan nilai-nilai ke empat indikator tersebut, pemakaian
tempat tidur di sebuah rumah sakit sudah efisien atau tidak. Apabila titik temu ke empat
garis tersebut berada pada daerah efisien, maka pemanfaatan tempat tidur sudah
efisien, begitu pula sebaliknya. Keempat indikator tersebut saling berkaitan sehingga
memerlukan upaya menyeluruh bila ingin meningkatkan efisiensi pengelolaan RS.
Secara empiris rendahnya BOR antara lain dipengaruhi oleh lama rawat yang
berkurang (LOS) dan interval bed terisi (TOI) yang cukup tinggi. TOI tinggi antara lain
berkaitan dengan pengorganisasian yang kurang baik dan rendahnya perimintaan/
penggunaan tempat tidur. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka TOI
antara lain melalui promosi, peningkatan pelayanan dan realokasi tempat tidur, serta
perbaikan penatalaksanaan bagian penerimaan pasien.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 101


Gambar V. B. 3
Tingkat Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

RSU PEMERINTAH RSU PEMDA RSU SWASTA


(KEMKES)

RS TNI PORLI RS BUMN RSK PEMERINTAH &


SWASTA

Berdasarkan kelengkapan data laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota di Jawa Barat selama periode 2014, diketahui bahwa tingkat efisiensi
pengelolaan rumah sakit di Provinsi Jawa Barat belum mencapai tingkat efisiensi yang
ideal. Hal ini bisa dilihat dari visualisasi Grafik Barber Johnson pada 6 kelompok rumah
sakit yang menunjukan bahwa tidak terjadi titik perpotongan dari ke empat garis

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 102


indikator LOS, TOI, BOR dan BTO yang berada diluar daerah efisien pada 6 kelompok
rumah sakit. Garis indikator yang paling mendekati daerah efisien terjadi di kelompok
rumah sakit Pemda.

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Masalah gizi penduduk merupakan masalah yang tersembunyi, yang berdampak
pada tingginya angka kesakitan dan kematian. Kurang asupan dan absorbsi gizi mikro
dapat menimbulkan konsekuensi pada status kesehatan, pertumbuhan, mental dan fungsi
lain (kognitif, sistim imunitas, reproduksi, dan lain-lain). Timbulnya masalah gizi dapat
disebabkan karena kualitas dan kuantitas dari intake makanan (terutama energi dan
protein), dimana secara kronis bersama-sama dengan faktor penyebab lainnya dapat
mengakibatkan maramus atau kwashiorkor.
Sesungguhnya telah banyak upaya penanggulangan masalah gizi yang dilakukan,
akan tetapi, keberhasilan upaya tersebut masih dirasakan belum optimal. Upaya perbaikan
gizi masyarakat merupakan upaya untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi
masyarakat . Indikator gizi masyarakat antara lain status gizi, anemia gizi besi, vitamin A
dan gangguan akibat kekurangan yodium.

1. Status Gizi
Masalah gizi penduduk merupakan masalah yang tersembunyi, yang
berdampak pada tingginya angka kesakitan dan kematian. Kurang asupan dan absorbsi
gizi mikro dapat menimbulkan konsekuensi pada status kesehatan, pertumbuhan,
mental dan fungsi lain (kognitif, sistim imunitas, reproduksi, dan lain-lain). Timbulnya
masalah gizi dapat disebabkan karena kualitas dan kuantitas dari intake makanan
(terutama energi dan protein), dimana secara kronis bersama-sama dengan faktor
penyebab lainnya dapat mengakibatkan maramus atau kwashiorkor.
Kurang gizi dikarenakan akses masyarakat terhadap pangan rendah, makanan
ibu hamil kurang kalori dan protein atau terserang penyakit, bayi baru lahir tidak diberi
kolostrum, bayi sudah diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebelum usia 4-6
bulan, pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat, anak dibawah 2 tahun
diberik makanan kurang atau densitas energinya kurang, makanan yang diberikan tidak
mempunyai kadar zat gizi mikro yang cukup, penanganan diare yang tidak benar dan
makanan yang kotor/terkontaminasi
Sesungguhnya telah banyak upaya penanggulangan masalah gizi yang
dilakukan, akan tetapi, keberhasilan upaya tersebut masih dirasakan belum optimal.
Salah satunya upayanya dengan diberikannya Kartu Menuju Sehat dan Buku KIA bagi
Balita sebagai pemantauan untuk ibu dan petugas kesehatan, ternyata hasil Riskesdas
Persentase kepemilikan buku KIA pada anak umur 0-59 bulan baru mencapai 47,9%
sisanya hilang dan tidak memiliki buku KIA.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 103


Demikian pula upaya yang telah dilaksanakan antara lain pemberian makanan
tambahan pemulihan (PMTP), bantuan keuangan gubernur 90 hari, peningkatan
kapasitas petugas dalam pelatihan tatalaksanan gizi buruk, konseling menyusui,
penilaian pertumbuhan, pemberian makanan bayi dan makanan (PMDH) dan konseling
makanan pendamping air susu ibu (MP ASI), kerjasama lintas sektor.
a. Status Gizi Balita
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, di Jawa Barat Prevalensi gizi kurang
pada balita (BB/U<-2SD) secara nasional adalah 19,6%, sedangkan di Jawa Barat
lebih baik yaitu 15,7%. Prevalensi yang tertinggi adalah di Kabupaten Bandung
Barat (22,4%) sedangkan terendah di Kota Cimahi (10,2%).
Masalah stunting/pendek pada balita menunjukkan angka rerata Jawa Barat
35,3 % yang juga lebih baik dari angka nasional (37,2%). Prevalensi yang tertinggi di
Kabupaten Bandung Barat (52,5%) dan terendah di Kota Depok (25,7%).
Prevalensi kekurusan menurut kabupaten/kota. Salah satu indikator untuk
menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah keadaan
sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z-score < -3,0 SD. Prevalensi sangat kurus di
Provinsi Jawa Barat masih cukup tinggi yaitu 5,0 %. Demikian pula halnya dengan
prevalensi kurus sebesar 5,9 %. Terdapat di 14 Kabupaten/kota dimana prevalensi
kurus diatas prevalensi Jawa Barat secara umum, dengan urutan dari prevalensi
tertinggi sampai terendah, adalah: (1) Kota Bandung, (2) Kabupaten.Karawang, (3)
Kabupaten Tasikmalaya, (4) Kabupaten Cirebon, (5) Kabupaten Garut, (6) Kota
Bekasi, (7) Kabupaten Subang, (8) Kota Cirebon, (9) Kabupaten Bandung Barat,
(10) Kabupaten Bekasi, (11) Kabupaten Ciamis, (12) Kabupaten Sukabumi, (13)
Kota Banjar dan (14) Kabupaten Bandung.
Menurut WHO 2010 masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius
bila prevalensi BB/TB Kurus antara 10,0 % - 14,0 %, dan dianggap kritis bila ≥ 15,0
%. Pada tahun 2013, secara umum di Provinsi Jawa Barat prevalensi BB/TB kurus
pada balita masih 10,9 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah kekurusan di
Jawa Barat merupakan masalah kesehatan yang serius. Diantara 26
Kabupaten/Kota, terdapat 14 Kabupaten/kota yang masuk kategori serius dan 6
Kabupaten/Kota termasuk kategori kekurusan kritis, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten
Garut, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang dan Kota
Bandung. Kelompok umur yang terbanyak status gizi sangat kurus terjadi pada umur
6-11 bulan (6,8%) dan pada umur 0-5 bulan sebesar 6,7%, dengan jenis kelamin
laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Pada tahun 2013 Prevalensi Kegemukan di Provinsi Jawa Barat sebesar
11,8%. Terdapat 10 Kabupaten/Kota yang memiliki masalah kegemukan di atas
angka umum Jawa Barat dengan urutan prevalensi tertinggi sampai terendah, yaitu
(1) Kabupaten Bandung Barat, (2) Kabupaten Cirebon, (3) Kabupaten Bekasi, (4)

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 104


Kota Depok, (5) Kota Bandung, (6) Kabupaten Karawang, (7) Kabupaten Bandung,
(8) Kabupaten Garut, (9) Kabupaten Indramayu dan (10) Kabupaten Sukabumi.
Gambar V. C. 1
Prevalensi Status Gizi BB/TB <-2 SD Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sumber: Riskesdas 2013

b. Status Gizi Anak umur 5 – 12 tahun


Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, di Jawa Barat Prevalensi pendek pada
anak umur 5-12 tahun adalah 11,4% sangat pendek dan 18,2% pendek. Apabila
dibandingkan antar Kabupaten/Kota prevalensi sangat pendek terendah di Kota
Depok (1,8%) dan tertinggi di Kabupaten Garut (22,9%). Sebanyak 9 Kabupaten
dengan prevalensi di atas prevalensi Jawa Barat yaitu Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang,
Kabupaten Ciamis. Secara rinci dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar V. C. 2
Prevalensi Anak Sangat Pendek Umur 5 – 12 Tahun Menurut Kabupaten/Kota,
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Sedangkan prevalensi kurus (menurut IMT/U) di Jawa Barat pada anak


umur 5-12 tahun adalah 9,1 %, terdiri dari 3,1 % sangat kurus dan 6,0 % kurus.
Prevalensi kurus paling rendah di Kota Tasikmalaya (5,7%) dan paling tinggi di

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 105


Kabupaten Indramayu (14,0%) dan sebanyak 17 Kabupaten/kota dengan prevalensi
kurus diatas angka Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang, Kota Sukabumi,
Kabupaten Karawang, Kota Banjar, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota
Bekasi, Kota Cirebon, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Garut dan Kabupaten Indramayu.
Gambar V. C. 3
Prevalensi Gemuk & Sangat Gemuk Anak Umur 5 – 12 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota Jawa Barat Tahun 2013

Secara umum masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun di Jawa Barat
masih tinggi yaitu 18,6 %, terdiri dari gemuk 10,7 % dan sangat gemuk (obesitas)
7,9%. Prevalensi gemuk terendah di Kabupaten.Cianjur (10,6%) dan tertinggi di
Kabupaten Garut (27,3%) dan sebanyak 10 Kabupaten/kota dengan prevalensi
gemuk diatas angka Jawa Barat yaitu Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kota
Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kota Depok, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Garut.

c. Status Gizi Remaja


Prevalensi pendek pada remaja umur 13-15 tahun adalah 33,8 % terdiri dari
12,6% sangat pendek dan 21,2% pendek. Prevalensi terendah di Kota Bekasi
(12,5%) dan tertinggi Kabupaten Sukabumi (53,5%). Sebanyak 12 kabupaten/kota
memiliki prevalensi pendek di atas angka Jawa Barat yaitu Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kota Bandung,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi.
Prevalensi kurus pada remaja umur 13-15 tahun adalah 9,1 % terdiri dari 2,
% sangat kurus dan 6,5 % kurus. Prevalensi kurus terlihat paling rendah Kota
Sukabumi (4,1%) dan paling tinggi di Kota Bekasi (13,9%).Sebanyak 12
kabupaten/kota dengan prevalensi anak kurus (IMT/U) diatas angka prevalensi Jawa
Barat yaitu Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 106


Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Subang, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Jawa Barat sebesar
9.7%, terdiri dari 7,5 % gemuk dan 2,5 % sangat gemuk (obesitas). Sebanyak 12
kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk diatas prevalensi Jawa Barat, yaitu
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Majalengka, Kota Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kota Bekasi, sedangkan
Kabupaten dengan prevalensi gemuk terendah adalah di Kabupaten Indramayu
(4,5%) dan prevalensi tertinggi di Kota Bekasi (20,2%).
Status gizi remaja umur 16–18 tahun. Secara umum prevalensi pendek di
Jawa Barat adalah 29,7% (7,1% sangat pendek dan 22,6% pendek). Sebanyak 12
kabupaten/kota dengan prevalensi pendek diatas prevalensi Jawa Barat, yaitu
Kabupaten Sumedang, Kota Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan,
Kota Banjar, Kabupaten Subang, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten
Tasikmalaya. Kabupaten dengan prevalensi pendek terendah adalah di Kabupaten
Indramayu (17,6%) dan prevalensi tertinggi di Kabupaten Tasikmalaya (48,7%).
Gambar V. C. 4
Prevalensi Kurus (IMT/U) Remaja Umur 16 – 18 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara umum sebesar
9,1% (1,4% sangat kurus dan 7,7% kurus). Sebanyak 12 kabupaten/kota dengan
prevalensi kurus diatas angka prevalensi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kota Bekasi,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Bogor,
Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Kabupaten dengan prevalensi kurus
terendah adalah di Kabupaten Tasikmalaya (3,3%) dan prevalensi tertinggi di Kota
Cirebon (18,7%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 107


Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 – 18 tahun di Jawa Barat sebanyak
7,6 % yang terdiri dari 6,2 %gemuk dan 1,4 %obesitas. Kabupaten/kota dengan
prevalensi gemuk tertinggi adalah Kota Depok (20,8%) dan terendah Kabupaten
Sukabumi (3,5%). Sebanyak 12 kabupaten/kota dengan prevalensi gemuk di atas
angka prevalensi Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kota
Sukabumi, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan
Kota Depok.
Prevalensi kekurusan (sangat kurus) pada remaja umur 16-18 tahun lebih
banyak pada anak laki-laki (2,3%) daripada anak perempuan (0,5%). Sedangkan
untuk prevalensi kegemukan (obese) antara anak laki-laki (1,2%) hampir sama
dengan anak perempuan (1,5%).

d. Status Gizi Dewasa (>18 Tahun)


Prevalensi penduduk umur dewasa menurut status IMT di masing masing
kabupaten/kota. Secara provinsi dapat dilihat masalah gizi pada penduduk dewasa
di atas 18 tahun adalah 11% kurus, 62,1 % normal, 11,7 % BB lebih dan 15,2 %
obesitas. Permasalahan gizi pada orang dewasa cenderung lebih dominan untuk
kelebihan berat badan. Prevalensi tertinggi untuk obesitas adalah Kota Bekasi
(23,4%), Kota Depok (21%) dan Kota Bogor (20,1%).
Prevalensi kurus, baik pada laki-laki maupun perempuan cenderung lebih
tinggi pada kelompok umur muda (19 tahun) dan kelompok umur tua (65 tahun
keatas). Prevalensi obesitas cenderung mulai meningkat sampai umur 50 tahun, dan
kemudian prevalensinya semakin rendah pada setiap kelompok umur.
Prevalensi obesitas lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding daerah
perdesaan, sebaliknya prevalensi kurus cenderung lebih tinggi di perdesaan
dibanding perkotaan. Masalah gizi pada wanita usiasubur (WUS)15-49 tahun dan
wanita hamil berdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LiLA). Hasil pengukuran
LiLA disajikan menurut kabupaten/kota dan karakteristik. Untuk menggambarkan
adanya risiko kurang enegi kronis (KEK)dalam kaitannya dengan kesehatan
reproduksi pada WUS digunakan ambang batasnilai rerata LiLA<23,5 cm.
Prevalensi risiko KEK wanita tidak hamil provinsi Jawa Barat lebih rendah
(19,9%) dibanding angka nasional (20,8%). Terdapat 11 kabupaten/kota dengan
prevalensi risiko KEK pada wanita tidak hamil di atas angka nasional dan angka
provinsi yaitu kota Sukabumi, Kabupaten Subang, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 108


2. Anemia Gizi
Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan kepada kelompok rawan
yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah dan wanita usia subur termasuk remaja putri
dan pekerja wanita. Terjadinya defisiensi besi pada wanita, antara lain disebabkan
jumlah zat besi yang di absorbsi sangat sedikit, tidak cukupnya zat besi yang masuk
karena rendahnya bioavailabilitas makanan yang mengandung besi atau kenaikan
kebutuhan besi selama hamil, periode pertumbuhan dan pada waktu haid Penanganan
defisiensi besi dengan pemberian suplementasi tablet besi merupakan cara yang paling
efektif untuk meningkatkan kadar Fe/besi dalam jangka waktu yang pendek.
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melaksanakan penanggulangan
anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan memberikan tablet besi folat (Tablet
Tambah Darah/TTD) yang mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat)
setiap hari satu tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.
Selama ini upaya penangulangan anemia gizi difokuskan ke sasaran ibu hamil
dengan suplemen besi. Cakupan Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil dengan
mendapatkan 90 tablet Besi (Fe3) pada tahun 2014 sebesar 97,57%, angka ini sudah
mencapai target (90%), apabila cakupan ini dibandingkan tahun 2010 (82,09%)
mengalami kenaikan sebesar 15,48 point.
Gambar V. C. 5
Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2014

120,0 97,6
87,94 90,32 87,1
100,0 79,5 82,1
80,0
60,0
40,0
20,0
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014

Apabila dibandingkan per-Kabupaten/Kota tahun 2013 ternyata terdapat 13


Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target dan 13 Kabupaten/Kota yang dibawah
angka Jawa Barat.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 109


Gambar V. C. 6
Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe3) Ibu Hamil
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

3. Kurang Vitamin A
Hasil analisis vitamin A dalam serum mengungkapkan bahwa 50% status
vitamin A anak balita masih rendah atau marjinal. Hal ini menggambarkan bahwa untuk
mencegah terjadinya kembali prevalensi xerophthalmia yang tinggi, program
penanggulangan kurang vitamin A perlu diteruskan dengan dukungan konsumsi
makanan sumber vitamin A bagi anak balita.Penanggulangan defisiensi vitamin A pada
anak balita dapat dilakukan dengan cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) setiap 6 bulan sekali, pendidikan gizi ibu di posyandu, fortifikasi bahan
makanan yang banyak dikonsumsi anak balita dengan vitamin A (1.800 IU). Pemberian
satu kapsul vitamin A pada ibu sehabis melahirkan bertujuan untuk meningkatkan kadar
vitamin A dalam ASI bagi ibu dalam 1-2 minggu, disamping itu pula kepada ibu
menyusui dapat diberikan pendidikan gizi di posyandu tentang pentingnya konsumsi
makanan sumber vitamin A.
Buta senja adalah salah satu gejala kurang vitamin A (KVA). Kurang Vitamin A
tingkat berat dapat mengakibatkan keratomalasia dan kebutaan. Vitamin A berperan
pada integritas sel epitel,imunitas dan reproduksi. KVA pada anak balita dapat
mengakibatkan risiko kematian sampai 20-30%. Upaya penanggulangan masalah
kurang vitamin A masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada
anak Balita, Bayi dan ibu Nifas.
Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus,
sejak anak berumur enam bulan. Kapsul merah (dosis 100.000 IU) diberikan untuk bayi
umur 6-11 bulan dan kapsul biru (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014, cakupan anak
umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A selama enam bulan terakhir di

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 110


Provinsi Jawa Barat sebesar 81,49% dan yang tertinggi di Kabupaten Bandung
(101,0%) serta terendah Kota Bandung (65,0%).
Gambar V. C. 7
Persentase Cakupan Anak Balita (6-59 Bulan) Mendapatkan Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

4. Konsumsi Garam Beryodium


Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013, persentase rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium di kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat dengan kriteria
konsumsi garam beryodium yaitu cukup, kurang dan tidak ada. Persentase terbanyak
adalah rumah tangga dengan konsumsi garam beriodiumnya cukup (68,6%), kemudian
rumah tangga dengan kosumsi garam beriodiumnya kurang (20,5%) dan terendah
adalah rumah tangga yang tidak ada garam beriodium (10,9%).
Pada rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodiumnya cukup, tertinggi
di Kabupaten Bandung (91,3%), dan terendah Kabupaten Sukabumi (38,3%). Untuk
rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodiumnya kurang, tertinggi di Kota
Sukabumi (53,4%), dan terendah Kota Bogor (5,8%). Sedangkan rumah tangga yang
tidak ada garam beriodiumnya, tertinggi di Kabupaten Cianjur (25,1%), dan terendah
Kota Depok (1,1%). Untuk rumah tangga yang tidak ada garam beriodium di Perkotaan
lebih rendah (8,1%), dibandingkan perdesaan (16%).
Gambar V. C. 8
Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium
Menurut Tipe Daerah, Jawa Barat Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 111


Gambar V. C. 9
Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Menurut
Kabupaten/Kota Hasil Tes Cepat, Jawa Barat Tahun 2013

Sumber: Riskesdas Tahun 2013

D. PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS


1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penduduk yang bermasalah gigi dan mulut seharusnya menerima pengobatan
atau perawatan yang tepat dari tenaga medis. Agar diketahui keterjangkauan/
kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi, maka perlu dihitung
Effective Medical Demand (EMD). Berdasarkan Riskesdas 2013 ini menunjukkan
sebesar 28,0 persen penduduk Jawa Barat menyatakan mempunyai masalah gigi dan
mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Diantara yang bermasalah gigi dan
mulut, terdapat 33,4persen yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga
medis (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
Secara keseluruhan keterjangkauan/kemampuan untuk mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis gigi/EMD sebesar 9,4 persen.Kabupaten/Kota dengan
EMD tertinggi adalah Kota Sukabumi (16,2%), Kota Cimahi (14,2%) dan Kabupaten
Tasikmalaya (13,3%), dan angka EMD terendah di Kabupaten Karawang(2,0%).
Persentase penduduk yang menyatakan dirinya bermasalah gigi dan
mulut/potential demand meningkat pada kelompok umur anak-anak dan pada usia
produktif.Pada usia anak-anak dan usia produktif 5-9 tahun dan 45-54 tahun, penduduk
yang menyatakan bermasalah gigi dan mulut mencapai persentase tertinggi, yaitu
masing-masing 32,4 persen dan 33,9 persen. Demikian pula persentase EMD
meningkat pada kelompok umur anak-anak dan kelompok umur yang lebih tinggi, dan
persentase EMD tertinggi dijumpai pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebesar 11,7
persen dan pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 12,8 persen. Pada perempuan,
EMD (10,7%) lebih tinggi dibandingpada laki-laki (8,1%). Terdapat kecenderungan pada
tingkat pendidikan lebih tinggi, didapatkan EMD yang lebih tinggi. Kelompok pegawai
memiliki EMD terbesar (11,1%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 112


Setiap orang perlu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat
gigi dengan benar untuk mencegah terjadinya karies gigi, sebagian besar (97,0%)
penduduk Jawa Barat umur 10 tahun keatas mempunyai kebiasaan menyikat gigi setiap
hari. Kabupaten/Kota dengan persentase tertinggi adalah Kota Bandung (98,5%) dan
Kota Cirebon (98,4%), sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Indramayu
(94,4%).
Gambar V. D. 1
Persentase Penduduk ≥10 Tahun Yang Berperilaku Benar Menyikat Gigi
Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di provinsi Jawa Barat menunjukkan


adanya peningkatan kasus penyakit gigi dan mulut pada masyarakat dari tahun ke
tahun. Indikator yang ditetapkan berupa ratio tumpatan dengan pencabutan dengan
target 1:1 belum terpenuhi. Menurut Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ratio tumpatan
dengan pencabutan di Provinsi Jawa Barat sebesar 0,9%, secara rinci dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar V. D. 2
Rasio Tumpatan/ Pencabutan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa


Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013 Prevalensi psikosis tertinggi Kabupaten
Majalengka (3,81 per mil), sedangkan yang terendah di Kota Bogor (0,57 per mil).
Prevalensi gangguan jiwa berat rerata provinsi sebesar 1,65 per mil.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 113


Angka prevalensi seumur hidup skizofrenia di dunia bervariasi berkisar 4 per
mil sampai dengan 1,4% (Lewis et al.,2001). Beberapa kepustakaan menyebutkan
secara umum prevalensi skizofrenia sebesar 1 persen penduduk.
Gambar V. D. 3
Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk Umur ≥15 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional rerata


Jawa Barat adalah 9,3% dari 77.701 subyek yang dianalisis. Kabupaten dengan
prevalensi gangguan mental emosional tertinggi adalah Kota Bogor (28,1%),
sedangkan yang terendah di Kabupaten Cirebon (1,4%).
Keterbatasan SRQ hanya dapat mengungkap gangguan mental emosional
atau distres emosional sesaat. Individu yang dengan alat ukur ini dinyatakan mengalami
gangguan mental emosional akan lebih baik dilanjutkan dengan wawancara psikiatri
dengan dokter spesialis jiwa untuk menentukan ada tidaknya gangguan jiwa yang
sesungguhnya serta jenis gangguan jiwa nya.

3. Pelayanan Kesehatan Indera Lainnya


Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Prevalensi kebutaan pada responden 6
tahun keatas sebesar 0,3 % (Provinsi Jawa Barat), dan 0,4% (nasional). Terdapat 4
kabupatn/kota yang prevalensi kebutaannya di atas angka provinsi dan nasional yaitu
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Banjar.
Prevalensi kebutaan terendah terdapat di 4 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Bogor,
Kota Sukabumi, Kota Bekasi dan Kota Cimahi (0,1%) dan tertinggi di 3 kabupaten/kota
yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majalengka dan KabupatenI ndramayu (0,6%).
Prevalensi ketersediaan koreksi refraksi, severe low vision dan kebutaan lebih tinggi
(4,8%) dibandingkan dengan severe low vision (0,8%) dan kebutaan (0,3%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 114


Gambar V. D. 4
Prevalensi Kebutaan Pada Responden ≥ 6 Tahun Tanpa/Dengan Koreksi Optimal
Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013

Prevalensi gangguan pendengaran menurut kelompok umur, semakin


meningkat seiring dengan meningkatnya umur responden. Bila dilihat dari jenis kelamin
perempuan lebih tinggi (2,7%) dari laki-laki (2,3%). Berdasarkan daerah perdesaan
lebih tinggi (2,9%) lebih tinggi dari perkotaan (2,3%).
Prevalensi ketulian menurut karakteristik berdasarkan umur tidak
menunjukkan pola yang jelas, ketulian paling banyak pada umur 65-74 tahun (0,3%).
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, tipe daerah dan tingkat kesejahteraan tidak ada
perbedaan (0,1%). Berdasarkan pendidikan semakin tinggi pendidikan semakin tidak
mengalami ketulian.
Prevalensi ketulian berdasarkan kabupaten/kota di provinsi jawa barat.
Prevalensi ketulian secara provinsi, angka prevalensinya lebih tinggi (0,1%)
dibandingkan dengan angka nasional (0,09%). Terdapat 2 kabupaten/kota yang
prevalensi ketuliannya di atas angka provinsi dan nasional, yaitu kab. Ciamis dan kab.
Kuningan. Prevalensi ketulian tertinggi di Kab. Ciamis dan Kab.Kuningan (0,2%).
Terendah terdapat 9 kabupaten/kota yaitu Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Subang,
Kab. Karawang, Kab. Bandung Barat, Kota Bogor dan Kota Cimahi (0%).
Gambar V. D. 5
Prevalensi Ketulian Responden Usia ≥ 5 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota, Jawa Barat 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 115


BAB VI
SUMBER DAYA KESEHATAN

Penentu keberhasilan pembangunan kesehatan adalah ketersedian sumber daya


kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Sumber daya kesehatan yang diperlukan didalam pembangunan kesehatan antara lain tenaga,
dana, sarana dan prasarana serta teknologi.

A. TENAGA KESEHATAN
Berikut dipaparkan jumlah dan beberapa karakteristik tenaga berdasarkan jenis
tenaga kesehatan meliputi dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat,
perawat gigi, kefarmasian, tenaga gizi, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,
keteknisan medis, fisioterapis serta tenaga non kesehatan. Dalam uraian ini yang jumlah
tenaga perawat merupakan gabungan dari latar belakang pendidikan keperawatan tingkat
sarjana dan diploma. Untuk tenaga kefarmasian merupakan gabungan dari apoteker,
sarjana farmasi, diploma farmasi dan asisten apoteker. Tenaga gizi merupakan gabungan
sarjana gizi dan diploma gizi. Sedangkan tenaga kesehatan masyarakat merupakan
gabungan dari lulusan sarjana dan diploma kesmas, tidak termasuk tenaga kesehatan
lingkungan.
Beberapa keterbatasan dalam validasi data tenaga kesehatan antara lain belum
semua tenaga kesehatan dapat diidentifikasi, antara lain kemungkinan adanya laporan
tenaga kesehatan (terutama tenaga medis) lebih dari satu kali, belum teridentifikasinya
tenaga medis yang bekerja secara penuh waktu dengan yang paruh waktu, adanya
perubahan pada tingkat dan latar belakang pendidilkan terakhir terutama yang mengikuti
jenjang pendidikan yang berbeda dari jenis tenaga awalnya.
Tabel VI.A.1
Proporsi Tenaga Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

JENIS TENAGA JUMLAH %

Dokter Spesialis 4,334 5.40


Dokter Umum 4,898 6.10
Dokter Gigi 1,302 1.62
Dokter Gigi Spesialis 159 0.20
Bidan 15,315 19.07
Perawat 26,794 33.36
Perawat Gigi 1,407 1.75
Kefarmasian 3,557 4.43

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 116


JENIS TENAGA JUMLAH %

Tenaga Gizi 1,259 1.57


Kesehatan Masyarakat 1,274 1.59
Kesehatan Lingkungan 1,066 1.33
Keteknisan Medis 2,925 3.64
Fisioterapis 539 0.67
Kesehatan Lainnya 2.388 2.97
Non Kesehatan 13,106 16.32
JUMLAH 80,323 100

Jumlah keseluruhan tenaga bidang kesehatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
sebanyak 80.323 orang. Tenaga tersebut terdiri dari 83.62 % tenaga kesehatan dan 16,32
% tenaga non kesehatan.
Berdasarkan proporsi tenaga kesehatan, tenaga perawat merupakan tenaga
kesehatan yang terbanyak yaitu 33.36 %. Berikutnya tenaga bidan sebesar 19.07 % dan
tenaga non kesehatan. 16.32 %. Urutan terbesar berikutnya adalah tenaga dokter dan
dokter spesialis masing masing 6.10 % dan 5.40 %.
Untuk proporsi tiga terkecil terdapat pada jenis tenaga Dokter Gigi Spesialis 0.20 %,
tenaga fisioterapis 0.67 %, dan tenaga kesehatan lingkungan 1.33 %
Berdasarkan tempat bekerja, hampir seluruhnya dokter spesialis (92.66%) bertugas
di rumah sakit. Hal itu sesuai peran dan fungsi tenaga spesialis di rumah sakit yang harus
menangani kasus kasus rujukan. Sedangkan spesialis yang bertugas di sarana pelayanan
lainnya tidak lebih dari 1 %.
Berbeda dengan dokter spesialis, komposisi dokter umum yang berkerja di rumah
sakit (40.67 %) dan di puskesmas (40.57 %) perbedaannya relative tidak terlalu besar.
Sebesar 4.53 % dokter bekerja sebagai manajemen kesehatan di dinas kesehatan dan
tidak lebih dari 1 % yang bekerja pada sarana kesehatan lainnya.
Berdasarkan tempat kerja Dokter gigi yang bertugas di puskesmas sebesar 62,29
% dan bekerja di rumah sakit sebesar 28.42 %. Sedangkan dokter gigi yang bekerja di
dinas kesehatan sebesar 3.00 %. Sisanya 0.66 % bekerja disarana pelayanan kesehatan
lainnya.
Berdasarkan tempat bekerja tenaga bidan lebih dari setengahnya (71.70 %) bekerja
di puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan tugas fungsi bidan yang harus menjamin bahwa
proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan dapat berjalan dengan selamat dan
sehat. Sepertiganya (25.13 %) tenaga bidan di Jawa Barat bekerja di rumah sakit.
Terdapat juga sebagian kecil tenaga bidan (0.64 %) bekerja di lingkungan dinas kesehatan
sedangkan untuk sisannya sebesar 2.53 % bekerja di sarana pelayanan kesehatan
lainnya.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 117


Untuk tenaga perawat di Jawa Barat sebanyak 70.53 % bekerja di rumah sakit dan
27.95 % perawat bekerja di puskesmas. Tidak berbeda jauh dengan bidan, perawat yang
bekerja dilingkungan dinas kesehatan hanya sebesar 0.81 %, selebihnya 0.70% perawat
bekerja di sarana kesehatan lainnya.
Komposisi tenaga kefarmasian di Jawa Barat hampir dua pertiganya (63.87 %)
bekerja di rumah sakit. Hanya seperempatnya (21.87 %) tenaga kefarmasian bekerja di
puskesmas. Dua koma Dua Puluh Dua persen tenaga kefarmasian bekerja di kantor dinas
kesehatan. Sedangkan 12.03 % bekerja di sarana kesehatan lainnya.
Komposisi tenaga gizi yang bekerja di puskesmas (57.19 %) sedikit lebih banyak
dibanding yang bekerja di rumah sakit (39.40 %). Hanya 3.34 % tenaga gizi yang bekerja
di kantor dinas kesehatan. Untuk tenaga gizi yang berada di institusi pendidikan dan
latihan belum teridentifikasi jumlahnya.
Tabel VI.A. 2
Distribusi Tenaga Kesehatan (%) Berdasarkan Sarana Pelayanan
di Provinsi Jawa Barat 2014

Jenis Tenaga Pusk RS Dinkes Diklat Lainnya


Dokter Spesialis 0.18 92.66 0.44 0.00 6.71
Dokter Umum 40.57 4.67 4.53 0.00 14.23
Dokter Gigi 62.29 28.42 3.00 0.00 6.30
Dokter Gigi Spesialis 0.63 91.19 0.63 0.00 7.55
Bidan 71.70 25.13 0.64 0.04 2.49
Perawat 27.95 70.53 0.81 0.29 0.41
Perawat Gigi 68.59 29.42 1.56 0.00 0.43
Kefarmasian 21.87 63.87 2.22 0.00 12.03
Tenaga Gizi 57.19 39.40 3.34 0.00 0.08
Kesehatan Masyarakat 43.41 31.00 24.65 0.00 0.94
Kesehatan Lingkungan 72.23 16.89 9.94 0.00 0.94
Keteknisan Medis 13.74 79.59 2.26 1.23 3.18
Fisioterapis 1.11 87.38 0.19 0.00 11.32
Kesehatan Lainnya 30.90 66.58 1.84 0.00 0.67
Non Kesehatan 28.65 63.34 6.35 0.38 1.28

Untuk proporsi tenaga kesehatan masyarakat, hampir setengahnya bekerja di


Puskesmas sebesar 43.41 % jika dibandingkan dengan yang bekerja di Dinas Kesehatan
sebesar 24.65 %, sedangkan yang bekerja di rumah sakit sebesar 31 % dan sarana
kesehatan sebesar 0.94 %.
Sesuai dengan tugas fungsinya sebagian besar (72.23 %) tenaga kesehatan
lingkungan bertugas di puskesmas. Proporsi tenaga kesehatan lingkungan yang bekerja di
rumah sakit (16.89 %) sedikit lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan
lingkungan yang bekerja di dinas kesehatan yaitu 9.94%. Sekitar 0.94 % tenaga kesehatan
lingkungan bekerja di sarana kesehatan lainnya.
Distribusi tenaga keteknisan medik di Jawa Barat hampir dua pertiganya (79.59 %)
bekerja di rumah sakit. Proporsi yang ideal mengingat rumah sakit merupakan sarana
kesehatan yang harus memberikan pelayanan spesialistik dan sub spesialistik, yang dalam

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 118


pelayanannya memerlukan peralatan teknis dalam mendeteksi dan mengobati penyakit.
Sehingga tenaga keteknisan medis diperlukan baik sebagai operator maupun tenaga
perawatan peralatan kesehatan yang digunakan. Sebagian kecil lainnya bekerja di
puskesmas 13.74 %, 3.18 % di sarana kesehatan lainnya. dan di dinas kesehatan 2.26 %.
Sama halnya dengan keteknisan medis, sebagian besar (87.38 %) tenaga
fisioterapis bekerja di rumah sakit. Keberadaan tenaga fisioterapis secara umum
mendukung unit rehabilitasi medik. Sebagian kecil (11.32 %) tenaga fisioterapis bekerja
sarana kesehatan lainya, serta yang bekerja di puskesmas 1.11 %.
Berdasarkan pedoman profil, yang disebut tenaga non kesehatan adalah pejabat
struktural, staf penunjang administrasi, staf penunjang perencanaan, tenaga pendidikan,
tenaga kependidikan dan juru. Proporsi terbesar tenaga non kesehatan berada di rumah
sakit yaitu sebesar 63.34 %. Sedangkan yang bekerja di Puskesmas sebesar 28.65 %.
Enam Koma Tiga Puluh Lima Persen di dinas kesehatan dan sisanya sebesar 1.66 %
bekerja di institusi pendidikan dan pelatihan serta di sarana kesehatan lainnya.
Berikut disajikan perbandingan antara ketersediaan perjenis tenaga kesehatan
dengan jumlah penduduk. Analisis akan membandingkan antara rasio yang dicapai
terhadap standar tenaga kesehatan Indonesia Sehat yaitu rasio jenis tenaga per 100.000
penduduk, serta terhadap standar minimal ketersediaan tenaga kesehatan di puskesmas.
Standar indikator Indonesia Sehat yaitu rasio dokter spesialis 6 per 100.000
penduduk, rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, rasio dokter gigi 11 per 100.000
penduduk, rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, rasio perawat 117.5 per 100.000
penduduk, rasio tenaga gizi 22 per 100.000 penduduk, rasio tenaga kesmas 40 per
100.000 penduduk, rasio tenaga sanitasi 40 per 100.000 penduduk.
Sedangkan standar minimal ketersediaan tenaga adalah 2 dokter umum per
puskesmas, 1 dokter gigi per puskesmas, 3 bidan per puskesmas, 7 perawat per
puskesmas,1 tenaga gizi per puskesmas, 1 tenaga sanitarian per puskesmas dan 1 tenaga
apoteker per puskesmas.
Tabel VI.A. 3
Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk
di Provinsi Jawa Barat 2014

Jenis Tenaga Kesehatan Rasio/100.000 Penduduk

Dokter Spesialis 9.36


Dokter Umum 10.58
Dokter Gigi 2.81
Dokter Gigi Spesialis 0.34
Bidan 33.08
Perawat 57.87
Perawat Gigi 3.04
Kefarmasian 7.68
Tenaga Gizi 2.72

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 119


Kesehatan Masyarakat 2.75
Kesehatan Lingkungan 2.30
Keteknisan Medis 6.32
Fisioterapis 1.16
Kesehatan Lainnya 5.16
Non Kesehatan 28.31

Berdasarkan perbandingan jumlah tenaga medis dengan penduduk Jawa Barat,


diketahui rasio dokter spesialis terhadap penduduk di Jawa Barat mencapai 9.36 per
100.000 penduduk. Rasio ini sudah melebihi standar rasio dokter spesialis Indonesia
Sehat sebesar 6 per 100.000 penduduk.
Untuk Rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk, Jawa Barat baru mencapai
angka sebesar 10.58 per 100.000 penduduk. Masih lebih rendah dibanding dengan rasio
minimal Indonesia Sehat yaitu 40/100.000 penduduk. Untuk memenuhi rasio standar
tersebut masih dibutuhkan tenaga dokter sebanyak 13.622 orang. Sedangkan bila
dibandingkan dengan rasio 1 Puskesmas 2 dokter, maka Jawa Barat baru mencapai 1.06,
sehingga masih kekurangan 113 dokter.
Rasio dokter gigi Jawa Barat baru mencapai 2.81 per 100.000 penduduk. Masih
lebih rendah dari standar Indonesia Sehat (11 per 100.000). Untuk mencapai standar
Indonesia Sehat Jawa Barat masih kekurangan 3791 dokter gigi baru. Sedangkan
dibandingkan dengan rasio satu puskesmas satu dokter gigi, maka Jawa Barat masih
kekurangan dokter gigi sebanyak 307 orang.
Rasio bidan per 100.000 penduduk Jawa Barat baru mencapai 33.08. Angka ini
masih lebih rendah dari standar Indonesia Sehat yaitu 100 per 100.000. Meskipun
demikian, bila dibandingkan dengan standar 1 puskesmas 3 bidan maka keberadaan bidan
di puskesmas sudah mencapai 10 orang.
Untuk rasio tenaga perawat Jawa Barat baru mencapai 57.87 per 100.000
penduduk, masih lebih rendah dari standar Indonesia Sehat 117.5 per 100.000 penduduk.
Bila dibandingkan terhadap standar 7 perawat untuk 1 puskesmas, Jawa Barat baru sudah
mencapai 7-8 orang perawat untuk 1 puskesmas.
Untuk rasio tenaga gizi capaian Jawa Barat baru mencapai 2.72 per 100.000
penduduk, masih jauh lebih rendah dari standar Indonesia Sehat 22 per 100.000
penduduk. Demikian juga dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat dengan kesehatan
lingkungan baru mencapai 2.75 dan 2.30, masih jauh lebih rendah dibandingkan standar
Indonesia Sehat yaitu 40 per 100.000 penduduk baik untuk rasio tenaga kesehatan
masyarakat maupun kesehatan lingkungan.
Selain upaya penambahan tenaga kesehatan baru, juga perlu diperhatikan masalah
distribusi dan pemerataan tenaga kesehatan yang sudah ada.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 120


Data tenaga kesehatan di Jawa Barat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
Profil Kesehatan 2014, pada tabel 75 sampai tabel 81.

B. SARANA KESEHATAN
1. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
Jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 tercatat sebanyak
1.050 buah. Terdiri dari 874 puskesmas tanpa perawatan dan 176 puskesmas dengan
perawatan. Rasio Puskesmas terhadap penduduk di Jawa Barat sebesar 1 : 44.116
atau 2,3 per 100.000 penduduk, hal ini masih dibawah target nasional sebesar 1 :
30.000. Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu tercatat sebanyak 1.579 buah,
dengan Rasio terhadap Puskesmas sebesar 1,52. Untuk Puskesmas kelilingnya
terdapat 804 unit (Roda 4), sehingga masih ada puskesmas (246) yang belum
mempunyai puskesmas keliling roda 4.
Jumlah posyandu tahun 2014 berjumlah 48.257 buah, bertambah 5.910 buah
dibanding kondisi 2008 yaitu 46.231 buah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan
upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya promotif dan preventif. Rata rata
penambahan jumlah posyandu per tahun selama 2008 sd 2013 adalah sebanyak 1.182
buah. Jumlah puskesmas dan jejaring puskesmas selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel VI. B. 1
Jumlah Puskesmas dan Jejaring Puskesmas
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2014

SARANA 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Puskesmas 1.029 1.029 1.039 1.045 1.050 1.050


Pusk Pembantu 1.572 1.579 1.579 1.579 1.579 1.579
Pusk Keliling (R4) 768 781 789 789 804 804
Posyandu 47.215 50.046 50.266 50.298 52.141 48.257

Berdasarkan rasio puskesmas terhadap kecamatan selama 2009 sd 2014


pertumbuhannya sangat kecil, yaitu berkisar 1.2 sampai 1.6. Rasio ini menunjukan
bahwa di setiap kecamatan minimal sudah ada satu puskesmas. Bahkan ada satu
kecamatan dengan 2 puskesmas.
Tabel VI. B. 2
Rasio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi dan Penduduk
di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2009–2014
Rasio Fasiltas
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kesehatan
Puskesmas/Kecamatan 1.2 1.2 1.3 1.3 1.3 1.3
Penduduk/Puskesmas 41.490 41.491 41.978 42.427 43.558 44.116
Posyandu/Puskesmas 45.5 45.9 48.2 48.1 47.9 45.95

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 121


Berdasarkan ketentuan nasional bahwa satu puskesmas untuk melayani
minimal 25-30 ribu penduduk. Rasio penduduk per puskesmas di Jawa Barat selama
2009 sd 2014 masih diatas 40 ribuan . Artinya satu puskesmas melayani 40 ribu
penduduk. Melihat rasio penduduk dengan puskesmas yang setiap tahunnya
meningkat, penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dibanding
penambahan jumlah puskesmas.
Untuk mencapai standar 1 puskesmas untuk melayani 30 ribu penduduk, di
Jawa Barat, maka dibutuhkan puskesmas sebanyak 1.544 buah. Artinya Jawa Barat
masih kekurangan 494 buah puskesmas.
Wilayah kabupaten dengan perbandingan puskesmas per penduduk
mendekati kondisi ideal (1 : 30.000 penduduk) terdapat di 5 Kab/Kota yaitu Kabupaten
Pangandaran, Kab Kuningan, Kota Cirebon, Kota Banjar, dan Kota Sukabumi.
Terdapat sebelas kabupaten kota dengan rasio puskesmas terhadap
penduduk lebih besar dari rata rata Provinsi Jawa Barat 1 : 44.116, yaitu Kab. Bekasi,
Kab.Bandung, Kab.Bogor, Kab.Bandung Barat, Kab. Cianjur, Kab.Purwakarta, Kab.
Karawang, Kab. Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Cimahi dengan
interval 1 puskesmas melayani 44.116 penduduk sampai dengan 80.998 penduduk.
Gambar VI. B. 1
Rasio Puskesmas terhadap Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

2. Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan


a. Jumlah Rumah Sakit
Jumlah rumah sakit di Jawa Barat tahun 2014 sebanyak 309 buah, yang
mencakup rumah sakit Umum dan Khusus milik pusat, pemerintah daerah provinsi/
kabupaten kota, TNI/Polri, BUMN dan swasta.
Pada tahun 2014 (309 buah) terjadi peningkatan jumlah rumah sakit
dibanding tahun 2013 (290 buah), yaitu sebanyak 19 buah rumah sakit. Peningkatan
Rumah Sakit Umum terjadi pada Rumah Sakit Swasta dan Rumah Sakit Pemda.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 122


Peningkatan Rumah Sakit Pemda 1 buah yakni RSUD Lembang. Peningkatan
Rumah Sakit Swasta antara lain adanya perubahan status dari Rumah Sakit Ibu dan
Anak serta RS Bersalin menjadi Rumah Sakit Umum, serta adanya kemudahan
proses perizinan rumah sakit, peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan.
Kepemilikan Rumah Sakit Swasta di Jawa Barat terdiri dari RSU dan RS
Khusus mencapai 237 Rumah Sakit (76,7 %), merupakan kepemilikan tertinggi
dibanding dengan kepemilikan lainnya. Terendah adalah kepemilikan Rumah Sakit
Pemerintah Provinsi ada 3 Rumah Sakit (0,97 %). Dari kepemilikan RS ini tampak
bahwa peran swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
semakin besar.
Tabel VI. B. 3
Jumlah Rumah Sakit berdasarkan kepemilikan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
KEPEMILIKAN RS RSU % RSK % JUMLAH %
KEMENKES 2 0,6 3 1,0 5 1,6
PEM PROV 1 0,3 2 0,6 3 1,0
PEM KAB/KOTA 40 12,9 3 1,0 43 13,9
TNI/POLRI 16 5,2 0 0,0 16 5,2
BUMN 5 1,6 0 0,0 5 1,6
SWASTA 174 56,3 63 20,4 237 76,7
JUMLAH 238 77,0 71 23,0 309 100,0

Jumlah Rumah Sakit Khusus di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 tercatat
sebanyak 71 buah. Antara lain RS Khusus Kesehatan Jiwa, Paru, Bedah, Mata,
Ginjal, Gigi serta Ibu dan Anak. Dibanding tahun 2013 (63 buah) terjadi kenaikan
sebanyak 8 rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Ibu Anak dan RS Bersalin.
Proporsi Rumah Sakit Khusus terbanyak adalah rumah sakit yang melayani
kesehatan ibu dan anak (54.93 %) dan yang terkecil adalah Rumah Sakit Khusus
Mata serta Rumah Sakit Ginjal (masing-masing 1.41 %), yaitu Rumah Sakit Mata
Cicendo dan Rumah Sakit Ginjal Habibie. Selengkapnya bisa di lihat pada tabel
berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 123


Tabel VI. B. 4
Jumlah Rumah Sakit Khusus berdasarkan Jenis Pelayanan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

RS KHUSUS JUMLAH %
MATA 1 1,41
PARU 3 4,23
GINJAL 1 1,41
Jantung 2 2,82
GIGI 3 4,23
BEDAH 3 4,23
JIWA 1 1,41
BERSALIN 18 25,35
IBU ANAK 39 54,93
JUMLAH 71 100,00

b. Jumlah Sarana Tempat Tidur


Sejak tahun 2008 s/d 2014 terdapat kecenderungan peningkatan jumlah
tempat tidur di Rumah Sakit. Kondisi tahun 2014 jumlah tempat tidur rumah sakit
sebanyak 30.406. Dibandingkan dengan tahun 2013 jumlah tempat tidur rumah sakit
sebanyak 31.231, jadi ada pengurangan sebanyak 825 buah, hal ini mungkin
disebabkan karena kelengkapan data dari rumah sakit di Jawa Barat untuk tahun
2014 hanya 194 rumah sakit (63 %) yang mengisi data pada tabel 56 dan 57 tentang
indikator kinerja pelayanan rumah sakit.
Standar WHO untuk rasio tempat tidur terhadap penduduk adalah 1/1000
penduduk, artinya satu tempat tidur untuk melayani 1000 penduduk. Rasio tempat
tidur rumah sakit terhadap penduduk 2014 adalah 1/1.523 penduduk. Mengacu
kepada standar WHO tersebut maka di Jawa Barat idealnya terdapat 46.301 tempat
tidur. Berarti sampai saat ini masih kekurangan sekitar 15.895 tempat tidur.
Gambar VI. B. 2
Jumlah Tempat Tidur Di Rumah Sakit Umum dan Khusus
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 124


Tahun 2014 Rumah Sakit Umum Swasta merupakan rumah sakit yang
memberikan kontribusi tertinggi untuk penyediaan tempat tidur, yakni sebesar (56,9
%), disusul oleh RSU Pemerintah Daerah sebesar 30,2 %. Sedangkan Rumah Sakit
BUMN merupakan kontributor terkecil untuk penyediaan tempat tidur rumah sakit
(1,0 %). Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel VI. B. 5
Jumlah Tempat Tidur berdasarkan Status Kepemilikan RS
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

KEPEMILIKAN RS TT %
KEMENKES 1.911 6,3
PEM PROV 369 1,2
PEM KAB/KOTA 9.179 30,2
TNI/POLRI 1.347 4,4
BUMN 299 1,0
SWASTA 17.301 56,9
JUMLAH 30.406 100,0

3. Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya


Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki sarana produksi dan
distribusi, perbekalan farmasi yang sangat tinggi. Penambahan jumlah sarana dari
tahun ke tahun terus meningkat. Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan
alat kesehatan dapat digunakan untuk melihat kemampuan ketersediaan obat dan alat
kesehatan bagi masyarakat. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir terlihat adanya
peningkatan jumlah sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar VI. B. 3
Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Tahun 2010 – 2014

Dari data tersebut diatas terlihat perkembangan sarana distribusi dari tahun
ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pembinaan dan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 125


pengawasan harus ditingkatkan. Tujuan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
adalah untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau
keamanan.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaaan memegang peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan
suatu organisasi. Demikian juga kegiatan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa
Barat memerlukan sumber dana untuk upaya pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di Jawa Barat. Sumber dana pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa
Barat berasal dari APBN, APBD Provinsi, Hibah dan Pinjaman Luar Negeri.
Total anggaran pembangunan kesehatan Provinsi Jawa Barat 2014
mengalami peningkatan jika dibandingkan anggaran 2013 APBD, yaitu sebesar Rp.
1,877,357,913,809, sedangkan anggaran tahun 2013 sebesar Rp. 1,872,298,014,025
atau naik sekitar 0.27 %. Demikian juga dengan sumber pembiayaan APBD 2014
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013, pembiayaan kesehatan
2014 naik 22.53 %. Sedangkan untuk sumber APBN terdapat penurunan pembiayaan
sekitar 5.1 % serta untuk PHLN menurun sebesar 38.1 %.
Tabel. VI. C. 1
Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Anggaran
di Provinsi Jawa Barat 2013 – 2014

Anggaran (Rp) Tahun


SUMBER
2013 2014
APBD 390,378,006,608 478,311,998,342
BL 75,654,839,471 105,999,676,232
BTL 46,186,661,377 369,812,322,110
BANKEU 268,536,505,760 2,500,000,000
APBN 1,459,972,401,782 1,385,469,696,782
DEKON 35,551,448,000 74,798,849,000
DAK 216,037,124,522 192,612,633,682
JKN 894,450,734,260 773,827,502,422
LAIN – LAIN 313,933,095,000 715,174,562,754

PHLN 21,947,605,635 13,576,218,685


TOTAL
1,872,298,014,025 1,877,357,913,685
ANGGARAN

Keterangan : Tidak termasuk APBD Kab Kota

Komponen belanja kegiatan yang anggarannya meningkat selain yang


bersumber dari APBD yaitu Belanja tidak langsung yang meningkat meningkat 7 kali

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 126


lipat dari tahun sebelumnya. Dana Dekon APBN meningkat 100% lebih. Anggaran
Tugas Pembantuan kabupaten kota meningkat Anggaran APBN tersebut diatas meliputi
anggaran yang pelaksanaannya hampir seluruhnya dilaksanakan di tingkat dinas
kabupaten kota, rumah sakit dan puskesmas. Yang dikelola langsung oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat meliputi APBD dan sebagian kecil kegiatan Monitoring
Evaluasi BOK.
Berdasarkan Undang Undang Kesehatan dipersyaratkan setiap pemerintahan
daerah harus mengalokasikan dana kesehatan sebesar 10% dari total APBD nya.
Berdasarkan data yang masuk ke provinsi selama periode 2008 – 2013 diketahui
bahwa selama periode tersebut hanya tahun 2012 yang mencapai angka diatas 10%.
Termasuk tahun 2013 yang hanya mencapai 9.1%.
Gambar VI. C. 1
Proporsi Anggaran APBD Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat 2009 – 2014

Untuk mengetahui proporsi alokasi anggaran kesehatan kabupaten kota dapat


dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar VI. C. 2
Proporsi Anggaran APBD Kesehatan Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat 2014

Proporsi anggaran kesehatan (terhadap total anggaran kesehatan kab/kota)


kabupaten kota di Jawa Barat tahun 2014 berkisar 0.72 % sampai dengan 13.98 %.
Proporsi tertinggi pada kelompok kabupaten dicapai oleh Kabupaten Bogor dengan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 127


proporsi 13.98 %, dan yang terendah adalah Kabupaten Pangandaran 0.72 %. Proporsi
tertinggi pada kelompok Kota dicapai oleh Kota Bandung dengan proporsi 5.27 % dan
yang terendah adalah Kota Banjar dengan 0.42 %.
Terdapat 11 kabupaten kota yang proporsi anggaran kesehatannya sudah
melebihi rata rata provinsi 3.70 %, yaitu Kabupaten Sukabumi, Indramayu, Bandung,
Bekasi, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Bogor, Kota Depok, Sukabumi, Bekasi serta
Kota Bandung, sedangkan 16 kabupaten kota lainnya proporsi anggaran kesehatannya
masih lebih kecil dari rata rata provinsi (3.70%).
Standar biaya kesehatan per kapita menurut World Bank adalah sebesar $12
atau Rp.144.000. Sedangkan menurut WHO sebesar $34 atau Rp. 408.000. dengan
asumsi Kurs Rp. 12.000 per 1 dolar. Anggaran kesehatan per kapita kabupaten kota di
Jawa Barat periode 2009 sampai 2014 berkisar Rp. 81.245 sampai dengan Rp. 957.673
dengan kecenderungan mengalami peningkatan. Selengkapnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar VI. C. 3
Anggaran Kesehatan Per Kapita Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009 – 2014

Anggaran kesehatan per kapita kabupaten kota di Jawa Barat tahun 2014
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar VI. C. 4
Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 128


Besaran anggaran kesehatan per kapita kabupaten kota tahun 2014 berkisar
Rp. 81.245 sampai dengan Rp. 957.673. Per kapita tertinggi pada kelompok kabupaten
terdapat di Kabupaten Karawang sebesar Rp. 253.662 dan yang terendah adalah
Kabupaten Garut yaitu sebesar Rp. 81.245. Per kapita tertinggi pada kelompok kota
dicapai oleh Kota Sukabumi sebesar Rp. 957.673 dan yang terendah adalah Kota
Tasikmalaya yaitu sebesar Rp. 123.150.
Terdapat 8 kabupaten kota dengan anggaran kesehatan per kapitanya
melebihi rata rata provinsi Rp. 177.015, yaitu Kab. Bogor, Tasikmalaya, Kuningan,
Cirebon, Karawang, Kota Cimahi, Cirebon, dan Kota Sukabumi. Sedangkan 19
kabupaten kota lainnya masih dibawah per kapitanya rata rata provinsi.
Gambar VI. C. 5
Persentase APBD Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


Pasal 171 ayat 2 Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, Kabupaten
/Kota dialokasikan minimal 10 % dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)
diluar gaji. Rata – rata besaran anggaran Kesehatan dari 27 Kabupaten Kota di Jawa
Barat telah mencapai 7.86 %. Sebanyak 6 Kabupaten Kota telah mencapai lebih dari 10
% Anggaran kesehatn terhapad APBD daerah terdiri dari Kabupaten Bandung Barat,
Bogor, Cirebon, Kota Cimahi dan Kota Sukabumi.

2. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yaitu
untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka
kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 129


terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini
telah berjalan lima tahun, dan telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan
akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin di puskesmas dan
jaringannya serta pelayanan kesehatan di rumah sakit
Peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif dan
berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya hingga
pelayanan kesehatan rujukan di RS.
Cakupan kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan di Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2014 baru mencapai 24,95 %, yang meliputi Pekerja Penerima Upah
4.8 %, Peserta Bukan Pekerja 3.44 %, Peserta Bukan Penerima Upah, Asuransi
Perusahaan 5.03 %, Asuransi Swasta 0.08, Jamkesda 5.97 %, PBI APBN 9.25 % dan
PBI APBD 0.11 % .
Apabila dibandingkan antar kabupaten/kota, ternyata terdapat 14 Kabupaten
yang angka diatas angka Jawa Barat dan kabupaten/kota yang tertinggi cakupan
kepersertaan jaminan kesehatan ada di Kabupaten Bandung Barat (59,03 %), dan
yang terendah terdapat di Kota Tasikmalaya (11.67 %). Untuk beberapa kabupaten
tidak tercantum cakupan kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan dikarenakan
tidak terdapat data di profil kabupaten yang bersangkutan.
Gambar VI. C. 6
Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 130


BAB VII
PERBANDINGAN PROVINSI JAWA BARAT
DENGAN PROVINSI LAINNYA

Gambaran perbandingan data/informasi kesehatan antara Provinsi Jawa Barat dengan


Provinsi lain di Indonesia, terutama dengan Provinsi di Jawa dan Bali yang kondisi alam dan
demografinya hampir sama.

A. KEADAAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK


1. Keadaan Umum Wilayah
Luas wilayah Jawa Barat 1,9% dari luas Indonesia yang termasuk yang
terbesar akan tetapi pembagian wilayah Administrasi di Jawa Barat masih ketinggalan
dibandingkan dengan Jawa Tengah yang luas wilayah lebih kecil dan Jawa Timur yang
luas wilayah hampir sama.
Secara Administratif wilayah Indonesia terbagi atas 34 provinsi 416
Kabupaten dan 98 Kota yang meliputi 7.094 Kecamatan, 82.505 Kelurahan/Desa.
Jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat (26) menduduki urutan ke 3 setelah
Jawa Tengah (35), Jawa Timur (38).
Tabel VII. A.1
Luas Wilayah, Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
Menurut Provinsi di Pulau Jawa dan Bali Tahun 2014

Luas Wilayah Desa/


Provinsi Kab/Kota Kec
(Km2) Kelurahan
1. DKI Jaya 664 6 626 5.960
2. Jawa Barat 37.116 26 573 8.559
3. Jawa tengah 32.801 35 78 438
4. DI.Yogyakarta 3.133 5 664 8.499
5. Jawa Timur 47.800 38 155 1.551
6. Banten 9.663 8 57 716
7. Bali 5.780 9 116 1.137
Indonesia 1.913.579 497 7.094 82.505

Sumber : Profil kesehatan Indonesia Tahun 2014

2. Kependudukan
Perkiraan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa.
dengan ratio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Indonesia sebesar 101,4. Diantara
Provinsi-Provinsi di Indonesia, Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang paling
besar jumlah penduduknya, yang diikuti dengan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat mencapai 46.300.543 jiwa dengan ratio jenis
kelamin sebesar 103,58.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 131


Tabel VII. A.2
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi-Provinsi
di Pulau Jawa dan Bali Tahun 2014

Jumlah Kepadatan
Provinsi LPP
Penduduk Penduduk
1. DKI Jakarta 10.135.030 15.263,37 1,41
2. Jawa Barat 46.300.543 1.308,75 1,90
3. Jawa tengah 32.779.832 999,36 0,37
4. DI.Yogyakarta 3.594.290 1.147,18 1,04
5. Jawa Timur 38.529.481 806,06 0,76
6. Banten 11.834.087 1.224,69 2,78
7. Bali 4.225.384 731,03 2,15
Indonesia 252.124.458 131,76 1,49

Sumber : BPS 2014

Berdasarkan laju pertumbuhan di atas, perlu menjadi perhatian dari


pemerintah bahwa angka pertumbuhan penduduk Indonesia tidak homogen. Hal ini
menunjukkan adanya disparitas angka pertumbuhan menurut provinsi dan
kemungkinan adanya perbedaan atau disparitas dalam konteks kebijakan
kependudukan. Angka pertumbuhan penduduk di Pulau Jawa relatif lebih rendah
dibandingkan di Luar Jawa. Namun, bila dilihat secara absolut pertambahan jumlah
penduduk di Jawa justru lebih besar daripada Luar Jawa. Angka pertumbuhan yang
kecil tidak berarti peningkatan jumlah penduduk yang kecil juga.Hal ini tidak terlepas
dari jumlah penduduk di Jawa yang memang sudah sangat besar bila dibandingkan di
Luar Jawa. Oleh karena itu, Luar Jawa hanya memberikan kontribusi terhadap
pertambahan penduduk secara absolut dalam jumlah yang lebih kecil bila dibandingkan
Jawa.
Salah satu persoalan yang terkait dengan kependudukan yang masih harus
dihadapi oleh Indonesia yaitu masalah persebaran penduduk Indonesia terkonsentrasi
di Pulau Jawa. Berdasarkan Proyeksi Penduduk 2010-2035, pada tahun 2014
penduduk di Pulau Jawa sebesar 56,94 persen dari total penduduk Indonesia.
Persentase tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 57,06 persen. Tingginya rasio penduduk yang tinggal di
Jawa didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Pulau Jawa. Jumlah penduduk
terbesar mendiami Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Pulau Jawa
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak itu dan luas wilayahnya yang kurang dari 7
persen dari luas total wilayah daratan Indonesia menyebabkan kepadatan penduduk di
Pulau Jawa sangat tinggi yaitu tercatat sekitar 1.109 jiwa per km atau mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang sekitar 1.097 jiwa per km.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 132


Angka ketergantungan penduduk Indonesia sebesar 52,15, yang artinya
setiap penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung 52 orang penduduk usia
tidak produktif (0-14 tahun). Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin
besar pula beban yang ditanggung penduduk usia produktif, semakin besar pula
hambatan atas upaya perkembangan daerah.
Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukan bahwa
penduduk yang berumur muda (0-14 tahun) sebesar 28,10%, yang berumur produktif
(15-64 tahun) sebesar 66,80%, dan yang berumur tua (>65 tahun) sebesar 5,10%.
Dengan demikian Angka Beban Tanggungan (dependency Ratio) penduduk Indonesia
pada tahun 2014 sebesar 46,8%, sedangkan Provinsi Jawa Barat sebesar 46,3%.
Berdasarkan tipe daerah, angka beban tanggungan di pedesaan lebih besar
dibandingkan perkotaan yaitu 58,49% berbanding 48,02%.
Demikian pula untuk indikator kependudukan lainnya seperti Angka
Kesuburan (TFR) di Indonesia tahun 2014 sebesar 2,4, dan angka Jawa Barat
menunjukan ke -2 yang paling tinggi diantara Provinsi-Provinsi yang ada di Jawa dan
Bali. Berikut ini dapat dilihat perbandingan TFR antara Provinsi di Jawa dan Bali.
Tabel VII. A.3
Perbandingan Angka Kesuburan (TFR) Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Periode Tahun 2004-2005, 2007-2010 dan 2010-2015
Angka Kesuburan (TFR)
Provinsi
2004-2006 2007-2010 2010-2015
1. DKI Jakarta 2.20 1.5 1.90
2. Jawa Barat 2.80 2.20 2.40
3. Jawa Tengah 2.10 2.00 2.30
4. DI.Yogyakarta 1.90 1.40 1.90
5. Jawa Timur 2.10 1.70 2.00
6. Banten 2.60 2.30 2.50
7. Bali 2.10 1.70 2.10
Indonesia 2.60 2.20 2.40

Sumber : Proyeksi BPS

Dari Indikator Kesejahteraan Rakyat tahun 2014, dapat diketahui usia


perempuan menikah pertama Indonesia, sudah menikah pada usia yang sangat muda,
dibawah 15 tahun, selanjutnya pada usia berikutnya proporsi perempuan menikah
pertama ini semakin meningkat sampai dengan usia 19 tahun. Dari Gambar dibawah
dapat dilihat sekitar 46,4 persen perempuan di Indonesia sudah menikah sebelum
menginjak usia 20 tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 133


Gambar. VII. A. 1
Proporsi Perempuan Umur Dibawah 20 Tahun Menurut Umur Menikah Pertama,
Di Indonesia Dan Antara Provinsi Di Jawa-Bali Tahun 2014

3. Indeks Pembangunan Manusia


Paradigma pembangunan menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus
dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan
atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat
kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan pendidikan (kemampuan
baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan
ekonomi). Alat ukur yang lazim digunakan dalam memantau tingkat pembangunan
manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengukur tingkat pemenuhan
ketiga unsur diatas, yaitu: Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya beli.
Secara umum capaian IPM di Indonesia menunjukkan perkembangan yang
semakin membaik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya capaian IPM dari tahun ke
tahun selama periode 2008-2013. Perkembangan IPM di Jawa Barat masih lebih
rendah dari rata-rata angka nasional, dapat dilihat dibawah ini.
Gambar. VII. A. 2
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali
Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 134


4. Ekonomi
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian Indonesia pada
tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 5,21% dibandingkan pada tahun 2012.
Pertumbuhan ini didukung oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga
sebesar 5,14%, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,98%,
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,21 %, dan Komponen Ekspor
tumbuh sebesar 1,02 % dan Komponen Impor tumbuh sebesar 2,19 %. Sekitar 57,78 %
dari PDB disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah
DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di
sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan
sektor primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.
Berdasarkan data jumlah penduduk miskin menurut provinsi dari BPS
terdapat persebaran penduduk miskin antar pulau yang nyata perbedaannya. Lebih
dari separuh penduduk miskin di Indonesia berada di Pulau Jawa. Jumlah penduduk
miskin dan persentase penduduk miskin di Pulau Jawa dan Bali Tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel VII. A. 4
Persentase Penduduk Miskin
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2014
Persentase Penduduk Miskin
Provinsi
2008 2009 2010 2013 2014
1. DKI Jakarta 4.3 3.6 3.5 3.7 4.09
2. Jawa Barat 13.0 12.0 11.3 9.6 9.18
3. Jawa tengah 19.2 17.7 16.6 14.4 13.58
4. DI.Yogyakarta 18.3 17.2 16.8 15.0 14.55
5. Jawa Timur 18.5 16.7 15.3 1.7 12.28
6. Banten 8.2 7.6 7.2 5.9 5.51
7. Bali 6.2 5.1 4.9 4.5 4.76
Indonesia 15.4 14.2 13 11.7 10.96

Sumber : BPS 2014

Apabila melihat tabel diatas persentase penduduk miskin mengalami


penurunan yang signifikan dari 15,4% penduduk miskin Indonesia tahun 2008 menjadi
10,96% penduduk miskin tahun 2014. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2014 sebesar 9,18% menduduki urutan ke 4 terbesar dan dibawah angka
Indonesia. Sekitar 15,72% penduduk Miskin di Indonesia berada di pedesaan dan
9,23% di perkotaan, sedangkan di Jawa Barat 9,09% berada di perkotaan dan 13,39%
di pedesaan.
Pembangunan ekonomi yang diupayakan diharapkan mampu mendorong
kemajuan, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 135


wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah
tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam,
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik
sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai
bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diharapkan
dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka
kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat
terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya.
Tabel VII. A. 5
Persentase Rumah Tangga Yang Memiiliki Jaminan Pembiayaan/
Asuransi Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
JPK Jaminan
Jaminan JPK
Provinsi Jamkesmas Jamkesda PNS/Veteran/ Kes Jumlah
Persalinan Jamsostek
Pensiun Lainnya
1. DKI Jakarta 3.63 1.73 0.29 6.02 21.74 23.60 57.01
2. Jawa Barat 27.16 2.76 0.39 6.06 12.69 5.79 54.85
3. Jawa Tengah 36.96 3.19 0.90 6.39 6.28 5.19 58.91
4. DI.Yogyakarta 46.45 5.57 0.84 13.98 7.55 9.92 84.31
5. Jawa Timur 28.29 0.95 1.16 6.12 6.95 3.35 46.82
6. Banten 24.28 4.33 0.43 3.66 19.46 6.62 58.78
7. Bali 15.11 6.53 2.18 9.48 10.69 11.59 55.58
Indonesia 28.41 6.91. 0.67 7.28 8.81 5.83 51.00
Sumber : BPS

Dari tabel diatas terlihat bahwa baru 51% Rumah Tangga di indonesia yang
memiliki Jaminan Pembiayaan /Asuransi Kesehatan, apabila dibandingkan antar
provinsi di Pulau Jawa-Bali, ternyata Provinsi Jawa Barat (54,85%) menduduki urutan
terendah tapi diatas angka Nasional.

5. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi
kesehatan masyarakat. Untuk mengambarkan keadaan lingkungan, dipengaruhi
beberapa indikator seperti persentase rumah tangga terhadap akses air minum,
persentase rumah tangga menurut sumber air minum dan sumber air minum dan
persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitasi buang air besar.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Proporsi Rumah Tangga (RT) yang
memiliki akses terhadap sumber air minum sesuai MDG’s di Indonesia adalah sebesar
66,8% (perkotaan: 64,3%; perdesaan: 69,4%). Provinsi dengan proporsi tertinggi untuk

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 136


RT yang memiliki akses terhadap air minum adalah Bali (82,0%), DI Yogyakarta
(81,7%), dan Jawa Barat baru mencapai 65,1% masih dibawah angka Nasional.
Tabel VII. A. 6
Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Persentase Rumah Tangga Akses


Terhadap Air Minum
Provinsi
Air Minum Kualitas Fisik Air
(MDG's) Minum yang Baik

1. DKI Jaya 61,6 96,3

2. Jawa Barat 65,1 94,3

3. Jawa tengah 77,8 95,2

4. DI.Yogyakarta 81,7 96,4

5. Jawa Timur 77,9 96,2

6. Banten 65,0 93,8

7. Bali 82,0 96,2

Indonesia 66,8 94,1

Secara kualitas fisik, masih terdapat rumah tangga dengan kualitas air minum
keruh (3,3%), berwarna (1,6%), berasa (2,6%), berbusa (0,5%), dan berbau (1,4%).
Proporsi RT di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri didapati 76,2%, milik
bersama sebanyak 6,7 %, dan fasilitas umum 4,2 %. Masih terdapat RT yang tidak
memiliki fasiltas buang air besar sembarangan sebesar 12,9 %. Sebesar 7,2% Rumah
Tangga di Jawa Barat yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besarnya masih
sembarangan.
Presentase rumah tangga yang menggunakan jenis kloset Leher Angsa
secara nasional sebesar 84,4% dan tempat pembuangan tinja sebagian besar rumah
tangga di Indonesia 66,0% menggunakan tanki septik. Apabila dibandingkan antara
provinsi di Jawa-Bali, Presentase rumah tangga yang menggunakan jenis kloset Leher
Angsa Provinsi Jawa Barat sebesar 83,7% menduduki urutan ke 5, dan tempat
pembuangan tinja menggunakan tanki septik di Provinsi Jawa Barat sebesar 62,9%
menduduki urutan sembilan terbawah. Presentase rumah tangga menurut Akses
terhadap Pembuangan Tinja Layak sesuai MDG’s di Indonesia sebesar 59,8%. Lebih
jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 137


Tabel VII. A. 7
Persentase Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
(BAB), Jenis Kloset Leher Angsa , Pembuangan Tinja Tanki Septik, Pembuangan
Tinja Layak sesuai MDG’s Menurut Provinsi
di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Persentase Rumah Tangga Akses Terhadap

Provinsi Fasilitas Tempat Pembuangan Tinja


Jenis Kloset Leher Pembuangan Tinja
Buang Air Besar Layak Sesuai
Angsa Tanki Septik
Milik Sendiri MDG's
1. DKI Jaya 86,2 95,4 88,8 78,2

2. Jawa Barat 78,2 83,7 62,9 58,1

3. Jawa tengah 78,6 88,2 67,9 62,7

4. DI.Yogyakarta 84,5 91,8 82,7 72,1

5. Jawa Timur 73,4 80,7 63,2 57,5

6. Banten 76,7 92,3 74,7 68,3

7. Bali 77,8 98,8 84,6 72,5

Indonesia 76,2 84,4 66,0 59,8

Sumber :Riskesdas Tahun 2013

Tabel VII. A. 8
Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Tempat Buang Air Besar
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Jenis tempat BAB*)


Provinsi
Leher angsa Pleng-sengan Cemplung/ Cemplung/
1. DKI Jaya 95,4 2,4 cubluk/lubang
1,4 cubluk/lubang
0,8
2. Jawa Barat 83,7 6,3 7,9 2,1
3. Jawa tengah 88,2 2,7 6,5 2,5
4. DI.Yogyakarta 91,8 0,9 4,1 3,2
5. Jawa Timur 80,7 5,8 9,4 4,1
6. Banten 92,3 3,0 4,1 0,6
7. Bali 98,8 0,8 0,3 0,1
Indonesia 84,4 4,8 7,2 3,7

Untuk penampungan air limbah RT di Indonesia umumnya dibuang langsung


ke got (46,7%). Ditemui 15,5 % yang menggunakan penampungan tertutup di
pekarangan dengan dilengkapi SPAL, dan 13,2 % menggunakan penampungan
terbuka di pekarangan, dan 7,4% ditampung di luar pekarangan. Sedangkan di Jawa
Barat sebesar 60,3% masih dibuang langsung ke got/sungai. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 138


Tabel VII. A. 9
Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Penampungan Air Limbah
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Pembuangan air limbah kamar mandi/cuci/dapur


Provinsi Tertutup di Penampungan Penampungan Tanpa
Langsung ke
pekarangan/ terbuka di di luar penampungan
got/sungai
SPAL lapangan pekarangan (di tanah)
1. DKI Jaya 9,6 1,9 1,3 0,3 87,0
2. Jawa Barat 17,4 9,8 7,6 4,8 60,3
3. Jawa tengah 15,6 15,3 6,2 13,5 49,4
4. DI.Yogyakarta 49,4 12,1 3,0 15,3 20,2
5. Jawa Timur 12,2 18,0 7,2 18,4 44,2
6. Banten 17,7 11,4 9,0 7,3 54,7
7. Bali 40,4 4,7 6,0 16,8 32,2
Indonesia 15,5 13,2 7,4 17,2 46,7

Dalam hal pengelolaan sampah RT umumnya dilakukan dengan cara dibakar


(50,1%) dan 24.9 % diangkut oleh petugas. Cara lainnya ditimbun dalam tanah, dibuat
kompos,dibuang ke kali/parit/laut dan dibuang sembarangan. Sedangkan Jawa Barat
proporsi RT yang mengelola sampah dengan cara dibakar tertinggi sebesar 48,0%,
menduduki urutan ke 4. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel VII. A. 10
Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Cara Pengelolaan Sampah
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Cara pengelolaan sampah rumah tangga
Provinsi Diangkut Ditimbun dalam Dibuang ke Dibuang
Dibuat kompos Dibakar
petugas tanah kali/parit/laut sembarang
an
1. DKI Jaya 87,0 1,1 0,2 5,3 3,6 2,8
2. Jawa Barat 27,0 3,1 0,4 48,0 12,4 9,1
3. Jawa tengah 14,9 5,7 2,1 57,8 11,7 7,8
4. DI.Yogyakarta 33,0 4,4 2,4 53,4 4,1 2,7
5. Jawa Timur 20,4 5,5 1,2 56,2 8,9 7,8
6. Banten 34,4 2,0 0,4 44,3 6,4 12,4
7. Bali 38,2 7,1 3,5 36,6 6,3 8,4
Indonesia 24,9 3,9 0,9 50,1 10,4 9,7

Sumber :Riskesdas Tahun 2013

Secara Nasional sekitar 76,2% rumah tangga menggunakan fasilitas tempat


buang air besar (BAB) milik sendiri (perkotaan; 84,9%, pedesaan : 67,3%), dan 12,9%
rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas tempat BAB. Apabila dibandingkan
provinsi di Jawa-Bali, ternyata Presentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas
tempat BAB, milik sendiri di Provinsi Jawa Barat (78,2%) menduduki urutan ke-3
setelah Provinsi DI Yogyakarta (84,5%) dan DKI Jakarta (86,2%).
Menurut tempat tinggal, di perkotaan cara pengelolaan sampah tertinggi
dengan cara diangkut petugas (46%), sedangkan di pedesaan yang paling umum

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 139


adalah dengan cara dibakar (62,8%). Penanganan sampahnya dibuat kompos sangat
sedikit baik di perkotaan (0,4%) maupun di pedesaan (1,4%).
Berdasarkan jumlah, lokasi STBM terbanyak ada di Jawa Timur dengan
jumlah desa/kelurahan mencapai 2.838 desa/kelurahan, Jawa Tengah dengan jumlah
lokasi STBM 1.423 desa/kelurahan. Jumlah terkecil lokasi STBM terkecil terdapat di
DKI Jakarta sejumlah 2 desa/kelurahan dan Bali dengan jumlah 10 desa/kelurahan.
Rincian menurut provinsi dapat dilihat.
Gambar. VII. A. 3
Persentase Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2012

6. Keadaan Perilaku Masyarakat


Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan salah satunya adalah persentase penduduk yang berobat
jalan selama sebulan yang lalu menurut tempat/cara berobat, dan indikator yang
berkaitan dengan perilaku antara lain Perilaku Bersih Hidup Sehat (PHBS).
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah
tangga Ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: (1)
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3) menimbang
balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali
seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap
hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah . Pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak
56,58% rumah tangga melaksanakan PHBS. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan
sebanyak 32,2% Rumah Tangga Sehat yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) baik. Provinsi Jawa Barat berada dibawah angka Nasional yaitu
sebesar 51,40%. Apabila Provinsi Jawa Barat dibandingkan dengan Provinsi yang ada
di Pulau Jawa Bali, menduduki rangking 5 teratas setelah Bali (74,25%), Provinsi Jawa
Tengah (71,12), DKI Jakarta (69,25%) dan Banten (61,11%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 140


Proporsi berperilaku benar dalam buang air besar di Indonesia sebesar
82,6%, dan berperilaku benar dalam hal cuci tangan baru sebesar 47,0%. Sedangkan
di Jawa Barat sebesar 87,8% berperilaku benar dalam buang air besar dan 45,7%
berperilaku benar dalam hal cuci tangan. Proporsi penduduk umur ≥10 tahun yang
mempunyai kebiasaan perilaku merokok dalam gedung/ruangan di Indonesia sebesar
84,6% dan di Jawa Barat sebesar 82,0%. Perilaku menyikat gigi dan pemeriksaan gigi
dan mulut serta kondisi gigi dan mulut yang bermasalah pada masyarakat di Indonesia
sebesar 25,9%.
Berdasarkan hasil SUSENAS tahun 2014, penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan selama sebulan terakhir sebesar 29,22%, dengan tahun 2010
(30,97%) mengalami penurunan sebesar 1,75%. Jika dibandingkan antara daerah
tempat tinggal perkotaan sebesar 28,59% dan di pedesaan 28,55%.Ada 3 jenis keluhan
yang paling banyak, yaitu batuk (44,96%), Pilek (43,29%), Panas (33,41%) dan keluhan
lainnya (43,29%), sedangkan menurut jenis kelamin persentase laki-laki yang
mengalami keluhan kesehatan lebih besar dibandingkan perempuan untuk ketiga jenis
penyakit tersebut. Provinsi Jawa Barat penduduk mempunyai keluhan sebesar 27,55%
dibawah angka nasional.
Penduduk Indonesia yang memiliki keluhan kesehatan dan memutuskan
untuk berobat jalan ke tempat berobat sebesar 45,21%, yang paling banyak dikunjungi
adalah Puskesmas/Pustu sebesar 29,97%, diikuti oleh praktek Dokter sebesar 26,09%
dan Petugas Kesehatan sebesar 26,91%, sementara jika dilihat daerah tempat tinggal,
penduduk pedesaan lebih banyak memanfaatkan praktek petugas kesehatan sebesar
36,89% dan Puskesmas/Pustu sebasar 31,88%, sedangkan penduduk perkotaan lebih
banyak memanfaatkan fasilitas praktek dokter/poliklinik sebesar 33,71 dan puskesmas/
sebesar 28,08%.
Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan banyak yang mengobati
sendiri dalam upaya pemulihan kesehatannya yaitu sebesar 67,71%, diantaranya
pernah menggunakan obat modern sebesar 71,33%, dan 24,33% obat tradisional serta
4,34% dengan cara pengobatan lainnya.
Akses pelayanan kesehatan yang didapatkan dari Riskesdas 2013
merupakan tingkat pengetahuan rumah tangga (RT) terhadap jenis pelayanan
kesehatan terdekat yang berada di sekitar tempat tinggalnya, secara nasional proporsi
RT mengetahui keberadaan RS pemerintah sebanyak 69,6 %, sedangkan RS swasta
53,9 %. Rumah tangga yang mengetahui keberadaan RS pemerintah tertinggi Bali
(88,6%) sedangkan Jawa Barat sebesar 70,5%. Pengetahuan RT tentang keberadaan
Puskesmas/Pustu tertinggi di Bali (95,5%) sedangkan Jawa Barat hanya 91,7%.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 141


Tabel. VII. A. 11
Persentase Pengetahuan Rumah Tangga Tentang Keberadaan Jenis Fasilitas
Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Keberadaan Fasilitas Kesehatan


Provinsi RS Puskesmas Praktek Praktek Poskesdes/
RS Swasta Posyandu Polindes
Pemerintah / Pustu Dokter/Klinik Bidan /RB Poskestren
1. DKI Jakarta 77,5 78,7 94,1 78,5 68,4 74,6 0,3 0,1
2. Jawa Barat 70,5 54,8 91,7 62,1 76,7 78,2 7,8 4,4
3. Jawa tengah 80,9 74,0 93,1 65,8 81,6 74,3 12,5 20,8
4. DI.Yogyakarta 77,9 82,4 89,5 68,5 65,1 71,5 3,9 3,1
5. Jawa Timur 72,6 59,5 89,6 55,0 74,0 69,8 13,4 26,3
6. Banten 67,0 60,5 91,1 61,1 72,0 67,5 3,9 0,6
7. Bali 88,6 76,8 95,5 82,7 85,2 77,1 25,0 5,7
Indonesia 69,6 53,9 89,8 56,0 66,3 65,2 10,9 13,1

Berbeda dengan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan/puskesmas atau pustu,


praktek dokter atau klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, poskesdes atau
poskestren, polindes dan posyandu hanya membutuhkan waktu paling lama 15 menit.
Sedangkan ke Rumah Sakit paling lama rata-rata 16-30 menit.
Tabel. VII. A. 12
Persentase Waktu Tempuh Rumah Tangga Menuju Rumah Sakit Pemerintah
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Waktu tempuh (menit)


Provinsi
≤ 15’ 16-30’ 31-60’ >60’
1. DKI Jaya 23,1 46,5 25,7 4,7
2. Jawa Barat 13,5 32,4 32,3 21,8
3. Jawa tengah 16,9 36,3 32,5 14,4
4. DI.Yogyakarta 28,1 49,8 20,5 1,6
5. Jawa Timur 19,6 38,1 30,1 12,2
6. Banten 12,4 31,5 34,4 21,8
7. Bali 23,8 39,4 24,7 12,1
Indonesia 18,2 34,4 29,0 18,5

A. DERAJAT KESEHATAN
1. Mortalitas
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Berdasarkan perhitungan BPS , Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
Jawa Barat tahun 2007 sebesar 39 per seribu kelahiran hidup dan jika dibandingkan
dengan Provinsi lain Jawa Barat menduduki urutan ke 12. Sedangkan Angka
Kematian yang paling kecil adalah Provinsi DKI Jakarta (28 per seribu kelahiran
hidup) .

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 142


Gambar VII. D. 1
Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi di Pulau Jawa dan Bali
Pada Tahun 2002-2003, 2007, 2005-2010, 2012

Sumber : BPS

35 34 32
30 30 30 29
30
25
25 22
20
15
10
5
0
Indonesia Banten Jawa BaratJawa Tengah
Jawa Timur Bali DI.YogyakartaDKI Jaya

Angka kematian neonatal periode 5 tahun terakhir mengalami stagnasi.


Berdasarkan laporan SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000
kelahiran hidup. Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian
bayi (59,4%), sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian
neonatal menyumbangkan 47,5%. Hasil estimasi angka kematian neonatal di atas
merupakan AKN dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survei, misalnya pada
SDKI tahun 2012 menggambarkan AKN untuk periode 5 tahun sebelumya yaitu
tahun 2008-2012 yang sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan kematian
neonatal sejak tahun 1991 diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar VII.D. 2
Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
pada Tahun 1991 - 2012

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 143


Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, Penyebab kematian untuk semua
umur telah terjadi pergeseran, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.
Penyebab kematian perinatal (0-7hari) yang terbanyak adalah respiratory disorders
(35,9%) dan premature (32,3%), sedangkan untuk usia (7-28hari) penyebab
kematian yang terbanyak adalah sepsis neonatorum (20,5%) dan congenital
malformations (18,1%). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah diare
(31,4%) dan pnemonia (23,8%). Sedangkan untuk penyebab kematian anak balita
sama dengan bayi, yaitu terbanyak adalah diare (25,2%) dan pnemonia (15,5%).
Sedangkan untuk usia > 5 tahun, penyebabkematian yang terbanyak adalah stroke,
baik di perkotaan maupun diperdesaan. Penanganan bayi baru lahir harus terfokus
pada peningkatan kemampuan bidan desa untuk menangani asfiksia pada bayi baru
lahir atau menunjukan penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena
alasan lain seperti terlambat membawa atau terlambat menerima pelayanan
kesehatan.
Untuk kematian perinatal, faktor kesehatan ibu ketika ia hamil dan bersalin
kemungkinan berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandungnya.
Dengan mengetahui penyakit/gangguan kesehatan ibu ketika hamil, maka
tindakan pencegahan maupun pengobatan harus ditujukan terhadap ibu ketika
hamil. Bayi yang dilahirkan dengan lahir mati/still birth atau yang mengalami
kematian neonatal dini (umur 0-6 hari), pewawancara menanyakan apakah ibu bayi
tersebut mengalami gangguan kesehatan ketika mengandung bayi tersebut.
Tabel VII. D. 1
Proporsi Penyebab Kematian Kelompok Umur 0-6 Hari dan 7-28 Hari
Di Indonesia Tahun 2007
Umur 0 – 6 Hari Umur 7 – 28 Hari
No.
Jenis Penyakit % Jenis Penyakit %
1. Gangguan/Kelainan Pernafasan 35,90 Sepsis 20,50
2. Prematuritas 32,40 Malformasikongenital 18,10
3. Sepsis 12,00 Pneumonia 15,40
4. Hipotermi 6,30 Sindromgawatpernafasan(RDS) 12,80
5. Kelainan Perdarahan dan Kuning 5,60 Prematuritas 12,80
6. Postmatur 2,80 Kuning 2,60
7. Malformasi Kongenitas 1,40 Cederalahir 2,60
8. Tetanus 2,60
9. Defisiensinitrisi 2,60
10. Sindrom kematian bayi mendadak 2,50

Sumber : Riskesdas tahun 2007

Dari sejumlah 217 kasus kematian perinatal, 96,8% ibu dari perinatal
terganggu kesehatannya ketika hamil. Penyakit yang banyak dialami ibu hamil
pada bayi yang lahir mati adalah hipertensi maternal (23,6%), komplikasi ketika

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 144


bersalin (partus macet) sebesar 17,5%, sedangkan gangguan kesehatan ibu hamil
dari bayi meninggal adalah ketuban pecah dini (23%) dan hipertensi maternal
(22%).
Tabel VII. D. 2
Proporsi Faktor Utama Ibu terhadap Lahir Mati dan
Kematian Bayi 0 – 6 Hari di Indonesia Tahun 2007
Lahir Mati Kematian Bayi 0 – 6 Hari
No.
Jenis Penyakit % Jenis Penyakit %
1 Hipertensi maternal 23,60 Ketuban pecah dini 23,00
2 Komplikasi kehamilan dan kelahiran 17,50 Hipertensi maternal 21,80

3 Ketuban pecah dini 12,70 Komplikasi kehamilan dan kelahiran 16,00


4 Perdarahan ante partum 12,70 Kelainan nutrisi maternal 10,30
5 Cedera maternal 10,90 Multi ple pregnancy 6,90
6 Persalinan sungsang 5,50 Perdarahan ante partum 6,90
7 Kehamilan ganda 3,60 Persalinan sungsang 5,70
8 Kelainan letak lain selama kehamilan 3,60 Infeksi intra partum 3,40
dan kelahiran
9 Infeksi intra partum 3,60 Lilitan tali pusat 2,30
10 Lilitan tali pusat 1,80 Kelainan letak lain selama kehamilan 1,10
dan kelahiran

Sumber : Riskesdas tahun 2007

b. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita di Jawa Barat pada Tahun 2007 adalah sebesar 49
per seribu kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan Provinsi yang berada di
Jawa dan Bali, ternyata Angka Kematian Balita di Provinsi Jawa Barat merupakan
angka ke-dua tertinggi, dan yang terendah adalah di Provinsi DI. Yogyakarta
sebesar 22 perseribu kelahiran hidup, hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Gambar VII.D. 3
Angka Kematian (AKABA) Provinsi di Pulau Jawa dan Bali
Tahun 2000, 2002, 2007 dan 2012

Sumber : Riskesdas

Proporsi penyakit penyebab kematian pada balita yang terbesar


dikarenakan penyakit Diare dan Pneumonia. Untuk bayi post neonatal penyebab

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 145


kematian yang juga perludi perhatikan adalah kelainan kongenital jantung dan
hidrocefallus (6%), sedangkan untuk anak balita penyebab kematian yang perlu
diperhatikan adalah karena campak 6%, tenggelam 5%, TB 4%.
Tabel VII. D. 3
Proporsi Penyebab Kematian pada Anak Berumur 29 Hari - 4 Tahun
Di Indonesia Tahun 2007
29 Hari – 11 Bulan 1 – 4 Tahun
No.
Jenis Penyakit % Jenis Penyakit %
1. Diare 31,4 Diare 25,2
2. Pneumonia 23,8 Pneumonia 15,5
3. Meningitis/ensefalitis 9,3 NecroticansEnteroCollitis(NEC) 10,7
4. Kelainansaluranpencernaan 6,4 Meningitis/ensefalitis 8,8
Kelainan Jantungcongenital
5. 5,8 Demamberdarahdengue 6,8
dan hidrosefalus
6. Sepsis 4,1 Campak 5,8
7. Tetanus 2,9 Tenggelam 4,9
8. Malnutrisi 2,3 TB 3,9
9. TB 1,2 Malaria 2,9
10. Campak 1,2 Leukemia 2,9
Sumber : Riskesdas tahun 2007

c. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk mengetahui tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat,status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk Ibu hamil, Ibu waktu melahirkan dan
masa nifas. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012
menunjukan adanya kenaikan dari 228 per 100.000 kelahiran hid 359 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012. Secara rinci dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar VII. D. 4
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 kelahiran hidup
Tahun 1994 – 2012

d. Umur Harapan Hidup (Eo)


Umur Harapan Hidup tahun 2012 di Jawa Barat adalah 68,6 tahun, jika
dibandingkan dengan umur harapan hidup di Provinsi yang berada di Pulau Jawa
dan Bali ternyata ranking ke dua dari bawah dapat dilihat pada Gambar VII.B.4.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 146


Berdasarkan BPS Estimasi Umur Harapan Hidup pada periode tahun 2000 di
Indonesia mencapai 68,23 tahun, sedangkan Jawa Barat diperkirakan mencapai
68,16 Tahun.
Gambar VII.D. 5
Angka Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) Menurut
Provinsi di Pulau Jawa Bali Tahun 2010-2012

Sumber : BPS 2010-2012

Dari diatas terlihat bahwa umur harapan hidup dari tahun 2012 mengalami
peningkatan, dan umur harapan hidup yang tertinggi di Provinsi Jawa - Bali adalah
Provinsi DKI Jakarta (73,5 tahun), sedangkan terendah di Provinsi Banten (65,2 tahun).

2. Morbiditas
Angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based
data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data)
yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.Hasil Susenas 2012,
persentase penduduk yang menderita sakit selama bulan terakhir sebanyak 14,49%,
lebih rendah dari tahun 2011 sebanyak 15,02%, dengan rata-rata lama sakit yang
terbanyak sekitar 1-3 hari sebanyak 58,69% dan lama sakit 4-7 hari sebanyak 30,36%.

a. Penyakit Menular
Penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada balita.
Angka kesakitan yang dilaporkan dari sarana kesehatan dan kader per-1000
penduduk terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat menempati urutan keempat terbesar
bila dibandingkan dengan Provinsi di Pulau Jawa-Bali. Angka kesakitan Diare masih
mengalami Fluktuasi, mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi dan
masih memerlukan waktu untuk peningkatan seperti sanitasi lingkungan, sosial
ekonomi & sosial budaya serta faktor gizi.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, Prevalensi Diare di Indonesia
sebesar 4,5% (perkotaan ; 4,3%, dan pedesaan ; 4,8%), tertinggi di Provinsi DKI
Jakarta (5,0%) dan terendah di Bali (3,6%).. Kasus Diare di sebagian besar provinsi
(75%) terdeteksi berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan. Sedangkan Provinsi

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 147


Jawa Barat mempunyai prevalensi diare klinis 4,9%. Dan penyakit Diare merupakan
penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%),
sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke
empat (13,2%).
Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi penyakit diare yang dapat
menyebabkan kematian. Secara nasional proporsi responden diare klinis yang
mendapatkan oralit adalah 33,3%, dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 33,6%.
Penyakit Diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi pada
Balita (16,7%). Pemakaian oralit 29,5% di perkotaan lebih banyak dibandingkan di
perdesaan (36,8%)..
Angka Prevalensi Nasional TB cenderung meningkat bila dibandingkan
antara hasil Riskesdas 2013 Angka Prevalensi TB sebesar 0,4% dan hasil
Riskesdas 2010 sebesar 0,7%. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi pada laki-laki
sebesar 0,4 % dan pada perempuan 0,3 %. Berdasarkan pendidikan prevalensi
tertinggi pada kelompok yang tidak pernah sekolah sebesar 0,5 % dan terendah
pada kelompok tamat SMA sebesar 0,2 %. Berdasarkan pekerjaan prevalensi
tertinggi dapat ditemukan pada kelompok dengan tidak pekerjaan pertani, dan
pegawai dan di pedesaan sebesar 0,3% lebih rendah dari pada di perkotaan (0,4%).
Gambar VII. D. 6
Angka Prevalensi Tuberkulosis Paru
Provinsi di Pulau Jawa Bali Tahun 2007, 2010 dan 2013

Sumber : Riskesdas 2007, 2010, 2013


Tabel VII.D. 4
Cakupan Penemuan BTA Positif dan Case Detection Rate (CDR)
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Cakupan Penemuan Kasus Penyakit Tuberkulosis
Provinsi Case Notification Rate
Kasus TB Kasus BTA +
(CNR)
1. DKI Jaya 24.091 8.627 91,0
2. Jawa Barat 61.721 33.460 76,4
3. Jawa tengah 39.704 20.446 60,6
4. DI.Yogyakarta 2.679 1.278 35,2
5. Jawa Timur 42.381 24.703 62,4
6. Banten 13.833 7.903 75,9
7. Bali 3.027 1.475 40,1
Indonesia 327.094 196.310 81,0
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia, Ditjen PPPL Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 148


Untuk Angka Insidens Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami
peningkatan hal ini disebabkan antara lain dengan tingginya mobilitas dan
kepadatan penduduk, nyamuk penular penyakit DBD tersebar di seluruh pelosok
dan masih banyak menggunakan tempat-tempat penampungan air tradisional
(tempayan,bal,drum dll).
Pada tahun 2013, jumlah penderita DBD di Indonesia yang dilaporkan
sebanyak 101.218 kasus dengan jumlah kematian 736 orang (Incidence Rate/
Angka kesakitan= 0,7 per100.000 penduduk dan CFR= 41,25%). Terjadi
peningkatan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang
sebesar 90.245 kasus dengan IR 37,11.
Tabel VII. D. 5
Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), Dan Incidence Rate Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi
di Pulau Jawa-Bali Tahun 2011 – 2013
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Provinsi
P CFR IR P CFR IR P CFR IR
1. DKI Jaya 6.653 0,05 68,32 6.669 0,06 68,48 9.389 0,2 96,18
2. Jawa Barat 13.836 0,41 31,55 19.683 0,85 44,85 21.628 0,6 47,29
3. Jawa tengah 4.474 0,98 13,77 7.088 1,52 19,29 11.333 1,2 30,84
4. DI.Yogyakarta 982 0,31 28,12 971 0,21 28,16 2.256 0,3 65,25
5. Jawa Timur 5.372 1,15 14,23 8.177 1,42 21,49 13.731 0,9 36,08
6. Banten 1.736 1,84 15,89 3.362 0,86 32,69 2.637 0,8 24,67
7. Bali 2.996 0,23 75,42 2.650 0,11 65,90 6.813 0,1 168,48
Indonesia 65.432 0,91 27,56 90.245,0 0,90 37,11 101.218 0,7 41,25
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013

Apabila dilihat menurut Provinsi yang berada di Pulau Jawa-Bali, maka


terlihat bahwa Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama tertinggi dengan
Angka IR 96,18 per 100.000 penduduk pada tahun 2013.
Angka Kesakitan Malaria sejak empat tahun terakhir menunjukan
kecenderungan yang cukup mengkhawatirkan, hal ini diakibatkan antara lain adanya
perubahan lingkungan seperti penebangan hutan bakau, mobilitas penduduk dari
Pulau Jawa ke Luar Jawa yang sebagian besar masih merupakan daerah endemis
malaria dan obat malaria yang resisten yang semakin meluas.
Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2008 – 2012
cenderung menurun yaitu dari 4,1 per 1.000 penduduk berisiko pada tahun 2005
menjadi 1,69 per 1.000 penduduk pada tahun 2012.
Untuk wilayah Jawa dan Bali, Annual Parasite Incidence (API) tertinggi
adalah Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,04 per 1.000 penduduk diikuti DI. Yogya
sebesar 0,02 per 1.000 penduduk. Sedangkan yang terendah terdapat di Provinsi
Bali dan DKI Jakarta. Rincian API dan AMI menurut provinsi Jawa Bali tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 149


Tabel VII. D. 6
Annual Parasite Incidence (API) Malaria Provinsi
di Jawa-Bali Tahun 2008-2013
Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000
Provinsi
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. DKI. Jakarta - - - 0,05 0,00 0,00
2. Jawa Barat 0,58 0,36 0.43 0,47 0,01 0,00
3. Jawa Tengah 0,07 0,08 0.10 0,01 0,03 0,04
4. DI. Yogya 0,03 0,03 0.01 0,00 0,06 0,02
5. Jawa Timur 0,71 0,71 0.10 0,01 0,02 0,00
6. Banten 0,17 0,14 0.03 0,03 0,02 0,01
7. Bali 0,03 0,02 0.03 0,00 0,00 0,00
Indonesia 0,16 1,85 1.96 1,75 1,69 1,38
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013

Hasil SDKI 2012 menunjukan bahwa persentase wanita umur 15-49 tahun
yang pernah mendengar tentang HIV AIDS sebesar 76,7%. Sedangkan pria kawin
umur 15-54 tahun yang pernah mendengar tentang HIV AIDS sebesar 82,3%.
Perkembangan penyakit AIDS terus menunjukan peningkatan.Meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin
tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra
pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak
aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran AIDS. Saat ini di Indonesia
telah digolongkan sebagai negara tingkat epidemi dengan prevalensi lebih dari 5%.
Jumlah penderita AIDS di Indonesia sebenarnya belum diketahui dengan pasti.
Jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sampai tahun 2014 sebanyak 65.790
kasus dan 32.711 kasus HIV diantaranya 3% Posistif HIV.
HIV/AIDS memiliki beberapa faktor risiko, yaitu hubungan seksual lawan
jenis (heteroseksual), hubungan sejenis melalui Lelaki Seks Lelaki (LSL),
penggunaan Narkoba suntik secara bergantian, transfusi darah dan perinatal.
Berikut ini disajikan persentase kasus kumulatif menurut faktor risiko.
Menurut provinsi yang ada di Pulau Jawa-Bali, Jawa Timur merupakan
provinsi dengan penemuan kasus baru AIDS pada pengguna NAPZA Suntikan (IDU)
tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 2.448 kasus (58,4%), diikuti oleh Banten
(39,4%) dan DI Yogyakarta (18,9%). Menurut jenis kelamin, persentase kasus baru
AIDS tahun 2014 pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
kelompok perempuan.

b. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Immunisasi


Bedasarkan data laporan Sistem Surveilans Terpadu (SST), keadaan kasus
penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi, apabila dibandingkan dengan

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 150


Provinsi lain di Pulau Jawa dan Bali, maka Penyakit Difteri, Tetanus Neonatorum
dan Campak di Jawa Barat menempati urutan ke 2, 3, dan terendah untuk penyakit
Campak. Untuk kasus AFP di Indonesia sebanyak 1.762 kasus diantaranya 324
Kasus ada di Jawa Barat.
Tabel VII. D. 7
Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Immunisasi
(PD3I) di Provinsi Jawa –Bali Tahun 2014

TETANUS
Provinsi CAMPAK DIFTERI AFP
NEONATORUM
1. DKI Jaya 2 1,361 2 48
2. Jawa Barat 2 95 16 324
3. Jawa tengah 0 199 2 198
4. DI.Yogyakarta 0 1,222 0 26
5. Jawa Timur 17 1,071 295 255
6. Banten 22 1,149 17 75
7. Bali 0 382 1 41
Indonesia 84 12,943 396 1762

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014

c. Penyakit Tidak Menular


Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan
teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya
hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi
makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan.
Perubahan tersebut tanpa disadari telah berpengaruh terhadap transisi
epidemiologi sehingga semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular
diantaranya seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal dan
sebagainya.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, Prevalensi gagal jantung berdasar
wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 persen, dan yang
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung
berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa
Timur (0,19%), dan Jawa Tengah (0,18%), sedangkan Jawa Barat sebesar 0,5%.
Prevalensi penyakit gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
tertinggi pada umur 65 – 74 tahun (0,5%) untuk yang terdiagnosis dokter, menurun
sedikit pada umur ≥75 tahun (0,4%), tetapi untuk yang terdiagnosis dokter atau
gejala tertinggi pada umur ≥75 tahun (1,1%). Untuk yang didiagnosis dokter
prevalensi lebih tinggi pada perempuan (0,2%) dibanding laki-laki (0,1%).
Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis berdasarkan wawancara yang
didiagnosis dokter meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat
tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%),

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 151


dan umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%).
Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih
tinggi pada masyarakat perdesaan (0,3%).
Prevalensi diabetes dan hipertiroid di Indonesia berdasarkan wawancara
yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM terdiagnosis dokter
atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter
tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), sedangkan
prevalenasi di Jawa Barat sebesar 2% dan prevalensi hipertiroid sebesar 0,5%,
serta prevalensi hipertensi sebesar 10,6% lebih rendah dari angka nasional.
Tabel VII. D. 8
Prevalensi Diabetes, Hipertiroid, Hipertensi, Jantung Koroner, Gagal Jantung
dan Stroke Pada Umur ≥ 15 Tahun di Provinsi Jawa –Bali Tahun 2013

Jantung Gagal
Provinsi Diabetes Hipertiroid Hipertensi Stroke
Koroner Jantung

1. DKI Jaya 3,0 0,7 10,1 0,7 0,15 9,7


2. Jawa Barat 2,0 0,5 10,6 0,5 0,14 6,6
3. Jawa tengah 1,9 0,5 9,5 0,5 0,18 7,7
4. DI.Yogyakarta 3,0 0,7 12,9 0,6 0,25 10,3
5. Jawa Timur 2,5 0,6 10,8 0,5 0,19 9,1
6. Banten 1,6 0,4 8,6 0,5 0,09 5,1
7. Bali 1,5 0,4 8,8 0,4 1,13 5,3
Indonesia 2,1 0,4 9,5 0,5 0,13 7,0

Prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia adalah sebesar 1,7‰. Jika


dibandingkan antar provinsi pulau Jawa-Bali, prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi
DI Yogyakarta (2,7‰) yang kemudian secara berturut turut diikuti oleh Provinsi
Jawa Timur (2,3‰), Jawa Timur (2,2‰), dan Provinsi Jawa Barat 1,6‰ dibawah
angka Nasional.
Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2 %, perbandingan hasil
Riskesdas 2007 dengan Riskesdas 2013 menunjukkan kecenderungan
peningkatan prevalensi cedera dari 7,5% menjadi 8,2 %.
Prevalensi nasional masalah gigi dan mulut dijumpai sebesar 25,9 persen.
Untuk perilaku benar dalam menyikat gigi berkaitan dengan faktor gender, ekonomi,
dan daerah tempat tinggal. Ditemukan sebagian besar penduduk Indonesia
menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore, (76,6%). Perilaku
menyikat gigi dengan benar setelah makan pagi dan sebelum tidur malam,
untuk Indonesia ditemukan 2,3 %.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 152


Tabel VII. D. 9
Persentase Penduduk Umur ≥10 Tahun Menyikat Gigi Setiap Hari Dan
Berperilaku Benar Menyikat Gigi Di Provinsi Jawa –Bali Tahun 2013

Sesudah Sesudah Mandi Menyikat


Sikat Gigi Mandi Sesudah Sebelum
Provinsi Mandi Pagi Makan makan Pagi dan gigi dengan
Setiap Hari Sore Bangun Pagi Tidur Malam
Pagi siang sore benar
1. DKI Jaya 98,1 94,7 73,5 4,9 5,2 43,4 5,5 71,4 3,5
2. Jawa Barat 97,0 95,9 81,4 3,2 6,1 29,5 7,5 79,6 1,8
3. Jawa tengah 94,6 93,0 86,0 2,9 7,2 21,2 4,5 82,3 1,7
4. DI.Yogyakarta 93,6 88,6 77,4 5,2 10,6 34,8 6,6 72,7 3,4
5. Jawa Timur 93,5 95,2 84,0 2,8 5,1 22,6 9,2 81,4 1,5
6. Banten 97,1 96,9 84,2 2,4 4,1 29,1 5,0 82,8 1,5
7. Bali 91,8 86,8 69,5 5,7 6,9 33,7 4,0 64,0 4,1
Indonesia 93,8 94,2 79,7 3,8 6,5 27,3 6,2 77,1 2,3

Prevalensi cedera secara keseluruhan antara 3.8%-12.9% dengan rerata


8,2% (perkotaan;8,7% dan pedesaan;7,8%) dan prevalensi tertinggi terdapat di DI
Yogyakarta (12,4%), sedangkan prevalensi cedera di Jawa Barat sebesar 8,5 diatas
angka nasional. Urutan penyebab cedera terbanyak adalah jatuh, kecelakaan
transportasi darat dan terluka benda tajam/ tumpul. Sedangkan untuk penyebab
cedera yang lain bervariasi tetapi prevalensi nyarata – rata kecil atau sedikit .

B. STATUS GIZI
Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 %,
terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9 % gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka
prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat.
Perubahan terutamapada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 % tahun 2007, 4,9 % pada
tahun 2010, dan 5,7 % tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 %
dari 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5 % maka
prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1 % dalam
periode2013 sampai 2015. (Bappenas, 2012). Diantara 33 provinsi di Indonesia,18 provinsi
memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka provinsi di Indonesia,18 provinsi
memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar
antara 21,2% sampai dengan 33,1%.
Prevalensi pendek (stunting) menurut provinsi dan nasional. Prevalensi
pendek secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 %, yang berarti terjadi peningkatan
dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2
%terdiri dari 18,0 % sangat pendek dan 19,2 % pendek. Pada tahun 2013 prevalensi
sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8 % tahun 2007 dan 18,5 % tahun 2010.
Prevalensi pendek meningkat dari 18,0 % pada tahun 2007 menjadi 19,2 % pada tahun
2013.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 153


Prevalensi kurus menurut provinsi dan nasional. Salah satu indikator untuk
menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah keadaan
sangat kurus yaitu anak dengan nilai Zscore<-3,0 SD. Prevalensi sangat kurus secara
nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 %, terdapat penurunan dibandingkan
tahun 2010 (6,0 %) dan tahun 2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi
kurus sebesar 6,8% juga menunjukkan adanya penurunan dari 7,3 % (tahun 2010) dan
7,4 % (tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus
menurun dari 13,6 % pada tahun 2007 menjadi 12,1 % pada tahun 2013.
Gambar VII. E. 1
Prevalensi status gizi balita menurut gabungan indikator TB/U dan BB/TB,
di Indonesia 2007, 2010, dan 2013

100%

50%

0%
2007 2010 2013
PENDEK-KURUS PENDEK-NORMAL PENDEK GEMUK
NORMAL-KURUS NORMAL-NORMAL NORMAL- GEMUK

Tabel VII. E. 1
Prevalensi Status Gizi Balita Menurut BB/TB,
di Provinsi Jawa –Bali Tahun 2013
Status Gizi Menurut BB/TB
Provinsi Sangat
Kurus Normal Gemuk
Kurus
1. DKI Jaya 4,4 5,8 78,1 11,7
2. Jawa Barat 5,0 5,9 77,3 11,8
3. Jawa tengah 4,5 6,6 76,9 12,0
4. DI.Yogyakarta 4,7 4,7 80,2 10,3
5. Jawa Timur 4,4 7,0 76,9 11,8
6. Banten 6,5 7,3 74,4 11,8
7. Bali 3,4 5,4 78,6 12,6
Indonesia 5,3 6,8 76,1 11,8

Status Gizi berdasarkan inikator BB/TB, prevalensi Sangat Kurus di kalangan


balita di Provinsi Jawa Barat adalah 5,0% sedangkan nasional prevalensi sangat kurus
sebesar 5,3%. Apabila dibandingkan dengan Provinsi di Jawa – Bali, prevalensi Sangat
Kurus di Jawa Barat urutan ke 2 tertinggi setelah provinsi Banten (6,5%). Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, gizi buruk pada laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan
perempuan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) sangat kurus pada anak umur 5-12 tahun sebesar
4,0%, gizi kurus 7,2%. untuk di kawasan Jawa – Bali paling tinggi Jawa Tengah (4,6%)
dan Jawa Timur (3,5%), sedangkan Jawa Barat sebesar 3,1% dibawah angka nasional

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 154


dengan di perkotaan sebesar 3,6% dan pedesaan 4,3%. Sedangkan anak umur 5-12
tahun yang berat badan lebih (obesitas) di Jawa Barat sebesar 10,7%. Demikian juga
secara nasional prevalensi kekurusan pada anak umur 13-15 tahun adalah 11,1% terdiri
dari 3,3% sangat kurus dan 7,8% kurus, sedangkan prevalensi kekurusan pada anak
umur 13-15 tahun di Jawa Barat sebesar 9,1% yang terdiri dari 2,6 % sangat kurus dan
6,5% kurus. Prevalensi kekurusan pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional
sebesar 8,9% terdiri dari 1,8% sangat kurus dan 7,1% kurus, sedangkan prevalensi
kekurusan pada remaja umur 16-18 tahun di Jawa Barat sebesar 10% yang terdiri dari
2,8% sangat kurus dan 6% kurus, sedangkan yang berat badan lebih sebesar 6,2% diatas
angka Nasional (5,7%).
Rata-rata kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia
reproduksi) secara nasional yang mempunyai risiko sebesar 40,7%. Prevalensi tersebut
lebih tinggi di daerah pedesaan (41,4%), dari pada perkotaan (40,1%) dan Rata-rata
kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi) di Jawa Barat
sebesar 43,3%. Berdasarkan tingkat pendidikan secara nasional menunjukan pada tingkat
pendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD), cenderung lebih tinggi
dibandingkan tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT), demikian juga cenderung tinggi pada
kelompok pengeluaran rumah tangga yang terendah.
Proposi Rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandunganiodium
cukup berdasarkan hasil tes cepat pada tahun 2013 (77,1%) mengalami
peningkatandibanding tahun 2007 (62,3%). Target WHO untuk universal salt iodization
(USI) atau garamberiodium untuk semua, minimal 90 % RT mengonsumsi garam dengan
kandungan iodiumcukup, masih belum tercapai. Jawa Barat baru mencapai 68,6% masih
dibawah angka nasional. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel VII. E. 2
Proporsi Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam
Berdasarkan Kandungan Iodium Menurut Provinsi
di Pulau Jawa - Bali, Tahun 2013
Provinsi Cukup Kurang Tidak ada

1. DKI Jaya 83,9 12,6 3,5

2. Jawa Barat 68,6 20,5 10,9

3. Jawa tengah 80,1 13,2 6,7

4. DI.Yogyakarta 90,0 7,3 2,7

5. Jawa Timur 75,4 13,7 10,9

6. Banten 80,1 15,1 4,8

7. Bali 50,8 19,1 30,1

Indonesia 77,1 14,8 8,1

Proporsi penduduk umur 15 tahun dengan glukosa darah puasa (GDP)


terganggu, secara keseluruhan, lebih dari sepertiga penduduk (36,6%) mengalami
keadaan GDP terganggu, dan laki-laki lebih banyak mengalami keadaan tersebut

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 155


dibandingkan perempuan denganperbedaan sekitar 6 %. Berdasarkan hasil pemeriksaan
glukosa darah, parameter yang dianalisis adalah proporsi DM,GDP terganggu, dan TGT.
Tabel 18.5 menunjukkan proporsi DM pada penduduk umur =15 tahun. Proporsi DM di
Indonesia pada perempuan cenderung lebihtinggi, tetapi hampir sama antara proporsi di
perkotaan (6,8%) dan perdesaan (7,0%)
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari
nilai normal. Dalam Riskesdas diperiksa anemia kekurangan zat besi yang dikenal anemia
gizi besi. Hal ini terjadi karena zat besi berperan pada sintesa sel darah merah untuk
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dalam keadaan lanjut
menyebabkan pembentukan sel darah merahtidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis
tubuh yang diasosiasikan sebagai keadaan anemia. Proporsi penduduk umur =1 tahun
dengan keadaan anemia mencapai 21,7 % secara nasional. Berdasarkan pengelompokan
umur, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi, yaitu 28,1 % dan cenderung
menurun pada kelompok umur anak sekolah, remaja sampai dewasa muda (34 tahun),
tetapi cenderung meningkat kembali pada kelompok umur yang lebih tinggi. Berdasarkan
jenis kelamin didapatkan bahwa proporsi anemia pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan pada laki-laki. Jika dibandingkan berdasarkan tempat tinggal didapatkan
bahwa anemia di perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Anemia pada
populasi ibu hamil sebesar 37,1 % dan prevalensinya hampir sama antara bumil di
perkotaan (36,4%) dan perdesaan(37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati
masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas
prevalensi anemia sebesar 40%.

C. UPAYA KESEHATAN
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Diantaranya adalah memberikan penyuluhan kesehatan, menyediakan
berbagai fasilitas kesehatan, juga program dana kesehatan untuk masyarakat miskin.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagaian besar masalah
kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Persentase penduduk yang berobat jalan selama 1 tahun secara nasional
sebanyak 29,26%. Dengan penilaian terhadap pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan yang tidak puas sebanyak 0,19%. Dan Provinsi Jawa Barat peringkat ke-dua
tertinggi di antara kawasan Jawa-Bali.Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 156


Tabel VII. F. 1
Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan Terakhir
Terhadap Pelayanan Kesehatan Selama 1 Tahun
Menurut Provinsi Jawa-Bali
Penilaian terhadap Pelayanan Kesehatan
No Provinsi Sangat Cukup Kurang Tidak
Puas Jumlah
Puas Puas Puas Puas
1 DKI Jakarta 16,39 58,92 21,68 2,70 0,31 100
2 Jawa Barat 5,79 49,87 40,33 3,76 0,25 100
3 Jawa Tengah 6,29 56,30 35,37 1,97 0,07 100
4 DI Yogyakarta 9,33 67,90 20,24 2,33 0,21 100
5 Jawa Timur 9,79 56,44 32,36 1,31 0,11 100
6 Banten 6,46 37,99 47,74 7,59 0,22 100
7 Bali 10,40 64,85 23,11 1,64 - 100
Indonesia 8,34 55,34 32,98 3,15 0,19 100
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Sedangkan penilaian terhadap pelayanan kesehatan di Rawat Inap selama 5


tahun terakhir secara nasional yang tidak puas 0.91% dan Provinsi Jawa Barat dibawah
angka nasional. Secara rinci dapat dilihat perbandingan antara Provinsi di Jawa-Bali
berikut ini.
Tabel VII. F. 2
Persentase Penduduk Yang Menjalani Rawat Inap Terhadap Pelayanan Kesehatan
Selama 5 Tahun Terakhir Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali

Penilaian Pelayanan Kesehatan


No Provinsi Sangat Cukup Kurang Tidak
Puas
Puas Puas Puas Puas
1 DKI Jakarta 13,42 53,02 26,85 4,70 2,01
2 Jawa Barat 4,22 39,71 43,90 11,64 0,53
3 Jawa Tengah 7,77 52,09 35,61 4,12 0,41
4 DI Yogyakarta 5,89 64,63 26,51 1,90 1,07
5 Jawa Timur 9,66 52,71 28,68 7,88 1,06
6 Banten 6,03 46,59 45,37 2,01 -
7 Bali 7,59 57,98 29,14 4,38 0,91
Indonesia 8,22 50,46 33,21 7,29 0,82

Berdasarkan Riskesdas 2013, Kemudahan akses ke sarana pelayanan


kesehatan berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain jarak tempat tinggal dan
waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan, serta status social ekoomi dan budaya.
Sebanyak 65,6% rumah tangga di Indonesia berada kurang atau sama
dengan 15 menit ke sarana pelayanan kesehatan primer, untuk Provinsi Jawa Barat 62,5%
rumah tangga berada waktu tempuh kurang atau sama dengan 15 menit ke sarana
pelayanan kesehatan primer. Berdasarkan tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita,
terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga semakin dekat
jarak dan semakin singkat waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 157


Tabel VII. F. 3
Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu Tempuh
ke Sarana Pelayanan Kesehatan dan Ke Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Waktu Tempuh ≤ 15 Menit

Provinsi Rumah Poskesdes Praktek Bidan


Puskesmas Praktek Dokter
Sakit atau Posyandu atau Rumah
atau Pustu atau Klinik
Pemerintah Poskestren Bersalin
1. DKI Jaya 23,1 94,6 80,1 97,6 89,4 84,2
2. Jawa Barat 13,5 89,6 62,5 94,8 82,4 67,4
3. Jawa tengah 16,9 96,2 67,7 96,8 88,1 71,9
4. DI.Yogyakarta 28,1 89 81,7 97,8 87,6 84,4
5. Jawa Timur 19,6 92,9 69,8 95,9 86,9 73,8
6. Banten 12,4 87,5 61,6 97,8 84,5 74,1
7. Bali 23,8 89,2 75,2 95,5 82,4 75,8
Indonesia 18,2 89,3 65,6 94,4 83,8 69,5
Sumber : Riskesdas tahun 2013

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, presentase rumah tangga yang


memanfaatkan Unit Pelayanan Kesehatan di Indonesia terbanyak ke Puskesmas/Pustu
(36,2%), Praktek Dokter (24,5%), Praktek Bidan (18,5%). Lebih jelas dapat dilihat di tabel
dibawah ini.
Tabel VII. F. 4
Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Untuk Tempat Berobat Jalan di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Tempat berobat jalan


Provinsi RS RS Swasta/ Puskesmas Praktek Praktek Polindes/ Nakes Faskes
Pemerintah RSB / Pustu Dokter Bidan Poskesdes Lainnya LN*)
1. DKI Jaya 13,5 17,0 39,2 27,0 4,9 0,0 3,2 0,2
2. Jawa Barat 5,9 7,4 35,8 31,4 14,1 0,6 11,6 0,5
3. Jawa tengah 4,9 5,1 32,5 26,6 23,8 3,1 11,2 0,3
4. DI.Yogyakarta 6,9 16,0 32,4 33,7 12,2 0,3 4,5 0,5
5. Jawa Timur 4,8 5,4 28,4 24,8 26,3 6,7 12,0 0,4
6. Banten 3,9 8,3 36,0 27,8 16,2 0,5 11,7 0,9
7. Bali 8,1 5,0 25,9 35,3 22,8 1,5 9,8 0,0
Indonesia 6,4 6,1 36,2 24,5 18,5 4,1 10,7 0,4
Sumber : Riskesdas tahun 2013

Apabila menurut jenis pelayanan, banyak dimanfaatkan untuk pengobatan


(82,9%), adapun pelayanan KIA yang terbanyak adalah pemeriksaan bayi/balita (29,2%),
pemeriksaan kehamilan (22,5%). Menurut tipe daerah jenis pelayanan di perkotaan lebih
banyak memanfaatkan polindes/ bidan di desa untuk pelayanan KIA, sedangkan di
pedesaan lebih banyak memanfaatkan untuk pengobatan.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 158


Tabel VII. F. 5.
Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes/Bidan di Desa
Menurut Jenis Pelayanan di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2007

Pemeriksaan
Pengo
Provinsi Bayi/
Kehamilan Persalinan Ibu Nifas Neonatus batan
Balita
1. DKI Jakarta 38,2 14,2 14,0 12,6 34,7 56,6
2. Jawa Barat 23,2 10,2 10,3 9,7 29,4 78,8
3. Jawa tengah 15,6 6,4 6,0 5,6 20,5 84,7
4. DI.Yogyakarta 33,5 21,3 20,9 17,5 36,2 78,6
5. Jawa Timur 38,2 24,2 24,8 6,2 34,4 85,8
6. Banten 24,6 10,7 11,0 11,7 30,8 82,5
7. Bali 72,0 26,3 16,7 15,8 47,2 85,2
Indonesia 22,5 9,8 9,2 8,2 29,2 82,9
Sumber : Riskesdas tahun 2007

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan


proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 -11 bulan).
Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80% jumlah bayi yang ada di
desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Pencapaian UCI Indonesia pada tahun 2014 sebesar 81,82%, dan Provinsi
DI.Yogya dan DKI Jakarta memiliki capaian tertinggi sebesar 100%, diikuti oleh Jawa
Tengah sebesar 99,14%, sedangkan Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke 5
dibandingkan antara provinsi di Jawa-Bali, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar VII. F. 1
Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, Cakupan immunisasi lengkap di


Indonesia sebesar 59,2% , dengan cakupan immunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi
(64,7%) dibandingkan di pedesaan (53,7%) dan masih terdapat 8,7% anak 12-23 bulan
yang belum diimunisasi sama sekali. Makin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga
makin tinggi cakupan imunisasi lengkap, demikian juga makin tinggi pengeluaran per

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 159


kapita makin tinggi cakupan imunisasi lengkapnya. Menurut pekerjaan kepala keluarga,
tertinggi cakupan imunisasi lengkap pada kepala keluarga sebagai pegawai
negeri/TNI/Polri (69,5%) dan terendah pada kelompok petani/nelayan/buruh (52,9%).
Untuk persentase anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan immunisasi lengkap di
Provinsi Jawa Barat sebesar 56,6%. Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi,
hal ini disebabkan karena beberapa alasan, yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau
belum, ibu lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu tidak mengetahui secara pasti jenis
imunisasi, catatan dalam KMS tidak lengkap/tidak terisi, catatan dalam Buku KIA karena
hilang atau tidak disimpan oleh ibu.
Tabel VII. F. 6
Persentase Anak Umur 12-23 tahun yang Mendapatkan Immunisasi Dasar
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Kelengkapan Imunisasi Dasar


Provinsi Tidak Tidak
Lengkap
Lengkap Imunisasi
1. DKI Jakarta 64,4 30,7 4,9
2. Jawa Barat 56,6 35,1 8,3
3. Jawa tengah 77,0 19,5 3,5
4. DI.Yogyakarta 83,2 15,9 1,0
5. Jawa Timur 74,5 21,8 3,7
6. Banten 45,8 43,9 10,4
7. Bali 80,8 17,9 1,3
Indonesia 59,2 32,1 8,7

Sumber : Riskesdas tahun 2013

Pemantauan kesehatan ibu hamil dilakukan pelayanan K1 sebagai aksesibiltas


ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan K4 yang dianggap sebagai mutu pelayanan
kesehatan terhadap ibu hamil. Persentase cakupan K4 ibu hamil di Indonesia tahun 2014
sebesar 89.33%, sedangkan Provinsi Jawa Barat 97.10% sudah melewati target SPM
(85%). Dinyatakan pelayanan K4 (berkualitas) berarti secara paripurna ibu telah
mendapatkan pelayanan immunisasi TT-2 dan mendapatkan Fe-3. Akan tetapi selama
beberapa tahun terakhir ini tidak terlihat keterkaitan atau sinkronisasi antar varibel
tersebut.
Tabel VII. F. 7
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil Meliputi K-4, PN, TT-2, Fe-3
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Provinsi K4 PN TT2 BUMIL F3 3
1. DKI Jakarta 96.01 97.19 58.10 94.80
2. Jawa Barat 97.10 97.20 72.20 90.50
3. Jawa Tengah 93.11 99.17 62.40 92.50
4. DI.Yogyakarta 92.81 99.96 75.70 91.60
5. Jawa Timur 88.66 92.45 30.70 84.90
6. Banten 84.53 92.39 58.70 61.40
7. Bali 94.15 97.66 59.90 95.00
Indonesia 89.33 91.36 47.30 85.10

Sumber :Profil Kesehatan Indonesia 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 160


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia berkisar
antar 47,87% - 100%. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih di
Indonesia pada tahun 2014 mencapai 91,36%. Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan menurut provinsi di Pulau Jawa-Bali tahun 2014, dengan cakupan
tertinggi terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (99,96%) dan terendah di Provinsi Banten
(92,39%).
Tabel VII. F. 8
Proporsi Penolong Persalinan
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Penolong Persalinan
Provinsi Dokter Kebidanan Dokter Keluarga/ Tidak ada
Bidan Perawat Dukun
& Kandungan umum lainnya penolong
1. DKI Jakarta 35,7 0,1 61,8 0,4 1,8 0,0 0,2
2. Jawa Barat 14,3 0,4 67,0 0,2 17,5 0,1 0,6
3. Jawa tengah 22,2 0,5 73,3 0,1 3,3 0,2 0,4
4. DI.Yogyakarta 41,7 2,0 56,2 0,0 0,0 0,0 0,1
5. Jawa Timur 19,9 0,4 73,7 0,2 4,9 0,2 0,7
6. Banten 18,0 0,7 65,4 0,1 14,9 0,2 0,6
7. Bali 39,7 0,4 58,8 0,0 0,6 0,4 0,2
Indonesia 18,0 0,5 68,6 0,3 10,9 0,9 0,8

Perkotaan 25,1 0,5 67,8 0,2 5,6 0,2 0,6


Perdesaan 10,5 0,5 69,6 0,4 16,5 1,6 0,9

Sumber : Riskesdas 2013

Tabel VII. F. 9
Proporsi Kelahiran Berdasarkan Metode Persalinan
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Proporsi Kelahiran Berdasarkan Metode Persalinan


Provinsi Operasi
Normal Vakum Forcep Lainnya
Perut/ Sesar
1. DKI Jaya 79,2 0,8 0,1 19,9 0,0
2. Jawa Barat 91,2 1,0 0,0 7,8 0,0
3. Jawa tengah 88,2 1,4 0,3 10,1 0,0
4. DI.Yogyakarta 81,0 2,8 0,5 15,7 0,0
5. Jawa Timur 86,2 1,1 0,2 12,2 0,2
6. Banten 87,4 0,5 0,0 12,1 0,0
7. Bali 81,4 1,1 0,0 17,3 0,2
Indonesia 89,20 0,9 0,1 9,8 0,0

Persentase Tempat Ibu melahirkan menurut tempat persalinanTahun 2013 di


Indonesia, ternyata 66,7% ibu melahirkan di fasiltas sarana kesehatan, 29,6% di rumah
dan 3,7% di Polindes/Poskesdes. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat, Ibu yang melahirkan
terbanyak di Fasilitas Kesehatan sebesar 66,5% dan 33,6% terbanyak melahirkan di
Rumah/Lainnya. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Jawa-Bali, tertinggi ibu
melahirkan di falisitas kesehatan adalah di Provinsi DI Yogjakarta (98,8%), dan terendah di
Provinsi Jawa Barat, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 161


Tabel VII. F. 10
Persentase Ibu Melahirkan Anak Terakhir Menurut Tempat Persalinan
Lima Tahun Terakhir Dan Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Tempat Bersalin
Provinsi RB/ Klinik/ Puskesmas/ Polindes/ Rumah/
RS
Praktek Nakes pustu Poskesdes Lainnya
1. DKI Jaya 33,6 47,2 15,1 0,0 4,1
2. Jawa Barat 16,5 43,9 5,0 1,1 33,6
3. Jawa tengah 25,8 51,9 3,4 2,8 16,1
4. DI.Yogyakarta 41,0 50,0 7,8 0,2 1,1
5. Jawa Timur 23,5 51,0 6,7 9,2 9,6
6. Banten 21,4 39,3 5,3 0,7 33,3
7. Bali 41,6 49,3 6,3 1,3 1,4
Indonesia 21,40 38,0 7,3 3,7 29,6

Perkotaan 29,0 47,4 6,4 1,8 15,4


Perdesaan 13,4 28,0 8,1 5,7 44,8
Sumber :Riskesdas Tahun 2013

Tabel VII. F. 11
Proporsi Pelayanan Kesehatan Masa Nifas
Menurut Provinsi Di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Proporsi Pelayanan Kesehatan Masa Nifas (KF)


Provinsi
6 jam-3 hr 7-28 hr 29-42 hr KF lengkap
1. DKI Jakarta 90,3 76,7 68,3 55,5
2. Jawa Barat 76,6 59,0 53,6 37,8
3. Jawa tengah 89,2 60,4 42,3 34,9
4. DI.Yogyakarta 93,5 74,2 50,0 43,7
5. Jawa Timur 87,1 66,0 52,7 42,9
6. Banten 78,5 56,4 52,1 38,5
7. Bali 91,4 67,1 64,4 50,2
Indonesia 81,9 51,8 43,4 32,1
Sumber :Riskesdas Tahun 2013

Pemeriksaan neonatus dalam Riskesdas 2013 sebanyak 71,3% neonatus


umur 6-48 jam (KN1) dan 47,5 % neonatus umur 8-28 hari (KN3) mendapatkan
pemeriksaan dari tenaga kesehatan. Hasil tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan
hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 60,6 % dan 37,7%. Menurut tipe daerah, pemeriksaan
neonatos pada tahun 2013 di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan. Terdapat
hubungan positif antara pemeriksaan neonatus dengan tingkat pendidikan kepala keluarga
maupun tingkat pengeluaran per-kapita. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala rumah
tangga maupun pengeluaran per-kapita, semakin tinggi persentase cakupan pemeriksaan
kesehatan pada neonatus.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 162


Tabel VII. F. 12
Persentase Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi
di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013

Kunjungan Neonatal
Provinsi KN1 KN2 KN3
(6 – 48 jam) (3 – 7 hari) (8 – 28 hari)
1. DKI Jakarta 82,8 74,9 70,1
2. Jawa Barat 67,5 62,9 53,8
3. Jawa tengah 76,8 70,0 54,6
4. DI.Yogyakarta 80,5 72,6 70,0
5. Jawa Timur 78,8 76,6 65,5
6. Banten 67,0 60,8 51,0
7. Bali 82,2 66,2 62,4
Indonesia 71,3 61,3 47,5

Sumber :Riskesdas Tahun 2013

Proporsi wanita umur 10-49 berstatus kawin yang sedang


menggunakan/memakai alat KB di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013 sebesar
59,7%, Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah
menggunakan/memakai alat KB 24,7%. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Pulau
Jawa-Bali, cakupan wanita yang sedang menggunakan alat KB, tertinggi pada Provinsi
Jawa Barat (64,4%). Untuk pelayanan pasca salin di Indonesia baru mencapai 59,6% dan
tertinggi di Provinsi Jawa Barat sebesar 72,5%. Secara rinci dapat dilihat dibawah ini.
Tabel VII.F. 13
Proporsi Pelayanan KB Pasca persalinan dan Proporsi Wanita Umur 10-49 tahun
Menurut Status Penggunaan/Memakai Alat KB
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Wanita Umur 10-49 Berstatus Kawin
Proporsi
Provinsi Pelayanan KB Sedang Yang Pernah
Tidak Pernah
Pasca Salin Menggunakan/ Menggunakan/
Sama Sekali
Memakai Alat KB Memakai Alat KB
1. DKI Jakarta 63,5 54,0 28,0 18,0
2. Jawa Barat 72,5 64,4 26,3 9,3
3. Jawa tengah 62,6 62,4 24,1 13,6
4. DI.Yogyakarta 45,2 55,5 26,5 18,0
5. Jawa Timur 55,1 62,2 23,7 14,1
6. Banten 69,4 61,4 27,3 11,2
7. Bali 63,0 63,0 22,2 14,7
Indonesia 59,6 59,7 24,7 15,5

Sumber :Riskesdas Tahun 2013

D. SUMBER DAYA KESEHATAN


Secara Nasional, pada periode tahun 2010-2014, jumlah Puskesmas
(termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 9.005 unit pada tahun 2010
menjadi 9.731 unit pada tahun 2014. Dalam periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 163


30.000 penduduk berada dalam kisaran 0,59 – 5,09, ini berarti bahwa pada periode tahun
itu setiap 30.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 1-5 Puskesmas.
Jika dilihat Tabel dibawah ini terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat mempunyai
angka Puskesmas per-30.000 penduduk yang terendah ke-kedua (0,68) baik secara
Nasional maupun dibandingkan antar Provinsi di Pulau Jawa-Bali. Apabila dibandingkan
dengan Provinsi yang berada di Jawa dan Bali, Jawa Barat menempati urutan ke-lima.
Tabel VII. G. 1.
Jumlah Puskesmas dan Rasio Puskesmas per-30.000 Penduduk
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2014

Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas per- 30.000


Provinsi
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1. DKI Jakarta 341 341 340 340 340 1.06 1.05 1.03 1.02 1.01
2. Jawa Barat 1,039 1,039 1,050 1,050 1,050 0.72 0.72 0.70 0.69 0.68
3. Jawa tengah 867 867 873 873 875 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80
4. DI.Yogyakarta 121 121 121 121 121 1.05 1.04 1.03 1.02 1.01
5. Jawa Timur 946 955 960 960 960 0.76 0.76 0.76 0.75 0.75
6. Banten 217 217 228 230 231 0.61 0.62 0.61 0.60 0.59
7. Bali 114 114 118 120 120 0.88 0.86 0.87 0.87 0.85
Indonesia 9,005 9,005 9,510 9,655 9,731 1.14 1.16 1.17 1.17 1.08

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014

Jumlah Puskesmas perawatan pada tahun 2011 sebanyak 3.019 unit


meningkat menjadi 3.378 unit pada tahun 2014. Puskesmas yang melaksanakan
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) sampai tahun 2014 tercatat
berjumlah 2.855 unit. Upaya pengembangan Kesehatan antara lain Upaya Kesehatan
Kerja sebanyak 1.034 unit dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja sebanyak 2.9995
unit, secara rinci dapat dilihat dibawah ini.
Tabel VII. G. 2
Jumlah Puskesmas Dengan Perawatan, PONED Dan Pelayanan Pengembangan
Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014

Puskesmas Puskesmas dgn


Puskesmas Puskesmas
Provinsi Perawatan Upaya Kesehatan
PONED dgn PKPR
(DTP) kerja
1. DKI Jakarta 30 17 37 22
2. Jawa Barat 176 232 209 356
3. Jawa tengah 318 293 47 265
4. DI.Yogyakarta 42 68 27 76
5. Jawa Timur 518 283 218 277
6. Banten 56 72 153 54
7. Bali 34 54 43 50
Indonesia 3,378 2,855 1,034 2,999

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 164


Demikian juga dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan memanfaatkan potensi dan sumber daya
yang ada di masyarakat.Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
diantaranya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Poliklinik Desa), Toga
(Tanaman Obat Keluarga, POD (Pos Obat Desa dan sebagainya. Secara nasional Rasio
Posyandu terhadap Desa/Kelurahan adalah 3,5 atau rata-rata pada tiap desa/kelurahan
terdapat 3-4 Posyandu. Dan Provinsi Jawa Barat Rasio Posyandu terhadap
Desa/Kelurahan sebesar 9,2. Sedangkan Persentase Desa Siaga Aktif di Indonesia
terhadap desa/kelurahan adalah 71,4. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Pulau Jawa
– Bali, ternyata Persentase Desa Siaga Aktif terbesar adalah di Provinsi Jawa Tengah
(100%) dan terendah terdapat di Provinsi DKI Jakarta (77,5%).
Tabel VII. G. 3
Rasio Sarana Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Terhadap
Desa/Kelurahan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014

Rasio Posyandu Persentase Poskesdes


Provinsi Terhadap Desa Siaga yang
Desa/Kelurahan Aktif Beroperasi

1. DKI Jakarta 15.8 77.5 1,176


2. Jawa Barat 9.2 98.8 5,529
3. Jawa tengah 5.6 99.9 7,720
4. DI.Yogyakarta 13.0 98.9 421
5. Jawa Timur 5.4 95.7 8,618
6. Banten 6.6 91.3 524
7. Bali 6.7 85.4 490
Indonesia 3.5 71.4 55,517

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014

Pada tahun 2014, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.408
buah, yang terdiri dari 28,53% Rumah Sakit yang dikelola atas milik Kemenkes/
Pemerintah, 6,60% milik TNI/Polri, 3,07% milik Departemen lain/BUMN dan 61,38% milik
Swasta.
Tabel VII. G. 4
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan
di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2014

Departemen
Provinsi Depkes/ Pemda TNI/ POLRI Swasta Total RS PONEK
Lain/BUMN
1. DKI Jakarta 19 12 8 119 158 18
2. Jawa Barat 51 13 5 226 295 32
3. Jawa tengah 61 12 5 224 302 40
4. DI.Yogyakarta 9 4 1 57 71 8
5. Jawa Timur 66 31 14 236 347 51
6. Banten 11 2 1 71 85 12
7. Bali 12 3 0 42 57 10
Indonesia 687 159 74 1,478 2,408 476

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 165


Pada tahun 2014, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif
berkisar antara 98 - 99 per 100.000 penduduk dan rasio Tempat Tidur di Rumah Sakit
terhadap penduduk Jawa Barat adalah 1 : 1.363 artinya 1 tempat tidur diperuntukkan bagi
1.363 penduduk. Angka ini jauh lebih rendah dari Provinsi-Provinsi lain di Jawa dan Bali.
Apabila dibandingkan secara Nasional, Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke-enam.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi di Jawa-Bali, Provinsi Jawa Barat ke-dua terakhir
dan dibawah nasional (892).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, Jumlah Tenaga
Kesehatan di Indonesia sebanyak 576,634 orang dengan rasio terhadap 100.000
penduduk sebesar 228,71, sedangkan Provinsi Jawa Barat sebanyak 131,91. Jika
dibandingkan dengan provinsi yang di Pulau Jawa-Bali, jumlah tenaga yang berada di
Provinsi Jawa Barat terbanyak yaitu sebanyak 86.845 orang.
Tabel VII. G. 5
Jumlah Sumber Daya Manusia Menurut Provinsi
di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014

Dokter Dokter Kesehatan Kesehatan Keterapian Keteknisan Tenaga Non


Provinsi Dokter gigi Perawat Bidan Farmasi Gizi Total SDM
Spesialis Umum Masyarakat Lingkungan Fisik Medis Kesehatan
1. DKI Jaya 7,056 2,723 1,205 11,916 2,069 2,779 506 259 302 236 1,509 18,505 49,065
2. Jawa Barat 6,882 4,828 1,789 25,181 12,098 3,371 1,126 1,066 1,231 378 3,126 25,769 86,845
3. Jawa tengah 5,422 4,587 1,324 27,421 15,639 3,706 1,870 1,183 1,509 666 4,182 5,757 73,266
4. DI.Yogyakarta 1,450 998 336 4,870 1,163 763 118 247 279 138 1,083 31,796 43,241
5. Jawa Timur 5,963 4,606 1,590 25,324 13,903 3,600 1,144 1,113 1,469 420 3,086 6,780 68,998
6. Banten 2,373 1,520 606 6,825 3,218 1,056 747 177 333 198 1,113 6,249 24,415
7. Bali 1,378 1,049 292 4,477 2,177 510 457 310 296 70 538 3,304 14,858
Indonesia 46,994 40,787 12,502 237,181 124,948 30,408 24,354 12,909 14,064 4,283 28,204 195,444 772,078

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 166


RESUME TABEL PROFIL KESEHATAN 2014
DI PROVINSI JAWA BARAT
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P

A. GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah Tabel 1
////////////////// ////////////////// 37.784,41 KM

2 Jumlah Desa/Kelurahan Tabel 1 Desa/Kel


////////////////// ////////////////// 5.962
3 Jumlah Penduduk Tabel 1 46.300.543 Jiwa

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga Tabel 1 Jiwa


////////////////// ////////////////// 3,44

5 Kepadatan Penduduk /Km2 Tabel 1


////////////////// ////////////////// 1.225,39 Jiwa/Km2

6 Rasio Beban Tanggungan Tabel 2


////////////////// ////////////////// 51,21

7 Rasio Jenis Kelamin Tabel 2


////////////////// ////////////////// 103,58

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Tabel 3 15445135 14679598 30.124.733


Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah
9
tertinggi
a. SMP/ MTs Tabel 3 3491520 3572187 7.063.707 Jiwa
b. SMA/ SMK/ MA Tabel 3 4058632 3069475 7.128.107 Jiwa
c. Sekolah menengah kejuruan Tabel 3 0 0 - Jiwa
d. Diploma I/Diploma II Tabel 3 0 0 - Jiwa
e. Akademi/Diploma III Tabel 3 370513 418315 788.828 Jiwa
f. Universitas/Diploma IV Tabel 3 742917 552249 1.295.166 Jiwa
g. S2/S3 (Master/Doktor) Tabel 3 0 0 - Jiwa

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup Tabel 4 167817 164626 332.443 Bayi

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) Tabel 4 per 1.000 KH


////////////////// ////////////////// 3
12 Jumlah Kematian Neonatal Tabel 5 770 551 1.321 Bayi

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Tabel 5 per 1.000 KH


////////////////// ////////////////// 3,41

14 Jumlah Bayi Mati Tabel 5 Bayi


////////////////// ////////////////// 3.982

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Tabel 5 per 1.000 KH


////////////////// ////////////////// 4,19

16 Jumlah Balita Mati Tabel 5 Balita


////////////////// ////////////////// 4.290

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) Tabel 5 per 1.000 KH


////////////////// ////////////////// 4,51
18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu Tabel 6 Ibu


////////////////// ////////////////// 748,00

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) Tabel 6 per 100.000 KH


////////////////// ////////////////// 78,63

B.2 Angka Kesakitan


19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ Tabel 7 17365 12453 Kasus
Proporsi kasus baru TB BTA+ Tabel 7 56,25 40,34

CNR kasus baru BTA+ Tabel 7


////////////////// ////////////////// 66,67

Jumlah seluruh kasus TB Tabel 7 Kasus


////////////////// ////////////////// 61.835
CNR seluruh kasus TB Tabel 7 74 56 133,55
Kasus TB anak 0-14 tahun Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek Tabel 8 ////////////////// ////////////////// 12,11 %

Angka kesembuhan BTA+ Tabel 9 Kasus


////////////////// ////////////////// 25.751
Angka pengobatan lengkap BTA+ Tabel 9 ////////////////// ////////////////// 3.300 Kasus
Angka keberhasilan pengobatan (Success
Tabel 9 %
Rate) BTA+ ////////////////// ////////////////// 91,39
Angka kematian selama pengobatan Tabel 9 ////////////////// ////////////////// 455 Jiwa

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Tabel 10 Kasus


////////////////// ////////////////// 206.133
21 Jumlah Kasus HIV Tabel 11 2209 1508 3.717 Kasus
22 Jumlah Kasus AIDS Tabel 11 155 90 245 Kasus
23 Jumlah Kematian karena AIDS Tabel 11 17 11 28 Kasus
24 Jumlah Kasus Syphilis Tabel 11 470 237 707 Kasus
25 Donor darah diskrining positif HIV Tabel 12 168635 64271 240.966 Jiwa
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani Tabel 13 ////////////////// ////////////////// 114

27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Tabel 14 ////////////////// ////////////////// 1.923 Kasus

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Tabel 14 2,28 1,36 4,15 per 10.000 Penduduk
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Tabel 15


////////////////// ////////////////// 6,66

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15


////////////////// ////////////////// 12,01

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15 %


////////////////// ////////////////// 0,50

Angka Prevalensi Kusta Tabel 16 per 100.000 Penduduk


////////////////// ////////////////// 0,55

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Tabel 17


////////////////// ////////////////// 181
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT
Tabel 17
MB) ////////////////// ////////////////// 1.017
Penyakit yang dapat dicegah dengan
28
imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th Tabel 18 Kasus
////////////////// ////////////////// 13.565.882
Jumlah Kasus Difteri Tabel 19 20 25 45 Kasus

Case Fatality Rate Difteri Tabel 19 %


////////////////// ////////////////// 11,11
Jumlah Kasus Pertusis Tabel 19 21 15 36

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Tabel 19 2 0 2


Case Fatality Rate Tetanus (non
Tabel 19
neonatorum) ////////////////// ////////////////// 0
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Tabel 19 9 11 20,00

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Tabel 19


////////////////// ////////////////// 50,00
Jumlah Kasus Campak Tabel 20 1100 1168 2.268

Case Fatality Rate Campak Tabel 20


////////////////// ////////////////// -
Jumlah Kasus Polio Tabel 20 0 0 -
Jumlah Kasus Hepatitis B Tabel 20 16 22 38
29 Incidence Rate DBD Tabel 21 10320 8819 19.139
30 Case Fatality Rate DBD Tabel 21 22 19 41,33
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Tabel 22
Incidence) ////////////////// ////////////////// 4,87
Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria
////////////////// ////////////////// 0

33 Angka Kesakitan Filariasis Tabel 23


////////////////// ////////////////// 1,15

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Tabel 24 3,86 4,23 4,04


35 Persentase obesitas Tabel 25 0,40 0,55 0,47
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia Tabel 26
30-50 tahun ////////////////// 0
37 % tumor/benjolan payudara pada
Tabel 26
perempuan 30-50 tahun ////////////////// 0,048
Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24
38 Tabel 28
jam ////////////////// ////////////////// 371

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) Tabel 29


////////////////// 1057441 1.057.441

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tabel 29


////////////////// 974908 974.908
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Tabel 29 ////////////////// 914653 914.653

42 Pelayanan Ibu Nifas Tabel 29


////////////////// 907609 907.609

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Tabel 29


////////////////// 901318 901.318

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Tabel 30


////////////////// 455000 455.000

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Tabel 32


////////////////// 956902 956.902
46 Penanganan komplikasi kebidanan Tabel 33 ////////////////// 186534 186.534

47 Penanganan komplikasi Neonatal Tabel 33


////////////////// ////////////////// 81.781

48 Peserta KB Baru Tabel 36


////////////////// ////////////////// 1.412.560

49 Peserta KB Aktif Tabel 36


////////////////// ////////////////// 6.998.177

50 Bayi baru lahir ditimbang Tabel 37


////////////////// ////////////////// 948.797
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Tabel 37 ////////////////// ////////////////// 20.465

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Tabel 38


////////////////// ////////////////// 932.679
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Tabel 38 ////////////////// ////////////////// 903.805

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif Tabel 39


////////////////// ////////////////// 374.878

55 Pelayanan kesehatan bayi Tabel 40


////////////////// ////////////////// 904.441

56 Desa/Kelurahan UCI Tabel 41


////////////////// ////////////////// 5.218,00
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi Tabel 42 464898 449166 914.064
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi Tabel 43 333893 327547 661.440

59 Bayi Mendapat Vitamin A Tabel 44


////////////////// ////////////////// 798.040

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A Tabel 44


////////////////// ////////////////// 2.888.050

61 Baduta ditimbang Tabel 45


////////////////// ////////////////// 1.568.713,00
62 Baduta berat badan di bawah garis merah
Tabel 45
(BGM) ////////////////// ////////////////// 20.725,58
63 Pelayanan kesehatan anak balita Tabel 46 ////////////////// ////////////////// 2.760.873

64 Balita ditimbang (D/S) Tabel 47


////////////////// ////////////////// 67,59
Balita berat badan di bawah garis merah
65 Tabel 47
(BGM) ////////////////// ////////////////// 90.037
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Tabel 48 ////////////////// ////////////////// 3.126
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Tabel 49
dan Setingkat ////////////////// ////////////////// 95,55

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap Tabel 50


////////////////// ////////////////// 1,0

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal Tabel 51


////////////////// ////////////////// 12.855
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 13.704

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Tabel 51


////////////////// ////////////////// 959.855
72 Murid SD/MI Perlu Perawatan (UKGS) Tabel 51 ////////////////// ////////////////// 514.359
73 Siswa SD dan setingkat mendapat
Tabel 51
perawatan gigi dan mulut ////////////////// ////////////////// 175.739
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Tabel 52 ////////////////// ////////////////// 1.287.984

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tabel 54


////////////////// ////////////////// 21.994.860
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Tabel 55 A ////////////////// ////////////////// 18,78

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Tabel 55 A


////////////////// ////////////////// 2,54
Angka kematian kasar/Gross Death Rate
78 Tabel 56
(GDR) di RS ////////////////// ////////////////// 26
Angka kematian murni/Nett Death Rate
79 Tabel 56
(NDR) di RS ////////////////// ////////////////// 13
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS Tabel 57 ////////////////// ////////////////// 50,0

81 Bed Turn Over (BTO) di RS Tabel 57


////////////////// ////////////////// 50,0

82 Turn of Interval (TOI) di RS Tabel 57


////////////////// ////////////////// 3,6
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS Tabel 57 ////////////////// ////////////////// 2,9

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS Tabel 58 Rumah Tangga


////////////////// ////////////////// 3.543.633

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat Tabel 59


////////////////// ////////////////// 48,93
89 Penduduk yang memiliki akses air minum
Tabel 60
yang layak ////////////////// ////////////////// 30.034.544
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat
Tabel 61
kesehatan ////////////////// ////////////////// 409.778
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak
Tabel 62
(jamban sehat) ////////////////// ////////////////// 25.628.152

92 Desa STBM Tabel 63


////////////////// ////////////////// 213
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat Tabel 64 ////////////////// ////////////////// 19.978
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi Tabel 65 ////////////////// ////////////////// 38.478
TPM tidak memenuhi syarat dibina Tabel 66 ////////////////// ////////////////// 26.099

TPM memenuhi syarat diuji petik Tabel 66


////////////////// ////////////////// 7.871

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum Tabel 68


////////////////// ////////////////// 228

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus Tabel 68


////////////////// ////////////////// 66

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap Tabel 68


////////////////// ////////////////// 176
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Tabel 68 ////////////////// ////////////////// 874
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR TABEL KETERANGAN
L P L+P

Jumlah Puskesmas Keliling Tabel 68


////////////////// ////////////////// 804

Jumlah Puskesmas pembantu Tabel 68


////////////////// ////////////////// 1.579

98 Jumlah Apotek Tabel 68


////////////////// ////////////////// 3.183
RS dengan kemampuan pelayanan gadar
99 Tabel 69
level 1 ////////////////// ////////////////// 193

100 Jumlah Posyandu Tabel 70


////////////////// ////////////////// 48.257

101 Posyandu Aktif Tabel 70


////////////////// ////////////////// 23.383

102 Rasio posyandu per 100 balita Tabel 70


////////////////// ////////////////// 1
103 UKBM

Poskesdes Tabel 71
////////////////// ////////////////// 2.214

Polindes Tabel 71
////////////////// ////////////////// 922

Posbindu Tabel 71
////////////////// ////////////////// 7.278

104 Jumlah Desa Siaga Tabel 72


////////////////// ////////////////// 5.470

105 Persentase Desa Siaga Tabel 72


////////////////// ////////////////// 92,37

D.2 Tenaga Kesehatan


106 Jumlah Dokter Spesialis Tabel 73 2661 1673 4.334 Orang
107 Jumlah Dokter Umum Tabel 73 1874 3024 4.898

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) Tabel 73


////////////////// ////////////////// 19,94
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Tabel 73 290 1171 1.461
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi
Tabel 73
Spesialis) ////////////////// ////////////////// 3,16

111 Jumlah Bidan Tabel 74


////////////////// ////////////////// 15.315
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk Tabel 74 ////////////////// ////////////////// 33,08
113 Jumlah Perawat Tabel 74 8903 17891 26.794
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk Tabel 74 ////////////////// ////////////////// 57,87
115 Jumlah Perawat Gigi Tabel 74 292 1115 1.407
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian Tabel 75 601 2216 2.817
117 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Tabel 76 584 690 1.274
118 Jumlah Tenaga Sanitasi Tabel 76 469 597 1.066

119 Jumlah Tenaga Gizi Tabel 77


////////////////// ////////////////// 1.259

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan Tabel 82 Rupiah


////////////////// ////////////////// 8.315.587.744.303

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Tabel 82 %


////////////////// ////////////////// 6,57

122 Anggaran Kesehatan Perkapita Tabel 82 Rupiah


////////////////// ////////////////// 177.016,42
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
KECAMATAN DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km ) 2 KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 2.997,13 40 143 291 434 5.131.798 1.349.533 3,80 1.712
2 KAB. SUKABUMI 4.160,75 47 266 120 386 2.517.982 765.876 3,29 605
3 KAB. CIANJUR 3.594,65 32 287 73 360 2.335.024 730.104 3,20 650
4 KAB. BANDUNG 1.756,65 31 69 211 280 3.418.246 1.067.716 3,20 1.946
5 KAB. GARUT 3.094,40 42 280 162 442 2.585.423 724.388 3,57 836
6 KAB. TASIKMALAYA 2.702,85 39 275 76 351 1.802.043 522.227 3,45 667
7 KAB. CIAMIS 2.740,76 26 200 65 265 1.268.820 441.411 2,87 463
8 KAB. KUNINGAN 1.189,60 32 253 123 376 1.113.686 364.556 3,05 936
9 KAB. CIREBON 1.071,05 40 112 312 424 2.223.089 684.433 3,25 2.076
10 KAB. MAJALENGKA 1.343,93 26 220 123 343 1.254.440 393.030 3,19 933
11 KAB. SUMEDANG 1.560,49 26 206 77 283 1.176.074 366.947 3,21 754
12 KAB. INDRAMAYU 2.092,10 31 207 110 317 1.789.204 602.558 2,97 855
13 KAB. SUBANG 2.164,48 30 200 53 253 1.575.649 496.003 3,18 728
14 KAB. PURWAKARTA 989,89 17 119 73 192 916.812 268.902 3,41 926
15 KAB. KARAWANG 1.914,16 30 183 126 309 2.288.254 680.615 3,36 1.195
16 KAB. BEKASI 1.269,51 23 86 101 187 2.828.767 592.888 4,77 2.228
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.335,60 16 84 81 165 1.624.179 549.289 2,96 1.216
18 KAB. PANGANDARAN 667,87 10 81 12 93 379.255 113.518 3,34 568
19 KOTA BOGOR 111,73 6 0 68 68 1.022.002 289.936 3,52 9.147
20 KOTA SUKABUMI 48,96 7 0 33 33 321.205 90.796 3,54 6.561
21 KOTA BANDUNG 168,23 30 0 151 151 2.575.478 728.098 3,54 15.309
22 KOTA CIREBON 40,16 5 0 22 22 318.741 90.698 3,51 7.937
23 KOTA BEKASI 213,58 12 0 56 56 2.510.951 582.483 4,31 11.756
24 KOTA DEPOK 199,44 11 0 63 63 1.869.681 482.836 3,87 9.375
25 KOTA CIMAHI 41,20 3 0 15 15 581.989 170.000 3,42 14.126
26 KOTA TASIKMALAYA 184,38 10 8 61 69 683.386 245.177 2,79 3.706
27 KOTA BANJAR 130,86 4 12 13 25 188.365 58.064 3,24 1.439

JAWA BARAT 37.784,41 626 3.291 2.671 5.962 46.300.543 13.452.082 3,44 1.225

Sumber: - Kantor Badan Statistik Provinsi


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 2.279.689 2.155.834 4.435.523 105,75


2 5-9 2.373.625 2.240.528 4.614.153 105,94
3 10 - 14 2.308.600 2.194.321 4.502.921 105,21
4 15 - 19 2.113.380 2.025.886 4.139.266 104,32
5 20 - 24 1.963.401 1.919.994 3.883.395 102,26
6 25 - 29 2.138.299 2.086.929 4.225.228 102,46
7 30 - 34 1.989.691 1.944.612 3.934.303 102,32
8 35 - 39 1.891.483 1.804.292 3.695.775 104,83
9 40 - 44 1.638.767 1.557.682 3.196.449 105,21
10 45 - 49 1.361.662 1.302.868 2.664.530 104,51
11 50 - 54 1.111.066 1.047.639 2.158.705 106,05
12 55 - 59 841.481 747.279 1.588.760 112,61
13 60 - 64 557.357 575.404 1.132.761 96,86
14 65 - 69 425.238 443.686 868.924 95,84
15 70 - 74 279.008 329.583 608.591 84,65
16 75+ 284.302 366.957 651.259 77,48

JUMLAH 23.557.049 22.743.494 46.300.543 103,58


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 51,21

Sumber: - Kantor Badan Statistik Provinsi Jawa Barat


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 18.903.735 18.347.132 37.250.867 100,00 100,00 100,00
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
2 15.445.135 14.679.598 30.124.733 81,70 80,01 80,87
YANG MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 3.582.258 3.797.856 7.380.114 18,95 20,70 19,81

b. SD/MI 6.657.895 6.937.051 13.594.946 35,22 37,81 36,50

c. SMP/ MTs 3.491.520 3.572.187 7.063.707 18,47 19,47 18,96

d. SMA/ MA 4.058.632 3.069.475 7.128.107 21,47 16,73 19,14

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,00 0,00 0,00

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0 0 0,00 0,00 0,00

g. AKADEMI/DIPLOMA III 370.513 418.315 788.828 1,96 2,28 2,12

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 742.917 552.249 1.295.166 3,93 3,01 3,48

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0 0 0,00 0,00 0,00

Sumber: - Kantor Badan Statistik Provinsi Jawa Barat


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH KELAHIRAN
NO KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 59.586 108 59.694 60.786 72 60.858 120.372 180 120.552
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - 51.710 59 51.769
3 KAB. CIANJUR - - - - - - 46.658 121 46.779
4 KAB. BANDUNG - - - - - - 64.849 67 64.916
5 KAB. GARUT - - - - - - 58.137 107 58.244
6 KAB. TASIKMALAYA 16.900 156 17.056 16.035 103 16.138 32.935 259 33.194
7 KAB. CIAMIS - - - - - - 21.324 152 21.476
8 KAB. KUNINGAN 10.740 68 10.808 10.277 26 10.303 21.017 94 21.111
9 KAB. CIREBON - - - - - - 47.732 146 47.878
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - 21.390 105 21.495
11 KAB. SUMEDANG 10.668 9 10.677 10.207 5 10.212 20.875 14 20.889
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - 34.674 177 34.851
13 KAB. SUBANG - - - - - - 30.325 64 30.389
14 KAB. PURWAKARTA 12.680 73 12.753 10.374 61 10.435 23.054 134 23.188
15 KAB. KARAWANG - - - - - - 57.044 133 57.177
16 KAB. BEKASI - - - - - - 67.610 31 67.641
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.905 85 14.990 13.995 35 14.030 28.900 120 29.020
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - 6.698 55 6.753
19 KOTA BOGOR 9.743 11 9.754 9.986 10 9.996 19.729 21 19.750
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - 6.895 22 6.917
21 KOTA BANDUNG - - - - - - 42.181 155 42.336
22 KOTA CIREBON 2.874 18 2.892 2.581 10 2.591 5.455 28 5.483
23 KOTA BEKASI - - - - - - 47.711 25 47.736
24 KOTA DEPOK 22.789 26 22.815 23.890 29 23.919 46.679 55 46.734
25 KOTA CIMAHI - - - - - - 10.539 47 10.586
26 KOTA TASIKMALAYA 6.932 60 6.992 6.495 33 6.528 13.427 93 13.520
27 KOTA BANJAR - - - - - - 3.399 28 3.427

JAWA BARAT 167.817 614 168.431 164.626 384 165.010 951.319 2.492 953.811
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN
3,6 2,3 2,6
(DILAPORKAN)

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KAB. BOGOR 92 115 15 130 88 101 5 106 180 216 20 236
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - 309 403 31 434
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - 145 172 5 177
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - 161 174 3 177
5 KAB. GARUT - - - - - - - - 203 217 17 234
6 KAB. TASIKMALAYA 146 191 14 205 81 107 6 113 227 298 20 318
7 KAB. CIAMIS 86 112 9 121 51 71 7 78 137 183 16 199
8 KAB. KUNINGAN 81 101 5 106 60 83 6 89 141 184 11 195
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - 188 206 10 216
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - 141 179 15 194
11 KAB. SUMEDANG 81 120 11 131 49 82 13 95 130 202 24 226
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - 257 308 13 321
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - 124 131 2 133
14 KAB. PURWAKARTA 56 74 8 82 52 64 4 68 108 138 12 150
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - 150 170 14 184
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - 63 65 0 65
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - 58 60 6 66
18 KAB. PANGANDARAN 17 24 1 25 20 27 0 27 37 51 1 52
19 KOTA BOGOR 28 33 2 35 17 22 6 28 45 55 8 63
20 KOTA SUKABUMI 22 34 4 38 8 15 4 19 30 49 8 57
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - 79 95 3 98
22 KOTA CIREBON 16 20 10 30 12 18 6 24 28 38 16 54
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - 41 47 0 47
24 KOTA DEPOK 38 54 8 62 23 29 8 37 61 83 16 99
25 KOTA CIMAHI 31 39 3 42 29 39 1 40 60 78 4 82
26 KOTA TASIKMALAYA 61 75 12 87 57 72 10 82 118 147 22 169
27 KOTA BANJAR 15 22 6 28 4 11 5 16 19 33 11 44

JAWA BARAT 770 1.014 108 1.122 551 741 81 822 3.240 3.982 308 4.290
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 4,59 6,04 0,64 6,69 3,35 4,50 0,49 4,99 3,41 4,19 0,32 4,51

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KAB. BOGOR 120.372 2 10 4 16 0 12 4 16 4 29 6 39 6 51 14 71
2 KAB. SUKABUMI 51.710 1 7 2 10 0 12 2 14 1 9 3 13 2 28 7 37
3 KAB. CIANJUR 46.658 1 6 0 7 6 14 5 25 2 12 3 17 9 32 8 49
4 KAB. BANDUNG 64.849 3 1 4 8 4 12 7 23 2 11 4 17 9 24 15 48
5 KAB. GARUT 58.137 1 4 7 12 7 8 7 22 1 6 4 11 9 18 18 45
6 KAB. TASIKMALAYA 32.935 1 9 2 12 0 10 3 13 0 5 1 6 1 24 6 31
7 KAB. CIAMIS 21.324 2 4 3 9 0 5 1 6 0 5 1 6 2 14 5 21
8 KAB. KUNINGAN 21.017 1 10 3 14 0 0 1 1 0 4 4 8 1 14 8 23
9 KAB. CIREBON 47.732 0 5 1 6 0 11 7 18 1 19 5 25 1 35 13 49
10 KAB. MAJALENGKA 21.390 1 2 0 3 0 6 1 7 1 7 3 11 2 15 4 21
11 KAB. SUMEDANG 20.875 0 0 1 1 0 1 3 4 1 3 2 6 1 4 6 11
12 KAB. INDRAMAYU 34.674 1 19 2 22 0 3 1 4 1 17 10 28 2 39 13 54
13 KAB. SUBANG 30.325 1 1 0 2 0 2 1 3 2 3 1 6 3 6 2 11
14 KAB. PURWAKARTA 23.054 2 5 1 8 0 8 2 10 1 7 2 10 3 20 5 28
15 KAB. KARAWANG 57.044 1 12 2 15 3 7 6 16 2 18 8 28 6 37 16 59
16 KAB. BEKASI 67.610 0 3 1 4 3 13 8 24 0 1 1 2 3 17 10 30
17 KAB. BANDUNG BARAT 28.900 0 1 2 3 1 7 4 12 2 3 4 9 3 11 10 24
18 KAB. PANGANDARAN 6.698 0 1 0 1 0 3 2 5 0 1 0 1 0 5 2 7
19 KOTA BOGOR 19.729 0 1 0 1 0 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2 6
20 KOTA SUKABUMI 6.895 0 3 0 3 0 1 0 1 0 1 2 3 0 5 2 7
21 KOTA BANDUNG 42.181 0 7 3 10 0 1 0 1 3 11 5 19 3 19 8 30
22 KOTA CIREBON 5.455 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 2 4
23 KOTA BEKASI 47.711 5 0 0 5 0 6 2 8 1 7 1 9 6 13 3 22
24 KOTA DEPOK 46.679 0 4 0 4 1 1 0 2 0 10 1 11 1 15 1 17
25 KOTA CIMAHI 10.539 1 1 0 2 0 4 3 7 0 1 0 1 1 6 3 10
26 KOTA TASIKMALAYA 13.427 0 7 4 11 0 2 2 4 4 10 0 14 4 19 6 29
27 KOTA BANJAR 3.399 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 4 4

JAWA BARAT 951.319 24 124 43 191 25 151 73 249 30 201 77 308 79 476 193 748
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 78,6

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
JUMLAH KASUS BARU BTA+ JUMLAH SELURUH KASUS TB KASUS TB ANAK 0-14
JUMLAH PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA L P L P TAHUN
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 KAB. BOGOR 2.637.289 2.494.509 5.131.798 2.240 56 1.769 44,13 4.009 4.176 54 3.562 46,03 7.738 1.050 13,57

2 KAB. SUKABUMI 1.283.224 1.234.758 2.517.982 1.176 59 826 41,26 2.002 1.635 58 1.206 42,45 2.841 353 12,43

3 KAB. CIANJUR 1.207.683 1.127.341 2.335.024 736 52 680 48,02 1.416 1.504 52 1.389 48,01 2.893 868 30,00

4 KAB. BANDUNG 1.742.311 1.675.935 3.418.246 1.219 56 960 44,06 2.179 2.898 54 2.444 45,75 5.342 1.390 26,02

5 KAB. GARUT 1.309.488 1.275.935 2.585.423 915 55 754 45,18 1.669 1.409 54 1.191 45,81 2.600 306 11,77

6 KAB. TASIKMALAYA 897.885 904.158 1.802.043 559 58 397 41,53 956 966 59 682 41,38 1.648 101 6,13

7 KAB. CIAMIS 628.258 640.562 1.268.820 - - - - 1.056 - - - - 1.388 114 8,21

8 KAB. KUNINGAN 559.844 553.842 1.113.686 573 61 372 39,37 945 1.187 58 873 42,38 2.060 166 8,06

9 KAB. CIREBON 1.139.261 1.083.828 2.223.089 1.095 61 690 38,66 1.785 1.844 62 1.150 38,41 2.994 140 4,68

10 KAB. MAJALENGKA 626.794 627.646 1.254.440 817 57 617 43,03 1.434 937 57 717 43,35 1.654 48 2,90

11 KAB. SUMEDANG 589.055 587.019 1.176.074 - - - - 565 - - - - 1.422 195 13,71

12 KAB. INDRAMAYU 921.162 868.042 1.789.204 512 61 322 38,61 834 836 59 585 41,17 1.421 51 3,59

13 KAB. SUBANG 795.654 779.995 1.575.649 692 55 557 44,60 1.249 215 59 147 40,61 362 345 95,30

14 KAB. PURWAKARTA 468.927 447.885 916.812 310 60 211 40,50 521 467 56 362 43,67 829 81 9,77

15 KAB. KARAWANG 1.179.510 1.108.744 2.288.254 997 63 602 37,77 1.594 1.591 61 1.035 39,41 2.626 136 5,18

16 KAB. BEKASI 1.448.695 1.380.072 2.828.767 587 63 343 36,88 930 817 60 544 39,97 1.361 258 18,96

17 KAB. BANDUNG BARAT 828.751 795.428 1.624.179 253 57 190 42,89 443 1.970 57 1.477 42,85 3.447 171 4,96

18 KAB. PANGANDARAN 187.788 191.467 379.255 195 62 118 37,70 313 254 62 158 38,35 412 24 5,83

19 KOTA BOGOR 521.306 500.696 1.022.002 534 55 440 45,17 974 744 55 621 45,49 1.365 65 4,76

20 KOTA SUKABUMI 163.534 157.671 321.205 180 58 132 42,31 312 638 53 575 47,40 1.213 309 25,47

21 KOTA BANDUNG 1.306.886 1.268.592 2.575.478 1.010 54 851 45,73 1.861 3.728 53 3.358 47,39 7.086 1.536 21,68

22 KOTA CIREBON 159.792 158.949 318.741 264 61 167 38,75 431 512 59 362 41,42 874 45 5,15

23 KOTA BEKASI 1.272.768 1.238.183 2.510.951 828 61 531 39,07 1.359 1.785 58 1.311 42,34 3.096 221 7,14

24 KOTA DEPOK 947.157 922.524 1.869.681 551 59 388 41,32 939 1.141 58 838 42,34 1.979 286 14,45

25 KOTA CIMAHI 294.771 287.218 581.989 236 54 205 46,49 441 664 52 612 47,96 1.276 123 9,64

26 KOTA TASIKMALAYA 345.671 337.715 683.386 211 44 265 55,67 476 648 52 599 48,04 1.247 31 2,49

27 KOTA BANJAR 93.585 94.780 188.365 110 63 66 37,50 176 383 58 278 42,06 661 121 18,31

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.557.049 22.743.494 46.300.543 16.800 54,42 12.453 40,34 30.869 32.949 53 26.076 42 61.835 8.534 14

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 36,28 26,90 66,67

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 71,16 56,32 133,55

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TB PARU
SUSPEK
NO KABUPATEN/KOTA BTA (+) % BTA (+) TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR - - 29.368 2.240 1.769 4.009 - - 13,65
2 KAB. SUKABUMI - - 2.694 1.177 825 2.002 - - 74,31
3 KAB. CIANJUR - - 12.580 736 680 1.416 - - 11,26
4 KAB. BANDUNG - - 16.981 1.221 958 2.179 - - 12,83
5 KAB. GARUT - - 12.457 915 754 1.669 - - 13,40
6 KAB. TASIKMALAYA - - 8.445 561 395 956 - - 11,32
7 KAB. CIAMIS - - 9.774 - - 1.056 - - 10,80
8 KAB. KUNINGAN 5.386 3.894 9.280 573 372 945 10,64 9,55 10,18
9 KAB. CIREBON - - 15.745 1.192 593 1.785 7,19 0,00 11,34
10 KAB. MAJALENGKA 6.774 9.672 16.446 817 617 1.434 12,06 6,38 8,72
11 KAB. SUMEDANG - - 6.276 352 213 565 - - 9,00
12 KAB. INDRAMAYU - - 2.363 512 322 834 - - 35,29
13 KAB. SUBANG 6.706 7.169 13.875 692 557 1.249 10,32 7,77 9,00
14 KAB. PURWAKARTA - - 4.881 310 211 521 - - 10,67
15 KAB. KARAWANG - - 12.723 992 602 1.594 - - 12,53
16 KAB. BEKASI 6.233 5.051 11.284 587 343 930 9,42 6,79 8,24
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.970 1.477 2.683 253 190 443 12,85 12,85 16,51
18 KAB. PANGANDARAN 1.452 1.455 2.907 151 162 313 10,40 11,13 10,77
19 KOTA BOGOR 4.333 4.476 8.809 534 440 974 12,32 9,83 11,06
20 KOTA SUKABUMI 1.450 1.591 3.041 181 131 312 12,48 8,23 10,26
21 KOTA BANDUNG 1.275 1.164 18.771 1.119 742 1.861 87,76 63,75 9,91
22 KOTA CIREBON 2.950 2.203 5.153 262 169 431 8,88 7,67 8,36
23 KOTA BEKASI - - 12.501 823 536 1.359 - - 10,87
24 KOTA DEPOK - - 2.168 543 396 939 - - 43,31
25 KOTA CIMAHI 3.116 2.342 5.458 236 205 441 7,57 8,75 8,08
26 KOTA TASIKMALAYA - - 7.096 211 265 476 - - 6,71
27 KOTA BANJAR - - 1.070 109 67 176 - - 16,45

JAWA BARAT 41.644 40.494 254.829 17.299 12.514 30.869 41,54 30,90 12,11

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) JUMLAH KEMATIAN SELAMA
BTA (+) DIOBATI Th 2013 (COMPLETE RATE) PENGOBATAN (SUCCESS
NO KABUPATEN/KOTA PENGOBATAN
L P L+P L P L+P RATE/SR)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KAB. BOGOR 2.329 1.774 4.103 - - - - 3.467 84,50 - - - - 259 6,31 - - 90,81 - - 33
2 KAB. SUKABUMI 1.176 826 2.002 - - - - 1.996 86,11 - - - - 298 12,86 - - 98,96 - - 2
3 KAB. CIANJUR 914 756 1.670 - - - - 1.227 73,47 - - - - 278 16,65 - - 90,12 - - 47
4 KAB. BANDUNG 1.290 1.072 2.362 - - - - 2.029 85,90 - - - - 198 8,38 - - 94,28 24 0
5 KAB. GARUT 925 771 1.696 738 79,78 636 82,49 1.374 81,01 99 10,70 76 9,86 175 10,32 90,49 92,35 91,33 14 12 26
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 1.112 - - - - 999 89,84 - - - - 35 3,15 - - 92,99 - - 32
7 KAB. CIAMIS 0 0 1.182 - - - - 1.137 96,19 - - - - 11 0,93 - - 97,12 - - 20
8 KAB. KUNINGAN 583 329 912 514 88,16 281 85,41 795 87,17 37 6,35 27 8,21 64 7,02 94,51 93,62 94,19 45 15 60

9 KAB. CIREBON 864 604 1.468 780 90,28 555 91,89 1.335 90,94 43 4,98 26 4,30 69 4,70 95,25 96,19 95,64 15 9 24
10 KAB. MAJALENGKA 736 531 1.267 714 97,01 517 97,36 1.231 97,16 8 1,09 8 1,51 16 1,26 98,10 98,87 98,42 3 1 4
11 KAB. SUMEDANG 610 610 - - - - 470 77,05 - - - - 78 12,79 - - 89,84 - - 17
12 KAB. INDRAMAYU 537 315 852 - - - - 761 89,32 - - - - 47 5,52 - - 94,84 0 0 23
13 KAB. SUBANG 723 540 1.263 678 93,78 486 90,00 1.164 92,16 41 5,67 37 6,85 78 6,18 99,45 96,85 98,34 8 3 11
14 KAB. PURWAKARTA 219 162 381 186 84,93 321 198,15 321 84,25 - - - - 40 10,50 84,93 198,15 94,75 0 0 3
15 KAB. KARAWANG 992 602 1.594 - - - - 1.435 90,03 - - - - 149 9,35 0,00 0,00 99,37 - - -
16 KAB. BEKASI 904 637 1.541 637 70,46 473 74,25 1.110 72,03 354 39,16 256 40,19 610 39,58 109,62 114,44 111,62 11 4 15
17 KAB. BANDUNG BARAT 257 190 443 257 100,00 190 100,00 443 100,00 186 72,44 140 73,59 326 73,59 86,22 86,79 86,79 1 0 1
18 KAB. PANGANDARAN 195 118 313 - - - - - - 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 - - -
19 KOTA BOGOR 534 440 974 520 97,38 401 91,14 921 94,56 32 5,99 13 2,95 45 4,62 103,37 94,09 99,18 16 7 23
20 KOTA SUKABUMI 180 132 312 146 81,11 129 97,73 275 88,14 7 3,89 3 2,27 10 3,21 85,00 100,00 91,35 - - -
21 KOTA BANDUNG 1.710 - - - - 1.077 62,98 - - - - 201 11,75 0,00 0,00 74,74 - - 51
22 KOTA CIREBON 250 176 426 197 78,80 136 77,27 333 78,17 17 6,80 18 10,23 35 8,22 86 88 86 11 2 13
23 KOTA BEKASI 828 531 1.359 - - - - - - - - - - 141 10,38 0,00 0,00 10,38 - - -
24 KOTA DEPOK 646 483 1.129 - - - - 969 85,83 969 150,00 0,00 91 8,06 150,00 0,00 93,89 - - -
25 KOTA CIMAHI 446 - - - - 380 85,20 - - - - 21 4,71 0,00 0,00 89,91 - - 5
26 KOTA TASIKMALAYA 275 210 485 - - - - 405 83,51 12 4,36 0,00 12 2,47 4,36 0,00 85,98 27 18 45
27 KOTA BANJAR 110 66 176 - - - - 97 55,11 13 11,82 0,00 13 7,39 11,82 0,00 62,50 - - -

JAWA BARAT 16.077 11.265 31.788 5.367 33,38 4.125 36,62 25.751 81,01 1.818 11,31 604 5,36 3.300 10,38 44,69 41,98 91,39 175 71 455

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0,4 0,2 1,0

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 273.626 260.591 534.217,00 27.363 26.059 53.422 8.633 31,6 8.075 31,0 16.708 31,3
2 KAB. SUKABUMI 125.815 120.302 246.117,00 12.582 12.030 24.612 13.400 106,5 13.356 111,0 26.756 108,7
3 KAB. CIANJUR 141.377 91.589 232.965,70 14.138 9.159 23.297 3.499 24,7 2.950 32,2 6.449 27,7
4 KAB. BANDUNG 181.080 171.334 352.414,00 18.108 17.133 35.241 0,0 0,0 24.599 69,8
5 KAB. GARUT 139.500 132.775 272.275,00 13.950 13.277 27.227 5.053 36,2 4.655 35,1 9.402 34,5
6 KAB. TASIKMALAYA 83.854 79.719 163.573,00 8.385 7.972 16.357 995 0,0 832 0,0 1.827 11,2
7 KAB. CIAMIS 47.992 45.273 93.265,00 4.799 4.527 9.327 2.614 54,5 2.473 54,6 5.087 54,5
8 KAB. KUNINGAN 51.766 48.426 100.192,00 5.177 4.843 10.019 2.794 54,0 2.225 45,9 5.019 50,1
9 KAB. CIREBON 102.894 97.775 200.669,00 10.289 9.778 20.067 8.879 86,3 5.340 54,6 14.219 70,9
10 KAB. MAJALENGKA 56.095 53.106 109.201,00 5.609 5.311 10.920 2.757 52,0 2.662 53,1 5.419 49,6
11 KAB. SUMEDANG 51.343 48.659 100.002,00 5.134 4.866 10.000 2.173 42,3 2.007 41,2 4.180 41,8
12 KAB. INDRAMAYU 78.361 74.882 153.243,00 7.273 6.951 14.224 0 0,0 0 0,0 14.019 98,6
13 KAB. SUBANG 68.481 64.986 133.467,00 6.848 6.499 13.347 4.696 58,2 5.069 70,9 11.660 87,4
14 KAB. PURWAKARTA 46.862 44.705 91.567,00 4.686 4.470 9.157 2.197 46,9 1.965 44,0 4.162 45,5
15 KAB. KARAWANG 111.664 104.935 216.599,00 11.166 10.494 21.660 0,0 0,0 14.237 65,7
16 KAB. BEKASI 156.315 146.978 303.293,00 15.632 14.698 30.329 2.585 19,7 2.423 20,3 5.008 16,5
17 KAB. BANDUNG BARAT 82.955 78.882 161.837,00 8.296 7.888 16.184 100 4,0 95 5,0 129 0,8
18 KAB. PANGANDARAN 21.338 20.125 41.463,00 2.134 2.013 4.146 989 46,3 1.027 51,0 2.016 48,6
19 KOTA BOGOR 49.465 45.753 95.218,00 4.947 4.575 9.522 0,0 0,0 6.857 72,0
20 KOTA SUKABUMI 15.762 14.908 30.670,00 1.576 1.491 3.067 1.347 85,5 8.684 582,5 2.685 87,5
21 KOTA BANDUNG 114.141 108.347 222.488,00 11.414 10.835 22.249 0,0 0,0 14.469 65,0
22 KOTA CIREBON 14.938 13.802 28.740,00 1.494 1.380 2.874 1.448 121,3 1.300 105,2 2.748 95,6
23 KOTA BEKASI 119.799 113.023 232.822,00 11.980 11.302 23.282 0,0 0,0 5.461 23,5
24 KOTA DEPOK 95.319 88.526 183.845,00 9.532 8.853 18.385 1.582 16,6 1.435 16,2 3.017 16,4
25 KOTA CIMAHI 27.888 26.292 54.180,00 2.789 2.629 5.418 2.143 76,8 1.956 74,4 4.099 75,7
26 KOTA TASIKMALAYA 32.774 30.815 63.589,00 3.277 3.081 6.359 0,0 0,0 2.586 40,7
27 KOTA BANJAR 8.569 8.021 16.590,00 857 802 1.659 1.202 140,3 0,0 1.202 72,5

JAWA BARAT 2.230.742 2.069.401 4.300.143 222.511 206.403 428.914 65.741 29,5 66.573 32,3 206.133 48,06

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

HIV AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI PROPORSI


L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 < 4 TAHUN 60 63 123 3,31 6 3 9 3,67 1 0 1 0,14 0 0 0

2 5 - 14 TAHUN 22 29 51 1,37 2 2 4 1,63 0 0 0 0,00 1 0 1

3 15 - 19 TAHUN 62 54 116 3,12 2 0 2 0,82 17 12 29 4,10 0 0 0

4 20 - 24 TAHUN 366 230 596 16,03 13 9 22 8,98 139 43 182 25,74 0 0 0

5 25 - 49 TAHUN 1.591 1.102 2.693 72,45 127 74 201 82,04 282 160 442 62,52 16 11 27

6 ≥ 50 TAHUN 108 30 138 3,71 3 2 5 2,04 31 22 53 7,50 0 0 0

7 Tidak diketahui 0 0 0 0,00 2 0 2 0,82 0 0 0 0,00 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.209 1.508 3.717 155 90 245 470 237 707 17 11 28

PROPORSI JENIS KELAMIN 59,43 40,57 63,27 36,73 66,48 33,52 60,71 39,29

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DONOR DARAH

NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 14.962 5.712 20.674 14.962 100 5.712 100 20.674 100 65 0,4 29 0,5 94 0,5
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - 8.060 - - - - 8.060 100 - - - - 2 0,0
8 KAB. KUNINGAN 6.070 3.633 9.703 6.070 100 3.633 100 9.703 100 4 0,1 2 0,1 6 0,1
9 KAB. CIREBON 11.301 2.977 14.278 11.301 100 2.977 100 14.278 100 30 0,3 1 0,0 31 0,2
10 KAB. MAJALENGKA 7.469 1.819 9.288 7.469 100 1.819 100 9.288 100 5 0,1 0 0,0 5 0,1
11 KAB. SUMEDANG 9.425 3.979 13.404 9.406 100 3.945 99 13.351 100 7 0,1 1 0,0 8 0,1
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 7.136 1.051 8.187 7.136 100 1.051 100 8.187 100 29 0,4 8 0,8 37 0,5
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 15.076 1.182 16.258 1.505 10 1.129 96 2.634 16 18 1,2 13 1,2 31 1,2
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 380 746 1.126 380 100 746 100 1.126 100 19 5,0 2 0,3 21 1,9
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG 84.973 34.571 119.544 83.652 98 34.433 100 118.085 99 628 0,8 222 0,6 850 0,7
22 KOTA CIREBON 15.804 4.871 20.675 15.804 100 4.871 100 20.675 100 14 0,1 6 0,1 20 0,1
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 7.804 2.198 10.002 7.804 100 2.198 100 10.002 100 72 0,9 10 0,5 82 0,8
25 KOTA CIMAHI 3.146 1.757 4.903 3.146 100 1.757 100 4.903 100 17 0,5 15 0,9 32 0,7
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - - - -
JAWA BARAT 183.546 64.496 256.102 168.635 1.108 64.271 1.194 240.966 1.215 908 9,81 309 4,88 1.219 6,66

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 2.637.289 2.494.509 5.131.798 56.438 53.382 109.820 81.690 145 82.214 154 163.904 149,25
2 KAB. SUKABUMI 1.283.224 1.234.758 2.517.982 27.461 26.424 53.885 29.455 107 29.549 112 59.004 109,50
3 KAB. CIANJUR 1.207.683 1.127.341 2.335.024 25.844 24.125 49.970 31.305 121 32.546 135 63.851 127,78
4 KAB. BANDUNG 1.742.311 1.675.935 3.418.246 37.285 35.865 73.150 47.507 127 50.516 141 98.023 134,00
5 KAB. GARUT 1.309.488 1.275.935 2.585.423 28.023 27.305 55.328 42.118 150 46.562 171 88.680 160,28
6 KAB. TASIKMALAYA 897.885 904.158 1.802.043 19.215 19.349 38.564 - - - - 28.689 74,39
7 KAB. CIAMIS 628.258 640.562 1.268.820 13.445 13.708 27.153 10.647 79 11.295 82 21.942 80,81
8 KAB. KUNINGAN 559.844 553.842 1.113.686 11.981 11.852 23.833 14.200 119 13.189 111 27.389 114,92
9 KAB. CIREBON 1.139.261 1.083.828 2.223.089 24.380 23.194 47.574 40.264 165 41.873 181 82.137 172,65
10 KAB. MAJALENGKA 626.794 627.646 1.254.440 13.413 13.432 26.845 12.841 96 13.614 101 26.455 98,55
11 KAB. SUMEDANG 589.055 587.019 1.176.074 12.606 12.562 25.168 13.032 103 15.401 123 28.433 112,97
12 KAB. INDRAMAYU 921.162 868.042 1.789.204 19.713 18.576 38.289 27.630 140 29.492 159 57.122 149,19
13 KAB. SUBANG 795.654 779.995 1.575.649 17.027 16.692 33.719 14.961 88 16.218 97 31.179 92,47
14 KAB. PURWAKARTA 468.927 447.885 916.812 10.035 9.585 19.620 14.158 141 14.156 148 28.314 144,31
15 KAB. KARAWANG 1.179.510 1.108.744 2.288.254 25.242 23.727 48.969 - - - - 76.936 157,11
16 KAB. BEKASI 1.448.695 1.380.072 2.828.767 31.002 29.534 60.536 15.107 49 15.659 53 30.766 50,82
17 KAB. BANDUNG BARAT 828.751 795.428 1.624.179 17.735 17.022 34.757 1.219 7 1.318 8 2.537 7,30
18 KAB. PANGANDARAN 187.788 191.467 379.255 4.019 4.097 8.116 4.867 121 4.897 120 9.764 120,30
19 KOTA BOGOR 521.306 500.696 1.022.002 11.156 10.715 21.871 - - - - 27.289 124,77
20 KOTA SUKABUMI 163.534 157.671 321.205 3.500 3.374 6.874 6.849 196 6.485 192 13.334 193,98
21 KOTA BANDUNG 1.306.886 1.268.592 2.575.478 27.967 27.148 55.115 27.024 97 27.985 103 55.009 99,81
22 KOTA CIREBON 159.792 158.949 318.741 3.420 3.402 6.821 4.593 134 4.182 123 8.775 128,65
23 KOTA BEKASI 1.272.768 1.238.183 2.510.951 27.237 26.497 53.734 13.766 51 14.361 54 28.127 52,34
24 KOTA DEPOK 947.157 922.524 1.869.681 20.269 19.742 40.011 16.931 84 17.617 89 34.548 86,35
25 KOTA CIMAHI 294.771 287.218 581.989 6.308 6.146 12.455 8.557 136 9.238 150 17.795 142,88
26 KOTA TASIKMALAYA 345.671 337.715 683.386 7.397 7.227 14.624 6.367 84 6.435 90 12.802 87,54
27 KOTA BANJAR 93.585 94.780 188.365 2.003 2.028 4.031 2.499 125 3.399 168 5.898 146,32

JAWA BARAT 23.557.049 22.743.494 46.300.543 504.121 486.711 990.832 487.587 96,7 508.201 104,4 1.128.702 113,91
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BARU
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 0 0 15 0 0 219 234
2 KAB. SUKABUMI 1 2 3 28 8 36 29 10 39
3 KAB. CIANJUR 1 0 1 9 1 10 10 1 11
4 KAB. BANDUNG 1 3 4 5 3 8 6 6 12
5 KAB. GARUT 3 1 4 8 5 13 11 6 17
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 0 13 4 17 13 4 17
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 10 3 13 13 4 17
8 KAB. KUNINGAN 8 3 11 36 15 51 44 18 62
9 KAB. CIREBON 17 5 22 140 62 202 157 67 224
10 KAB. MAJALENGKA 0 2 2 66 26 92 66 28 94
11 KAB. SUMEDANG 2 0 2 15 6 21 17 6 23
12 KAB. INDRAMAYU 14 16 30 137 80 217 151 96 247
13 KAB. SUBANG 16 8 24 85 49 134 101 57 158
14 KAB. PURWAKARTA 5 5 10 39 18 57 44 23 67
15 KAB. KARAWANG 7 6 13 149 111 260 156 117 273
16 KAB. BEKASI 2 1 3 31 71 102 33 72 105
17 KAB. BANDUNG BARAT 6 5 8 10 9 13 15 12 27
18 KAB. PANGANDARAN 0 2 2 2 2 4 2 4 6
19 KOTA BOGOR 10 6 16 0 0 0 10 6 16
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 0 2 2 8 1 9 8 3 11
22 KOTA CIREBON 0 0 0 7 1 8 7 1 8
23 KOTA BEKASI 8 10 18 85 41 126 93 51 144
24 KOTA DEPOK 5 4 9 25 33 58 30 37 67
25 KOTA CIMAHI 0 0 0 1 0 1 1 0 1
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 5 0 5 5 0 5
27 KOTA BANJAR 1 0 1 1 2 3 2 2 4
RSHS / Unclas 7 0 7 26 1 27 33 1 34
JAWA BARAT 117 82 211 941 552 1.706 1.057 632 1.923
PROPORSI JENIS KELAMIN 55,45 38,86 55,16 32,36 54,97 32,87
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 10.000 PENDUDUK 2,28 1,36 4,15

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA KUSTA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR - - 234 24 10,26 22 9,4
2 KAB. SUKABUMI 29 10 39 2 5,13 8 20,5
3 KAB. CIANJUR 10 1 11 - 0,00 0 -
4 KAB. BANDUNG 6 6 12 3 25,00 3 25,0
5 KAB. GARUT 11 6 17 2 11,76 4 23,5
6 KAB. TASIKMALAYA 13 4 17 - 0,00 3 17,6
7 KAB. CIAMIS 10 7 17 1 5,88 1 5,9
8 KAB. KUNINGAN 44 18 62 1 1,61 16 25,8
9 KAB. CIREBON 157 67 224 15 6,70 26 11,6
10 KAB. MAJALENGKA 66 28 94 - 0,00 28 29,8
11 KAB. SUMEDANG 17 6 23 1 4,35 10 43,5
12 KAB. INDRAMAYU 151 96 247 21 8,50 32 13,0
13 KAB. SUBANG 101 57 158 8 5,06 17 10,8
14 KAB. PURWAKARTA 44 23 67 - 0,00 0 -
15 KAB. KARAWANG 156 117 273 26 9,52 17 6,2
16 KAB. BEKASI 33 72 105 10 9,52 11 10,5
17 KAB. BANDUNG BARAT 15 12 27 1 3,70 1 3,7
18 KAB. PANGANDARAN 2 4 6 - 0,00 0 -
19 KOTA BOGOR 10 6 16 1 6,25 3 18,8
20 KOTA SUKABUMI - - - - 0,00 0 #DIV/0!
21 KOTA BANDUNG 8 3 11 1 9,09 5 45,5
22 KOTA CIREBON 7 1 8 2 25,00 1 12,5
23 KOTA BEKASI 93 51 144 5 3,47 14 9,7
24 KOTA DEPOK 30 37 67 4 5,97 8 11,9
25 KOTA CIMAHI 1 - 1 - 0,00 0 -
26 KOTA TASIKMALAYA 5 - 5 - 0,00 1 20,0
27 KOTA BANJAR 2 2 4 - 0,00 0 -
PROVINSI 33 1 34 0
JAWA BARAT 1.054 635 1.923 128 6,66 231 12,0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0,50

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 0 0 20 0 0 302 0 0 322
2 KAB. SUKABUMI 4 4 8 47 36 83 51 40 91
3 KAB. CIANJUR 1 0 1 9 1 10 10 1 11
4 KAB. BANDUNG 1 6 7 7 3 10 8 9 17
5 KAB. GARUT 6 2 8 11 6 17 17 8 25
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 0 13 4 17 13 4 17
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 7 6 13 10 7 17
8 KAB. KUNINGAN 4 2 6 45 18 63 49 20 69
9 KAB. CIREBON 10 3 13 140 62 202 150 65 215
10 KAB. MAJALENGKA 0 2 2 66 26 92 66 28 94
11 KAB. SUMEDANG 2 0 2 18 7 25 20 7 27
12 KAB. INDRAMAYU 4 6 10 184 94 278 188 100 288
13 KAB. SUBANG 16 8 24 85 49 134 101 57 158
14 KAB. PURWAKARTA 1 0 1 36 10 46 37 10 47
15 KAB. KARAWANG 39 37 76 343 331 674 382 368 750
16 KAB. BEKASI 3 6 9 84 82 166 87 88 175
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 - 2 3 1 4 5 1 6
18 KAB. PANGANDARAN - 2 2 2 2 4 2 4 6
19 KOTA BOGOR 10 6 16 0 0 0 10 6 16
20 KOTA SUKABUMI 1 1 2 7 4 11 8 5 13
21 KOTA BANDUNG 1 2 3 10 2 12 11 4 15
22 KOTA CIREBON - 2 2 15 3 18 15 5 20
23 KOTA BEKASI - - 0 - - - - - -
24 KOTA DEPOK 6 6 12 52 57 109 58 63 121
25 KOTA CIMAHI 0 0 0 11 5 16 11 5 16
26 KOTA TASIKMALAYA - - 0 - - - - - -
27 KOTA BANJAR 1 1 2 2 2 1 3

JAWA BARAT 114 97 231 1.197 809 2.308 1.311 906 2.539
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,3 0,2 0,55

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA PB PENDERITA MB
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KAB. BOGOR - - 18 - - - - 17 94,4 - - - - - - - 155 -
2 KAB. SUKABUMI - - 3 - - - - - - - - 35 - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 1 0 1 1 100 - - 1 100,0 6 8 14 6 100 8 100 14 100
4 KAB. BANDUNG 2 5 7 2 100 2 40 4 57,1 7 3 10 2 29 0 0 2 20
5 KAB. GARUT 5 6 11 5 100 6 100 11 100,0 9 1 10 9 100 0 0 9 90
6 KAB. TASIKMALAYA 1 0 1 1 100 - - 1 100,0 16 3 19 14 88 1 33 15 79
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 2 67 1 100 3 75,0 7 6 13 9 129 5 83 14 108
8 KAB. KUNINGAN 7 15 22 5 71 15 100 20 90,9 47 13 60 42 89 12 92 54 90
9 KAB. CIREBON 11 11 22 11 100 10 91 21 95,5 177 96 273 171 97 91 95 262 96
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - 57 28 85 47 82 26 93 73 86
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - 6 3 9 3 50 3 100 6 67
12 KAB. INDRAMAYU 21 18 39 19 90 14 78 33 84,6 164 100 264 132 80 85 85 217 82
13 KAB. SUBANG 16 8 24 16 100 8 100 24 100,0 85 49 134 85 100 49 100 134 100
14 KAB. PURWAKARTA 1 0 1 1 100 0 - 1 100,0 36 10 46 30 83 9 90 39 85
15 KAB. KARAWANG - - 50 - - - - - -- - 142 - - - - - -
16 KAB. BEKASI 3 13 16 3 100 13 100 16 100,0 - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 15 5 20 15 100 5 100 20 100,0 12 4 16 2 17 1 25 3 19
18 KAB. PANGANDARAN 2 2 1 - 2 100 3 150,0 2 1 3 - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - 1 - - - - - -- - 8 - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - -- - 0 - - - - - -
21 KOTA BANDUNG 1 - 2 1 100 - - 1 50,0 2 2 4 2 100 2 100 4 100
22 KOTA CIREBON 2 2 4 2 100 2 100 4 100,0 15 6 21 10 67 4 67 14 67
23 KOTA BEKASI - - 16 - - - - - - - - 119 - - - - - -
24 KOTA DEPOK 6 6 12 - - - - - - 52 57 109 - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - 0 - - - - - -- - 1 - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - 0 - - - - - -- - 4 - - - - - -
27 KOTA BANJAR 1 - 1 1 100 - - 1 100,0 - 2 2 0 - 2 100 2 100

JAWA BARAT 96 92 277 86 89,6 78 84,8 181 65,3 700 392 1.401 564 81 298 76 1.017 73

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN/KOTA
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4
1 KAB. BOGOR 1.623.093 31
2 KAB. SUKABUMI 785.900 10
3 KAB. CIANJUR 734.854 18
4 KAB. BANDUNG 1.063.268 33
5 KAB. GARUT 797.052 17
6 KAB. TASIKMALAYA 536.136 16
7 KAB. CIAMIS 437.350 13
8 KAB. KUNINGAN 313.169 20
9 KAB. CIREBON 648.529 16
10 KAB. MAJALENGKA 340.514 19
11 KAB. SUMEDANG 311.521 9
12 KAB. INDRAMAYU 493.245 12
13 KAB. SUBANG 422.757 10
14 KAB. PURWAKARTA 278.558 7
15 KAB. KARAWANG 651.347 15
16 KAB. BEKASI 829.856 9
17 KAB. BANDUNG BARAT 502.882 10
18 KAB PANGANDARAN 94.533 0
19 KOTA BOGOR 282.782 6
20 KOTA SUKABUMI 92.221 4
21 KOTA BANDUNG 645.726 17
22 KOTA CIREBON 87.732 11
23 KOTA BEKASI 669.634 8
24 KOTA DEPOK 516.511 3
25 KOTA CIMAHI 156.522 1
26 KOTA TASIKMALAYA 198.391 8
27 KOTA BANJAR 51.799 3

JAWA BARAT 13.565.882 326

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2,40

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KABUPATEN/KOTA PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 5 5
2 KAB. SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 8 0
3 KAB. CIANJUR 1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
4 KAB. BANDUNG 2 4 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
5 KAB. GARUT 3 4 7 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
6 KAB. TASIKMALAYA 2 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
7 KAB. CIAMIS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KAB. KUNINGAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 KAB. CIREBON 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
13 KAB. SUBANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 KAB. PURWAKARTA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 KAB. KARAWANG 2 0 2 0 8 7 15 2 0 2 0 0 1 1 0
16 KAB. BEKASI 0 0 0 0 13 8 21 0 0 0 0 0 0 0 0
17 KAB. BANDUNG BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 KAB PANGANDARAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 KOTA BOGOR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 3 8 11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
22 KOTA CIREBON 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 KOTA BEKASI 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 KOTA DEPOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 KOTA CIMAHI 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JAWA BARAT 20 25 45 5 21 15 36 2 0 2 0 9 11 20 10
CASE FATALITY RATE (%) 11,11 0,00 50,00

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


CAMPAK
NO KABUPATEN/KOTA POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KAB. BOGOR 40 41 81 0 0 0 0 0 0 0
2 KAB. SUKABUMI 6 3 9 0 0 0 0 0 0 0
3 KAB. CIANJUR 10 27 37 0 0 0 0 0 0 0
4 KAB. BANDUNG 21 20 41 0 0 0 0 0 0 0
5 KAB. GARUT 63 80 143 0 0 0 0 0 0 0
6 KAB. TASIKMALAYA 20 16 36 0 0 0 0 0 0 0
7 KAB. CIAMIS 36 45 81 0 0 0 0 0 0 0
8 KAB. KUNINGAN 73 99 172 0 0 0 0 0 0 0
9 KAB. CIREBON 75 83 158 0 0 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 108 91 199 0 0 0 0 3 14 17
11 KAB. SUMEDANG 19 11 30 0 0 0 0 0 0 0
12 KAB. INDRAMAYU 18 39 57 0 0 0 0 0 0 0
13 KAB. SUBANG 15 10 25 0 0 0 0 0 0 0
14 KAB. PURWAKARTA 78 50 128 0 0 0 0 12 7 19
15 KAB. KARAWANG 70 65 135 0 0 0 0 0 0 0
16 KAB. BEKASI 13 8 21 0 0 0 0 0 0 0
17 KAB. BANDUNG BARAT 12 19 31 0 0 0 0 0 0 0
18 KAB PANGANDARAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 KOTA BOGOR 53 61 114 0 0 0 0 0 0 0
20 KOTA SUKABUMI 4 2 6 0 0 0 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 129 137 266 0 0 0 0 0 0 0
22 KOTA CIREBON 57 73 130 0 0 0 0 0 0 0
23 KOTA BEKASI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 KOTA DEPOK 151 161 312 0 0 0 0 0 0 0
25 KOTA CIMAHI 17 20 37 0 0 0 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 8 4 12 0 0 0 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 4 3 7 0 0 0 0 1 1 2

JAWA BARAT 1.100 1.168 2.268 0 0 0 0 16 22 38

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 915 919 1.834 9 20 29 1,0 2,2 1,6
2 KAB. SUKABUMI 409 295 704 6 2 8 1,5 0,7 1,1
3 KAB. CIANJUR 200 139 338 2 1 3 17,0 4,3 0,9
4 KAB. BANDUNG 511 484 995 2 2 4 0,4 0,4 0,4
5 KAB. GARUT 274 225 499 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 KAB. TASIKMALAYA 131 116 247 1 2 3 0,8 1,7 1,2
7 KAB. CIAMIS 168 139 307 4 0 4 2,4 0,0 1,3
8 KAB. KUNINGAN 300 245 545 1 2 3 0,3 0,8 0,6
9 KAB. CIREBON 433 432 865 15 11 26 183,2 0,0 3,0
10 KAB. MAJALENGKA 94 88 182 1 1 2 1,1 1,1 1,1
11 KAB. SUMEDANG 288 252 540 3 4 7 1,0 1,6 1,3
12 KAB. INDRAMAYU 177 146 323 6 11 17 3,4 7,5 5,3
13 KAB. SUBANG 562 546 1.108 1 7 8 0,2 1,3 0,7
14 KAB. PURWAKARTA 228 0 228 0 0 0 0,0 0,0 0,0
15 KAB. KARAWANG 421 331 752 0 7 7 0,0 2,1 0,9
16 KAB. BEKASI 370 290 660 3 1 4 0,8 0,3 0,6
17 KAB. BANDUNG BARAT 455 435 890 3 2 5 0,7 0,5 0,6
18 KAB PANGANDARAN 8 5 13 0 1 1 0,0 20,0 7,7
19 KOTA BOGOR 381 289 670 4 3 7 1,0 1,0 1,0
20 KOTA SUKABUMI 336 369 705 2 4 6 0,6 1,1 0,9
21 KOTA BANDUNG 1.698 1.434 3.132 2 7 9 0,1 0,5 0,3
22 KOTA CIREBON 164 154 318 5 2 7 3,0 1,3 2,2
23 KOTA BEKASI 454 367 821 8 8 16 1,8 2,2 1,9
24 KOTA DEPOK 579 401 980 2 2 4 0,3 0,5 0,4
25 KOTA CIMAHI 262 252 514 0 0 0 0,0 0,0 0,0
26 KOTA TASIKMALAYA 434 405 839 6 0 6 1,4 0,0 0,7
27 KOTA BANJAR 68 61 129 1 1 2 1,5 1,6 1,6

JAWA BARAT 10.320 8.819 19.138 87 101 188 0,45 0,53 1,0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 22,3 19,0 41,3

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KAB. BOGOR 6 6 5 - 1 - 6 100 1 - 1 20 - 17
2 KAB. SUKABUMI - - - 156 14 170 156 100 14 100 170 100 - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 4 4 2 - 2 - 4 100 - - - - - -
4 KAB. BANDUNG 4 4 4 - - - 4 100 - - - - - -
5 KAB. GARUT 50 24 74 47 24 71 47 100 25 104 72 101 - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 213 213 107 - 16 - 123 58 - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 3 3 3 3 3 100 - - 3 100 - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 2 2 2 - - - 2 100 - - - - - -
9 KAB. CIREBON 7 7 - - - 7 100 - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - 0 - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 7 7 7 - - - 7 100 - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - 0 - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG 1 1 1 - - - 1 100 - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 10 10 10 - - - 10 100 - - - - - -
15 KAB. KARAWANG 2 2 2 - - - 2 100 - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN 9 9 8 - 1 - 9 100 - - - - - -
19 KOTA BOGOR 2 2 2 - - - 2 100 - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI 8 8 8 - - - 8 100 - - - - - -
21 KOTA BANDUNG 19 19 14 - 5 - 19 100 - - - - - -
22 KOTA CIREBON 338 293 631 - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI 8 1 9 8 1 9 8 100 1 100 9 100 - - - - - -
24 KOTA DEPOK 8 8 5 - 3 - 8 100 - - - - - -
25 KOTA CIMAHI 22 22 22 - - - 22 100 - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 8 8 8 - - - 8 100 - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 61 25 411 552 332 1.216 428 78 68 20 496 41 1 - 1 0 - 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 101.859

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 4,20 0,67 4,87

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS

L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9
1 KAB. BOGOR 0 1 1 22 32 54
2 KAB. SUKABUMI 2 2 47 60 107
3 KAB. CIANJUR 0 0 0 0 0 0
4 KAB. BANDUNG 1 3 4 13 25 38
5 KAB. GARUT 2 1 3 0
6 KAB. TASIKMALAYA 0 0 2 0 0 70
7 KAB. CIAMIS 0 3 3 12 13 25
8 KAB. KUNINGAN 1 3 4 1 3 4
9 KAB. CIREBON 0 0 0 8 9 17
10 KAB. MAJALENGKA 0 0 0
11 KAB. SUMEDANG 0 0 0 0
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 0
13 KAB. SUBANG 0 0 10 0 0 10
14 KAB. PURWAKARTA 0 1 1 0
15 KAB. KARAWANG 2 2 4 25 22 47
16 KAB. BEKASI 4 3 7 15 22 37
17 KAB. BANDUNG BARAT 3 10 13 4 10 22
18 KAB. PANGANDARAN 0 1 1 1 1
19 KOTA BOGOR 0 0 0 0
20 KOTA SUKABUMI 0 0 0 0
21 KOTA BANDUNG 0 0 0 0
22 KOTA CIREBON 0 0 0 0
23 KOTA BEKASI 0 0 0 23 28 51
24 KOTA DEPOK 1 1 2 14 34 48
25 KOTA CIMAHI 0 0 0 0
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 0
27 KOTA BANJAR 0 0 0 0

JAWA BARAT 16 29 57 184 259 531


ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 1 1

Sumber : Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 24

CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH


JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN KASUS HIPERTENSI % KASUS HIPERTENSI
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
LAKI + LAKI + LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KAB. BOGOR 1.630.548 1.557.961 3.188.509 52.917 75.519 128.436 3,2 4,8 4,0 202.530 12,42 242.323 15,55 444.853 13,95
2 KAB. SUKABUMI 807.283 784.335 1.591.618 13.397 15.179 28.576 1,7 1,9 1,8 12.057 1,49 13.661 1,74 25.718 1,62
3 KAB. CIANJUR 1.214.065 1.133.082 2.347.147 18.918 22.503 41.421 1,6 2,0 1,8 17.026 1,40 20.253 1,79 37.279 1,59
4 KAB. BANDUNG 1.100.535 1.064.488 2.165.023 44.219 67.278 111.497 4,0 6,3 5,1 39.797 3,62 60.550 5,69 100.347 4,63
5 KAB. GARUT 786.731 778.880 1.565.611 65.512 86.716 152.228 8,3 11,1 9,7 273.260 34,73 371.914 47,75 645.174 41,21
6 KAB. TASIKMALAYA 573.919 596.438 1.170.357 4.243 4.937 9.180 0,7 0,8 0,8 392 0,07 479 0,08 871 0,07
7 KAB. CIAMIS 550.044 579.589 1.129.633 6.126 9.947 16.073 1,1 1,7 1,4 6.126 1,11 9.947 1,72 16.073 1,42
8 KAB. KUNINGAN 368.187 374.721 742.908 177.383 28.071 205.454 48,2 7,5 27,7 17.883 4,86 26.351 7,03 44.234 5,95
9 KAB. CIREBON 735.701 704.113 1.439.814 16.450 27.343 43.793 2,2 3,9 3,0 1.968 0,27 12.163 1,73 14.131 0,98
10 KAB. MAJALENGKA 421.500 431.166 852.666 3.797 7.119 10.916 0,9 1,7 1,3 3.417 0,81 6.407 1,49 9.824 1,15
11 KAB. SUMEDANG 396.867 405.180 802.047 25.016 41.987 67.003 6,3 10,4 8,4 22.514 5,67 37.788 9,33 60.303 7,52
12 KAB. INDRAMAYU 614.501 582.618 1.197.119 25.519 34.062 59.581 4,2 5,8 5,0 22.967 3,74 30.656 5,26 53.623 4,48
13 KAB. SUBANG 536.991 535.230 1.072.221 3.364 6.103 9.467 0,6 1,1 0,9 3.028 0,56 5.493 1,03 8.520 0,79
14 KAB. PURWAKARTA 299.722 286.539 586.261 8.266 11.932 20.198 2,8 4,2 3,4 7.439 2,48 10.739 3,75 18.178 3,10
15 KAB. KARAWANG 779.406 734.538 1.513.944 37.240 47.847 85.087 4,8 6,5 5,6 33.516 4,30 43.062 5,86 76.578 5,06
16 KAB. BEKASI 949.927 906.871 1.856.798 26.249 31.115 57.364 2,8 3,4 3,1 252.479 26,58 273.521 30,16 526.000 28,33
17 KAB. BANDUNG BARAT 525.561 506.678 1.032.239 1.532 2.811 4.343 0,3 0,6 0,4 1.379 0,26 2.530 0,50 3.909 0,38
18 KAB. PANGANDARAN 120.921 125.999 246.920 3.236 4.143 7.379 2,7 3,3 3,0 2.912 2,41 3.729 2,96 6.641 2,69
19 KOTA BOGOR 347.608 335.567 683.175 17.119 26.812 43.931 4,9 8,0 6,4 15.407 4,43 24.131 7,19 39.538 5,79
20 KOTA SUKABUMI 107.172 104.004 211.176 8.283 11.719 20.002 7,7 11,3 9,5 12.431 11,60 17.964 17,27 30.395 14,39
21 KOTA BANDUNG 908.457 884.110 1.792.567 9.521 18.090 27.611 1,0 2,0 1,5 9.245 1,02 17.612 1,99 26.857 1,50
22 KOTA CIREBON 105.544 107.392 212.936 8.046 11.165 19.211 7,6 10,4 9,0 387 0,37 344 0,32 731 0,34
23 KOTA BEKASI 863.892 845.848 1.709.740 2.861 4.054 6.915 0,3 0,5 0,4 2.861 0,33 4.054 0,48 6.915 0,40
24 KOTA DEPOK 635.397 624.449 1.259.846 19.499 30.010 49.509 3,1 4,8 3,9 176.250 27,74 213.488 34,19 389.738 30,94
25 KOTA CIMAHI 199.422 195.514 394.936 4.775 11.531 16.306 2,4 5,9 4,1 2.633 1,32 6.304 3,22 8.937 2,26
26 KOTA TASIKMALAYA 224.041 221.619 445.660 7.232 13.033 20.265 3,2 5,9 4,5 34.881 15,57 60.792 27,43 95.673 21,47
27 KOTA BANJAR 61.647 64.322 125.969 1.415 3.422 4.837 2,3 5,3 3,8 1.274 2,07 3.080 4,79 4.353 3,46

JAWA BARAT 15.865.589 15.471.251 31.336.840 612.135 654.448 1.266.583 3,9 4,2 4,0 1.176.060 7,41 1.519.334 9,82 2.695.394 8,60

Sumber: SP3 (LB1) dan Profil Kesehatan Kab/Kota 2014


TABEL 25

CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS


JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 1.630.548 1.557.961 3.188.509 7.349 0,88 9.207 1,16 16.556 0,52
2 KAB. SUKABUMI 807.283 784.335 1.591.618 36 0,00 26 0,00 62 0,00
3 KAB. CIANJUR 1.214.065 1.133.082 2.347.147 325 0,03 652 0,06 977 0,04
4 KAB. BANDUNG 1.100.535 1.064.488 2.165.023 279 0,03 226 0,02 505 0,02
5 KAB. GARUT 786.731 778.880 1.565.611 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 KAB. TASIKMALAYA 573.919 596.438 1.170.357 15 0,00 13 0,00 28 0,00
7 KAB. CIAMIS 550.044 579.589 1.129.633 0 0,00 0 0,00 0 0,00
8 KAB. KUNINGAN 368.187 374.721 742.908 17.316 7,96 25.370 9,53 42.686 5,75
9 KAB. CIREBON 735.701 704.113 1.439.814 1.968 0,00 12.163 0,00 14.131 0,98
10 KAB. MAJALENGKA 421.500 431.166 852.666 100 213,00 100 0,02 200 0,02
11 KAB. SUMEDANG 396.867 405.180 802.047 1 0,00 1 0,00 2 0,00
12 KAB. INDRAMAYU 614.501 582.618 1.197.119 22 0,00 23 0,00 45 0,00
13 KAB. SUBANG 536.991 535.230 1.072.221 0 0,00 0 0,00 0 0,00
14 KAB. PURWAKARTA 299.722 286.539 586.261 0 0,00 0 0,00 0 0,00
15 KAB. KARAWANG 779.406 734.538 1.513.944 4 0,00 18 0,00 22 0,00
16 KAB. BEKASI 949.927 906.871 1.856.798 30.015 10,38 28.709 9,71 58.724 3,16
17 KAB. BANDUNG BARAT 525.561 506.678 1.032.239 0 0,00 0 0,00 0 0,00
18 KAB. PANGANDARAN 120.921 125.999 246.920 0 0,00 0 0,00 0 0,00
19 KOTA BOGOR 347.608 335.567 683.175 342 0,10 350 0,10 692 0,10
20 KOTA SUKABUMI 107.172 104.004 211.176 0 0,00 0 0,00 0 0,00
21 KOTA BANDUNG 908.457 884.110 1.792.567 15 0,00 32 0,00 47 0,00
22 KOTA CIREBON 105.544 107.392 212.936 104 0,10 101 0,09 205 0,10
23 KOTA BEKASI 863.892 845.848 1.709.740 5.199 0,60 7.305 0,86 12.504 0,73
24 KOTA DEPOK 635.397 624.449 1.259.846 1 0,00 12 0,00 13 0,00
25 KOTA CIMAHI 199.422 195.514 394.936 161 0,08 885 0,45 1.046 0,26
26 KOTA TASIKMALAYA 224.041 221.619 445.660 31 0,01 301 0,14 332 0,07
27 KOTA BANJAR 61.647 64.322 125.969 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JAWA BARAT 15.865.589 15.471.251 31.336.840 63.283 0,40 85.494 0,55 148.777 0,47

Sumber: SP3 (LB1) dan Profil Kesehatan Kab/Kota 2014


TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN
KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA


PEREMPUAN PEMERIKSAAN IVA
NO KABUPATEN/KOTA (CBE)
USIA 30-49 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 1.459.205 - - 1.007 0,0690
2 KAB. SUKABUMI 694.058 - - - -
3 KAB. CIANJUR 643.414 - - - -
4 KAB. BANDUNG 987.567 - - 17 0,0017
5 KAB. GARUT 674.236 - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 518.902 1.622 0 0 -
7 KAB. CIAMIS 477.129 - - - -
8 KAB. KUNINGAN 319.731 - - - -
9 KAB. CIREBON 625.384 217 0 217 0,0347
10 KAB. MAJALENGKA 370.151 - - - -
11 KAB. SUMEDANG 330.528 - - - -
12 KAB. INDRAMAYU 531.781 - - - -
13 KAB. SUBANG 467.106 - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 260.250 618 0 618 0,2375
15 KAB. KARAWANG 681.480 11.327 2 -
16 KAB. BEKASI 874.007 - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 461.810 - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - -
19 KOTA BOGOR 307.134 - - - -
20 KOTA SUKABUMI 90.943 - - - -
21 KOTA BANDUNG 775.234 262 0,034 - -
22 KOTA CIREBON 93.790 550 1 550 0,5864
23 KOTA BEKASI 807.506 108 0 - -
24 KOTA DEPOK 609.725 456 0 1.249 0,2048
25 KOTA CIMAHI 183.064 1.351 1 1.531 0,8363
26 KOTA TASIKMALAYA 194.538 1.031 1 1.323 0,6801
27 KOTA BANJAR 52.844 - - - -

JAWA BARAT 13.491.517 17.542 0 6.512 0,0483

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
0 0 0 - - - - - -
KAB. BOGOR
1 Keracunan Makanan - - - - - -
1.Kp CibogoRt 0 1Rw 07 - - - - - -
DsTugu jaya Kec.Cigombong 1 1 02 09 2014 02 09 2014 02 10 2014 10 34 44 0 0 0 0 3 11 10 11 9 0 0 0 0 0 0 400 - - 11,00 - - -
- - - - - -
2.Ds Bojong Jengkol Rw 9 - - - - - -
Kec.Ciampea 1 1 26/2/2014 26/2/2014 27/2/2014 11 23 34 0 0 0 0 9 8 2 5 3 3 1 3 0 0 0 200 - - 17,00 - - -
- - - - - -
3.Kp Tegal Exell Rt.16 Rw 6 - - - - - -
Ds Hambalang Kec.Citeureup 1 1 21/5/2014 21/5/2014 22/5/2014 28 29 57 0 0 0 3 6 13 6 23 4 1 1 0 0 0 0 96 - - 59,38 - - -
- - - - - -
4.PT.Mercedes Benz - - - - - -
Ds.Wanaherang Kec Gn Putri 1 1 26/9/2014 26/9/2014 10 01 2014 109 16 125 0 0 0 0 0 0 0 93 32 0 0 0 0 0 0 400 - - 31,25 - - -
- - - - - -
5.Kp.Singkup Rt.02.Rw.04 - - - - - -
Ds.Sukahati Kec. Citeureup 1 1 19/10/2014 19/10/2014 20/10/2014 47 13 60 0 0 1 4 27 12 0 13 2 0 0 0 0 0 0 62 - - 96,77 - - -
- - - - - -
2 Suspek Al - - - - - -
Jin Jeruk 3 No.8 Rt.4 Rw.11 - - - - - -
Ds Pr Panjang Kec.Pr Panjang 1 1 11 12 2014 11 12 2014 26/11/2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 - - 5,26 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. SUKABUMI - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. CIANJUR - - - - - -
1 Kermak 1 1 10-3-14 10-3-14 11-3-14 12 15 27 3 2 6 2 9 3 2 0 0 0 19 25 44 63,16 60,00 61,36 - - -
1 1 16-3-14 16-3-14 17-3-14 21 5 26 3 14 9 0 0 0 23 7 30 91,30 71,43 86,67 - - -
1 1 10-6-14 10-6-14 11-6-14 36 34 70 7 14 8 10 14 11 4 2 0 0 0 44 42 86 81,82 80,95 81,40 - - -
0 0 0 - - - - - -
2 Chikungunya 1 1 10-5-14 10-5-14 26-5-14 17 14 31 5 1 4 9 6 5 1 0 0 0 29 27 56 58,62 51,85 55,36 - - -
1 1 16-1-14 16-1-14 30-1-14 13 17 30 12 6 7 4 3 0 0 0 23 27 50 56,52 62,96 60,00 - - -
1 1 1-11-14 1-11-14 2-11-14 18 34 52 4 15 10 9 6 8 0 0 0 28 44 72 64,29 77,27 72,22 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. BANDUNG - - - - - -
1 Campak 1 1 06 04 14 07 04 14 8 9 17 1 7 6 3 0 0 0 7.308 7.534 14.842 0,11 0,12 0,11 - - -
2 Campak 1 1 18 09 14 24 09 14 06 10 14 36 48 84 8 26 21 20 6 3 0 0 0 4.981 5.197 10.178 0,72 0,92 0,83 - - -
3 Difteri 1 1 04 04 14 05 04 01 15 04 14 0 1 1 1 0 0 0 7.545 7.706 15.251 - 0,01 0,01 - - -
4 Difteri 1 1 12 11 14 14 11 14 20/11/201420/11/14 0 1 1 1 0 1 1 7.121 7.301 14.422 - 0,01 0,01 - 100,00 100,00
5 Difteri 1 1 24 11 14 26 11 14 02 12 14 1 0 1 1 0 0 0 6.784 6.959 13.743 0,01 - 0,01 - - -
6 Difteri 1 1 02 12 14 03 12 14 09 12 14 0 1 1 1 0 0 0 8.452 8.694 17.146 - 0,01 0,01 - - -
7 Difteri 1 1 05 12 14 06 12 14 12 12 14 0 1 1 1 0 0 0 3.811 3.972 7.783 - 0,03 0,01 - - -
8 Difteri 1 1 11 12 14 12 12 14 19 12 14 1 0 1 1 0 0 0 14.364 14.587 28.951 0,01 - 0,00 - - -
9 Keracunan pangan 1 1 08 06 14 09 06 14 09 06 14 19 11 30 3 2 1 1 13 7 2 1 0 0 0 257 243 500 7,39 4,53 6,00 - - -
10 Keracunan Pangan 1 1 20 12 14 21 12 14 21 12 14 2 3 5 1 1 2 1 0 0 0 3 2 5 66,67 150,00 100,00 - - -
11 TN 1 0 0 0 - - - - - -
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
- - - - - -
- - - - - -
KAB. GARUT - - - - - -
Keracunan Pangan (Makanan/Minuman) 11 13 125 156 281 0 0 0 615 - - 45,69 - - -
Chikungunya 6 13 92 180 272 0 0 0 40.080 - - 0,68 - - -
Campak/Rubella 4 7 34 29 63 0 0 0 3.138 - - 2,01 - - -
Difteri 3 6 3 4 7 1 0 1 10.250 - - 0,07 33,33 - 14,29
TN 1 1 1 0 1 1 0 1 136 - - 0,74 100,00 - 100,00
Hepatitis A 3 3 35 26 61 0 0 0 400 - - 15,25 - - -
KAB. TASIKMALAYA - - - - - -
Keracunan Makanan 1 1 02 10 2014 02 10 2014 15/2/2014 10 8 18 5 9 3 1 0 55 70 125 18,18 11,43 14,40 - - -
Difteri 1 1 02 11 2014 02 11 2014 19/2/2014 1 1 1 1 1 90 55 145 - 1,82 0,69 - - -
Diare 1 1 13/03/2014 13/03/2014 17/03/2014 30 24 54 3 4 41 3 1 1 0 111 90 201 27,03 26,67 26,87 - - -
Keracunan Makanan 1 1 17/03/2014 17/03/2014 19/03/2014 14 11 25 18 5 2 0 105 112 217 13,33 9,82 11,52 - - -
Difteri 1 1 17/03/2014 17/03/2014 22/03/2014 1 1 1 0 150 115 265 0,67 - 0,38 - - -
Difteri 1 1 04 01 2014 04 01 2014 04 12 2014 1 1 1 0 125 112 237 0,80 - 0,42 - - -
Campak 1 1 12/04//2014 12/04//2014 27/04//2014 4 3 7 2 5 0 55 54 109 7,27 5,56 6,42 - - -
DBD 1 1 20/05/2014 20/05/2014 28/05/2014 8 9 17 4 7 3 3 0 121 110 231 6,61 8,18 7,36 - - -
Keracunan Makanan 1 1 06 03 2014 06 03 2014 06 06 2014 18 25 43 10 23 5 3 2 0 189 116 305 9,52 21,55 14,10 - - -
Keracunan Makanan 1 1 15/06/2014 15/06/2014 18/06/2014 40 35 75 19 11 25 15 3 2 0 117 215 332 34,19 16,28 22,59 - - -
Campak 1 1 08 02 2014 08 02 2014 18/8/2014 10 8 18 5 5 7 0 58 78 136 17,24 10,26 13,24 - - -
Campak 1 1 22/11/2014 22/11/2014 12 07 2014 6 5 11 9 2 0 86 72 158 6,98 6,94 6,96 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. CIAMIS - - - - - -
1. DBD 1 1 21 01 14 05 01 14 05 02 14 10 13 23 1 1 1 5 9 2 2 2 0 0 0 0 - - - - - -
2. CAMPAK 1 1 05 01 14 10 01 14 10 02 14 2 5 7 1 2 3 1 0 0 0 0 - - - - - -
3. CAMPAK 1 3 03 01 14 03 01 14 12 02 14 13 7 20 1 9 5 5 0 0 0 0 - - - - - -
4. DBD 1 1 15 01 14 15 01 14 18 01 14 1 0 1 1 1 0 1 0 - - - 100,00 #DIV/0! 100,00
5. DBD 1 1 15 03 14 15 03 14 18 03 14 14 13 27 1 3 4 9 8 1 1 0 0 0 0 - - - - - -
6. DIFTERI 1 1 01 04 14 01 04 14 04 04 14 1 0 1 1 1 0 1 0 - - - 100,00 #DIV/0! 100,00
7. HEPATITIS A 1 1 05 04 14 10 04 14 10 04 14 7 8 15 3 12 0 0 0 0 - - - - - -
8. CAMPAK 1 1 03 05 14 03 05 14 08 05 14 0 7 7 7 0 0 0 0 - - - - - -
9. DBD 1 1 05 05 14 05 05 14 19 06 14 5 8 13 1 4 5 0 0 0 0 - - - - - -
10. CAMPAK 1 3 29 05 14 03 06 14 21 06 14 4 6 10 1 1 7 1 0 0 0 0 - - - - - -
11. DBD 1 1 13 10 14 18 10 14 20 10 14 1 0 1 1 0 0 0 0 - - - - - -
12. CHIKUNGUNYA 1 1 27 12 14 30 12 14 05 01 14 9 7 16 4 2 5 3 2 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. KUNINGAN - - - - - -
1 DBD Kuningan Kel.Ciporang 3-2-2014 4-02-2014 10-02-2014 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 248 300 548 0,40 - 0,18 100,00 - 100,00
2 AFP Ciawigebang Ds.Dukuh Dalam
14-02-2014 14-02-2014 27-02-2014 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 78 120 - 1,28 0,83 - - -
3 CHIKUNGUYA Ciawigebang Ds.Geresik 15-02-2014 16-02-2014 28-02-2014 12 6 18 0 0 0 0 0 1 1 3 7 3 3 0 0 0 0 250 182 432 4,80 3,30 4,17 - - -
4 CHIKUNGUYA Cilimus Ds.Cilimus 22-02-2014 24-03-2014 14-03-2014 11 10 21 0 0 0 0 1 2 2 6 7 2 0 0 0 0 0 150 199 349 7,33 5,03 6,02 - - -
5 AFP Cipicung Ds. Muncangela
10-3-2014 10-03-2014 21-03-2014 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76 91 167 - 1,10 0,60 - - -
6 AFP Kuningan Kel. Winduhaji17-03-2014 17-03-2014 17-03-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 55 65 120 - 1,54 0,83 - - -
7 AFP Cipicung Ds. Susukan 18-03-2014 18-03-2014 18-03-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 257 200 457 - 0,50 0,22 - - -
8 AFP Ciawigebang Ds. Cihaur 23-03-2014 23-03-2014 23-03-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 142 180 322 - 0,56 0,31 - - -
9 AFP Ciawigebang Ds. Cihaur 22-03-2014 22-03-2014 22-03-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 150 172 322 - 0,58 0,31 - - -
10 AFP Kuningan Kel.Kuningan 01-04-2014 01-04-2014 15-04-2014 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 351 101 452 0,28 - 0,22 - - -
11 AFP Ciawigebang Ds.Krg.kamulyan
15-04-2014 15-04-2014 19-04-2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 240 104 344 0,42 - 0,29 - - -
12 AFP Cibingbin Ds.Cibingbin 05 07 2014 05 07 2014 18-05-2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 250 106 356 0,40 - 0,28 - - -
13 AFP Cipicung Ds.Cimaranten30-5-2014 31-5-2014 13-6-2014 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 129 300 429 - 0,33 0,23 - - -
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
14 AFP Ciawigebang Ds.Mekarjaya 26-08-2014 27-08-2014 09 10 2014 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 220 107 327 0,45 - 0,31 - - -
15 AFP Kadugede Ds.Bayuning 29-08-2014 29-08-2014 13-09-2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 171 150 321 0,58 - 0,31 - - -
16 AFP Sindangagung
Ds.Dukuhlor 10 09 2014 10 10 2014 20-10-2014 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 71 136 1,54 - 0,74 - - -
17 AFP Cigugur Ds.Cigadung 04-11-2014 04-11-2014 16-11-2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 259 110 369 0,39 - 0,27 - - -
18 AFP Ciawigebang Ds.Cihaur 13-11-2014 13-11-2014 24-11-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 204 150 354 - 0,67 0,28 - - -
19 AFP Cilimus Ds.Caracas 19-11-2014 19-11-2014 03-12-2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 140 109 249 - 0,92 0,40 - - -
20 AFP Ciawigebang Ds.Ciawilor 21-11-2014 21-11-2014 05-12-2014 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 250 108 358 0,40 - 0,28 - - -
21 AFP Garawangi Ds.Purwasari 10-12-2014 10-12-2014 17-12-2014 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 124 130 254 - 0,77 0,39 - - -
22 AFP Cipicung Ds.sukamukti 12-12-2014 12-12-2014 19-12-2014 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 210 114 324 0,48 - 0,31 - - -
23 CAMPAK Cipicung Ds.Cimaranten18-11-2014 06-12-2014 15-12-2014 2 9 11 0 0 0 0 4 5 0 2 0 0 0 0 0 0 0 149 210 359 1,34 4,29 3,06 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. CIREBON - - - - - -
1 Keracunan Makanan 6 8 35 37 72 0 0 0 1 35 5 3 22 6 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
2 Malaria 5 5 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
3 Susp Chikungunya 22 34 201 440 641 0 0 4 17 24 43 35 304 107 32 52 23 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
4 AFP 11 14 10 6 16 0 0 0 4 8 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
5 Campak 6 10 50 62 112 0 0 8 70 27 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
6 Susp Filariasis 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
7 Hepatitis A 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
8 Susp Rabies 6 6 2 4 6 0 0 0 0 2 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
9 Difteri 1 1 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 - - - 50,00 - 50,00
- - - - - -
10 Rubella 1 1 6 8 14 0 0 0 0 12 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. MAJALENGKA - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. SUMEDANG - - - - - -
1 Keracunan Pangan 1 1 25 03 14 25 03 14 25 03 14 12 23 35 1 4 18 2 10 0 0 0 319 189 508 3,76 12,17 6,89 - - -
2 Keracunan Pangan 1 1 29 04 14 29 04 14 29 04 14 11 14 25 3 2 8 12 0 0 0 217 297 514 5,07 4,71 4,86 - - -
3 Keracunan Pangan 1 1 17 09 14 17 09 14 17 09 14 2 2 4 2 2 0 0 0 379 325 704 0,53 0,62 0,57 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. INDRAMAYU - - - - - -
- - - - - -
Suspek Chikungunya 1 1 41.649 41.649 41.660 8 12 20 0 0 0 0 0 0 3 8 6 3 0 0 0 0 0 100 125 225 8,00 9,60 8,89 - - -
Suspek Tetanus Neonatorum 1 1 31/5/2014 31/5/2014 41.794 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 25 30 55 - 3,33 1,82 - - -
Suspek Campak 1 1 17/10/2014 17/10/2014 41.947 3 6 9 0 0 0 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 45 80 8,57 13,33 11,25 - - -
AFP 8 15 6 6 12 0 0 0 8 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
KAB. SUBANG - - - - - -
1 CHIKUNGUNYA 1 1 13-01-2014 13-01-2014 18-01-2014 0 0 0 2 0 1 1 10 3 0 0 0 12 5 17 0 0 0 111 165 276 - - - - - -
2 CHIKUNGUNYA 1 1 12-01-2014 12-01-2014 22-01-2014 0 0 0 0 0 2 2 3 0 0 0 0 3 4 7 0 0 0 42 56 98 - - - - - -
3 DIARE 1 1 12-03-2014 12-03-2014 18-03-2014 0 0 0 0 0 0 0 8 12 17 0 0 13 24 37 0 0 0 324 435 759 - - - - - -
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
4 KERACUNAN MAKANAN 1 1 11 04 2014 13 04 2014 11 04 2014 0 0 0 0 0 0 0 8 10 7 0 0 10 15 25 0 0 0 213 315 528 - - - - - -
5 KERACUNAN MAKANAN 1 1 28/08/2014 28/08/2014 28/08/2014 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 3 4 0 0 0 69 95 164 - - - - - -
6 KERACUNAN MAKANAN 1 1 14/10/2014 14/10/2014 14/10/2014 0 0 0 0 2 1 0 4 0 1 2 0 6 4 10 0 0 0 124 221 345 - - - - - -
7 KERACUNAN MAKANAN 1 1 13/11/2014 13/11/2014 13/11/2014 0 0 0 0 1 2 7 6 13 10 13 0 12 40 52 0 1 1 1890 2567 4457 - - - - - -
8 KERACUNAN MAKANAN 1 1 19/11/2014 19/11/2014 19/11/2014 0 0 0 0 0 1 20 9 0 0 0 0 4 26 32 0 0 0 574 764 1338 - - - - - -
9 CHIKUNGUNYA 1 1 24/11/2014 24/11/2014 29/11/2014 0 0 0 0 0 0 0 14 13 3 8 2 16 24 40 0 0 0 1682 2968 4650 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. PURWAKARTA - - - - - -
1 Hepatitis A 1 1 17-3-14 17-3-14 17-6-14 9 1 10 10 0 0 0 491 615 1.106 1,83 0,16 0,90 - - -
0 0 0 - - - - - -
2 Kermak 1 1 3-7-14 3-7-14 7-7-14 2 6 8 2 5 1 0 0 0 8 17 25 25,00 35,29 32,00 - - -
0 0 0 - - - - - -
3 Campak 1 1 8-7-14 8-7-14 8-8-14 6 5 11 8 3 0 0 0 19 27 46 31,58 18,52 23,91 - - -
0 0 0 - - - - - -
4 Kermak 1 1 17-7-14 17-7-14 20-7-14 16 0 16 13 3 0 0 0 0 31 31 - - 51,61 - - -
0 0 0 - - - - - -
5 Keracunan Gas 1 1 23-8-14 23-8-14 27-8-14 210 201 411 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
6 Difteri 1 1 1-9-14 1-9-14 1-10-14 1 0 1 1 0 0 0 21 28 49 4,76 - 2,04 - - -
0 0 0 - - - - - -
7 Kermak 1 1 1-10-14 1-10-14 4-10-14 23 0 23 23 0 0 0 27 0 27 85,19 - 85,19 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. KARAWANG - - - - - -
1 Campak (Desa Segarjaya - Puskesmas 1 2 15 Jan 14 15 Jan 14 28 Feb 14 37 30 67 9 34 18 6 0 0 0 109 90 199 33,94 33,33 33,67 - - -
2 Batujaya)(Desa Cicinde Selatan -
Campak 1 1 23 Mei 14 24 Mei 14 31 Mei 14 11 9 4 13 3 0 0 81 39 148
20 0 13,58 23,08 13,51 - - -
3 Puskesmas
Difteri (DesaCicinde)
Ciwaringin Puskesmas 1 1 28 Mei 14 28 Mei 14 30 Mei 14 1 1 0 0 4.341 4.082 8.423
1 0 0,02 - 0,01 - - -
4 Lemahabang)
Difteri (Puskesmas Wanakerta) 1 1 16 Okt 14 16 Okt 14 22 Okt 14 1 1 0 0
1 0 2.607 2.451 5.058 0,04 - 0,02 - - -
5 Keracunan Pangan (Puskesmas 1 1 17 Okt 14 17 Okt 14 18 Okt 14 2 3 5 1 1 2 1 0 0 0 4.716 4.433 9.149 0,04 0,07 0,05 - - -
6 Lemahabang
Keracunan - Desa(Puskesmas
Pangan Karyamukti 1 2 15 Okt 14 15 Okt 14 15 Okt 14 5 9 1 4 6 2 1 0 0
14 0 1.148 1.080 2.228 0,44 0,83 0,63 - - -
7 RawamertaPangan
Keracunan - Desa Gombongsari
(Puskesmas & Desa 1 1 29 Okt 14 29 Okt 14 30 Okt 14 2 6 1 4 2 1 0 0
8 0 8.152 7.665 15.817 0,02 0,08 0,05 - - -
8 Kalangsari Pangan
Keracunan - Desa Karyasari)
(Puskesmas Cilamaya - 1 1 11 Nop 14 11 Nop 14 14 Nop 14 6 17 1 1 1 7 4 2 2 5 0 0
23 0 2.045 1.923 3.968 0,29 0,88 0,58 - - -
9 DesaDBD
KLB Tegalsari)
(RT 10/05 Desa Cibadak Kec. 1 1 20 Nop 14 20 Nop 14 26 Nop 14 2 2 3 1 0 0 135 110 245
4 0 1,48 1,82 1,63 - - -
10 RawamertaPangan
Keracunan - Puskesmas Rawamerta)
(Puskesmas 1 1 15 Des 14 15 Des 14 15 Des 14 18 20 6 6 5 13 6 2 0 0
38 0 5.189 4.879 10.068 0,35 0,41 0,38 - - -
11 Medangasem,
Tetanus Desa Medangasem)
Neonatorum (RSUD Karawang & 1 1 23 Des 14 23 Des 14 23 Des 14 1 1 0 0
1 0 - - - - - -
Puskesmas Kutamukti)
- - - - - -
- - - - - -
KAB. BEKASI - - - - - -
1 Susfect Difteri 1 1 3-5-14 3-5-14 17-5-14 1 0 1 1 0 0 0 10 10 20 10,00 - 5,00 - - -
2 Susfect Difteri 1 1 6-7-14 6-7-14 22-7-14 1 0 1 1 1 0 1 10 10 20 10,00 - 5,00 100,00 - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. BANDUNG BARAT - - - - - -
1 DBD 1 1 27/1/2014 28/1/2014 28/1/2014 7 7 14 3 3 2 7 1 1529 - - 0,92 - - 7,14
2 demam dengue 1 1 06 06 2014 06 06 2014 06 03 2014 49 49 49 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KAB. PANGANDARAN - - - - - -
1 Diare 1 1 2-12-14 2-12-14 2-12-14 11 9 20 2 8 6 1 3 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
2 Susfect Chikungunya 1 1 22-10-14 22-10-14 22-10-14 19 23 42 2 29 8 2 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KOTA BOGOR NIHIL - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA SUKABUMI - - - - - -
1 Kermak 1 1 0 0 0 54 100 154 3 18 16 28 22 46 16 3 6 8 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
2 Kermak 1 1 26-03-14 26-03-14 26-03-14 66 43 109 39 67 3 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
3 Kermak 1 1 21-10-14 21-10-14 21-10-14 19 30 49 32 11 6 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
4 Campak 1 1 15-12-14 15-12-14 17-12-14 4 1 5 1 3 1 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA BANDUNG - - - - - -
1 Difteri 1 1 05 01 14 06 01 14 15 01 14 0 1 1 1 0 0 0 11.443 11.108 22.551 - 0,01 0,00 - - -
2 Difteri 1 1 06 01 14 06 01 14 15 01 14 0 1 1 1 0 0 0 5.938 5.764 11.702 - 0,02 0,01 - - -
3 Difteri 1 1 28 01 14 28 01 14 27 01 14 0 1 1 1 0 0 0 9.488 9.210 18.698 - 0,01 0,01 - - -
4 Difteri 1 1 06 03 14 06 03 14 14 03 14 0 1 1 1 0 0 0 4.609 4.474 9.083 - 0,02 0,01 - - -
5 Difteri 1 1 18 03 14 18 03 14 28 03 14 0 1 1 1 0 0 0 7.849 7.619 15.468 - 0,01 0,01 - - -
6 Difteri 1 1 13 04 14 13 04 14 20 04 14 0 1 1 1 0 0 0 7.849 7.619 15.468 - 0,01 0,01 - - -
7 Difteri 1 1 29 10 14 29 10 14 09 11 14 1 0 1 1 0 0 0 20.793 20.184 40.977 0,00 - 0,00 - - -
8 Difteri 1 1 03 11 14 03 11 14 13 11 14 1 0 1 1 0 0 0 11.788 11.443 23.231 0,01 - 0,00 - - -
9 Difteri 1 1 04 11 14 04 11 14 14 11 14 0 1 1 1 0 0 0 15.360 14.910 30.270 - 0,01 0,00 - - -
10 Difteri 1 1 14 11 14 14 11 14 24 11 14 1 0 1 1 0 0 0 8.054 7.818 15.872 0,01 - 0,01 - - -
11 Difteri 1 1 20 11 14 20 11 14 04 12 14 0 1 1 1 0 0 0 9.631 9.349 18.980 - 0,01 0,01 - - -
12 Leptospirosis 1 1 14 07 14 14 07 14 1 0 1 1 0 0 0 8.272 8.029 16.301 0,01 - 0,01 - - -
13 TN 1 1 01 11 14 01 11 14 0 1 1 1 0 1 1 8.213 7.972 16.185 - 0,01 0,01 - 100,00 100,00
14 Keracunan Pangan 1 1 03 03 14 03 03 14 03 03 14 16 0 0 0 5.825 5.654 11.479 - - 0,14 - - -
15 Keracunan Pangan 1 1 13 06 14 13 06 14 17 06 14 0 0 0 4.609 4.475 9.084 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA CIREBON - - - - - -
1 DSS 1 2 21-4-14 21-4-14 21-4-14 2 1 3 1 2 1 1 2 19.687 19.583 39.270 0,01 0,01 0,01 - - -
2 Difteri 1 1 22-8-14 23-8-14 24-8-14 0 1 1 1 0 1 1 8.597 8.552 17.149 - 0,01 0,01 - - -
3 Kermak 1 1 6-11-14 7-11-14 8-11-14 5 1 6 1 4 1 0 0 0 229 446 675 2,18 0,22 0,89 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA BEKASI - - - - - -
1 susfect Flu Burung 1 1 6-11-14 6-11-14 13-11-14 1 0 1 1 1 0 1 13 20 33 7,69 - 3,03 100,00 - 100,00
2 Keracunan CO 1 1 11-2-14 11-2-14 11-2-14 3 6 9 2 7 2 3 5 3 6 9 100,00 100,00 100,00 66,67 50,00 55,56
3 susfect Flu Burung 1 1 25-3-14 25-3-14 28-3-14 1 0 1 1 1 0 1 8 12 20 12,50 - 5,00 100,00 - 100,00
4 Difteri 1 1 21-4-14 21-4-14 30-4-14 1 2 3 1 2 0 0 0 20 30 50 5,00 6,67 6,00 - - -
5 Difteri 1 1 21-10-14 21-10-14 24-10-14 0 1 1 1 0 0 0 6 4 10 - 25,00 10,00 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA DEPOK - - - - - -
1 Kermak 1 1 21-6-14 21-6-14 24-6-14 17 8 25 8 7 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
0 0 0 - - - - - -
2 Chikungunya 1 1 1-3-14 1-4-14 2-4-14 19 15 34 3 3 2 3 15 7 0 1 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA CIMAHI - - - - - -
1 Suspek Difteri 1 1 08 08 14 08 06 14 23 08 14 1 0 1 1 0 0 0 2 3 5 50,00 - 20,00 - - -
YANG TERSERANG
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH
JUMLAH KEC 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
2 Suspek Campak 1 1 20 05 14 21 05 14 29 05 14 1 5 6 6 0 0 0 13 17 30 7,69 29,41 20,00 - - -
3 Suspek Difteri 1 1 28 11 14 29 11 14 13 12 14 1 0 1 1 0 0 0 2 3 5 50,00 - 20,00 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA TASIKMLAYA - - - - - -
1 Chikungunya 1 1 1 Januari 2014 9 Januari 2014 20-01-2014 16 21 37 3 6 2 1 15 4 1 2 3 0 0 0 350 307 657 4,57 6,84 5,63 - - -
2 Keracunan Makanan 1 1 3-02-2014 3-02-2014 6-02-2014 15 20 35 35 0 0 0 40 42 82 37,50 47,62 42,68 - - -
3 Keracunan Makanan 1 1 5-02-2014 5-02-2014 6-02-2014 0 2 2 2 0 0 0 1 3 4 - 66,67 50,00 - - -
4 Keracunan makanan 1 1 25 Maret 2014 25 Maret 2014 27 Maret 2014 0 4 4 2 1 1 0 0 0 6 7 13 - 57,14 30,77 - - -
20 februari
5 Conjunctivitis 1 1 20 Januari 2014 30 Maret 2014 20 26 46 1 10 3 4 2 18 2 6 0 0 0 180 120 300 11,11 21,67 15,33 - - -
2014
6 Suspek Chikungunya 1 1 02 April 2014 21-3-2014 20-05-2014 14 16 30 2 7 3 13 4 1 0 0 0 178 210 388 7,87 7,62 7,73 - - -
7 Keracunan Makanan 1 1 04 Juni 2014 04 Juni 2014 06 Juni 2014 0 22 22 18 4 0 0 0 20 180 200 - 12,22 11,00 - - -
8 Suspect Chikungnuya 1 1 19 Mei 2014 19 Mei 2014 24 Mei 2014 17 37 54 5 5 3 22 11 3 3 2 0 0 0 90 120 210 18,89 30,83 25,71 - - -
- - - - - -
- - - - - -
KOTA BANJAR - - - - - -
1 Hepatitis A 1 1 3-6-14 3-6-14 11-7-14 28 0 28 28 0 0 0 280 321 601 10,00 - 4,66 - - -
- - - - - -

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 4 5 6
1 KAB. BOGOR 6 6 100,00
2 KAB. SUKABUMI 48 48 100,00
3 KAB. CIANJUR 6 6 100,00
4 KAB. BANDUNG 11 11 100,00
5 KAB. GARUT 40 40 100,00
6 KAB. TASIKMALAYA 11 11 100,00
7 KAB. CIAMIS 12 12 100,00
8 KAB. KUNINGAN 37 37 100,00
9 KAB. CIREBON 82 82 100,00
10 KAB. MAJALENGKA 20 20 100,00
11 KAB. SUMEDANG 3 3 100,00
12 KAB. INDRAMAYU 15 15 100,00
13 KAB. SUBANG 9 9 100,00
14 KAB. PURWAKARTA 7 7 100,00
15 KAB. KARAWANG 11 11 100,00
16 KAB. BEKASI 2 2 100,00
17 KAB. BANDUNG BARAT 10 10 100,00
18 KAB PANGANDARAN 2 2 100,00
19 KOTA BOGOR - - -
20 KOTA SUKABUMI 4 4 100,00
21 KOTA BANDUNG 14 14 100,00
22 KOTA CIREBON 2 2 100,00
23 KOTA BEKASI 5 5 100,00
24 KOTA DEPOK 2 2 100,00
25 KOTA CIMAHI 3 3 100,00
26 KOTA TASIKMALAYA 8 8 100,00
27 KOTA BANJAR 1 1 100,00

JAWA BARAT 371 371 100,00

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT YANKES IBU NIFAS MENDAPAT
NO KABUPATEN/KOTA K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES NIFAS VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 118.778 126.059 106,1 112.261 94,5 113.379 108.195 95,4 109.542 96,6 101.033 89,1
2 KAB. SUKABUMI 51.756 58.438 112,9 50.566 97,7 49.404 45.898 92,9 48.221 97,6 49.643 100,5
3 KAB. CIANJUR 49.541 54.342 109,7 48.014 96,9 47.289 42.267 89,4 45.863 97,0 45.863 97,0
4 KAB. BANDUNG 76.577 71.300 93,1 68.451 89,4 73.096 60.196 82,4 60.145 82,3 56.454 77,2
5 KAB. GARUT 57.059 66.129 115,9 62.050 108,7 54.466 53.327 97,9 57.187 105,0 58.516 107,4
6 KAB. TASIKMALAYA 33.715 36.785 109,1 31.904 94,6 32.183 31.705 98,5 32.480 100,9 31.181 96,9
7 KAB. CIAMIS 18.965 23.754 125,3 22.820 120,3 18.103 21.249 117,4 21.320 117,8 19.841 109,6
8 KAB. KUNINGAN 22.157 22.264 100,5 20.607 93,0 21.150 20.913 98,9 20.599 97,4 20.967 99,1
9 KAB. CIREBON 45.383 53.164 117,1 50.110 110,4 43.320 47.458 109,6 47.453 109,5 48.449 111,8
10 KAB. MAJALENGKA 23.810 23.791 99,9 21.030 88,3 22.727 20.783 91,4 20.928 92,1 21.443 94,4
11 KAB. SUMEDANG 22.221 23.595 106,2 21.240 95,6 21.211 20.860 98,3 20.755 97,9 20.891 98,5
12 KAB. INDRAMAYU 34.101 39.800 116,7 36.074 105,8 32.551 34.355 105,5 34.386 105,6 34.067 104,7
13 KAB. SUBANG 29.168 35.290 121,0 33.021 113,2 27.842 30.518 109,6 29.677 106,6 30.272 108,7
14 KAB. PURWAKARTA 20.367 25.638 125,9 24.116 118,4 19.441 22.775 117,1 22.954 118,1 23.626 121,5
15 KAB. KARAWANG 49.010 61.545 125,6 58.042 118,4 46.783 56.725 121,3 55.929 119,5 57.025 121,9
16 KAB. BEKASI 70.431 73.614 104,5 69.959 99,3 67.229 67.610 100,6 67.013 99,7 66.419 98,8
17 KAB. BANDUNG BARAT 34.287 32.087 93,6 27.413 80,0 32.729 24.938 76,2 24.236 74,0 26.259 80,2
18 KAB. PANGANDARAN 9.770 7.877 80,6 6.878 70,4 9.326 6.487 69,6 6.657 71,4 6.710 71,9
19 KOTA BOGOR 21.726 21.635 99,6 20.634 95,0 20.739 18.981 91,5 19.619 94,6 19.669 94,8
20 KOTA SUKABUMI 6.893 7.327 106,3 6.891 100,0 6.579 6.738 102,4 6.420 97,6 6.707 101,9
21 KOTA BANDUNG 51.792 48.620 93,9 48.399 93,4 49.438 45.800 92,6 39.497 79,9 34.924 70,6
22 KOTA CIREBON 6.637 6.184 93,2 5.712 86,1 6.336 5.439 85,8 5.198 82,0 5.470 86,3
23 KOTA BEKASI 53.780 54.359 101,1 50.086 93,1 51.336 47.505 92,5 41.176 80,2 42.320 82,4
24 KOTA DEPOK 42.437 52.433 123,6 50.118 118,1 40.508 46.632 115,1 43.679 107,8 45.638 112,7
25 KOTA CIMAHI 12.422 11.792 94,9 10.987 88,4 11.858 10.514 88,7 9.930 83,7 11.094 93,6
26 KOTA TASIKMALAYA 14.090 15.480 109,9 13.927 98,8 13.449 13.369 99,4 13.396 99,6 13.425 99,8
27 KOTA BANJAR 3.815 4.139 108,5 3.598 94,3 3.641 3.416 93,8 3.349 92,0 3.412 93,7

JAWA BARAT 980.688 1.057.441 107,8 974.908 99,4 936.113 914.653 97,7 907.609 97,0 901.318 96,3

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KKABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN/KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KAB. BOGOR 118.778 45.811 35,4 33.917 26,2 15.001 11,6 8.176 6,3 5.432 4,2 62.526 52,6
2 KAB. SUKABUMI 51.756 29.400 56,8 24.388 47,1 4.639 9,0 2.292 4,4 6.077 11,7 37.396 72,3
3 KAB. CIANJUR 49.541 29.063 47,4 26.754 43,7 1.457 2,4 860 1,4 610 1,0 29.681 59,9
4 KAB. BANDUNG 76.577 22.259 29,1 20.395 26,6 9.299 12,1 6.011 7,8 5.579 7,3 41.284 53,9
5 KAB. GARUT 57.059 35.239 52,1 31.243 46,2 4.947 7,3 2.679 4,0 3.140 4,6 42.009 73,6
6 KAB. TASIKMALAYA 33.715 22.840 63,5 20.627 57,3 295 0,8 360 1,0 360 1,0 21.642 64,2
7 KAB. CIAMIS 18.965 9.246 35,7 7.340 28,3 2.438 9,4 1.262 4,9 1.311 5,1 12.351 65,1
8 KAB. KUNINGAN 22.157 9.448 35,8 9.243 35,0 5.374 20,3 2.438 9,2 1.716 6,5 18.771 84,7
9 KAB. CIREBON 45.383 30.473 56,5 27.850 51,6 2.941 5,5 1.476 2,7 1.248 2,3 33.515 73,8
10 KAB. MAJALENGKA 23.810 11.135 47,5 9.150 39,0 4.246 18,1 2.638 11,2 1.816 7,7 17.850 75,0
11 KAB. SUMEDANG 22.221 15.154 61,2 13.238 53,4 234 0,9 89 0,4 92 0,4 13.653 61,4
12 KAB. INDRAMAYU 34.101 24.554 72,0 22.492 66,0 1.128 3,3 736 2,2 592 1,7 24.948 73,2
13 KAB. SUBANG 29.168 19.639 67,3 17.323 59,4 1.316 4,5 557 1,9 560 1,9 19.756 67,7
14 KAB. PURWAKARTA 20.367 9.516 46,7 8.412 41,3 2.578 12,7 1.134 5,6 1.139 5,6 13.263 65,1
15 KAB. KARAWANG 49.010 15.824 32,3 15.460 31,5 8.862 18,1 5.829 11,9 3.995 8,2 34.146 69,7
16 KAB. BEKASI 70.431 32.589 46,3 30.816 43,8 7.991 11,3 5.539 7,9 3.930 5,6 48.276 68,5
17 KAB. BANDUNG BARAT 34.287 12.622 36,8 10.847 31,6 4.425 12,9 2.897 8,4 2.180 6,4 20.349 59,3
18 KAB PANGANDARAN 9.770 2.646 27,1 1.987 20,3 457 4,7 157 1,6 187 1,9 2.788 28,5
19 KOTA BOGOR 21.726 13.386 61,6 11.200 51,6 3.484 16,0 2.193 10,1 1.534 7,1 18.411 84,7
20 KOTA SUKABUMI 6.893 4.186 60,7 3.562 51,7 1.023 14,8 566 8,2 354 5,1 5.505 79,9
21 KOTA BANDUNG 51.792 31.151 60,1 27.965 54,0 5.891 11,4 3.507 6,8 3.010 5,8 40.373 78,0
22 KOTA CIREBON 6.637 1.706 25,7 1.396 21,0 772 11,6 494 7,4 475 7,2 3.137 47,3
23 KOTA BEKASI 53.780 33.080 61,5 28.562 53,1 13.542 25,2 8.644 16,1 4.714 8,8 55.462 103,1
24 KOTA DEPOK 42.437 34.100 80,4 31.986 75,4 12.065 28,4 9.824 23,1 8.493 20,0 62.368 147,0
25 KOTA CIMAHI 12.422 10.302 82,9 9.601 77,3 620 5,0 255 2,1 171 1,4 10.647 85,7
26 KOTA TASIKMALAYA 14.090 6.875 48,8 6.940 49,3 4.178 29,7 2.006 14,2 1.268 9,0 14.392 102,1
27 KOTA BANJAR 3.815 2.695 70,6 2.306 60,4 618 16,2 231 6,1 119 3,1 3.274 85,8

JAWA BARAT 980.688 514.939 52,5 455.000 46,4 119.821 12,2 72.850 7,4 60.102 6,1 707.773 72,2

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS IBU HAMIL YANG SDH STATUS
NO KABUPATEN/KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN) TT2 +
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KAB. BOGOR 1.424.914 0 - - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI 656.833 - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 589.194 0 - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG 932.877 - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT 653.091 - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 467.580 - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 294.044 9.246 35,7 7.340 28,3 2.438 9,4 1.262 4,9 1.311 5,1 12.351 4,2
8 KAB. KUNINGAN 285.081 7.527 3,7 6.947 3,4 4.477 2,2 2.085 1,0 1.377 0,7 14.886 5,2
9 KAB. CIREBON 591.793 30.473 5,8 27.850 5,3 2.941 0,6 1.476 0,3 1.248 0,2 33.515 5,7
10 KAB. MAJALENGKA 326.319 - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 308.685 774 0,3 342 0,1 - - - - - - 342 0,1
12 KAB. INDRAMAYU 461.852 - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG 414.385 - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 246.599 - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG 626.067 - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI 842.742 - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 428.244 - - - - - - - - - - - -
18 KAB PANGANDARAN 125.362 - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 292.665 - - - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI 85.597 - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG 756.742 33.168 64,8 31.451 61,4 7.328 14,3 4.592 9,0 3.605 7,0 46.976 6,2
22 KOTA CIREBON 88.871 - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI 776.337 - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 559.117 34.420 3,6 32.382 3,4 12.065 1,3 9.824 1,0 8.493 0,9 62.764 11,2
25 KOTA CIMAHI 172.241 - - - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 185.446 - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR 49.585 - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 12.642.263 115.608 0,9 106.312 0,8 29.249 0,2 19.239 0,2 16.034 0,1 170.834 1,4

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN/KOTA
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 118.778 118.069 99,40 107.185 90,24
2 KAB. SUKABUMI 51.756 57.913 111,90 51.460 99,43
3 KAB. CIANJUR 49.541 47.653 96,19 42.789 86,37
4 KAB. BANDUNG 76.577 65.702 85,80 64.527 84,26
5 KAB. GARUT 57.059 64.889 113,72 60.580 106,17
6 KAB. TASIKMALAYA 33.715 36.027 106,86 32.264 95,70
7 KAB. CIAMIS 18.965 22.977 121,15 19.852 104,68
8 KAB. KUNINGAN 22.157 22.256 100,45 20.565 92,81
9 KAB. CIREBON 45.383 52.384 115,43 49.752 109,63
10 KAB. MAJALENGKA 23.810 23.552 98,92 21.474 90,19
11 KAB. SUMEDANG 22.221 23.309 104,90 21.213 95,46
12 KAB. INDRAMAYU 34.101 39.562 116,01 35.761 104,87
13 KAB. SUBANG 29.168 35.228 120,78 33.176 113,74
14 KAB. PURWAKARTA 20.367 26.740 131,29 24.563 120,60
15 KAB. KARAWANG 49.010 61.060 124,59 58.886 120,15
16 KAB. BEKASI 70.431 73.148 103,86 70.334 99,86
17 KAB. BANDUNG BARAT 34.287 31.436 91,68 28.058 81,83
18 KAB. PANGANDARAN 9.770 7.877 80,62 7.323 74,95
19 KOTA BOGOR 21.726 20.886 96,13 20.634 94,97
20 KOTA SUKABUMI 6.893 7.291 105,77 6.999 101,54
21 KOTA BANDUNG 51.792 45.848 88,52 44.557 86,03
22 KOTA CIREBON 6.637 6.160 92,81 5.744 86,55
23 KOTA BEKASI 53.780 54.065 100,53 50.146 93,24
24 KOTA DEPOK 42.437 50.564 119,15 50.227 118,36
25 KOTA CIMAHI 12.422 11.743 94,53 11.122 89,53
26 KOTA TASIKMALAYA 14.090 15.407 109,35 14.050 99,72
27 KOTA BANJAR 3.815 4.131 108,28 3.661 95,96

JAWA BARAT 980.688 1.025.877 104,61 956.902 97,57

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 35

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PERKIRAAN PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA DENGAN L P L+P
IBU HAMIL KEBIDANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN JUMLAH % L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KAB. BOGOR 118.778 23.756 20158 84,9 55.507 52.473 107.980 8.326 7.871 16.197 - - - - 7.221 44,6
2 KAB. SUKABUMI 51.756 10.351 11811 114,1 24.113 22.938 47.051 3.617 3.441 7.058 - - - - 3.994 56,6
3 KAB. CIANJUR 49.541 9.908 7545 76,1 23.213 21.824 45.037 3.482 3.274 6.756 - - - - 3.532 52,3
4 KAB. BANDUNG 76.577 15.315 11397 74,4 35.802 33.813 69.615 5.370 5.072 10.442 - - - - 7.610 72,9
5 KAB. GARUT 57.059 11.412 8257 72,4 26.633 25.239 51.872 3.995 3.786 7.781 - - - - 1.736 22,3
6 KAB. TASIKMALAYA 33.715 6.743 7214 107,0 15.752 14.898 30.650 2.363 2.235 4.598 - - - - 1.656 36,0
7 KAB. CIAMIS 18.965 3.793 4728 124,7 8.900 8.341 17.241 1.335 1.251 2.586 - - - - 3.007 116,3
8 KAB. KUNINGAN 22.157 4.431 5972 134,8 10.475 9.668 20.143 1.571 1.450 3.021 - - - - 2.291 75,8
9 KAB. CIREBON 45.383 9.077 12702 139,9 21.088 20.169 41.257 3.163 3.025 6.189 - - - - 6.045 97,7
10 KAB. MAJALENGKA 23.810 4.762 5117 107,5 11.075 10.570 21.645 1.661 1.586 3.247 - - - - 2.507 77,2
11 KAB. SUMEDANG 22.221 4.444 4248 95,6 10.423 9.778 20.201 1.563 1.467 3.030 - - - - 1.787 59,0
12 KAB. INDRAMAYU 34.101 6.820 6677 97,9 15.977 15.024 31.001 2.397 2.254 4.650 - - - - 3.130 67,3
13 KAB. SUBANG 29.168 5.834 8202 140,6 13.692 12.824 26.516 2.054 1.924 3.977 - - - - 4.251 106,9
14 KAB. PURWAKARTA 20.367 4.073 4664 114,5 9.403 9.112 18.515 1.410 1.367 2.777 - - - - 1.965 70,8
15 KAB. KARAWANG 49.010 9.802 9589 97,8 23.114 21.441 44.555 3.467 3.216 6.683 - - - - 4.373 65,4
16 KAB. BEKASI 70.431 14.086 11911 84,6 32.979 31.049 64.028 4.947 4.657 9.604 - - - - 8.294 86,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 34.287 6.857 7246 105,7 16.002 15.168 31.170 2.400 2.275 4.676 - - - - 2.295 49,1
18 KAB. PANGANDARAN 9.770 1.954 1250 64,0 4.585 4.297 8.882 688 645 1.332 - - - - 651 48,9
19 KOTA BOGOR 21.726 4.345 3029 69,7 10.186 9.565 19.751 1.528 1.435 2.963 - - - - 1.809 61,1
20 KOTA SUKABUMI 6.893 1.379 1528 110,8 3.204 3.062 6.266 481 459 940 - - - - 937 99,7
21 KOTA BANDUNG 51.792 10.358 8351 80,6 23.744 23.340 47.084 3.562 3.501 7.063 - - - - 6.739 95,4
22 KOTA CIREBON 6.637 1.327 1471 110,8 3.118 2.916 6.034 468 437 905 - - - - 880 97,2
23 KOTA BEKASI 53.780 10.756 10703 99,5 24.755 24.136 48.891 3.713 3.620 7.334 - - - - 1.510 20,6
24 KOTA DEPOK 42.437 8.487 7236 85,3 19.909 18.670 38.579 2.986 2.801 5.787 - - - - 682 11,8
25 KOTA CIMAHI 12.422 2.484 1990 80,1 5.770 5.523 11.293 866 828 1.694 - - - - 705 41,6
26 KOTA TASIKMALAYA 14.090 2.818 2767 98,2 6.579 6.230 12.809 987 935 1.921 - - - - 1.951 101,5
27 KOTA BANJAR 3.815 763 771 101,0 1.790 1.678 3.468 269 252 520 - - - - 223 42,9

JAWA BARAT 980.688 196.138 186534 95,1 457.788 433.746 891.534 68.668 65.062 133.730 - 0,0 - 0,0 81.781 61,2

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI,KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA % MKJP +
OBAT NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA MKJP
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KAB. BOGOR 43.488 6,0 6.006 0,8 13.863 1,9 35.682 4,9 99.039 13,6 6.534 0,9 390.935 53,6 233.176 32,0 0 0,0 0 0,0 630.645 86,4 729.684 100,0
2 KAB. SUKABUMI 16.785 5,1 2.629 0,8 4.704 1,4 25.032 7,6 49.150 14,9 2.630 0,8 163.228 49,4 115.449 34,9 0 0,0 0 0,0 281.307 85,1 330.457 100,0
3 KAB. CIANJUR 47.540 12,1 4.700 1,2 3.711 0,9 34.289 8,7 90.240 22,9 5.627 1,4 195.945 49,7 102.123 25,9 0 0,0 0 0,0 303.695 77,1 393.935 100,0
4 KAB. BANDUNG 92.568 16,8 5.537 1,0 14.750 2,7 23.222 4,2 136.077 24,7 6.180 1,1 303.749 55,2 104.762 19,0 0 0,0 0 0,0 414.691 75,3 550.768 100,0
5 KAB. GARUT 41.459 11,8 2.556 0,7 6.279 1,8 22.153 6,3 72.447 20,5 3.824 1,1 217.850 61,8 58.453 16,6 0 0,0 0 0,0 280.127 79,5 352.574 100,0
6 KAB. TASIKMALAYA 25.545 10,6 1.319 0,5 4.170 1,7 16.545 6,9 47.579 19,7 2.055 0,9 150.259 62,3 41.299 17,1 0 0,0 0 0,0 193.613 80,3 241.192 100,0
7 KAB. CIAMIS 22.284 12,1 630 0,3 7.744 4,2 11.406 6,2 42.064 22,8 2.302 1,2 99.258 53,8 40.806 22,1 0 0,0 0 0,0 142.366 77,2 184.430 100,0
8 KAB. KUNINGAN 24.152 15,3 252 0,2 7.202 4,6 10.992 7,0 42.598 27,0 1.004 0,6 105.938 67,2 8.059 5,1 0 0,0 0 0,0 115.001 73,0 157.599 100,0
9 KAB. CIREBON 24.939 7,5 1.883 0,6 13.870 4,2 24.411 7,4 65.103 19,6 7.645 2,3 195.335 58,9 63.339 19,1 0 0,0 0 0,0 266.319 80,4 331.422 100,0
10 KAB. MAJALENGKA 11.929 5,8 2.931 1,4 10.478 5,1 11.028 5,4 36.366 17,7 2.476 1,2 131.001 63,8 35.400 17,2 0 0,0 0 0,0 168.877 82,3 205.243 100,0
11 KAB. SUMEDANG 11.567 6,9 495 0,3 6.721 4,0 7.927 4,7 26.710 15,8 1.128 0,7 114.172 67,7 26.715 15,8 0 0,0 0 0,0 142.015 84,2 168.725 100,0
12 KAB. INDRAMAYU 19.788 5,5 4.883 1,4 8.408 2,3 21.704 6,0 54.783 15,3 4.799 1,3 192.115 53,5 107.191 29,9 0 0,0 0 0,0 304.105 84,7 358.888 100,0
13 KAB. SUBANG 66.448 22,7 3.991 1,4 13.667 4,7 13.334 4,5 97.440 33,2 4.918 1,7 130.080 44,4 60.647 20,7 0 0,0 0 0,0 195.645 66,8 293.085 100,0
14 KAB. PURWAKARTA 17.839 10,9 1.793 1,1 3.867 2,4 9.824 6,0 33.323 20,4 2.289 1,4 85.049 52,1 42.542 26,1 0 0,0 0 0,0 129.880 79,6 163.203 100,0
15 KAB. KARAWANG 23.033 6,0 3.626 0,9 10.993 2,9 15.921 4,1 53.573 14,0 7.066 1,8 202.452 52,7 120.805 31,5 0 0,0 0 0,0 330.323 86,0 383.896 100,0
16 KAB. BEKASI 43.708 7,9 4.786 0,9 9.892 1,8 27.769 5,0 86.155 15,5 10.736 1,9 275.701 49,7 181.699 32,8 0 0,0 0 0,0 468.136 84,5 554.291 100,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 31.575 11,8 3.359 1,3 5.989 2,2 17.717 6,6 58.640 21,9 3.241 1,2 148.722 55,5 57.423 21,4 0 0,0 0 0,0 209.386 78,1 268.026 100,0
18 KAB. PANGANDARAN 9.371 15,9 243 0,4 1.760 3,0 3.509 6,0 14.883 25,3 743 1,3 28.311 48,0 14.996 25,4 0 0,0 0 0,0 44.050 74,7 58.933 100,0
19 KOTA BOGOR 23.715 20,3 510 0,4 3.820 3,3 6.946 5,9 34.991 30,0 2.983 2,6 58.386 50,0 20.414 17,5 0 0,0 0 0,0 81.783 70,0 116.774 100,0
20 KOTA SUKABUMI 4.944 11,9 152 0,4 915 2,2 2.956 7,1 8.967 21,6 1.133 2,7 20.337 49,1 11.018 26,6 0 0,0 0 0,0 32.488 78,4 41.455 100,0
21 KOTA BANDUNG 97.720 34,3 1.253 0,4 11.254 3,9 4.767 1,7 114.994 40,4 5.091 1,8 121.778 42,7 43.070 15,1 0 0,0 0 0,0 169.939 59,6 284.933 100,0
22 KOTA CIREBON 4.718 14,2 118 0,4 2.664 8,0 1.928 5,8 9.428 28,4 974 2,9 19.243 58,0 3.552 10,7 0 0,0 0 0,0 23.769 71,6 33.197 100,0
23 KOTA BEKASI 76.111 20,5 2.788 0,8 10.608 2,9 20.240 5,5 109.747 29,6 13.502 3,6 150.794 40,6 97.247 26,2 0 0,0 0 0,0 261.543 70,4 371.290 100,0
24 KOTA DEPOK 40.457 17,0 1.623 0,7 6.821 2,9 10.594 4,4 59.495 24,9 6.124 2,6 109.254 45,8 63.676 26,7 0 0,0 0 0,0 179.054 75,1 238.549 100,0
25 KOTA CIMAHI 18.643 25,9 326 0,5 3.247 4,5 570 0,8 22.786 31,6 1.347 1,9 36.094 50,1 11.789 16,4 0 0,0 0 0,0 49.230 68,4 72.016 100,0
26 KOTA TASIKMALAYA 11.577 13,5 90 0,1 1.245 1,4 3.206 3,7 16.118 18,7 1.194 1,4 49.184 57,2 19.558 22,7 0 0,0 0 0,0 69.936 81,3 86.054 100,0
27 KOTA BANJAR 2.398 8,7 760 2,8 1.218 4,4 2.857 10,4 7.233 26,2 637 2,3 13.445 48,8 6.243 22,7 0 0,0 0 0,0 20.325 73,8 27.558 100,0

JAWA BARAT 854.301 12,2 59.239 0,8 189.860 2,7 386.529 5,5 1.489.929 21,3 108.182 1,5 3.708.615 53,0 1.691.451 24,2 0 0,0 0 0,0 5.508.248 78,7 6.998.177 100,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN/KOTA MKJP + NON % MKJP + NON
OBAT
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KAB. BOGOR 3.982 2,6 77 0,1 1.119 0,7 8.894 5,8 14.072 9,2 1.357 0,9 84.569 55,2 53.129 34,7 0 0,0 0 0,0 139.055 90,8 153.127 100,0
2 KAB. SUKABUMI 3.577 6,4 153 0,3 621 1,1 8.978 16,1 13.329 23,9 1.089 2,0 26.687 47,8 14.687 26,3 0 0,0 0 0,0 42.463 76,1 55.792 100,0
3 KAB. CIANJUR 7.972 8,7 2 0,0 393 0,4 7.807 8,5 16.174 17,6 2.418 2,6 50.076 54,5 23.220 25,3 0 0,0 0 0,0 75.714 82,4 91.888 100,0
4 KAB. BANDUNG 11.083 15,6 666 0,9 1.293 1,8 6.688 9,4 19.730 27,8 1.418 2,0 42.928 60,5 6.837 9,6 0 0,0 0 0,0 51.183 72,2 70.913 100,0
5 KAB. GARUT 11.329 15,5 263 0,4 738 1,0 11.356 15,5 23.686 32,4 907 1,2 36.140 49,4 12.419 17,0 0 0,0 0 0,0 49.466 67,6 73.152 100,0
6 KAB. TASIKMALAYA 4.991 6,7 9 0,0 259 0,3 6.567 8,8 11.826 15,9 848 1,1 41.446 55,7 20.328 27,3 0 0,0 0 0,0 62.622 84,1 74.448 100,0
7 KAB. CIAMIS 4.643 15,2 35 0,1 496 1,6 4.372 14,3 9.546 31,2 869 2,8 13.710 44,8 6.497 21,2 0 0,0 0 0,0 21.076 68,8 30.622 100,0
8 KAB. KUNINGAN 3.903 13,1 25 0,1 997 3,3 5.283 17,7 10.208 34,3 603 2,0 16.347 54,9 2.621 8,8 0 0,0 0 0,0 19.571 65,7 29.779 100,0
9 KAB. CIREBON 4.621 6,0 114 0,1 1.372 1,8 6.844 8,9 12.951 16,8 3.874 5,0 37.561 48,6 22.915 29,6 0 0,0 0 0,0 64.350 83,2 77.301 100,0
10 KAB. MAJALENGKA 2.468 5,9 95 0,2 827 2,0 2.999 7,2 6.389 15,3 1.465 3,5 24.330 58,3 9.523 22,8 0 0,0 0 0,0 35.318 84,7 41.707 100,0
11 KAB. SUMEDANG 2.372 12,1 15 0,1 473 2,4 1.630 8,3 4.490 22,8 122 0,6 12.955 65,9 2.093 10,6 0 0,0 0 0,0 15.170 77,2 19.660 100,0
12 KAB. INDRAMAYU 1.916 2,3 31 0,0 746 0,9 4.020 4,8 6.713 7,9 1.955 2,3 44.000 52,1 31.865 37,7 0 0,0 0 0,0 77.820 92,1 84.533 100,0
13 KAB. SUBANG 7.051 12,9 29 0,1 222 0,4 3.468 6,3 10.770 19,6 2.063 3,8 27.958 51,0 14.076 25,7 0 0,0 0 0,0 44.097 80,4 54.867 100,0
14 KAB. PURWAKARTA 2.535 7,3 11 0,0 404 1,2 2.462 7,1 5.412 15,6 756 2,2 18.929 54,7 9.520 27,5 0 0,0 0 0,0 29.205 84,4 34.617 100,0
15 KAB. KARAWANG 4.616 4,7 69 0,1 1.226 1,2 5.046 5,1 10.957 11,2 4.970 5,1 51.549 52,5 30.764 31,3 0 0,0 0 0,0 87.283 88,8 98.240 100,0
16 KAB. BEKASI 4.449 3,6 23 0,0 588 0,5 7.535 6,2 12.595 10,3 4.912 4,0 60.695 49,8 43.719 35,9 0 0,0 0 0,0 109.326 89,7 121.921 100,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 5.529 11,1 435 0,9 360 0,7 6.143 12,3 12.467 25,0 1.607 3,2 23.978 48,2 11.745 23,6 0 0,0 0 0,0 37.330 75,0 49.797 100,0
18 KAB. PANGANDARAN 1.004 6,9 3 0,0 96 0,7 1.515 10,4 2.618 18,0 798 5,5 7.398 51,0 3.706 25,5 0 0,0 0 0,0 11.902 82,0 14.520 100,0
19 KOTA BOGOR 2.142 11,8 17 0,1 379 2,1 725 4,0 3.263 18,0 383 2,1 11.662 64,2 2.849 15,7 0 0,0 0 0,0 14.894 82,0 18.157 100,0
20 KOTA SUKABUMI 1.307 13,6 77 0,8 720 7,5 375 3,9 2.479 25,8 118 1,2 6.052 63,1 948 9,9 0 0,0 0 0,0 7.118 74,2 9.597 100,0
21 KOTA BANDUNG 14.158 25,3 19 0,0 1.620 2,9 1.160 2,1 16.957 30,3 1.346 2,4 30.910 55,3 6.724 12,0 0 0,0 0 0,0 38.980 69,7 55.937 100,0
22 KOTA CIREBON 893 13,1 17 0,3 708 10,4 385 5,7 2.003 29,5 55 0,8 4.387 64,6 347 5,1 0 0,0 0 0,0 4.789 70,5 6.792 100,0
23 KOTA BEKASI 5.504 9,6 1 0,0 855 1,5 2.215 3,8 8.575 14,9 1.797 3,1 34.217 59,4 13.002 22,6 0 0,0 0 0,0 49.016 85,1 57.591 100,0
24 KOTA DEPOK 5.131 10,3 6 0,0 516 1,0 2.455 4,9 8.108 16,3 1.819 3,7 29.260 58,9 10.491 21,1 0 0,0 0 0,0 41.570 83,7 49.678 100,0
25 KOTA CIMAHI 1.844 19,4 5 0,1 384 4,0 66 0,7 2.299 24,2 27 0,3 6.598 69,4 577 6,1 0 0,0 0 0,0 7.202 75,8 9.501 100,0
26 KOTA TASIKMALAYA 4.089 18,3 2 0,0 243 1,1 526 2,4 4.860 21,7 685 3,1 12.670 56,6 4.151 18,6 0 0,0 0 0,0 17.506 78,3 22.366 100,0
27 KOTA BANJAR 1.316 21,7 176 2,9 228 3,8 1.401 23,1 3.121 51,5 201 3,3 2.112 34,9 623 10,3 0 0,0 0 0,0 2.936 48,5 6.057 100,0

JAWA BARAT 124.425 8,8 2.375 0,2 17.883 1,3 110.915 7,9 255.598 18,1 38.462 2,7 759.124 53,7 359.376 25,4 0 0,0 0 0,0 1.156.962 81,9 1.412.560 100,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 997.161 153.127 15,4 729.684 73,2
2 KAB. SUKABUMI 470.095 55.792 11,9 330.457 70,3
3 KAB. CIANJUR 587.532 91.888 15,6 393.935 67,0
4 KAB. BANDUNG 674.789 70.913 10,5 550.768 81,6
5 KAB. GARUT 493.596 73.152 14,8 352.574 71,4
6 KAB. TASIKMALAYA 397.597 74.448 18,7 241.192 60,7
7 KAB. CIAMIS 236.933 30.622 12,9 184.430 77,8
8 KAB. KUNINGAN 215.546 29.779 13,8 157.599 73,1
9 KAB. CIREBON 455.218 77.301 17,0 331.422 72,8
10 KAB. MAJALENGKA 273.261 41.707 15,3 205.243 75,1
11 KAB. SUMEDANG 212.096 19.660 9,3 168.725 79,6
12 KAB. INDRAMAYU 499.602 84.533 16,9 358.888 71,8
13 KAB. SUBANG 430.299 54.867 12,8 293.085 68,1
14 KAB. PURWAKARTA 222.162 34.617 15,6 163.203 73,5
15 KAB. KARAWANG 536.642 98.240 18,3 383.896 71,5
16 KAB. BEKASI 779.432 121.921 15,6 554.291 71,1
17 KAB. BANDUNG BARAT 329.457 49.797 15,1 268.026 81,4
18 KAB. PANGANDARAN 83.668 14.520 17,4 58.933 70,4
19 KOTA BOGOR 153.701 18.157 11,8 116.774 76,0
20 KOTA SUKABUMI 56.587 9.597 17,0 41.455 73,3
21 KOTA BANDUNG 367.375 55.937 15,2 284.933 77,6
22 KOTA CIREBON 40.881 6.792 16,6 33.197 81,2
23 KOTA BEKASI 493.827 57.591 11,7 371.290 75,2
24 KOTA DEPOK 312.153 49.678 15,9 238.549 76,4
25 KOTA CIMAHI 91.647 9.501 10,4 72.016 78,6
26 KOTA TASIKMALAYA 117.241 22.366 19,1 86.054 73,4
27 KOTA BANJAR 34.125 6.057 17,7 27.558 80,8

JAWA BARAT 9.562.623 1.412.560 14,8 6.998.177 73,2

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 59.586 60.786 120.372 59.586 100,0 60.786 100,0 120.372 100,0 855 1,4349 882 1,5 1.737 1,4
2 KAB. SUKABUMI - - 51.710 - - 51.710 100,0 - - - - 1.962 3,8
3 KAB. CIANJUR - - 46.658 - - 44.583 95,6 - - - - 1.185 2,7
4 KAB. BANDUNG - - 64.849 - - 64.849 100,0 - - - - 838 1,3
5 KAB. GARUT - - 58.137 - - 58.137 100,0 - - - - 998 1,7
6 KAB. TASIKMALAYA 16.900 16.035 32.935 16.900 100,0 16.035 100,0 32.935 100,0 506 3,0 418 2,6 924 2,8
7 KAB. CIAMIS - - 21.324 - - - - 21.324 100,0 - - - - 1.171 5,5
8 KAB. KUNINGAN 10.740 10.277 21.017 - - - - 21.017 100,0 - - - - 1.101 5,2
9 KAB. CIREBON - - 47.732 - - - - 47.732 100,0 - - - - 1.420 3,0
10 KAB. MAJALENGKA - - 21.390 - - - - 21.390 100,0 - - - - 889 4,2
11 KAB. SUMEDANG 10.668 10.207 20.875 10.668 100,0 10.207 100,0 20.875 100,0 445 4,2 464 4,5 909 4,4
12 KAB. INDRAMAYU - - 34.674 - - - - 34.674 100,0 - - - - 1.086 3,1
13 KAB. SUBANG - - 30.325 - - - - 30.325 100,0 - - - - 288 0,9
14 KAB. PURWAKARTA 12.680 10.374 23.054 12.680 100,0 10.374 100,0 23.054 100,0 436 3,4 290 2,8 726 3,1
15 KAB. KARAWANG - - 57.044 - - - - 57.044 100,0 - - - - 1.073 1,9
16 KAB. BEKASI - - 67.610 - - - - 67.610 100,0 - - - - 235 0,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 14.905 13.995 28.900 14.905 100,0 13.995 100,0 28.900 100,0 299 2,0 233 1,7 532 1,8
18 KAB. PANGANDARAN - - 6.698 3.355 - 3.343 - 6.698 100,0 133 4,0 129 3,9 262 3,9
19 KOTA BOGOR 9.743 9.986 19.729 9.835 100,9 9.740 97,5 19.575 99,2 87 0,9 60 0,6 147 0,8
20 KOTA SUKABUMI - - 6.895 - - - - 6.895 100,0 - - - - 292 4,2
21 KOTA BANDUNG - - 42.181 - - - - 42.038 99,7 - - - - 939 2,2
22 KOTA CIREBON 2.874 2.581 5.455 2.874 100,0 2.581 100,0 5.455 100,0 112 3,9 83 3,2 195 3,6
23 KOTA BEKASI - - 47.711 - - - - 47.711 100,0 - - - - 260 0,5
24 KOTA DEPOK 22.789 23.890 46.679 22.789 100,0 23.890 100,0 46.679 100,0 228 1,0 213 0,9 441 0,9
25 KOTA CIMAHI - - 10.539 - - - - 10.539 100,0 - - - - 320 3,0
26 KOTA TASIKMALAYA 6.932 6.495 13.427 6.849 98,8 6.428 99,0 13.277 98,9 223 3,3 187 2,9 410 3,1
27 KOTA BANJAR - - 3.399 - - - - 3.399 100,0 67 - 58 - 125 3,7

JAWA BARAT 167.817 164.626 951.319 160.441 95,6 157.379 95,6 948.797 99,7 3.391 2,1 3.017 1,9 20.465 2,2

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 - - - - 110.770 102,6 - - - - 105.499 97,7
2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 - - - - 49.314 104,8 - - - - 47.975 102,0
3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 45.037 - - - - 47.501 105,5 - - - - 44.264 98,3
4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 - - - - 61.543 88,4 - - - - 61.266 88,0
5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 - - - - 58.020 111,9 - - - - 57.099 110,1
6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 - - - - 32.856 107,2 - - - - 32.337 105,5
7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 - - - - 21.274 123,4 - - - - 21.041 122,0
8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 10.701 102,2 10.228 105,8 20.929 103,9 10.669 101,9 10.123 104,7 20.792 103,2
9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 - - - - 47.678 115,6 - - - - 47.297 114,6
10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 - - - - 21.332 98,6 - - - - 20.918 96,6
11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 10.554 101,3 10.118 103,5 20.672 102,3 10.462 100,4 19.055 194,9 20.517 101,6
12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 - - - - 34.624 111,7 - - - - 34.313 110,7
13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 - - - - 30.325 114,4 - - - - 29.503 111,3
14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 12.972 138,0 10.613 116,5 23.585 127,4 12.687 134,9 10.381 113,9 23.068 124,6
15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 - - - - 56.772 127,4 - - - - 56.612 127,1
16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 - - - - 66.945 104,6 - - - - 66.626 104,1
17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 14.079 88,0 13.194 87,0 27.707 88,9 - - - - 24.397 78,3
18 KAB. PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 3.355 73,2 3.343 77,8 6.698 75,4 3.333 72,7 3.319 77,2 6.652 74,9
19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 9.745 95,7 9.986 104,4 19.729 99,9 9.721 95,4 9.847 102,9 19.698 99,7
20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 - - - - 6.836 109,1 - - - - 6.422 102,5
21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 - - - - 41.226 87,6 - - - - 38.537 81,8
22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 2.856 91,6 2.568 88,1 5.424 89,9 2.698 86,5 2.469 84,7 5.167 85,6
23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 - - - - 46.958 96,0 - - - - 43.619 89,2
24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 22.846 114,8 23.825 127,6 46.671 121,0 21.446 107,7 22.149 118,6 43.595 113,0
25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 - - - - 10.490 92,9 - - - - 10.026 88,8
26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 - - - - 13.406 104,7 - - - - 13.208 103,1
27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 - - - - 3.394 97,9 - - - - 3.357 96,8

JAWA BARAT 457.788 433.746 891.534 87.108 19,0 83.875 19,3 932.679 104,6 71.016 15,5 77.343 17,8 903.805 101,4

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 25.430 45,8 26.992 51,4 52.422 48,5
2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 0,0 0,0 24.702 52,5
3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 45.037 15.299 65,9 14.506 66,5 29.805 66,2
4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 0,0 0,0 11.762 16,9
5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 0,0 0,0 38.187 73,6
6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 0,0 0,0 17.624 57,5
7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 0,0 0,0 14.673 85,1
8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 0,0 0,0 14.082 69,9
9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 0,0 0,0 22.801 55,3
10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 6.169 55,7 6.076 57,5 12.245 56,6
11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 4.852 46,6 4.705 48,1 9.557 47,3
12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 0,0 0,0 4.346 14,0
13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 0,0 0,0 10.573 39,9
14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 3.841 40,8 4.033 44,3 7.874 42,5
15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 0,0 0,0 18.172 40,8
16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 0,0 0,0 12.300 19,2
17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 4.648 29,0 4.273 28,2 8.921 28,6
18 KAB. PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 0,0 0,0 3.496 39,4
19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 5.687 55,8 5.885 61,5 11.572 58,6
20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 2.093 65,3 2.061 67,3 4.154 66,3
21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 0,0 0,0 11.536 24,5
22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 0,0 0,0 2.302 38,2
23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 0,0 0,0 7.216 14,8
24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 5.066 25,4 4.883 26,2 9.949 25,8
25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 0,0 0,0 3.695 32,7
26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 0,0 0,0 8.040 62,8
27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 0,0 0,0 2.872 82,8

JAWA BARAT 457.788 433.746 891.534 73.085 16,0 73.414 16,9 374.878 42,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN,KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 - - - - 111.442 103,2
2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 - - - - 47.061 100,0
3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 45.037 - - - - 44.861 99,6
4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 - - - - 63.417 91,1
5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 29.422 110,5 27.668 109,6 57.090 110,1
6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 - - - - 31.731 103,5
7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 - - - - 20.115 116,7
8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 10.783 102,9 10.456 108,2 21.239 105,4
9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 - - - - 47.489 115,1
10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 - - - - 22.136 102,3
11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 10.752 103,2 10.269 105,0 21.021 104,1
12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 - - - - 36.137 116,6
13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 - - - - 29.278 110,4
14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 11.144 118,5 11.117 122,0 20.261 109,4
15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 - - - - 56.907 127,7
16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 - - - - 54.912 85,8
17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 - - - - 26.802 86,0
18 KAB. PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 3.580 78,1 3.670 85,4 7.250 81,6
19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 - - - - 18.861 95,5
20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 - - - - 6.316 100,8
21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 - - - - 42.679 90,6
22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 2.627 84,3 2.439 83,6 5.066 84,0
23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 - - - - 40.375 82,6
24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 21.353 107,3 24.208 129,7 45.561 118,1
25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 - - - - 10.390 92,0
26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 - - - - 12.973 101,3
27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 - - - - 3.071 88,6

JAWA BARAT 457.788 433.746 891.534 89.661 19,6 89.827 21 904.441 101,4
Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
DESA/KELURAHAN
1 2 4 5 6
1 KAB. BOGOR 434 413 95,2
2 KAB. SUKABUMI 386 332 86,0
3 KAB. CIANJUR 360 333 92,5
4 KAB. BANDUNG 280 252 90,0
5 KAB. GARUT 442 386 87,3
6 KAB. TASIKMALAYA 351 341 97,2
7 KAB. CIAMIS 265 201 75,8
8 KAB. KUNINGAN 376 91 24,2
9 KAB. CIREBON 424 408 96,2
10 KAB. MAJALENGKA 343 323 94,2
11 KAB. SUMEDANG 283 262 92,6
12 KAB. INDRAMAYU 317 224 70,7
13 KAB. SUBANG 253 243 96,0
14 KAB. PURWAKARTA 192 183 95,3
15 KAB. KARAWANG 309 304 98,4
16 KAB. BEKASI 190 187 98,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 165 165 100,0
18 KAB PANGANDARAN 92 77 83,7
19 KOTA BOGOR 68 68 100,0
20 KOTA SUKABUMI 33 32 97,0
21 KOTA BANDUNG 151 151 100,0
22 KOTA CIREBON 22 20 90,9
23 KOTA BEKASI 56 56 100,0
24 KOTA DEPOK 63 63 100,0
25 KOTA CIMAHI 15 15 100,0
26 KOTA TASIKMALAYA 69 63 91,3
27 KOTA BANJAR 25 25 100,0

JAWA BARAT 5.964 5.218 87,5

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
DO RATE (%)
JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 57.784 104,1 57.067 108,8 114.851 106,4 55.281 99,6 54.944 104,7 110.225 102,1 55.989 94,2 55.089 105,0 111.078 102,9 3,11 3,47 3,29
2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 21.136 87,7 19.881 86,7 41.017 87,2 20.861 86,5 20.229 88,2 41.090 87,3 19.930 82,7 19.004 82,8 38.934 82,7 5,71 4,41 5,08
3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 45.037 24.303 104,7 23.335 106,9 47.638 105,8 23.636 101,8 23.087 105,8 46.723 103,7 23.300 100,4 22.409 102,7 45.709 101,5 4,13 3,97 4,05
4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 32.878 91,8 29.686 87,8 62.564 89,9 31.158 87,0 28.828 85,3 59.986 86,2 31.577 88,2 29.493 87,2 61.070 87,7 3,96 0,65 2,39
5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 29.956 112,5 28.798 114,1 58.754 113,3 29.706 111,5 28.844 114,3 58.550 112,9 29.422 86,0 28.265 112,0 57.687 111,2 1,78 1,85 1,82
6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 18.085 114,8 16.966 113,9 35.051 114,4 17.689 112,3 16.609 111,5 34.298 111,9 17.444 110,7 16.484 110,6 33.928 110,7 3,54 2,84 3,20
7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 9.943 111,7 9.699 116,3 19.642 113,9 10.245 115,1 10.111 121,2 20.356 118,1 10.216 114,8 10.007 120,0 20.223 117,3 -2,75 -3,18 -2,96
8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 10.740 102,5 10.148 105,0 20.888 103,7 10.791 103,0 10.248 106,0 21.039 104,4 10.603 101,2 10.051 104,0 20.654 102,5 1,28 0,96 1,12
9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 25.099 119,0 23.318 115,6 48.417 117,4 24.614 116,7 23.366 115,9 47.980 116,3 24.293 98,7 23.140 114,7 47.433 115,0 3,21 0,76 2,03
10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 11.351 102,5 9.481 89,7 20.832 96,2 11.214 101,3 9.368 88,6 20.582 95,1 11.073 111,2 9.157 86,6 20.230 93,5 2,45 3,42 2,89
11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 10.400 99,8 10.475 107,1 20.875 103,3 10.400 99,8 10.475 107,1 20.875 103,3 10.201 97,9 10.027 102,5 20.228 100,1 1,91 4,28 3,10
12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 19.307 120,8 9.481 63,1 34.623 111,7 18.757 117,4 15.266 101,6 34.023 109,7 18.241 119,9 15.087 100,4 33.328 107,5 5,52 1,50 3,74
13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 15.591 113,9 15.774 123,0 31.365 118,3 15.064 110,0 15.468 120,6 30.532 115,1 14.982 109,4 15.120 117,9 30.102 113,5 3,91 4,15 4,03
14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 11.957 127,2 11.508 126,3 23.465 126,7 11.238 119,5 10.929 119,9 22.167 119,7 11.032 117,3 10.790 118,4 21.822 117,9 7,74 6,24 7,00
15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 28.698 124,2 28.641 133,6 57.339 128,7 27.972 121,0 27.982 130,5 55.954 125,6 27.943 120,9 27.689 129,1 55.632 124,9 2,63 3,32 2,98
16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 37.567 113,9 35.866 115,5 73.433 114,7 32.075 97,3 30.350 97,7 62.425 97,5 32.772 99,4 31.855 102,6 64.627 100,9 12,76 11,18 11,99
17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 14.369 89,8 13.701 90,3 28.070 90,1 15.729 98,3 14.482 95,5 30.211 96,9 15.121 94,5 14.629 96,4 29.750 95,4 -5,23 -6,77 -5,99
18 KAB PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 3.200 69,8 3.187 74,2 6.387 71,9 3.135 68,4 3.119 72,6 6.254 70,4 3.158 68,9 3.109 72,4 6.267 70,6 1,31 2,45 1,88
19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 9.537 93,6 9.813 102,6 19.350 98,0 9.209 90,4 9.809 102,6 19.018 96,3 9.073 89,1 9.396 98,2 18.469 93,5 4,87 4,25 4,55
20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 3.565 111,3 3.137 102,4 6.702 107,0 3.297 102,9 3.235 105,6 6.532 104,2 3.204 100,0 3.132 102,3 6.336 101,1 10,13 0,16 5,46
21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 23.197 97,7 22.589 96,8 45.786 97,2 22.752 95,8 22.301 95,5 45.053 95,7 23.130 97,4 22.690 97,2 45.820 97,3 0,29 -0,45 -0,07
22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 2.391 76,7 2.760 94,7 5.151 85,4 2.211 70,9 2.589 88,8 4.800 79,5 2.182 70,0 2.481 85,1 4.663 77,3 8,74 10,11 9,47
23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 25.447 102,8 25.352 105,0 50.799 103,9 23.329 94,2 24.362 100,9 47.691 97,5 24.120 97,4 23.892 99,0 48.012 98,2 5,21 5,76 5,49
24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 22.846 114,8 23.500 125,9 46.346 120,1 21.991 110,5 22.979 123,1 44.970 116,6 22.468 112,9 23.035 123,4 45.503 117,9 1,65 1,98 1,82
25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 5.670 98,3 5.473 99,1 11.143 98,7 5.541 96,0 5.498 99,5 11.039 97,8 5.257 91,1 5.301 96,0 10.558 93,5 7,28 3,14 5,25
26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 6.365 96,7 6.309 101,3 12.674 98,9 6.171 93,8 6.146 98,7 12.317 96,2 6.351 96,5 6.099 97,9 12.450 97,2 0,22 3,33 1,77
27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 1.789 99,9 1.777 105,9 3.566 102,8 1.781 99,5 1.755 104,6 3.536 102,0 1.816 101,5 1.735 103,4 3.551 102,4 -1,51 2,36 0,42

JAWA BARAT 457.788 433.746 891.534 483.171 105,5 457.722 105,5 946.728 106,2 465.847 101,8 452.379 104,3 918.226 103,0 464.898 101,6 449.166 103,6 914.064 102,5 3,78 1,87 3,45

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 58.016 98 57.539 102 115.555 100 55.394 93,2 55.293 97,6 110.687 95,4 39.308 66,2 38.381 67,8 77.689 71,9
2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 21.345 89 20.245 88 41.590 88 20.753 86,1 20.216 88,1 40.969 87,1 12.283 50,9 13.588 59,2 25.871 55,0
3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 41.589 23.636 112 23.089 112 46.725 112 23.442 111,4 22.713 110,5 46.155 111,0 23.300 110,7 22.409 109,1 45.709 109,9
4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 32.213 90 29.365 87 61.578 88 31.031 86,7 28.722 84,9 59.753 85,8 3.036 8,5 2.915 8,6 5.951 8,5
5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 30.013 88 28.957 106 58.970 96 29.660 86,7 28.898 106,0 58.558 95,3 17.854 52,2 17.115 62,8 34.969 67,4
6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 18.056 115 16.645 112 34.701 113 17.539 111,3 16.613 111,5 34.152 111,4 16.332 103,7 15.172 101,8 31.504 102,8
7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 9.918 111 9.793 117 19.711 114 9.961 111,9 9.965 119,5 19.926 115,6 2.779 31,2 2.547 30,5 5.326 30,9
8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 10.630 101 10.314 107 20.944 104 10.584 101,0 10.310 106,6 20.894 103,7 10.637 101,5 10.258 106,1 20.895 103,7
9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 24.884 101 23.500 96 48.384 99 24.806 100,8 23.444 96,0 48.250 98,4 23.581 95,8 22.804 93,4 46.385 112,4
10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 11.769 118 9.840 104 21.609 111 11.204 112,5 9.330 98,2 20.534 105,5 8.889 89,3 7.067 74,4 15.956 73,7
11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 9.884 95 9.830 101 19.714 98 9.938 95,3 9.991 102,2 19.929 98,7 1.214 11,6 1.079 11,0 2.293 11,4
12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 19.126 120 15.477 103 34.603 112 18.831 117,9 15.225 101,3 34.056 109,9 6.208 38,9 6.618 44,0 12.826 41,4
13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 15.549 114 15.642 122 31.191 118 15.012 109,6 15.345 119,7 30.357 114,5 8.555 62,5 8.281 64,6 16.836 63,5
14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 11.509 122 11.201 123 22.710 123 11.326 120,5 10.849 119,1 22.175 119,8 11.276 119,9 10.942 120,1 22.218 120,0
15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 28.291 122 28.148 131 56.439 127 27.727 120,0 27.701 129,2 55.428 124,4 22.234 96,2 22.636 105,6 44.870 100,7
16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 33.428 101 32.646 105 66.074 103 30.857 93,6 30.346 97,7 61.203 95,6 32.772 99,4 31.855 102,6 64.627 100,9
17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 16.034 100 14.853 98 30.887 99 15.630 97,7 14.502 95,6 30.132 96,7 7.849 49,1 7.488 49,4 15.337 49,2
18 KAB PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 3.285 72 3.198 74 6.483 73 3.147 68,6 3.084 71,8 6.231 70,2 2.337 51,0 2.159 50,2 4.496 50,6
19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 9.574 94 9.778 102 19.352 98 9.073 89,1 9.396 98,2 18.469 93,5 9.073 89,1 9.396 98,2 18.469 93,5
20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 3.457 108 3.208 105 6.665 106 3.258 101,7 3.243 105,9 6.501 103,8 2.501 78,1 2.522 82,4 5.023 80,2
21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 23.506 99 23.042 99 46.548 99 23.226 97,8 22.771 97,6 45.997 97,7 21.861 92,1 21.364 91,5 43.225 91,8
22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 2.280 73 2.755 94 5.035 83 2.204 70,7 2.608 89,4 4.812 79,7 2.182 70,0 2.481 85,1 4.663 77,3
23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 25.337 102 25.597 106 50.934 104 24.315 98,2 24.472 101,4 48.787 99,8 16.169 65,3 16.315 67,6 32.484 66,4
24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 23.163 116 23.614 126 46.777 121 21.858 109,8 22.592 121,0 44.450 115,2 22.468 112,9 23.035 123,4 45.503 117,9
25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 5.563 96 5.599 101 11.162 99 5.315 92,1 5.283 95,7 10.598 93,8 2.208 38,3 2.362 42,8 4.570 40,5
26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 6.500 99 6.296 101 12.796 100 6.133 93,2 6.047 97,1 12.180 95,1 5.374 81,7 4.940 79,3 10.314 80,5
27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 1.781 99 1.771 106 3.552 102 1.785 99,7 1.773 105,7 3.558 102,6 1.613 90,1 1.818 108,4 3.431 98,9

JAWA BARAT 457.788 433.746 888.086 478.747 105 461.942 107 940.689 106 464.009 101,4 450.732 103,9 914.741 103,0 333.893 72,9 327.547 75,5 661.440 74,5

Sumber: Bidang PPLP DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
JUMLAH BAYI MENDAPAT VIT A JUMLAH MENDAPAT VIT A JUMLAH MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 KAB. BOGOR 55.507 52.473 107.980 55.272 99,58 53.204 101,39 108.476 100,46 220.176 208.181 428.357 179.021 81,31 174.865 84,00 353.886 82,61 275.683 260.654 536.337 234.293 84,99 228.069 87,50 462.362 86,21

2 KAB. SUKABUMI 24.113 22.938 47.051 0,00 0,00 26.281 55,86 101.702 97.364 199.066 0,00 0,00 164.266 82,52 125.815 120.302 246.117 0,00 0,00 162.324 65,95

3 KAB. CIANJUR 23.213 21.824 45.037 23.673 101,98 22.521 103,19 46.194 102,57 95.823 91.007 186.830 74.984 78,25 72.517 79,68 147.501 78,95 119.036 112.831 231.867 98.657 82,88 95.038 84,23 193.695 83,54

4 KAB. BANDUNG 35.802 33.813 69.615 0,00 0,00 65.671 94,33 145.278 137.521 282.799 0,00 0,00 285.632 101,00 181.080 171.334 352.414 0,00 0,00 331.876 94,17

5 KAB. GARUT 26.633 25.239 51.872 0,00 0,00 56.751 109,41 112.867 107.536 220.403 0,00 0,00 173.123 78,55 139.500 132.775 272.275 0,00 0,00 229.874 84,43

6 KAB. TASIKMALAYA 15.752 14.898 30.650 0,00 0,00 33.625 109,71 68.102 64.821 132.923 0,00 0,00 106.639 80,23 83.854 79.719 163.573 0,00 0,00 33.625 20,56

7 KAB. CIAMIS 8.900 8.341 17.241 0,00 0,00 18.557 107,63 39.092 36.932 76.024 0,00 0,00 66.583 87,58 47.992 45.273 93.265 0,00 0,00 85.140 91,29

8 KAB. KUNINGAN 10.475 9.668 20.143 0,00 0,00 21.351 106,00 41.291 38.758 80.049 0,00 0,00 71.452 89,26 51.766 48.426 100.192 0,00 0,00 92.791 92,61

9 KAB. CIREBON 21.088 20.169 41.257 0,00 0,00 42.962 104,13 81.806 77.606 159.412 0,00 0,00 132.399 83,05 102.894 97.775 200.669 0,00 0,00 175.361 87,39

10 KAB. MAJALENGKA 11.075 10.570 21.645 0,00 0,00 22.132 102,25 45.020 42.536 87.556 0,00 0,00 74.506 85,10 56.095 53.106 109.201 0,00 0,00 96.638 88,50

11 KAB. SUMEDANG 10.423 9.778 20.201 9.882 94,81 9.714 99,35 19.596 97,01 40.920 38.881 79.801 35.597 86,99 34.206 87,98 69.803 87,47 51.343 48.659 100.002 45.479 88,58 43.920 90,26 89.399 89,40

12 KAB. INDRAMAYU 15.977 15.024 31.001 0,00 0,00 17.660 56,97 62.384 59.858 122.242 0,00 0,00 107.124 87,63 78.361 74.882 153.243 0,00 0,00 125.306 81,77

13 KAB. SUBANG 13.692 12.824 26.516 0,00 0,00 29.718 112,08 54.789 52.162 106.951 0,00 0,00 84.937 79,42 68.481 64.986 133.467 0,00 0,00 114.655 85,91

14 KAB. PURWAKARTA 9.403 9.112 18.515 0,00 0,00 22.095 119,34 37.459 35.593 73.052 0,00 0,00 63.717 87,22 46.862 44.705 91.567 0,00 0,00 85.812 93,71

15 KAB. KARAWANG 23.114 21.441 44.555 0,00 0,00 33.924 76,14 88.550 83.494 172.044 0,00 0,00 144.996 84,28 111.664 104.935 216.599 0,00 0,00 178.725 82,51

16 KAB. BEKASI 32.979 31.049 64.028 0,00 0,00 58.134 90,79 123.336 115.929 239.265 0,00 0,00 182.536 76,29 156.315 146.978 303.293 0,00 0,00 240.670 79,35

17 KAB. BANDUNG BARAT 16.002 15.168 31.170 0,00 0,00 34.996 112,27 66.953 63.714 130.667 0,00 0,00 108.219 82,82 82.955 78.882 161.837 0,00 0,00 143.215 88,49

18 KAB. PANGANDARAN 4.585 4.297 8.882 0,00 0,00 5.991 67,45 16.753 15.828 32.581 0,00 0,00 21.587 66,26 21.338 20.125 41.463 0,00 0,00 27.578 66,51

19 KOTA BOGOR 10.186 9.565 19.751 0,00 0,00 17.759 89,91 39.279 36.188 75.467 0,00 0,00 66.432 88,03 49.465 45.753 95.218 0,00 0,00 84.191 88,42

20 KOTA SUKABUMI 3.204 3.062 6.266 1.312 40,95 1.238 40,43 2.550 40,70 12.558 11.846 24.404 8.361 66,58 8.158 68,87 16.519 67,69 15.762 14.908 30.670 9.673 61,37 9.396 63,03 19.069 62,17

21 KOTA BANDUNG 23.744 23.340 47.084 0,00 0,00 33.026 70,14 90.397 85.007 175.404 0,00 0,00 114.033 65,01 114.141 108.347 222.488 0,00 0,00 147.059 66,10

22 KOTA CIREBON 3.118 2.916 6.034 2.606 83,58 2.445 83,85 5.051 83,71 11.820 10.886 22.706 8.633 73,04 8.569 78,72 17.202 75,76 14.938 13.802 28.740 11.239 75,24 11.014 79,80 22.253 77,43

23 KOTA BEKASI 24.755 24.136 48.891 0,00 0,00 36.145 73,93 95.044 88.887 183.931 0,00 0,00 122.457 66,58 119.799 113.023 232.822 0,00 0,00 158.602 68,12

24 KOTA DEPOK 19.909 18.670 38.579 0,00 0,00 17.913 46,43 75.410 69.856 145.266 0,00 0,00 107.592 74,07 95.319 88.526 183.845 0,00 0,00 125.505 68,27

25 KOTA CIMAHI 5.770 5.523 11.293 4.130 71,58 4.142 75,00 8.272 73,25 22.118 20.769 42.887 16.541 74,79 15.818 76,16 32.359 75,45 27.888 26.292 54.180 20.671 74,12 19.960 75,92 40.631 74,99

26 KOTA TASIKMALAYA 6.579 6.230 12.809 0,00 0,00 10.264 80,13 26.195 24.585 50.780 0,00 0,00 41.388 81,50 32.774 30.815 63.589 0,00 0,00 51.652 81,23

27 KOTA BANJAR 1.790 1.678 3.468 1.476 82,46 1.470 87,60 2.946 84,95 6.779 6.343 13.122 0,00 0,00 11.162 85,06 8.569 8.021 16.590 0,00 0,00 14.108 85,04

JAWA BARAT 457.788 433.746 891.534 98.351 21,48 94.734 21,84 798.040 89,51 1.821.901 1.722.088 3.543.989 323.137 17,74 314.133 18,24 2.888.050 81,49 2.279.689 2.155.834 4.435.523 420.012 18,42 407.397 18,90 3.532.116 79,63

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 163.991 155.100 319.091 - - 254.521 - - 79,8 - - - - 4.587 1,8
2 KAB. SUKABUMI 73.406 70.204 143.610 - - 89.842 - - 62,6 - - - - 287 0,3
3 KAB. CIANJUR 69.903 66.244 136.147 37.015 35.269 92.553 53,0 53 68,0 1.167 3,2 1.041 3,0 2.208 2,4
4 KAB. BANDUNG 106.653 100.838 207.491 - - 106.556 - - 51,4 - - - - 436 0,4
5 KAB. GARUT 81.296 77.331 158.627 - - 89.945 - - 56,7 - - - - 634 0,7
6 KAB. TASIKMALAYA 48.527 46.063 94.590 - - 51.185 - - 54,1 - - - - 215 0,4
7 KAB. CIAMIS 28.523 26.863 55.386 - - 40.529 - - 73,2 - - - - 232 0,6
8 KAB. KUNINGAN 30.892 28.796 59.688 - - 56.119 - - 94,0 - - - - 115 0,2
9 KAB. CIREBON 61.640 58.895 120.535 - - 105.952 - - 87,9 - - - - 2.580 2,4
10 KAB. MAJALENGKA 33.178 31.491 64.669 - - 40.276 - - 62,3 - - - - 546 1,4
11 KAB. SUMEDANG 30.490 28.786 59.276 15.766 15.292 31.058 51,7 53 52,4 288 1,8 355 2,3 643 2,1
12 KAB. INDRAMAYU 46.740 44.627 91.367 - - 77.660 - - 85,0 - - - - 1.224 1,6
13 KAB. SUBANG 40.560 38.371 78.931 25.954 27.256 53.210 64,0 71 67,4 294 1,1 308 1,1 602 1,1
14 KAB. PURWAKARTA 27.836 26.706 54.542 - - 31.756 - - 58,2 - - - - 392 1,2
15 KAB. KARAWANG 67.241 62.929 130.170 - - 56.096 - - 43,1 - - - - 1.213 2,2
16 KAB. BEKASI 95.125 89.401 184.526 - - 63.680 - - 34,5 - - - - 367 0,6
17 KAB. BANDUNG BARAT 48.401 45.991 94.392 - - 52.356 - - 55,5 - - - - 1.013 1,9
18 KAB. PANGANDARAN 12.160 11.453 23.613 - - 12.174 - - 51,6 - - - - 44 0,4
19 KOTA BOGOR 29.652 27.532 57.184 17.287 16.960 34.247 58,3 62 59,9 108 0,6 105 0,6 213 0,6
20 KOTA SUKABUMI 9.375 8.910 18.285 4.631 4.640 9.271 49,4 52 50,7 31 0,7 44 0,9 75 0,8
21 KOTA BANDUNG 68.513 65.804 134.317 - - 67.228 - - 50,1 - - - - 295 0,4
22 KOTA CIREBON 9.003 8.340 17.343 4.482 4.200 8.682 49,8 50 50,1 48 1,1 46 1,1 94 1,1
23 KOTA BEKASI 71.970 68.615 140.585 27.331 26.441 53.772 38,0 39 38,2 337 1,2 365 1,4 702 1,3
24 KOTA DEPOK 57.627 53.539 111.166 26.703 26.461 53.164 46,3 49 47,8 0 0,0 0 0,0 1.441 2,7
25 KOTA CIMAHI 16.747 15.827 32.574 6.034 5.657 14.913 36,0 36 45,8 38 0,6 52 0,9 90 0,6
26 KOTA TASIKMALAYA 19.427 18.278 37.705 - - 16.919 - - 44,9 - - - - 458 2,7
27 KOTA BANJAR 5.160 4.833 9.993 - - 5.049 - - 50,5 - - - - 20 0,4

JAWA BARAT 1.354.036 1.281.767 2.635.803 165.203 162.176 1.568.713 12,2 13 59,5 2.311 1,4 2.316 1,4 20.726 1,3

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN ,KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KAB. BOGOR 220.176 208.181 428.357 - - - - 332.394 77,6


2 KAB. SUKABUMI 101.702 97.364 199.066 - - - - 127.808 64,2
3 KAB. CIANJUR 95.823 91.007 186.830 - - - - 166.345 89,0
4 KAB. BANDUNG 145.278 137.521 282.799 - - - - 326.730 115,5
5 KAB. GARUT 112.867 107.536 220.403 88.323 78,3 87.858 81,7 176.181 79,9
6 KAB. TASIKMALAYA 68.102 64.821 132.923 - - - - 67.046 50,4
7 KAB. CIAMIS 39.092 36.932 76.024 - - - - 56.769 74,7
8 KAB. KUNINGAN 41.291 38.758 80.049 30.822 74,6 31.008 80,0 61.830 77,2
9 KAB. CIREBON 81.806 77.606 159.412 - - - - 131.973 82,8
10 KAB. MAJALENGKA 45.020 42.536 87.556 - - - - 75.619 86,4
11 KAB. SUMEDANG 40.920 38.881 79.801 36.772 89,9 35.551 91,4 72.323 90,6
12 KAB. INDRAMAYU 62.384 59.858 122.242 - - - - 95.980 78,5
13 KAB. SUBANG 54.789 52.162 106.951 - - - - 82.125 76,8
14 KAB. PURWAKARTA 37.459 35.593 73.052 23.338 62,3 19.095 53,6 42.433 58,1
15 KAB. KARAWANG 88.550 83.494 172.044 - - - - 133.293 77,5
16 KAB. BEKASI 123.336 115.929 239.265 - - - - 170.836 71,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 66.953 63.714 130.667 - - - - 75.788 58,0
18 KAB. PANGANDARAN 16.753 15.828 32.581 9.004 53,7 8.984 56,8 17.988 55,2
19 KOTA BOGOR 39.279 36.188 75.467 - - - - 57.854 76,7
20 KOTA SUKABUMI 12.558 11.846 24.404 - - - - 17.830 73,1
21 KOTA BANDUNG 90.397 85.007 175.404 - - - - 183.692 104,7
22 KOTA CIREBON 11.820 10.886 22.706 8.180 69,2 8.077 74,2 16.257 71,6
23 KOTA BEKASI 95.044 88.887 183.931 - - - - 66.567 36,2
24 KOTA DEPOK 75.410 69.856 145.266 - - - - 125.505 86,4
25 KOTA CIMAHI 22.118 20.769 42.887 - - - - 24.457 57,0
26 KOTA TASIKMALAYA 26.195 24.585 50.780 - - - - 44.985 88,6
27 KOTA BANJAR 6.779 6.343 13.122 - - - - 10.265 78,2

JAWA BARAT 1.821.901 1.722.088 3.543.989 196.439 10,8 190.573 11,1 2.760.873 77,9

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BALITA
DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 275.683 260.654 536.337 180.237 186.588 366.825 65,4 71,6 68,4 5.179 2,9 5.568 3,0 10.747 2,9
2 KAB. SUKABUMI 125.815 120.302 246.117 - - 178.499 - - 72,5 - - - - 1.174 0,7
3 KAB. CIANJUR 119.036 112.831 231.867 84.673 82.574 167.247 71,1 73 72,1 1.003 1,2 869 1,1 1.872 1,1
4 KAB. BANDUNG 181.080 171.334 352.414 - - 231.836 - - 65,8 - - - - 1.149 0,5
5 KAB. GARUT 139.500 132.775 272.275 - - 200.504 - - 73,6 - - - - 562 0,3
6 KAB. TASIKMALAYA 83.854 79.719 163.573 - - 110.080 - - 67,3 - - - - 6.677 6,1
7 KAB. CIAMIS 47.992 45.273 93.265 - - 67.734 - - 72,6 - - - - 894 1,3
8 KAB. KUNINGAN 51.766 48.426 100.192 - - 82.265 - - 82,1 - - - - 3.876 4,7
9 KAB. CIREBON 102.894 97.775 200.669 - - 156.736 - - 78,1 - - - - 27.925 17,8
10 KAB. MAJALENGKA 56.095 53.106 109.201 - - 82.066 - - 75,2 - - - - 1.029 1,3
11 KAB. SUMEDANG 51.343 48.659 100.002 35.387 34.225 69.612 68,9 70 69,6 687 1,9 905 2,6 1.592 2,3
12 KAB. INDRAMAYU 78.361 74.882 153.243 - - 117.596 - - 76,7 - - - - 10.934 9,3
13 KAB. SUBANG 68.481 64.986 133.467 52.852 55.539 108.391 77,2 85 81,2 1.702 3,2 1.867 3,4 3.569 3,3
14 KAB. PURWAKARTA 46.862 44.705 91.567 - - 70.313 - - 76,8 - - - - 1.704 2,4
15 KAB. KARAWANG 111.664 104.935 216.599 - - 147.108 - - 67,9 - - - - 4.913 3,3
16 KAB. BEKASI 156.315 146.978 303.293 - - 203.477 - - 67,1 - - - - 1.339 0,7
17 KAB. BANDUNG BARAT 82.955 78.882 161.837 - - 105.316 - - 65,1 - - - - 1.858 1,8
18 KAB. PANGANDARAN 21.338 20.125 41.463 - - 22.147 - - 53,4 - - - - 113 0,5
19 KOTA BOGOR 49.465 45.753 95.218 32.849 32.968 65.817 66,4 72 69,1 656 2,0 605 1,8 1.261 1,9
20 KOTA SUKABUMI 15.762 14.908 30.670 10.371 10.261 20.632 65,8 69 67,3 114 1,1 137 1,3 251 1,2
21 KOTA BANDUNG 114.141 108.347 222.488 55.857 54.255 110.112 48,9 50 49,5 663 1,2 692 1,3 1.355 1,2
22 KOTA CIREBON 14.938 13.802 28.740 - - 19.497 - - 67,8 - - - - 236 1,2
23 KOTA BEKASI 119.799 113.023 232.822 56.266 55.697 111.963 47,0 49 48,1 646 1,1 759 1,4 1.405 1,3
24 KOTA DEPOK 95.319 88.526 183.845 50.363 48.783 99.146 52,8 55 53,9 1.197 2,4 1.172 2,4 2.369 2,4
25 KOTA CIMAHI 27.888 26.292 54.180 14.041 13.514 27.555 50,3 51 50,9 105 0,7 157 1,2 262 1,0
26 KOTA TASIKMALAYA 32.774 30.815 63.589 - - 42.517 - - 66,9 - - - - 922 2,2
27 KOTA BANJAR 8.569 8.021 16.590 - - 12.971 - - 78,2 - - - - 49 0,4

JAWA BARAT 2.279.689 2.155.834 4.435.523 572.896 574.404 2.997.962 25,1 27 67,6 11.952 2,1 12.731 2,2 90.037 3,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 55 53 108 55 100,0 53 100,0 108 100,0
2 KAB. SUKABUMI - - 446 - - - - 446 100,0
3 KAB. CIANJUR 94 96 190 94 100,0 96 100,0 190 100,0
4 KAB. BANDUNG 46 52 98 46 100,0 52 100,0 98 100,0
5 KAB. GARUT - - 80 - - - - 80 100,0
6 KAB. TASIKMALAYA - - 88 - - - - 88 100,0
7 KAB. CIAMIS - - 63 - - - - 63 100,0
8 KAB. KUNINGAN - - 50 - - - - 50 100,0
9 KAB. CIREBON - - 128 - - - - 128 100,0
10 KAB. MAJALENGKA - - 48 - - - - 48 100,0
11 KAB. SUMEDANG 44 37 81 44 100,0 37 100,0 81 100,0
12 KAB. INDRAMAYU - - 19 - - - - 19 100,0
13 KAB. SUBANG 90 78 168 90 100,0 78 100,0 168 100,0
14 KAB. PURWAKARTA 43 42 85 43 100,0 42 100,0 85 100,0
15 KAB. KARAWANG - - 395 - - - - 395 100,0
16 KAB. BEKASI 68 81 149 68 100,0 81 100,0 149 100,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 12 2 14 12 100,0 2 100,0 14 100,0
18 KAB. PANGANDARAN - - 47 - - - - 47 100,0
19 KOTA BOGOR 47 32 79 47 100,0 32 100,0 79 100,0
20 KOTA SUKABUMI 10 11 21 10 100,0 11 100,0 21 100,0
21 KOTA BANDUNG - - 407 - - - - 407 100,0
22 KOTA CIREBON - - 48 - - - - 48 100,0
23 KOTA BEKASI - - 137 - - - - 137 100,0
24 KOTA DEPOK 37 38 75 37 100,0 38 100,0 75 100,0
25 KOTA CIMAHI 10 15 25 10 100,0 15 100,0 25 100,0
26 KOTA TASIKMALAYA - - 70 - - - - 70 100,0
27 KOTA BANJAR - - 7 - - - - 7 100,0

JAWA BARAT 556 537 3.126 556 100,0 537 100,0 3.126 100,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA L P L+P MENDAPAT PELAYANAN
JUMLAH KESEHATAN %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % (PENJARINGAN)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 69.592 73.040 142.632 41.837 60,1 50.402 69,0 92.239 64,7 2.374 2.113 89,0
2 KAB. SUKABUMI 22.148 28.503 50.651 - - - - 44.169 87,2 1.533 1.533 100,0
3 KAB. CIANJUR 25.845 34.449 60.294 - - - - 100.382 166,5 1.246 1.025 82,3
4 KAB. BANDUNG 50.285 57.024 107.309 - - - - 67.582 63,0 1.588 1.563 98,4
5 KAB. GARUT 36.665 43.562 80.227 29.846 81,4 28.170 64,7 58.016 72,3 1.853 1.703 91,9
6 KAB. TASIKMALAYA 12.045 17.455 29.500 - - - - 30.393 103,0 1.263 1.263 100,0
7 KAB. CIAMIS 12.341 15.437 27.778 - - - - 19.695 70,9 918 911 99,2
8 KAB. KUNINGAN 14.802 15.833 30.635 - - - - 18.778 61,3 732 722 98,6
9 KAB. CIREBON 29.221 31.578 60.799 - - - - 37.457 61,6 1.055 1.055 100,0
10 KAB. MAJALENGKA 13.551 17.025 30.576 - - - - 21.108 69,0 881 838 95,1
11 KAB. SUMEDANG 9.384 11.401 20.785 8.924 95,1 8.827 77,4 17.751 85,4 667 667 100,0
12 KAB. INDRAMAYU 24.505 25.548 50.053 - - - - 28.718 57,4 1.023 1.023 100,0
13 KAB. SUBANG 20.648 23.255 43.903 11.840 57,3 12.168 52,3 24.008 54,7 970 948 97,7
14 KAB. PURWAKARTA 11.756 13.834 25.590 9.487 80,7 9.162 66,2 18.649 72,9 505 505 100,0
15 KAB. KARAWANG 32.722 35.928 68.650 - - - - 41.881 61,0 1.012 1.012 100,0
16 KAB. BEKASI 50.593 51.857 102.450 30.322 59,9 28.707 55,4 59.029 57,6 882 824 93,4
17 KAB. BANDUNG BARAT 15.300 17.685 32.985 - - - - 21.308 64,6 697 506 72,6
18 KAB. PANGANDARAN 4.535 4.278 8.813 5.452 120,2 4.885 114,2 10.337 117,3 343 328 95,6
19 KOTA BOGOR 16.126 17.187 33.313 - - - - 19.063 57,2 326 326 100,0
20 KOTA SUKABUMI 3.250 3.551 6.801 - - - - 5.883 86,5 150 150 100,0
21 KOTA BANDUNG 31.414 34.358 65.772 18.802 59,9 18.248 53,1 37.050 56,3 844 844 100,0
22 KOTA CIREBON 5.568 5.642 11.210 3.262 58,6 3.159 56,0 6.421 57,3 183 179 97,8
23 KOTA BEKASI 44.013 44.954 88.967 24.853 56,5 23.172 51,5 48.025 54,0 756 752 99,5
24 KOTA DEPOK 23.446 24.700 48.146 16.552 70,6 15.386 62,3 31.938 66,3 548 548 100,0
25 KOTA CIMAHI 5.674 6.661 12.335 - - - - 9.734 78,9 142 141 99,3
26 KOTA TASIKMALAYA 5.771 7.331 13.102 5.964 103,3 5.586 76,2 7.508 57,3 308 300 97,4
27 KOTA BANJAR 1.524 1.710 3.234 1.604 105,2 1.544 90,3 3.148 97,3 115 115 100,0
0
JAWA BARAT 592.724 663.786 1.256.510 208.745 35,2 209.416 31,5 880.270 70,1 22.914 21.894 95,5
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 35,2 31,5 70,1

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN/KOTA PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5

1 KAB. BOGOR 6.565 12.598 0,5


2 KAB. SUKABUMI 1.957 5.475 0,4
3 KAB. CIANJUR 3.784 3.903 1,0
4 KAB. BANDUNG 12.139 16.490 0,7
5 KAB. GARUT 419 3.813 0,1
6 KAB. TASIKMALAYA 520 1.505 0,3
7 KAB. CIAMIS 1.646 3.926 0,4
8 KAB. KUNINGAN 1.281 3.301 0,4
9 KAB. CIREBON 9.589 9.223 1,0
10 KAB. MAJALENGKA 4.345 9.617 0,5
11 KAB. SUMEDANG 2.744 9.449 0,3
12 KAB. INDRAMAYU 754 1.511 0,5
13 KAB. SUBANG 2.925 3.760 0,8
14 KAB. PURWAKARTA 1.608 2.928 0,5
15 KAB. KARAWANG 3.972 9.348 0,4
16 KAB. BEKASI 3.134 4.095 0,8
17 KAB. BANDUNG BARAT 3.215 4.379 0,7
18 KAB. PANGANDARAN 120 656 0,2
19 KOTA BOGOR 11.019 5.988 1,8
20 KOTA SUKABUMI 3.107 5.455 0,6
21 KOTA BANDUNG 17.802 15.764 1,1
22 KOTA CIREBON 8.845 5.126 1,7
23 KOTA BEKASI 18.529 11.936 1,6
24 KOTA DEPOK 31.995 7.838 4,1
25 KOTA CIMAHI 6.949 3.644 1,9
26 KOTA TASIKMALAYA 4.049 5.503 0,7
27 KOTA BANJAR 212 800 0,3

JAWA BARAT 163.224 168.031 1,0

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH


JUMLAH JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 KAB. BOGOR 2.374 518 21,8 182 7,7 69.592 73.040 142.632 0,0 0,0 53.819 37,7 29.909 7.724 25,8
2 KAB. SUKABUMI 1.533 898 58,6 253 16,5 22.148 28.503 50.651 0,0 0,0 8.217 16,2 13.319 1.268 9,5
3 KAB. CIANJUR 1.246 1.246 100,0 1.009 81,0 - - 122.554 - - - - 15.366 12,5 - - 24.304 - - - - 4.979 20,5
4 KAB. BANDUNG 1.588 404 25,4 991 62,4 50.285 57.024 107.309 - - - - 22.025 20,5 - - 16.309 - - - - 7.691 47,2
5 KAB. GARUT 1.853 173 9,3 346 18,7 36.665 43.562 80.227 5.219 14,2 5.791 13,3 11.010 13,7 1.151 1.151 2.302 876 76,1 1.276 110,9 2.152 93,5
6 KAB. TASIKMALAYA 1.263 578 45,8 847 67,1 84.276 96.325 180.601 15.248 18,1 18.938 19,7 34.186 18,9 7.048 8.745 15.793 - - - - 828 5,2
7 KAB. CIAMIS 918 739 80,5 830 90,4 56.081 53.261 109.342 31.489 56,1 31.965 60,0 63.454 58,0 17.495 16.686 34.181 3.872 22,1 4.113 24,6 7.985 23,4
8 KAB. KUNINGAN 732 209 28,6 661 90,3 27.000 25.628 52.628 8.413 31,2 7.524 29,4 15.937 30,3 2.013 1.905 3.918 820 40,7 492 25,8 1.312 33,5
9 KAB. CIREBON 1.055 919 87,1 741 70,2 199.880 186.804 386.684 53.913 27,0 49.155 26,3 103.068 26,7 28.191 30.623 58.814 4.600 16,3 4.695 15,3 9.295 15,8
10 KAB. MAJALENGKA 881 644 73,1 841 95,5 31.127 30.186 61.313 28.182 90,5 26.124 86,5 54.306 88,6 10.742 10.314 21.056 5.422 50,5 6.089 59,0 11.511 54,7
11 KAB. SUMEDANG 667 474 71,1 617 92,5 15.731 12.985 28.716 15.731 100,0 12.985 100,0 28.716 100,0 5.583 6.531 12.114 2.450 43,9 3.175 48,6 5.625 46,4
12 KAB. INDRAMAYU 1.023 726 71,0 996 97,4 24.505 25.548 50.053 - - 429 1,7 10.355 20,7 86 117 203 53 61,6 70 59,8 123 60,6
13 KAB. SUBANG 970 422 43,5 422 43,5 20.648 23.255 43.903 - - 2.182 9,4 11.364 25,9 - - 16.618 - - - - 10.955 65,9
14 KAB. PURWAKARTA 505 443 87,7 432 85,5 61.928 58.080 120.008 36.702 59,3 32.987 56,8 69.689 58,1 12.680 11.726 24.406 6.488 51,2 6.009 51,2 12.497 51,2
15 KAB. KARAWANG 1.012 1.012 100,0 1.012 100,0 - - 92.556 - - - - 42.556 46,0 - - 16.596 - - - - 10.609 63,9
16 KAB. BEKASI 882 55 6,2 125 14,2 50.593 51.857 102.450 - - - - 346 0,3 - - 2.534 - - - - 1.602 63,2
17 KAB. BANDUNG BARAT 697 573 82,2 227 32,6 - - 72.854 - - - - 20.973 28,8 - - 8.022 - - - - 7.533 93,9
18 KAB. PANGANDARAN 343 248 72,3 83 24,2 15.890 14.496 30.386 8.163 51,4 7.734 53,4 15.897 52,3 3.940 3.222 7.162 158 4,0 168 5,2 326 4,6
19 KOTA BOGOR 326 295 90,5 317 97,2 41.990 42.638 84.628 27.218 64,8 25.421 59,6 52.639 62,2 11.130 11.204 22.334 5.304 47,7 6.379 56,9 11.683 52,3
20 KOTA SUKABUMI 150 134 89,3 150 100,0 3.041 2.982 6.023 2.996 98,5 2.827 94,8 5.823 96,7 - - 18.433 - - - - 3.851 20,9
21 KOTA BANDUNG 844 844 100,0 844 100,0 - - 339.787 - - - - 67.775 19,9 - - 33.863 - - - - 15.033 44,4
22 KOTA CIREBON 183 64 35,0 183 100,0 21.872 20.279 42.151 1.988 9,1 2.463 12,1 4.451 10,6 2.654 2.532 5.186 1.970 74,2 1.851 73,1 3.821 73,7
23 KOTA BEKASI 756 523 69,2 753 99,6 151.513 142.936 294.449 76.345 50,4 72.284 50,6 148.629 50,5 43.479 42.424 85.903 8.552 19,7 8.953 21,1 17.505 20,4
24 KOTA DEPOK 548 258 47,1 361 65,9 99.631 93.418 193.049 19.696 19,8 18.521 19,8 38.217 19,8 11.631 10.546 22.177 6.742 58,0 6.984 66,2 13.726 61,9
25 KOTA CIMAHI 142 84 59,2 110 77,5 33.160 31.651 64.811 10.463 31,6 10.305 32,6 20.768 32,0 2.569 2.827 5.396 784 30,5 848 30,0 1.632 30,2
26 KOTA TASIKMALAYA 308 257 83,4 256 83,1 30.538 31.679 62.217 15.374 50,3 15.756 49,7 31.130 50,0 5.548 6.479 12.027 1.326 23,9 1.970 30,4 3.296 27,4
27 KOTA BANJAR 115 115 100,0 115 100,0 9.313 8.677 17.990 4.625 49,7 4.514 52,0 9.139 50,8 690 790 1.480 542 78,6 635 80,4 1.177 79,5

JAWA BARAT 22.914 12.855 56,1 13.704 59,8 1.157.407 1.154.814 2.939.972 361.765 31,3 347.905 30,1 959.855 32,6 166.630 167.822 514.359 49.959 30,0 53.707 32,0 175.739 34,2

Sumber:Sumber:
…………… Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
(sebutkan)
TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KAB. BOGOR 121.755 128.151 249.906 33.805 27,76 64.548 50,37 98.353 39,36
2 KAB. SUKABUMI 94.980 98.121 193.101 - - - - 1.981 1,03
3 KAB. CIANJUR 83.934 89.665 173.599 - - - - 1.710 0,99
4 KAB. BANDUNG 97.555 106.517 204.072 7.358 7,54 119.964 112,62 127.322 62,39
5 KAB. GARUT 93.767 103.859 197.626 44.864 47,85 45.821 44,12 90.685 45,89
6 KAB. TASIKMALAYA 85.179 94.424 179.603 4.942 5,80 5.258 5,57 10.200 5,68
7 KAB. CIAMIS 48.237 54.578 102.815 1.307 2,71 2.403 4,40 3.710 3,61
8 KAB. KUNINGAN 54.945 63.909 118.854 77.347 140,77 125.211 195,92 202.558 170,43
9 KAB. CIREBON 71.417 89.362 160.779 10.614 14,86 18.877 21,12 29.491 18,34
10 KAB. MAJALENGKA 61.793 72.479 134.272 34.089 55,17 48.104 66,37 82.193 61,21
11 KAB. SUMEDANG 61.569 67.595 129.164 3.866 6,28 6.759 10,00 10.625 8,23
12 KAB. INDRAMAYU 68.770 82.344 151.114 5.385 7,83 10.154 12,33 15.539 10,28
13 KAB. SUBANG 74.043 83.057 157.100 11.891 16,06 15.822 19,05 27.713 17,64
14 KAB. PURWAKARTA 30.065 32.498 62.563 1.265 4,21 3.298 10,15 4.563 7,29
15 KAB. KARAWANG 74.529 81.168 155.697 107.695 144,50 82.034 101,07 189.729 121,86
16 KAB. BEKASI 54.716 60.552 115.268 38.250 69,91 40.217 66,42 78.467 68,07
17 KAB. BANDUNG BARAT 56.671 62.062 118.733 7.694 13,58 9.711 15,65 17.405 14,66
18 KAB. PANGANDARAN 56.655 58.211 114.866 380 0,67 708 1,22 1.088 0,95
19 KOTA BOGOR 28.308 31.571 59.879 3.896 13,76 5.398 17,10 9.294 15,52
20 KOTA SUKABUMI 10.954 13.174 24.128 32.827 299,68 51.634 391,94 84.461 350,05
21 KOTA BANDUNG 77.499 89.270 166.769 19.893 25,67 28.503 31,93 48.396 29,02
22 KOTA CIREBON 9.921 12.393 22.314 10.288 103,70 11.750 94,81 22.038 98,76
23 KOTA BEKASI 48.998 48.362 97.360 36.283 74,05 59.445 122,92 95.728 98,32
24 KOTA DEPOK 43.246 45.662 88.908 10.335 23,90 12.234 26,79 22.569 25,38
25 KOTA CIMAHI 15.116 17.334 32.450 780 5,16 2.267 13,08 3.047 9,39
26 KOTA TASIKMALAYA 23.613 27.123 50.736 3.113 13,18 4.698 17,32 7.811 15,40
27 KOTA BANJAR 8.763 10.022 18.785 366 4,18 942 9,40 1.308 6,96

JAWA BARAT 1.556.998 1.723.463 3.280.461 508.533 32,66 775.760 45,01 1.287.984 39,26

Sumber: Bidang Yankes DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 53

JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KEGIATAN
JUMLAH KUNJUNGAN PENYEBARAN
PENYULUHAN
RUMAH INFORMASI
KESEHATAN
1 2 4 5 6
1 KAB. BOGOR 33959 30792 77762
2 KAB. SUKABUMI 2195 14135 6966
3 KAB. CIANJUR 11043 18243 14460
4 KAB. BANDUNG 19405 5580 507
5 KAB. GARUT 141 452 114
6 KAB. TASIKMALAYA 87977 6771 6661
7 KAB. CIAMIS 3634 82716 5148
8 KAB. KUNINGAN 12678 7522 191
9 KAB. CIREBON 147517 61523 267
10 KAB. MAJALENGKA 9118 29187 7022
11 KAB. SUMEDANG 11822 8786 7727
12 KAB. INDRAMAYU 18627 4368 3213
13 KAB. SUBANG 24566 582 27303
14 KAB. PURWAKARTA 12067 1778 180
15 KAB. KARAWANG 841 1141 4682
16 KAB. BEKASI 4845 19797 2031
17 KAB. BANDUNG BARAT 826 2064 1260
18 KAB. PANGANDARAN 396 1889 1995
19 KOTA BOGOR 8551 6164 120
20 KOTA SUKABUMI 1500 10431 2153
21 KOTA BANDUNG 27237 544 27237
22 KOTA CIREBON 16486 6384 2796
23 KOTA BEKASI 459069 166 18915
24 KOTA DEPOK 122379 13585 5697
25 KOTA CIMAHI 2913 2715 9844
26 KOTA TASIKMALAYA 10593 7506 4956
27 KOTA BANJAR 5277 1294 245

SUB JUMLAH I 1055662 346115 239452


1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JAWA BARAT 1055662 346115 239452

Sumber:
Validasi Data Wilayah 1,2,5 Tanggal 16-24 Maret 2015 Ciloto
Validasi data tahun 2014, Wilayah 3,4 Tanggal 26-31 , Maret 2015 Garut
TABEL 54

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PEKERJA PENERIMA UPAH 3.515.978 0,00 0,00 15,99

2 PESERTA BUKAN PEKERJA 861.236 0,00 0,00 3,92

3 PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH 2.126.142 0,00 0,00 9,67

4 ASURANSI PERUSAHAAN 0 0,00 0,00 0,00

5 ASURANSI SWASTA 0 0,00 0,00 0,00

6 JAMKESDA 0 0,00 0,00 0,00

7 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 14.758.325 0,00 0,00 67,10

8 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD 733.179 3,33

JAWA BARAT 0 0 21.994.860 0,00 0,00 100,00

Sumber: Profil kesehatan Kabupaten/Kota

KETERANGAN :

JAMKESDA : Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu).

- Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai
swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterimanya.

- Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun, veteran,
perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
TABEL 55 A

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS
DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO KABUPATEN/KOTA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 1.382.680 1.546.031 2.928.711 5.214 7.281 12.515 0 0 13.390
2 KAB. SUKABUMI 0 0 608.925 0 0 920 0 0 555
3 KAB. CIANJUR 0 0 782.390 0 0 8.096 0 0 1.272
4 KAB. BANDUNG 0 0 2.047.909 0 0 3.060 0 0 0
5 KAB. GARUT 0 0 259.456 0 0 1.772 0 0 18.743
6 KAB. TASIKMALAYA 306.065 384.072 726.050 4.278 5.594 12.031 535 466 1.001
7 KAB. CIAMIS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KAB. KUNINGAN 98.387 134.527 232.914 2.841 3.175 6.016 11.921 14.482 26.403
9 KAB. CIREBON 0 0 2.200.894 0 0 7.316 24.242 40.866 65.108
10 KAB. MAJALENGKA 416.021 662.106 1.091.170 4.966 6.637 11.603 10.224 15.380 25.604
11 KAB. SUMEDANG 0 0 1.303.766 2.325 3.408 5.733 7.696 7.251 14.947
12 KAB. INDRAMAYU 0 0 0 0 0 0 12.877 12.155 25.032
13 KAB. SUBANG 0 0 189.096 0 0 4.115 0 0 41
14 KAB. PURWAKARTA 142.722 214.579 357.301 433 407 840 792 1.265 2.057
15 KAB. KARAWANG 0 0 1.722.065 0 0 10.699 12.367 6.750 19.117
16 KAB. BEKASI 645.590 657.629 1.303.219 1.645 1.969 3.614 280 330 610
17 KAB. BANDUNG BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 KAB. PANGANDARAN 55.204 55.198 110.402 2.569 2.572 5.141 0 0 0
19 KOTA BOGOR 0 0 1.339.471 55 79 134 2.990 1.976 4.966
20 KOTA SUKABUMI 212.920 268.891 481.811 0 0 0 0 0 2.560
21 KOTA BANDUNG 0 0 1.879.178 0 0 2.289 0 0 0
22 KOTA CIREBON 249.592 516.888 766.479 0 0 0 2.774 3.300 6.074
23 KOTA BEKASI 166.757 225.794 981.372 74 134 554 10.970 18.083 29.053
24 KOTA DEPOK 374.843 528.215 1.205.416 13 556 569 3.090 3.068 10.034
25 KOTA CIMAHI 242.535 365.664 608.199 0 0 0 4.727 4.629 9.356
26 KOTA TASIKMALAYA 0 0 0 321 819 1.140 2.200 6.080 8.280
27 KOTA BANJAR 0 0 141.943 0 0 0 582 880 1.462

JUMLAH (PROVINSI) 4.293.316 5.559.594 23.268.137 24.734 32.631 98.157 108.267 136.961 285.665
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI 23.557.049 22.743.494 46.300.543 23.557.049 22.743.494 46.300.543
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 13,5 17,3 18,8 1,7 2,3 2,5
TABEL 55 B

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT
DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO KABUPATEN/KOTA RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KAB. BOGOR 351.252 530.984 882.236 46.680 76.754 154.647 25 31 56
2 KAB. SUKABUMI
3 KAB. CIANJUR 98.408 80.776 179.184 19.808 25.994 45.802 6.606 5.392 11.998
4 KAB. BANDUNG 0 0 451.116 0 0 55.870 0 0 13.999
5 KAB. GARUT 12.668 15.269 215.174 3.857 4.151 51.502 0 0 392
6 KAB. TASIKMALAYA 2.662 3.992 6.654 2.904 2.082 4.986 0
7 KAB. CIAMIS 34.407 43.872 78.279 8.477 11.825 20.302 481 612 1.093
8 KAB. KUNINGAN 108.712 134.527 232.914 2.841 3.175 6.016 11.921 14.482 26.403
9 KAB. CIREBON 213.715 267.159 480.874 41.356 56.248 97.604 6427 8041 14468
10 KAB. MAJALENGKA 53.942 72.386 126.328 16.957 20.595 37.552 2.172 1.470 3.642
11 KAB. SUMEDANG 154.171 26.218 3.334
12 KAB. INDRAMAYU 7.093 7.888 14.981 2.769 2.778 5.547 0 0 0
13 KAB. SUBANG
14 KAB. PURWAKARTA 47.093 54.582 101.675 4.105 4.996 9.101 0 0 0
15 KAB. KARAWANG 211.107 307.925 519.032 41.427 45.409 86.836 3.620 3.008 6.628
16 KAB. BEKASI
17 KAB. BANDUNG BARAT 30.512 43.938 74.450 3.979 5.042 9.021 48 24 72
18 KAB. PANGANDARAN
19 KOTA BOGOR 41.628 34.059 7.449 0 41.977
20 KOTA SUKABUMI
21 KOTA BANDUNG 645.812 688.845 1.687.519 46.706 73.729 170.732 4.886 3.688 18.929
22 KOTA CIREBON 181.667 244.193 425.860 25.072 34.004 59.076 139 174 6.728
23 KOTA BEKASI 265.310 378.780 869.905 25.861 34.976 60.837 0 0 11
24 KOTA DEPOK 484.258 597.107 1.254.335 40.708 60.156 118.462 1.486 1.787 3.638
25 KOTA CIMAHI 344.011 382.424 726.435 30.906 34.113 65.019 260 235 495
26 KOTA TASIKMALAYA 110.792 122.574 233.366 34.438 37.379 71.817 0 0 25.636
27 KOTA BANJAR 8.151 10.460 18.611 3.259 3.617 6.876 6 4 10

JUMLAH (PROVINSI) 3.177.165 3.943.809 8.696.448 393.633 525.198 1.177.580 45.045 38.336 178.416
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI 23.557.049 22.743.494 46.300.543 23.557.049 22.743.494 46.300.543
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 13,5 17,3 18,8 1,7 2,3 2,5
TABEL 56

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014

JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM


PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
RSU PEMERINTAH (KEMKES) 1.637 - - 52.083 - - 2.882 - - 2.412 - - 100 - - 46
1 RSU Marzoeki Mahdi Kota Bogor 640 - - 8.906 - - 368 - - 241 - - 41 - - 27
2 RSU Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung 997 43.177 2.514 2.171 - - 58 - - 50

RSU PEMERINTAH (PEMDA) 9.399 188.683 260.431 634.331 5.603 7.084 20.229 2.119 2.786 9.442 30 27 32 11 11 15
1 RSUD Ciawi Kab. Bogor 329 11.694 18.973 18.973 423 392 815 222 204 426 36 21 43 19 11 22
2 RSUD Cibinong Kab. Bogor 255 22.080 966 558 - - 44 - - 25
3 RSUD Leuwiliang Kab. Bogor 113 13.514 15.750 15.750 150 69 0 0 10 0 0 4
4 RSUD Cileungsi Kab. Bogor 110 4.789 88 73 - - 18 - - 15
5 RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi - - - - - -
6 RSUD Palabuhan Ratu Kab. Sukabumi - - - - - -
7 RSUD Jampang Kulon Kab. Sukabumi - - - - - -
8 RSUD Cianjur Kab. Cianjur 373 15.265 20.717 35.982 661 584 1.245 313 296 609 43 28 35 21 14 17
9 RSUD Cimacan Kab. Cianjur 55 2.156 1.985 4.141 45 58 103 6 7 13 21 29 25 3 4 3
10 RSUD Soreang Kab. Bandung 209 12.578 482 116 - - 38 - - 9
11 RSUD Majalaya Kab. Bandung 168 14.739 312 242 - - 21 - - 16
12 RSUD Cicalengka Kab. Bandung 67 5.780 146 68 - - 25 - - 12
13 RS Al-Ihsan Kab. Bandung 285 - - 20.418 - - 700 - - 340 - - 34 - - 17
14 RSUD dr Slamet Kab. Garut 568 42.343 - - - - 0 - - 0
15 RSUD Pameungpeuk Kab. Garut 47 832 837 1.669 2 1 3 14 13 27 2 1 2 17 16 16
16 RSUD Kab. Tasikmalaya Kab. Tasikmalaya 68 2.904 2.082 4.986 88 65 153 38 20 58 30 31 31 13 10 12
17 RSUD Ciamis Kab. Ciamis 271 6.609 9.355 15.964 288 240 528 130 134 264 44 26 33 20 14 17
18 RSU`45 Kab.Kuningan Kab. Kuningan 214 6.892 10.337 17.229 192 289 481 99 148 247 28 28 28 14 14 14
19 RSU Linggarjati Kab. Kuningan 105 2.245 4.175 6.420 39 53 92 13 39 52 17 13 14 6 9 8
20 RSUD Arjawinangun Kab. Cirebon 300 10.238 14.377 24.615 473 585 1.058 169 292 461 46 41 43 17 20 19
21 RSUD Waled Kab. Cirebon 261 8.967 12.717 21.684 583 742 1.325 266 261 527 65 58 61 30 21 24
22 RSUD Cideres Kab. Majalengka 238 7.864 9.453 17.317 227 159 386 62 97 159 29 17 22 8 10 9
23 RSUD Majalengka Kab. Majalengka 221 7.352 9.062 16.414 223 198 421 101 98 199 30 22 26 14 11 12
24 RSUD Sumedang Kab. Sumedang 237 10.555 15.663 26.218 932 348 0 0 36 0 0 13
25 RSUD Indramayu Kab. Indramayu 246 8.875 15.006 23.881 487 796 1.283 - - - 55 53 54 0 0 0
26 RSUD Sentot Patrol Kab. Indramayu - - - - - - - - - - - - - - - -
27 RSUD Subang Kab. Subang 284 9.204 13.806 23.010 219 329 548 95 143 238 24 24 24 10 10 10
28 RSUD Bayu Asih Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
29 RSUD Karawang Kab. Karawang 378 - - - - - - - - -
30 RSUD Kab. Bekasi Kab. Bekasi 116 2.890 2.221 5.111 121 161 282 145 70 215 42 72 55 50 32 42
31 RSUD Cililin Kab. Bdg Barat 54 1.421 2.026 3.447 42 10 11 21 0 0 12 7 5 6
32 RSUD Lembang Kab. Bdg Barat - - - - - -
33 RSUD Kota Bogor Kota Bogor 202 - - 1.201 - - 321 - - 141 - - 267 - - 117
34 RSUD Syamsudin, SH Kota Sukabumi 700 18.218 21.131 39.349 719 834 1.553 - - 834 39 39 39 - - 21
35 RSUD Kota Bandung Kota Bandung 151 15.036 302 186 - - 20 - - 12
36 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon 323 10.246 12.397 22.643 403 1.208 1.611 247 742 989 39 97 71 24 60 44
37 RSUD Kota Bekasi Kota Bekasi 353 20.594 1.085 541 - - 53 - - 26
38 RSUD Depok Kota Depok 71 2.430 3.218 5.648 47 50 97 26 31 57 19 16 17 11 10 10
39 RSUD Cibabat Kota Cimahi 1.694 28.312 45.143 89.794 363 340 1.345 163 180 589 13 8 15 6 4 7
40 RSUD Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya 333 34.528 1.374 775 - - 40 - - 22
41 RSUD Kota Banjar Kota Banjar - - - - - -

RSU SWASTA 15.399 233.585 329.302 661.102 4.859 4.487 11.973 2.035 1.985 5.608 21 14 18 9 6 8
1 RSU Bina Husada Kab. Bogor 128 3.673 7.231 7.231 159 113 272 15 20 35 43 16 38 4 3 5
2 RSU Marry Cileungsi Hijau Kab. Bogor 147 7.824 12.942 12.942 69 68 137 17 21 38 9 5 11 2 2 3
3 RSU MH Thamrin Cileungsi Kab. Bogor 112 6.452 8.912 8.912 92 112 204 22 37 59 14 13 23 3 4 7
4 RSU Family Medical Center Kab. Bogor 85 1.925 3.156 3.156 28 22 0 0 9 0 0 7
5 RSU Sentra Medika Kab. Bogor 237 5.691 10.856 10.856 130 100 230 79 62 141 23 9 21 14 6 13
6 RSU Terpadu Dompet Dhuafa Kab. Bogor 61 1.177 2.016 2.016 69 82 151 18 30 48 59 41 75 15 15 24
7 RSU Citama Kab. Bogor 100 4.385 7.426 7.426 98 130 228 57 85 142 22 18 31 13 11 19
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
8 RSU Trimitra Kab. Bogor 81 4.106 6.844 6.844 68 16 0 0 10 0 0 2
9 RSU Dr Sismadi Kab. Bogor 44 3.019 5.971 5.971 7 5 12 4 2 6 2 1 2 1 0 1
10 RSU Hermina Mekarsasri Kab. Bogor 50 546 933 933 - 8 8 - 3 3 0 9 9 0 3 3
11 RSU Pertamedika Sentul City Kab. Bogor 77 787 1.534 1.534 22 13 35 16 10 26 28 8 23 20 7 17
12 RSU Karya Bhakti Pratiwi Kab. Bogor 91 1.850 3.364 3.364 10 8 18 1 5 6 5 2 5 1 1 2
13 RSU Permata Jonggol Kab. Bogor 44 167 255 255 1 2 3 - 1 1 6 8 12 0 4 4
14 RSU Hermina Sukabumi Kab. Sukabumi - - - - - -
15 RSU Bhakti Medical Center Kab. Sukabumi - - - - - -
16 RSU Betha Medika Kab. Sukabumi - - - - - -
17 RSU Bina Sehat Kab. Bandung 73 - - 651 - - - - 0 - - 0
18 RSU AMC Kab. Bandung 100 5.457 44 8 - - 8 - - 1
19 RSU Al Arif Kab. Ciamis 65 5.237 20 5 - - 4 - - 1
20 RSU Permata Bunda Kab. Ciamis - - - - - -
21 RSU Sekar Kamulyan Kab. Kuningan 98 - - - - - - - - -
22 RSU Wijaya Kusumah Kab. Kuningan 136 5.986 8.934 14.920 138 147 285 55 62 117 23 16 19 9 7 8
23 RSU Juanda Kab. Kuningan 86 3.645 4.309 7.954 - - 0 0 0 0 0 0
24 RSU El-Syifa Kab. Kuningan 58 1.481 1.823 3.304 70 79 149 50 52 102 47 43 45 34 29 31
25 RSU Kuningan Medical Centre Kab. Kuningan 100 3.676 4.827 8.503 65 55 120 32 40 72 18 11 14 9 8 8
26 RSU Mitra Plumbon Kab. Cirebon 201 6.590 9.105 15.695 212 253 465 143 101 244 32 28 30 22 11 16
27 RSU Sumber Waras Kab. Cirebon 193 4.452 6.541 10.993 358 281 639 158 181 339 80 43 58 35 28 31
28 RSU Sumber Hurip Kab. Cirebon 84 941 875 1.816 5 11 16 2 2 4 5 13 9 2 2 2
29 RSU Tiar Medika Kab. Cirebon 70 2.822 3.512 6.334 79 84 163 23 21 44 28 24 26 8 6 7
30 RSU Pakuwon Kab. Sumedang - - - - - -
31 RSU PMC Kab. Indramayu 52 - - 311 - - 103 - - 29 - - - - - 93
32 RSU Al-Irsyad Kab. Indramayu 50 2.816 2.984 5.800 15 9 24 7 3 10 5 3 4 2 1 2
33 RSU Zam-Zam Kab. Indramayu 30 1.365 1.154 2.519 110 68 178 12 4 16 81 59 71 9 3 6
34 RSU Mekar Arum Kab. Subang - - - - - -
35 RSU Pamanukan Medical Center (PMC) Kab. Subang - - - - - -
36 RSU Indosehat Kab. Subang - - - - - -
37 RSU Siloam Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
38 RSU Amira Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
39 RSU MH Tamrin Kab. Purwakarta 188 3.381 3.959 7.340 106 71 177 83 46 129 31 18 24 25 12 18
40 RSU Rama Hadi Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
41 RSU Bhakti Husada Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
42 RSU Holistik Kab. Purwakarta 50 412 375 787 14 13 27 14 13 27 34 35 34 34 35 34
43 RSU Dewi Sri Kab. Karawang - - - - - - - - -
44 RSU Bayukarta Kab. Karawang 199 5.959 6.982 12.941 122 103 225 43 41 84 20 15 17 7 6 6
45 RSU Cito Kab. Karawang 110 5.232 3.244 8.476 52 44 96 18 12 30 10 14 11 3 4 4
46 RSU Islam Karawang Kab. Karawang 103 3.195 3.595 6.790 21 60 81 10 50 60 7 17 12 3 14 9
47 RSU Proklamasi Kab. Karawang 77 2.084 3.624 5.708 38 68 106 2 5 7 18 19 19 1 1 1
48 RSU Saraswati Kab. Karawang 70 4.229 4.229 20 - 20 1 1 - 0 5 - 0 0
49 RSU Karya Husada Kab. Karawang 125 3.959 5.417 9.376 85 70 155 38 33 71 21 13 17 10 6 8
50 RSU Delima Asih Kab. Karawang 70 2.461 3.245 5.706 10 9 19 6 2 8 4 3 3 2 1 1
51 RSU Izza dh.RSU Aqma Kab. Karawang 94 2.631 1.754 4.385 46 30 76 25 16 41 17 17 17 10 9 9
52 RSU Fikri Medika Kab. Karawang 100 2.733 4.667 7.400 34 37 71 19 5 24 12 8 10 7 1 3
53 RSU Lyra Medika/Lamaran Medical Centre Kab. Karawang - - - - - - - - -
54 RSU Puri Asih Kab. Karawang 74 2.563 2.656 5.219 87 91 178 5 9 14 34 34 34 2 3 3
55 RSU Sentral Medika Kab. Karawang 59 2.198 2.312 4.510 9 15 24 1 1 2 4 6 5 0 0 0
56 RSU Rosella Kab. Karawang - - - - - - - - -
57 RSU Harapan Keluarga Jababeka Kab. Bekasi 118 2.531 2.762 5.293 15 11 26 9 5 14 6 4 5 4 2 3
58 RSU Mitra Keluarga Cikarang Kab. Bekasi 137 - - - - - - - - -
59 RSU Annisa Kab. Bekasi 129 - - - - - - - - -
60 RSU Bhakti Husada Kab. Bekasi 129 - - - - - - - - -
61 RSU Karya Medika 1 Kab. Bekasi 130 - - - - - - - - -
62 RSU Tiara Kab. Bekasi 101 - - - - - - - - -
63 RSU Aprilia Medika Kab. Bekasi 70 - - - - - - - - -
64 RSU Cibitung Medika Kab. Bekasi 42 - - - - - - - - -
65 RSU Sentra Medika Kab. Bekasi 172 - - - - - - - - -
66 RSU Dr Sanders Kab. Bekasi 40 - - - - - - - - -
67 RSU Kartika Husada Kab. Bekasi 45 - - - - - - - - -
68 RSU Karya Medika II Kab. Bekasi 106 - - - - - - - - -
69 RSU Permata Keluarga Cikarang Kab. Bekasi - - - - - - - - - -
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
70 RSU Harapan Mulia Kab. Bekasi 36 - - - - - - - - -
71 RSU Amanda Kab. Bekasi 72 - - - - - - - - -
72 RSU Hermina Grand Wisata Kab. Bekasi 71 - - - - - - - - -
73 RSU Kartika Husada Kab. Bekasi 64 - - - - - - - - -
74 RSU Medirosa Kab. Bekasi 88 - - - - - - - - -
75 RSU Permata Bunda Kab. Bekasi - - - - - - - - - -
76 RSU Multazam Medika Kab. Bekasi 98 - - - - - - - - -
77 RSU Hosana Medika Kab. Bekasi 215 - - - - - - - - -
78 RSU Ridokha Salma Kab. Bekasi 20 - - - - - - - - -
79 RSU DAT Kab. Bekasi 79 - - - - - - - - -
80 RSU JMC (Jatimulya Medical Center) Kab. Bekasi 22 - - - - - - - - -
81 RSU Siloam Hospital Lippo Cikarang Kab. Bekasi 125 - - - - - - - - -
82 RSU Medirossa 2 Kab. Bekasi 45 - - - - - - - - -
83 RSU Hosana Medika Cikarang Baru Kab. Bekasi 69 - - - - - - - - -
84 RSU IMC Kab. Bdg Barat - - - - - -
85 RSU Cimareme Kab. Bdg Barat - - - - - -
86 RSU Cahya Kawaluyaan Kab. Bdg Barat 75 3.331 2.220 5.551 58 40 98 35 23 58 17 18 18 11 10 10
87 RSU Vania Kota Bogor 100 38 43 81 2 1 3 1 - 1 53 23 37 26 0 12
88 RSU Melania Kota Bogor 91 85 2.351 2.436 7 4 11 1 3 4 82 2 5 12 1 2
89 RSU Medika Dramaga Kota Bogor 107 2.897 3.895 6.792 88 91 179 38 35 73 30 23 26 13 9 11
90 RSU Islam Kota Bogor 89 - - 4.289 - - 133 - - 44 - - - - - 10
91 RSU Azra Kota Bogor 88 3.046 2.705 5.751 18 25 43 14 15 29 6 9 7 5 6 5
92 RSU PMI Kota Bogor 264 6.017 8.742 14.759 287 345 632 - - - 48 39 43 0 0 0
93 RSU BMC Kota Bogor 100 3.922 4.823 8.745 91 58 149 35 26 61 23 12 17 9 5 7
94 RSU Mulia Kota Bogor 89 199 225 424 7 9 16 3 5 8 35 40 38 15 22 19
95 RSU Assyfa Kota Sukabumi 131 3.860 4.553 8.413 189 60 249 62 44 106 49 13 30 16 10 13
96 RSU Kartika MC Kota Sukabumi 73 1.642 2.631 4.273 32 28 60 - - 30 19 11 14 0 0 7
97 RSU Pelita Rakyat Kota Sukabumi 30 86 86 - - - - - - - 0 0 - 0 0
98 RSU Ridogalih Kota Sukabumi 50 245 245 - - - - - - - 0 0 - 0 0
99 RSU Muhammadiyah Kota Bandung - - - - - - -
100 RSU Al-Islam Kota Bandung - - - - - - -
101 RSU St. Borromeus Kota Bandung 386 9.846 12.288 22.134 294 297 591 202 214 416 30 24 27 21 17 19
102 RSU Bungsu Kota Bandung 42 1.826 9 20 29 2 14 16 - - 16 - - 9
103 RSU Rajawali Kota Bandung 200 3.945 4.420 8.365 155 144 299 86 101 187 39 33 36 22 23 22
104 RSU St. Yusuf Kota Bandung 231 5.895 7.334 13.229 191 189 380 96 93 189 32 26 29 16 13 14
105 RSU Immanuel Kota Bandung 384 27.546 384 500 - - 14 - - 18
106 RSU Kebonjati Kota Bandung 142 - - 6.048 - - 129 - - 106 - - 21 - - 18
107 RSU Advent Kota Bandung - - - - - - -
108 RSU Hermina Arcamanik Kota Bandung - - - - - - -
109 RSU Santosa Hospital Kota Bandung 342 18.008 346 207 - - 19 - - 11
110 RSU Putera Bahagia Kota Cirebon 80 2.551 3.231 5.782 99 63 162 36 26 62 39 19 28 14 8 11
111 RSU Sumber Kasih Kota Cirebon 93 2.157 3.414 5.571 17 27 44 6 7 13 8 8 8 3 2 2
112 RSU Budi Asta Kota Cirebon 50 194 165 359 - - - - - - 0 0 0 0 0 0
113 RSU Budi Luhur Kota Cirebon 50 718 1.222 1.940 12 24 36 16 9 25 17 20 19 22 7 13
114 RSU Medimas Kota Cirebon 40 - - - - - - - - - - - - - - -
115 RSU Mitra Klg Bekasi Barat Kota Bekasi 272 - - - - - -
116 RSU Bhakti Kartini Kota Bekasi 191 - - - - - -
117 RSU Mekar Sari Kota Bekasi 106 - - - - - -
118 RSU Ananda Kota Bekasi 195 9.400 151 90 - - 16 - - 10
119 RSU Budi Lestari Kota Bekasi 90 824 - - - - 0 - - 0
120 RSU Hermina Galaxy Kota Bekasi 50 - - - - - -
121 RSU Seto Hasbadi Kota Bekasi 70 - - - - - -
122 RSI Dr. Subki Abdul Kadir Kota Bekasi 51 1.882 14 9 - - 7 - - 5
123 RSU Jati Rahayu Kota Bekasi 59 - - - - - -
124 RSU Graha Juanda Kota Bekasi 71 - - - - - -
125 RSU Rawa Lumbu Kota Bekasi 127 8.457 190 97 - - 22 - - 11
126 RSU Mitra Klg Bekasi Timur Kota Bekasi 227 2.661 45 25 - - 17 - - 9
127 RSU St. Elisabeth Kota Bekasi 109 3.767 92 40 - - 24 - - 11
128 RSU Citra Harapan Kota Bekasi 104 963 12 8 - - 12 - - 8
129 RSU Sentosa Kota Bekasi 64 - - - - - -
130 RSU Awal Bros Kota Bekasi 201 - - - - - -
131 RSU Hosana Medika Bekasi Kota Bekasi 75 - - - - - -
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
132 RSU Hermina Kota Bekasi 205 14.930 61 61 - - 4 - - 4
133 RSU Anna Kota Bekasi 101 - - - - - -
134 RSU Bella Medika Kota Bekasi 72 1.237 9 7 - - 7 - - 6
135 RSU Jati Sampurna Kota Bekasi 51 - - - - - -
136 RSU Permata Cibubur Kota Bekasi 130 - - - - - -
137 RSU Mas Mitra Jati Makmur Kota Bekasi 60 2.696 16 5 - - 6 - - 2
138 RSU Permata Bekasi Kota Bekasi 60 - - - - - -
139 RSU Anna Medika Kota Bekasi 78 - - - - - -
140 RSU Mitra Keluarga Cibubur Kota Bekasi 107 6.011 107 29 - - 18 - - 5
141 RSU Taman Harapan Baru Kota Bekasi 54 - - - - - -
142 RSU Rehab Medik Zainuttaqwa Kota Bekasi 25 - - - - - -
143 RSU Kartika Husada Kota Bekasi 60 - - - - - -
144 RSU Karya Medika Kota Bekasi 52 - - - - - -
145 RSU Ratna Ervita Medika Kota Bekasi - - - - - -
146 RSU Hasanah Graha Afiah Kota Depok 113 3.446 3.840 7.286 18 15 33 11 12 23 5 4 5 3 3 3
147 RSU Meilia Kota Depok 156 2.933 3.230 6.163 52 41 93 34 29 63 18 13 15 12 9 10
148 RSU Simpangan Depok Kota Depok 63 1.036 1.939 2.975 39 27 66 2 2 4 38 14 22 2 1 1
149 RSU Grha Permata Ibu Kota Depok 123 730 4.381 5.111 8 15 23 2 1 3 11 3 5 3 0 1
150 RSU Sentra Medika Kota Depok 205 5.882 206 82 - - 35 - - 14
151 RSU Setya Bhakti Kota Depok 28 22 1.841 1.863 7 9 16 - - - 318 5 9 0 0 0
152 RSU Puri Cinere Kota Depok 130 10.457 205 94 - - - - - 9
153 RSU Tumbuh Kembang Kota Depok 68 2.182 3.654 5.836 9 8 17 1 4 5 4 2 3 0 1 1
154 RSU Mitra keluarga Kota Depok 172 5.132 6.254 11.386 110 95 205 47 53 100 21 15 18 9 8 9
155 RSU Asy-Syifa Kota Depok 33 425 928 1.353 1 5 6 3 3 2 5 4 0 3 2
156 RSU Bhakti Yudha Kota Depok 130 2.514 3.126 5.640 60 47 107 28 30 58 24 15 19 11 10 10
157 RSU Bunda Margonda Kota Depok 84 1.850 3.120 4.970 13 24 37 8 13 21 7 8 7 4 4 4
158 RSU Tugu Ibu Kota Depok 132 3.549 4.116 7.665 175 44 0 0 23 0 0 6
159 RSU Hermina Kota Depok 140 3.054 6.769 9.823 56 26 0 0 6 0 0 3
160 RSU Harapan Depok Kota Depok 52 534 966 1.500 4 4 8 3 2 5 7 4 5 6 2 3
161 RSU Citra Medika Kota Depok - - - - - - - - -
162 RSU Permata Depok Kota Depok 88 1.277 33 4 - - 26 - - 3
163 RSU Mitra Kasih Kota Cimahi 127 3.805 3.633 7.438 24 15 39 11 8 19 6 4 5 3 2 3
164 RSU MAL Kota Cimahi 134 2.292 1.791 4.083 15 5 20 2 2 4 7 3 5 1 1 1
165 RSU Avisena Kota Cimahi 51 825 945 1.770 - - - 4 2 6 0 0 0 5 2 3
166 RSU Kasih Bunda Kota Cimahi 101 14.747 28.624 43.371 12 7 19 21 21 42 1 0 0 1 1 1
167 RSU Jasa Kartini Kota Tasikmalaya 182 6.699 5.981 12.680 303 242 545 117 94 211 45 40 43 17 16 17
168 RS Islam Hj. Siti Muniroh Kota Tasikmalaya 65 2.215 3.826 6.041 15 23 38 16 18 34 7 6 6 7 5 6
169 RSU Prasetya Bunda Kota Tasikmalaya 52 759 1.139 1.898 5 3 8 2 3 5 7 3 4 3 3 3
170 RSU Permata Bunda Kota Tasikmalaya 50 1.824 1.410 3.234 8 10 18 4 3 7 4 7 6 2 2 2
171 RSI Tasik Medika Citratama Kota Tasikmalaya 131 4.552 5.198 9.750 125 129 254 51 47 98 27 25 26 11 9 10
172 RSU Syifa Medina Kota Tasikmalaya 50 318 269 587 3 2 5 1 1 2 9 7 9 3 4 3
173 RSU Mitra Idaman Kota Banjar 50 1.982 2.065 4.047 54 64 118 23 21 44 27 31 29 12 10 11
174 RSU Banjar Patroman Kota Banjar 50 1.102 1.339 2.441 50 22 72 30 20 50 45 16 29 27 15 20

RS KHUSUS SWASTA 1.902 21.539 58.386 72.040 517 214 814 110 231 373 24 4 11 5 4 5
1 RSIA Citra Insani Kab. Bogor 53 2.353 3.616 3.616 4 9 13 2 2 4 2 2 4 1 1 1
2 RSIA Annisa Kab. Bogor 49 3.541 4.608 4.608 6 13 19 - 5 5 2 3 4 0 1 1
3 RSIA Kenari Graha Medika Kab. Bogor 71 1.062 985 2.047 72 50 122 65 46 111 68 51 60 61 47 54
4 RSIA Assalam Kab. Bogor 50 1.251 1.518 1.518 13 - - - 0 0 9 0 0 0
5 RSIA Sentosa Kab. Bogor 43 1.343 2.499 2.499 55 26 0 0 22 0 0 10
6 RSIA Melania Kab. Bogor 16 264 327 327 0 0 0 0 0 0
7 RSB Harapan Bunda Kab. Ciamis 25 130 - - 0 - - 0
8 RS KJ Hasna Medika Kab. Cirebon 25 855 1.047 1.902 29 25 54 9 10 19 34 24 28 11 10 10
9 RSIA Khalisah Kab. Cirebon 44 1.298 3.657 4.955 6 10 16 - 2 2 5 3 3 0 1 0
10 RSK Bedah Budi Kasih Kab. Majalengka 25 353 349 702 1 1 1 1 3 0 1 3 0 1
11 RSB Mutiara Hati Kab. Subang - - - - - -
12 RSIA Asri Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
13 RSB Sayang Bunda Kab. Purwakarta 15 - - - - - - - - - -
14 RSB Dian Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
15 RSB Annisa Kab. Purwakarta - - - - - - - - -
16 RSIA Djoko Pramono Kab. Karawang - - - - - - - - -
17 RSIA Citrasari Husada Kab. Karawang 167 11.509 11.509 313 313 128 128 - 0 27 - 11 11
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
18 RSIA Titian Bunda Kab. Karawang 76 516 667 1.183 8 6 14 3 3 6 16 9 12 6 4 5
19 RSB Sentul Kab. Karawang - - - - - - - - -
20 RSIA Mitra Family Kab. Karawang - - - - - - - - -
21 RSIA Amanda Cikarang Kab. Bekasi 25 431 1.291 1.722 12 6 18 - - - 28 5 10 0 0 0
22 RSIA Mitra Medika Kab. Bekasi - - - - - - - - - -
23 RSIA Puspa Husada Kab. Bekasi 16 - - - - - - - - -
24 RSIA Siti Zahroh Kab. Bekasi 24 - - - - - - - - -
25 RSIA Sayang Bunda Kab. Bekasi - - - - - - - - - -
26 RSIA Shofwan Kab. Bekasi 28 - - - - - - - - -
27 RSIA Sri Tina Kab. Bekasi 26 - - - - - - - - -
28 RSIA Graha Asri Kab. Bekasi 31 - - - - - - - - -
29 RSIA Cikarang Medika Kab. Bekasi 35 - - - - - - - - -
30 RSIA Gizar Kab. Bekasi 14 - - - - - - - - -
31 RSB Setia Kab. Bekasi 27 - - - - - - - - -
32 RSIA Cahaya Kab. Bekasi 8 - - - - - - - - -
33 RSIA Ummi Kota Bogor 123 1.300 2.178 3.478 13 12 25 2 4 6 10 6 7 2 2 2
34 RSIA Juliana Kota Bogor 29 - 1.528 1.528 - 1 1 - 1 1 - 1 1 - 1 1
35 RSIA Bunda Suryatni Kota Bogor 33 11 41 52 - 1 1 - - - 0 24 19 0 0 0
36 RSIA Pasutri Kota Bogor 26 40 2.088 2.128 8 14 22 5 6 11 200 7 10 125 3 5
37 RSIA Hermina Kota Bogor 100 2.519 5.435 7.954 19 20 39 9 6 15 8 4 5 4 1 2
38 RSB Sawojajar Kota Bogor 25 - 324 324 - - - - - - - 0 0 - 0 0
39 RSIA Bahagia Kota Sukabumi 25 323 323 - - - - - - - 0 0 - 0 0
40 RSIA Limijati Kota Bandung 92 1.526 3.860 5.386 9 10 19 5 2 7 6 3 4 3 1 1
41 RS Bedah Halmahera Kota Bandung 30 805 557 1.362 4 4 8 2 2 4 5 7 6 2 4 3
42 RSIA Sukajadi Kota Bandung - - - - - - -
43 RSB Emma P Kota Bandung 26 - - - - - - - - - - - - - - -
44 RS Ginjal H A Habibie Kota Bandung - - - - - - -
45 RSIA Hermina Pasteur Kota Bandung 90 1.160 5.160 6.320 13 30 43 6 14 20 11 6 7 5 3 3
46 RSIA Melinda Kota Bandung - - - - - - -
47 RSIA Humana Prima Kota Bandung 29 535 924 - 1 1 1 - 1 0 1 - 2 0 -
48 RS Gigi dan Mulut Maranatha Kota Bandung 7 - - - - - - - - -
49 RS Bedah Melinda 2 Kota Bandung - - - - - -
50 RSB Muhamadiyah Kota Cirebon 25 - 995 995 - - - - - - - 0 0 - 0 0
51 RSB Panti Abdi Dharma Kota Cirebon 28 124 371 495 - - - - - - 0 0 0 0 0 0
52 RSIA Karunia Kasih Kota Bekasi 25 - - - - - -
53 RSB Taman Harapan Baru Kota Bekasi 29 - - - - - -
54 RSB Juwita Kota Bekasi 50 - - - - - -
55 RSIA Selasih Medika Kota Bekasi 28 2.196 15 6 - - 7 - - 3
56 RSIA Rinova Intan Kota Bekasi 25 - - - - - -
57 RS Jantung Cinere Kota Depok - - - - - - - - -
58 RSB Sayang Bunda Kota Tasikmalaya 34 588 588 - - - 0 0 - 0 0
59 RSB Budi Kartini Kota Tasikmalaya 20 111 491 602 - - - - - - 0 0 0 0 0 0
60 RSB Hj. Karmini E.H Kota Tasikmalaya 35 141 452 593 - - 0 0 0 0 0 0
61 RSIA Widaningsih Kota Tasikmalaya 25 450 450 - - - 0 0 - 0 0
62 RSB Lunawati Kota Tasikmalaya 25 355 355 2 2 - - 6 6 - 0 0
63 RSB Ummi Kota Tasikmalaya 25 193 193 - - - 0 0 - 0 0

RS KHUSUS PEMERINTAH 423 7.729 16.403 21.260 423 221 644 230 187 417 55 13 30 30 11 20
1 RS Paru Dr.M.Goenawan P Kab. Bogor 170 2.872 6.572 6.572 253 121 374 152 138 290 88 18 57 53 21 44
2 RSTP Sidawangi Kab. Cirebon 84 2.016 1.159 3.175 109 50 159 61 33 94 54 43 50 30 28 30
3 RSJ Provinsi Jawa Barat Kab. Bdg Barat - - - - - -
4 RS Mata Cicendo Kota Bandung 104 - - - - - - - - - - - - -
5 RSKIA Kota Bandung Kota Bandung 65 2.841 8.672 11.513 61 50 111 17 16 33 21 6 10 6 2 3
6 RS Paru Dr H A Rotinsulu Kota Bandung - - - - - - -
7 RS Gigi dan Mulut Kota Bandung Kota Bandung - - - - - - -
8 RS Gigi dan Mulut UNPAD Kota Bandung - - - - - - -

RS TNI/POLRI 1.347 31.111 31.771 68.952 1.146 966 2.112 672 575 1.247 37 30 31 22 18 18
1 RSU Atang Sanjaya Kab. Bogor 66 193 428 428 10 14 24 6 6 12 52 33 56 31 14 28
2 RSU Sulaeman Kab. Bandung - - - - - - - - -
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah TEMPAT DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3 RSU Guntur Kab. Garut 119 3.890 4.118 8.008 212 205 417 109 139 248 54 50 52 28 34 31
4 RSU Bhayangkara Kab. Indramayu 60 1.758 1.464 3.222 245 213 458 159 99 258 139 145 142 90 68 80
5 RSU Lanukalijati Kab. Subang - - - - - -
6 RSU Bantuan 03.08.03 Gunung Putri Kab. Purwakarta 25 588 - - - - 0 - - 0
7 RSU Bhayangkara Tk. IV Bogor Kota Bogor 6 102 146 248 - - - - - - 0 0 0 0 0 0
8 RSU Salak Kota Bogor 152 3.057 3.468 6.525 22 20 42 5 6 11 7 6 6 2 2 2
9 RSU Bhayangkara Stukpa Kota Sukabumi 110 - - 5.675 - - - - 0 - - 0
10 RSU Pangrango Kota Sukabumi 18 112 112 - - - - - - - 0 0 - 0 0
11 RSU Sartika Asih Kota Bandung 109 4.021 3.097 7.118 34 21 55 15 9 24 8 7 8 4 3 3
12 RSU Sariningsih Kota Bandung - - - - - - -
13 RSU Dr. Salamun Kota Bandung - - - - - - -
14 RSU Ciremai Kota Cirebon 190 5.045 7.388 12.433 281 209 490 120 102 222 56 28 39 24 14 18
15 RSU Bhayangkara Depok Kota Depok 62 657 1.415 2.072 4 8 12 2 4 6 6 6 6 3 3 3
16 RSU Dustira Kota Cimahi 430 12.388 10.135 22.523 338 276 614 256 210 466 27 27 27 21 21 21

RS BUMN 299 7.437 7.956 21.701 323 252 779 121 98 280 43 32 36 16 12 13
1 RSU Pertamina Cirebon Kab. Cirebon 100 2.992 3.196 6.188 130 131 261 48 53 101 43 41 42 16 17 16
2 RSU Pertamina Balongan Kab. Indramayu 20 579 579 1.158 - 1 1 1 - 1 0 2 1 2 0 1
3 RSU PTP VIII Subang Kab. Subang - - - - - -
4 RSU Pindad Kota Bandung 65 6.308 204 61 - - 32 - - 10
5 RSU Pelabuhan Kota Cirebon 114 3.866 4.181 8.047 193 120 313 72 45 117 50 29 39 19 11 15
JAWA BARAT 30.406 490.084 704.249 1.531.469 12.871 13.224 39.433 5.287 5.862 19.779 26 19 26 11 8 13
TABEL 57

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014

JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RSU PEMERINTAH (KEMKES) 1.637 52.083 405.010 112.335 67,8 31,8 3,7 2,2
1 RSU Marzoeki Mahdi Kota Bogor 640 8.906 109.109 112.335 46,7 13,9 14,0 12,6
2 RSU Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung 997 43.177 295.901 81,3 43,3 1,6 -

RSU PEMERINTAH (PEMDA) 9.399 634.331 2.305.558 2.044.315 67,2 67,5 1,8 3,2
1 RSUD Ciawi Kab. Bogor 329 18.973 68.798 69.067 57,3 57,7 2,7 3,6
2 RSUD Cibinong Kab. Bogor 255 22.080 70.707 70.827 76,0 86,6 1,0 3,2
3 RSUD Leuwiliang Kab. Bogor 113 15.750 41.911 22.439 101,6 139,4 (0,0) 1,4
4 RSUD Cileungsi Kab. Bogor 110 4.789 18.387 11.584 45,8 43,5 4,5 2,4
5 RSUD Sekarwangi Kab. Sukabumi - - - -
6 RSUD Palabuhan Ratu Kab. Sukabumi - - - -
7 RSUD Jampang Kulon Kab. Sukabumi - - - -
8 RSUD Cianjur Kab. Cianjur 373 35.982 120.544 117.445 88,5 96,5 0,4 3,3
9 RSUD Cimacan Kab. Cianjur 55 4.141 365 9.969 1,8 75,3 4,8 2,4
10 RSUD Soreang Kab. Bandung 209 12.578 65.973 75.093 86,5 60,2 0,8 6,0
11 RSUD Majalaya Kab. Bandung 168 14.739 44.117 52.178 71,9 87,7 1,2 3,5
12 RSUD Cicalengka Kab. Bandung 67 5.780 16.885 16.750 69,0 86,3 1,3 2,9
13 RS Al-Ihsan Kab. Bandung 285 20.418 85.742 89.387 82,4 71,6 0,9 4,4
14 RSUD dr Slamet Kab. Garut 568 42.343 174.377 84,1 74,5 0,8 -
15 RSUD Pameungpeuk Kab. Garut 47 1.669 2.213 6.414 12,9 35,5 9,0 3,8
16 RSUD Kab. Tasikmalaya Kab. Tasikmalaya 68 4.986 16.439 18.126 66,2 73,3 1,7 3,6
17 RSUD Ciamis Kab. Ciamis 271 15.964 67.306 67.373 68,0 58,9 2,0 4,2
18 RSU`45 Kab.Kuningan Kab. Kuningan 214 17.229 75.940 59.192 97,2 80,5 0,1 3,4
19 RSU Linggarjati Kab. Kuningan 105 6.420 25.311 19.002 66,0 61,1 2,0 3,0
20 RSUD Arjawinangun Kab. Cirebon 300 24.615 78.793 66.300 72,0 82,1 1,2 2,7
21 RSUD Waled Kab. Cirebon 261 21.684 63.549 66.687 66,7 83,1 1,5 3,1
22 RSUD Cideres Kab. Majalengka 238 17.317 54.898 71.746 63,2 72,8 1,8 4,1
23 RSUD Majalengka Kab. Majalengka 221 16.414 67.842 51.784 84,1 74,3 0,8 3,2
24 RSUD Sumedang Kab. Sumedang 237 26.218 75.261 70.501 87,0 110,6 0,4 2,7
25 RSUD Indramayu Kab. Indramayu 246 23.881 365 365 0,4 97,1 3,7 0,0
26 RSUD Sentot Patrol Kab. Indramayu - - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
27 RSUD Subang Kab. Subang 284 23.010 104.719 72.820 101,0 81,0 (0,0) 3,2
28 RSUD Bayu Asih Kab. Purwakarta - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
29 RSUD Karawang Kab. Karawang 378 - - - #DIV/0! #DIV/0!
30 RSUD Kab. Bekasi Kab. Bekasi 116 5.111 28.599 28.273 67,5 44,1 2,7 5,5
31 RSUD Cililin Kab. Bdg Barat 54 3.447 13.308 10.341 67,5 63,8 1,9 3,0
32 RSUD Lembang Kab. Bdg Barat #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
33 RSUD Kota Bogor Kota Bogor 202 1.201 45.764 49.090 62,1 5,9 23,3 40,9
34 RSUD Syamsudin, SH Kota Sukabumi 700 39.349 167.466 192.290 65,5 56,2 2,2 4,9
35 RSUD Kota Bandung Kota Bandung 151 15.036 44.176 80,2 99,6 0,7 -
36 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon 323 22.643 99.308 97.592 84,2 70,1 0,8 4,3
37 RSUD Kota Bekasi Kota Bekasi 353 20.594 88.347 74.354 68,6 58,3 2,0 3,6
38 RSUD Depok Kota Depok 71 5.648 36 3 0,1 79,5 4,6 0,0
39 RSUD Cibabat Kota Cimahi 1.694 89.794 357.952 352.275 57,9 53,0 2,9 3,9
40 RSUD Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya 333 34.528 120.160 135.048 98,9 103,7 0,0 3,9
41 RSUD Kota Banjar Kota Banjar - - - - - -

RSU SWASTA 15.399 651.102 2.198.964 1.786.501 39,1 42,3 5,3 2,7
1 RSU Bina Husada Kab. Bogor 128 7.231 22.137 16.731 47,4 56,5 3,4 2,3
2 RSU Marry Cileungsi Hijau Kab. Bogor 147 12.942 53.192 53.192 99,1 88,0 0,0 4,1
3 RSU MH Thamrin Cileungsi Kab. Bogor 112 8.912 28.160 27.001 68,9 79,6 1,4 3,0
4 RSU Family Medical Center Kab. Bogor 85 3.156 45 15.665 0,1 37,1 9,8 5,0
5 RSU Sentra Medika Kab. Bogor 237 10.856 31.500 34.225 36,4 45,8 5,1 3,2
6 RSU Terpadu Dompet Dhuafa Kab. Bogor 61 2.016 14.455 12.119 64,9 33,0 3,9 6,0
7 RSU Citama Kab. Bogor 100 7.426 22.795 22.795 62,5 74,3 1,8 3,1
8 RSU Trimitra Kab. Bogor 81 6.844 20.863 21.220 70,6 84,5 1,3 3,1
9 RSU Dr Sismadi Kab. Bogor 44 5.971 3.955 3.806 24,6 135,7 2,0 0,6
10 RSU Hermina Mekarsasri Kab. Bogor 50 933 - 18,7 19,6 -
11 RSU Pertamedika Sentul City Kab. Bogor 77 1.534 6.679 5.110 23,8 19,9 14,0 3,3
12 RSU Karya Bhakti Pratiwi Kab. Bogor 91 3.364 1.440 1.556 4,3 37,0 9,4 0,5
13 RSU Permata Jonggol Kab. Bogor 44 255 532 510 3,3 5,8 60,9 2,0
14 RSU Hermina Sukabumi Kab. Sukabumi - - - -
15 RSU Bhakti Medical Center Kab. Sukabumi - - - -
16 RSU Betha Medika Kab. Sukabumi - - - -
17 RSU Bina Sehat Kab. Bandung 73 651 11.538 11.545 43,3 8,9 23,2 17,7
18 RSU AMC Kab. Bandung 100 5.457 15.576 14.230 42,7 54,6 3,8 2,6
19 RSU Al Arif Kab. Ciamis 65 5.237 27 - 0,1 80,6 4,5 -
20 RSU Permata Bunda Kab. Ciamis - - - -
21 RSU Sekar Kamulyan Kab. Kuningan 98 - 29.511 29.606 82,5 - - -
22 RSU Wijaya Kusumah Kab. Kuningan 136 14.920 42.337 42.493 85,3 109,7 0,5 2,8
23 RSU Juanda Kab. Kuningan 86 7.954 28.523 36.477 90,9 92,5 0,4 4,6
24 RSU El-Syifa Kab. Kuningan 58 3.304 10.404 12.950 49,1 57,0 3,3 3,9
25 RSU Kuningan Medical Centre Kab. Kuningan 100 8.503 29.351 120 80,4 85,0 0,8 0,0
26 RSU Mitra Plumbon Kab. Cirebon 201 15.695 64.612 64.636 88,1 78,1 0,6 4,1
27 RSU Sumber Waras Kab. Cirebon 193 993 44.600 46.142 63,3 5,1 26,0 46,5
28 RSU Sumber Hurip Kab. Cirebon 84 1.816 7.098 5.282 23,2 21,6 13,0 2,9
29 RSU Tiar Medika Kab. Cirebon 70 6.334 20.525 15.287 80,3 90,5 0,8 2,4
30 RSU Pakuwon Kab. Sumedang - - - - - -
31 RSU PMC Kab. Indramayu 52 311 16.236 16.236 85,5 6,0 8,8 52,2
32 RSU Al-Irsyad Kab. Indramayu 50 5.800 - - - 116,0 3,1 -
33 RSU Zam-Zam Kab. Indramayu 30 2.519 6.007 3 54,9 84,0 2,0 0,0
34 RSU Mekar Arum Kab. Subang - - - -
35 RSU Pamanukan Medical Center (PMC) Kab. Subang - - - -
36 RSU Indosehat Kab. Subang - - - -
37 RSU Siloam Kab. Purwakarta - - - - -
38 RSU Amira Kab. Purwakarta - - - - -
39 RSU MH Tamrin Kab. Purwakarta 188 7.340 56.415 49.079 82,2 39,0 1,7 6,7
40 RSU Rama Hadi Kab. Purwakarta - - - - -
41 RSU Bhakti Husada Kab. Purwakarta - - - - -
42 RSU Holistik Kab. Purwakarta 50 787 4.404 4.162 24,1 15,7 17,6 5,3
43 RSU Dewi Sri Kab. Karawang - - - - -
44 RSU Bayukarta Kab. Karawang 199 12.941 46.399 46.399 63,9 65,0 2,0 3,6
45 RSU Cito Kab. Karawang 110 8.476 25.487 20.735 63,5 77,1 1,7 2,4
46 RSU Islam Karawang Kab. Karawang 103 6.790 19.220 23.941 51,1 65,9 2,7 3,5
47 RSU Proklamasi Kab. Karawang 77 5.708 19.704 18.624 70,1 74,1 1,5 3,3
48 RSU Saraswati Kab. Karawang 70 4.229 10.688 41,8 60,4 3,5 -
49 RSU Karya Husada Kab. Karawang 125 9.376 32.999 28.907 72,3 75,0 1,3 3,1
50 RSU Delima Asih Kab. Karawang 70 5.706 15.214 14.406 59,5 81,5 1,8 2,5
51 RSU Izza dh.RSU Aqma Kab. Karawang 94 4.385 15.862 11.588 46,2 46,6 4,2 2,6
52 RSU Fikri Medika Kab. Karawang 100 7.400 26.049 25.469 71,4 74,0 1,4 3,4
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
53 RSU Lyra Medika/Lamaran Medical Centre Kab. Karawang - - - - -
54 RSU Puri Asih Kab. Karawang 74 5.219 365 12.306 1,4 70,5 5,1 2,4
55 RSU Sentral Medika Kab. Karawang 59 4.510 2.014 2.019 9,4 76,4 4,3 0,4
56 RSU Rosella Kab. Karawang - - - - -
57 RSU Harapan Keluarga Jababeka Kab. Bekasi 118 5.293 - 44,9 8,1 -
58 RSU Mitra Keluarga Cikarang Kab. Bekasi 137 - - - - -
59 RSU Annisa Kab. Bekasi 129 - - - - -
60 RSU Bhakti Husada Kab. Bekasi 129 - - - - -
61 RSU Karya Medika 1 Kab. Bekasi 130 - - - - -
62 RSU Tiara Kab. Bekasi 101 - - - - -
63 RSU Aprilia Medika Kab. Bekasi 70 - - - - -
64 RSU Cibitung Medika Kab. Bekasi 42 - - - - -
65 RSU Sentra Medika Kab. Bekasi 172 - - - - -
66 RSU Dr Sanders Kab. Bekasi 40 - - - - -
67 RSU Kartika Husada Kab. Bekasi 45 - - - - -
68 RSU Karya Medika II Kab. Bekasi 106 - - - - -
69 RSU Permata Keluarga Cikarang Kab. Bekasi - - - - - -
70 RSU Harapan Mulia Kab. Bekasi 36 - - - - -
71 RSU Amanda Kab. Bekasi 72 - - - - -
72 RSU Hermina Grand Wisata Kab. Bekasi 71 - - - - -
73 RSU Kartika Husada Kab. Bekasi 64 - - - - -
74 RSU Medirosa Kab. Bekasi 88 - - - - -
75 RSU Permata Bunda Kab. Bekasi - - - - - -
76 RSU Multazam Medika Kab. Bekasi 98 - - - - -
77 RSU Hosana Medika Kab. Bekasi 215 - - - - -
78 RSU Ridokha Salma Kab. Bekasi 20 - - - - -
79 RSU DAT Kab. Bekasi 79 - - - - -
80 RSU JMC (Jatimulya Medical Center) Kab. Bekasi 22 - - - - -
81 RSU Siloam Hospital Lippo Cikarang Kab. Bekasi 125 - - - - -
82 RSU Medirossa 2 Kab. Bekasi 45 - - - - -
83 RSU Hosana Medika Cikarang Baru Kab. Bekasi 69 - - - - -
84 RSU IMC Kab. Bdg Barat - - - -
85 RSU Cimareme Kab. Bdg Barat - - - -
86 RSU Cahya Kawaluyaan Kab. Bdg Barat 75 5.551 18.511 17.933 67,6 74,0 1,6 3,2
87 RSU Vania Kota Bogor 100 81 393 291 1,1 0,8 445,8 3,6
88 RSU Melania Kota Bogor 91 2.436 7.627 8.055 23,0 26,8 10,5 3,3
89 RSU Medika Dramaga Kota Bogor 107 6.792 27.812 27.715 71,2 63,5 1,7 4,1
90 RSU Islam Kota Bogor 89 4.289 16.133 18.133 49,7 48,2 3,8 4,2
91 RSU Azra Kota Bogor 88 5.751 22.535 22.319 70,2 65,4 1,7 3,9
92 RSU PMI Kota Bogor 264 14.759 68.947 78.211 71,6 55,9 1,9 5,3
93 RSU BMC Kota Bogor 100 8.745 27.185 35.932 74,5 87,5 1,1 4,1
94 RSU Mulia Kota Bogor 89 424 1.550 1.492 4,8 4,8 73,0 3,5
95 RSU Assyfa Kota Sukabumi 131 8.413 32.889 34.603 68,8 64,2 1,8 4,1
96 RSU Kartika MC Kota Sukabumi 73 4.273 14.973 11.231 56,2 58,5 2,7 2,6
97 RSU Pelita Rakyat Kota Sukabumi 30 86 825 890 7,5 2,9 117,7 10,3
98 RSU Ridogalih Kota Sukabumi 50 245 1.230 1.020 6,7 4,9 69,5 4,2
99 RSU Muhammadiyah Kota Bandung - - - - -
100 RSU Al-Islam Kota Bandung - - - - -
101 RSU St. Borromeus Kota Bandung 386 22.134 105.113 74,6 57,3 1,6 -
102 RSU Bungsu Kota Bandung 42 1.826 5.358 35,0 43,5 5,5 -
103 RSU Rajawali Kota Bandung 200 8.365 27.928 38,3 41,8 5,4 -
104 RSU St. Yusuf Kota Bandung 231 13.229 48.106 57,1 57,3 2,7 -
105 RSU Immanuel Kota Bandung 384 27.546 95.675 68,3 71,7 1,6 -
106 RSU Kebonjati Kota Bandung 142 6.048 22.714 43,8 42,6 4,8 -
107 RSU Advent Kota Bandung - - - - -
108 RSU Hermina Arcamanik Kota Bandung - - - - -
109 RSU Santosa Hospital Kota Bandung 342 18.008 74.278 59,5 52,7 2,8 -
110 RSU Putera Bahagia Kota Cirebon 80 5.782 16.605 16.630 56,9 72,3 2,2 2,9
111 RSU Sumber Kasih Kota Cirebon 93 5.571 17.506 23.077 51,6 59,9 3,0 4,1
112 RSU Budi Asta Kota Cirebon 50 359 1.344 1.320 7,4 7,2 47,1 3,7
113 RSU Budi Luhur Kota Cirebon 50 1.940 8.420 7.222 46,1 38,8 5,1 3,7
114 RSU Medimas Kota Cirebon 40 - 2.867 2.879 19,6 - - -
115 RSU Mitra Klg Bekasi Barat Kota Bekasi 272 - - - -
116 RSU Bhakti Kartini Kota Bekasi 191 - - - -
117 RSU Mekar Sari Kota Bekasi 106 - - - -
118 RSU Ananda Kota Bekasi 195 9.400 36.167 36.167 50,8 48,2 3,7 3,8
119 RSU Budi Lestari Kota Bekasi 90 824 2.155 2.227 6,6 9,2 37,3 2,7
120 RSU Hermina Galaxy Kota Bekasi 50 - - - -
121 RSU Seto Hasbadi Kota Bekasi 70 - - - -
122 RSI Dr. Subki Abdul Kadir Kota Bekasi 51 1.882 5.964 7.213 32,0 36,9 6,7 3,8
123 RSU Jati Rahayu Kota Bekasi 59 914 2.741 4,2 - - -
124 RSU Graha Juanda Kota Bekasi 71 - - - -
125 RSU Rawa Lumbu Kota Bekasi 127 8.457 27.111 27.652 58,5 66,6 2,3 3,3
126 RSU Mitra Klg Bekasi Timur Kota Bekasi 227 2.661 15.279 20.582 18,4 11,7 25,4 7,7
127 RSU St. Elisabeth Kota Bekasi 109 3.767 13.862 14.135 34,8 34,6 6,9 3,8
128 RSU Citra Harapan Kota Bekasi 104 963 3.269 3.104 8,6 9,3 36,0 3,2
129 RSU Sentosa Kota Bekasi 64 - - - -
130 RSU Awal Bros Kota Bekasi 201 - - - -
131 RSU Hosana Medika Bekasi Kota Bekasi 75 - - - -
132 RSU Hermina Kota Bekasi 205 14.930 41.687 43.095 55,7 72,8 2,2 2,9
133 RSU Anna Kota Bekasi 101 - - - -
134 RSU Bella Medika Kota Bekasi 72 1.237 1.236 3.656 4,7 17,2 20,2 3,0
135 RSU Jati Sampurna Kota Bekasi 51 - - - -
136 RSU Permata Cibubur Kota Bekasi 130 - - - -
137 RSU Mas Mitra Jati Makmur Kota Bekasi 60 2.696 6.767 6.369 30,9 44,9 5,6 2,4
138 RSU Permata Bekasi Kota Bekasi 60 - - - -
139 RSU Anna Medika Kota Bekasi 78 - - - -
140 RSU Mitra Keluarga Cibubur Kota Bekasi 107 6.011 20.778 21.096 53,2 56,2 3,0 3,5
141 RSU Taman Harapan Baru Kota Bekasi 54 - - - -
142 RSU Rehab Medik Zainuttaqwa Kota Bekasi 25 - - - -
143 RSU Kartika Husada Kota Bekasi 60 - - - -
144 RSU Karya Medika Kota Bekasi 52 - - - -
145 RSU Ratna Ervita Medika Kota Bekasi - - - -
146 RSU Hasanah Graha Afiah Kota Depok 113 7.286 19.723 19.723 47,8 64,5 3,0 2,7
147 RSU Meilia Kota Depok 156 6.163 21.669 21.324 38,1 39,5 5,7 3,5
148 RSU Simpangan Depok Kota Depok 63 2.975 8.611 9.040 37,4 47,2 4,8 3,0
149 RSU Grha Permata Ibu Kota Depok 123 5.111 15.854 15.972 35,3 41,6 5,7 3,1
150 RSU Sentra Medika Kota Depok 205 5.882 7.727 7.778 10,3 28,7 11,4 1,3
151 RSU Setya Bhakti Kota Depok 28 1.863 16.600 15.990 162,4 66,5 (3,4) 8,6
152 RSU Puri Cinere Kota Depok 130 10.457 25.813 27.104 54,4 80,4 2,1 2,6
153 RSU Tumbuh Kembang Kota Depok 68 5.836 21.046 20.777 84,8 85,8 0,6 3,6
154 RSU Mitra keluarga Kota Depok 172 11.386 21.800 21.800 34,7 66,2 3,6 1,9
155 RSU Asy-Syifa Kota Depok 33 1.353 28.432 28.432 236,0 41,0 (12,1) 21,0
156 RSU Bhakti Yudha Kota Depok 130 5.640 72.982 72.712 153,8 43,4 (4,5) 12,9
157 RSU Bunda Margonda Kota Depok 84 4.970 38.519 31.349 125,6 59,2 (1,6) 6,3
158 RSU Tugu Ibu Kota Depok 132 7.665 4.269 4.269 8,9 58,1 5,7 0,6
159 RSU Hermina Kota Depok 140 9.823 5.128 - 10,0 70,2 4,7 -
160 RSU Harapan Depok Kota Depok 52 1.500 30.915 31.779 162,9 28,8 (8,0) 21,2
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
161 RSU Citra Medika Kota Depok - - - - -
162 RSU Permata Depok Kota Depok 88 1.277 3.864 4.528 12,0 14,5 22,1 3,5
163 RSU Mitra Kasih Kota Cimahi 127 7.438 30.992 28.227 66,9 58,6 2,1 3,8
164 RSU MAL Kota Cimahi 134 4.083 23.961 24.221 49,0 30,5 6,1 5,9
165 RSU Avisena Kota Cimahi 51 1.770 1.844 3.725 9,9 34,7 9,5 2,1
166 RSU Kasih Bunda Kota Cimahi 101 43.371 28.174 13.113 76,4 429,4 0,2 0,3
167 RSU Jasa Kartini Kota Tasikmalaya 182 12.680 47.266 45.165 71,2 69,7 1,5 3,6
168 RS Islam Hj. Siti Muniroh Kota Tasikmalaya 65 6.041 1.775 2.730 7,5 92,9 3,6 0,5
169 RSU Prasetya Bunda Kota Tasikmalaya 52 1.898 6.493 6.115 34,2 36,5 6,6 3,2
170 RSU Permata Bunda Kota Tasikmalaya 50 3.234 9.275 9.275 50,8 64,7 2,8 2,9
171 RSI Tasik Medika Citratama Kota Tasikmalaya 131 9.750 31.030 31.826 64,9 74,4 1,7 3,3
172 RSU Syifa Medina Kota Tasikmalaya 50 587 1.362 2.045 7,5 11,7 28,8 3,5
173 RSU Mitra Idaman Kota Banjar 50 4.047 12.671 12.002 69,4 80,9 1,4 3,0
174 RSU Banjar Patroman Kota Banjar 50 2.441 12.538 11.918 68,7 48,8 2,3 4,9

RS KHUSUS SWASTA 1.902 72.040 173.332 110.999 25,0 37,9 7,2 1,5
1 RSIA Citra Insani Kab. Bogor 53 3.616 12.215 9.222 63,1 68,2 2,0 2,6
2 RSIA Annisa Kab. Bogor 49 4.608 - 94,0 3,9 -
3 RSIA Kenari Graha Medika Kab. Bogor 71 2.047 9.277 9.277 35,8 28,8 8,1 4,5
4 RSIA Assalam Kab. Bogor 50 1.518 5.811 6.057 31,8 30,4 8,2 4,0
5 RSIA Sentosa Kab. Bogor 43 2.499 7.512 6.155 47,9 58,1 3,3 2,5
6 RSIA Melania Kab. Bogor 16 327 981 16,8 20,4 14,9 -
7 RSB Harapan Bunda Kab. Ciamis 25 130 885 715 9,7 5,2 63,4 5,5
8 RS KJ Hasna Medika Kab. Cirebon 25 1.902 5.576 4.637 61,1 76,1 1,9 2,4
9 RSIA Khalisah Kab. Cirebon 44 4.955 9.785 9.415 60,9 112,6 1,3 1,9
10 RSK Bedah Budi Kasih Kab. Majalengka 25 702 1.122 2.873 12,3 28,1 11,4 4,1
11 RSB Mutiara Hati Kab. Subang - - - -
12 RSIA Asri Kab. Purwakarta - - - -
13 RSB Sayang Bunda Kab. Purwakarta 15 - 4 5.400 0,1 - - -
14 RSB Dian Kab. Purwakarta - - - -
15 RSB Annisa Kab. Purwakarta - - - -
16 RSIA Djoko Pramono Kab. Karawang - - - -
17 RSIA Citrasari Husada Kab. Karawang 167 11.509 805 703 1,3 68,9 5,2 0,1
18 RSIA Titian Bunda Kab. Karawang 76 1.183 3.061 3.045 11,0 15,6 20,9 2,6
19 RSB Sentul Kab. Karawang - - - -
20 RSIA Mitra Family Kab. Karawang - - - -
21 RSIA Amanda Cikarang Kab. Bekasi 25 1.722 - 68,9 5,3 -
22 RSIA Mitra Medika Kab. Bekasi - - - - -
23 RSIA Puspa Husada Kab. Bekasi 16 - - - -
24 RSIA Siti Zahroh Kab. Bekasi 24 - - - -
25 RSIA Sayang Bunda Kab. Bekasi - - - - -
26 RSIA Shofwan Kab. Bekasi 28 - - - -
27 RSIA Sri Tina Kab. Bekasi 26 - - - -
28 RSIA Graha Asri Kab. Bekasi 31 - - - -
29 RSIA Cikarang Medika Kab. Bekasi 35 - - - -
30 RSIA Gizar Kab. Bekasi 14 - - - -
31 RSB Setia Kab. Bekasi 27 - - - -
32 RSIA Cahaya Kab. Bekasi 8 - - - -
33 RSIA Ummi Kota Bogor 123 3.478 11.666 8.187 26,0 28,3 9,6 2,4
34 RSIA Juliana Kota Bogor 29 1.528 3.950 3.950 37,3 52,7 4,3 2,6
35 RSIA Bunda Suryatni Kota Bogor 33 52 - 1,6 231,6 -
36 RSIA Pasutri Kota Bogor 26 2.128 6.474 4.842 68,2 81,8 1,4 2,3
37 RSIA Hermina Kota Bogor 100 7.954 23.850 25.850 65,3 79,5 1,6 3,2
38 RSB Sawojajar Kota Bogor 25 324 1.312 1.324 14,4 13,0 24,1 4,1
39 RSIA Bahagia Kota Sukabumi 25 323 1.135 812 12,4 12,9 24,7 2,5
40 RSIA Limijati Kota Bandung 92 5.386 17.269 51,4 58,5 3,0 -
41 RS Bedah Halmahera Kota Bandung 30 1.362 5.174 47,3 45,4 4,2 -
42 RSIA Sukajadi Kota Bandung - - - - -
43 RSB Emma P Kota Bandung 26 - 2.026 21,3 - - -
44 RS Ginjal H A Habibie Kota Bandung - - - - -
45 RSIA Hermina Pasteur Kota Bandung 90 6.320 21.421 65,2 70,2 1,8 -
46 RSIA Melinda Kota Bandung - - - - -
47 RSIA Humana Prima Kota Bandung 29 3.693 34,9 - - -
48 RS Gigi dan Mulut Maranatha Kota Bandung 7 - - - -
49 RS Bedah Melinda 2 Kota Bandung - - - -
50 RSB Muhamadiyah Kota Cirebon 25 995 2.850 2.859 31,2 39,8 6,3 2,9
51 RSB Panti Abdi Dharma Kota Cirebon 28 495 1.272 1.279 12,4 17,7 18,1 2,6
52 RSIA Karunia Kasih Kota Bekasi 25 - - - -
53 RSB Taman Harapan Baru Kota Bekasi 29 - - - -
54 RSB Juwita Kota Bekasi 50 - - - -
55 RSIA Selasih Medika Kota Bekasi 28 2.196 7.567 610 74,0 78,4 1,2 0,3
56 RSIA Rinova Intan Kota Bekasi 25 - - - -
57 RS Jantung Cinere Kota Depok - - - -
58 RSB Sayang Bunda Kota Tasikmalaya 34 588 2.352 365 19,0 17,3 17,1 0,6
59 RSB Budi Kartini Kota Tasikmalaya 20 602 1.127 1.127 15,4 30,1 10,3 1,9
60 RSB Hj. Karmini E.H Kota Tasikmalaya 35 593 1.113 3 8,7 16,9 19,7 0,0
61 RSIA Widaningsih Kota Tasikmalaya 25 450 1.440 2.160 15,8 18,0 17,1 4,8
62 RSB Lunawati Kota Tasikmalaya 25 355 604 128 6,6 14,2 24,0 0,4
63 RSB Ummi Kota Tasikmalaya 25 193 3 4 0,0 7,7 47,3 0,0

RS KHUSUS PEMERINTAH 423 21.260 99.584 59.265 64,5 50,3 2,6 2,8
1 RS Paru Dr.M.Goenawan P Kab. Bogor 170 6.572 43.289 43.349 69,8 38,7 2,9 6,6
2 RSTP Sidawangi Kab. Cirebon 84 3.175 15.784 15.916 51,5 37,8 4,7 5,0
3 RSJ Provinsi Jawa Barat Kab. Bdg Barat - - - -
4 RS Mata Cicendo Kota Bandung 104 - 17.554 46,2 - - -
5 RSKIA Kota Bandung Kota Bandung 65 11.513 22.957 96,8 177,1 0,1 -
6 RS Paru Dr H A Rotinsulu Kota Bandung - - - - -
7 RS Gigi dan Mulut Kota Bandung Kota Bandung - - - - -
8 RS Gigi dan Mulut UNPAD Kota Bandung - - - - -

RS TNI/POLRI 1.347 68.952 300.722 251.191 61,2 51,2 2,8 3,6


1 RSU Atang Sanjaya Kab. Bogor 66 428 1.712 1.284 7,1 6,5 52,3 3,0
2 RSU Sulaeman Kab. Bandung - - - - -
3 RSU Guntur Kab. Garut 119 8.008 36.847 32.032 84,8 67,3 0,8 4,0
4 RSU Bhayangkara Indramayu Kab. Indramayu 60 3.222 10.832 - 49,5 53,7 3,4 -
5 RSU Lanukalijati Kab. Subang - - - -
6 RSU Bantuan 03.08.03 Gunung Putri Kab. Purwakarta 25 588 1.611 17,7 23,5 12,8 -
7 RSU Bhayangkara Tk. IV Bogor Kota Bogor 6 248 283 320 12,9 41,3 7,7 1,3
8 RSU Salak Kota Bogor 152 6.525 42.200 42.200 76,1 42,9 2,0 6,5
9 RSU Bhayangkara Stukpa Kota Sukabumi 110 5.675 16.996 16.996 42,3 51,6 4,1 3,0
10 RSU Pangrango Kota Sukabumi 18 112 625 780 9,5 6,2 53,1 7,0
11 RSU Sartika Asih Kota Bandung 109 7.118 21.603 54,3 65,3 2,6 -
12 RSU Sariningsih Kota Bandung - - - - -
13 RSU Dr. Salamun Kota Bandung - - - - -
14 RSU Ciremai Kota Cirebon 190 12.433 53.149 49.547 76,6 65,4 1,3 4,0
15 RSU Bhayangkara Depok Kota Depok 62 2.072 18.828 24.223 83,2 33,4 1,8 11,7
16 RSU Dustira Kota Cimahi 430 22.523 96.036 83.809 61,2 52,4 2,7 3,7
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa Wilayah BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RS BUMN 299 21.701 70.459 50.329 64,6 72,6 1,8 2,3
1 RSU Pertamina Cirebon Kab. Cirebon 100 6.188 24.055 24.055 65,9 61,9 2,0 3,9
2 RSU Pertamina Balongan Kab. Indramayu 20 1.158 3.422 - 46,9 57,9 3,3 -
3 RSU PTP VIII Subang Kab. Subang - - - -
4 RSU Pindad Kota Bandung 65 6.308 16.520 69,6 97,0 1,1 -
5 RSU Pelabuhan Kota Cirebon 114 8.047 26.462 26.274 63,6 70,6 1,9 3,3

JAWA BARAT 30.406 1.521.469 5.553.629 4.414.935 50,0 50,0 3,6 2,9
TABEL 58

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 1.349.533 917.824 68,0 472.634 51,5
2 KAB. SUKABUMI 765.876 657.832 85,9 287.602 43,7
3 KAB. CIANJUR 2.197.993 792.312 36,0 323.492 40,8
4 KAB. BANDUNG 1.067.716 98.139 9,2 42.528 43,3
5 KAB. GARUT 724.388 416.534 57,5 215.465 51,7
6 KAB. TASIKMALAYA 522.227 72.125 13,8 32.820 45,5
7 KAB. CIAMIS 441.411 24.418 5,5 10.876 44,5
8 KAB. KUNINGAN 364.556 258.547 70,9 145.583 56,3
9 KAB. CIREBON 684.433 298.242 43,6 150.350 50,4
10 KAB. MAJALENGKA 393.030 275.146 70,0 129.609 47,1
11 KAB. SUMEDANG 366.947 334.967 91,3 154.949 46,3
12 KAB. INDRAMAYU 602.558 81.124 13,5 33.695 41,5
13 KAB. SUBANG 496.003 210.404 42,4 129.535 61,6
14 KAB. PURWAKARTA 268.902 235.718 87,7 149.859 63,6
15 KAB. KARAWANG 680.615 553.492 81,3 259.682 46,9
16 KAB. BEKASI 592.888 112.771 19,0 46.590 41,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 549.289 116.861 21,3 57.152 48,9
18 KAB. PANGANDARAN 113.518 64.819 57,1 31.812 49,1
19 KOTA BOGOR 289.936 175.593 60,6 108.978 62,1
20 KOTA SUKABUMI 90.796 67.461 74,3 20.880 31,0
21 KOTA BANDUNG 728.098 356.714 49,0 234.558 65,8
22 KOTA CIREBON 90.698 59.011 65,1 34.338 58,2
23 KOTA BEKASI 582.483 77.622 13,3 45.236 58,3
24 KOTA DEPOK 482.836 367.544 76,1 283.879 77,2
25 KOTA CIMAHI 170.000 103.611 60,9 44.788 43,2
26 KOTA TASIKMALAYA 245.177 147.734 60,3 65.924 44,6
27 KOTA BANJAR 58.064 50.850 87,6 30.819 60,6

JAWA BARAT 14.919.971 6.927.415 46,4 3.543.633 51,2


Sumber: Bidang SDK DinKes Provinsi Jabar dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 58
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH JUMLAH RUMAH RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KABUPATEN/KOTA SELURUH YANG BELUM
RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KAB. BOGOR 903.004 339.331 37,58 563.673 563.673 100,00 276.335 49,0 615.666 68,2
2 KAB. SUKABUMI 650.641 314.632 48,36 336.009 149.449 44,48 68.854 46,1 383.486 58,9
3 KAB. CIANJUR 567.441 53.551 9,44 513.890 29.088 5,66 18.353 63,1 71.904 12,7
4 KAB. BANDUNG 743.177 110.993 14,93 632.184 43.856 6,94 13.540 30,9 134.029 18,0
5 KAB. GARUT 602.717 235.089 39,00 367.628 169.502 46,11 116.839 68,9 351.928 58,4
6 KAB. TASIKMALAYA 462.553 222.041 48,00 240.512 130.694 54,34 84.923 65,0 305.434 66,0
7 KAB. CIAMIS 333.278 178.703 53,62 178.680 178.680 100,00 31.718 17,8 210.421 63,1
8 KAB. KUNINGAN 276.565 134.439 48,61 140.264 32.004 22,82 17.432 54,5 151.688 54,8
9 KAB. CIREBON 472.379 307.582 65,11 164.797 98.716 59,90 56.113 56,8 363.695 77,0
10 KAB. MAJALENGKA 329.356 188.948 57,37 140.408 105.312 75,00 52.910 50,2 241.858 73,4
11 KAB. SUMEDANG 309.413 171.159 55,32 138.254 90.392 65,38 54.388 60,2 225.547 72,9
12 KAB. INDRAMAYU 442.250 279.134 63,12 163.116 20.156 12,36 8.383 41,6 289.705 65,5
13 KAB. SUBANG 400.548 273.639 68,32 126.434 34.824 27,54 188 0,5 273.827 68,4
14 KAB. PURWAKARTA 221.153 116.208 52,55 122.287 34.649 28,33 21.633 62,4 137.841 62,3
15 KAB. KARAWANG 531.571 320.237 60,24 297.617 297.617 100,00 206.661 69,4 526.898 99,1
16 KAB. BEKASI 753.817 511.509 67,86 280.325 78.743 28,09 48.273 61,3 559.782 74,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 375.995 256.038 68,10 131.528 8.764 6,66 5.083 58,0 261.121 69,4
18 KAB PANGANDARAN 113.953 60.466 53,06 53.487 10.988 20,54 1.135 10,3 61.601 54,1
19 KOTA BOGOR 183.692 125.789 68,48 72.127 40.907 56,72 23.733 58,0 149.522 81,4
20 KOTA SUKABUMI 72.966 30.817 42,23 42.149 12.014 28,50 6.279 52,3 37.096 50,8
21 KOTA BANDUNG 405.867 297.353 73,26 108.514 97.319 89,68 1.993 2,0 299.346 73,8
22 KOTA CIREBON 61.555 48.319 78,50 13.236 11.947 90,26 1.824 15,3 50.143 81,5
23 KOTA BEKASI 540.872 132.912 24,57 124.749 124.749 100,00 117.548 94,2 250.460 46,3
24 KOTA DEPOK 401.965 297.740 74,07 104.225 56.815 54,51 37.700 66,4 335.440 83,5
25 KOTA CIMAHI 102.977 22.069 21,43 80.908 4.946 6,11 2.519 50,9 24.588 23,9
26 KOTA TASIKMALAYA 143.818 59.518 41,38 84.300 13.156 15,61 5.515 41,9 65.033 45,2
27 KOTA BANJAR 50.034 26.803 53,57 23.231 23.231 100,00 10.635 45,8 37.438 74,8

JAWA BARAT 10.453.557 5.115.019 48,93 5.244.531 2.462.191 46,95 1290507 52,41 6.415.498 61,37

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 60

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PENDUDUK YANG


PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) MEMILIKI AKSES AIR
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN
MINUM
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
NO KABUPATEN/KOTA PENDUDUK

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
1 2 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 KAB. BOGOR 5.131.798 347.085 1.735.425 289.194 1.445.970 23.627 590.675 20.757 518.924 189.420 947.100 33.496 167.482 0 0 0 0 115 40.250 94 32.970 0 0 0 0 21.266 134.545 13.975 698.750 2.864.096 55,81

2 KAB. SUKABUMI 2.517.982 262.044 882.107 161.628 635.815 86.456 306.147 49.765 174.841 34.565 168.895 23.790 130.847 8.738 29.232 5.757 15.985 35.553 221.405 23.800 193.817 3.200 6.772 2.125 3.276 50.882 228.458 46.162 195.374 1.349.955 53,61

3 KAB. CIANJUR 2.335.024 298.574 1.052.577 253.788 894.696 40.799 143.831 35.903 126.571 3.229 11.383 2.389 8.424 3.366 11.866 2.928 2.548 75.592 266.488 37.040 130.579 - - - - 78.582 277.029 71.488 252.018 1.414.836 60,59

4 KAB. BANDUNG 3.418.246 170.230 839.408 174.900 857.901 157.664 723.441 154.114 715.764 17.004 65.121 17.654 64.604 10.880 74.699 12.999 90.704 17.341 121.791 14.588 103.253 - - - - 86.178 325.898 81.133 341.905 2.174.131 63,60

5 KAB. GARUT 2.585.423 203.301 1.521.077 121.270 1.097.027 9.589 94.552 6.366 42.000 4.209 29.575 3.150 21.637 855 8.757 1.128 8.949 7.175 70.303 7.749 64.014 15 16.798 15 10.269 21.594 422.212 24.263 384.008 1.627.904 62,96

6 KAB. TASIKMALAYA 1.802.043 94.527 498.144 71.389 360.028 137.495 666.181 114.663 517.222 8.255 37.067 7.352 34.345 2.828 52.203 655 32.021 10.645 309.657 10.634 114.349 7.894 32.912 3.796 15.774 16.668 123.341 29.642 83.833 1.157.572 64,24

7 KAB. CIAMIS 1.268.820 181.102 568.614 137.323 474.603 38.951 127.998 19.056 51.143 305 3.158 111 516 - - - - 7.403 40.555 2.696 6.943 - - - - 11.516 108.825 103 517 533.723 42,06

8 KAB. KUNINGAN 1.113.686 64.529 266.274 56.305 231.572 78.209 302.523 74.928 303.555 6.825 27.338 6.531 26.988 - - - - 111 6.660 91 5.460 24 72 - - 84.708 343.935 81.683 330.206 897.781 80,61

9 KAB. CIREBON 2.223.089 121.331 600.610 82.797 434.336 89.572 445.002 61.612 313.631 119.252 591.397 88.475 476.038 31 1.262 26 998 2.595 20.168 1.976 13.118 23 87 23 87 29.495 127.762 24.764 114.643 1.352.851 60,85

10 KAB. MAJALENGKA 1.254.440 91.046 401.139 81.515 361.481 45.078 227.751 40.538 202.225 56.053 218.985 43.732 172.919 287 22.027 209 15.066 252 11.724 142 8.150 - - - - 24.801 109.378 24.801 109.378 869.219 69,29

11 KAB. SUMEDANG 1.176.074 104.142 308.637 76.853 265.401 47.858 158.601 36.193 139.189 616 2.466 576 2.418 9.962 53.156 48 23.414 27.088 132.808 25.287 110.259 - - - - 134.432 555.115 113.585 505.054 1.045.735 88,92

12 KAB. INDRAMAYU 1.789.204 94.157 357.483 78.735 393.675 21.049 84.196 11.774 47.096 130.948 610.946 113.254 545.757 992 3.514 799 2.838 6 21 6 21 1.367 4.785 1.149 4.022 98.216 354.051 92.020 354.051 1.347.459 75,31

13 KAB. SUBANG 1.575.649 111.196 529.605 69.088 389.722 38.601 206.282 25.663 141.696 91.710 554.995 62.245 361.713 - - - - 285 43.249 193 31.595 - - - - 86.853 405.436 21.677 404.706 1.329.432 84,37

14 KAB. PURWAKARTA 916.812 73.778 348.952 59.485 281.518 36.403 170.067 26.476 123.630 17.203 70.030 15.352 60.220 47 8.610 43 8.139 4.297 35.627 1.597 19.449 10 100 7 70 33.336 138.299 31.687 131.179 624.205 68,08

15 KAB. KARAWANG 2.288.254 65.334 251.928 48.065 298.369 11.684 65.348 11.684 65.348 245.474 934.446 194.982 98.840 258 12.900 258 12.900 2.337 8.287 1.139 - 1.488 4.791 594 - 49.955 196.569 41.310 12.414 487.871 21,32

16 KAB. BEKASI 2.828.767 41.151 152.226 26.631 101.259 42.264 176.494 31.766 140.252 466.294 1.803.403 390.267 1.541.803 - - - - 194 776 194 776 4.715 14.738 3.646 10.955 82.613 365.115 80.072 343.963 2.139.008 75,62

17 KAB. BANDUNG BARAT 1.624.179 82.971 327.574 64.644 249.507 111.220 427.122 85.465 317.876 85.061 339.306 72.811 290.569 8.582 257.037 7.754 230.291 5.459 233.154 8.044 186.572 - - - - 6.024 32.375 5.825 31.589 1.306.404 80,43

18 KAB PANGANDARAN 379.255 32.560 166.285 32.260 190.554 16.130 31.960 15.830 65.132 3.906 14.880 3.846 14.720 - - - - 2.248 10.903 2.128 10.783 13 74 13 54 2.833 19.402 2.693 19.262 300.505 79,24

19 KOTA BOGOR 1.022.002 16.395 223.795 11.294 133.216 3.952 72.876 2.289 39.186 49.391 728.963 22.369 303.753 2 80 - - 1.062 19.901 959 21.241 - - - - 95.228 481.707 94.550 438.186 935.582 91,54

20 KOTA SUKABUMI 321.205 4.591 19.609 3.265 14.175 3.180 13.672 1.950 7.276 2.188 8.954 1.835 6.986 - - - - 132 690 126 665 65 254 65 208 2.311 8.836 1.982 7.854 37.164 11,57

21 KOTA BANDUNG 2.575.478 88.015 153.375 42.934 173.534 25.363 78.219 11.965 85.280 49.473 110.089 30.657 174.785 - - - - 248 1.656 99 543 94 587 69 540 187.031 739.087 119.339 1.318.606 1.753.287 68,08

22 KOTA CIREBON 318.741 7.724 33.555 7.365 33.025 1.692 7.849 914 4.052 5.257 22.469 5.067 21.558 73 13 26 3 5 440 5 440 - - - - 44.934 210.554 44.927 210.537 269.615 84,59

23 KOTA BEKASI 2.510.951 679 3.415 576 2.525 29.161 117.327 29.161 117.327 363.089 1.601.614 351.523 1.550.430 13 2.738 13 2.738 - - - - - - - - 5 389.660 5 382.076 2.055.096 81,85

24 KOTA DEPOK 1.869.681 21.995 93.321 19.299 90.794 142.536 595.395 125.926 532.209 140.061 678.350 132.263 618.992 - - - - 10 880 5 630 - - - - 52.622 272.617 52.622 271.262 1.513.887 80,97

25 KOTA CIMAHI 581.989 20.236 87.591 2.034 10.240 8.414 39.980 1.439 5.957 45.523 196.726 2.784 14.429 1.541 9.167 2 598 829 4.113 11 1.120 - - - - 14.061 61.310 2.356 9.968 42.312 7,27

26 KOTA TASIKMALAYA 683.386 37.375 134.024 37.375 134.024 69.187 246.861 69.187 246.861 3.031 11.469 3.031 11.469 - - - - 32 4.261 32 4.261 - - - - 23.096 81.427 23.096 81.427 478.042 69,95

27 KOTA BANJAR 188.365 22.638 74.907 15.490 55.062 13.038 51.403 10.237 40.154 1.134 4.005 1.134 4.005 - - - - 626 19.985 100 5.494 480 366 - - 8.393 35.378 6.975 22.159 126.874 67,36

JAWA BARAT 46.300.543 2.658.706 11.631.658 2.025.502 9.610.029 1.329.172 6.171.752 1.075.622 5.084.396 2.139.475 9.793.130 1.630.676 6.726.247 48.455 547.261 32.645 447.192 201.640 1.625.752 138.735 1.066.502 19.388 82.336 11.502 45.255 1.347.633 6.548.322 1.132.735 7.054.925 30.034.544 64,87

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 61

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
AIR MINUM JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KAB. BOGOR 202 202 100,00 173 85,6
2 KAB. SUKABUMI 44.413 3.154 7,10 2.733 86,7
3 KAB. CIANJUR 11 11 100,00 11 100,0
4 KAB. BANDUNG 591 377 63,79 234 62,1
5 KAB. GARUT 57 57 100,00 56 98,2
6 KAB. TASIKMALAYA 195 97 49,74 82 84,5
7 KAB. CIAMIS 45 19 42,22 13 68,4
8 KAB. KUNINGAN 408 407 99,75 283 69,5
9 KAB. CIREBON 2.231 496 22,23 346 69,8
10 KAB. MAJALENGKA 15.075 550 3,65 246 44,7
11 KAB. SUMEDANG 375 195 52,00 169 86,7
12 KAB. INDRAMAYU 14 11 78,57 10 90,9
13 KAB. SUBANG 94 16 17,02 11 68,8
14 KAB. PURWAKARTA 196 95 48,47 79 83,2
15 KAB. KARAWANG 12 12 100,00 12 100,0
16 KAB. BEKASI 333 25 7,51 22 88,0
17 KAB. BANDUNG BARAT 422 150 35,55 142 94,7
18 KAB PANGANDARAN 79 6 7,59 3 50,0
19 KOTA BOGOR 120 120 100,00 120 100,0
20 KOTA SUKABUMI 7.795 400 5,13 117 29,3
21 KOTA BANDUNG 187.031 250 0,13 148 59,2
22 KOTA CIREBON 490 490 100,00 474 96,7
23 KOTA BEKASI 1.043 1.043 100,00 938 89,9
24 KOTA DEPOK 9 1 11,11 1 100,0
25 KOTA CIMAHI 116 62 53,45 20 32,3
26 KOTA TASIKMALAYA 148.347 640 0,43 255 39,8
27 KOTA BANJAR 74 74 100,00 74 100,0

JAWA BARAT 409.778 8.960 2,19 6.772 75,6

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 62

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG PENDUDUK DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK

PENDUDUK PENGGUNA

PENDUDUK PENGGUNA

PENDUDUK PENGGUNA

PENDUDUK PENGGUNA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
JUMLAH

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 KAB. BOGOR 5.131.798 2.830 14.150 249 249 1,8 29.748 205.245 22.905 22.905 11 53.733 268.665 12.555 162.775 61 56.147 280.735 13.119 165.595 59 351.524 6,8
2 KAB. SUKABUMI 2.517.982 16.684 136.533 9.770 97.713 71,6 335.516 1.128.409 222.356 857.633 76 64.864 156.525 32.790 91.361 58 60.321 231.549 35.315 144.020 62 1.190.727 47,3
3 KAB. CIANJUR 2.335.024 30.783 109.629 24.626 87.703 80,0 285.766 1.020.368 185.748 663.239 65 89.733 320.404 39.483 140.978 44 8.942 31.929 5.008 17.880 56 909.800 39,0
4 KAB. BANDUNG 3.418.246 10.889 146.829 9.655 115.730 78,8 459.747 2.043.278 369.703 1.671.973 82 39.671 152.082 33.274 128.762 85 21.807 90.305 14.687 59.615 66 1.981.690 58,0
5 KAB. GARUT 2.585.423 - - - - #DIV/0! 124.215 2.015.706 68.318 977.592 48 12.225 250.934 3.056 150.337 60 6.206 1.134.529 931 375.440 33 1.503.369 58,1
6 KAB. TASIKMALAYA 1.802.043 9.506 98.537 4.936 39.719 40,3 211.625 1.039.594 175.698 905.420 87 30.056 112.466 21.117 78.879 70 22.741 100.907 4.127 15.622 15 1.039.640 57,7
7 KAB. CIAMIS 1.268.820 24 306 17 263 85,9 186.050 605.956 207.358 502.797 83 3.976 15.205 2.940 10.923 72 8.610 30.935 6.277 23.370 76 537.353 42,4
8 KAB. KUNINGAN 1.113.686 3.373 50.595 53 795 1,6 228.222 922.193 221.058 893.543 97 5.168 - 31 - #DIV/0! 2.150 2.150 238 238 11 894.576 80,3
9 KAB. CIREBON 2.223.089 34 10.258 26 789 7,7 379.217 1.687.963 277.831 1.383.849 82 7 38 - - - 64 271 30 230 85 1.384.868 62,3
10 KAB. MAJALENGKA 1.254.440 - - - - #DIV/0! 185.812 768.621 166.330 687.116 89 23.036 88.088 - - - 12.655 42.222 - - - 687.116 54,8
11 KAB. SUMEDANG 1.176.074 888 8.387 793 6.185 73,7 235.817 880.368 211.789 765.553 87 5.808 27.323 4.832 21.985 80 6.463 18.954 4.069 12.096 64 805.818 68,5
12 KAB. INDRAMAYU 1.789.204 - - - - #DIV/0! 278.464 1.252.136 227.440 1.086.102 87 16.156 47.359 5.544 18.541 39 3.847 9.644 - - - 1.104.643 61,7
13 KAB. SUBANG 1.575.649 - - - - #DIV/0! 299.123 1.226.561 277.229 1.118.200 91 830 6.781 805 6.500 96 - - - - #DIV/0! 1.124.700 71,4
14 KAB. PURWAKARTA 916.812 897 15.115 577 10.395 68,8 188.469 674.543 140.326 522.263 77 4.841 23.913 4.148 20.936 88 5.096 25.447 3.370 19.599 77 573.193 62,5
15 KAB. KARAWANG 2.288.254 2.197 54.935 1.797 44.925 81,8 328.380 1.313.520 229.143 1.045.715 80 1.328 7.987 1.024 6.148 77 0 0 0 0 #DIV/0! 1.096.788 47,9
16 KAB. BEKASI 2.828.767 4.476 21.239 3.535 16.776 79,0 627.418 2.458.191 560.751 2.222.465 90 3.344 14.291 203 1.044 7 9.850 30.001 5.028 14.488 48 2.254.773 79,7
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.624.179 1.294 92.678 1.193 85.985 92,8 365.684 1.186.431 337.823 1.023.922 86 31.212 124.285 28.374 103.241 83 11.957 48.566 10.869 46.889 97 1.260.037 77,6
18 KAB PANGANDARAN 379.255 - - - - #DIV/0! 244.860 734.580 81.620 244.860 33 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 244.860 64,6
19 KOTA BOGOR 1.022.002 878 35.298 709 28.514 80,8 147.502 754.768 124.370 629.802 83 27.307 138.310 19.225 96.127 70 4.912 24.564 3.207 16.031 65 770.474 75,4
20 KOTA SUKABUMI 321.205 - - - - #DIV/0! 10.479 35.149 5.997 24.990 71 903 3.731 184 925 25 109 548 73 390 71 26.305 8,2
21 KOTA BANDUNG 2.575.478 - - - #DIV/0! 385.002 2.396.889 213.444 1.644.126 69 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 1.644.126 63,8
22 KOTA CIREBON 318.741 188 2.107 159 1.916 90,9 60.552 271.067 57.685 255.224 94 1.584 1.865 48 225 12 163 421 18 94 22 257.459 80,8
23 KOTA BEKASI 2.510.951 1.030 6.543 903 5.538 84,6 479.526 2.158.743 456.067 1.999.157 93 19 102 - - - 390 1.581 79 316 20 2.005.011 79,9
24 KOTA DEPOK 1.869.681 756 4.071 639 3.520 86,5 350.151 1.605.648 305.386 1.358.855 85 1.554 8.794 653 3.264 37 2.822 11.593 2.517 10.431 90 1.376.070 73,6
25 KOTA CIMAHI 581.989 251 6.393 19 3.643 57,0 79.476 370.106 54.379 256.041 69 1.914 9.432 1.082 4.508 48 23 118 21 110 93 264.302 45,4
26 KOTA TASIKMALAYA 683.386 - - - - #DIV/0! 168.749 380.249 120.668 202.350 53 950 1.459 252 722 49 9.899 27.621 23 64 0 203.136 29,7
27 KOTA BANJAR 188.365 - - - - #DIV/0! 40.240 153.415 107.245 134.188 87 656 8.236 450 1.606 19 1.141 4.087 - - - 135.794 72,1

JAWA BARAT 46.300.543 86.978 813.603 59.656 550.358 67,6 6.715.810 29.289.697 5.428.668 23.099.879 79 420.875 1.788.275 212.070 1.049.787 59 256.315 2.148.678 109.005 922.518 43 25.628.152 55,4

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 63

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

NO KABUPATEN/KOTA DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS


JUMLAH DESA DESA STBM
STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR 434 96 22,1 - - 21 21,9
2 KAB. SUKABUMI 386 84 21,8 2 2,4 5 6,0
3 KAB. CIANJUR 360 30 8,3 - - - -
4 KAB. BANDUNG 280 133 47,5 - - 6 4,5
5 KAB. GARUT 442 54 12,2 - - 17 31,5
6 KAB. TASIKMALAYA 351 351 100,0 - - 10 2,8
7 KAB. CIAMIS 265 37 14,0 - - - -
8 KAB. KUNINGAN 376 127 33,8 - - 42 33,1
9 KAB. CIREBON 424 232 54,7 74 31,9 67 28,9
10 KAB. MAJALENGKA 343 25 7,3 - - - -
11 KAB. SUMEDANG 283 272 96,1 62 22,8 139 51,1
12 KAB. INDRAMAYU 317 69 21,8 - 7 10,1
13 KAB. SUBANG 253 220 87,0 - - 133 60,5
14 KAB. PURWAKARTA 192 73 38,0 - - 17 23,3
15 KAB. KARAWANG 309 75 24,3 - - - -
16 KAB. BEKASI 187 82 43,9 35 42,7 6 7,3
17 KAB. BANDUNG BARAT 165 165 100,0 - - 11 6,7
18 KAB PANGANDARAN 93 12 12,9 - - - -
19 KOTA BOGOR 68 40 58,8 40 100,0 - -
20 KOTA SUKABUMI 33 24 72,7 - - - -
21 KOTA BANDUNG 151 24 15,9 - - - -
22 KOTA CIREBON 22 22 100,0 - - - -
23 KOTA BEKASI 56 56 100,0 - - - -
24 KOTA DEPOK 63 59 93,7 - - 2 3,4
25 KOTA CIMAHI 15 15 100,0 - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 69 22 31,9 - - - -
27 KOTA BANJAR 25 25 100,0 - - 1 4,0

JAWA BARAT 5.962 2.424 40,7 213 8,8 484 20,0

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 64

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL
UMUM
SD SLTP SLTA PUSKESMAS RUMAH SAKIT UMUM BINTANG NON BINTANG

JUMLAH TTU
NO KABUPATEN/KOTA

NON BINTANG
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
UMUM
SLTA
SLTP
SD

%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KAB. BOGOR 2.380 918 612 101 25 37 124 4.197 965 40,5 338 36,8 196 32,0 45 44,6 12 48,0 19 51,4 - - 1.575 37,5
2 KAB. SUKABUMI 1.542 574 309 58 6 9 116 2.614 817 53,0 241 42,0 206 66,7 135 232,8 33 550,0 8 88,9 55 47,4 1.495 57,2
3 KAB. CIANJUR 1.476 366 246 45 2 22 24 2.181 399 27,0 87 23,8 31 12,6 45 100,0 2 100,0 11 50,0 8 33,3 583 26,7
4 KAB. BANDUNG 1.615 482 326 62 7 2 40 2.534 388 48,9 99 55,3 48 49,5 30 68,2 3 100,0 6 100,0 18 45,0 592 23,4
5 KAB. GARUT 1.881 597 340 65 3 8 65 2.959 709 38,9 246 53,4 130 52,0 65 100,0 5 100,0 7 87,5 32 49,2 1.194 40,4
6 KAB. TASIKMALAYA 1.297 438 236 40 1 - 12 2.024 776 61,3 225 67,6 105 70,5 65 50,8 2 50,0 1 - 4 33,3 1.178 58,2
7 KAB. CIAMIS 912 213 124 37 4 1 10 1.301 356 39,0 84 39,4 30 24,2 37 100,0 4 100,0 1 100,0 2 20,0 514 39,5
8 KAB. KUNINGAN 740 152 88 37 7 4 35 1.063 450 61,7 76 58,5 32 48,5 21 58,3 7 100,0 1 25,0 10 27,8 597 56,2
9 KAB. CIREBON 1.076 286 183 57 10 - - 1.612 867 77,3 183 73,8 114 80,3 97 89,0 10 111,1 0 - 7 70,0 1.278 79,3
10 KAB. MAJALENGKA 745 174 101 32 3 - 9 1.064 606 67,1 94 64,8 52 71,2 32 100,0 3 100,0 0 - 9 100,0 796 74,8
11 KAB. SUMEDANG 669 165 119 32 2 - 15 1.002 472 70,6 112 67,9 70 58,8 34 106,3 2 100,0 0 - 8 53,3 698 69,7
12 KAB. INDRAMAYU 1.026 277 198 49 7 - - 1.557 523 54,9 106 44,7 72 61,5 68 74,7 6 85,7 0 - - - 775 49,8
13 KAB. SUBANG 981 210 174 40 7 2 50 1.464 621 63,3 95 45,2 71 40,8 19 47,5 2 28,6 2 100,0 30 60,0 840 57,4
14 KAB. PURWAKARTA 487 199 102 20 12 - 20 840 331 68,0 81 40,7 45 44,1 20 100,0 16 133,3 0 - 13 65,0 506 60,2
15 KAB. KARAWANG 1.031 204 154 50 20 - 41 1.500 658 63,8 67 32,8 21 13,6 54 108,0 20 100,0 0 - 10 24,4 830 55,3
16 KAB. BEKASI 1.098 422 310 39 40 8 14 1.931 607 55,3 171 40,5 125 40,3 41 105,1 30 75,0 5 62,5 7 50,0 986 51,1
17 KAB. BANDUNG BARAT 906 273 205 31 6 17 73 1.511 461 50,9 132 48,4 86 42,0 32 103,2 12 200,0 17 100,0 73 100,0 813 53,8
18 KAB PANGANDARAN 347 70 37 15 - - - 469 193 55,6 52 74,3 24 64,9 14 93,3 - - 0 - - - 283 60,3
19 KOTA BOGOR 340 160 163 24 18 21 26 752 194 57,1 87 54,4 89 54,6 32 133,3 13 72,2 20 95,2 20 76,9 455 60,5
20 KOTA SUKABUMI 150 65 56 15 8 1 21 316 116 77,3 44 67,7 38 67,9 15 100,0 8 100,0 1 100,0 11 52,4 233 73,7
21 KOTA BANDUNG 891 266 296 73 32 89 164 1.811 560 62,9 219 82,3 157 53,0 62 84,9 17 53,1 89 100,0 138 84,1 1.242 68,6
22 KOTA CIREBON 182 53 61 22 10 10 40 378 180 98,9 44 83,0 39 63,9 37 168,2 10 100,0 10 100,0 35 87,5 355 93,9
23 KOTA BEKASI 833 316 279 31 37 4 16 1.516 601 72,1 176 55,7 121 43,4 30 96,8 30 81,1 3 75,0 15 93,8 976 64,4
24 KOTA DEPOK 570 264 218 32 20 3 10 1.117 399 70,0 151 57,2 108 49,5 32 100,0 16 80,0 2 66,7 6 60,0 714 63,9
25 KOTA CIMAHI 143 52 47 13 6 1 4 266 38 26,6 14 26,9 18 38,3 10 76,9 1 16,7 0 - - - 81 30,5
26 KOTA TASIKMALAYA 290 119 101 20 13 6 26 575 190 65,5 14 11,8 12 11,9 20 100,0 3 23,1 6 100,0 1 3,8 246 42,8
27 KOTA BANJAR 107 36 25 10 3 - 8 189 93 86,9 21 58,3 14 56,0 10 100,0 1 33,3 0 - 4 50,0 143 75,7

JAWA BARAT 23.715 7.351 5.110 1050 309 245 963 38.743 12.570 53,0 3.259 44,3 2.054 40,2 1102 105,0 268 86,7 209 85,3 516 53,6 19.978 51,6

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH TPM RUMAH RUMAH
DEPOT AIR MAKANAN DEPOT AIR MAKANAN
JASA BOGA MAKAN/ TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ TOTAL %
MINUM (DAM) JAJANAN MINUM (DAM) JAJANAN
RESTORAN RESTORAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KAB. BOGOR 1.114 87 34 94 421 636 57,09 84 40 27 327 478 42,91
2 KAB. SUKABUMI 7.398 400 671 319 982 2.372 32,06 252 786 292 3.050 4.380 59,21
3 KAB. CIANJUR 1.174 21 156 114 11 302 25,72 41 594 148 89 872 74,28
4 KAB. BANDUNG 6.622 601 178 322 1.359 2.460 37,15 568 542 167 2.400 3.677 55,53
5 KAB. GARUT 1.784 11 126 126 452 715 40,08 - 123 226 720 1.069 59,92
6 KAB. TASIKMALAYA 8.379 95 651 152 5.256 6.154 73,45 86 562 53 1.506 2.207 26,34
7 KAB. CIAMIS 1.974 5 68 28 142 243 12,31 1 20 38 38 97 4,91
8 KAB. KUNINGAN 1.929 2 32 162 1.119 1.315 68,17 - - 39 404 443 22,97
9 KAB. CIREBON 9.242 51 237 555 4.278 5.121 55,41 3 90 212 3.310 3.615 39,11
10 KAB. MAJALENGKA 2.801 6 166 365 334 871 31,10 4 205 147 458 814 29,06
11 KAB. SUMEDANG 3.704 20 247 170 1.588 2.025 54,67 10 168 120 1.381 1.679 45,33
12 KAB. INDRAMAYU 11.712 48 100 363 1.810 2.321 19,82 34 113 404 4.392 4.943 42,20
13 KAB. SUBANG 1.723 48 135 179 586 948 55,02 8 48 50 349 455 26,41
14 KAB. PURWAKARTA 1.960 87 144 135 776 1.142 58,27 29 100 62 578 769 39,23
15 KAB. KARAWANG 2.909 87 80 179 18 364 12,51 55 1.794 623 73 2.545 87,49
16 KAB. BEKASI 6.710 147 675 735 1.145 2.702 40,27 89 522 661 2.736 4.008 59,73
17 KAB. BANDUNG BARAT 2.247 31 25 60 431 547 24,34 31 361 234 616 1.242 55,27
18 KAB PANGANDARAN 1.974 7 674 17 863 1.561 79,08 1 124 37 251 413 20,92
19 KOTA BOGOR 4.218 55 254 135 347 791 18,75 14 153 40 304 511 12,11
20 KOTA SUKABUMI 1.225 - 43 52 59 154 12,57 25 123 67 97 312 25,47
21 KOTA BANDUNG 4.049 133 196 172 107 608 15,02 115 599 448 2.279 3.441 84,98
22 KOTA CIREBON 838 49 123 110 486 768 91,65 1 - 10 48 59 7,04
23 KOTA BEKASI 4.820 132 881 540 1.569 3.122 64,77 33 357 200 1.108 1.698 35,23
24 KOTA DEPOK 2.150 63 232 166 23 484 22,51 70 1.211 212 173 1.666 77,49
25 KOTA CIMAHI 4.425 20 26 38 84 168 3,80 53 39 106 1.006 1.204 27,21
26 KOTA TASIKMALAYA 1.652 2 60 86 137 285 17,25 39 234 124 970 1.367 82,75
27 KOTA BANJAR 596 9 85 75 130 299 50,17 21 44 1 214 280 46,98

JAWA BARAT 99.329 2.217 6.299 5.449 24.513 38.478 38,74 1.667 8.952 4.748 28.877 44.244 44,54

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 66

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TIDAK MEMENUHI

SYARAT HIGIENE
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

TPM DIUJI PETIK


PERSENTASE

PERSENTASE
JUMLAH TPM

JUMLAH TPM
TPM DIBINA

MEMENUHI

SANITASI
SYARAT

MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
JAJANAN

JAJANAN
MAKAN/

MAKAN/
NO KABUPATEN/KOTA

RUMAH

RUMAH
TOTAL

TOTAL
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KAB. BOGOR 478 68 28 18 188 302 63 636 39 23 45 56 163 25,63
2 KAB. SUKABUMI 4.380 325 384 317 1.369 2.395 55 2.372 1.283 123 150 193 1.749 73,74
3 KAB. CIANJUR 872 41 122 78 6 247 28 302 12 24 18 21 75 24,83
4 KAB. BANDUNG 3.677 110 162 167 876 1.315 36 2.465 - - - - - 0,00
5 KAB. GARUT 1.069 2 74 144 451 671 63 715 5 5 65 14 89 12,45
6 KAB. TASIKMALAYA 2.207 86 287 53 1.006 1.432 65 6.154 12 64 78 237 391 6,35
7 KAB. CIAMIS 97 - - - - - - 243 - - - - - 0,00
8 KAB. KUNINGAN 443 - - 39 404 443 100 1.328 - - - - - 0,00
9 KAB. CIREBON 3.615 - 90 212 1.358 1.660 46 5.121 - 49 110 283 442 8,63
10 KAB. MAJALENGKA 814 4 202 147 458 811 100 871 - - 96 - 96 11,02
11 KAB. SUMEDANG 1.679 10 86 86 798 980 58 2.025 3 25 20 98 146 7,21
12 KAB. INDRAMAYU 4.943 58 123 478 2.511 3.170 64 2.321 - - - 726 726 31,28
13 KAB. SUBANG 455 8 48 50 349 455 100 948 4 - 3 - 7 0,74
14 KAB. PURWAKARTA 769 18 52 44 341 455 59 1.142 - - - - - 0,00
15 KAB. KARAWANG 2.545 31 1.421 500 60 2.012 79 364 364 75 67 131 637 175,00
16 KAB. BEKASI 4.008 49 229 346 790 1.414 35 2.702 - - - - - 0,00
17 KAB. BANDUNG BARAT 1.242 31 360 234 236 861 69 547 28 23 53 192 296 54,11
18 KAB PANGANDARAN 413 - - 6 1 7 2 1.561 - - 6 1 7 0,45
19 KOTA BOGOR 511 14 153 40 304 511 100 791 55 254 135 347 791 100,00
20 KOTA SUKABUMI 312 4 40 61 14 119 38 154 - 43 52 59 154 100,00
21 KOTA BANDUNG 3.441 115 599 448 2.279 3.441 100 608 15 13 150 - 178 29,28
22 KOTA CIREBON 59 1 - 10 48 59 100 768 49 109 104 443 705 91,80
23 KOTA BEKASI 1.698 22 182 157 454 815 48 3.122 81 239 255 477 1.052 33,70
24 KOTA DEPOK 1.666 70 1.211 212 173 1.666 100 484 7 13 30 3 53 10,95
25 KOTA CIMAHI 1.204 14 14 18 30 76 6 168 3 4 1 3 11 6,55
26 KOTA TASIKMALAYA 1.367 3 90 131 327 551 40 285 - - - - - 0,00
27 KOTA BANJAR 280 20 73 43 95 231 83 299 6 10 38 49 103 34,45

JAWA BARAT 44.244 1.104 6.030 4.039 14.926 26.099 59 38.496 1.966 1.096 1.476 3.333 7.871 20,45

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 67

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 3.719.267 2.419.924 2.996.600 2.419.924 65%
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 2.073.427 5.680.960 1.270.100 5.680.960 274%
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 94.665 32.827 81.426 32.827 35%
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 836.612 393.932 412.900 393.932 47%
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 17.093.824 10.331.840 11.614.600 10.331.840 60%
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 83.781.806 54.859.300 60.530.150 54.859.300 65%
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 2.862.095 1.578.333 1.308.064 1.578.333 55%
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 20.676.628 10.103.600 6.902.700 10.103.600 49%
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 590.747 99.090 44.845 99.090 17%
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet 66.727.117 41.597.355 36.445.045 41.597.355 62%
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube 497.048 278.182 266.855 278.182 56%
polimiksin 10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp 269.771 82.427 120.115 82.427 31%
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot 284.080 130.906 152.511 130.906 46%
Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 869.235 386.000 476.400 386.000 44%
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet 1.800 - - -
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 261.804 67.491 49.822 67.491 26%
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 50.281.950 19.467.000 30.969.300 19.467.000 39%
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 382.356 128.300 144.100 128.300 34%
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 1.491.160 61.000 171.100 61.000 4%
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 118.437 105.350 61.622 105.350 89%
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 17.012 11.219 8.130 11.219 66%
23 Betametason krim 0,1 % krim 1.012.167 612.590 528.385 612.590 61%
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 426.431 211.580 312.212 211.580 50%
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 48.615.652 29.827.200 28.772.600 29.827.200 61%
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 1.947 649 16 649 33%
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 798.331 298.949 118.661 298.949 37%
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 5.808.589 4.822.900 4.503.100 4.822.900 83%
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 61.655 41.314 17.746 41.314 67%
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 3.769.168 2.730.700 2.571.400 2.730.700 72%
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 507.651 252.350 167.750 252.350 50%
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 299.694 155.363 204.969 155.363 52%
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 724.259 426.300 577.850 426.300 59%
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 2.568.167 740.100 907.250 740.100 29%
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2.556.974 716.000 1.471.800 716.000 28%
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 123.791 66.268 91.430 66.268 54%
37 Etakridin larutan 0,1% botol 72.817 32.903 24.444 32.903 45%
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 723 - - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 25.163 5.663 7.003 5.663 23%
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 2.924.408 1.713.200 1.463.780 1.713.200 59%
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 876.206 181.500 245.800 181.500 21%
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 1.748.297 842.300 1.226.100 842.300 48%
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 142.545 86.876 97.049 86.876 61%
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 364.285 240.537 143.134 240.537 66%
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 2.185.782 1.075.690 1.287.601 1.075.690 49%
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 1.639.397 1.405.800 1.391.600 1.405.800 86%
47 Gameksan lotion 1 % botol 5.730 532 - 532 9%
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 5.845.316 4.964.180 4.674.480 4.964.180 85%
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 232.507 89.419 126.746 89.419 38%
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 3.859.230 2.325.300 3.813.600 2.325.300 60%
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 56.779.831 28.193.000 27.645.000 28.193.000 50%
52 Gliserin botol 2.453 658 2.262 658 27%
53 Glukosa larutan infus 5% botol 174.360 99.839 156.422 99.839 57%
54 Glukosa larutan infus 10% botol 14.898 5.040 10.333 5.040 34%
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 5.364 2.548 1.475 2.548 48%
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 1.825.354 953.025 1.300.100 953.025 52%
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 3.140.425 4.777.000 5.262.300 4.777.000 152%
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 2.880.097 3.005.200 3.035.300 3.005.200 104%
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 2.945.646 1.492.400 1.408.560 1.492.400 51%
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 6.442.733 1.647.400 2.580.000 1.647.400 26%
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 840.610 492.193 365.547 492.193 59%
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 6.898.364 3.034.100 3.521.800 3.034.100 44%
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 11.246.249 7.279.310 7.193.710 7.279.310 65%
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 757.469 247.634 390.384 247.634 33%
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 35.449.104 15.013.600 14.945.400 15.013.600 42%
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 5.617.095 3.242.520 6.177.240 3.242.520 58%
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 12.133.426 7.255.690 8.814.320 7.255.690 60%
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 858.980 559.900 622.300 559.900 65%
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 336 - - -
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul 1.680 - - -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 9.936.594 5.593.740 4.662.700 5.593.740 56%
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 2.352.028 1.673.189 1.700.822 1.673.189 71%
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 78.897.177 39.456.750 32.744.400 39.456.750 50%
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 1.110 110 190 110 10%
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 15 - - -
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 492.933 411.610 358.510 411.610 84%
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 546.851 233.179 335.255 233.179 43%
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet 6.290 4.152 1.718 4.152 66%
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol 1.470.869 734.164 576.200 734.164 50%
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet 13.099.414 7.137.800 8.860.700 7.137.800 54%
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet 1.427.735 720.800 1.038.850 720.800 50%
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 238.100 112.280 104.440 112.280 47%
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 35.860 13.750 27.910 13.750 38%
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 1.447.945 822.594 665.903 822.594 57%
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 1.959.130 2.291.204 2.150.423 2.291.204 117%
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 41.359 24.881 23.685 24.881 60%
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 22.337 15.093 15.257 15.093 68%
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 410 - - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 155.105 211.600 84.100 211.600 136%
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet 1.412.148 849.473 1.110.820 849.473 60%
mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 484.993 291.594 181.463 291.594 60%
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 3.878.257 1.668.825 2.265.500 1.668.825 43%
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 5.954.318 3.720.000 4.972.000 3.720.000 62%
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 54.118 26.455 20.755 26.455 49%
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 762.779 689.625 723.846 689.625 90%
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 1.725.454 175.200 175.600 175.200 10%
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 382.647.264 16.189.639 16.644.086 16.189.639 4%
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 428.674 259.248 303.729 259.248 60%
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 1.723.112 1.039.509 693.398 1.039.509 60%
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 4.593.549 4.138.435 3.430.894 4.138.435 90%
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 21.485 19.521 25.361 19.521 91%
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 620.176 178.836 240.676 178.836 29%
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 5.291.366 2.287.314 2.504.513 2.287.314 43%
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 2.840.906 2.104.600 1.272.400 2.104.600 74%
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 135.439.799 85.539.286 91.218.091 85.539.286 63%
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 35.250 34.500 34.500 34.500 98%
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 810.836 611.870 116.512 611.870 75%
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 31.797.236 17.196.100 19.460.100 17.196.100 54%
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 148.513 76.798 88.552 76.798 52%
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 252.816 124.770 134.613 124.770 49%
111 Prednison tablet 5 mg tablet 22.375.564 8.255.491 10.434.526 8.255.491 37%
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 93.080 533 15.000 533 1%
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 123.611 43.300 63.600 43.300 35%
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 211.956 184.600 246.490 184.600 87%
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 16.346 450 480 450 3%
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 2.899.240 998.600 1.858.500 998.600 34%
117 Ringer Laktat larutan infus botol 1.227.062 799.929 874.858 799.929 65%
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube 440.447 215.082 251.262 215.082 49%
4%
119 Salisil bedak 2% kotak 742.933 455.469 533.062 455.469 61%
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 1.639.815 1.755.042 1.753.588 1.755.042 107%
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 1.004.402 177.500 125.700 177.500 18%
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 10.642 1.647 786 1.647 15%
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 6.267.095 5.850.684 7.083.543 5.850.684 93%
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 450 113 53 113 25%
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 450.706 456.899 404.834 456.899 101%
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 564.210 351.465 129.324 351.465 62%
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 10.184.169 6.458.400 6.181.300 6.458.400 63%
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 6.611.186 3.511.600 4.293.300 3.511.600 53%
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 4.224.735 1.835.642 1.644.542 1.835.642 43%
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 1.132.696 1.415.300 1.547.514 1.415.300 125%
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 38.327.015 15.645.756 15.788.156 15.645.756 41%
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul 42.165 96.919 52.019 96.919 230%
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 1.517.372 720.542 474.942 720.542 47%
134 Vaksin Rabies Vero vial 87.406 6.334 7.329 6.334 7%
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 48.196.130 26.977.023 37.614.923 26.977.023 56%
VAKSIN
136 BCG vial 255.809 115.823 66.846 115.823 45%
137 T T vial 315.740 109.800 61.490 109.800 35%
138 D T vial 200.762 68.124 29.530 68.124 34%
139 CAMPAK 10 Dosis vial 298.590 142.588 69.942 142.588 48%
140 POLIO 10 Dosis vial 482.404 241.750 105.074 241.750 50%
141 DPT-HB vial 426.362 237.594 93.168 237.594 56%
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 535.959 299.204 27.679 299.204 56%
143 POLIO 20 Dosis vial 188.496 101.452 6.453 101.452 54%
144 CAMPAK 20 Dosis vial

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 68 A

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 38 17 5 164 228
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 3 3 2 0 0 58 66
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 176 176
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 2294 2.294
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 874 874
3 PUSKESMAS KELILING 804 804
4 PUSKESMAS PEMBANTU 1579 1.579
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3111 3.111
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 547 547
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 22860 22.860
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 180 180
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 77 77
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 351 351
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 285 285
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 1098 1.098
6 APOTEK 3183 3.183
7 TOKO OBAT 1513 1.513
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 122 122

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 68 B

JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA


DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

RUMAH SAKIT
NO KABUPATEN/KOTA
UMUM IBU ANAK/ BERSALIN JIWA PARU KHUSUS LAINNYA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KAB BOGOR 18 7 - 1 26
2 KAB SUKABUMI 6 6
3 KAB CIANJUR 2 2
4 KAB BANDUNG 7 7
5 KAB GARUT 3 3
6 KAB TASIKMALAYA 1 1
7 KAB CIAMIS 3 1 4
8 KAB KUNINGAN 7 7
9 KAB CIREBON 8 1 1 1 11
10 KAB MAJALENGKA 2 1 3
11 KAB SUMEDANG 2 2
12 KAB INDRAMAYU 7 7
13 KAB SUBANG 6 1 7
14 KAB PURWAKARTA 8 3 1 12
15 KAB KARAWANG 16 4 20
16 KAB BEKASI 28 12 40
17 KAB BANDUNG BARAT 4 1 5
18 KAB PANGANDARAAN -
19 KOTA BOGOR 13 6 19
20 KOTA SUKABUMI 7 1 8
21 KOTA BANDUNG 17 7 - 1 7 32
22 KOTA CIREBON 7 2 - - 1 10
23 KOTA BEKASI 31 6 37
24 KOTA DEPOK 13 4 17
25 KOTA CIMAHI 6 6
26 KOTA TASIKMALAYA 7 6 13
27 KOTA BANJAR 3 3
JAWA BARAT 232 61 2 3 10 308
Sumber: Bidang RKK Dinas Kesehatan Provinssi Jawa Barat
TABEL 68 C
JUMLAH PUSKESMAS DENGAN PONED, TEMPAT TIDUR PUSKESMAS, PUSKESMAS KELILING DAN RUMAH SAKIT DENGAN PONEK,
DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PUSKESMAS
PUSKESMAS DENGAN RUMAH SAKIT
DENGAN PUSKESMAS KELILING
PUSKESMAS TEMPAT TIDUR PONED TEMPAT JUMLAH DENGAN PONEK
JUMLAH PERAWATAN PUSKESMAS
NO KABUPATEN/KOTA TANPA PUSKESMAS TIDUR RUMAH
PUSKESMAS PEMBANTU
PERAWATAN PERAWATAN PONED SAKIT
JUMLAH % JUMLAH % RODA 4 RODA 2 PERAHU JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16
1 KAB. BOGOR 101 82 19 18,8 186 22 2,2 36 96 23 - - 22 2 9,1
2 KAB. SUKABUMI 58 53 5 8,6 50 30 5,2 44 118 60 373 - 6 1 16,7
3 KAB. CIANJUR 45 37 8 17,8 112 24 5,3 32 114 47 392 - 2 1 50,0
4 KAB. BANDUNG 62 57 5 8,1 82 15 2,4 26 85 40 222 - 7 3 42,9
5 KAB. GARUT 65 50 15 23,1 317 30 4,6 50 136 48 86 - 3 1 33,3
6 KAB. TASIKMALAYA 40 25 15 37,5 230 27 6,8 38 151 50 339 - 1 -
7 KAB. CIAMIS 37 27 10 27,0 204 20 5,4 46 118 50 384 - 4 -
8 KAB. KUNINGAN 37 31 6 16,2 93 24 6,5 38 69 38 183 - 9 1 11,1
9 KAB. CIREBON 57 49 8 14,0 146 35 6,1 54 66 62 62 - 11 2 18,2
10 KAB. MAJALENGKA 32 23 9 28,1 99 23 7,2 36 72 33 219 - 3 -
11 KAB. SUMEDANG 32 26 6 18,8 78 13 4,1 22 69 31 178 - 2 1 50,0
12 KAB. INDRAMAYU 49 40 9 18,4 113 20 4,1 32 68 51 185 - 7 1 14,3
13 KAB. SUBANG 40 29 11 27,5 103 24 6,0 38 74 45 60 - 8 1 12,5
14 KAB. PURWAKARTA 20 18 2 10,0 15 12 6,0 22 50 21 99 2 11 1 9,1
15 KAB. KARAWANG 50 37 13 26,0 70 28 5,6 38 71 48 - - 17 1 5,9
16 KAB. BEKASI 39 30 9 23,1 80 18 4,6 24 47 12 129 - 36 -
17 KAB. BANDUNG BARAT 31 26 5 16,1 42 11 3,5 18 47 9 24 - 5 -
18 KAB. PANGANDARAN 15 9 6 40,0 86 8 5,3 16 - 15 - - - - -
19 KOTA BOGOR 24 16 8 33,3 32 5 2,1 8 28 7 89 - 15 -
20 KOTA SUKABUMI 15 15 - 16 5 3,3 8 20 15 63 - 8 1 12,5
21 KOTA BANDUNG 73 73 - 44 5 0,7 10 - 13 136 - 30 2 6,7
22 KOTA CIREBON 22 22 - 14 3 1,4 6 16 20 86 - 10 1 10,0
23 KOTA BEKASI 31 27 4 12,9 20 7 2,3 12 28 17 65 - 37 1 2,7
24 KOTA DEPOK 32 30 2 6,3 8 6 1,9 10 4 15 80 - 17 -
25 KOTA CIMAHI 13 13 - - 3 2,3 6 3 4 59 - 6 1 16,7
26 KOTA TASIKMALAYA 20 20 - 34 4 2,0 6 20 20 65 - 14 1 7,1
27 KOTA BANJAR 10 9 1 10,0 20 3 3,0 10 9 10 77 - 3 1 33,3

JAWA BARAT 1.050 874 176 16,8 2.294 425 4,0 686 1.579 804 3.655 2 294 24 8,2
Sumber: Bidang RKK Dinas Kesehatan Provinssi Jawa Barat
TABEL 68 D

JUMLAH BALAI PENGOBATAN, LABORATORIUM, PRAKTEK PERORANGAN, DAN PRAKTEK BERSAMA


MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BALAI LABORATORIUM PRAKTEK PERORANGAN PRAKTEK BERSAMA


Klinik
NO KABUPATEN/KOTA PENGOBATAN/ Dokter Dokter Spesialis Dokter Dokter Spesialis
Pemerintah Swasta Spesialis Bidan JUMLAH Spesialis Bidan JUMLAH Radiologi
KLINIK Umum Gigi Gigi Umum Gigi Gigi
1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KAB. BOGOR 295 1 23 1.044 198 202 523 1.967 -
2 KAB. SUKABUMI 52 1 2 63 197 260 -
3 KAB. CIANJUR 61 1 6 164 33 22 4 282 505 -
4 KAB. BANDUNG 309 1 25 610 169 101 17 470 1.367 -
5 KAB. GARUT 96 1 1 246 40 40 2 360 688 7 7
6 KAB. TASIKMALAYA 40 1 2 44 3 8 127 182 -
7 KAB. CIAMIS 24 1 2 107 17 19 490 633 4 5 1 10
8 KAB. KUNINGAN 8 1 13 240 104 46 266 656 -
9 KAB. CIREBON 54 1 1 246 52 39 1 640 978 -
10 KAB. MAJALENGKA 4 1 1 169 57 29 499 754 -
11 KAB. SUMEDANG 77 1 2 144 87 231 -
12 KAB. INDRAMAYU 84 1 13 85 18 19 62 184 20 20
13 KAB. SUBANG 14 1 4 120 120 -
14 KAB. PURWAKARTA 75 1 8 58 31 150 239 135 9 16 1 54 215 18
15 KAB. KARAWANG 162 1 320 320 -
16 KAB. BEKASI 443 1 25 131 13 24 9 377 554 26 11 12 53 118 220 118
17 KAB. BANDUNG BARAT 41 1 47 3 6 108 164 10 5 29 44 7
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR 69 1 21 631 426 231 210 210 1.708 -
20 KOTA SUKABUMI 6 1 6 105 35 67 2 73 282 -
21 KOTA BANDUNG 653 2 76 1.927 1.125 704 160 676 4.592 -
22 KOTA CIREBON 11 1 14 308 255 90 12 68 733 -
23 KOTA BEKASI 281 1 28 1.718 1.019 578 300 3.615 12 12
24 KOTA DEPOK 151 14 603 34 266 16 258 1.177 1 3 8 1 6 19
25 KOTA CIMAHI 48 4 157 127 53 8 175 520 - 3
26 KOTA TASIKMALAYA 28 1 5 206 66 33 5 22 332 -
27 KOTA BANJAR 25 1 4 24 21 9 45 99 -
JAWA BARAT 3.111 25 300 9.077 3.815 2.611 452 6.905 22.860 183 45 57 55 207 547 146
Sumber: Bidang RKK Dinas Kesehatan Provinssi Jawa Barat
TABEL 68 E

JUMLAH SARANA GUDANG FARMASI, INDUSTRI OBAT, PRODUKSI KOSMETIKA,PENYALUR ALAT KESEHATAN PRODUKSI KECIL RUMAH TANGGA
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PRODUK OBAT CABANG SUB PERBEKALAN


PEDAGANG INDUSTRI INDUSTRI PENYALUR
GUDANG TOKO MODERN / PRODUKSI PENYALUR CABANG PRODUKSI KECIL RUMAH
NO KABUPATEN/KOTA APOTIK BESAR OBAT KECIL OBAT PUSAT ALAT
FARMASI OBAT INDUSTRI ALAT KES PUSAT ALAT PENYALUR KOSMETIKA TANGGA
FARMASI TRADISIONAL TRADISIONAL KES
FARMASI KES ALAT KES ( PKRT )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KAB. BOGOR 1 243 9 56 33 16 44 12 77 11 48 97
2 KAB. SUKABUMI 1 52 1 29 4 10 1 6 4 6 6
3 KAB. CIANJUR 1 88 5 18 8 2 44 6 8 2
4 KAB. BANDUNG 1 258 1 118 6 28 20 8 56 24 52 93
5 KAB. GARUT 1 69 2 54 6 6
6 KAB. TASIKMALAYA 1 48 28 2 21 4 2
7 KAB. CIAMIS 1 64 3 38 4 6
8 KAB. KUNINGAN 1 48 3 67 5 9
9 KAB. CIREBON 1 98 20 19 6 30 6 10
10 KAB. MAJALENGKA 1 67 6 53 1 2 9
11 KAB. SUMEDANG 1 68 3 47 3 1 2 6
12 KAB. INDRAMAYU 1 87 6 53 10 21
13 KAB. SUBANG 1 114 3 47 10 8
14 KAB. PURWAKARTA 1 39 1 29 3 6 6 4 5
15 KAB. KARAWANG 1 163 11 96 6 9 26 4 20
16 KAB. BEKASI 1 48 37 46 19 57 28 1 25 36 37 74
17 KAB. BANDUNG BARAT 1 61 1 164 4 1 1 1
18 KAB. PANGANDARAN
19 KOTA BOGOR 1 108 70 27 24 24 2 8 26 78 6 4 8
20 KOTA SUKABUMI 1 44 14 11 14 2 3 21 2
21 KOTA BANDUNG 1 599 670 192 2 73 24 140 58 811 51 71 100
22 KOTA CIREBON 1 77 95 28 14 2 6 28 109 2 6
23 KOTA BEKASI 1 344 81 186 6 47 34 3 98 9 42 57
24 KOTA DEPOK 1 230 18 86 29 18 39 14 22 12
25 KOTA CIMAHI 1 59 24 10 2 8 8 6 37 10 6 23
26 KOTA TASIKMALAYA 1 81 19 18 4 12 28 6 4
27 KOTA BANJAR 1 26 6 3

JAWA BARAT 26 3.183 1.098 1.513 77 351 180 285 122 1.575 180 318 531

Sumber: Bidang RKK Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat


BAT, PRODUKSI KOSMETIKA,PENYALUR ALAT KESEHATAN PRODUKSI KECIL RUMAH TANGGA
ABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PIRT

16
125

800
1.148
706
340
515
90

325

424

62

450

285
256

337

5.863
TABEL 69

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT)


DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN / KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 134 133 99,25
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 67 60 89,55

JUMLAH (KAB/KOTA) 201 193 96,02

Sumber : Pofil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014


TABEL 70

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
1 KAB. BOGOR 523 10,99 2634 55,36 1125 23,64 476 10,00 4758 1610 33,84
2 KAB. SUKABUMI 160 5,10 1167 37,20 1359 43,32 451 14,38 3137 1810 57,70
3 KAB. CIANJUR 145 5,09 1564 54,95 953 33,49 184 6,47 2846 2846 100,00
4 KAB. BANDUNG 595 14,34 2132 51,37 1263 30,43 160 3,86 4150 1423 34,29
5 KAB. GARUT 366 8,82 2490 87,49 880 30,92 179 6,29 3915 1059 27,05
6 KAB. TASIKMALAYA 157 3,78 280 9,84 134 4,71 20 0,70 591 587 99,32
7 KAB. CIAMIS 4 0,10 996 35,00 512 17,99 74 2,60 1586 586 36,95
8 KAB. KUNINGAN 25 0,60 480 16,87 691 24,28 215 7,55 1411 906 64,21
9 KAB. CIREBON 382 14,92 1423 55,59 651 25,43 104 4,06 2560 755 29,49
10 KAB. MAJALENGKA 350 12,30 517 18,17 531 18,66 55 1,93 1453 586 40,33
11 KAB. SUMEDANG 168 5,90 458 16,09 742 26,07 272 9,56 1640 1014 61,83
12 KAB. INDRAMAYU 317 11,14 1744 61,28 513 18,03 51 1,79 2308 564 24,44
13 KAB. SUBANG 0 0,00 539 18,94 976 34,29 313 11,00 1828 1289 70,51
14 KAB. PURWAKARTA 116 4,08 396 13,91 362 12,72 132 4,64 1006 494 49,11
15 KAB. KARAWANG 2 0,07 1418 49,82 750 26,35 89 3,13 2259 839 37,14
16 KAB. BEKASI 983 34,54 961 33,77 343 12,05 148 5,20 2435 491 20,16
17 KAB. BANDUNG BARAT 5 0,18 1046 36,75 919 32,29 238 8,36 2208 1157 52,40
18 KAB. PANGANDARAN 7 0,25 375 13,18 119 4,18 17 0,60 516 136 26,36
19 KOTA BOGOR 0 0,00 390 13,70 446 15,67 125 4,39 961 571 59,42
20 KOTA SUKABUMI 24 0,84 137 4,81 190 6,68 96 3,37 447 447 100,00
21 KOTA BANDUNG 0 0,00 888 31,20 814 28,60 265 9,31 1967 1079 54,86
22 KOTA CIREBON 12 0,42 51 1,79 168 5,90 99 3,48 330 267 80,91
23 KOTA BEKASI 100 3,51 574 20,17 725 25,47 144 5,06 1543 869 56,32
24 KOTA DEPOK 7 0,25 275 9,66 404 14,20 313 11,00 999 717 71,77
25 KOTA CIMAHI 0 0,00 104 3,65 267 9,38 17 0,60 388 284 73,20
26 KOTA TASIKMALAYA 55 1,93 353 12,40 295 10,37 113 3,97 816 816 100,00
27 KOTA BANJAR 0 0,00 18 0,63 146 5,13 35 1,23 199 181 90,95

JAWA BARAT 4503 9,33 23410 48,51 16278 33,73 4385 9,09 48257 23383 48,46
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 71

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

NO KABUPATEN/KOTA DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA POS UKK POSKESTREN
1 2 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KAB. BOGOR 434 14 42 460 0 0 14 32
2 KAB. SUKABUMI 386 287 151 416 0 0 267 535
3 KAB.CIANJUR 360 140 27 332 0 0 0 59
4 KAB. BANDUNG 280 119 0 46 0 0 0 29
5 KAB. GARUT 402 143 36 307 0 51 21 51
6 KAB. TASIKMALAYA 351 68 50 61 0 9 0 12
7 KAB. CIAMIS 265 139 0 141 0 0 3 23
8 KAB. KUNINGAN 376 205 10 309 0 0 35 7
9 KAB. CIREBON 424 341 172 411 0 0 32 51
10 KAB. MAJALENGKA 343 48 154 248 0 0 32 2
11 KAB. SUMEDANG 283 218 0 0 0 0 17 22
12 KAB. INDRAMAYU 317 102 62 408 0 0 0 -
13 KAB. SUBANG 253 10 113 330 0 0 52 31
14 KAB. PURWAKARTA 192 19 20 161 0 0 0 0
15 KAB. KARAWANG 309 74 0 191 0 0 26 31
16 KAB. BEKASI 187 68 27 280 0 7 48 40
17 KAB. BANDUNG BARAT 165 94 0 0 0 0 0 0
18 KAB. PANGANDARAN 93 58 58 68 0 0 0 0
19 KOTA BOGOR 68 0 0 377 0 0 7 9
20 KOTA SUKABUMI 33 0 0 180 0 0 2 16
21 KOTA BANDUNG 151 0 0 856 0 0 1 2
22 KOTA CIREBON 44 0 0 225 0 0 0 -
23 KOTA BEKASI 56 0 0 317 0 0 0 3
24 KOTA DEPOK 63 0 0 631 0 0 44 19
25 KOTA CIMAHI 15 5 0 215 0 0 0 2
26 KOTA TASIKMALAYA 69 29 0 221 0 0 11 29
27 KOTA BANJAR 25 38 0 87 0 0 14 0
.
JAWA BARAT 5.944 2.214 922 7.278 0 67 626 1.005

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 72

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/
NO KABUPATEN/KOTA
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KAB. BOGOR 434 199 182 42 11 434 100
2 KAB. SUKABUMI 386 71 177 133 5 386 100
3 KAB. CIANJUR 360 294 58 8 0 360 100
4 KAB. BANDUNG 280 192 41 4 1 238 85
5 KAB. GARUT 402 314 73 12 3 402 100
6 KAB. TASIKMALAYA 351 43 24 2 2 71 20
7 KAB. CIAMIS 265 209 47 3 0 259 98
8 KAB. KUNINGAN 376 51 201 111 13 376 100
9 KAB. CIREBON 424 289 104 15 9 417 98,35
10 KAB. MAJALENGKA 343 153 110 75 3 341 99,42
11 KAB. SUMEDANG 283 112 93 57 21 283 100
12 KAB. INDRAMAYU 317 82 203 27 5 317 100
13 KAB. SUBANG 253 - 16 100 137 253 100
14 KAB. PURWAKARTA 192 102 52 4 2 160 83,33
15 KAB. KARAWANG 309 252 44 10 1 307 99,35
16 KAB. BEKASI 187 177 8 2 0 187 100
17 KAB. BANDUNG BARAT 165 71 73 15 6 165 100
18 KAB. PANGANDARAN 93 41 17 2 0 60 64,5
19 KOTA BOGOR 68 24 37 7 0 68 100
20 KOTA SUKABUMI 33 30 2 0 1 33 100
21 KOTA BANDUNG 151 57 94 0 0 151 100
22 KOTA CIREBON 22 16 4 2 0 22 100
23 KOTA BEKASI 56 8 0 0 0 8 14,29
24 KOTA DEPOK 63 4 33 14 12 63 100
25 KOTA CIMAHI 15 0 12 3 15 100
26 KOTA TASIKMALAYA 69 10 42 9 8 69 100
27 KOTA BANJAR 25 8 17 0 0 25 100

JAWA BARAT 5.922 2.809 1.764 657 240 5.470 92,37

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 73

PERSEBARAN KETENAGAAN MENURUT UNIT KERJA


DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA
NO UNIT KERJA MEDIS BIDAN PERAWAT KEFARMASIAN KESMAS SANITASI GIZI KETEKNISAN MEDIS KETEKNISAN FISIK TENAGA NON
JUMLAH %
JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan 2.571 9,1 10.437 36,8 8.513 30,0 696 2,5 573 2,0 806 2,8 730 2,6 455 1,6 7 0,0 3.591 12,7 28.379 34,2

2 RUMAH SAKIT 7.956 15,5 5.093 9,9 21.316 41,6 2.907 5,7 394 0,8 207 0,4 614 1,2 1.996 3,9 319 0,6 10.439 20,4 51.241 61,7

3 SARANA KESEHATAN LAIN 44 8,4 33 6,3 93 17,7 44 8,4 39 7,4 110 20,9 9 1,7 84 16,0 8 1,5 62 11,8 526 0,6

4 DINKES KAB/KOTA 192 7,3 172 6,5 323 12,3 120 4,6 455 17,3 153 5,8 99 3,8 13 0,5 - - 1.105 42,0 2.632 3,2

5 DINKES PROVINSI 34 13,0 - - 34 13,0 10 3,8 36 13,7 2 0,8 11 4,2 46 17,6 2 0,8 87 33,2 262 0,3

JUMLAH 10.797 13,0 15.735 18,9 30.279 36,5 3.777 4,5 1.497 1,8 1.278 1,5 1.463 1,8 2.594 3,1 336 0,4 15.284 18,4 83.040 100,0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 23,61 34,40 66,20 8,26 3,27 2,79 3,20 5,67 0,73 33,42 181,56

Sumber : Sub Bid RKK Dinkes Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Perawat & bidan: termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
TABEL 73

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
SPESIALIS GIGI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR - 64 139 203 64 139 203 4 66 70 - 4 66 70
2 KAB. SUKABUMI - - - 36 53 89 36 53 89 4 14 18 - - - 4 14 18
3 KAB. CIANJUR - 30 42 72 30 42 72 2 22 24 - 2 22 24
4 KAB. BANDUNG - - - 26 98 124 26 98 124 10 53 63 - - - 10 53 63
5 KAB. GARUT - - - 33 44 77 33 44 77 4 13 17 - - - 4 13 17
6 KAB. TASIKMALAYA - - - 43 32 75 43 32 75 5 12 17 - - - 5 12 17
7 KAB. CIAMIS - - - 20 29 49 20 29 49 2 10 12 - - - 2 10 12
8 KAB. KUNINGAN - - - 31 38 69 31 38 69 6 14 20 - - - 6 14 20
9 KAB. CIREBON - - - 41 60 101 41 60 101 4 26 30 - - - 4 26 30
10 KAB. MAJALENGKA - - - 33 43 76 33 43 76 2 14 16 - 2 14 16
11 KAB. SUMEDANG - 6 22 28 6 22 28 3 11 14 - 3 11 14
12 KAB. INDRAMAYU - - - 26 25 51 26 25 51 4 14 18 - - - 4 14 18
13 KAB. SUBANG - 29 15 44 29 15 44 2 16 18 - 2 16 18
14 KAB. PURWAKARTA - 15 32 47 15 32 47 3 16 19 - 3 16 19
15 KAB. KARAWANG - - - 43 62 105 43 62 105 7 37 44 - - - 7 37 44
16 KAB. BEKASI - - - 23 57 80 23 57 80 3 33 36 - - - 3 33 36
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - 18 34 52 18 34 52 3 23 26 - - - 3 23 26
18 KAB. PANGANDARAN - - - 7 11 18 7 11 18 1 3 4 - - - 1 3 4
19 KOTA BOGOR - - - 6 64 70 6 64 70 3 38 41 - 3 38 41
20 KOTA SUKABUMI - 10 10 - 10 10 5 13 18 - 5 13 18
21 KOTA BANDUNG - 3 3 36 144 180 36 147 183 21 94 115 - - - 21 94 115
22 KOTA CIREBON - 12 32 44 12 32 44 3 19 22 - - - 3 19 22
23 KOTA BEKASI 1 3 4 17 103 120 18 106 124 6 67 73 - 1 1 6 68 74
24 KOTA DEPOK - 22 102 124 22 102 124 1 45 46 - 1 45 46
25 KOTA CIMAHI - 1 1 4 23 27 4 24 28 - 14 14 - - 14 14
26 KOTA TASIKMALAYA - 12 20 32 12 20 32 4 9 13 - - - 4 9 13
27 KOTA BANJAR - 9 11 20 9 11 20 3 3 - 3 - 3

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 7 8 642 1.345 1.987 643 1.352 1.995 115 696 811 - 1 1 115 697 812
II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 368 214 582 120 201 321 488 415 903 18 78 96 7 16 23 25 94 119
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 24 8 32 20 27 47 44 35 79 1 2 3 1 1 2 2 3 5
4 KAB. BANDUNG 51 44 95 27 32 59 78 76 154 5 7 12 - 3 3 5 10 15
5 KAB. GARUT 18 6 24 4 6 10 22 12 34 1 3 4 - 1 1 1 4 5
6 KAB. TASIKMALAYA 5 1 6 4 4 8 9 5 14 1 - 1 - 1 - 1
7 KAB. CIAMIS 22 4 26 9 7 16 31 11 42 - 2 2 1 - 1 1 2 3
8 KAB. KUNINGAN 26 12 38 26 24 50 52 36 88 3 3 6 - - - 3 3 6
9 KAB. CIREBON 131 53 184 51 58 109 182 111 293 7 9 16 3 - 3 10 9 19
10 KAB. MAJALENGKA 12 10 22 11 14 25 23 24 47 1 3 4 - 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG 35 15 50 17 24 41 52 39 91 - 4 4 - - 4 4
12 KAB. INDRAMAYU 21 4 25 12 19 31 33 23 56 1 2 3 - - - 1 2 3
13 KAB. SUBANG 19 9 28 14 11 25 33 20 53 - 3 3 1 - 1 1 3 4
14 KAB. PURWAKARTA 17 18 35 9 16 25 26 34 60 1 4 5 1 - 1 2 4 6
15 KAB. KARAWANG 201 69 270 84 60 144 285 129 414 11 18 29 5 2 7 16 20 36
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 2 6 5 - 5 9 2 11 1 1 2 - - - 1 1 2
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 213 107 320 58 81 139 271 188 459 12 38 50 5 8 13 17 46 63
20 KOTA SUKABUMI 94 31 125 38 41 79 132 72 204 - 9 9 1 2 3 1 11 12
21 KOTA BANDUNG 640 444 1.084 135 219 354 775 663 1.438 - - - - -
22 KOTA CIREBON 82 30 112 33 35 68 115 65 180 4 7 11 4 2 6 8 9 17
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 323 312 635 100 141 241 423 453 876 16 61 77 17 47 64 33 108 141
25 KOTA CIMAHI 80 64 144 33 72 105 113 136 249 2 14 16 5 2 7 7 16 23
26 KOTA TASIKMALAYA 120 33 153 37 40 77 157 73 230 1 14 15 6 4 10 7 18 25
27 KOTA BANJAR 15 5 20 5 8 13 20 13 33 1 1 2 - 1 1 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2.521 1.495 4.016 852 1.140 1.992 3.373 2.635 6.008 87 283 370 57 88 145 144 371 515

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - - - 1 5 6 1 5 6 - 2 2 - - - - 2 2
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - 1 1 - 1 1 - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 2 2 19 44 63 21 44 65 7 11 18 1 - 1 8 11 19
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - 79 31 110 79 31 110 1 - 1 - - - 1 - 1
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - 1 1 1 - 1 - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - 2 2 - 2 2 - 4 4 - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 97 140 237 119 242 361 216 382 598 - - - - -
25 KOTA CIMAHI 27 23 50 52 97 149 79 120 199 9 52 61 7 4 11 16 56 72
26 KOTA TASIKMALAYA - 1 2 3 1 2 3 - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH III 126 165 291 272 425 697 398 590 988 17 65 82 8 4 12 25 69 94

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
SPESIALIS GIGI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

V DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


1 KAB. BOGOR - - - 1 7 8 1 7 8 - 1 1 - - - - 1 1
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - 4 3 7 4 3 7 - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - 3 3 - 3 3 - 4 4 - - - - 4 4
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - 3 2 5 3 2 5 - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - 1 2 3 1 2 3 - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - 1 1 2 1 1 2 - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 12 6 18 58 60 118 70 66 136 3 8 11 1 - 1 4 8 12
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - 29 15 44 29 15 44 2 16 18 - 2 16 18
14 KAB. PURWAKARTA - - - 2 3 5 2 3 5 - 1 1 - - - - 1 1
15 KAB. KARAWANG - 1 2 3 1 2 3 - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 1 - 1 - 1 1 1 - 1 - 3 3 - - - - 3 3
20 KOTA SUKABUMI - 3 4 7 3 4 7 0 1 1 - - 1 1
21 KOTA BANDUNG - 3 7 10 3 7 10 - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - 2 2 - 2 2 - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - 2 2 4 2 2 4 - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH V 13 6 19 108 114 222 121 119 240 5 34 39 1 - 1 6 34 40

JAWA BARAT 2.661 1.673 4.334 1.874 3.024 4.898 4.535 4.696 9.231 224 1.078 1.302 66 93 159 290 1.171 1.461

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9,36 10,58 19,94 2,81 0,34 3,16

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


a
Keterangan : termasuk S3
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 849 151 303 454 10 40 50
2 KAB. SUKABUMI 847 291 206 497 15 24 39
3 KAB. CIANJUR 747 190 153 343 8 22 30
4 KAB. BANDUNG 543 94 174 268 7 56 63
5 KAB. GARUT 521 286 301 587 9 51 60
6 KAB. TASIKMALAYA 369 253 160 413 23 50 73
7 KAB. CIAMIS 399 162 160 322 12 45 57
8 KAB. KUNINGAN 484 115 126 241 3 21 24
9 KAB. CIREBON 994 249 548 797 29 45 74
10 KAB. MAJALENGKA 502 154 205 359 11 29 40
11 KAB. SUMEDANG 371 62 137 199 10 19 29
12 KAB. INDRAMAYU 548 268 235 503 5 15 20
13 KAB. SUBANG 461 218 224 442 11 42 53
14 KAB. PURWAKARTA 327 85 110 195 1 19 20
15 KAB. KARAWANG 692 139 116 255 8 17 25
16 KAB. BEKASI 416 96 205 301 7 22 29
17 KAB. BANDUNG BARAT 361 37 105 142 2 26 28
18 KAB. PANGANDARAN 137 31 18 49 4 2 6
19 KOTA BOGOR 107 22 85 107 1 21 22
20 KOTA SUKABUMI 70 28 52 80 - 13 13
21 KOTA BANDUNG 338 40 175 215 7 39 46
22 KOTA CIREBON 133 31 104 135 9 16 25
23 KOTA BEKASI 198 28 145 173 4 30 34
24 KOTA DEPOK 177 20 115 135 2 21 23
25 KOTA CIMAHI 52 8 40 48 - 15 15
26 KOTA TASIKMALAYA 264 70 106 176 10 44 54
27 KOTA BANJAR 74 20 34 54 2 11 13
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 10.981 3.148 4.342 7.490 210 755 965
II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 711 586 1.384 1.970 34 126 160
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR 103 218 300 518 2 5 7
4 KAB. BANDUNG 134 258 526 784 1 10 11
5 KAB. GARUT 57 338 261 599 2 4 6
6 KAB. TASIKMALAYA 18 13 17 30 - 3 3
7 KAB. CIAMIS 44 87 122 209 - 5 5
8 KAB. KUNINGAN 184 178 403 581 4 5 9
9 KAB. CIREBON 192 399 727 1.126 2 10 12
10 KAB. MAJALENGKA 44 109 213 322 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG 77 117 343 460 2 12 14
12 KAB. INDRAMAYU 24 63 89 152 1 1 2
13 KAB. SUBANG 70 78 215 293 1 4 5
14 KAB. PURWAKARTA 28 99 99 198 2 2
15 KAB. KARAWANG 263 515 901 1.416 - 13 13
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 13 11 4 15 - 2 2
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR 201 252 764 1.016 4 15 19
20 KOTA SUKABUMI 158 262 547 809 1 5 6
21 KOTA BANDUNG 533 909 3.231 4.140 -
22 KOTA CIREBON 167 366 581 947 1 11 12
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK 391 278 1.789 2.067 6 43 49
25 KOTA CIMAHI 154 284 695 979 2 17 19
26 KOTA TASIKMALAYA 264 70 106 176 10 44 54
27 KOTA BANJAR 19 43 47 90 -
- -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3.849 5.533 13.364 18.897 74 340 414
PERAWATa PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 KAB. BOGOR 2 3 2 5 - - -
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS - -
8 KAB. KUNINGAN - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - -
11 KAB. SUMEDANG 253 - -
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 23 82 - 82 - - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI - -
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI 94 7 14 21 - 6 6
26 KOTA TASIKMALAYA 9 1 2 3 -
27 KOTA BANJAR - -
- -
SUB JUMLAH III 381 93 18 111 - 6 6
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT -
1 KAB. BOGOR - -
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS - -
8 KAB. KUNINGAN - -
9 KAB. CIREBON - -
10 KAB. MAJALENGKA - -
11 KAB. SUMEDANG 6 37 41 78 -
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI - -
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI - -
26 KOTA TASIKMALAYA - -
27 KOTA BANJAR - -
- -
SUB JUMLAH IV 6 37 41 78 - - -
PERAWATa PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA -
1 KAB. BOGOR 11 2 13 15 - - -
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR 6 5 2 7 - 1 1
4 KAB. BANDUNG 12 5 4 9 1 - 1
5 KAB. GARUT 5 - -
6 KAB. TASIKMALAYA 5 2 4 6 1 5 6
7 KAB. CIAMIS - -
8 KAB. KUNINGAN 4 3 8 11 - - -
9 KAB. CIREBON 5 6 5 11 - - -
10 KAB. MAJALENGKA 6 4 3 7 -
11 KAB. SUMEDANG 11 38 45 83 1 1
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA 13 13 9 22 2 2
15 KAB. KARAWANG 1 1 3 4 -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - 2 7 9 - - -
20 KOTA SUKABUMI 6 3 9 12 1 0 1
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI 4 3 5 8 - 1 1
26 KOTA TASIKMALAYA 9 5 9 14 4 5 9
27 KOTA BANJAR - -
-
SUB JUMLAH V 98 92 126 218 8 14 22
JAWA BARAT 15.315 8.903 17.891 26.794 292 1.115 1.407
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 33,08 38,64 57,87 2,41
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - 22 22 - 3 3 - 25 25
2 KAB. SUKABUMI 1 10 11 5 5 10 6 15 21
3 KAB. CIANJUR 4 14 18 1 3 4 5 17 22
4 KAB. BANDUNG 7 31 38 - 1 1 7 32 39
5 KAB. GARUT 11 35 46 9 8 17 20 43 63
6 KAB. TASIKMALAYA 2 14 16 3 8 11 5 22 27
7 KAB. CIAMIS 3 14 17 1 4 5 4 18 22
8 KAB. KUNINGAN 6 16 22 - 2 2 6 18 24
9 KAB. CIREBON 20 64 84 1 1 2 21 65 86
10 KAB. MAJALENGKA 6 22 28 - 6 22 28
11 KAB. SUMEDANG 3 7 10 - 1 1 3 8 11
12 KAB. INDRAMAYU 1 18 19 1 - 1 2 18 20
13 KAB. SUBANG 7 20 27 1 5 6 8 25 33
14 KAB. PURWAKARTA 4 17 21 2 2 4 6 19 25
15 KAB. KARAWANG 4 24 28 1 1 2 5 25 30
16 KAB. BEKASI 4 25 29 1 6 7 5 31 36
17 KAB. BANDUNG BARAT 1 21 22 4 2 6 5 23 28
18 KAB. PANGANDARAN 6 25 31 - 1 1 6 26 32
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI 2 13 15 - 1 1 2 14 16
21 KOTA BANDUNG 5 28 33 - 3 3 5 31 36
22 KOTA CIREBON 7 30 37 2 3 5 9 33 42
23 KOTA BEKASI 3 18 21 - 11 11 3 29 32
24 KOTA DEPOK 9 27 36 - 7 7 9 34 43
25 KOTA CIMAHI 4 15 19 - 1 1 4 16 20
26 KOTA TASIKMALAYA 2 11 13 - 2 11 13
27 KOTA BANJAR 1 3 4 - 1 3 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 123 544 667 32 79 111 155 623 778

II RUMAH SAKIT - - -
1 KAB. BOGOR 72 236 308 15 68 83 87 304 391
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR 8 28 36 4 8 12 12 36 48
4 KAB. BANDUNG 18 65 83 5 6 11 23 71 94
5 KAB. GARUT 17 11 28 2 6 8 19 17 36
6 KAB. TASIKMALAYA 2 3 5 - 1 1 2 4 6
7 KAB. CIAMIS 5 14 19 2 6 8 7 20 27
8 KAB. KUNINGAN 11 39 50 6 12 18 17 51 68
9 KAB. CIREBON 25 106 131 10 22 32 35 128 163
10 KAB. MAJALENGKA 7 21 28 3 2 5 10 23 33
11 KAB. SUMEDANG 17 41 58 2 8 10 19 49 68
12 KAB. INDRAMAYU 7 17 24 1 4 5 8 21 29
13 KAB. SUBANG 5 12 17 1 7 8 6 19 25
14 KAB. PURWAKARTA 7 15 22 3 5 8 10 20 30
15 KAB. KARAWANG 30 156 186 3 21 24 33 177 210
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - 1 5 6 1 5 6
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 37 107 144 9 28 37 46 135 181
20 KOTA SUKABUMI 14 38 52 8 8 16 22 46 68
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON 22 64 86 9 18 27 31 82 113
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK 30 311 341 14 52 66 44 363 407
25 KOTA CIMAHI 15 71 86 9 18 27 24 89 113
26 KOTA TASIKMALAYA 34 79 113 9 13 22 43 92 135
27 KOTA BANJAR 4 14 18 1 2 3 5 16 21
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 387 1.448 1.835 117 320 437 504 1.768 2.272
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
- - -
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 1 1 2 - 2 2 1 3 4
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 23 36 59 18 54 72 41 90 131
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 38 12 50 9 5 14 47 17 64
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - 1 1 - 1 1
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI 17 143 160 24 41 65 41 184 225
26 KOTA TASIKMALAYA 1 1 2 - 1 1 1 2 3
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH III 80 193 273 51 104 155 131 297 428
- - - -
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - -
- - -
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
1 KAB. BOGOR 2 2 5 5 - 7 7
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR 1 2 3 2 2 4 3 4 7
4 KAB. BANDUNG 1 6 7 - 1 1 1 7 8
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - 2 2 2 1 3 2 3 5
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN 1 1 2 1 - 1 2 1 3
9 KAB. CIREBON 2 2 4 1 2 3 3 4 7
10 KAB. MAJALENGKA 2 1 3 3 3 2 4 6
11 KAB. SUMEDANG - 1 1 - 2 2 - 3 3
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 2 2 4 4 8 4 6 10
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - 5 5 - 5 5
20 KOTA SUKABUMI 1 2 3 - 1 1 1 3 4
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI 2 7 9 - 2 7 9
26 KOTA TASIKMALAYA 1 3 4 1 1 2 3 5
27 KOTA BANJAR - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V 11 31 42 11 26 37 22 57 79
JAWA BARAT 601 2.216 2.817 211 529 740 812 2.745 3.557
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6,08 1,60 7,68
TABEL 76

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
I PUSKESMAS
1 KAB. BOGOR 31 27 58 24 23 47
2 KAB. SUKABUMI 49 11 60 33 20 53
3 KAB. CIANJUR 2 8 10 18 12 30
4 KAB. BANDUNG 9 2 11 25 24 49
5 KAB. GARUT 12 34 46 13 22 35
6 KAB. TASIKMALAYA 20 6 26 18 15 33
7 KAB. CIAMIS 6 9 15 13 15 28
8 KAB. KUNINGAN 25 11 36 13 22 35
9 KAB. CIREBON 17 15 32 22 53 75
10 KAB. MAJALENGKA 21 23 44 18 22 40
11 KAB. SUMEDANG 6 7 13 7 8 15
12 KAB. INDRAMAYU 31 14 45 16 20 36
13 KAB. SUBANG 23 13 36 19 18 37
14 KAB. PURWAKARTA 5 5 8 10 18
15 KAB. KARAWANG 6 4 10 10 8 18
16 KAB. BEKASI 2 10 12 9 15 24
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 14 18 4 20 24
18 KAB. PANGANDARAN - - - 1 1 2
19 KOTA BOGOR 2 21 23 2 24 26
20 KOTA SUKABUMI 5 8 13 4 8 12
21 KOTA BANDUNG - - - 17 37 54
22 KOTA CIREBON 5 14 19 10 16 26
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK 1 2 3 3 12 15
25 KOTA CIMAHI - 2 2 4 9 13
26 KOTA TASIKMALAYA 5 6 11 8 10 18
27 KOTA BANJAR 1 4 5 5 2 7
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 283 270 553 324 446 770

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 30 54 84 10 23 33
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR 4 5 9 - - -
4 KAB. BANDUNG 2 4 6 - 6 6
5 KAB. GARUT 2 5 7 4 1 5
6 KAB. TASIKMALAYA 1 2 3 1 1 2
7 KAB. CIAMIS 2 6 8 - 3 3
8 KAB. KUNINGAN 5 13 18 2 5 7
9 KAB. CIREBON 16 14 30 4 7 11
10 KAB. MAJALENGKA 5 4 9 3 2 5
11 KAB. SUMEDANG 14 6 20 6 2 8
12 KAB. INDRAMAYU 3 1 4 2 - 2
13 KAB. SUBANG - 2 2 1 2 3
14 KAB. PURWAKARTA 1 5 6 - - -
15 KAB. KARAWANG 14 18 32 4 3 7
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - 1 1 1 - 1
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR 16 12 28 4 4 8
20 KOTA SUKABUMI 7 5 12 1 5 6
21 KOTA BANDUNG 32 46 78 22 14 36
22 KOTA CIREBON 3 - 3 3 10 13
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK 2 16 18 7 5 12
25 KOTA CIMAHI 2 9 11 4 - 4
26 KOTA TASIKMALAYA 1 3 4 5 3 8
27 KOTA BANJAR - 2 2 -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 162 233 395 84 96 180
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 KAB. BOGOR 1 1 2 1 1 2
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS - 1 1 -
8 KAB. KUNINGAN 1 - 1 - - -
9 KAB. CIREBON 2 - 2 - 1 1
10 KAB. MAJALENGKA - -
11 KAB. SUMEDANG 2 2 3 3
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - 3 3
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI 2 2 4 -
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI - -
26 KOTA TASIKMALAYA - 1 1
27 KOTA BANJAR - -
SUB JUMLAH III 6 6 12 5 5 10

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 KAB. BOGOR - -
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR - -
4 KAB. BANDUNG - -
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA - -
7 KAB. CIAMIS - -
8 KAB. KUNINGAN - -
9 KAB. CIREBON - -
10 KAB. MAJALENGKA - -
11 KAB. SUMEDANG - -
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA - -
15 KAB. KARAWANG - -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - -
20 KOTA SUKABUMI - -
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI - -
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI - -
26 KOTA TASIKMALAYA - -
27 KOTA BANJAR - -
SUB JUMLAH IV - - - - - -
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 KAB. BOGOR 17 25 42 5 2 7
2 KAB. SUKABUMI - -
3 KAB. CIANJUR 7 12 19 4 2 6
4 KAB. BANDUNG 7 13 20 6 4 10
5 KAB. GARUT - -
6 KAB. TASIKMALAYA 11 4 15 6 4 10
7 KAB. CIAMIS - -
8 KAB. KUNINGAN 9 6 15 1 2 3
9 KAB. CIREBON 26 20 46 3 2 5
10 KAB. MAJALENGKA 18 14 32 6 4 10
11 KAB. SUMEDANG 2 3 5 4 2 6
12 KAB. INDRAMAYU - -
13 KAB. SUBANG - -
14 KAB. PURWAKARTA 2 5 7 5 2 7
15 KAB. KARAWANG - -
16 KAB. BEKASI - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - -
18 KAB. PANGANDARAN - -
19 KOTA BOGOR - 12 12 1 - 1
20 KOTA SUKABUMI 6 14 20 4 - 4
21 KOTA BANDUNG - -
22 KOTA CIREBON - -
23 KOTA BEKASI 7 25 32 9 19 28
24 KOTA DEPOK - -
25 KOTA CIMAHI 4 9 13 1 1 2
26 KOTA TASIKMALAYA 17 19 36 1 6 7
27 KOTA BANJAR - -

SUB JUMLAH V 133 181 314 56 50 106


JAWA BARAT 584 690 1.274 469 597 1.066
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,75 2,30
TABEL 77

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR 10 33 43 - - - 10 33 43
2 KAB. SUKABUMI 5 27 32 - - - 5 27 32
3 KAB. CIANJUR 3 20 23 - 3 20 23
4 KAB. BANDUNG 9 43 52 - - - 9 43 52
5 KAB. GARUT 1 19 20 - - - 1 19 20
6 KAB. TASIKMALAYA 6 25 31 - - - 6 25 31
7 KAB. CIAMIS 2 13 15 - - - 2 13 15
8 KAB. KUNINGAN 5 11 16 - - - 5 11 16
9 KAB. CIREBON 7 37 44 - - - 1 5 44
10 KAB. MAJALENGKA 7 21 28 - 7 21 28
11 KAB. SUMEDANG 7 15 22 - - - 7 15 22
12 KAB. INDRAMAYU 9 22 31 - - - 9 22 31
13 KAB. SUBANG 7 27 34 - 7 27 34
14 KAB. PURWAKARTA 22 22 - - 22 22
15 KAB. KARAWANG 6 23 29 - - - 6 23 29
16 KAB. BEKASI 1 27 28 - - - 1 27 28
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 21 25 - - - 4 21 25
18 KAB. PANGANDARAN 1 - 1 - - - 1 - 1
19 KOTA BOGOR 3 20 23 - - - 3 20 23
20 KOTA SUKABUMI 1 12 13 - 1 12 13
21 KOTA BANDUNG 28 54 82 - - - 28 54 82
22 KOTA CIREBON - 15 15 1 2 3 1 17 18
23 KOTA BEKASI 1 34 35 - 1 34 35
24 KOTA DEPOK 3 22 25 - 3 22 25
25 KOTA CIMAHI - 15 15 - - 15 15
26 KOTA TASIKMALAYA 2 7 9 - 2 7 9
27 KOTA BANJAR 1 3 4 - 1 3 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 129 588 717 1 2 3 124 558 720
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 9 40 49 6 9 15 15 49 64
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - 10 10 - - - - 10 10
4 KAB. BANDUNG 4 10 14 1 7 8 5 17 22
5 KAB. GARUT 1 9 10 - - - 1 9 10
6 KAB. TASIKMALAYA - 2 2 - - - - 2 2
7 KAB. CIAMIS - 3 3 - 5 5 - 8 8
8 KAB. KUNINGAN 4 14 18 - - - 4 14 18
9 KAB. CIREBON 3 29 32 3 14 17 6 43 49
10 KAB. MAJALENGKA 3 6 9 - 3 6 9
11 KAB. SUMEDANG 2 8 10 1 1 2 3 9 12
12 KAB. INDRAMAYU 1 11 12 - - - 1 11 12
13 KAB. SUBANG - 4 4 - 3 3 - 7 7
14 KAB. PURWAKARTA 10 10 1 1 1 10 11
15 KAB. KARAWANG 3 44 47 1 8 9 4 52 56
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - 2 2 - - - - 2 2
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 2 4 6 - 6 6 2 10 12
20 KOTA SUKABUMI - 14 14 - 3 3 - 17 17
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON 3 37 40 1 2 3 4 39 43
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK 3 52 55 13 13 3 65 68
25 KOTA CIMAHI 2 24 26 - 2 24 26
26 KOTA TASIKMALAYA 4 22 26 - 9 9 4 31 35
27 KOTA BANJAR - 3 3 - - 3 3
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 44 358 402 14 80 94 58 438 496
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI 1 - 1 - 1 - 1
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH III 1 - 1 - - - 1 - 1
- - - -
IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - -
NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
- - -
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
1 KAB. BOGOR - 5 5 - - - - 5 5
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR 1 1 2 - - - 1 1 2
4 KAB. BANDUNG 1 3 4 - 1 3 4
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 2 1 3 - - - 2 1 3
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - 1 1 - - - - 1 1
9 KAB. CIREBON 1 1 - 1
10 KAB. MAJALENGKA 1 3 4 - 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG - 3 3 - - - - 3 3
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 4 4 - - 4 4
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - 3 3 - - - - - 3
20 KOTA SUKABUMI 1 1 2 - 1 1 2
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI 1 3 4 - 1 3 4
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - 2 2 - - 2 2
26 KOTA TASIKMALAYA - 4 4 - - 4 4
27 KOTA BANJAR - - - - -

SUB JUMLAH V 7 35 42 - - - 7 31 42
JAWA BARAT 181 981 1.162 15 82 97 190 1.027 1.259
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,51 0,21 2,72
TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 3 1 4 - - - - - - - - - 3 1 4
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 4 2 6 - - - - - - - - - 4 2 6
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 18 45 63 - - - 1 3 4 2 2 4 21 50 71
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 2 1 3 1 - 1 1 1 2 - - - 4 2 6
4 KAB. BANDUNG 2 8 10 - - - - 1 1 - - - 2 9 11
5 KAB. GARUT 3 5 8 - - - - - - - - - 3 5 8
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4
8 KAB. KUNINGAN 7 3 10 - - - - - - 1 - 1 8 3 11
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA 1 1 2 - 1 1 - 1 1 - 1 3 4
11 KAB. SUMEDANG 1 1 2 - - - - - - - 1 1 1 2 3
12 KAB. INDRAMAYU - 2 2 - - - - - - - - - - 2 2
13 KAB. SUBANG 1 3 4 - - - - - - 1 - 1 2 3 5
14 KAB. PURWAKARTA 6 3 9 - - - - - - 9 8 17 15 11 26
15 KAB. KARAWANG 7 22 29 - 1 1 1 - 1 - - - 8 23 31
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 8 19 27 - 2 2 1 1 2 - 1 1 9 23 32
20 KOTA SUKABUMI 1 9 10 - 1 1 - 1 1 - 1 11 12
21 KOTA BANDUNG 37 67 104 - - - 37 67 104
22 KOTA CIREBON 4 9 13 1 - 1 - 1 1 - 5 10 15
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 17 49 66 2 10 12 2 8 10 1 1 2 22 68 90
25 KOTA CIMAHI 14 10 24 - 1 1 1 2 3 - 15 13 28
26 KOTA TASIKMALAYA 2 2 4 - 1 1 - 1 1 - 2 4 6
27 KOTA BANJAR 2 - 2 - - - 2 - 2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 135 261 396 4 17 21 7 20 27 14 13 27 160 311 471
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON 8 11 19 - - - - 2 2 - - - 8 13 21
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - 1 1 2 1 1 2
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 6 3 9 - - 9 8 17 15 11 26
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - 1 1 - 2 2 - 4 4 1 4 5 1 11 12
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH III 14 15 29 - 2 2 - 6 6 11 13 24 25 36 61
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT


1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - - - -
- - -
V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
1 KAB. BOGOR - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - 1 1 - - - 1 1
24 KOTA DEPOK - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1
JAWA BARAT 153 278 431 4 20 24 7 26 33 25 26 51 189 350 539
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0,93 0,05 0,07 0,11 1,16
TABEL 79

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI


RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN REFRAKSIONIS OPTISIEN ORTETIK PROSTETIK JUMLAH
INFORMASI KESEHATAN DARAH KARDIOVASKULER

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - 2 2 - - - - - - - - - 4 24 28 - - - - - - - - - - - - - - - 4 26 30
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - 2 2 4 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4
3 KAB. CIANJUR - - - - 2 7 9 - - - - - 2 7 9
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 4 5
5 KAB. GARUT 1 - 1 - - - - - - - - - 4 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - 5 - 5
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - 1 - 1 - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 3 1 4
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - 4 11 15 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 4 12 16
8 KAB. KUNINGAN 1 - 1 - - - - - - - - - 7 5 12 - - - - - - - - - - - - - - - 8 5 13
9 KAB. CIREBON - 2 2 - - - - - - - - - 11 19 30 - - - - - - - - - - - - - - - 11 21 32
10 KAB. MAJALENGKA 1 1 2 - - - 7 11 18 - - - - - 8 12 20
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - 3 7 10 - - - - - - - - - - - - - - - 3 7 10
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - 3 7 10 - - - - - - - - - - - - - - - 3 7 10
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - 3 17 20 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 3 18 21
15 KAB. KARAWANG 3 3 - - - 5 10 15 - - - - - 5 13 18
16 KAB. BEKASI 2 5 7 - - - - - - - - - 5 4 9 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 7 10 17
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - 2 10 12 - - - - - 2 10 12
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - 4 3 7 - - - - - - - - - - - - - - - 4 3 7
19 KOTA BOGOR 3 2 5 - - - - - - - - - 5 24 29 - - - - - - - 3 3 - - - - - - 8 29 37
20 KOTA SUKABUMI - - - - 6 11 17 - - - - - 6 11 17
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 4 5
22 KOTA CIREBON 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - 2 18 20 - - - - - - - 2 2 1 - 1 - - - 5 20 25
23 KOTA BEKASI - - - - 3 18 21 - - - - - 3 18 21
24 KOTA DEPOK 1 1 - - - 1 7 8 - - - - - 1 8 9
25 KOTA CIMAHI - - - - 2 14 16 - - 7 5 12 - - 9 19 28
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - 1 25 26 - - - - - 1 25 26
27 KOTA BANJAR - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 9 17 26 - - - 2 - 2 - - - 90 263 353 - - - - - - 7 13 20 1 - 1 - - - 109 293 402

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 68 38 106 - - - 15 1 16 3 4 7 41 119 160 1 2 3 - - - 25 58 83 3 13 16 1 - 1 157 235 392
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 5 3 8 - - - 1 1 2 - - - 7 18 25 2 1 3 - - - 5 4 9 - - - - - - 20 27 47
4 KAB. BANDUNG 18 11 29 - - - 5 - 5 - - - 19 33 52 - - - - - - 13 21 34 - - - - - - 55 65 120
5 KAB. GARUT 8 2 10 - - - 1 - 1 2 1 3 9 17 26 - 1 1 - - - 5 5 10 - - - - - - 25 26 51
6 KAB. TASIKMALAYA 1 - 1 - - - - 1 1 1 - 1 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 3 5 8
7 KAB. CIAMIS 1 - 1 2 2 4 - 2 2 - - - 5 10 15 - 1 1 - - - 1 2 3 - - - - - - 9 17 26
8 KAB. KUNINGAN 15 8 23 - 2 2 3 1 4 1 1 2 6 14 20 - - - - - - 9 14 23 - - - - - - 34 40 74
9 KAB. CIREBON 7 7 14 - - - 3 1 4 - - - 12 30 42 - - - - - - 7 15 22 - - - - - - 29 53 82
10 KAB. MAJALENGKA 6 1 7 - 5 - 5 - 6 15 21 - - - 2 2 - 1 1 - 17 19 36
11 KAB. SUMEDANG 7 4 11 - - - 1 - 1 - - - 12 23 35 - - - - - - 7 14 21 - - - - - - 27 41 68
12 KAB. INDRAMAYU 7 3 10 - - - 1 - 1 1 4 5 3 6 9 - - - - - - 2 2 4 - - - - - - 14 15 29
13 KAB. SUBANG 3 2 5 1 - 1 1 - 1 - - - 6 5 11 - 1 1 1 - 1 27 15 42 2 - 2 2 - 2 43 23 66
14 KAB. PURWAKARTA 2 2 4 3 1 4 2 1 3 - - - 4 9 13 - - - - - - 3 6 9 - - - - - - 14 19 33
15 KAB. KARAWANG 29 21 50 1 2 3 3 5 8 - - - 14 60 74 1 2 3 - - - 19 22 41 - - - 1 1 2 68 113 181
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 1 - 1 - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - 1 2 3
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 19 19 38 2 - 2 2 - 2 - 1 1 25 58 83 2 - 2 - - - 12 17 29 1 4 5 - - - 63 99 162
20 KOTA SUKABUMI 6 10 16 - 2 3 5 - 20 25 45 - 1 1 2 5 7 12 1 3 4 - 35 49 84
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON 17 12 29 1 - 1 4 1 5 - 13 43 56 1 - 1 - 6 13 19 3 2 5 5 - 5 50 71 121
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 52 53 105 - 11 1 12 - 54 153 207 1 1 2 - 33 77 110 1 1 - 151 286 437
25 KOTA CIMAHI 17 5 22 - 5 1 6 1 - 1 15 44 59 - - 23 31 54 - - 61 81 142
TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI


RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN REFRAKSIONIS OPTISIEN ORTETIK PROSTETIK JUMLAH
INFORMASI KESEHATAN DARAH KARDIOVASKULER

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
26 KOTA TASIKMALAYA 16 5 21 - 8 1 9 - 16 74 90 - - 9 19 28 1 1 - 49 100 149
27 KOTA BANJAR 3 1 4 - - - 5 5 10 - - 2 1 3 - - 10 7 17
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 308 207 515 10 7 17 73 20 93 9 11 20 293 767 1.060 8 9 17 2 1 3 213 345 558 10 25 35 9 1 10 935 1.393 2.328

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - 1 1 - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 4
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - 4 4 - - - - - - 4 4
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - 1 1 - - - - - - - - - 3 6 9 - - - - - - - - - - - - - - - 3 7 10
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - 2 9 11 1 1 2 - - - - - - - - - - - - 3 10 13
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - 6 6 - - - - - - 6 6
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - 1 7 8 - - - - - 1 7 8
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI 8 4 12 - - - 3 19 22 4 2 6 - - - 2 - 2 17 25 42
26 KOTA TASIKMALAYA - - 1 1 2 - 1 3 4 - - - - - 2 4 6
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH III 8 6 14 - - - 1 1 2 - - - 12 55 67 5 3 8 - - - - - - - - - 2 - 2 28 65 93

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - 1 7 8 - - - - - 1 7 8
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - 2 14 16 - - 7 5 12 - - 9 19 28
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - - - - - 3 21 24 - - - - - - 7 5 12 - - - - - - 10 26 36
TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI


RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN REFRAKSIONIS OPTISIEN ORTETIK PROSTETIK JUMLAH
INFORMASI KESEHATAN DARAH KARDIOVASKULER

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - 1 3 4 - - - - - 1 3 4
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 1 5 6
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON 2 2 - - - 11 19 30 - - - - - 11 21 32
10 KAB. MAJALENGKA - - - - 1 1 - - - - - - 1 1
11 KAB. SUMEDANG - - - - - - - - - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - 1 7 8 - - - - - 1 7 8
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - 1 - 1 - - - 2 5 7 - - - - - - - - - - - - - - - 3 5 8
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - 1 3 4 - - - - - 1 3 4
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - 1 1 2 - - - - - 1 1 2
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V - 2 2 - - - 1 - 1 - - - 19 43 62 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 20 46 66
JAWA BARAT 325 232 557 10 7 17 77 21 98 9 11 20 417 1.149 1.566 13 12 25 2 1 3 227 364 591 11 25 36 11 1 12 1.102 1.823 2.925
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,20 0,04 0,21 0,04 3,38 0,05 0,01 1,28 0,08 0,03 6,32
TABEL 80

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA KESEHATAN LAINNYA


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR - - - 32 21 53 32 21 53
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - 209 117 326 209 117 326
6 KAB. TASIKMALAYA 25 10 35 1 - 1 26 10 36
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - 1 - 1 1 - 1
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - 8 15 23 8 15 23
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - 78 38 116 78 38 116
14 KAB. PURWAKARTA - - - 20 12 32 20 12 32
15 KAB. KARAWANG - - - 1 - 1 1 - 1
16 KAB. BEKASI 22 48 70 - 2 2 22 50 72
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - 15 16 31 15 16 31
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON 8 18 26 - 1 1 8 19 27
23 KOTA BEKASI - 1 1 2 1 1 2
24 KOTA DEPOK - 10 10 3 5 8 3 15 18
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 55 86 141 369 228 597 424 314 738

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 2 3 5 13 7 20 15 10 25
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - 2 - 2 2 - 2
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - 2 2 - 2 2
10 KAB. MAJALENGKA - 3 1 4 3 1 4
11 KAB. SUMEDANG - - - 5 11 16 5 11 16
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 2 1 3 20 13 33 22 14 36
15 KAB. KARAWANG 15 7 22 140 224 364 155 231 386
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT 2 1 3 - 1 1 2 2 4
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR 1 - 1 3 8 11 4 8 12
20 KOTA SUKABUMI 215 478 693 64 139 203 279 617 896
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON 1 - 1 5 5 10 6 5 11
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK 1 7 8 3 4 7 4 11 15
25 KOTA CIMAHI - 1 4 5 1 4 5
26 KOTA TASIKMALAYA 21 29 50 68 58 126 89 87 176
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 260 526 786 327 477 804 587 1.003 1.590

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - 5 11 16 5 11 16
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH III - - - 5 11 16 5 11 16

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
SUB JUMLAH IV - - - - - - - - -

V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


1 KAB. BOGOR - 1 1 2 1 1 2
2 KAB. SUKABUMI - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 23 10 33 - - - 23 10 33
7 KAB. CIAMIS - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - -
11 KAB. SUMEDANG - - - 1 - 1 - - -
12 KAB. INDRAMAYU - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - 8 1 9 8 1 9
15 KAB. KARAWANG - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - -
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - 19 16 35 - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - -
- - -
SUB JUMLAH V 23 10 33 29 18 47 32 12 44
JAWA BARAT 338 622 960 730 734 1.464 1.048 1.340 2.388
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,07 3,16 5,16
TABEL 81

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

TENAGA NON KESEHATAN


STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
I PUSKESMAS - - -
1 KAB. BOGOR 53 26 79 2 47 49 - - - - - - - - - - - - - - - 55 73 128
2 KAB. SUKABUMI 87 29 116 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 87 29 116
3 KAB. CIANJUR 59 31 90 45 20 65 - - - - - - - - - - - - - - - 104 51 155
4 KAB. BANDUNG 15 4 19 140 98 238 - - - - - - - - - - - - - - - 155 102 257
5 KAB. GARUT 62 10 72 209 117 326 - - - - - - - - - - - - - - - 271 127 398
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS 53 21 74 101 84 185 - - - - - - - - - - - - - - - 154 105 259
8 KAB. KUNINGAN 17 11 28 53 67 120 - - - - - - - - - - - - - - - 70 78 148
9 KAB. CIREBON 4 1 5 161 172 333 - - - - - - - - - - - - - - - 165 173 338
10 KAB. MAJALENGKA 24 5 29 68 65 133 - - - - - 92 70 162
11 KAB. SUMEDANG 42 22 64 37 38 75 - - - - - - - - - - - - - - - 79 60 139
12 KAB. INDRAMAYU 65 33 98 86 50 136 - - - - - - - - - - - - 3 1 4 154 84 238
13 KAB. SUBANG 18 7 25 - - - - - - 18 7 25
14 KAB. PURWAKARTA 5 3 8 22 7 29 - - - - - - - - - - - - 21 11 32 48 21 69
15 KAB. KARAWANG 75 54 129 89 50 139 - - - - 16 3 19 180 107 287
16 KAB. BEKASI 57 19 76 3 3 6 - - - - - - - - - - - - 2 - 2 62 22 84
17 KAB. BANDUNG BARAT 4 - 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 - 4
18 KAB. PANGANDARAN 10 6 16 16 7 23 - - - - - - - - - - - - - - - 26 13 39
19 KOTA BOGOR 21 26 47 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 21 26 47
20 KOTA SUKABUMI 5 9 14 18 15 33 1 - 1 - - - 7 1 8 31 25 56
21 KOTA BANDUNG - - - - - 16 16 59 94 153 59 110 169
22 KOTA CIREBON 26 40 66 41 50 91 - 3 3 6 - - - 70 93 163
23 KOTA BEKASI 9 22 31 13 34 47 - - - - 3 2 5 25 58 83
24 KOTA DEPOK 12 30 42 17 24 41 - - - - 143 102 245 172 156 328
25 KOTA CIMAHI 10 14 24 10 10 20 - - - - - 20 24 44
26 KOTA TASIKMALAYA 8 6 14 2 3 5 - - - - - 10 9 19
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 741 429 1.170 1.133 961 2.094 1 - 1 3 3 6 - - - - 16 16 254 214 468 2.132 1.623 3.755

II RUMAH SAKIT
1 KAB. BOGOR 92 123 215 115 138 253 24 6 30 6 3 9 8 4 12 1 - 1 4 3 7 250 277 527
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR 17 13 30 237 123 360 - - - 2 - 2 - - - - - - - - - 256 136 392
4 KAB. BANDUNG 55 37 92 205 192 397 1 - 1 - - - - - - - - - 3 1 4 264 230 494
5 KAB. GARUT 22 9 31 104 63 167 - - - 1 2 3 - - - - - - - - - 127 74 201
6 KAB. TASIKMALAYA 36 12 48 25 10 35 - - - - - - - - - - - - - - - 61 22 83
7 KAB. CIAMIS 12 9 21 2 10 12 1 - 1 1 - 1 - - - - - - 6 - 6 22 19 41
8 KAB. KUNINGAN 32 5 37 273 202 475 3 - 3 6 - 6 - - - - - - 3 - 3 317 207 524
9 KAB. CIREBON 21 7 28 72 10 82 8 1 9 6 2 8 - - - - - - - - - 107 20 127
TENAGA NON KESEHATAN
STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
10 KAB. MAJALENGKA 15 13 28 72 49 121 - - - - - 87 62 149
11 KAB. SUMEDANG 27 31 58 46 70 116 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 74 101 175
12 KAB. INDRAMAYU 8 - 8 41 29 70 2 - 2 1 - 1 - - - - - - - - - 52 29 81
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 5 3 8 85 92 177 5 5 2 1 3 - - 51 14 65 148 110 258
15 KAB. KARAWANG 67 70 137 219 254 473 14 17 31 8 32 40 20 6 26 15 6 21 125 85 210 468 470 938
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 67 63 130 128 279 407 9 1 10 - - - - - - 1 - 1 103 152 255 308 495 803
20 KOTA SUKABUMI 52 48 100 141 204 345 8 3 11 4 4 8 - 1 1 2 4 6 7 2 9 214 266 480
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON 55 74 129 128 109 237 - - 2 2 - - 53 31 84 236 216 452
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK 183 298 481 180 350 530 27 2 29 5 9 14 - 7 7 13 1 14 125 88 213 533 755 1.288
25 KOTA CIMAHI 37 33 70 341 237 578 26 25 51 7 9 16 2 4 6 1 2 3 - 414 310 724
26 KOTA TASIKMALAYA 57 79 136 156 153 309 4 1 5 3 1 4 - 1 1 1 - 1 25 7 32 246 242 488
27 KOTA BANJAR 14 8 22 8 17 25 1 - 1 2 - 2 - - - - - - 19 7 26 44 32 76
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 874 935 1.809 2.578 2.591 5.169 134 56 190 54 65 119 30 23 53 34 13 47 524 390 914 4.228 4.073 8.301

III SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


1 KAB. BOGOR 2 3 5 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - 4 3 7
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA 2 2 4 2 2 4 - - - - - 4 4 8
7 KAB. CIAMIS 1 1 2 1 1 2 - - - - - 2 2 4
8 KAB. KUNINGAN - - - 6 2 8 - - - - - - - - - - - - - - - 6 2 8
9 KAB. CIREBON - - - 4 2 6 - - - - - - - - - - - - - - - 4 2 6
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 24 23 47 29 47 76 - - - - - - - - - - - - - - - 53 70 123
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG 2 2 2 2 - - - - - 4 - 4
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - 1 1 - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 3 3
21 KOTA BANDUNG - - - - - 2 2 - 2 - 2
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
TENAGA NON KESEHATAN
STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA 1 1 2 - 1 1 - - - - - 1 2 3
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH III 32 31 63 46 56 102 - - - - - - - 1 1 2 - 2 - - - 80 88 168

IV KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -


1 KAB. BOGOR - - - - - - - - - -
2 KAB. SUKABUMI - - - - - - - - - -
3 KAB. CIANJUR - - - - - - - - - -
4 KAB. BANDUNG - - - - - - - - - -
5 KAB. GARUT - - - - - - - - - -
6 KAB. TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
7 KAB. CIAMIS - - - - - - - - - -
8 KAB. KUNINGAN - - - - - - - - - -
9 KAB. CIREBON - - - - - - - - - -
10 KAB. MAJALENGKA - - - - - - - - - -
11 KAB. SUMEDANG 15 5 20 9 21 30 - - - - - - - - - - - - - - - 24 26 50
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA - - - - - - - - - -
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR - - - - - - - - - -
20 KOTA SUKABUMI - - - - - - - - - -
21 KOTA BANDUNG - - - - - - - - - -
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI - - - - - - - - - -
26 KOTA TASIKMALAYA - - - - - - - - - -
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH IV 15 5 20 9 21 30 - - - - - - - - - - - - - - - 24 26 50

V KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


1 KAB. BOGOR 4 13 17 29 22 51 - - - - - - - - - 33 35 68
2 KAB. SUKABUMI 12 9 21 - - - - - - 12 9 21
3 KAB. CIANJUR 10 14 24 18 8 26 - - - - - 28 22 50
4 KAB. BANDUNG 13 11 24 24 15 39 2 - 2 1 2 3 - - - - - - - - - 40 28 68
5 KAB. GARUT 16 10 26 - - - - - - 16 10 26
TENAGA NON KESEHATAN
STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
6 KAB. TASIKMALAYA 5 - 5 23 10 33 - - - - - - - - - - - - - - - 28 10 38
7 KAB. CIAMIS 13 4 17 - - - - - - 13 4 17
8 KAB. KUNINGAN 17 3 20 22 15 37 - - - - - - - - - - - - - - - 39 18 57
9 KAB. CIREBON 4 4 42 11 53 - - - - - 46 11 57
10 KAB. MAJALENGKA 13 8 21 19 22 41 - - - - - 32 30 62
11 KAB. SUMEDANG 9 11 20 24 24 48 - - - - - - - - - - - - - - - 33 35 68
12 KAB. INDRAMAYU - - - - - - - - - -
13 KAB. SUBANG - - - - - - - - - -
14 KAB. PURWAKARTA 8 1 9 23 19 42 - - - - - 31 20 51
15 KAB. KARAWANG - - - - - - - - - -
16 KAB. BEKASI - - - - - - - - - -
17 KAB. BANDUNG BARAT - - - - - - - - - -
18 KAB. PANGANDARAN - - - - - - - - - -
19 KOTA BOGOR 6 17 23 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 6 17 23
20 KOTA SUKABUMI 1 2 3 8 6 14 - 1 1 - - 2 2 12 8 20
21 KOTA BANDUNG 5 6 11 55 83 138 - - - - - 60 89 149
22 KOTA CIREBON - - - - - - - - - -
23 KOTA BEKASI - - - - - - - - - -
24 KOTA DEPOK - - - - - - - - - -
25 KOTA CIMAHI 3 13 16 11 10 21 - - - - - 14 23 37
26 KOTA TASIKMALAYA 3 3 10 7 17 - - - - - 13 7 20
27 KOTA BANJAR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH V 142 122 264 308 252 560 2 - 2 2 2 4 - - - - - - 2 - 2 456 376 832
JAWA BARAT 1.804 1.522 3.326 4.074 3.881 7.955 137 56 193 59 70 129 30 24 54 36 29 65 780 604 1.384 6.920 6.186 13.106
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,18 17,18 0,42 0,28 0,12 0,14 2,99 28,31
TABEL 82 A

ANGGARAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER :

1 APBD KAB/KOTA 6.067.285.979.418 72,96


a. Belanja Langsung 3.455.549.664.063 41,56
b. Belanja Tidak Langsung 2.526.797.869.775 30,39
c. Jamkesda 25.088.445.580 0,30
c. Lain-lain 59.850.000.000 0,72

2 APBD PROVINSI 478.311.998.342 5,75


a. Belanja Langsung 105.999.676.232 1,27
b. Belanja Tidak Langsung 369.812.322.110 4,45
c. Jamkesda 2.500.000.000 0,03
c. Bangub - 0,00
d. Lain-lain - 0,00

3 APBN : 1.385.469.696.782 16,66


- Dana Dekonsentrasi 74.798.849.000 0,90
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 192.612.633.682 2,32
- JKN 773.827.502.422 9,31
- Lain-lain (sebutkan) 344.230.711.678 4,14

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 13.576.218.685 0,16


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 370.943.851.076 4,46

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 8.315.587.744.303 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 92.360.444.565.327

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 6,57

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 177.016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota


TABEL 82 B

ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER BIAYA DAN KABUPATEN/KOTA


DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:


% APBD
APBD KAB/KOTA ANGGARAN PROVINSI ANGGARAN APBN ANGGARAN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
PINJAMAN/HIBAH LUAR TOTAL APBD KESEHATAN
NO KABUPATEN/KOTA Belanja Langsung (TIDAK BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG SUMBER PEMERINTAH LAIN KESEHATAN THD APBD
Belanja Tidak Langsung JAMKESDA LAIN-LAIN JAMKESDA BANGUB LAIN-LAIN Dana Dekonsentrasi Dana Alokasi Khusus (DAK) JKN LAIN-LAIN NEGERI (PHLN) PERKAPITA
TERMASUK GAJI) LANGSUNG APBD APBD TOTAL

Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah Rupiah % Rupiah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KAB. BOGOR 509.552.461.320 50,23 142.096.401.000 14,01 - - - 53.937.327.680,00 5,32 - - - 17.819.035.000,00 1,76 16.669.400.000,00 1,64 108.400.000.000,00 10,69 - - 165.921.050.000 16,36 1.014.395.675.000 5.782.479.790.000 11,3 197.669
2 KAB. SUKABUMI 116.035.881.809 42,54 57.115.201.268 20,94 - - - 70.776.125.000,00 25,94 - - - - 14.272.883.298,00 5,23 - 14.600.000.000 5,35 - - 272.800.091.375 2.197.664.578.000 12,4 108.341
3 KAB. CIANJUR 55.954.736.569 25,51 56.004.016.700 25,53 19.044.260.000 8,68 - - 2.602.700.000,00 1,19 2.500.000.000 1,14 - - - 4.893.142.000,00 2,23 73.201.304.500,00 33,37 7.641.635.000,00 3,48 - - 219.341.794.769 2.386.632.220.940 9,2 93.936
4 KAB. BANDUNG 187.303.651.800 60,23 111.762.424.592 35,94 - - - 2.468.346.765,00 0,79 - - - - 8.491.422.000,00 2,73 - - 931.303.235 0,30 - 310.957.148.392 4.329.971.358.081 7,2 90.970
5 KAB. GARUT 44.605.975.542 21,24 76.018.263.716 36,19 - - - 7.350.000.000,00 3,50 - - - - 3.087.789.991,00 1,47 72.224.337.751,00 34,38 6.766.010.000,00 3,22 - - 210.052.377.000 3.169.330.183.157 6,6 81.245
6 KAB. TASIKMALAYA 75.094.461.000 20,91 98.680.390.191 27,48 - - - 6.660.600.000,00 1,85 - - - - 7.967.779.999,00 2,22 162.140.574.000,00 45,15 8.567.970.501,00 2,39 - - 359.111.775.691 2.690.310.110.913 13,3 199.280
7 KAB. CIAMIS 7.146.539.000 4,68 60.200.997.726 39,39 5.000.000.000 3,27 - - 28.537.162.500,00 18,67 - - - - 7.978.140.000,00 5,22 38.447.783.410,00 25,15 5.541.810.000,00 3,63 - - 152.852.432.636 2.126.411.919.998 7,2 120.468
8 KAB. KUNINGAN 122.704.057.301 51,26 81.515.175.100 34,06 - - - 7.587.126.250,00 3,17 - - - - 10.989.590.000,00 4,59 - 6.551.550.000,00 2,74 - 10.005.583.000 4,18 239.353.081.651 1.929.431.137.503 12,4 214.920
9 KAB. CIREBON 259.278.953.750 47,50 129.959.563.425 23,81 - - - 54.544.910.720,00 9,99 - - - - 13.610.796.300,00 2,49 77.958.492.000,00 14,28 9.570.985.000,00 1,75 934.721.787 0,17 - 545.858.422.982 2.847.512.280.286 19,2 245.541
10 KAB. MAJALENGKA 52.822.691.063 40,93 60.278.924.476 46,71 - - - 3.947.792.860,00 3,06 - - - - 9.050.640.000,00 7,01 - 2.950.800.000,00 2,29 - - 129.050.848.399 2.107.167.566.572 6,1 102.875
11 KAB. SUMEDANG 55.345.560.506 46,09 52.270.913.058 43,53 - - - 1.718.400.000,00 1,43 - - - - 6.954.940.000,00 5,79 - 3.791.060.000,00 3,16 - - 120.080.873.564 1.911.858.813.654 6,3 102.103
12 KAB. INDRAMAYU 128.078.903.000 45,24 72.946.680.479 25,76 - - - 804.000.000,00 0,28 - - - - 10.992.193.000,00 3,88 31.996.890.500,00 11,30 38.314.058.600,00 13,53 - - 283.132.725.579 2.658.682.181.402 10,6 158.245
13 KAB. SUBANG 60.717.585.726 37,93 42.253.277.247 26,39 - - - 40.308.880.000,00 25,18 - - - - 15.641.200.000,00 9,77 - - - 1.175.000.000 0,73 160.095.942.973 2.331.767.724.665 6,9 101.606
14 KAB. PURWAKARTA 81.372.837.450 56,73 34.158.141.153 23,81 - - - 4.152.468.750,00 2,89 - - - - - 21.048.690.000,00 14,67 - - 2.709.260.000 1,89 143.441.397.353 1.755.881.153.725 8,2 156.457
15 KAB. KARAWANG 243.570.025.264 41,96 94.595.285.200 16,30 - - - 17.031.294.145,00 2,93 - - - - 15.969.441.500,00 2,75 109.503.826.811,00 18,87 67.819.660.444,00 11,68 - 31.954.434.000 5,51 580.443.967.364 3.558.970.902.972 16,3 253.662
16 KAB. BEKASI 242.728.391.740 71,19 87.033.904.535 25,53 - - - 4.078.200.040,00 1,20 - - - 54.480.000,00 0,02 5.852.676.800,00 1,72 - 1.200.000.000,00 0,35 - - 340.947.653.115 3.483.000.000.000 9,8 120.529
17 KAB. BANDUNG BARAT 171.964.018.580 76,40 44.914.107.880 19,95 - - - - - - - - - 3.500.000.000,00 1,56 4.700.910.000,00 2,09 - - 225.079.036.460 2.075.941.771.193 10,8 138.580
18 KAB. PANGANDARAN 27.290.626.150 52,30 21.972.673.854 42,11 - - - 1.500.000.000,00 2,87 - - - - - - 1.418.250.000,00 2,72 - - 52.181.550.004 680.000.000.000 7,7 137.590
19 KOTA BOGOR 73.399.345.500 54,57 41.724.369.794 31,02 - - - 7.200.000.000,00 5,35 - - - - 4.721.310.000,00 3,51 - 7.451.590.371,00 5,54 - - 134.496.615.665 1.992.827.363.625 6,7 131.601
20 KOTA SUKABUMI 233.172.881.454 71,17 59.073.691.500 18,03 - - - 16.964.510.720,00 5,18 - - - 120.267.000,00 0,04 5.268.142.274,00 1,61 8.050.008.000,00 2,46 1.418.250.000,00 0,43 578.434.836 0,18 2.960.270.228 0,90 327.606.456.012 1.075.489.320.234 30,5 1.019.930
21 KOTA BANDUNG 176.565.816.991 46,17 119.824.106.761 31,33 - 59.850.000.000,00 15,65 - 12.950.000.000,00 3,39 - - - 6.656.896.000,00 1,74 4.970.248.520,00 1,30 - 1.600.000.000,00 0,42 - - 382.417.068.272 5.717.543.328.505 6,7 148.484
22 KOTA CIREBON 53.769.277.551 52,29 39.959.153.000 38,86 - - - 2.164.276.680,00 2,10 - - - 2.049.300.000,00 1,99 4.882.320.000,00 4,75 - - - - 102.824.327.231 1.058.622.441.134 9,7 322.595
23 KOTA BEKASI 87.535.709.370 24,13 109.259.108.200 30,12 44.331.780 0,01 - - 4.520.000.000,00 1,25 - - - - 7.913.980.000,00 2,18 - - - 153.496.263.477 42,31 362.769.392.827 3.888.589.588.821 9,3 144.475
24 KOTA DEPOK 182.466.816.323 64,07 41.303.735.284 14,50 - - - 5.000.000.000,00 1,76 - - - 15.142.000,00 0,01 3.976.038.000,00 1,40 28.262.880.000,00 9,92 23.751.821.762,00 8,34 - - 284.776.433.369 2.669.550.591.184 10,7 152.313
25 KOTA CIMAHI 92.385.692.442 50,03 58.595.553.972 31,73 - - - 7.500.000.000,00 4,06 - - - - 5.226.230.000,00 2,83 15.477.836.000,00 8,38 2.752.150.000,00 1,49 - 2.721.990.371 1,47 184.659.452.785 1.282.252.417.803 14,4 317.290
26 KOTA TASIKMALAYA 12.881.899.438 15,31 40.261.837.880 47,84 - - - 5.468.200.000,00 6,50 - - - 4.478.540.000,00 5,32 - 19.199.183.950,00 22,81 1.869.000.000,00 2,22 - - 84.158.661.268 1.651.153.418.819 5,1 123.150
27 KOTA BANJAR 8.747.808.621 28,55 12.246.789.629 39,97 999.853.800 3,26 - - 40.000.000,00 0,13 - - - - 3.232.330.000,00 10,55 4.415.695.500,00 14,41 956.700.000,00 3,12 - - 30.639.177.550 775.655.011.235 4,0 162.659
TOTAL 3.362.492.605.260 46,36 1.846.024.687.620 25,45 25.088.445.580 0,35 59.850.000.000 0,83 - - 369.812.322.110 5,10 2.500.000.000 0,03 - - - - 31.193.660.000 0,43 192.612.633.682 2,66 773.827.502.422 10,67 219.234.211.678 3,02 2.444.459.858 0,03 370.943.851.076 5,11 7.253.524.379.286 68.134.697.174.421 10,6 156.662

DISKES PROVINSI 93.057.058.803 9,87 680.773.182.155 72,24 - - 105.999.676.232 11,25 - - - - 43.605.189.000 4,63 - - 124.996.500.000 13,26 11.131.758.827 1,18 - 942.431.929.958 24.225.747.390.906 3,9 20.355

JAWA BARAT 3.455.549.664.063 42,16 2.526.797.869.775 30,83 25.088.445.580 0,31 59.850.000.000 0,73 105.999.676.232 1,29 369.812.322.110 4,51 2.500.000.000 0,03 - - - - 74.798.849.000 0,91 192.612.633.682 2,35 773.827.502.422 9,44 344.230.711.678 4,20 13.576.218.685 0,17 370.943.851.076 4,53 8.195.956.309.244 92.360.444.565.327 8,9 177.016
TABEL 83 A : TABEL 83 B :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 0 - < 1 TAHUN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014 TAHUN 2014

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH (%) JUMLAH %
1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 347.741 42,00 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 850.981 48,54
2 Penyakit Infeksi Usus 102.055 12,33 2 Diare dan Gastroenteritis 172.364 9,83
3 Diare dan Gastroenteritis 87.640 10,58 3 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 157.090 8,96
4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 58.884 7,11 4 Gejala dan tanda umum lainnya 138.339 7,89
5 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 56.012 6,76 5 Influenza Dan Pneumonia 116.344 6,64
6 Influenza Dan Pneumonia 54.060 6,53 6 Penyakit Sistem Pencernakan 76.209 4,35
7 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 26.920 3,25 7 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 58.131 3,32
8 Gejala dan tanda umum lainnya 20.066 2,42 8 Konjungtivitis 39.534 2,26
9 Konjungtivitis 14.543 1,76 9 Penyakit Infeksi Usus 39.471 2,25
10 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut Lainnya 6.731 0,81 10 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 23.215 1,32
11 Penyakit Sistem Pencernakan 6.716 0,81 11 Infeksi Virus Dengan Lesi Kulit Dan Membran Mukosa 17.260 0,98
12 Infeksi Virus Dengan Lesi Kulit Dan Membran Mukosa 4.930 0,60 12 Skabies 17.109 0,98
13 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 4.745 0,57 13 Varisela/Cacar Air 12.920 0,74
14 Skabies 4.269 0,52 14 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut Lainnya 12.194 0,70
15 Anemia 3.928 0,47 15 Tuberkulosis 6.530 0,37
16 Tuberkulosis 2.264 0,27 16 Penyakit Virus Lainnya 4.408 0,25
17 Gejala, Tanda Dan Penemuan Secara Klinik Dan Laboratorium Yang Tidak 1.893 0,23 17 Parotitis (Gondong) 4.408 0,25
Diklasi Fikasikan Di Tempat Lain
18 Dispepsia 1.683 0,20 18 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 3.954 0,23
19 Gastroduodenitesis tidak spesifik 1.566 0,19 19 Infeksi herpesvirus (herpes simplex) 2.644 0,15
20 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 1.493 0,18 20 Cedera, Keracunan Dan Penyebab Eksternal Lain 2.589 0,15
21 Penyakit Lain-Lainnya 19.860 2,40 21 Penyakit Lain-Lainnya 16.768 0,96
Jumlah 827.999 100 Jumlah 1.753.105 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 83 C : TABEL 83 D :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 5 - 14 TAHUN DI PUSKESMAS UMUR 15 - 44 TAHUN
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014 TAHUN 2014

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 1.073.008 36,33 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 1.227.648 24,19
2 Penyakit Sistem Pencernakan 475.124 16,09 2 Penyakit Sistem Pencernakan 996.672 19,64
3 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 322.411 10,92 3 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 490.328 9,66
4 Gejala, Tanda Dan Penemuan Secara Klinik Dan Laboratorium Yang Tidak 233.873 7,92 4 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 417.926 8,23
Diklasi Fikasikan Di Tempat Lain
5 Diare dan Gastroenteritis 145.777 4,94 5 Gejala, Tanda Dan Penemuan Secara Klinik Dan Laboratorium Yang Tidak 315.469 6,22
Diklasi Fikasikan Di Tempat Lain
6 Influenza Dan Pneumonia 107.831 3,65 6 Dispepsia 186.772 3,68
7 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 96.989 3,28 7 Hipertensi 181.938 3,58
8 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 95.073 3,22 8 Diare dan Gastroenteritis 171.637 3,38
9 Penyakit Infeksi Usus 89.638 3,03 9 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 151.950 2,99
10 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 61.805 2,09 10 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 146.051 2,88
11 Skabies 51.495 1,74 11 Penyakit Susunan Saraf 142.034 2,80
12 Dispepsia 49.916 1,69 12 Influenza Dan Pneumonia 119.945 2,36
13 Infeksi Virus Dengan Lesi Kulit Dan Membran Mukosa 43.358 1,65 13 Kehamilan, Persalinan Dan Nifas 105.950 2,09
14 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut Lainnya 24.859 1,47 14 Gangguan Jiwa Dan Perilaku 29.564 0,58
15 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 21.097 0,84 15 Penyakit Infeksi Usus 66.842 1,32
16 Parotitis (Gondong) 19.801 0,71 16 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 64.412 1,27
17 Penyakit Susunan Saraf 14.252 0,67 17 Tuberkulosis 54.771 1,08
18 Tuberkulosis 12.587 0,48 18 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 45.691 0,90
19 Cedera, Keracunan Dan Penyebab Eksternal Lain 9.186 0,43 19 Penyakit Darah Dan Alat Pembentuk Darah Dan Beberapa Kelainan Yang 43.132 0,85
Berhubungan Dengan Mekanisme Kekebalan (Imun)
20 Demam Berdarah Virus Dan Demam Virus Ditularkan Oleh Artropoda 5.399 0,31 20 Skabies 36.250 0,71
21 Penyakit Lain-Lainnya 48.745 0,18 21 Penyakit Lain-Lainnya 80.353 1,58
Jumlah 2.953.479 100 Jumlah 5.075.335 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 83 E : TABEL 83 F :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI PUSKESMAS UMUR 45 - > 75 TAHUN DI PUSKESMAS SEMUA GOLONGAN UMUR
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2014 TAHUN 2014

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 1.245.006 2,11 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 4.538.125 27,40
2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut 1.038.747 20,16 2 Penyakit Sistem Pencernakan 2.457.883 14,84
3 Penyakit Sistem Pencernakan 907.861 16,82 3 Penyakit Sistem Muskuloskeletal Dan Jaringan Ikat 1.760.258 10,63
4 Hipertensi 795.234 14,70 4 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 1.320.889 7,98
5 Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan 367.450 12,87 5 Gejala dan tanda umum lainnya 1.028.513 6,21
Gejala, Tanda Dan Penemuan Secara Klinik Dan Laboratorium Yang 6 Hipertensi 981.261 5,93
6 259.989 5,95
Tidak Diklasi Fikasikan Di Tempat Lain
7 Dispepsia 214.196 4,21 7 Diare dan Gastroenteritis 708.369 4,28
8 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 172.597 3,47 8 Influenza Dan Pneumonia 509.940 3,08
9 Penyakit Susunan Saraf 170.868 2,79 9 Penyakit Saluran Pernafasan Lainnya 500.688 3,02
10 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi Dan Metabolik 132.865 2,77 10 Dispepsia 459.872 2,78
11 Diare dan Gastroenteritis 130.951 2,15 11 Konjungtivitis 367.406 2,22
12 Konjungtivitis 112.208 2,12 12 Penyakit Susunan Saraf 329.523 1,99
13 Influenza Dan Pneumonia 111.760 1,82 13 Penyakit Infeksi Usus 317.434 1,92
14 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 90.589 1,81 14 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 202.433 1,22
15 Penyakit Infeksi Usus 69.115 1,47 15 Penyakit Kelainan Endokrin, Gizi Dan Metabolik 165.306 1,00
16 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 62.690 1,12 16 Penyakit Sistem Pembuluh Darah 141.680 0,86
17 Penyakit Telinga Dan Prosesus Mastoideus 48.256 1,01 17 Skabies 126.352 0,76
18 Tuberkulosis 47.576 0,78 18 Tuberkulosis 123.728 0,75
19 Gangguan Jiwa Dan Perilaku 40.653 0,77 19 Penyakit Pada Mata Dan Adneksa 113.784 0,69
Penyakit Darah Dan Alat Pembentuk Darah Dan Beberapa Kelainan Yang 20 Infeksi Virus Dengan Lesi Kulit Dan Membran Mukosa 111.296 0,67
20 27.723 0,66
Berhubungan Dengan Mekanisme Kekebalan (Imun)
21 Penyakit Lain-Lainnya 130.504 0,45 21 Penyakit Lain-Lainnya 296.230 1,79
Jumlah 6.176.838 100 Jumlah 16.560.970 100

Sumber: SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat


TABEL 83 A : TABEL 83 B :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUR 0 - < 1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUR 1 - 4 TAHUN
JAWA BARAT TAHUN 2014 JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 ISPA 13.203 26,45 1 ISPA 40222 33,44
2 Diare dan Gastroenteritis 6.276 12,57 2 Diare dan Gastroenteritis 12623 10,49
3 Febris 4.481 8,98 3 Tuberkulosis 9047 7,52
4 Influenza dan Pneumonia 2.799 5,61 4 Febris 8233 6,84
5 Tuberkulosis 1.557 3,12 5 Typoid Fever 7562 6,29
6 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 1.255 2,51 6 Rinopharingitis 2907 2,42
7 Penyakit pada mata dan adneksa 626 1,25 7 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 2223 1,85
8 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 439 0,88 8 Viral infection, unspecified 2210 1,84
9 Hyperbilirubin 403 0,81 9 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 1504 1,25
10 Dyspepsia 386 0,77 10 Influenza dan Pneumonia 1409 1,17
11 Typoid Fever 364 0,73 11 Malnutrisi 1063 0,88
12 Rinopharingitis Kronis 341 0,68 12 Bronkitis, emfisema dan penyakit paru Obstruktif kronik lainnya 981 0,82
13 Viral INF 329 0,66 13 Asma 829 0,69
14 Hypertensi Primer (esensial) 314 0,63 14 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 738 0,61
15 Hirschprung 310 0,62 15 Dengue haemorrhagis fever 674 0,56
16 Gastritis dan duodenitis 306 0,61 16 Hyperpirexia 625 0,52
17 Campak 238 0,48 17 Kongjungtivitis dan gangguan lain konjugtivita 594 0,49
18 Cerebral palsy 205 0,41 18 Vomitus 552 0,46
19 Kejang Demam (Febrile convulsions) 201 0,40 19 Dehidrasi 524 0,44
20 Penyakit jantung dan isemik lainnya 186 0,37 20 Anemia 471 0,39
21 Penyakit Lain-lainnya 15.692 31,44 21 Penyakit Lain-lainnya 25306 21,04
Jumlah 49.911 100,00 Jumlah 120.297 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Jawa Barat 2014


TABEL 83 C : TABEL 83 D :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUR 5 - 14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUR 15 - 44 TAHUN
JAWA BARAT TAHUN 2014 JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BARU NAMA PENYAKIT KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO
JUMLAH % JUMLAH %
1 ISPA 24655 19,69 1 ISPA 36600 6,90
2 Tuberkulosis 11121 8,88 2 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 34484 6,50
3 Diare dan Gastroenteritis 9233 7,37 3 Dyspepsia 21637 4,08
4 Febris 7001 5,59 4 Febris 16989 3,20
5 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 5692 4,55 5 Tuberkulosis 16134 3,04
6 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 4991 3,99 6 Penyakit Pada Mata dan Adneksa 12944 2,44
7 Typoid Fever 3180 2,54 7 Diare dan Gastroenteritis 12769 2,41
8 Epilepsi 3086 2,46 8 Gastritis dan duodentis 12203 2,30
9 Kongjungtivitis dan gangguan lain konjugtivita 2728 2,18 9 Hypertensi 11338 2,14
10 Anemia 1866 1,49 10 Diabetes Melitus 10129 1,91
11 Cerebral Palsy 1500 1,20 11 Skizoprenia Katatonik 10128 1,91
12 Dengue haemorrhagic fever 1498 1,20 12 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 9842 1,86
13 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 1243 0,99 13 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 9396 1,77
14 Asma 1242 0,99 14 Typoid Fever 7210 1,36
15 Pneumonia dan Influenza 1099 0,88 15 Infrak Serebral 5818 1,10
16 Necrosis Pulp 1081 0,86 16 Periodentitis akut 5750 1,08
17 Dyspepsia 1054 0,84 17 Epilepsi 4595 0,87
18 Apical Periodontitis 948 0,76 18 Bronchitis 4376 0,83
19 Diabetes Melitus 907 0,72 19 Neoplasma jinak payudara 4159 0,78
20 Dengue fever 815 0,65 20 Deppresive episode 3361 0,63
21 Penyakit Lain-lainnya 40290 32,17 21 Penyakit Lain-lainnya 280344 52,87
Jumlah 125.230 100,00 Jumlah 530.206 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Jawa Barat 2014


TABEL 83 E : TABEL 83 F :
POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUR 45 - > 75 TAHUN DI RUMAH SAKIT SEMUA GOLONGAN UMUR
JAWA BARAT TAHUN 2014 JAWA BARAT TAHUN 2014

KASUS BARU KASUS BARU


NO NAMA PENYAKIT NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH % JUMLAH %
1 Hypertensi 78.399 13,92 1 ISPA 121.353 8,72
2 Diabetes Melitus 47.950 8,52 2 Hypertensi 109.574 7,87
3 Tuberkulosis 20.292 3,60 3 Tuberkulosis 65.897 4,73
4 Penyakit pada mata dan adneksa 19.017 3,38 4 Diabetes Melitus 64.883 4,66
5 Dyspepsia 15.479 2,75 5 Kongjungtivitis dan gangguan lain konjugtivita 45.935 3,30
6 Penyakit Jantung dan isemik lainnya 14.932 2,65 6 Febris 42.810 3,08
7 Low Back Pain 14.530 2,58 7 Dyspepsia 38.518 2,77
8 Infrak Serebral (Jaringan Mati pada Otak) 14.358 2,55 8 Diare dan Gastroenteritis 37.756 2,71
9 Gastritis dan duodenitis 14.070 2,50 9 Gastritis dan duodenitis 26.427 1,90
10 Arthrosis 9.056 1,61 10 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan 26.241 1,89
11 Stroke 8.565 1,52 11 Infrak Serebral (Jaringan Mati di Otak) 20.407 1,47
12 Bronchitis 8.208 1,46 12 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 20.326 1,46
13 ISPA 8.115 1,44 13 Penyakit Jantung dan isemik lainnya 19.587 1,41
14 Myalgia 6.386 1,13 14 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 18.337 1,32
15 Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoideus 5.997 1,07 15 Typoid Fever 18.288 1,31
16 Peridiontitis Akut 5.861 1,04 16 Dengue Haemorrhagic fever 17.829 1,28
17 CAD (Atherosclerotic heart Diseases) 5.846 1,04 17 Bronkitis, emfisema dan penyakit paru Obstruktif kronik lainnya 13.539 0,97
18 Hyperplasia Prostat (BPH) 5.602 0,99 18 Low Back Pain 12.959 0,93
19 Influenza dan Pneumonia 5.163 0,92 19 Arthrosis 8.507 0,61
20 Myopia 5.130 0,91 20 Stroke 6.816 0,49
21 Penyakit lain-lainnya 250.102 44,42 21 Penyakit Lain-lainnya 655.731 47,12
Jumlah 563.058 100,00 Jumlah 1.391.720 100

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Jawa Barat 2014

Anda mungkin juga menyukai