Puji Syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya kami
Pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor dapat menyelesaikan Profil Kesehatan UPT Puskesmas
Rawat Inap Borbor Tahun 2024
Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil
kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Propinsi dan Profil Kesehatan Indonesia. Profil
Kesehatan Puskesmas menyajikan data/informasi yang relative lengkap meliputi situasi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data umum serta lingkungan yang terkait
dengan kesehatan yang merupakan gambaran program kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya
profil kesehatan dapat digunakan sebagai alat monitoring untuk melihat kecenderungan program
dari tahun ke tahun serta dapat dijadikan sistim informasi karena dalam penyusunannya didukung
dengan data - data yang akurat.
UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor berupaya menyusun Profil Puskesmas Tahun 2024
dengan berbagai keterbatasan tetapi tetap diupayakan agar data/informasi yang disajikan secara
lengkap, tepat waktu dan memberikan gambaran pembangunan kesehatan secara menyeluruh di
wilayah kerja. Kepada semua pihak, semua staf Puskesmas Rawat Inap Borbor yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Borbor Tahun 2024 ini,
kami ucapkan terima kasih.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Gambaran Kesehatan yangn menyeluruh dengan Tersedianya data atau informasi yang
akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna dan mengembangkan sistem informasi Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
1. Diperolehnya data/informasi tentang kependudukan, sosial ekonomi, lingkungan, status
kesehatan masyarakat, upaya-upaya kesehatan, dan data/ informasi lain yang
berhubungan dengan kesehatan.
2. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan di
tingkat kota.
3. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan melalui berbagai
sistem pencatatan dan pelaporan yang ada.
4. Tersedianya data/ informasi yang dibutuhkan penentu kebijakan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan fakta yang ada (Evidence Based Decision Making).
5. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan
kesehatan dalam rangka mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Kota.
6. Tersedianya bahan untuk menyusun Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan
Nasional.
C. Sistematika Penyusunan
Profil Puskesmas Rawat Inap Borbor tahun 2024 ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil UPT Puskesmas
Rawat Inap Borbor ini serta sistematika penyajiannya.
GAMBARAN UMUM
1. Sejarah
UPT Puskesmas Rawat Inap Borbor merupakan salah satu Puskesmas yang menjadi Pusat
Pembangunan, pembinaan dan pelayanan Kesehatan masyarakat sesuai dengan SK Bupati Toba
Samosir No 38 tahun 2006. Sejak 09 Januari 2009 Puskesmas Rawat Inap Borbor ditetapkan sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Toba yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Borbor.
I. Lokasi
Puskesmas Rawat Inap Borbor berada di Kecamatan Borbor. Puskesmas Rawat Inap Borbor
memiliki 15 Desa dengan jumlah penduduk 8.012 Jiwa ( 2132 KK ) dengan Luas Wilayah 176,65
km2 atau 8,74 % dari total luas Kabupaten Toba dengan ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.650
meter dari permukaan laut. Puskesmas Rawat Inap Borbor mempunyai wilayah dengan batas-batas
sebagai berikut :
Tabel 2.2
Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin di setiap desa Kecamatan BorborTahun 2024
Pada Tabel 2.3 berikut ini dapat kita lihat Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Rawat InapInapBorbor
Tabel 2. 3
Data Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat InapInapBorbor
II. Agama
Pelayanan terhadap kegiatan yang bersifat keagamaan harus senantiasa
ditingkatkan.Kehidupan beragama yang baik di masyarakat dapat dijadikan benteng dalam
menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari. Sarana
ibadah yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat InapBorborsemuanya adalah sarana
Ibadah Agama Kristen Protestan,dan Katolik. Berjumlah 36 Gereja.
Tabel 2.4
Jumlah penduduk yang belum memiliki Jamban di setiap desa Kecamatan
BorborTahun 2024
BAB III
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup, unsur-unsur mortalitas
dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Indikator kualitas hidup yang
digunakan adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Indikator mortalitas terdiri dari tiga indikator,
yaitu Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka KematianBalita per 1.000 Kelahiran
Hidup, dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 Kelahiran Hidup. Indikator morbiditas
disepakati 14 indikator, yaitu angka “Acute Flaccid Paralysis (AFP)” pada anakusia< 15 tahun per
100.000 anak, angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+, persentase balita dengan pneumonia
ditangani, persentase HIV/AIDS ditangani, prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk
beresiko), persentase Infeksi Menular Seksual (IMS) diobati, angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, persentase DBD ditangani, angka kesakitan malaria per 1.000
penduduk, persentasependerita malaria diobati, persentasependeritakustaselesaiberobat, jumlahkasus
dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator status
gizi terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase kunjungan neonatus, persentase kunjungan bayi,
persentase BBLR ditangani, persentase balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan bebas
rawan gizi.
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PUSKESMAS BORBOR
TAHUN 2024
BUATKAN KOLOM PERDESA
b) Pneumonia
Pada Tahun 2024 Tidak ada ditemukan kasus pneumonia di wilayah kerja UPT
Puskesmas Rawat Inap Borbor.
5. 1 TB Paru
Jumlah kasus baru TB Paru pada Tahun 2024 sebanyak 6 kasus, yang terdiri dari laki-laki 3
orang dan perempuan 3 orang.
Tidak ada ditemukan kasus AFP (Non Polio) pada Tahun 2024.
8. 1 Kusta
Pada Tahun 2024 tidak ada ditemukan kasus kusta di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
Inap Borbor.
'STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
PUSKESMAS BORBORTAHUN 2024
Pada Tahun 2023 pencapaian pemberian vitamin A pada bayi dan balita
sebesar 100%.
PAGE \* MERGEFORMAT 1 | PROFIL 2024 UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
'CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BORBOR
TAHUN 2024
BAB IV
Pelaksanaan upaya Kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan yaitu
mewujudkan derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah yang dalam hal ini
sebagai pemangku tanggungjawab (duty bearers) wajib merespon (to respect), memenuhi (to fulfill),
dan melindungi (to protect) seluruh masyarakat (right holder) agar dapat mencapai haknya untuk
sehat.
BAB V
SITUASI SUMBER
Gambaran mengenai situasi sumber daya Kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan,
tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
1. 1 Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas disamping ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam
pengadaan sumber daya manusia adalah jumlah, jenis, persebaran / distribusi tenaga kesehatan dan
rasionya terhadap jumlah penduduk.
BAB VI
6.1 Kesimpulan.
1. Dari Data pencapaian Program masih banyak pencapaian yang belum 100 %. Pelayanan
Kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Borbor masih perlu ditingkatkan
2. Pencapaian upaya Kesehatan dapat dilihat berdasarkan Cakupan Standar Indikator
Indonesia Sehat,PIS PK dan Pencapaian Masing-masing Program.
6.2 Saran
1. Perlu peningkatan alokasi anggaran Kesehatan terutama dari APBD Kabupaten guna
mendukung pembangunan sector kesehatan.
2. Meningkatkan system informasi Kesehatan melalui peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan di dalam pengolahan dan analisa data, khususnya teknis pengisian data
kedalam table profil kesehatan.
3. Perlu integrasi system pelaporan setiap puskesmas kedinas Kesehatan untuk
mempercepat penyelesaian profil Kesehatan kabupaten.
4. Diharapkan profil Kesehatan ini dapat mendukung kebutuhan data dan informasi di
dalam penyusunan program kesehatan di kabupaten dalam rangka mencapai sasaran
target pembangunan kesehatan.