Anda di halaman 1dari 2

Sidqy Yusuf S.

P 15316084

Water Stress Index

Water stress index didefinisikan oleh PBB dan banyak lainnya sebagai selisih antara total penggunaan air dan
ketersediaan air. Ketika ketersediaan dan permintaan semakin dekat perbedaanya, kemungkinan besar stres akan
terjadi, baik secara alami maupun dalam sistem buatan manusia. Secara umum, semakin besar jumlah air yang ditarik
dari lingkungan dan digunakan serta dibuang kembali ke sungai, sumber daya air menjadi lebih terkuras, dan semakin
tinggi tekanan air. Persaingan antara penggunaan air oleh masyarakat dan kebutuhan ekosistem meningkat dengan
jumlah tekanan air. Tingkat tekanan air yang parah menunjukkan tingkat penggunaan air yang sangat intensif yang
menyebabkan penurunan kualitas air yang cepat bagi pengguna hilir (di mana pengolahan air limbah tidak ada) dan
kekurangan absolut selama kekeringan (Alcamo et al., 2007). Selain itu, perubahan iklim dapat menyebabkan
perubahan yang tidak diinginkan dalam masyarakat (misalnya berkurangnya ketersediaan air rata-rata), atau ekosistem
perairan (misalnya perubahan yang tidak menguntungkan dalam rezim aliran sungai), sehingga gagasan tekanan air
juga secara inheren mencakup tekanan pada sumber daya air yang disebabkan oleh perubahan iklim. Water stress
index sendiri termasuk ke dalam “Increasing Scale” dikarenakan apabila indikator mengindikasikan kenaikan nilai
apabila level indikator bertambah

Dalam menentukan water stress ini, terdapat dua metode yang diaplikasikan secara umum yaitu “water resources
vulnerability index” dan “water stress indicator”

a. The water resources vulnerability indez


Water stress index yang secara umum sering digunakan untuk perhitungan adalah adalah “water resources
vulnerability index”. Indeks yang mengitung tekanan pada sumber air dan dapat diaplikasikan pada beberapa
DAS (Daerah Aliran Sungai). Indeks tersebut menghitung rasio dari pengambilan air terhadap aliran air. DAS
dimana pengambilan airnya kurang dari 20% (atau rasio 0,2) dari supply memiliki tingkat water stress yang
rendan atau tidak sama sekali. DAS yang memiliki rasio 0,2-0,4 memiliki tingkat stress sedang, dan yang
mengambil 40% lebih besar dari suplly air ( rasio lebih besar dari 0,4) memiliki tingkat stress yang tinggi
(Alcamo et al., 2007; Hanasaki et al., 2008).
Batas dari pengambilan air diatas 40% dari supply dipilih berdasarkan pemodelan scientific sumber daya air
dengan indikator tingkat stress air yang tinggi. Dengan diambilnya banyak air dari lingkungan dan dipakai
lalu dikembalikan lagi ke sungai, semakin terdegradasi sumber daya air tersebut dan semakin tinggki tekanan
air.
The water resources vulnerability indez memiliki kencederungan utnuk meng highlight tekanan pada daerah
aliran sungain dengan jumlah irigas yang banyak, karena idex tersebut berpatokan besar pada jumlah
penarikan air. Proyeksi penarikan di masa depan sangat bergantung pada jumlah populasi di masa depan dan
perubahan pada penggunaan air domestik, industry, dan agrikultur Sebagai catatat perhitungan dengan metode
ini tidak memperhitungkan kualitas air.

b. The water stress indicator


The water stress indicator didasarkan pada ketersediaan air per orang. Ambang batas 1000 m3 / orang / tahun
umumnya digunakan untuk mengindikasikan apakah sumber daya air tersebut stress atau tidak, yaitu apabila
kurang dari 1000 m3 air tersedia untuk setiap orang dalam satu tahun, maka wilayah itu digolongkan sebagai
daerah dengan tingkat water stress tinggi.

Penggunaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan di seluruh dunia, berarti bahwa jutaan orang saat ini berisiko
dari water stress. Berdasarkan perhitungan menggunakan the water resources vulnerability index untuk menghitung
water stress, telah diperkirakan bahwa secara global, pada tahun 2000, 2,4 miliar orang (40% dari populasi dunia)
terkena water stress yang tinggi (yaitu di mana kerentanan sumber daya air indeks lebih besar dari 0,4) (Arnell et al.,
2011). Sekitar 1,8 miliar orang di Asia, 96 juta di Afrika, dan 240 juta di Eropa.

Gambar dibawah ini menunjukan bawha secara globar, air yang diambil dari sungai, danai dan air tanah digunakan
untuk berbagai tujuan, dan yang paling banyak adalah digunakan untuk agrikultur. Penarikan air untuk agrikultur
sangat bervariasi di seluruh dunia, sebagai contoh di United Kingdom hanya 3% yang digunakan untuk agrikultur,
namun di Afrika sebanyak 86% penarikan air digunakan untuk agrikultur.
Gambar 1 Penarikan air untuk kebutuhan

Gambar dibawah ini juga menunjukan bagaimana keadaan penggunaan air dan distribusi secara global. Banyak dari
orang yang berada di daerah dengan kelangkaan air merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan populasi yang
tinggi dan hal itu dapat menyebabkan masalah air yang meningkat secara cepat. Beberapa negara water-stressed juga
memiliki masalah air selain stress seperti air yang sudah tidak layak minum. Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang
meninggal karena water-borne diseases, jadi memiliki jumlah air yang memadai tidaklah cukup, itu haruslah air yang
tidak terpolusi.

Gambar 2 Penggunaan air di dunia

Daftar Pustaka

Lloyds. (2010) Global Water Scarcity. London: Lloyds, 30

UNESCO. (2009) World Water Assessment. The UN World Water Development Report. United Nation

Selesai, Selasa 12 November pukul 12.10 siang.

Anda mungkin juga menyukai