Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Geologi Daerah Penelitian

Menrurut surono(2013) ada tiga periode tektonik yang secara signifikan mempengruhi
daerah lengan tenggara Sulawesi yaitu Pra-tumbukan, tumbukan dan pasca tumbukan. Periode
pra-tumbukan terjadi sebelum Jura, dimana kepingan benua di Indonesia Timur diduga masih
menjadi satu dengan bagian utara Australia. Salah dua formasi yang dijumpai pada daerah
penelitian merupakan formasi Laonti dan Meluhu yang berumur Trias, dimana formasi Meluhu
diendapkan ditepi utara benua Australia dengan lingkungan pengendapan Fuvial(darat) sampai
laut dangkal, dimana terjadi perubahan lingkungan pengendapan karena terjadi
amblesan/subsidence akibat dari awal pemisahan tepi utara Australia.
Litologi yang dijumpai pada daerah penelitian yaitu filit, yang mana filit tersebut berasal
dari slate, dan slate tersebut berasal dari batulempung yang merupakan salah satu satuan
litologi dari anggota Toronipa formasi Meluhu, kehadiran filit pada daerah penelitian
merupaan bukti nyata bahwa formasi tersebut berumur tua sebagai produk dari proses tekanan
atau burial secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama yang mengubah batulempung
menjadi slate kemudian filit. Selanjutnya dijumpai formasi Laonti yang seumuran dengan
formasi Meluhu, dimana formasi laonti terendapkan dilaut dangkal dengan litologi
metabatugamping. Batugamping pada daerah penelitian telah menunjukan kenampakan yang
telah mengalami tekanan sehingga menunjukan litologi batugamping yang keras dan pejal,
dimana merupakan ciri dari batuan yang telah termalihkan.
Kedua formasi (Laonti dan Meluhu) terendapkan diwaktu yang sama dengan lingkungan
pengendapan yang berbeda, kemudian setelah pengendapan tersebut, teradi pemisahan pada
zaman Jura dimana bagian tepi Australia yang termasuk formasi Meluhu terpisah dan
kemudian tersebar menjadi kepingan benua Sulawesi. Akibat dari itu kepingan benua saling
menumbuk dengan ofiolit Sulawesi. Periode tumbukan terjadi sekitaran kala oligosen. Akibat
tumbukan antara kepingan benua dan ofiolit terbentuklah berbagai struktur geologi contohnya
seperti sesar naik dan lipatan, Tumbukan tersebut merupakan deformasi utama diSulawesi
Tenggara. Akibat tumbukan tersebut terbentuk berbagai sesar termasuk sesar naik sangi-sangi
yang mengakibatkan formasi laonti khususnya batugamping malih pada daerah penelitian
terangkat dan terdeformasi ke permukaan.
Saat tumbukan di kala Miosen awal-tengah terjadi pengangkatan cepat bagian tengah
yang terjadi disepanjang pantai barat lengan tenggara yang disebabkan berhentinya tumbukan
antara kepingan Sulawesi Tenggara dengan kepingan buton, akibat dari itu terjadi pemisahan
antara lengan tenggara dari lengan selatan disebabkan adanya perenggangan(extension)
diteluk bone. Setelah terjadi perenggangan maka terbentuklah cekungan fluvial tempat
terendapkanya batuan konglomerat anggota konglomerat formasi Langkowala yang ada pada
daerah penelitian.
Anggota konglomerat formasi langkowala memiliki fragmen berupa batua malihan yang
terendapkan pada tepi yang tidak jauh dari laut dangkal(pantai) atau sungai yang memiliki arus
cukup tinngi yang terletak dekat laut dangkal, sehingga konglomerat ini merupakan sedimen
yang diendapkan pada awal sedimentasi pengisi cekungan molasa Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai