Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK

PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN


DIRI SISWA

Oleh :
Wa Ode But Mainnah
Aspin
Abas Rudin

Jurusan Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Haluoleo
Email: waodebutmainnah96@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penerapan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik permainan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri 2 Tongkuno
Selatan. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain one group pre test and
post test. Subjek penelitian sebanyak 8 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket kepercayaan diri. Hasil analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa sebelum
diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan siswa memiliki
kecenderungan kepercayaan diri rendah dengan perolehan rata rata 57,13 %. Sedangkan
setelah diberi perlakuan kepercayaan diri siswa meningkat sebanyak 18 % dengan perolehan
skor rata-rata 75,13%. Kesimpulan: hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji
wicolxon signed rank dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan diperoleh Pvalue = 0,008. Oleh
karena itu Pvalue α ( 0,008< 0,05) maka Ho ditolak, sehingga layanan bimbingan kelompok
dapat menerapkan teknik permainan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP Negeri
2 Tongkuno Selatan.

Kata Kunci : Kepercayaan diri, Bimbingan kelompok, Teknik permainan

1| P a g e
The Application Of Group Guidance Service By Game Technique

To Improve Students Self Confidents

ABSTRACT

The purpose of the research was to find out the application of group guidance service by
game technique to improve students self confidents of Public Junior High School (SMP) 2
South Tongkuno. The subjects of the research were 8 students. This was pre experimental
research with one group pre test and post test design. The data were collected through
questionnaires on self confidents. The result of percentage descriptive analyses show that
before the students have been provided with group guidance service, the students self
confidents are in low category. The students’ average scores are 57,13%. However, after the
students have been provided with group guidance service, their self confidents are improving
to 18%. The students average scores are 75,13%. Based on the result of inferential analyses
test using wilcoxon signed rank test, it was found that it’s significant was a = 0,05 with its
Pvalue = 0.008. In other words, the Pvalue ˂ a (0.008 ˂ 0.05). The test result indicates that Ho
is rejected. The finding can therefore be concluded that group guidance is able to apply game
technique to develop the students self conffidents of Public Junior High School (SMP) 2
South Tongkuno.

Keywords: Self Confident, Group Guidance, Game Technique

2| P a g e
Pendahuluan mutlak bagi seorang siswa memiliki
Tolak ukur dari keberhasilan siswa di kepercayaan diri yang tinggi.
sekolah salah satunya dapat dilihat dari Elfiky (2017: 54), menjelaskan bahwa
kepercayaan diri siswa. Percaya diri adalah sikap tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di
yang mencerminkan seseorang untuk berbuat bawah bayang-bayang orang lain. Mereka akan
dengan penuh keyakinan. Elfiky (2017: 54) selalu takut akan kegagalan dan sesuatu yang
menyatakan bahwa rasa percaya diri adalah tidak diketahui. Oleh karena itu, mereka tidak
kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju berani melakukan perubahan sekecil apapun
dan berkembang serta selalu memperbaiki diri. untuk keluar dari kebiasaan. Siswa yang
Kurangnya rasa percaya diri pada seseorang masalahnya seperti ini bisa jadi siswa memiliki
akan mengakibatkan minimnya pergaulan dan kepercayaan diri rendah yang cenderung
tidak berani menunjukan kemampuan yang menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi
dimiliki. kesulitan, canggung dalam menghadapi orang
Rini (Setiowati, 2016) konsep dan sulit menerima realita dirinya.
kepercayaan diri adalah sikap positif seorang Kenyataan di lapangan dalam proses
individu yang memampukan dirinya untuk belajar, siswa memiliki kepercayaan diri rendah
mengembangkan penilaian positif baik terhadap yang menunjukkan perilaku pesimis dalam
diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau menghadapi tantangan, tidak yakin, tidak berani
situasi lingkungan yang dihadapinya. tampil di depan orang banyak, gugup, ragu-ragu
Kepercayaan diri menjadi salah satu aspek untuk menyampaikan pendapat atau gagasan,
kepribadian yang sangat pentinguntuk mencapai sering membanding-banding dirinya dengan
kesuksesan. Dengan rasa percaya diri seseorang orang lain, dan menghindari tanggung jawab.
akan lebih optimis bersikap, berpikir positif, Apabila siswa memiliki kepercayaan diri rendah
serta bersungguh-sungguh dalam setiap upaya akan berdampak terhadap aspek perkembangan
mencapai keberhasilan.Kepercayaan diri juga dalam hal interaksi sosial di lingkungan sekolah
sangat penting bagi seseorang untuk maupun masyarakat dan siswa akan merasa ragu
mengembangkan potensinya. Jika seseorang untuk melakukan sesuatu.
memiliki bekal kepercayaan diri yang baik, Masalah kepercayaan diri tersebut juga
maka individu akan dapat mengembangkan dijumpai di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
potensinya dengan mantap dengan kepercayaan Negeri 2 Tongkuno Selatan. Berdasarkan hasil
diri saat maju di depan kelas, dapat wawancara dengan guru bimbingan dan
meningkatkan keberanian siswa dalam konseling (BK) diketahui terdapat siswa kelas
menjawab pertanyaan, selain memiliki VIII yang memiliki sikap kepercayaan diri
kepercayaan diri yang tinggi dalam diri siswa rendah seperti siswa yang tidak berani
dapat membantu mencapai prestasi dan hasil mengungkapkan pendapat, tidak mengerjakan
belajar yang lebih baik. tugas yang diberikan oleh guru, menyontek saat
Kepercayaan diri merupakan modal utama ulangan, tidak percaya bahwa dirinya mampu
seorang siswa untuk dapat maju, karena dalam mengambil keputusan. Hal yang sama
pencapaian prestasi yang tinggi itu sendiri harus juga dengan diungkap oleh guru wali kelas
dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sekaligus guru mata pelajaran pada kelas VIII
sanggup melampaui prestasi yang pernah bahwa ada beberapa siswa tidak berani untuk
dicapainya. Tanpa memiliki kepercayaan diri bertanya disaat tidak memahami pelajaran, diam
yang penuh, seorang siswa tidak akan dapat saat ditunjuk guru mata pelajaran untuk maju di
mencapai prestasi yang tinggi. Tingkat depan kelas, siswa ragu-ragu saat berbicara di
kepercayaan diri yang dimiliki siswa inilah yang depan kelas, cenderung diam, tidak berani
merupakan aspek psikologis lain yang dapat mengungkapkan pendapat. Hal tersebut juga
memengaruhi prestasi belajar siswa. Setiapkali diperkuat oleh wawancara terhadap salah satu
seorang siswa akan ditantang untuk dapat siswa kelas VIII bahwa ada beberapa siswa tidak
menjadi yang terbaik di sekolahnya baik dari sisi berani untuk bertanya, siswa ragu-ragu saat
akademik maupun prestasi yang lain. Untuk itu berbicara di depan kelas, dan cenderung diam.

3| P a g e
Dalam upaya untuk meningkatkan Berdasarkan latar belakang di atas,
kepercayaan diri siswa SMP Negeri 2 Tongkuno adapun tujuan yang ingin dicapai melalui
Selatan penulis memberikan layanan bimbingan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelompok dengan teknik permainan. Prayitno & penerapan layanan bimbingan kelompok dengan
Amti (2013: 309), mengatakan bahwa teknik permainan untuk meningkatkan
bimbingan kelompok adalah proses pemberian kepercayaan diri siswa SMP Negeri 2 Tongkuno
bantuan yang diberikan pada individu dalam Selatan.
situasi kelompok. Keunggulan dari layanan
bimbingan kelompok adalah layanan tersebut Kepercayaan Diri
membahas topik yang bersifat umum menjadi Ghufron dan Risnawati (2012: 35)
perhatian siswa. Bimbingan kelompok ditujukan mengemukakan kepercayaan diri adalah
untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri
dan mengembangkan potensi siswa. Dengan subjek sebagai karakteristik pribadi yang di
layanan bimbingan kelompok siswa dapat saling dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan
berinteraksi antar anggota kelompok dengan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab,
berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan rasional, dan realistis. Anthony (Ghufron dan
atau ide-ide dan diharapkan memberikan Risnawati, 2012) menjelaskan kepercayaan diri
pemahaman dan kesadaran kepada siswa adalah sikap pada diri seseorang yang dapat
mengenai pentingnya dan upaya-upaya menerima kenyataan, dapat mengembangkan
meningkatkan kepercayaan diri. Hal ini kesadaran diri, berpikir positif, memiliki
diperkuat dalam tujuan bimbingan kelompok kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk
(Prayitno, 2004: 178) adalah 1) mampu memiliki serta mencapai segala sesuatu yang
berbicara di depan orang banyak, 2) mampu diinginkan.
mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, Suhardita (2011) mengemukakan bahwa
perasaan dan lan sebagainya kepada orang lain, kepercayaan diri adalah keyakinan pada diri
3) belajar menghargai pendapat orang lain, 4) sendiri baik itu tingkah laku, emosi, dan
bertanggung jawab atas pendapat yang kerohanian yang bersumber dari hati nurani
dikemukakanya, 5) mampu mengendalikan diri untuk mampu melakukan segala sesuatu sesuai
dan menahan emosi, 6) dapat bertenggang rasa, dengan kemampuannya untuk memenuhi
menjadi akrab satu sama lainnya, 8) membahas kebutuhan hidup agar hidup lebih bermakna.
masalah atau topik-topik umum yang dirasakan Lauster (Rahayuningdyah, 2016: 3)
atau menjadi kepentingan bersama. Sedangkan mengemukakan bahwa orang yang memiliki
teknik permainan bertujuan untuk mencairkan kepercayaan diri yang positif yaitu:
suasana dan menyegarkan suasana dengan 1. Keyakinan kemampuan diri
permainan yang menyenangkan yang dapat Keyakinan kemampuan diri adalah sikap
diberikan saat pemberian layanan. Melalui positif seseorang tentang dirinya yang
permainan, siswa dapat mengenal diri sendiri mampu secara sungguh-sungguh akan apa
dan memahami teman dalam kelompok, yang dilakukannya. Sehingga dengan
mengembangkan kecenderungan untuk keyakinan yang dia miliki dapat
berkelompok dan bekerjasama serta menimbulkan kepercayaan diri apa adanya.
menumbuhkan potensi-potensi berperilaku 2. Optimis
positif dalam interaksi dengan kelompok, Optimis adalah sikap positif yang dimiliki
sehingga kepercayaan diri siswa meningkat. seseorang yang selalu berpandangan baik
Berdasarkan latar belakang yang dalam menghadapi segala hal tentang diri dan
telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik kemampuannya sehingga dengan mempunyai
untuk mengadakan penelitian yang berjudul sikap yang optimis akan memberikan pikiran-
“Penerapan layanan bimbingan kelompok pikiran yang positif pada dirinya.
dengan teknik permainan untuk meningkatkan 3. Objektif
kepercayaan diri siswa SMP Negeri 2 Tongkuno Orang yang memandang permasalahan atau
Selatan”. sesuatu sesuai dengan kebenaran yang

4| P a g e
semestinya bukan menurut kebenaran pribadi otomatis akan terjadi krisis kepercayaan diri. Hal
atau menurut dirinya sendri. Seseorang yang sebaliknya bila harga dirinya positif maka akan
memiliki sikap objektif akan berarti orang terbentuk kepercayaan diri yang positif.
tersebut memiliki kejujuran dalam hidupnya. 3. Pengalaman
Jadi individu akan menilai suatu hal apapun Pengalaman masa lalu dapat menjadi
melihat dengan apa mestinya. faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri.
4. Bertanggung jawab Ketika seseorang sering mengalami kegagalan,
Bertanggung jawab adalah kesediaan orang sering kalah dalam persaingan, seseorang akan
untuk menanggung segala sesuatu yang telah mudah gugup, cemas, takut malu, minder, dan
menjadi konsekuensinya, jadi sikap ini sebagainya. Mereka sering tidak berani
memberikan dampak positif bagi diri. menghadap masalah, merasa tidak mampu, oleh
5. Rasional dan realistis karena itu lebih suka menutup diri, tidak berani
Rasional dan realistis adalah analisis terhadap bersikap dan bertindak. Hal ini berbeda dengan
suatu masalah, suatu hal, dan kejadian dngan pengalamannya berkaitan dengan keberhasilan.
menggunakan pemikiran yang dapat di terima 4. Pendidikan
oleh akal dan dapat di terima akal dan sesuai Tingkat pendidikan seseorang akan
dengan kenyataan. Dengan pemikiran yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri
rasional dan realistis dapat meningkatkan seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan
karakter-karakter positif yang dapat menjadikan seseorang tersebut, tergantung dan
mengubah cara pandang seseorang menjadi berada di bawa kekuasaan orang lain yang lebih
positif pula. pandai dari dirinya. Sebaliknya orang yang
Ghufron dan Risnawati (2012: 37-38) mempunyai pendidikan tinggi, akan memiliki
menjelaskan bahwa kepercayaan diri individu tingkat kepercayaan diri yang lebih
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara dibandingkan dengan orang yang memiliki.
lain :
1. Konsep diri Bimbingan Kelompok
Antony (Ghufron dan Risnawati, 2012) Tohirin (2015:164) mengemukakan
terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan
diawali dengan perkembangan konsep diri yang suatu cara memberikan bantuan (bimbingan)
diperolehnya melalui pergaulan dalam suatu kepada individu (siswa) melalui kegiatan
kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan kelompok. Prayitno dan Amti (2013: 309),
menghasilkan konsep diri. Pembentukan konsep menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah
diri akan sangat mempengaruhi pola hidup, pola layanan bimbingan dan konseling yang
pikir, emosi dan perilaku seseorang. memungkinkan sejumlah peserta didik secara
Pembentukan konsep diri yang negatif bersama-sama melalui dinamika kelompok
cenderung membuat seseorang hanya memperoleh berbagai bahan dari narasumber.
memusatkan pikiran pada hal- hal yang negatif Bimbingan kelompok adalah proses pemberian
dalam dirinya. Akibatnya ia menjadi pesimis bantuan yang diberikan pada individu dalam
dengan kemampuan yang dimiliki, bahkan situasi kelompok.
cenderung menyalahkan diri sebagai orang yang Sukardi (2007: 64) mengemukakan bahwa
tidak bisa berbuat apa-apa. Hal sebaliknya bila layanan bimbingan kelompok merupakan
konsep dirinya positif. layanan bimbingan yang memungkinkan
2. Harga diri sejumlah peserta didik secara bersama-sama
Konsep diri yang positif akan membentuk memperoleh berbagai bahan dari narasumber
harga diri yang positif. Harga diri adalah tertentu (terutama dari pembimbing/konselor)
penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. yang berguna untuk menunjang kehidupannya
Tingkat harga diri seseorang akan sehari-hari baik individu maupun sebagai
mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta
Ketika konsep dirinya negatif tentu akan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
membentuk harga diri yang negatif pula. Ketika
seseorang merasa dirinya tidak berharga,

5| P a g e
Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok yang kaku, kurang hangat sperti itu bisa
Prayitno ( dalam Fijriani dan Amaliawati, dihilangkan dengan melakukan permainan
2017: 25) mengemukakan bahwa tujuan jenis ini.
bimbingan kelompok yaitu :
1. Mengembangkan kemampuan sosialisasi Metode Penelitian
siswa, khususnya kemampuan komunikasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
siswa 2 Tongkuno Selatan selama 4 bulan yaitu pada
2. Membahas topik topik tertentu yang bulan Januari-April 2019. Perlakuan (treatment)
mengandung permasalahan aktual dan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen.
menjadi perhatian siswa Dengan menggunakan teknik one group pre test-
3. Melalui dinamika kelompok yang intensif, post test design merupakan desain yang hanya
pembahasan topik topik itu mendorong menggunakan satu kelompok subjek serta
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, melakukan pengukuran sebelum dan sesudah
wawasan dan sikap yang menunjang pemberian perlakuan pada subjek. Perbedaan
diwujudkannya tingkah laku yang lebih kedua hasil tersebut, dianggap sebagai efek
efektif. perlakuan. (Latipun, 2015: 81).
Penelitian ini mengambil subjek sebanyak
Teknik Permainan 8 orang siswa dengan pertimbangan tertentu
Agustinus (Siwinarti, 2013: 152) yaitu sebagai berikut:
mengemukakan bahwa permainan adalah sebuah 1. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan
proses dimana seseorang mendapatkan hasil pretest atau skoring
pengetahuan, keterampilan dan nila-nilai 2. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP
langsung dari pengalaman memunculkan sikap- Negeri 2 Tongkuno Selatan yang
sikap saling mendukung, komitmen, rasa puas memeroleh skor tertinggi pada angket
dan memikirkan masa yang akan datang yang perilaku kepercayaan diri rendah.
sekarang tidak diperoleh melalui metode belajar 3. Mendapat peresetujuan untuk menjadi
yang lain. Permainan merupakan konsep belajar subjek penelitian dari guru BK dan wali
berinteraksi dan bersosialisasi yang kelas
menyenangkan, Supendi (Siwinarti, 2013: 152). 4. Siswa bersedia menjadi bagian dari
Suwarjo (2010: 3) mengemukakan bahwa kelompok untuk menjadi subjek penelitian.
permainan adalah aktivitas bermain yang
dilakukan dalam rangka mencari kesenangan Teknik pengumpulan data yang digunakan
dan kepuasan, namun ditandai dengan adanya untuk memperoleh data adalah :
pencarian menang-kalah. 1. Wawancara
Supendi (2008: 13-15) menyebutkan Wawancara digunakan sebagai teknik
tujuan permainan antara lain sebagai berikut: pengumpulan data apabila ingin melakukan
1. Menyegarkan suasana (energier), jenis pra penelitian dengan menggunakan
permainan ini sangat bagus dijadikan pedoman wawancara untuk mengetahui
selingan ketika suasana sudah jenuh dan masalah-masalah yang terjadi di sekolah
membosankan. Tak dapat disangka lagi, tersebut.
suasana bermain dalam kondisi fun dapat 2. Angket Scereening
membuat mental bersemangat kembali. Angket screening digunakan
2. Mencairkan suasana (ice breaker), sering kali untuk memilih karakteristik siswa yang
terjadi suasana beku ketika dalam kegiatan mengalami konsep diri negatif untuk
yang membutuhkan kosentrasi besar, seperti
dijadikan subjek dalam penelitian.
kegiatan belajar, pelatihan atau perkenalan
anggota baru. Hal ini bisa disebabkan karena
3. Angket Skala Kepercayaan Diri
ketegangan dan terlalu serius bahkan bad merupakan pernyataan-pernyataan yang
mood juga bisa merusak suasana yang pada digunakan untuk memeroleh informasi
awalnya kondusif. Suasana akan berubah dari responden tentang diri pribadi atau
menjadi kaku, tegang dan rileks lagi. Suasana hal-hal yang ia ketahui. Angket disusun

6| P a g e
berdasarkan ciri-ciri kepercayaan diri. berapapun hasil pengukuran itu. Reliabilitas
Angket yang akan digunakan terlebih dinyatakan dengan angka-angka biasanya
dahulu diuji coba. Angket disajikan sebagai suatu koefisien, koefisien dapat diterima
dengan menggunakan skala likert dengan ditentukan oleh jenis tes. Uji reliabilitas dihitung
kategori jawaban SS: Sangat Sesuai, S: dengan program SPSS ( Statistical Packages
Social Science) versi 15.0 dengan menggunakan
Sesuai, TS: Tidak sesuai, STS: Sangat rumus Alpha Cronbach.
Tidak Sesuai. Penyusunan angket terdiri Dalam penelitian ini peneliti
dari pernyataan positif, dan pernyataan menggunakan analisis deskriptif persentase
negatif. untuk menjelaskan hasil perhitungan skor pre-
Adapun penskoran dapat dilihat pada tabel test (tes awal) dan post-test (tes akhir) yang
berikut ini: dikonversikan ke dalam empat kategori
penilaian yang terdiri atas sangat tinggi, tinggi,
Tabel 1 rendah, dan sangat rendah. Kategori penilaian
Pedoman Penskoran Skala Likert tersebut dapat diketahui dengan menghitung
interval terlebih dahulu. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :

𝑏𝑘𝑡 − 𝑏𝑘𝑟
𝑖 =
𝑘
Keterangan :
i = Interval
Keterangan : Bkt = Skor jawaban tertinggi
Bkr = Skor jawaban terendah
SS : Sangat Sesuai K = Klasifikasi jawaban
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai Jadi perhitungannya adalah :
STS : Sangat Tidak Sesuai

Sumanto (2014: 78) mengemukakan 200-50


interval 4
= 38
validitas adalah tingkat dimana suatu instrumen
mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu
intrumen tidak bisa valid untuk sembarang Setelah interval diketahui kemudian
keperluan atau kelompok, suatu instrument dibuat rentang skalanya sehingga kategori
hanya valid untuk suatu keperluan pada kepercayaan diri siswa dapat diketahui sebagai
kelompok tertentu. berikut :
Dalam rangka mencari item yang Tabel 2
memenuhi syarat validitas maka uji validitas Kriteria Penilaian Kepercayaan Diri Siswa
pada instrumen penelitian ini akan
menggunakaan bantuan program komputer Interval Interval
Statical Packages For Social Science (SPSS) Kategori
Skor Persentase
versi 15.0 diperoleh r hitung dan kemudian
dibandingkan dengan r tabel,Jika r hitung ≥ r tabel 164 – 201 82 – 100 % Sangat Tinggi
maka data tersebut dikatakan valid,dan jika rtabel
126 – 163 63 – 81 % Tinggi
≥ rhitung maka data tersebut invalid
88 – 125 44 – 62 % Rendah
Reliabilitas alat ukur untuk menentukan
baik hasilnya pengukuran dengan alat tersebut 50 – 87 25 – 43 % Sangat Rendah
dan dapat dipercaya. Sumanto (2014: 81)
menjelaskan bahwa reliabilitas adalah tingkatan Analisis statistik inferensial digunakan
pada suatu tes secara konsisten mengukur untuk menguji hipotesis penelitian. Penguji

7| P a g e
hipotesis dilakukan dengan menggunakan Tabel 4
statistika non parametic yaitu dengan uji Skor Post Test Siswa Setelah Diberi Layanan
wicolxon signed rank untuk melihat ada tidaknya Bimbingan Kelompok Teknik Permainan
perbedaan gain score antara pretest dan postest
pada kelompok eksperimen. Hal ini bertujuan Kriteria
Interval Interval pre
untuk mengetahui perbedaan skor kepercayaan Jenis presenta
diri siswa pada saat sebelum diberikan perlakuan No Nama kelamin skor se (%) test
(pretest) dan sesudah diberikan perlakuan 1 RO P 144 72% Tinggi
(postest). Sugiyono (2013) 2 RS P 160 80% Tinggi
3 SF L 152 76% Tinggi
4 VA P 130 65% Tinggi
Hasil Penelitian dan Pembahasan 5 MR L 184 92% Sangat
Hasil Penelitian tinggi
Gambaran kepercayaan diri siswa kelas 6 YC L 136 68% Tinggi
7 RT P 156 78% Tinggi
VIII SMP Negeri 2 Tongkuno Selatan sebelum Tinggi
8 RR P 140 70%
diberikan perlakuan (treatment) dapat diketahui Jumlah 1202 601%
berdasarkan hasil pengisian kepercayaan diri : Total 150,25 75.13 Tinggi
Tabel 3 Berdasarkan tabel di atas kepercayaan diri siswa
Skor Pre Test Sebelum Diberikan Layanan kelas VIII SMP Negeri 2 Tongkuno Selatan
Bimbingan Kelompok Teknik Permainan setelah diberi perlakuan post test mengalami
perubahan dari kategori rendah menjadi kategori
No Nama JK Skor % Kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
1 RO P 92 46% Rendah persentase diperoleh mencapai 75,13% dari 8
2 RS P 109 55% Rendah orang subjek penelitian.
3 SF L 104 52% Rendah
Sangat Gambaran Kepercayaan Diri Siswa Sebelum dan
4 VA P 88 44% Rendah Sesudah Pemberian Layanan Bimbingan
5 MR L 158 79% Tinggi Kelompok Teknik Permainan
6 YC L 96 48% Rendah Berdasarkan hasil analisis data, maka
7 RT P 148 74% Tinggi
dapat diperoleh gambaran kepercayaan diri
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tongkuno
8 RR P 118 59% Rendah
Selatan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Jumlah 913 457%
Adapun hasil analisis data tersebut dapat dilihat
Rata-Rata 114,13 57,13 % Rendah pada tabel berikut ini :

Berdasarkan tabel 4.2 siswa kelas VIII Tabel 5


SMP Negeri 2 Tongkuno Selatan sebelum diberi Perbandingan Skor Pre Test dan Post Test
perlakuan (pretest) termaksud dalam kategori
rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata Skor Kategori Peningkatan
persentase kepercayaan diri siswa mencapai No. Nama L/P Pre test Post test Pre test Post test (%)
57,13 % dari 8 orang subjek penelitian. 1 RO P 46% 72% Rendah Tinggi 26%
2 RS P 55% 80% Rendah Tinggi 25%
Gambaran Kepercayaan Diri Siswa Setelah
3 SF L 52% 76% Rendah Tinggi 24%
Diberi Perlakuan (Post Test)
4 VA P 44% 65% Sangat rendah Tinggi 21%
Gambaran kepercayaan diri siswa kelas 5 MR L 79% 92% Tinggi Sangat tinggi 13%
VIII SMP Negeri 2 Tongkuno Selatan setelah 6 YC L 48% 68% Rendah Tinggi 20%
diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan 7 RT P 74% 78% Tinggi Tinggi 4%
kelompok teknik permainan dapat diketahui 8 RR P 59% 70% Rendah Tinggi 11%
berdasarkan hasil analisis angket kepercayaan Jumlah 457% 601% Rendah Tinggi 144%
diri siswa sebagaimana yang tertera pada tabel
Rata-rata 57,13% 75,13% Rendah Tinggi 18%
berikut ini :

8| P a g e
Dari tabel di atas diketahui bahwa kepercayaan diri siswa perlu ditingkatkan. Untuk
sebelum diberi perlakuan (pre test) tingkat meningkatkan kepercayaan diri siswa, maka
kepercayaan diri siswa masuk dalam kategori peneliti memberikan perlakuan berupa layanan
rendah dengan skor persentase rata-rata 57,13%. bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Sedangkan setelah diberi perlakuan (postest) Layanan bimbingan kelompok dengan
tingkat kepercayaan diri siswa berada dalam menggunakan teknik permainan dapat
kategori tinggi dengan skor persentase rata rata meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan
75,13%. Hal tersebut menunjukkan bahwa melakukan permainan terjadi interaksi dengan
tingkat kepercayaan diri siswa SMP Negeri 2 anggota yang lainnya, sehingga akan
Tongkuno Selatan mengalami peningkatan yang membangun kepercayaan diri siswa.
berada dalam kategori tinggi sebesar 18% Sebagaimana yang dikatakan oleh Frobel
setelah diberi perlakuan berupa layanan (Amelia, 2017: 460) mengemukakan bahwa
bimbingan kelompok teknik permainan . pengenalan diperoleh melalui permainan,
dengan demikian kepercayaan diri siswa akan
Analisis Statistik Inferensial tumbuh melalui kegiatan permainan yang
Analisis data untuk mengetahui apakah dilakukan dengan kebebasan dan usahanya
layanan bimbingan kelompok dapat menerapkan sendiri serta mengoptimalkan kemampuan yang
teknik permainan untuk meningkatkan dimilikinya sehingga mendapat pengalaman bagi
kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 2 dirinya.
Tongkuno Selatan dilakukan analisis data non Sweeney dan Homeyer (Suwarjo dan
parametic dengan uji wicolxon dengan Eva, 2010: 15) mengemukakan beberapa
menggunakan SPSS versi 15, yang disajikan keuntungan dari bimbingan kelompok melalui
pada table berikut : permainan yaitu: 1) kelompok dapat
meningkatkan spontanitas anak sehingga level
Test Statistics(b) berpartisipasi mereka juga tinggi, 2) melalui
VAR00002 - permainan kelompok dapat merespon dua
VAR00001 persoalan sekaligus yakni dimensi intrapsikis
Z -2,666(a) dan interpersonal anak, 3) melalui permainan
Asymp. Sig. kelompok anak lebih didekatkan dengan realitas
,008 kehidupan sebenarnya, 4) memiliki peluang
(2-tailed)
untuk mempraktekkan pada kehidupan sehari-
a Based on negative ranks. hari pengalaman yang diperoleh, 5) kehadiran
b Wilcoxon Signed Ranks Test satu atau beberapa anak dapat membantu dalam
pengembangan hubungan teraupetik bagi
Berdasarkan analisis statistic inferensial beberapa anak lainnya.
dengan menggunakan uji wicolxon pada taraf Setelah diberi perlakuan (treatment)
signifikansi α= 0,05 diperoleh Pvalue = 0,008. layanan bimbingan kelompok dengan teknik
Pvalue lebih kecil dari α (0,008< 0,05) dengan permainan, siswa selanjutnya mengisi angket
demikian Ha diterima. Hal ini berarti layanan skala (post test) yang diberikan oleh peneliti.
Tujuan pemberian post test adalah untuk
bimbingan kelompok dapat menerapkan teknik
permainan untuk meningkatkan kepercayaan diri mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
siswa. perlakuan dan peningkatan kepercayaan diri
siswa. Berdasarkan hasil rata-rata kepercayaan
diri siswa setelah diberikan layanan bimbingan
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dengan kelompok dengan teknik permainan (post test)
jumlah subjek sebanyak 8 siswa, dapat diketahui termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar
kepercayaan diri siswa sebelum diberi pelakuan 75,13%.
berupa layanan bimbingan kelompok dengan Berdasarkan hasil analisis data skor post
teknik permainan (pre test) termasuk dalam test dan skor pre test, maka dapat diketahui
kategori rendah yaitu sebesar 57,13% sehingga adanya peningkatan kepercayaan diri siswa

9| P a g e
sebesar 18%. Hal ini menunjukkan bahwa dimulai dari diam saat menjawab, siswa mulai
layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh terlihat antusias dalam mengikuti layanan seperti
terhadap kepercayaan diri siswa di SMP Negeri siswa sudah mulai berani mengungkapkan
2 Tongkuno Selatan. Hal ini diperkuat dengan pendapatnya sendiri dan mampu
hasil analisis data statistik inferensial bahwa memperlihatkan rasa percaya diri dan tanggung
berdasarkan hasil perhitungan uji wicolxon jawab dalam akhir-akhir pertemuan layanan.
signed rank test pada taraf signifikansi α= 0,05 Pada awal pertemuan siswa belum sepenuhnya
diperoleh Pvalue = 0,008. Pvalue < α (0,008< 0,05) percaya diri namun setelah pemberian layanan
dengan demikian Ha diterima. Dengan kata lain secara bertahap pada pada tiap-tiap pertemuan
kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan siswa sudah mulai percaya diri, memahami
melalui bimbingan kelompok dengan teknik pentingnya sikap percaya diri di dalam proses
permainan. belajar yang harus dimiliki setiap siswa dan
Selain itu peningkatan juga terjadi pada untuk mencapai tujuan belajar siswa dituntut
masing masing indikator kepercayaan diri aktif sebagai individu yang bertanggung jawab
berdasarkan hasil analisis rata-rata indikator serta mampu bersosialisai dengan cara
kepercayaan diri sebelum diberi perlakuan berkomunikasi langsung dengan orang lain.
sebesar 57,6% dan masuk dalam kategori rendah. Sehingga siswa yang memiliki tingkat
Setelah diberi perlakuan, indikator kepercayaan kepercayaan diri yang tinggi dapat
diri siswa mengalami peningkatan hingga 16,2% mempertahankan rasa percaya dirinya dan lebih
dengan hasil indikator pos test sebesar 73,8% mengaktulisasikan dirinya di kehidupan sehari-
dan masuk dalam kategori tinggi. Indikator yang hari.
mengalami peningkatan tertinggi adalah
indikator kedua optimis meningkat sebanyak 23% Kesimpulan dan Saran
sedangkan indikator yang mengalami Kesimpulan
peningkatan terendah adalah indikator rasional Berdasarkan hasil pembahasan dan
dan realistis meningkat 12%. analisis data, gambaran skor kepercayaan diri
Peneltian ini diperkuat dengan hasil siswa sebelum diberi perlakuan berupa layanan
peneltian Anjarwati di SMP Negeri 3 Kediri bimbingan kelompok teknik permainan
(2017) dengan judul efektivitas teknik termaksud dalam kategori rendah yaitu 57,13%,
permainan lanjutkan ceritaku dalam untuk sedangkan setelah diberi layanan bimbingan
meningkatkan percaya diri siswa kelas VIII kelompok teknik permainan skor hasil postest
dengan menunjukan peningkatan setelah kepercayaan diri siswa meningkat menjadi 75,13%
diberikan layanan bimbingan kelompok nilai hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan
sig.2 tailed = 0.004, (p < 0,05) ini berarti layanan bimbingan kelompok teknik
menunjukan bahwa teknik permainan lanjutkan permainan untuk meningkatkan kepercayaan
ceritaku efektif meningkatkan percaya diri diri siswa meningkat sebesar 18%. Selain itu
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kediri. hasil analisis inferensial dengan menggunakan
Sehingga dapat dikatakan bahwa layanan uji wicolxon signed rank dengan taraf
bimbingan kelompok teknik permainan efektif signifikansi α = 0,05 dan diperoleh Pvalue = 0,008.
dalam meningkatkan kepercayaan diri. Salah Oleh karena itu Pvalue α ( 0,008< 0,05) maka Ha
satu faktor keberhasilannya yaitu adanya diterima dan Ho ditolak, sehingga layanan
antusias anggota kelompok untuk mengikuti bimbingan kelompok dapat menerapkan teknik
kegiatan kelompok dan komitmen dari setiap permainan untuk meningkatkan kepercayaan diri
anggota kelompok untuk mengubah perilaku dan siswa.
menerapkan apa yang telah diperoleh dalam Saran
bimbingan kelompok teknik permainan dapat di 1. Bagi Sekolah
aplikasikan dalam kegiatan belajar maupun Sebagai bahan masukan untuk sekolah
kehidupan sehari-hari. Perubahan perilaku tanpa
agar membuat jadwal Bimbingan dan
disadari secara langsung oleh beberapa siswa.
Siswa yang awalnya pasif dalam proses Konseling satu kelas per-pertemuan dan
pemberian layanan secara bertahap menjadi aktif, mempertimbangkan waktu dan durasi

10| P a g e
lamanya pemberian layanan, untuk Fijriani, dan Rediska Amaliawati.2017. Layanan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Bimbingan Kelompok Dalam
siswa mengenai Bimbingan dan Konseling. Meningkatkan Komunikasi
Serta penyediaan ruang konseling untuk InterpersonalSiswa. Jakarta: Universitas
menunjang keberhasilan kegiatan Indraprasta PGRI Jakarta. Vol 1. No 1
Bimbingan dan Konseling. Ghufron, Muhammad dan Rini Risnawati.
2. Bagi Guru BK 2012. Teori-Teori Psikologi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Jogjakarta: AR-Ruz Media.
acuan agar lebih memahami dan Latipun. 2015. Psikologi Eksperimen.
meningkatkan pola-pola dalam pemberian Malang: UMM Press.
layanan yang tepat agar mencapai tujuan Prayitno, dkk. 2013. Layanan Bimbingan
dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Sehingga siswa yakin pada kemampuan diri Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.
sendiri, berani percaya dalam mengambil Rahayuningdyah, Endah. 2016. Upaya
keputusan, dan bertanggungjawab. Meningkatkan Kepercayaan Diri
3. Bagi Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok
Siswa diharapkan dapat meningkatkan Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri
kepercayaan diri dengan cara mengubah pola 3 Ngerambe. Jurnal Jipe. Vol 1. No 2.
pikir terhadap lingkungan sekitarnya dan Hal 3-4.
mengaplikasikan apa yang telah diperoleh Setiowati, Arum. 2016. Peningkatan Rasa
melalui layanan bimbingan kelompok teknik Percaya Diri Melalui Teknik Permainan
permainan serta berusaha mengembangkan Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling
kemampuan dan keterampilan diri agar dapat Kelompok. Jurnal Penelitian Tindakan
mengelola dan mengendalikan rasa percaya diri Bimbingan dan Konseling. Vol 2. No 1. Hal
sehingga siswa yakin pada kemampuan diri 18-24.
sendiri, berani percaya dalam mengambil Siwinarti, 2013. Layanan Bimbingan Kelompok
keputusan, dan bertanggungjawab. Dengan Teknik Fun Game Untuk
4. Bagi Peneliti lanjutan Mengurangi Perilaku Agresif Verbal Pada
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui Siswa Kelas VIII SMP Negeri 40 Semarang
data tentang kemampuan kepercayaan diri siswa Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Unnes.
hanya terbatas pada penggunaan angket sebagai Vol 30. No. 2. Hal 151-158.
metode pengumpulan data. Oleh karena itu, Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan
hendaknya penelitian selanjutnya dapat Teknik Permainan Dalam Bimbingan
mengembangkan dengan menggunakan metode Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya
lain untuk mengukur tingkat kemampuan Diri Siswa.Vol .No 1. Hal 127-138.
kepercayaan diri siswa. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen.
Bandung: Alfabeta..
Daftar Pustaka Sukardi, Dewa Ketut. 2007. Manajemen
Amelia, dkk. 2017. Pengaruh Permainan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.
Dalam Konseling Kelompok Terhadap Bandung: CV Alfabeta.
Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode
SMA Islam Raudhatul Jannah Penelitia. Jakarta : PT Buku Seru.
Payakumbuh.Vol 1. No 2. Hal 459- Supendi & Nurhidayat. 2008. 50 Permainan
466. Indoor & Outdoor.Jakarta: Penebar Plus+
Elfiky, Ibrahim. 2017. Terapi Berpikir Suwarjo dan Eva Imania Eliasa. 2010.
Positif. Jakarta: PT Serambi Ilmu Permainan (Games) dalam Bimbingan
Semesta. dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra
Publishing.

11| P a g e
Tohirin. 2015. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi) Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

12| P a g e

Anda mungkin juga menyukai