Anda di halaman 1dari 6

LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA

Suatu lapisan batubara mulai dasar (bottom) sampai atas (top)


mempunyai sifat-sifat fisik tertentu, yang mencerminkan kondisi lingkungan
pengendapan pada waktu itu. Faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendapan,
antara lain : iklim, permukaan air, tumbuh-tumbuhan asal, paleogeografi dan
sebagainya. Setiap kali terjadi perubahan kondisi lingkungan akan terendapkan
batubara yang berbeda pula.

Lingkungan pengendapan batubara dapat mengontrol penyebaran lateral,


ketebalan, komposisi, dan kualitas batubara. Untuk pembentukan suatu endapan yag
berarti diperlukan suatu susunan pengendapan dimana terjadi produktifitas organik
tinggi dan penimbunan secara perlahan-lahan namun terus menerus terjadi dalam
kondisi reduksi tinggi, dimana terdapat sirkulasi air yang cepat, sehingga oksigen
tidak ada dan zat organik dapat terawetkan. Kondisi demikian, dapat terjadi
diantaranya di lingkungan paralik (pantai) dan limnik (rawa-rawa).

A. Endapan Batubara Paralik

Pembentukan batubara terjadi pada kondisi reduksi di daerah rawa-rawa lebih


dari 90% batubara di dunia terbentuk pada lingkungan paralik. Daerah seperti ini
dapat dijumpai di dataran pantai, laguna, delta, dan fluviatil.

Di dataran pantai, pengendapan batubara terjadi pada rawa-rawa di belakang


pematang pasir pantai yang berasosiasi dengan sistem laguna ke arah darat. Di
daerah ini tidak berhubungan dengan laut terbuka sehingga efek oksidasi au laut
tidak ada sehingga menunjang pada pembentukan batubara di daerah rawa-rawa
pantai.

Pada lingkungan delta, batubara terbentuk di backswamp dan delta plain.


Sedangkan di delta front dan prodelta tidak terbentuk batubara disebabkan oleh
adanya pengaruh air laut yang besar clan berada di bawah permulcaan air laut.
Pada lingkungan fluviatil terjadi pada rawa-rawa dataran banjir dan belakang
tanggul alam atau natural leave dari sistem sungai yang are-ander. Umumnya
batubara di lingkungan ini berbentuk lensa-lensa karena membaii ke segala arah
mengikuti bentuk cekungan limpahnya.

Lingkungan paralik terbagi ke dalam 3 sub lingkungan, yakni endapan muara


belakang pematang (back barrier), endapan batubara delta, endapan batubara antar
delta dan dataran pantai (Bustin, Cameron, Grieve, dan Kalkreuth). Ketiganya
mempunyai bentuk lapisan tersendiri, akan tetapi pada , umummnya tipis-tipis, tidak
menerus secara lateral, mengandung kadar sulfur, abu dar. nitrogen yang tinggi.

1. Endapan Batubara Belakang Pematang (back barrier)


Batubara belakang pematang terakumulasi ke arah darat dari pulau-pulau
pcmatang (barrier island) yang telah ada sebelumnya dan terbentuk sebagai
ai.:hat dari pengisian laguna. Kemudian terjadi proses pendangkalan cekungan
antar pulau-pulau bar sehingga material yang diendapkan pada umumnya
tergolong ke dalam klastika halus seperti batu lempung sisipan batupasir dan
batugamping. Selanjutnya terbentuk rawa-rawa air asin dan pada keadaan ini
cn.iapan sedimen dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga moluska dapat
berkembang dengan baik sebab terjadi pelemparan oleh ombak dari laut terbuka
le laguna yang membawa materi organik sebagai makanan yang baik bagi
penghuni laguna. Sedangkan endapan sedimen yang berkembang pada umumnya
terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara dan
batugamping. Struktur sedimen yang berkembang ialah lapisan bersusun, silang
siur dan laminasi halus. Endapan batubara terbentuk akibat dari meluasnya
permukaan rawa dari pulau-pulau gambut (marsh) yang ditumbuhi oleh
tumbuhan air tawar.

2. Endapan Batubara Delta


Berdasarkan bentuk dataran deltanya, batubara daerah ini terbentuk pada
beberapa sub lingkungan yakni delta yang dipengaruhi sungai, gelombang
pasang surut, dataran delta bawah dan atas, dan dataran aluvium. Kecepatan
pengendapan sangat berpengaruh pada penyebaran dan ketebalan endapan
batubara. Batubara daerah ini tidak menerus secara lateral akibat dari perubahan
fasies yang relatif pendek dan cepat yang disebabkan oleh kemiringan yang
tajam sehingga ketebalan dan kualitasnya bervariasi. Pada umumnya batubara
tersebut berasal dari alang-alang dan tumbuhan paku.

3. Endapan Batubara Antar Delta dan Dataran Pantai


Batubara daerah ini terbentuk pada daerah rawa yang berkembang di :jerah
pantai yang tenang dengan water table tinggi dan pengaruh endapan liaaik sangat
kecil. Daerah rawa pantai biasanya banyak ditumbuhi oleh :umbuhan air tawar
dan air payau. Batubara ini pada umumnya tipis-tipis dan secara lateral tidak
lebih dari 1 km. Batubara lingkungan ini kaya akan abu, sulfur, nitrogen, dan
mengandung fosil laut. Di daerah tropis biasanya terbentuk dari bakau dan kaya
sulfur. Kandungan sulfur tinggi akibat oleh naiknya ion sulfat dari air laut dan
oleh salinitas bakteri anaerobik.

B. Endapan Batubara Limnik

Lingkungan limnik atau air tawar merupakan lingkungan yang didominasi oleh air
tawar. Sub-lingkungan yang membentuk deposit batubara adalah:

1. Fluvial swamp (termasuk upper delta plain swamp): rawa fluvial banyak
terdapat pada dataran banjir fluvial oleh karena terlindung dari suplai sedimen
oleh adanya natural leeve sepanjang teras sungai. Gambut/batubara yang
dihasilkan dapat berselang-seling dengan lapisan pasir atau lempung yang
terbawa oleh adanya banjir. Kadang pembentukan gambut pada lingkungan ini
juga diselingi dengan adanya fasies danau.
2. Danau: pembentukan gambut terutama terjadi pada pinggir danau, sedangkan
pada posisi yang lebih dalam terbentuk lumpur organik oleh karena minimnya
sirkulasi air.
3. Upland bog : gambut juga dapat terbentuk pada lingkungan yang tidak secara
langsung berhubungan dengan kondisi fluviatil, akan tetapi tetap terjadi drainasi
dan akumulasi material klastik tidak terlalu banyak melampaui akumulasi
tumbuhan.
GEOLOGI BATUBARA
Lingkungan Pengendapan Batubara

OLEH:

MUHAMMAD ISMUL AZHAM

R1C1 16 066

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

Anda mungkin juga menyukai