Tuberkulosis
1. Pengertian
Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru
melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus
2. Etiologi
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1–4/um dan tebal 0,3 – 0,6/um.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan asam dan lebih tahan
terhadap kimia, fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah yang
banyak oksigen, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi kandungan
oksigennya yaitu daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediklesi pada penyakit
tuberkulosis.
System pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, sampai
lubang/cavum nasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara ,
debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung . hidung dapat menghangatkan
makanan , faring terdapat dibawah dasar tengkorak , dibelakang rongga hidung dan
5
mulut sebelah depan ruas tulang leher . faring dibagi atas tiga bagian yaitu sebelah
atas yang sejajar dengan koana yaitu nasofaring , bagian tengah dengan istimus
fausium disebut orofaring , dan dibagian bawah sekali dinamakan laringofaring .(Drs
panjang 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos dan lapisan mukosa . trakea dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri (Drs .H . Syaifuddin .B. Ac th 1997, hal 88-89)
kanan dan kiri , bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri
cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus yang pada ujung – ujung nya
89-90).
Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung – gelembung .paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan tiga
lobus dan paru-paru kiri dua lobus . Paru-paru terletak pada rongga dada yang
mendapatkan darah dari arteri bronkialis yang kaya akan darah dibandingkan dengan
darah arteri pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya muat udara oleh
paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya sebagian kecil udara ini, kira-
kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut . sedangkan kapasitas paru-paru
adalah volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru yang dalam
(Drs. H. Syaifuddin . B.Ac .th 1997 hal 90 , EVELYN,C, PIERCE , 1995 hal 221 )
6
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru .proses
a. Ventilasi pulmoner.
aktif dan pasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong
dinding dada sedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma
dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong keluar.
b. Difusi Gas.
Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area
yang bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui
perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan
penting yaitu alveoli dan darah. (Ni Luh Gede.Y.A. SKP. Th 1995 hal 124, Drs. H.
c. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). Masuknya O2 kedalam sel
plasma dan sel .(Ni Luh Gede Y. A. Skp th1995 hal 125 Hood Alsegaff th 1995 hal
40).
7
4. Patofisiologi
Penyakit ini dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel efektor (makrofag),
melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokin, respon
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus akan diinhalasi sebagai suatu
unit (1 – 3 basil), gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung
dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Yang berada di alveolus di
bagian bawah lobus atas paru basil tuberkel ini membuat peradangan leukosit
polimorfonuklear nampak pada tempat tersebut dan memfagosit, namun tidak membunuh
basil.
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat
sembuh dengan sendirinya. Proses ini dapat berjalan terus, dan basil terus di fagosit atau
Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang mengadakan
infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid
yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10 – 20 hari). Nekrosis bagian sentral
lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju (nekrosis kaseosa). Daerah
yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan
fibroblas akan menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi akan lebih fibrosa
membentuk jaringan parut dan akhirnya membentuk suatu kapsul yang dikelilingi
tuberkel.
5. Gejala Klinis
adalah :
8
b. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini untuk membuang atau
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulenta
(menghasilkan sputum).
c. Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
d. Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
e. Malaise : ditemukan berupa anorexia, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
6. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
3) Hipersonor / timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi
5) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak).
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Radiologis
a) Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas
tidak jelas.
tinggi.
2) Bronchografi
karena TB.
3) Laboratorium
9
b) Sputum : pada kultur ditemukan BTA.
7. Pengobatan
a. Kategori I
Kasus baru, BTA (+), TB milier, meningitis TB, peritonitis TB, spondilitis TB, TB
Paduan obat :
3) 2 RHZE / 4 H3R3
b. Kategori II
Paduan obat :
c. Kategori III
Paduan obat :
1) 2 RHZ / 4 RH atau
2) 2 R3H3Z3 / 4R3H3
d. Kategori IV
Kasus paru kronik, sputum tetap (+) setelah terapi / OAT memadai.
Paduan obat :
2) Operasi
3) Obat-obat baru
10
Rifampisin 450 mg 600 mg
8. Penatalaksanaan
b. Analgesik
c. Diet TKTP
f. Rujuk ke puskesmas untuk keluarga dan orang-orang yang kontak dengan klien
9. Pencegahan
11
B. Asuhan Keperawatan
proses keperawatan. Proses keperawatan adalah metode sistematis dimana secara langsung
perawat bersama klien secara bersama menentukan masalah keperawatan sehingga membutuhkan
asuhan keperawatan, membuat perencanaan dan rencana implementasi, serta mengevaluasi hasil
Menurut Potter (1985 : hal 64-85) mengatakan proses keperawatan mempunyai beberapa tahap
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenai masalah-
masalah , kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Menurut La Ode (1999 : hal 57) pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan
Adapun data yang ditemukan pada klien dengan TB paru menurut Doenges (1999, hal 240-242)
adalah :
a. Aktifitas / Istirahat :
- Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil, dan atau
b. Integritas Ego :
12
Gejala : - Adanya/ faktor stress lama
- Populasi budaya/Etnik.
c. Makanan/cairan :
d. Nyeri/kenyamanan :
- Perilaku distraksi/gelisah.
13
e. Pernapasan
- Nafas pendek
Tanda : - Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan
pleura)
- Perkusis pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
lesi luas. Krekels tercatat di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk
- Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut).
f. Keamanan :
14
g. Interaksi sosial.
melaksanakan peran.
2. Diagnosa Keperawatan
kesehatan aktual atau potensial. (Gaffar, 1999 : hal 61) Diagnosa keperawatan dapat bersifat nyata
diagnosa keperawatan yang nyata, rumusan adalah masalah/problem (P) sehubungan dengan
penyebab/etiologi. (P) sehubungan dengan penyebab etiologi (E) yang ditandai oleh tanda-tanda
dan gejala-gejala/simptom (S). biasanya disingkat PES. Sedangkan diagnosa keperawatan yang
bersifat potensial yang kemudian rumusannya adalah problem sehubungan dengan etiologi.
berikut :
2). Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan
5). Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubugan dengan sekret kental,
E. Doenges, 1999)
15
7). Ganggguan pemenuhan kebutuhan tidur sehubungan daerah sesak napas dan
3. Perencanaan
Keperawatan atau rencana keperawatan, yang merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian dan
b. Perumusan tujuan, yaitu tujuan administrasi ditetapkan dalam bentuk jangka panjang
keperawatan.
2. Kriteria hasil :
- dipsnea berkurang
3. Rencana tindakan
16
pernapasan : catat setiap peruhan
tinggi.
e). Bantu dan ajakan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam
sampai 4 jam.
4. Rasional
selanjutnya.
e). Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret laluar
b. Diagnosa keperawatan kedua : perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
1). Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas
tanda malnutrisi
a). Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa
17
b). Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidak
c). Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik
e). Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
4). Rasional
d). Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputun atau obat untuk pengobatan
e). Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu / legaster.
f). Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk
1). Tujuan : klien mengalami penurunan potensi untuk menularkan penyakit seperti
kulit positif.
a). Identifikasi orang lain yang berisiko. Contah anggota rumah, sahabat.
b). Anjurkan klien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan hindari
18
meludah serta tehnik mencuci tangan yang tepat.
c). Kaji tindakan. Kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi
pernafasan.
tuberkulasis.
f). Kolaborasi dan melaporkan ke tim dokter dan Depertemen Kesehatan lokal.
4). Rasional
a). Orang yang terpajan ini perlu program terapi obat intuk mencegah
penyebaran infeksi
c). Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi klien dengan membuang stigma
d). Pengetahuan tentang faktor ini membantu klien untuk mengubah pola hidup
e). Periode singkat berakhir 2 sampai 3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi
pada adanya rongga atau penyakit luas, sedang resiko penyebaran infeksi
rumah.
3) Rencana tindakan
19
lingkungan, media yang terbaik bagi klien.
c) Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan
e) Dorong klien atau orang terdekat untuk menyatakan takut atau masalah, jawab
f) Berikan intruksi dan imformasi tertulis khusus pada klien untuk rujukan contoh
jadwal obat.
4) Rasional
a) Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan
individu.
b) Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat
ansietas.
20
1) Tujuan : jalan nafas efektif
2) Kriteria hasil :
3) Rencana tindakan :
c) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk batuk dan
kontraindikasi.
kortikosteroid.
4) Rasional.
b) Pengeluaran sulit jika sekret sangat tebal sputum berdarah kental diakbatkan
oleh kerusakan paru atau luka brongkial dan dapat memerlukan evaluasi
lanjut.
21
d) Mencegah obstruksi /aspirasi penghisapan dapat diperlukan bila klien tak
mudah dilakukan.
dengan hipoksemia.
alveolar – kapiler.
2) Kreteria hasil :
3) Rencana tindakan
d) Tngkatkan tirah bang / batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri
sesuai keperluan
4) Rasional
22
a) TB paru menyebabkan efek luas dari bagian kecil bronko pneumonia
2) Kriteria hasil :
3) Rencana tindakan
4) Rasional
23
a) Untuk mengetahui sejauh mana gangguan tidur penderita
tidur.
24