PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1|Asuhan KepearawatanHipertensi
Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30
tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai
lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala,
misalnya pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh,
dan kembali ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin
hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus
seperti ini kita membicarakan “hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak
diatas kesasaran normal, kita menyebutnya “hipertensi perbatasan” namun, jika
angkanya diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang
ketahap “stabil” hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya
sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda
dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah
kurang dari 120/80 mmHg di defenisikan sebagai “normal” pada tekanan darah
tinggi bisanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi
biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau keatas, diukur kedua
lengan iga dalam jangka beberapa minggu.(weblog, Wikipedia- indonesia)
B. Rumusan Masalah
1. Definisi hipertensi ?
2. Anatomi fisiologi hipertensi ?
3. Etilogi hipertensi ?
4. Pathway hipertensi ?
5. Tanda dan gejala hipertensi ?
6. Komplikasi hipertensi ?
7. Penatalaksanaan hipertensi ?
8. Pencegahan hipertensi ?
9. Pengobatan hipertensi ?
10. Pemeriksaan penunjang hipertensi ?
11. Asuhan keperawatan hipertensi ?
12. Pengkajian hipertensi ?
13. Diagnosa keperawatan hipertensi ?
14. Perencanaan hipertensi ?
15. Implementasi hipertensi ?
C. Tujuan
3|Asuhan KepearawatanHipertensi
BAB II
PEMBAHSAAN
A. Definisi Hipertensi
B. Anatomi Fisiologi
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis
diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan,
pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus
jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
Tekanan Darah
Kecepatan Tekanan
5|Asuhan KepearawatanHipertensi
gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakkan yang
dihasilkan pernafasan dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai
pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole
menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju.
Perubahan tekanan nadi pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan
darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan
arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang bahkan menghilang sama
sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer)
yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran
bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu
aliran darah dalam arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan
gambaran aliran yang yang tidak lancer. Keadaan dapat terjadi pada darah yang
mengatur melalui bagian pembuluh darah yang mengalami sumbatan atau
vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130)
C. Etiologi
7|Asuhan KepearawatanHipertensi
E. Tanda dan Gejala
Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala gangguan fungsi
distolik dan peningkatan tekanan pengsien ventrikel walaupun fungsi distolik
masih normal, bila berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya
menjadi dilarasi ventrikel kemudian gejal banyak datang. Stadium ini kadang kala
disertai dengan sirkulasi ada cadangan aliran darah ovoner dan makin membentuk
kelaianan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif. (Mansjor, 2001 : h 442).
F. Komplikasi
G. Penatalaksanaan
H. Pencegahan
8|Asuhan KepearawatanHipertensi
3. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus
segera di kurangi)
4. Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.
5. Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.
6. Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi seseorabg
yang memiliki riwayat penderita hipertensi.
7. Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk
mengendalikan stress.
(Bambang Sadewo, 2004)
I. Pengobatan
Jenis-jenis pengobatan
9|Asuhan KepearawatanHipertensi
c. Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga
dari pada limfa
d. Menghentikan kebiasaan merokok
e. Menjaga kestabilan BB
f. Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai
salah satu upayahnya.
J. Pemeriksaan penunjang
K. Asuhan Keperawatan
L. Pengakjian
1. Aktivitas istirahat
10 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
2. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda :
ego Gejala :
Tanda :
4. Eliminasi
Gejala :
5. Makanan/Cairan
Gejala :
11 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda :
Gejala :
a. Keluhan pening/pusing
b. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
c. Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
d. Gangguan penglihatan
e. Episode epistaksis
Tanda :
Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek, proses
fikir atau memori.
7. Nyeri/Ketidak
nyamanan Gejala :
Gejala :
Tanda :
a. Distres respirasi
b. Bunyi nafas tambahan
c. Sianosis
12 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i
9. Keamanan
Gejala :
Tanda :
Gejala :
M. Diagnosa Keperawatan
N. Perencanaan
Diagnosa keperawatan I
Intervensi :
1. Pantau TD
2. Catat keberadaan
3. Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
4. Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan
lingkungan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasionalisasi
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital.
Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Intervensi :
Rasionalisasi :
15 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i
2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang
memperlambat / memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit
kepala dan komlikasinya
3. Aktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala adanya
peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Pusing dan penglihatan kabur sehingga b/d sakit kepala
5. Menurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf
simfatis
6. Dapat mengurangi tegangan dan ketidak nyamanan yang diperberat.
Diagnosa IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa keperawatan IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
O. Implementasi
18 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
19 | A s u h a n K e p e a r a w a t a n H i p e r t e n s i