Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATA KULIAH

CORPORATE GOVERNANCE
Pengungkapan dan Transparansi
Dosen Pengampu : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

Kelompok 12:
Made Ayu Dhyani Paramita (1707532029)
Ni Kadek Resy Zelamewani (1707532030)
Ni Kadek Lia Natalia (1707532033)

I. Tujuan, Jenis, dan Manfaat Pengungkapan


1.1 Tujuan Pengungkapan
Adapun yang menjadi tujuan dari pengungkapan dinyatakan sebagai berikut: 1)
Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas
hal-hal tersebut di luar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan; 2) Untuk
menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan pengukuran yang bermanfaat;
3) Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai
resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui; 4) Untuk memberikan
informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk
melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara beberapa tahun; 5) Untuk
memberikan informasi mengenai arus kas atau keluar dari masa depan; 6) Membantu
para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang
perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak
yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Hal yang berkaitan dengan masalah
seberapa banyak informasi yang harus diungkap disebut dengan tingkat pengungkapan
(level disclosure). Evan, dalam Suwardjono, (2005) mengidentifikasi tiga konsep
pengungkapan adalah pengungkapan yang memadai (adequacy), wajar (fair) dan lengkap
(full).
1.2 Jenis Pengungkapan
Adapun jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan
informasi kepada stakeholders berupa:
1) Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh
peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam), namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam
Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan bahwa yang
dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah meliputi semua pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan.
2) Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau
pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Dengan adanya pengungkapan sukarela ini
maka upaya untuk berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing,
karena tidak adanya standar akuntansi di pelaporan yang diterima secara
internasional.
1.3 Manfaat Pengungkapan
Tujuan dari pengungkapan oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa kepentingan
yaitu oleh perusahaan pencari laba (profit making interpreise) berdasarkan pada tiga

1
kategori kepentingan yaitu kepentingan perusahaan, kepentingan investor, dan
kepentingan nasional.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Manfaat bagi kepentingan perusahaan adalah dapat diperoleh biaya modal yang lebih
rendah yang berkaitan dengan berkurangnya resiko informasi bagi investor dan
kreditur. Dengan demikian investor dan kreditor bersedia membeli sekuritas dengan
harga tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan
menjadi rendah.
2) Bagi investor pengungkapan bermanfaat untuk mengurangi resiko informasi berupa
pengurangan kesalahan pembuatan keputusan investasi. Sehingga investor menjadi
lebih percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap,
akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan
harganya akan naik.
3) Bagi kepentingan Nasional, yaitu berupa adanya biaya modal perusahaan yang
rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan
diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi
dapat meningkat, kesempatan kerja meluas, dan pada akhirnya standar kehidupan
secara nasional akan meningkat pula.

II. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Pengertian CSR, Manfaat CSR, Kegiatan
CSR)
2.1 Pengertian CSR
Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah respon
sosial atau tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan. Pengertian CSR secara sederhana
adalah suatu konsep serta tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai rasa
tanggung jawab terhadap sosial serta lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
beroperasi.
2.2 Manfaat CSR
CSR mempunyai manfaat bagi masyarakat, diantaranya yaitu: Meningkatknya
kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan, Adanya beasiswa untuk
anak tidak mampu di daerah tersebut, Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum,
Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan:
1) Social Licence to Operate (Izin Sosial untuk Beroperasi). Dengan adanya CSR,
masyarakat sekitar akan memperoleh manfaat dari perusahaan di lingkungan
mereka, maka dengan sendirinya masyarakat merasa diuntungkan dan lama
kelamaan akan merasa mempunyai perusahaan tersebut.
2) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder Pelaksana program Corporate
Social Responsibility (CRS) dapat membantu komunikasi dengan stakeholder
menjadi lebih sering dan erat, dimana hal tersebut akan menambah kepercayaan
stakeholder terhadap perusahaan.
3) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan CSR, akan membuat hubungan antara
perusahaan dengan pihak yang terlibat semakin menjadi lebih baik lagi, efeknya
resiko bisnis seperti adanya kerusuhan bisa ditangani dengan mudah.
4) Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan Reputasi sebuah
perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa berkontribusi besar kepada
stakeholder, masyarakat sekitar dan lingkungannya.

2
5) Melebarkan Akses Menuju Market. Seluruh investasi serta biaya yang telah
dikeluarkan untuk program CSR sebenarnya bisa menjadi sebuah peluang yang
baik untuk memperoleh market yang lebih besar lagi.
6) Melebarkan Akses Sumber Daya. CSR jika dikelola dengan baik akan menjadi
sebuah keunggulan bersaing bagi perusahaan yang nantinya dapat membantu
perusahaan dalam memperlancar jalan untuk mendapatkan sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan.
7) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator Perusahaan yang melakukan CSR
pada umumnya akan turut meningkatkan beban pemerintah sebagai regulator.
8) Mereduksi Biaya. Program CSR juga dapat menghemat biaya perusahaan seperti
misalnya melakukan program CSR yang berkaitan dengan lingkungan dengan
menerapkan konsep daur ulang dalam perusahaan.
9) Peluang Mendapatkan Penghargaan Perusahaan yang memberikan kontribusi
yang besar bagi masyarakat luas dan lingkungan sekitar melalui program CSR
akan berpeluang lebih besar untuk memperoleh sebuah penghargaan.

2.3 Kegiatan CSR


Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu: a) Pengembangan kapasitas SDM
di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan masyarakat sekitarnya, b)
Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan, c)
Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak
dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik, d) Perbaikan tata kelola
perusahaan yang baik, e) Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial serta
budaya.

III. Transparansi dan Profesional


3.1 Transparansi
Bushman & Smith (2003, p. 76) mendefinisikan transparansi perusahaan sebagai
ketersediaan relevansi yang tersebar luas, informasi yang dapat dipercaya mengenai
kinerja perusahaan dalam suatu periode yang terkait, posisi keuangan, kesempatan
investasi, pemerintah, nilai dan risiko perusahaan dagang yang bersifat umum. Dalam
tingakatan negara, Bushman, Piotroski, dan Smith (2004) mengidentifikasikan dua jenis
transparansi perusahaan yaitu transparansi keuangan dan transparansi pemerintah.
Transparansi keuangan tingkat negara disusun berdasarkan intensitas pelaporan
perusahaan, waktu pelaporan, jumlah analisis, dan media penyebarannya.

3.2 Profesional
Berikut adalah beberapa peran akuntansi professional terkait prinsip pengungkapan
dan transparansi : a) Akuntan manajemen mempunyai peranan dalam menyiapkan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, serta memastikan
perusahaan menyampaikan informasi yang transparan, akurat, dan tepat waktu ke
pemegang saham dan pemangku kepentingan. b) Akuntan manajemen membantu Direksi
dan satuan tugas terkait dalam merancang dan mengimplementasikan system informasi
dan sistem pengendalian internal yang mendorong keterbukaan terhadap pemegang
saham. c) Auditor internal secara berkala melakukan pengujian atas pengendalian
internal serta melaporkan hasilnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris (juga Komite
Audit). d) Akuntan profesional sebagai anggota Komite Audit, membantu Dewan
Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas system pelaporan keuanang, sistem
penegndalian internal dan manjamen risiko perusahaan serta ketaatan terhadap aturan
yang berlaku, termasuk aturan terkait pengungkapan dan tranparansi.

3
IV. Budaya Perusahaan
Menurut Nawawi (2003:283) yang dikuti dari Cushway B. dan Lodge D., “budaya
organisasi adalah suatu kepercayaan dan nilai yang menjadi falsafah utama yang dipegang
teguh oleh anggota organisasi dalam menjalankan atau mengoperasionalkan kegiatan
organisasi”. Menurut Triguno (2000:184) menyatakan “budaya organisasi adalah campuran
nilai kepercayaan dan norma yang ditetapkan sebagai pola prilaku dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh definisi secara umum budaya perusahaan
adalah sistem nilai yang diyakini oleh semua anggota perusahaan yang dipelajari, diterapkan,
serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi ebagai sistem perekat, dan dapat
dijadikan acuan berperilaku dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.

V. Pelanggaran Etika Bisnis


Etika bisnis dan konsep good corporate governance merupakan hubungan
berkesinambungan antara keduanya. Pelanggaran atas Kode Etik merupakan hal yang serius,
bahkan dapat termasuk kategori pelanggaran hukum.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak menerapkan etika dalam
bisnis, yaitu:
1) Mementingkan keperluan pribadi
Sikap serakah yang dimiliki seseorang dapat menjadikan ia rela melakukan apapun
demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga ia bisa saja melakukan pelanggaran
terhadap etika bisnis. Demi memuaskan keinginannya, ia tidak akan memperdulikan apa
yang ia lakukan, apakah itu merugikan perusahaan maupun masyarakat.
2) Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis semakin keras.
Sering kali hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan
usaha dan labanya. Untuk tetap dapat mendapatkan laba yang diharapkan, perusahaan
harus menekan biaya produksi serendah mungkin dan bisa saja bahan-bahan yang
digunakan untuk proses produksi adalah bahan-bahan yang tidak layak untuk dipakai.
3) Pertentangan antara nilai perusahaan dengan perorangan
Masalah ini dapa muncul ketika perusahaan ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu
dengan menggunakan metode-metode baru yang belum ada sosialisasi sebelumnya,
sehingga para pekerja tidak dapat menerima hal tersebut.

VI. Peranan dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan: Starbucks Responsibility


Untuk memenuhi misi lingkungan serta dengan memahami isu-isu lingkungan dan
berbagi informasi dengan mitra-mitranya, Starbucks mengembangkan solusi inovatif dan
fleksibel untuk membawa perubahan, berjuang untuk membeli, menjual dan menggunakan
produk ramah lingkungan. Starbucks menanamkan tanggung jawab lingkungan sebagai nilai
perusahaan, mengukur dan memantau kemajuan untuk setiap proyek, dan mendorong semua
mitra untuk berbagi dalam misi. Ini adalah misi yang sangat ambisius, yang sebagian besar
Starbucks tampaknya telah mencapainya. Selain itu, nilai-nilai perusahaan yang telah
dipublikasikan sehingga menghiasi dinding toko di seluruh dunia serta dalam siaran pers dan
laporan tahunan. Berikut adalah nilai-nilai perusahaan Starbucks: 1) Masyarakat, 2) Sumber
Etis, 3) Lingkungan, 4) Keanekaragaman, 5) Pelanggan Wellness
Starbucks telah memenuhi tugas perusahaan tersebut, dibuktikan dari Starbucks
menyediakan karyawannya keuntungan berlimpah dan lingkungan yang menghormati hak-
hak mereka sebagai individu, tanpa memandang ras, jenis kelamin, warna, atau orientasi
seksual mereka. Starbucks menyediakan produk-produk berkualitas dan pilihan yang sehat

4
untuk para pelanggannya. Program ini untuk penjangkauan masyarakat dan pinjaman kepada
petani cara di mana Starbucks berusaha untuk melindungi masyarakat dari kesulitan ekonomi.
Tanggung jawab perusahaan Starbucks dalam bidang lingkungan dapat dilihat dalam
beberapa hal, yakni:
1) Pemproduksian Kopi dengan tetap menjaga keberlangsungan kelestarian lingkungan
dan keanekaragaman hayati.
2) Melakukan Daur Ulang dan Mengurangi Limbah
3) Bangunan Yang Ramah Lingkungan
4) Penghematan Energi
5) Konservasi Air
6) Keterlibatan masyarakat
7) Mengintegrasikan Corporate Social Responsibility (CSR)
8) Perlindungan Lingkungan

Daftar Pustaka
http://yuriaiuary.blogspot.com/2017/05/pengungkapan-dan-transparansi.html?m=1. Diakses
pada 8 November 2019. Pukul 10.00 WITA
https://yovitanera.blogspot.com/2017/07/pengaruh-etika-bisnis-terhadap-good.html. Diakses
pada 8 November 2019. Pukul 10.05 WITA
https://www.kompasiana.com/christine95490/5b3fad1116835f37a01bbc32/pelanggaran-
etika-bisnis?page=2. Diakses pada 8 November 2019. Pukul 10.10 WITA
https://www.researchgate.net/publication/318985527_Analisis_Hubungan_Peranan_Budaya_
Perusahaan_terhadap_Penerapan_Good_Corporate_Governance_pada_PT_Aneka_Ta
mbang_Tbk. Diakses pada 8 November 2019. Pukul 10.15 WITA
http://gwadamakbar.wordpress.com/2012/01/24/pengertian-corporate-social-responsibility-
csr/. Diakses pada 8 November 2019. Pukul 10.25 WITA

Anda mungkin juga menyukai