NIM : J1A017044
menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan
adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat
antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang
terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. dengan membuat preparat dari suatu
bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
(counting chamber). Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu
kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu
kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar
tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel nakteri
yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah
bakteri per satuan volume dapat diketahui. Perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau
tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Enumerasi mikroba
dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan menghitung jumlahnya tanpa
ditumbuhkan terlebih dahulu dalam suatu medium, dalam teknik ini semua sel mikroba
baik yang hidup maupun yang mati akan terhitung. Untuk melakukan renumerasi
mikroba dalam suatu bahan seringkali diperlukan pengenceran bertingkat.
pembentukan produk:
a. Dalam merancang media
b. Dalam menentukan kebutuhan bahan dan harga/ongkos
c. Dalam menentukan yield (rendemen) sel, produk-produk dan produk
samping/limbah (menentukan ukuran equipment dan ongkos, biaya operasional
panas yang mengal)
6. Pola kinetika pertumbuhan mikroba dan pembentukan produk
a. Kinetika pertumbuhan sel Sistem batch
Fase awal adalah fase sejak inokulasi sel pada medium dan merupakan suatu
periode adaptasi. Bila suatu kultur mikroba akan dipindah dari satu lingkungan ke
lingkungan lainnya, maka pengetahuan mengenai komponen-komponen
makromolekul dan mikromolekulnya perlu diketahui lebih dahulu. Pengetahuan
tersebut mencangkup sintesis atau represi enzim atau juga komponen sel baik dalam
bentuk sangat pendek atau bahkan sangat panjang sekali. Selama fase ini, massa sel
dapat berubah tanpa adanya suatu perubahan jumlah sel. Fase awal yang palsu dapat
juga terjadi adanya bilamana inokulum yang diberikan terlalu sedikit atau
mempunyai viabilitas yang rendah. Hal ini terjadi karena pertumbuhan hanya dapat
diukur oleh metode analisis yang biasa berlaku bila jumlahnya ada di atas level
sensitif. Misalnya jika populasi awal sel 105 sel/mL dan diukur dengan metode
kekeruhan, maka pertumbuhan akan dianggap tidak ada, karena metode ini hanya
dapat mengukur di atas 107 sel/mL. Inilah salah satu kelemahan turbiditas.
Fase logaritmik dicirikan oleh suatu garis lurus pada plot semilog antara Ln X
terhadap waktu. Periode ini adalah keadaan pertumbuhan yang seimbang atau
mantap, dengan laju pertumbuhan spesifik, µ, konstan, sepanjang fermentasi,
komposisi kimia cairan fermentasi berubah karena nutrien terus menerus dikonsumsi
dan prroduk metabolit disintesa. Karena itu, kondisi lingkungan tidak berada pada
keadaan mantap. Laju pertumbuhan sangat tergantung pada konsentrasi.
Fase stationer kultur sistem batch merupakan laju pertumbuhan menurun
sampai titik nol. Menurut Bull (1974), fase stationer ini di salahartikan sebagai sifat
fisiologis suatu mikroba. Hal ini disebabkan pada fase ini mikroba masih melakukan
aktivitas metabolisme dan menghasilkan produk yang dikenal dengan metabolit
sekunder.
b. Kinetika Pertumbuhan Sel Sistem Kontinyu
7. Secara umum mikroba dapat ditumbuhkan dengan menggunakan medium padat atau
medium cair. Banyak produk pangan yang dibuat dengan menggunakan mikroba yang
ditumbuhkan pada medium padat terbagi media agar miring dan agar sebar biasanya
dipergunakan untuk tempe, tape, oncom dan berbagai jamur untuk konsumsi.
Sebaliknya, banyak pula produk mikrobia yang hanya dapat dihasilkan dan dipanen
dengan cara menumbuhkan pada medium cair, misal antibiotik, etanol, asam-asam
amino. Kultivasi mikroba dapat dilakukan dengan dua macam teknik meliputi kultur
batch (kultur tertutup) dan kultur kontinyu (sinambung).
Dalam kultivasi mikroba menggunakan teknik kultur kontinyu/sinambung, mikroba
ditumbuhkan secara terus menerus pada fase paling optimum untuk fase pertumbuhan
yaitu fase eksponensial dimana sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa
menjadi dua kali lipat mengikuti kurva logaritmik. Hal ini dilakukan dengan memberi
nutrisi secara terus menerus sehingga mikroba tidak pernah kekurangan nutrisi.
Penambahan nutrisi/media segar ke dalam bioreaktor dilakukan secara kontinyu,
dimana dalam waktu yang sama larutan yang berisi sel dan hasil produk hasil
metabolisme dikeluarkan dari media dengan volume yang sama dengan substrat yang
diberikan. Kondisi tersebut menghasilkan keadaan yang “STEDY STATE” dimana
pembentukan sel-sel baru sama dengan sel-sel yang dikeluarkan dari fermentor.
Keadaan tunak adalah kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem tak berubah dengan
berjalannya waktu atau dengan kata lain, konstan. Ini berakibat untuk setiap properti p
dari sistem, turunan parsial terhadap waktu adalah nol. Pada kebanyakan sistem,
keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu setelah sistem dimulai atau
diinisiasiPada kondisi steady state konsentrasi nutrisi, konsentrasi sel, laju
pertumbuhan dan konsentrasi produk tidak berubah walaupun waktu fermentasi makin
lama. Laju pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh perbandingan antara laju aliran
medium dan volume kultur disebut dengan “Laju Dilusi (D)” dimana D = F/V