Anda di halaman 1dari 24

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

A. Pendahuluan
Bagi manusia, ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga di
dalam hidup. Banyak saudara-saudara kita yang hidupnya serba
kekurangan. Ada yang bekerja sebagai pemulung, pengemis,
pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi apabila mereka
memiliki ilmu yang dapat dimanfaatkan, sehingga mereka tidak lagi
bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen dan lain-lain
sebagainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi setiap umat yang ada di dunia ini,
terlebih lagi bagi umat muslim. Dalam ajaran agama islam, menuntut
ilmu sangat ditekankan dalam kitab suci Al’Quran dan Al-Hadits.
Orang mempunyi ilmu berbeda dengan orang yang tidak mempunyai
ilmu. Orang yang mempunyai ilmu, apabila dia ingin melakukan
sesuatu dia harus memikirkan dengan matang sebelum dia melakukan
sesuatu. Dan orang yang memiliki ilmu juga mempunyai tujuan hidup
yang jelas. Sedangkan orang tidak memiliki ilmu, apabila dia ingin
melakukan sesuatu dia tidak lagi memikirkan dengan matang apa
yang akan dia lakukan nantinya. Dalam sebuah Hadits Nabi
Muhammad SAW, Beliau bersabda “tuntutlah ilmu walau ke negeri
cina”. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan Nabi sendiri
menyuruh kita untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk
mendapatkan ilmu, banyak cara yang dapat kita lakukan diantaranya
dengan cara membaca, mendengarkan, melihat atau membaca situasi
yang pernah kita rasakan, dan masih banyak cara lagi untuk
mendapatkan ilmu. Seni merupakan ekspresi dari jiwa seseorang yang
menghasilkan sebuah budaya yang diidentik dengan keindahan.
Seorang seniman sering menggunakan benda-benda yang diolah
secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga menghasilkan
sebuah keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak
akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang
yang kematangan jiwanya terus bertambah.

B. Pembahasan
1.Pengertian Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Seni
Ilmu pengetahuan adalah sebuah istilah yang terdiri atas dua
kata yaitu Ilmu dan Pengetahuan.Keduanya mengandung arti yang
sama yaitu ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm yang berarti semua
informasi (keterangan) yang benar tentang sesuatu yang ada.Dalam
islam sesuatu yang wujud (ada) dapat dibagi dua yaitu wujud nyata
yakni dapat diinderai dan wujud yang gaib yaitu wujud yang tidak
dapat diinderai melalui alat pengindraan manusia.Orang yang
mengetahui informasi yang benar tersebut disebut alim (tunggal) dan
ulama (jamak).Sedangkan pengetahuan dalam bahasa Inggris disebut
knowledge,dasar dari kata know yang berarti mengetahui sesuatu
yang ada (exsistensi atau wujud)
Di dalam kajian filsafat ilmu merupakan terjemahan dari kata
science (Inggris) yang berasal dari scientia (latin) yang berarti
mempelajari atau mengetahuai tentang apa saja.Kemudian kata
tersebut mengalami perluasan makna yang menunjuk pada segenap
pengetahuan sistematik.Pada dasarnya ilmu pengetahuan di
kembangkan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh
pengetahuan yang benar.Pengetahuan yang benar ini pada akhirnya
akan membawa manusia memperoleh pemahaman yang benar
mengetahui alam semesta,masyarakat serta
lingkungannya.Selanjutnya dalam islam pengetahuan tersebut
diarahkan pada pengetahuan manusia tentang zat tuhan pencipta
alam,manjusia dan lingkungannya.
Ada beberapa cara atau metodelogi ilmu yang dipakai untuk
mengungkapkan kebenaran,yaitubpenemuan kebenaran secara
kebetulan,coba dan salah,wibawa atau power,perenungan dan metode
ilmiah.Metode ilmiah merupakan prosedur yang meliputi berbagai
tindakan pikiran,pola kerja,cara teknis,dan tata langkah untuk
memperoleh pengetahuan baru atau pengetahuan yang benar atau
mengembangkan pengetahuan yang ada.Pola umum pencarian
informasi atau pengetahuan atau pengetahuan yang benar melalui
metode ilmiah ini haruslah melalui sejumlah proses yaiitu dimulai dari
identifikasi masalah,merumuskan hipotesa atau jawaban sementara
untuk mengatasi masalah yang telah di identifikasi dan dilanjutkan
dengan mencari data data yang mendukung hipotesa
tersebut.Kemudian data tersebut diolah untuk menguji hipotesa yang
telah dirumuskan diawal.Dari proses tersebut akan ada dua
kemungkinan,pertama hipotesa tersebutsalah.Jika hipotesa salah
maka dirumuskan hipotesa yang lain untuk selanjutnya diproses
kembali.Kedua,kemungkinan hipotesa tersebut benar.Jika hipotesa itu
benar maka ia tetap akan menjadi suatu tesis atau dianggap suatu
kebenaran sampai data suatu pendapat yang menyanggah tesis
tersebut.Ilmu ilmu kealaman pada umum nya menggunakan metode
siklus emperik dan objektivitasnya diuji secara empiris
experimental.Ilmu ilmu sosial dan humanistik pada umum nya
menggunakan metode linear dan analisis nya dimaksudkan untuk
menemukan arti,nilai,dan tujuan.
Dari uraian diatas dapat di pahami bahwa kebenaran yang di
ungkap olehb metode ilmiah dan beberapa metode lainnya tidak
terjamin seratus persen.Artinya kebenaran kebenaran ilmiah tersebut
bersifat relatif,sepanjang belum ada teori atau penemuan baru yang
membatalkan hasill kajian mengobservasi serta experimen yang ada
mka dianggap benar.Teori evolus yang diusung oleh darwin berabad
abad yang lalu dan diterima secara luas oleh manusia diseluruh dunia
saat ini dipertanyakan dan di patahkan oleh teori baru dengan
pendekatan yang berbeda seperti yang di usung oleh Harun Yahya.
Metode ilmiah tersebut telah terbukti membawa banyak
kemajuan dalam dunia pengetahuan umat manusia.Kemajuan ilmu
pengetahuan pada tahap selanjutnya diikuti dengn kemajuan teknologi
sebalik nya kemajuan ilmu pengetahuan banyak ditompang oleh
kemajuan teknologi itu sendiri.Teknologi merupakan penerapan ilmu
pengetahuan (prinsip prinsip,kaidah kaidah dan teori teori dari hasil
pengamatan tentang gejala gejala) kemudian menghasilkan alat yang
dapat menggantikan tugas tugas tugas manusia
Berdasarkan sudut pandang ilmu,teknologi dapat dibedakjan
menjadi dua yaitu teknologi berupa pemberdayaan ilmu pengetahuan
(proses) dan teknologi berupa produk dari penerapan ilmu.Dewasa ini
hampir semua perkakas dan peralatan yang digunakan manusia mulai
dari peralatan dapur sampai peralatan perindustrian digantikan oleh
robot dan mesin hasil dari kecanggihan teknologi.Misalnya pabrik
pabrik tidak perlu membayar buruh yang banyak untuk memproduksi
barang barang mereka karena pekerjaan seratus orang sudah bisa
digantikan oleh mesin mesin raksasa dengan tingkat efektivitas dan
evesiensi yang sangat tinggi.Itulah hasil perkembangan teknologi
yang telah memanjakan manusia dalam menjalankan aktivitasnya.
Berbicara dalam konteks teknologi sebagai penerapan ilmu
pengetahuan ini tidak dapat dilepaskan dari seni atau art.Seni adalah
kemahiran dan keindahan.Segala produk teknologi senantiasa
dibarengi dengan aneka bentuk,warna dan tampilan yang tidak dapat
dilepaskan dari cita cita rasa keindahan,kelembutan,kelenturan,dan
sentuhan jiwa artistik.Dengan demikian tidak salah orang mengatakan
bahwa ilmu berawal dari filsafat dan berakhir dengan seni.
2. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut islam

Didalam Al-Qur’an kata ilmu terulang sebanyak 140 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan perhatian yang serius terhadap
ilmu pengetahuan. Imam raghib al ashfahani seperti diunkapkan oleh Yusuf
Qardhawy menyebutkan bahwa ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai
hakikatnya, Maksudnya mengetahui inti sesuatu serta menetapkan
keberadaan sesuatu yang menafikkan sesuatu yang tidak ada. Dapat dikatakan
bahwa ilmu itu pada dasarnya mengetahui hakikat sesuatu dan hubungan
antara satu gejala dengan gejala lain.

Sumber ilmu pengetahuan adalah Allah yang megejawantahkan


pengetahuan-Nya tersebut melalui ayat-ayatNya. Dalam kaitan ini ada dua
bentuk ayat Allah yaitu ayat qauliyyah ( tertulis ) dan ayat-ayat kauniyah (
terbentang ). Yang dimaksud ayat qauliyah yaitu firman Allah SWT yang
tertuang didalam kitab suci Al-Quran, disebut juga ayat Qur’aniyah.
Sedangkan yang dimaksud dengan ayat kauniyah adalah semua makhluk
Allah SWT yang terbentang di jagad raya dengan berbagai fenomenanya.
Menurut keyakinan islam yang Maha berilmu ( ‘alim ) hanya Allah SWT,
sedangkan manusia memperoleh pancaran dari ilmu-Nya ( Q.S al-isra’: 85 ).
Berikut ini adalah skema tentang proses transmisi ilmu Allah SWT kepada
manusia .(Nabiel Fuad Almusawa, 2005:6)

Dari skema diatas dapat dirangkum bentuk pengembangan ilmu


pengetahuan bahwa ilmu berawal dari Allah melalui ayat-ayatNya yang
terbentang dialam dan ayat-ayatNya yang tertulis dalam al-qur’an dan
sunnah, lalu manusia memikrkan membaca, mengobservasi, bereksprimen,
menelaah, meganalisa dan meneliti dengan potensi yang telah diberikan
Allah swt yakni pendengaran, penglihatan, hati dan akal. Hasilnya adalah
manusia mengklasifikasikan pengetahuan menjadi kelompok ilmu tertentu.
Kemudian manusia beranjak dari satu cabang ilmu ke cabang yang lainnya
makin lama maki berkembang.seperti tergambar dalam skema dibawah ini.
Ilmu dari sisi Allah

Jalur Formal Jalur non Formal

Melalui wahyu Melalui


Pemikiran

Q.S Ali Imran: 38 Q.S


al- Balad: 5

Kepada Rasulullah Langsung


kepada manusia

Q.S asy-syura: 53 Q.S. al-


Baqarah: 31, ar-Rahman: 4

Ayat Qauliyah Ayat


Kauniyah

Q.S ar-Rahman : 1-2, al-‘Alaq : 1 Q.s.


Ali Imran : 190

Fungsi sebagai pedoman hidup Fungsi


sebagai sarana hidup

Q.S. Ali Imran : 19,85 Q.s


Hud: 61
Hubungan Agama Islam Dan Ilmu Pengetahuan (iptek)

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam
keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah
memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-
ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah
itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu
mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum


sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk
yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita
selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi
dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan
sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun,
dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.Tidak semua sains dan teknologi
yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang
menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar.
Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb.
Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti
dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).

IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM


Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan.
Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan
sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu
pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya
kedudukan ilmu dalam kehidupan ini.
Ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan pendidikan sebagai berikut.
(1) QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(2) Allah Ta’ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa
yang mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
1. Firman Allah yang lain:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS.
Al-Mujaadilah: 11)
2. Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberikan
kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana
diterangkan dalam firman-Nya:
“Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-
Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia
yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269)
3. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama.” (QS. Faathir:28)
4. Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang lurus dan
pemahaman yang mendalam, Allah Ta’ala berfirman:
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (Al-
’Ankabuut:43)
5. Selain itu dalam firman Allah:
“Allah dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menyatakan
(bersaksi) bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
(Allah)” (QS.Ali-‘Imran: 18).
6. “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).
7. Firman Allah:
“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada
orang-orang yang diberi ilmu”… (QS. Al Ankabut: 49)
8. “Salah satu syarat diterimanya sebuah amal manusia adalam adanya ilmu.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.Al-Israa’: 36)
Selain ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu ada juga hadits sebagai
berikut.
1. Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫“الدِي ِن فِي يُفَ ِقههُ خَي ًرا بِ ِه للاُ ي ُِر ِد َمن‬Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan
kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia tentang agama(nya).”
(Muttafaqun ‘alaih)
2. Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫سلَكَ َمن‬ َ ‫ط ِريقًا‬ َ ُ‫ ِعل ًما فِي ِه يَطلُب‬، َ‫سلَك‬ َ ُ‫ط ِريقًا ِب ِه للا‬َ ‫ق ِمن‬ ِ ‫ط ُر‬ َ َ ‫أَجنِ َحت َ َها لَت‬
ُ ‫ال َجنَّ ِة‬، ‫ض ُع ال َمالَئِ َكةَ َو ِإ َّن‬
‫ب‬ َ ‫ال ِعل ِم ِل‬، ‫ت فِي َمن لَهُ لَ َيست َغ ِف ُر ال َعا ِل َم َو ِإ َّن‬
ِ ‫طا ِل‬ ِ ‫س َم َوا‬
َّ ‫ض فِي َو َمن ال‬ ِ ‫األَر‬، ُ‫ف فِي َوال ِحيت َان‬ ِ ‫اء َجو‬ ِ ‫ال َم‬،
‫سا ِئ ِر َعلَى ال َبد ِر لَيلَةَ القَ َم ِر َكفَض ِل ال َعا ِب ِد َعلَى ال َعا ِل ِم فَض َل َو ِإ َّن‬ ِ ‫الك ََوا ِك‬، ‫اء َو َرثَةُ العُلَ َما َء َو ِإ َّن‬
َ ‫ب‬ ِ ‫األَن ِب َي‬،
‫َارا ي َُو ِرثُوا لَم األَنبِيَا َء َوإِ َّن‬
ً ‫دِر َه ًما َولَ دِين‬، ‫ال ِعل َم َو َّرثُوا إِنَّ َما‬، ‫“وافِر بِ َحظ أ َ َخذَ أ َ َخذَهُ فَ َمن‬Barangsiapa
َ
menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan
sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya
untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan
dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit
dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan
ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas
seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam
purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para
Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi
mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya
maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Abu
Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul
Ushuul 8/6)
3. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku
mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ‫س ِمعَهُ َك َما َفبَلَّ َغهُ شَيئًا ِمنَّا‬
‫س ِم َع ام َر ًءا للاُ نَض ََّر‬ َ ، َّ‫امع ِمن أَو َعى ُمبَلَّغ فَ ُرب‬
ِ ‫س‬َ “Semoga Allah
memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia
menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka
kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada
orang yang mendengarnya.” (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan isnadnya
shahih, lihat Jaami’ul Ushuul 8/18)
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda:
َ َ‫ثَالَث ِمن إِلَّ َع َملُهُ انق‬: ‫صدَقَة‬
‫ط َع آدَ َم ابنُ َماتَ إِذَا‬ ِ ‫ َج‬، ‫بِ ِه يُنتَفَ ُع ِعلم أَو‬، ‫صا ِلح َولَد أَو‬
َ ‫اريَة‬ َ ‫يَدعُو‬
ُ‫“لَه‬Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah
amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang
bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim
no.1631)
5. Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda:
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut
ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya
sama dengan pahala para nabi.” (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).
6. Sedangkan dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a.:
“Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan,
niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke
surga.” Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari
keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan dibalas dengan pahala
kebaikan untuk dunia dan akhirat.
7. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Perumpamaan apa yang aku bawa dari petunjuk dan ilmu adalah seperti air
hujan yang banyak yang menyirami bumi, maka di antara bumi tersebut
terdapat tanah yang subur, menyerap air lalu menumbuhkan rumput dan
ilalang yang banyak. Dan di antaranya terdapat tanah yang kering yang
dapat menahan air maka Allah memberikan manfaat kepada manusia
dengannya sehingga mereka bisa minum darinya, mengairi tanaman
dengannya dan bercocok tanam dengan airnya. Dan air hujan itu pun ada
juga yang turun kepada tanah/lembah yang tandus, tidak bisa menahan air
dan tidak pula menumbuhkan rumput-rumputan. Itulah perumpamaan orang
yang memahami agama Allah dan orang yang mengambil manfaat dengan
apa yang aku bawa, maka ia mengetahui dan mengajarkan ilmunya kepada
yang lainnya, dan perumpamaan orang yang tidak perhatian sama sekali
dengan ilmu tersebut dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus
dengannya.” (HR. Al-Bukhariy)
8. Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu.
“Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di
HR Abu Dawud.
9. Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai seorang
ilmuwan daripada satu kabilah.
“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya
seorang ‘alim.” (HR Thabrani)
10. Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang
sewaktu-waktu bisa tersesat karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang
‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang
paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).
11. Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu.
“Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya.
“Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke liang lahat.”
12. Hadits-hadits seperti “Siapa yang meninggalkan kampung halamannya
untuk mencari pengetahuan, ia berada di jalan Allah”, “Tinta seorang ulama
adalah lebih suci daripada darah seorang syahid (martir)”, memberikan
motivasi yang kuat untuk belajar.
13. Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu
‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah
bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam
urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.”
(HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa
melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu
tertolak.”
14. Perintah untuk ber-guru sangat dianjurkan walaupun harus sampai
kenegeri Cina. “Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke
negeri Cina. Hadits ini diri wayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari
Anas bin Malik.
15. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman
surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-
Thabrani)
16. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
17. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah)
ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
18. Mendapatkan paket MLM Pahala. Dalam menuntut ilmu pasti terjadi
nasehat-menasehati.
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan
pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi
sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang menyeru kepada
kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang
mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka” [Hadits ini
diriwayatkan oleh Muslim no. 2674]
Akidah Islam adalah landasan hidup seorang muslim yang merupakan satu-
satunya asas Negara. Sehingga tidak layak keberadaan sesuatu dalam
institusi Negara, struktur Negara, operasional Negara atau apapun yang
terkait dengan Negara termasuk landasan hukum pendidikan kecuali
berasaskan akidah Islam. Dalam Daulah Khilafah Islamiyah pendidikan
akan diselenggerakan dengan dasar akidah Islam yang tercermin pada
penetapan arah pendidikan, penyusunan kurikulum, dan silabi serta menjadi
dasar dalam kegiatan belajar-mengajar.
Islam mewajibkan setiap muslim untuk memegang teguh ajaran Islam dan
menjadikannya sebagai dasar dalam berpikir dan berbuat, asas dalam
hubungan antar sesama manusia, asas bagi aturan masyarakat, dan asas
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, termasuk dalam menyusun
sistem pendidikan. Penetapan akidah Islam sebagai asas pendidikan tidaklah
berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari akidah Islam
tapi akidah dijadikan sebagai standar penilaian atau tolak ukur pemikiran
dan perbuatan.
Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran
bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh
mengabaikannya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya:”menuntut ilmu
wajib bagi setiap muslim”(HR. Ibnu Adi dan Baihaqi). Atas dasar ini,
Negara wajib menyediakan pendidikan bebas biaya kepada warga negaranya
baik muslim maupun non-muslim, miskin maupun kaya. Negara tidak hanya
berkewajiban menyediakan pendidikan yang bebas biaya tetapi juga
berkewajiban menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan asas dan
tujuan pendidikan.
Al-qur’an sendiri memuat pemikiran dan keyakinan dari berbagai agama
dan golongan di masa Nabi Muhammad Saw. Islam tidak melarang
mempelajari segala macam pemikiran sekalipun bertentangan dengan
akidah Islam, asal diserta koreksi dengan hujjah yang kuat untuk
mengoreksi pendapat yang salah itu. Ilmu yang bertentangan dengan Islam
tentu bukan sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata
dipelajari untuk pengetahuan, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan
jawaban yang tepat, jangan mengambilnya sebagai pegangan hidup.
Pendidikan harus diarahkan bagi terbentuknya kepribadian Islam anak didik
dan membina mereka agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tsaqafah Islam. Pendidikan juga harus menjadi media utama bagi dakwah
dan menyiapkan anak dididk agar kelak menjadi kader umat yang akan ikut
memajukan masyarakat Islam.
Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan
pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan.
Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan
sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian
Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains
teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah
kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik
itu intelektual, spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan
ilmu yang cukup mencakup tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai
sikap seseorang atas dasar Islam akan membuat ia selalu menyelesaikan
segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat Islam baik itu
masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
Al-qur’an dengan tegas menguraikan arti pentingnya ilmu pengetahuan bagi
kepentingan dan kelangsungan hidup manusia, tidak diragukan lagi ayat-
ayatnya sebagian besar berbicara mengenai dasar-dasar kependidikan dalam
arti luas. Al-Qur’an sebagai materi utama dan sumber pedoman, didalamnya
mengandung nilai-nilai kependidikan dalam rangka membudayakan
manusia, ayat-ayatnya banyak memberikan motivasi edukatif bagi manusia.
Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai
problem yang dihadapi manusia. Setiap solusi yang diberikan selaras
dengan fitrah manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan
bahwa Negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang
berkenaan dengan sistem pendidikan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat
secara mudah

1) Ilmu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah

Ilmu yang dimiliki seorang muslim harus dapat menhantarkannya


kepada keyakinan yang benar terhadap Sang Maha Pencipta. Oleh karena
itu penguasaan ilmu bukan ditujukan untuk mendapat pretise,
popularitas, kekuasaan dan materi. Walaupun islam tidak melarang
umatnya untuk memiliki semuanya itu. Tujuan tertinggi menuntut ilmu
menurut ajaran islam adalah untuk mendapatkan diri kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dlam surat al-Hajj ayat 65, an-Nahl ayat
14 dan Ibrahim ayat 32-34 yang terjemahannya sebagai berikut.

Surat al-Hajj ayat 65:

“apakah kamu tiada melihat bahwasanyAllah SWT menundukkan


bagimu apa yang ada di bumi apa yang ada di bumi dan bahtera yang
berlayar di lautan dengan perintah –Nya dan dia menahan (benda-
benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?
Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia

Surat an-Nahl ayat 14:

“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan(untukmu), agar kamu


dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarka dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya. Dan supaya kamu mencari
keuntungan dari karunianya dan supaya kamu bersyukur

Surat ibrahim ayat 32-34

“Allah lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah- buahan menjadi rezki untukmu, dan dia telah
menunjukan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendaknya dan dia telah menundukkan ( pula) bagimu
sungai-sungai dan di telah menundukkan pula bagimu matahari dan
bulan yang terus menerus dalam orbitnya dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang. Dan dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu)dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya dan
jika kamu menghitung nikmat allah, tidaklah dapak kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan
sangat mengingkari ( nikmat Allah)”.

2) Ilmu yang dipelajari hendaklah ilmu yang bermanfaat yang tidak merusak
diri dan lingkunagn. Firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 56 yang
terjemahan nya sebagai berikut :
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah
Allah memperbaiki nya dan berdoalah Kepadanya dengan rasa takut tidak
akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguh nya rahmat allah
amat dekat orang-orang yang berbuat baik.
3) Tidak ada pemisah antara ilmu dan agama
“ Ilmu dan iman atau ilmu dan agama tiadak bertolak belakang tetapi
keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. Ilmu dan agama ibarat dua
sisi mata uang yang saling melengkapi. Banyak sekali hadis nabi yang
mendorong umat nya untuk mencar ilmu tanpa dibedakan antara ilmu ke
islaman dan ilmu-ilmu umum.
Ilmu yang dipadukan dengan iman akan melahirkan manusia-manusia
yang cerdas dan berkepribadian luhur. Sebalik nya ilmu yang tidak
padukan dengan iman akan melahirkan manusai-manusia yang cerdas
dan pintar tapi tidak memiliki akhlak yang mulia. Akhirnya ilmu yang
seprti itu akan membawanya kepada jurang kehancuran, kebinasaan,
bahakan lebih hina dari hewan.
4) Pandangan islam terhadap seni

Seni adalah terjemahan dari kata ART yang berasal dari bahasa latin ars
yang berarti kemahiran. Seni berguna bagi pengembangan akal dan
kretifitas manusia untuk menata kehidupan yang lebih luas, harmoni,
indah, sejuk dan menyenangkan. Berbeda dengan ilmu , seni tidak hanya
bertumpu pada daya nalar tapi juga pada rasa dan intuisi. Nilai keindahan
sebuah karya seni bersifat subjektif dan relatif. Unsur seni juga terdapat
dalam ilmudan teknologi dan ssecara epistimologi kontruksi sebuah ilmu
sebenar nya inheren dengan seni aTau ke indahan. Menurut The liang ji
gi ye dalam gazalba, dikalangan pemikir yunani ke indahan dalam
pengertian yang luas, pertama indah yang berpadu dengan kebaikan
(esteTika yang berinteraksi dengan etika). Kedua indah estetika
berdasarkan penglihatan (semetri). Ketiga indah estetika berdasarkan
pendengaran sepereti seni musk. Di samping itu keindahan dapat pula di
bagi dua pembagian pertama, keindahan sebagai sifat (kualitas yang
bersifat abstarak), kedua keindahan suatu benda yang bersifat kongkret
misal nya kata beauty adalah indah yang tidak berujung, sedangkan
beautiful adalah keindahan yang melekat sesuatu pada zat tertentu.

Islam sangat menghargai keindahan karena allah swt itu adalah sesuatu
yang maha indah dan mencintai keindahan. Alam ciptaan tuhan
diciptakan dengan harmoni dan penuh keindahan. Bahkan ayat-ayat suci
alqur’an mengandung niali-nilai estetika yang sangat tinggi dan
mengagumkan bagi segi susunan gaya bahasa, tulisan dan kandungan
nya. Rasulullah saw memerintahkan umat nya untuk membaca alqur’an
dengan tartil. Yang dimaksud dengan tartil ialah membaca alqur’an
dengan tajwid nya. Sedangkan yang dimaksud dengan tajwid itu, meurut
ali bin abi thalib iyalah meperbagus baccan dan huruf dan mengatur cara-
cara menghentikan atau memulai kembali bacaan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa seni merupakan fitrah dan anugerah allah swt
kepada manusia yang harus di syukuri. Dengan kata lain rasa keindahan
itu perlu di pelihara sebaik-baik nya untuk mepertajam daya imajinasi,
meperhalus jiawa yang pada akhirnya akan melahirkan budi luhur atau
akhlak mulia. Akan tetapi keindahan dalam perspektif islam buakn
sekedar keindahan yang bertumpu pada perasaan yang bersifat subjektif
melainkan keindahan yang betumpu pada niali-niali keindahan dan
kebaikan yang berlandaskan alqur’an dan sunnah. Setiap tindakan yang
benar mengandung kebaikan dan setiap kebaikan yang berlandaskan pada
kebenaran pasti memiliki keindahan.

Untuk mengetahui hubungan (isbat) antara benar, baik dan indah,


perhatikan skema berikut ini :

INDAH
BENAR BAIK

5) Sikap sebagai ilmuan Islam

Apakah ilmu dapat membendung keserakahan serta kecurangan


manusia terhadap sesama manusia dan alam?. Jawabannya dapat ya dan tidak,
tergantung bagaimana seseorang menyikapi serta memanfaatkan ilmunya
tersebut. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa dipandu oleh nilai-
nilai agama dan moral maka yang terjadi adalah keserakahan tiada berbatas.
Misalnya “ilmu ekonomi” yang menggunakan prinsip dengan modal yang
sekecil-kecilnya diperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sangat
berpeluang untuk melakukan upaya menghalalkan segala macam cara demi
mendapatkan keuntungan yang besar. Eksploitasi sumber-sumber kekayaan
alam tanpa memperhitungkan resiko-resiko bagi generasi berikutnya akan
berakibat fatal bagi kehidupan umat manusia di bumi.

Ilmu hukum yang pada awalnya bertujuan menciptakan ketertiban dan


ketentraman dalam masyarakat bila dalam penerapannya tidak dipandu
dengan nilai-nilai moral dan agama akan melakirkan manusia-manusia yang
pintar, beretorika dan bersilat lidah untuk membela kepentingan tertentu dan
bukan untuk menegakkan kebenaran serta keadilan. Demikian pula misalnya
dengan kemajuan dalam bidang-bidang ilmu eksakta seperti kimia, biologi
dan fisika telah membawa manfaat banyak bagi kehidupan umat manusia.
Akan tetapi kemajuan di dalam bidang kimia dan fisika bila tidak dibarengi
dengan pertimbangan moral dan agama dapat membawa malapetaka yang
amat dahsyat bagi kehidupan umat manusia. Perang dunia pertama yang
menghadirkan bom kuman sebagai kutukan ilmu kimia dan perang dunia ke
dua ia memunculkan bom atom yang telah meluluhlantakan Nagasaki dan
Hirosima adalah sebagai produk fisika. Tidak terhitung korban nyawa
manusia saat terjadi serangan besar-besaran oleh Amerika Serikat dan
sekutunya terhadap Irak tahun 1991 dan 2002 merupakan bukti-bukti
kongkret penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk sebuah ambisi kekuasaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sosok yang tidak punya kemauan
sebagaimana manusia. Pada dataran epistimologi proses penemuan
kebenaran ilmu (IPTEK) bersifat netral dan tidak memiliki label Islam atau
kafir. Tapi pada dataran aksiologi (penerapannya) IPTEK membutuhkan nilai
dan norma dan tidak ada lagi istilah netral dalam penggunaan ilmu dan
teknologi itu. Pemberian nilai terhadap IPTEK harus diawali dengan
pertanyaan-pertanyaan antara lain; untuk apa sebenarnya ilmu itu
dipergunakan, dimana batas wewenang penjelasan ilmu, bukankah tujuan
ilmu untuk kemaslahatan serta peningkatan harkat dan martabat manusia?
Albert Einstein, seorang penemu bom atom pernah berkata: “science without
religion is lame, religion without science is blind” (ilmu tanpa agama
lumpuh, agama tanpa ilmu buta). Dengan demikian seorang ilmuan muslim
di dalam menerapkan IPTEK harus mempertimbangkan azas manfaat dan
mudarat serta kemaslahatannya bagi kehidupan umat manusia. Dengan kata
lain seorang ilmuan muslim dalam menerapkan IPTEK harus berlandaskan
iman dan takwa (IMTAQ). Disinilah terlihat pentingnya integrasi ilmu dan
agama.

6) Tanggung Jawab Ilmuan Islam (Ulil Albaab)

Ulil Albaab adalah sebutan untuk orang yang memiliki ilmu


pengetahuan dalam arti yang sesungguhnya. Ia mengetahui hakikat sesuatu
dan hubungannya dengan sesuatu yang lain. Banyak orang yang sudah merasa
mengetahui tetapi mereka pada hakikatnya belum mengetahui yang
sebenarnya. Yang diketahui mereka adalah friksi-friksi dari pengetahuan
tertentu tapi tidak mengetahui keterkaitannya dengan realitas yang lebih
tinggi. Berikut ini beberapa sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh ilmuwan
Islam menurut Almusawa (2005:11) yaitu:

a) Bersungguh-sungguh dalam belajar


Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 7 yang
terjemahannya sebagai berikut:
“Dia-lah yang menurunkan al-kitab (al-Quran) kepada kamu,
diantara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok
isi Al quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Ada pun orang-
orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya
untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak
ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang
yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak
dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang
yang berakal.”

b) Berpihak pada kebenaran


Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-maidah ayat 100
terjemahannya:
“Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.”

Dan surat Az-Zalzalah ayat 7-8 yang terjemahannya sebagai berikut:


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula.”
c) Kritis dalam belajar dan menyampaikan ilmu
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 18 yang
terjemahannya sebagai berikut:
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
di antaranya mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”

Dan surat Ibrahim ayat 52 yang terjemahannya sebagai berikut:


“(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan
supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka
mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar
orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.”

d) Sangat takut kepada Allah


Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Thalaq ayat 10 yang
terjemahannya:
“Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka bertakwalah
kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-
orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan
peringatan kepadamu.”

Dan surat Ali Imran ayat 191 yang terjemahannya:


“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

e) Bangun di waktu malam


Firman Allah SWT dalam surat al-Ankabut ayat 9 yang terjemahannya
sebagai berikut:
“(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.”

Dan surat as-Sajadah ayat 16 yang terjemahannya:


“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta
mereka menafkahkan apa rezeki yang kami berikan kepada mereka.”

Orang yang berilmu senantiasa berkedudukan lebih tinggi dari orang yang
jahil atau yang kurang ilmunya. Artinya orang berilmu berpotensi besar jadi
pemimpin. Justru itu ilmuan Islam hendaknya tetap berpihak kepada
kebenaran dalam setiap tindakan yang diambilnya. Selanjutnya seorang yang
berilmu (‘alim) hendaknya bersikap kritis dalam belajar dan menyampaikan
ilmu. Seorang ilmuan muslim yang tidak memiliki sikap kritis ia akan
mendapatkan informasi yang salah yang berakibat kesalahan dalam
menyimpulkan. Kesalahan informasi yang disampaikan oleh seorang ilmuan
akan segera menular kepada publik dan pada akhirnya dapat menimbulkan
akibat yang sangat fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Al Musawa, Nabiel Fuad. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi.Bandung: PT. Syamil Cipta Media.
Ashar, Ali. 1993. Diklat filsafat Ilmu. Padang: IKIP Padang.
Gazalba, Sidi, 1975, Masjid (Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam), Penerbit
Pustaka Antara, Jakarta.
Qaradhawi, Yusuf. 1996. Al-Quran Berbicara tentang Akal dan Ilmu
Pengetahuan. Jakarta: Gema Insani Press.
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM. 1996. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai