Anda di halaman 1dari 22

PROFIL

UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


PEMERINTAH KABUPATEN TOBA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TOBA
PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
TAHUN 2024

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya kami
Pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor dapat menyelesaikan Profil Kesehatan UPT Puskesmas
Rawat Inap Borbor Tahun 2024

Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil
kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Propinsi dan Profil Kesehatan Indonesia. Profil
Kesehatan Puskesmas menyajikan data/informasi yang relative lengkap meliputi situasi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data umum serta lingkungan yang terkait
dengan kesehatan yang merupakan gambaran program kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya
profil kesehatan dapat digunakan sebagai alat monitoring untuk melihat kecenderungan program
dari tahun ke tahun serta dapat dijadikan sistim informasi karena dalam penyusunannya didukung
dengan data - data yang akurat.

UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor berupaya menyusun Profil Puskesmas Tahun 2024
dengan berbagai keterbatasan tetapi tetap diupayakan agar data/informasi yang disajikan secara
lengkap, tepat waktu dan memberikan gambaran pembangunan kesehatan secara menyeluruh di
wilayah kerja. Kepada semua pihak, semua staf Puskesmas Rawat Inap Borbor yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Borbor Tahun 2024 ini,
kami ucapkan terima kasih.

Borbor, Januari 2024


Ka. UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor

Ria Agustina Hutabarat,SKM


NIP. 19730816 199303 2 005

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak
atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
untuk mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan pembangunan
di bidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas.
VISI UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor adalah ““Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu
Dan Mandiri” dan Misi yang ditetapkan UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor untuk mencapai visi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, professional, merata dan terjangkau oleh
masyarakat secara efisien dan efektif
2. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan
yang sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif.
Tatanilai Puskesmas Rawat InapBorbor : “PRIMA”
1. P (Profesional) : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik
2. R (Ramah) : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat
dan rekan kerja
3. I (Inisiatif dan Inovatif) : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide2 kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan Kesehatan
4. M (Malu) : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik
baiknya
5. A (Akuntabel) : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan dapat di ukur dan dipertanggung
jawabkan.
Upaya-upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan, namun hasilnya
belum optimal. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perorangan
dilakukan melalui sistem manajemen kesehatan yang didukung oleh system informasi kesehatan
agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor merupakan instansi yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan di Kecamatan Borbor. Kami telah banyak melakukan upaya-upaya
kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Kecamatan Borbor. Untuk mengukur
keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator. Indikator yang dipakai adalah
Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam melakukan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan penilaian dapat berjalan efektif dan
efisien sangat diperlukan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan dan pendukungnya. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi, UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor menyusun Profil
Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor Kecamatan Borbor Tahun 2024, yang berisi tentang
situasi dan kondisi kesehatan Kecamatan Borbor Tahun 2024 beserta hasil dari upaya-upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2024 yang dianalisis secara sederhana dan
ditampilkan dalam bentuk tabel, peta dan grafik.
Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam rangka proses
perencanaan, pemantauan, dan mengevaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan di
Kecamatan Borbor.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Gambaran Kesehatan yangn menyeluruh dengan Tersedianya data atau informasi yang
akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna dan mengembangkan sistem informasi Kesehatan.

2. Tujuan Khusus
1. Diperolehnya data/informasi tentang kependudukan, sosial ekonomi, lingkungan, status
kesehatan masyarakat, upaya-upaya kesehatan, dan data/ informasi lain yang
berhubungan dengan kesehatan.
2. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan di
tingkat kota.
3. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan melalui berbagai
sistem pencatatan dan pelaporan yang ada.
4. Tersedianya data/ informasi yang dibutuhkan penentu kebijakan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan fakta yang ada (Evidence Based Decision Making).
5. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan
kesehatan dalam rangka mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Kota.
6. Tersedianya bahan untuk menyusun Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan
Nasional.
C. Sistematika Penyusunan
Profil Puskesmas Rawat Inap Borbor tahun 2024 ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil UPT Puskesmas
Rawat Inap Borbor ini serta sistematika penyajiannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


BAB II: GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran umum wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor yang
meliputi letak geografis, demografis, pendidikan, keadaan ekonomi dan informasi lainnya,
BAB III: SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat Kesehatan yang mencakup tentang mortalitas
(angka kematian), morbiditas (angka kesakitan) dan status gizi masyarakat
BAB IV: SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh bidang
kesehatan sampai tahun 2024 untuk tercapainya dan berhasilnya program pembangunan di
bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan ini meliputi
persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan
pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan
upaya perbaikan gizi masyarakat.
BAB V: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun
2024. Gambaran tentang keadaan sumber daya kesehatan ini mencakup tentang keadaan tenaga,
sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta pembiayaan kesehatan.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu menjadi perhatian dan ditelaah
lebih lanjut tentang pencapaian pembangunan kesehatan serta saran yang dibutuhkan untuk
perbaikan ke depan.
LAMPIRAN :
Terdiri dari rekapitulasi angka pencapaian Puskesmas Rawat Inap Inap Borbor dan 77 tabel data
yang merupakan gabungan tabel indikator pencapaian kinerja SPM bidang kesehatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


BAB II

GAMBARAN UMUM

1. Sejarah
UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor merupakan salah satu Puskesmas yang menjadi Pusat
Pembangunan, pembinaan dan pelayanan Kesehatan masyarakat sesuai dengan SK Bupati Toba
Samosir No 38 tahun 2006. Sejak 09 Januari 2009 Puskesmas Rawat Inap Borbor ditetapkan sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Toba yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Borbor.

Puskesmas Rawat Inap Borbor memiliki 15 Desa yaitu :

1. Desa Pasar Borbor


2. DesaHutagurgur
3. DesaNatumingka
4. DesaLintong
5. DesaJanji Maria
6. DesaSimare
7. DesaPardomuanNauli
8. DesaPangururan I
9. DesaPangurutran II
10. DesaPangururan III
11. DesaLumbanSewa
12. DesaRianiate
13. DesaRiganjang
14. DesaPurbatua
15. DesaAekUnsim

2.2 Lokasi dan KeadaanGeografis

I. Lokasi
Puskesmas Rawat Inap Borbor berada di Kecamatan Borbor. Puskesmas Rawat Inap Borbor
memiliki 15 Desa dengan jumlah penduduk 8.012 Jiwa ( 2132 KK ) dengan Luas Wilayah 176,65
km2 atau 8,74 % dari total luas Kabupaten Toba dengan ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.650
meter dari permukaan laut. Puskesmas Rawat Inap Borbor mempunyai wilayah dengan batas-batas
sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kecamatan Habinsaran


 Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara
 Sebelah Barat : Kecamatan Laguboti dan Silaen
 Sebelah Timur : Kecamatan Habinsaran

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


Pada Gambar 2.1 dapat dilihat peta wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Borbor Kabupaten Toba

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


II. Kondisi Geografis dan Penduduk
Tabel 2.1Kondisi Geografis Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor
Kecamatan Borbor Tahun 2024
NO NAMA DESA LUAS WILAYAH JUMLAH
PENDUDUK
1 DesaAekUnsim 18,40 km2
2 DesaHutagurgur 3,00 km2
3 DesaJanji Maria 7,08 km2
4 DesaLintong 12,00 km2
5 DesaLumbanSewa 9,00 km2
6 DesaNatumingka 41,02 km2
7 DesaPangururan 8,03 km2
8 DesaPangururan II 15,02 km2
9 DesaPangururan III 4,10 km2
10 DesaPardomuanNauli 8,51 km2
11 Desa Pasar Borbor 2,09 km2
12 DesaRianiate 18,26 km2
13 DesaRiganjang 7,00 km2
14 DesaSimare 14,00 km2
15 DesaPurbatua 9,14 km2
Jumlah 176,65 km2

Sumber: Bidan Desa


Dari data diatas dapat dilihat bahwa Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
BorborTahun 2024 berpenduduk sebanyak 7.572 Jiwa dan 2.021 KK. Jumlah penduduk yang
terbesar adalah di Desa Borbor yaitu Desa Hutagurgur sebanyak 956 Jiwa. Dan pada tabel
berikut ini dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 2.2
Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin di setiap desa Kecamatan BorborTahun 2024

NO NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK

1 Desa AekUnsim 534


2 Desa Hutagurgur 943
3 Desa Janji Maria 350
4 Desa Lintong 407
5 Desa LumbanSewa 356
6 Desa Natumingka 524
PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
7 Desa Pangururan 422
8 Desa Pangururan II 402
9 Desa Pangururan III 422
10 Desa PardomuanNauli 358
11 Desa Pasar Borbor 959
12 Desa Rianiate 756
13 Desa Riganjang 252
14 Desa Simare 729
15 Desa Purbatua 598
JUMLAH

Sumber : Bidan Desa

1.1 Sosial Budaya


I. Pendidikan
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam
mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi
dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Di tingkat
pendidikan dasar, TK /PAUD ada 13 unit,Jumlah sekolah dasar (SD) pada Tahun 2024 ada
sebanyak 12 sekolah. Jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) ada sebanyak 2
sekolah. Jumlah Sekolah Menengah Atas 1 sekolah .

Pada Tabel 2.3 berikut ini dapat kita lihat Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Rawat InapInapBorbor

Tabel 2. 3
Data Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat InapInapBorbor

NO NAMA DESA PAUD/TK SD SMP SMA JUMLAH


1 DesaAekUnsim 1 1 - - 2
2 DesaHutagurgur 1 1 - - 2
3 DesaJanji Maria 1 1 - - 2
4 DesaLintong 1 1 - - 2
5 DesaLumbanSewa 1 1 - - 2
6 DesaNatumingka 1 1 - - 2
7 DesaPangururan - - - -
8 DesaPangururan II 1 1 1 - 3
9 DesaPangururan III 1 - - - 1

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


10 DesaPardomuanNauli 1 1 - - 2
11 Desa Pasar Borbor 1 1 1 1 4
12 DesaRianiate 1 1 - - 2
13 DesaRiganjang 1 - - - 1
14 DesaSimare 1 1 - - 2
15 DesaPurbatua 1 1 - - 2
Total 15 12 2 1 29

II. Agama
Pelayanan terhadap kegiatan yang bersifat keagamaan harus senantiasa
ditingkatkan.Kehidupan beragama yang baik di masyarakat dapat dijadikan benteng dalam
menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari. Sarana
ibadah yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat InapBorborsemuanya adalah sarana
Ibadah Agama Kristen Protestan,dan Katolik. Berjumlah 36 Gereja.

2.1 Keadaan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat perhatian khusus dalam
menilai kondisi kesehatan masyarakat, variabel lainnya adalah faktor perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik.Keempat variabel di atas dapat menentukan baik buruknya status derajat
kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, berikut ini akan disajikan
indikator-indikator yaitu persentase rumah sehat, persentase rumah tangga memiliki akses
terhadap air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah
tangga yang memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB.Berikut ini dapat dilihat
jumlah rumah tangga yang masih BAB sembarangan (Tidak Punyak Jamban).

Tabel 2.4
Jumlah penduduk yang belum memiliki Jamban di setiap desa Kecamatan
BorborTahun 2024

N NAMA DESA JUMLAH KK TIDAK MEMILIKI


O JAMBAN
1 Desa AekUnsim 148 2
2 Desa Hutagurgur 266 24
3 Desa Janji Maria 64 11
4 Desa Lintong 123 1
5 Desa LumbanSewa 104 7
6 Desa Natumingka 130 7
7 Desa Pangururan 116 4
8 Desa Pangururan II 118 5
9 Desa Pangururan III 104 14
10 Desa PardomuanNauli 93 0

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


11 Desa Pasar Borbor 267 0
12 Desa Rianiate 206 2
13 Desa Riganjang 57 7
14 Desa Simare 173 6
15 Desa Purbatua 163 4
Jumlah 2132 94

Sumber data : Program Kesling

3.1 Rumah Sehat


Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak
terbuat dari tanah. Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi
tumbuh kembang mental atau jiwa anak-anak.Anak-anak memerlukan lingkungan bebas, tempat
bermain luas yang mampu mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah bila
terlampau padat di samping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit
khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup, unsur-unsur mortalitas
dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Indikator kualitas hidup yang
digunakan adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Indikator mortalitas terdiri dari tiga indikator,
yaitu Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka KematianBalita per 1.000 Kelahiran
Hidup, dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup. Indikator morbiditas
disepakati 14 indikator, yaitu angka “Acute Flaccid Paralysis (AFP)” pada anakusia< 15 tahun per
100.000 anak, angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+, persentase balita dengan pneumonia
ditangani, persentase HIV/AIDS ditangani, prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk
beresiko), persentase Infeksi Menular Seksual (IMS) diobati, angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, persentase DBD ditangani, angka kesakitan malaria per 1.000
penduduk, persentasependerita malaria diobati, persentasependeritakustaselesaiberobat, jumlahkasus
dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator status
gizi terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase kunjungan neonatus, persentase kunjungan bayi,
persentase BBLR ditangani, persentase balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan bebas
rawan gizi.

3. 1 Mortalitas (Angka Kematian)

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


Angka kematian masyarakat dapat memberi gambaran perkembangan derajat Kesehatan
masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indicator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan Kesehatan lainnya.Angka kematian dapat dihitung dengan
melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyebab penyakit–
penyakit utama kematian yang terjadi di wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor
tahun 2024 akan diuraikan di bawah ini.
I. Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant Mortality Rateatau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan
berbagai sebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian bayi
berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Angka kematian bayi merujuk kepada
jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1
tahun per 1000 kelahiran hidup. Pada Tahun 2024 dari jumlah kelahiran hidup, tidak ada
kematian bayi.

II. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak umur
0-4 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat
permasalahan-permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Pada Tahun 2024
tidak ada jumlah balita yang meninggal.
III. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.
Berdasarkan target MDG’s 2015 ditetapkan Angka Kesehatan Ibu Hamil sebesar 127 per
100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu yang melahirkan masih merupakan indicator
keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Toba Samosir maupun secara
nasional.Pada Tahun 2024 tidak ada kematian ibu yang melahirkan di wilayah UPT puskesmas
Rawat Inap Borbor

IV. Umur Harapan Hidup


Umur harapan hidup (UHH) digunakan juga untuk menilai derajat kesehatan dan secara tidak
langsung juga memberigambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat baik
di kabupaten/kota, provinsi maupun negara. Adanya perbaikan pada pelayanan Kesehatan
melalui keberhasilan pembangunan pada sector Kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya
peningkatan angka harapan hidup .

4. 1 Morbiditas (Angka Kesakitan)


Tingkat kesakitan suatu negara juga mencerminkan situasi derajat Kesehatan masyarakat yang
ada di dalamnya. Bahkan tingkat angka kesakitan penyakit menular tertentu yang terkait

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


dengan komiten internasional senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi
Kesehatan antar negara. Berikut ini akan disajikan gambaran morbiditas penyakit – penyakit
menular dan tidak menular yang dapat menggambarkan keadaan derajat Kesehatan masyarakat
di Kabupaten Toba.
Pada Tahun 2024 Angka kunjungan rawat jalan di UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor cukup t
inggi yaitu 2786 kunjungan yang terdiri dari Laki-laki 1753 jiwa dan Perempuan 1033 Jiwa
dan kunjungan rawat inap sebanyak 22 orang yang terdiri dari laki-laki 9 orang dan perempuan
13 orang.

I. Penyakit – Penyakit Menular


a) Diare
Jumlahperkiraankasusdiare pada BalitaTahun 2024 sebanyak 196 kasus dan jumlah
kasus diare yang ditangani sebanyak 196 kasus. (100%)

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PUSKESMAS BORBOR
TAHUN 2024
BUATKAN KOLOM PERDESA

b) Pneumonia
Pada Tahun 2024 Tidak ada ditemukan kasus pneumonia di wilayah kerja UPT
Puskesmas Rawat Inap Borbor.

5. 1 TB Paru
Jumlah kasus baru TB Paru pada Tahun 2024 sebanyak 6 kasus, yang terdiri dari laki-laki 3
orang dan perempuan 3 orang.

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN


TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
TAHUN 2024

BUATKAN KOLOM PERDESA

6. 1 Accute Flaccid Paralyses (AFP)

Tidak ada ditemukan kasus AFP (Non Polio) pada Tahun 2024.

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


7. 1 HIV / AIDS

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Borbor tidak ditemukan penderita HIV/AIDS

8. 1 Kusta
Pada Tahun 2024 tidak ada ditemukan kasus kusta di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
Inap Borbor.

8. 1 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi. Tercatat pada Tahun 2024 tidak ada kasus penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusis, dan tetanus.
9. 1 Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Tahun 2024 tidak ada di
temukan di UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor.

10.1 Status Gizi Masyarakat

I. Balita dengan KEP


Balita yang mengalami KEP dapat diukur berdasarkan 3 pengukuran yaitu tinggi
badan (TB) / Umur disebut juga balita pendek (stunting), BB/TB disebut juga balita kurus
(wasting) dan BB/Umur disebut juga kurang berat badan (under weight). Pada Tahun 2024
ditemukan kasus gizi kurang di wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor sebanyak 8
orang dan kasus tersebut tertangani. Dan ditemukan 15 orang stunting yang tersebar di 10 D
esa.

'STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PUSKESMAS BORBORTAHUN 2024

BUATKAN KOLOM PERDESA

II. Anemia Gizi Besi


Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah (Fe) di Wilayah
Puskesmas Rawat Inap Inap Borbor sebanyak 131 orang atau sebanyak 100 % dari
jumlah ibu hamil sebanyak 169.

III. Kurang Vitamin A

Pada Tahun 2023 pencapaian pemberian vitamin A pada bayi dan balita
sebesar 100%.
PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
'CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
TAHUN 2024

BUATKAN KOLOM PERDESA

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Pelaksanaan upaya Kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan yaitu
mewujudkan derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah yang dalam hal ini
sebagai pemangku tanggungjawab (duty bearers) wajib merespon (to respect), memenuhi (to fulfill),
dan melindungi (to protect) seluruh masyarakat (right holder) agar dapat mencapai haknya untuk
sehat.

Sasaran dan Capaian Program


Sasaran UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor yaitu dengan mengacu pada PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ) yaitu dengan 12 Indikator :
1. Keluarga mengikuti program berencana (Target 100%)
Pencapaian = %
2. Ibu melakukan persalinan di Fasilitas Kesehatan( 100%)
Pencapaian = %
3. Bayi Mendapat Immunisasi dasar Lengkap (100%)
Pencapaian = %
4. BayiMendapat Air susu Ibu (ASI Eksklusif) (100%)
Pencapaian = %
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (100%)
Pencapaian = %

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


6. Penderita Tuberculosis Paru mendapatkan pengobatan sesuai standard (100%)
Pencapaian = %
7. Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara teratur (100%)
Pencapaian = %
8. Penderita gangguan Jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak diterlantarkan (100%) .Capaian
Pencapaian = %
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (70%)
Pencapaian = %
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional /JKN (100%)
Pencapaian = %
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (100%).
Pencapaian = %
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan Jamban sehat (100%)
Pencapaian = %

Upaya Kesehatan Wajib


Tabel Pencapaian Program
No Jenis Kegiatan Sasara Pencapaian Jumla Ket
n h (%)
1 Promosi Kesehatan
Posyandu Lansia aktif 15 15 100%
Posyandu Balita Aktif 15 15 100%
Desa melaksanakan SMD 15 - -
Desa Melaksanakan MMD 15 - -
Desa Melaksanakan Germas - - -
Rumah Tangga yang ber-PHBS 2041 211 10,3
Rumah Tangga yang didata PIS-PK 2041 2041 100%
2 Kesehatan Lingkungan
TTU yang memenuhi syarat Kesehatan
TPM yang memenuhi syarat Kesehatan
Rumah Tangga yang menggunakan air bersih
Rumah Tangga yang memiliki Jamban Sehat
Keluarga yang menggunakan Rumah Sehat
Desa yang melaksanakan STBM
3 Pelayanan Kesehatan Ibu
K1

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


K4
PN
Bufas
KB
Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak
KN1
Neonatus dengan Komplikasi
Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan anak Balita
4 Perbaikan Gizi Masyarakat
Ibu Hamil KEK
Ibu Hamil yang mendapat TTD
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Bayi yang mendapat IMD
Bayi yang mendapat Vitamin A ( 6-11 bln )
Balita yang mendapat Vitamin A ( 12-59 bln )
Penimbangan Posyandu ( D/S )
Balita yang naik berat badannya ( N/D )
Pencapaian Program ( N/S )
Remaja Putri mendapat TTD
5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
TB Paru
Penemuan dan Penanganan Pasien Baru
Keberhasilan Pengobatan
Pelayanan Imunisasi
Cakupan HB 0
Cakupan BCG
Cakupan DPT HB1
Cakupan DPT HB2
Cakupan DPT HB3
Cakupan Polio 1
Cakupan Polio 2
Cakupan Polio 3
Cakupan Polio 4
Cakupan Campak
Cakupan Bias DT / TD
Cakupan Bias Campak
Cakupan TT1
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Diare

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


Cakupan Penemuan Penderita Diare
ISPA
Cakupan Penemuan ISPA
HIV / AIDS
Cakupan Penemuan HIV AIDS

BAB V

SITUASI SUMBER

Gambaran mengenai situasi sumber daya Kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan,
tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

V.1 Sarana Kesehatan


Pada bagian ini akan diuraikan tentang sarana Kesehatan diantaranya puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Poskesdes.
I. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Pelayanan kesehatan di puskesmas diupayakan terus meningkat. Merujuk profil
Kesehatan UPT Puskesmas Rawat Inap Inap Borbor Tahun 2024, jumlah kunjungan
rawat jalan di puskesmas adalah 2786 kunjungan. Dan rawat inap sebanyak 22 orang
Untuk lebih mendekatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
dilaksanakan pelayanan kesehatan di puskesmas pembantu wilayah kerja puskesmas
induk.
II. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan, perlu dilibatkan peran serta
masyarakat sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan Kesehatan tersebut.
Berbagai upaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang
ada di masyarakat. Dalam profil Kesehatan ini yang dapat digambarkan dari upaya
Kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) adalah kegiatan Posyandu,

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


Poskesdes, dan Desa siaga. Posyandu adalah salah satu upaya Kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang menyelenggarakan 5 program prioritas, yaitu
Kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi
dan penanggulangan diare. Kegiatan posyandu ini disamping menggambarkan tingkat
kemandirian dan peran serta masyarakat, juga menggambarkan kepedulian (perilaku)
masyarakat tentang pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan.
Posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata, yaitu pratama, madya, purnama
dan mandiri. Ada empat kriteria penggolongan posyandu tersebut; yaitu jumlah
kader, frekuensi kegiatan selama setahun, pencapaian kegiatan, dan adanya program
tambahan selain program dasar. Untuk 2024 jumlah posyandu sebanyak15 unit
dengan strata purnama .
Poskesdes adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam bidang
Kesehatan dimana petugas kesehatan dan masyarakat, melalui kader kesehatan,
bekerjasama mengelola masalah kesehatan dan menanggulanginya dengan
memanfaatkan potensi yang ada, sebelum dirujuk ketingkat yang lebih tinggi.
Poskesdes menjadi salah satu kriteria untuk menetapkan desa siaga.

1. 1 Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas disamping ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam
pengadaan sumber daya manusia adalah jumlah, jenis, persebaran / distribusi tenaga kesehatan dan
rasionya terhadap jumlah penduduk.

DATA KETENAGAAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP INAPBORBORTAHUN 2024

NO JENIS KETENAGAAN PENDIDIKAN PNS HONOR JUMLAH


1 Dokter umum S1 2 - 2
2 Doker Gigi S1 - 1 1
3 SKM S1 1 1 2
4 Bidan D3 11 7 18
5 Perawat D3 4 5 9
6 Perawat Gigi D3 1 - 1
7 Gizi S1 - 1 1
8 Analis D3 1 1 2
9 Kesehatan Lingkungan D3 - 1 1
10 Sarjana Keuangan S1 - - -
11 Tata Usaha SMA 1 1 2
12 Apoteker S1/D 3 1 1 2

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


13 Supir D3 Farmasi - 1 1
JUMLAH 42

I. SDM Kesehatan di Puskesmas


Tenaga kesehatan yang berada di UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor terdiri dari 2
tenaga dokter umum, 1 orang dokter gigi Tenaga bidan sebanyak 22 orang; 5 tenaga
perawat;. Sedangkan tenaga gizi 1 orang. Tenaga Kesehatan masyarakat sebanyak 2
orang. Tenaga sanitasi sebanyak 1 orang. Untuk tenaga analis Kesehatan sebanyak 1
orang.
2. 1 Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan untuk Puskemas Rawat Inap Borbor bersumber dari APBN
yang terdiri dari dana DAK Non Fisik, Jampersal, dan Dana JKN.
Tabel 5.1

Pembiayaan Kesehatan BerdasarkanSumber Dana Di Puskesmas BorborTahun2024

Tahun JKN BOK APBN Total

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.

1. Dari Data pencapaian Program masih banyak pencapaian yang belum 100 %. Pelayanan
Kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Borbor masih perlu ditingkatkan
2. Pencapaian upaya Kesehatan dapat dilihat berdasarkan Cakupan Standar Indikator
Indonesia Sehat,PIS PK dan Pencapaian Masing-masing Program.
6.2 Saran

1. Perlu peningkatan alokasi anggaran Kesehatan terutama dari APBD Kabupaten guna
mendukung pembangunan sector kesehatan.
2. Meningkatkan system informasi Kesehatan melalui peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan di dalam pengolahan dan analisa data, khususnya teknis pengisian data
kedalam table profil kesehatan.
3. Perlu integrasi system pelaporan setiap puskesmas kedinas Kesehatan untuk
mempercepat penyelesaian profil Kesehatan kabupaten.
4. Diharapkan profil Kesehatan ini dapat mendukung kebutuhan data dan informasi di
dalam penyusunan program kesehatan di kabupaten dalam rangka mencapai sasaran
target pembangunan kesehatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR


PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR

Anda mungkin juga menyukai