Anda di halaman 1dari 17

“RUANG LINGKUP DAN STRUKTUR ORGANISASI USAHA

PERHOTELAN”

AKUNTANSI HOTEL

Dosen Pengampu : Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.Si., Ak

Nama Kelompok V:

Ni Kadek Ayu Jumariati 1707532005/04


Ida Ayu Aprilia Puspita Dewi 1707532026/23
Made Ayu Dhyani Paramita 1707532029/26

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
2.1 Pengertian Hotel
Hotel merupakan salah satu jenis usaha penyediaan akomodasi. Usaha akomodasi adalah
usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan
pariwisata lainnya. Hotel Proprietors Act (1956) menjelaskan hotel adalah suatu perusahaan
yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya
perjanjian khusus. Grolier Electronic Publishing Inc. (1995) mengemukakan bahwa hotel adalah
usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain
untuk umum. AHMA (American Hotel & Motel Association) menyebutkan bahwa hotel adalah
suatu tempat yang menyediakan tempat menginap, makanan dan minuman, dan pelayanan
lainnya untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/MH.001/MPEK/
2013, tentang Standart Usaha Hotel menyebutkan hotel adalah usaha penyedian akomodasi
berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan
makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Keputusan Menparpostel NO.KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang
peraturan usaha dan penggolongan hotel menyebutkan hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan
dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi unum yang dikelola secara komersial.
Sedangkan, penginapan atau losmen adalah suatu usaha komersial yang menggunakan sebagian
atau seluruh dari bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan sewa kamar untuk menginap. Dengan demikian bedanya dengan hotel adalah
penginapan tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
Dari seluruh rumusan dan pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan hotel adalah suatu
badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan didalamnya terdapat beberapa unsur pokok yang
terkandung dalam pengertian hotel, yaitu:
a) Suatu jenis akomodasi.
b) Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada.
c) Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan,
d) Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya.

2
e) Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu dan manyarakat umum yang
menginap.
f) Berfungsi sebagai tempat sementara.
g) Dikelola secara komersial.

Berdasarkan peraturan menteri kebudayaan dan pariwisata No.PM.86/HK.501/MKP/2010


tentang tata cara pendaftaran usaha penyediaan akomodasi, menjelaskan bidang usaha
penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha: hotel, villa, pondok wisata, bumi perkemahan,
persinggahan karavan, dan motel.
a) Hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam 1 (satu)
bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan
hiburan serta fasilitas lainnya.
b) Villa adalah penyediaan akomodasi berupa keseluruhan bangunan tunggal yang dapat
dilengkapi dengan fasilitas, kegiatan hiburan, serta fasilitas lainnya.
c) Pondok wisata adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang
dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan
kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari
pemiliknya.
d) Bumi perkemahan adalah penyediaan akomodasi di alam terbuka dengan menggunakan
tenda.
e) Persinggahan karavan adalah penyediaan tempat untuk kendaraan yang dilengkapi
fasilitas menginap di alam terbuka dapat dilengkapi dengan kendaraannya.

Dalam rangka meningkatkan daya saing destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki
keindahan alam, keragaman budaya, dan populasi muslim terbesar di dunia, maka pemangku
kepentingan industri pariwisata yang terdiri dari pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI),
swasta dan seluruh elemen masyarakat, bekerjasama untuk mengembangkan usaha pariwisata
syariah. Usaha pariwisata syariah merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah
ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan
ketentuan syariah. Salah satu usaha untuk merealisasikan pariwisata syariah maka dibuatkanlah
nota kesepahaman antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Dewan Syariah
Nasional dan Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor NK. 11 KS.001/W.PEK 2012, dan

3
Nomor B-459/DSN-MUIYXII2012 tentang Pengembangan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah,
perlu dilakukan pengaturan mengenai penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah.
Usaha hotel terdiri dari beberapa jenis operasi yang berbeda yang menyediakan produk dan
jasa pada klien atau tamu. Ada beberapa karakteristik dari usaha hotel (Gray, 1996), yaitu:
a) Usaha musiman (seasonality of business), yang ditunjukkan dengan fluktuasi dalam
volume penjualan pada saat peak season dan off season.
b) Mempunyai mata rantai distribusi dalam rentang waktu yang pendek. Seperti dalam
operasi jasa makanan, dimana bahan mentah diolah menjadi produk jadi kemudian dijual
dan menjadi kas dalam waktu yang relatif singkat, sehingga investasi pada persediaan
nilainya sangat kecil (rata-rata berkisar antara 5% dari total aktiva).
c) Merupakan industri yang menggunakan tenaga kerja secara intensif. Fasilitas pelayanan
selama 24 jam, pemberian pelayanan yang cepat, dan mengutamakan kepuasan tamu.
Sehingga, beban gaji merupakan elemen utama dalam kos penjualan.
d) Investasi pada industri hotel sebagian besar dalam aktiva tetap, seperti kos konstruksi,
furniture, elektronik dan lain-lainnya (biasanya berkisar 55%-85% dari total aktiva).

2.2 Jenis dan Penggolongan Usaha Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokan hotel kedalam
berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat
dikelompokan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhanya, namun ada beberapa kriteria
yang dianggap paling lazim digunakan. Pengelompokan atau pengklasifikasi hotel didunia
berlainan antara negara satu dengan negara lain. Sebagai contoh:
a) Negara Tiongkok menggunakan klasifikasi: Tourist class, standart & super class.
b) Negara Bulgaria, Kolombo, Equador, Syria, Kuwait menggunakan klasifikasi hotel kelas
A, B, C, D dan E.
c) Indonesia pada tahun 1977, dengan keputusan Menparpostel No. PM.10PW.301/Pdb-77
tentang usaha dan klasifkasi hotel yang direvisi terakhir dengan Peraturan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No PM.S3 HM. OO 1 MPEK/2013, tentang Standar
Usaha Hotel.
Hotel bintang dikelompokan kedalam 5 (lima) kelas hotel bintang, yaitu:
- Bintang satu,
- Bintang dua,

4
- Bintang tiga,
- Bintang empat, dan
- Bintang lima.
- Hotel nonbintang dapat disebut hotel melati.
Standart usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi atau penggolongan usaha hotel yang
mencakup:
1) Aspek produk,
2) Aspek pelayanan, dan
3) Aspek pengelolaan hotel.
Penilaian standart usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas hotel bintang
dan nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak mutlak. Kritera
mutlak dan tidak mutlak ditetapkan olch menteri dan penilaian dapat dilakukan secara mandiri
dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata. LSU bidang pariwisata adalah
lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh LSU Pariwisata yang ada dan terdaftar
di PHRI Bali adalah LSU-Pariwisata Bali Mandiri.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/HM.001 MPEK/2013,
menetapkan kriteria mutlak hotel bintang, meliputi:
a) Aspek produk, yang terdiri dari 12 unsur dan 15 sub unsur
b) Aspek pelayanan, meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur
c) Aspek pengelolaan, meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur
Sedangkan kriteria tidak mutlak hotel bintang meliputi:
a) Aspek produk, yang terdiri dari 32 unsur dan 147 sub unsur
b) Aspek pelayanan, meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur
c) Aspek pengelolaan, meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur
Penilaian hotel bintang menggunakan rentang nilai, sebagai berikut:
a) ≥ 936 untuk kelas hotel bintang lima
b) 728-916 untuk kelas hotel bintang empat
c) 520-708 untuk kelas hotel bintang tiga
d) 312-500 untuk kelas hotel bintang dua, dan
e) 208-292 untuk kelas hotel bintang satu.

5
Tujuan klasifikasi atau penggolongan hotel secara umum adalah:
1) Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepuasan tamu.
2) Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan masyarakat,
baik untuk keselamatan, keschatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dan
pelestarian lingkungan hidup.
3) Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya dibidang usaha
perhotelan apakah pada hotel berbintang atau melati.
4) Agar tercipta suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
5) Supaya tercipta keseimbangan antara permintaan (supply) dan penawaran (demand) dalam
usaha perhotelan.
Fasilitas usaha hotel sebagai bagian integral dari usaha pariwisata, yang merupakan usaha
akomodasi yang dikomersialkan, meliputi:
- Kamar tidur (kamar tamu)
- Makanan dan minuman
- Pelayanan penunjang lain, seperti tempat rekreasi, fasilitas olah raga, fasilitas laundry
dan sebagainya.
Fasilias-fasilias hotel dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh tamu yang menginap di hotel
selama 24 jam atau tergantung jenis hotelnya. United State Lodging Industry membagi hotel
menjadi beberapa jenis berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:
1) Transient hotel
Hotel ini biasanya beriokasi di tengah kota. Kepentingan tamu menginap sebagian besar
adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2) Residential hotel
Hotel ini pada dasamya merupakan rumah-rmah berbentuk apartemen dengan kamar-
kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan.Hotel ini menyediakan
kemudahan-kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke kamar, dan
pelayanan kebersihan kamar.

6
Dilihat dari lokasi hotel, maka hotel dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Resort hotel
Hotel ini pada umumnya beriokasi di tempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-
tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya.
2) City Hotel
Hotel ini pada umumnya berlokasi ditengah kota, dan ruang serta fasilitas konferensi
untuk tamu-tamunya.
Dilihat dari jaringan pemasaranya, hotel dapat di kelompokan menjadi beberapa kelompok
hotel:
a) Jaringan hotel intemasional (international hotel chains)
Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan internasional sehingga pemasaran dan
fasilitas antara jaringan hotel dalam satu group sama.
b) Jaringan hotel nasional (national hotel chains)
Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan nasional sehingga pemasaran dan fasilitas
antara jaringan di satu group akan sama.
c) Hotel yang dikelola secara independen
Hotel yang dimiliki secara personal sehingga dari segi pemasaran dan pengelolaannya
tergantung dari pemiliknya.
Perbedaan utama ke tiga (3) kelompok terscbut ada pada produk yang dihasilkan, yang
memberikan kekuatan bagi konsumen dan pengelola secara sendiri-sendiri untuk mempengaruhi
permintaan dan penawaran. Dilihat dari tipe harga kamar (plan) yaitu penetapan harga kamar
yang dikaitkan dengan penyediaan makanan dan minuman bagi taru, maka hotel dikelompokan
menjadi:
a) European Plan (EP)
European Plan adalah sistem penetuan harga sewa kamar belum termasuk harga makanan.
Jika ada tamu ingin makan,dan minum maka tamu dapat menggunakan fasilitas restaurant di
hotel dan minuman dibebankan tersendiri diluar harga sewa kamar.
b) American Plan (AP)
American Plan adalah penetuan harga sewa kamar sudah termasuk harga makanan sebanyak
dua atau tiga kali yang disajikan kepada tamu,tanpa memperhatikan apakah tamu tersebut makan
atau tidak. Sistem American Plan dapat dibedakan menjadi dua:

7
(a) Full American Plan adalah harga sewa kamar hotel sudah termasuk harga sewa kamar
ditambah harga tiga kali makan, yaitu: breakyast, lunch dan dinner.
(b) Modifed American Plan adalah harga sewa kamar hotel sudah termasuk harga sewa kamar
ditambah harga makan dua kali, yaitu: breakfast dengan lunch atau brealyast dengan
dimner.
c) Continental Plan (CP)
Continental Plan adalah harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar ditambah harga makan
satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan brealyfast yang disediakan adalah makanan continental.
d) Bermuda Plan (BP)
Bermuda Plan adalah harga sewa kamr hotel sudah termasuk harga kamar ditambuh harga
makan satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan brealfast yang disediakan adalah makanan ala
American atau English.
Kebanyakan hotel kecil, dikelola secara langsung oleh pemiliknya, tetapi pada hotel besar
terdapat pemisahan antara pengelola dan pemiliknya. Dilihat dari kepemilikan dan
manajemenya, hotel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Propretary ownership adalah hotel yang tidak mempunyai hubungan kepernilikan atau
pengelolaanya, dan tidak berinduk pada perusahaan
2) Franchise adalah hotel yang pengelolaanya memakai cara atau pola yang diciptakan serta
dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel
3) Management Contract adalah hotel yang pemiliknya membeli jasa. pengelolaan dari
perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian awal.
Kegiatan utama dari suatu hotel adalah menyewakan kamar kepada tamu. Untuk bisa
memberikan kepuasan kepada tamu keadaan kamar yang disewakan harus ada dalam keadaan
bersih, nyaman, menarik, dan aman. Jenis-jenis kamar pada hotel dilihat dar jumlah fasilitas
tempat tidur di kamar pada dasamya dapat dibedakan menjadi:
a) Single room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
berukuran single untuk satu orang.
b) Twin room adalah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur
untuk dua orang tamu berukuran single.
c) Double room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
berukuran besar (double) untuk dua orang.

8
d) Double- Double room adalah kamar untuk empat orang yang dilengkapi dua kamar dengan
dua buah tempat tidur berukuran double untuk dua orang.
e) Triple Room adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah dengan extra
bed.
Adapun jenis kamar menurut harga atau tarif dan fasilitas yang ada dikamar dapat dibedakan
menjadi:
1) Standard Room
2) Superior Room
3) Moderate Room
4) Suite Room adalah kamar yang terdini dari dua bagian, yaitu kamar tidur untuk dua orang
ditambah rang tamu, rang makan, dan sebuah dapur kecil.
5) Penthouse
6) Junior suite room, adalah sebuah kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu.
7) Excecutive/President suite room adalah kamar yang terdiri dari tiga karar besar, yaitu kamar
tidur, kamar tamu, ruang makan, dan sebuah dapur kecil.
Dari segi status, pihak pengelola hotel dapat dibagi menjadi:
a) Hotel owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.
b) Hotel operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional kegiatan hotel.
c) Hotel franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan
operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini hotel
owner.
Berdasarkan klasifikasi hotel berbagaitipekategori sepertiyang telah dijelaskan maka secara
mudah dapat dilihat pada table dibawah ini :

9
2.3 Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa, Amerika dan Indonesia

2.3.1 Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika


Kata hotel dulunya berasal dari kata Hospitium (bahasa Latin) artinya ruang tamu. Dalam
jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara Guest Room dan Masion House yang berkembang pada saat itu, maka

10
rumah-rumah besar disebut hostel. Kata hostel lambat laun huruf "s" padakata hostel tersebut
menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kata hostel berubah menjadi hotel. Pada tahun
3000 Sebelum Masehi telah ada penginapan pertama yang dikenal sekarang.berbentuk "inn",
yaitu numah-rumah pribadi dengan beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki untuk
istirahat atau tidur. Kemudian tahun 961 Sesudah Masehi, di Swiss-Alpine, Augustinian Monks
membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice yang diperuntukkan bagi orang yang
berziarah dari dan ke Roma.
City Hotel dibangun pertama kali di New York pada tahun 1794. Tahun 1800-an, Amerika
menjadi negara pengembang usaha hotel yang utama, tapi karena harganya mahal hanya kaum
hartawan yang dapat menikmati menginap di hotel mewah bergaya Eropa. Kemudian pada tahun
1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan
lobby dan menyediakan kamar privat dengan pintu kamar dipasang kunci pengaman. Awal tahun
1990-an, pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh Ellsworth M. Statler,
seorang operator hotel Amerika, yang melengkapi kamar dengan kamar mandi privat dan kaca
rias yang lebar. Pada pertengahan tahun 1900-an, mulai berkembangnya hotel-hotel yang
dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel (individu atau suatu perusahaan yang
memiliki beberapa hotel).

2.3.2 Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia


Pada jaman penjajahan Belanda sudah ada usaha akomodasi yang dikelola secara
komersial, tapi belum dikelola secara modem, seperti:
- Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi tahun 1937
dan selesai tahun 1939.
- Hotel Preanger dibangun tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 menjadi hotel
yang lebih terkonsep.
- Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan tahun 1898 oleh Aeint
Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan pejabat
pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi pada tanggal 14 Desember 1957
diambil alih Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel Dharma Bhakti, kemudian
diubah lagi menjadi Hotel Dharma Deli.

11
- Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro – Yogyakarta didirikan tahun 1908 dan
beroperasi taiun 1911, kemudian setelah renovasi diganti menjadi Hotel Garuda.

2.4 Struktur Organisasi Hotel dan Departemen Hotel


Prinsip-prinsip pengelolaan manajemen hotel pada hakekatnya sama dengan prinsip-prinsip
manajemen organisasi perusahaan pada umumnya. Prinsip-prinsip pengelolaan manajemen hotel
didasarkan pada falsafah dan gaya manajemen yang dimiliki oleh pemilik dan manajemen hotel.
Falsafah dan gaya manajemen yang bersifat konservatif atau agresif akan dijadikan sebagai suatu
dasar untuk menetapkan visi dan misi perusahaan.
Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan dimasa
mendatang. Sedangkan misi adalah suatu pernyataan tentang usaha hotel. Berdasarkan visi dan
misi tersebut, maka hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk
kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti:
1) Pangsa pasar yang dituju
2) Jenis produk yang dihasilkan
3) Standart produk yang dihasilkan
4) Keuntungan yang ingin dicapai
5) Pola hubungan antara perusahaan dengan karyawan, pemasok, komunitas, dan
masyarakat disekitarnya.
Struktur organisasi menunjukan suatu tingkatan hirarkis, dimana dari struktur organisasi
tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada dihotel, hubungan antara bagian dihotel serta
hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara satu hotel dengan
hotel lain mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk layanan yang sama,
yaitu: sewa kamar, makanan, minuman, sport, kasino, golf, karaoke dan produk lainnya. Akan
tetapi bentuk dan luas organisasi hotel akan berbeda antara satu hotel dengan hotel yang lainnya.
Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan:
1) Type dan jenis hotel
2) Size hotel (besar atau kecil)
3) Fisik bangunan hotel
4) Kemampuan tenaga kerja yang ada didalamnya.
5) Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan.

12
Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel, semakin besar dan lengkap
fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin komplek. Berdasarkan struktur organisasi
dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan. Struktur
organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti: marketing,
accounting, personel, dan produksi. Stuktur organisasi merupakan bagan organisasi dan rantai
perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi didalamnya mendapatkan informasi:
1) Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta
tanggungjawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan
komplain sesuai rantai.
2) Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan di
struktur organisasi.
3) Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur intruksi.
4) Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan seksi-
seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing departemen dan
seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi.
Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (Job Analysis) yang terdiri dari:
1) Uraian tugas (Job Description)
2) Standart manual pekerjaan (Standart operational procedure/SOP)
3) Spesifikasi jabatan (Job Specification)
Job description menggambarkan kewajiban dari masing-masing posisi. Prosedur manual
SOP (standart operational procedore) memberikan gambaran bagaimana pekerjaan atau
kewajiban akan dilaksanakan. Struktur jabatan yang ada dihotel, seperti:
a) Manajer: General Manajer, Resident Manajer
b) Head/Manajer Departement: Room, Food & Beverage, Accounting. Maintenance &
Engineering.
c) Chef: Kitchen, Pastry
d) Assistant manajer
e) Supervisor
f) Staff

13
Departemen dalam Hotel
Room Departement:
1) Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
2) Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar.
3) Housekeeping, berfungsi daiam masalah penyiapan dan pembersihan kamar.
4) Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu atau agen.
5) Bellboy, berfungsi memberikan pelayanan mengantar dan membantu tamu membawa
barang.
6) Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon
Food & Beverage Departement:
a) Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F & B produksi.
b) Steward, berfungsi membantu cook dan membersihkan peralatan di dapur.
c) Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas pada F & B
service.
Accounting Departement:
a) General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan
bertugas pada back office.
b) Income Auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung
c) Credit, berfungsi melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja jawab atas
pengendaliannya.
d) Staff (Account Receivable, Account Payable), berfungsi membantu administrasi piutang
dan hutang.
e) Bookkeeper, berfungsi membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi serta
menyusun laporan keuangan.
Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel.
Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel.
Minor Departement:
a) Operator, berfungsi memberikan pelayanan telepon.
b) Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry.
c) Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olahraga
d) Sauna dan lain-lain

14
Fungsi lain:
a) Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel.
b) Security, berfungsi menjaga keamanan hotel.
c) Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar.
Wygant et. al (2008), membagi struktur organisasi dalam hotel menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Hotel kecil,
b) Hotel sedang,
c) Hotel besar.
Ketiga struktur organisasi tersebut dapat di lihat pada Gambar. Secara garis besar
pengelompokan ke hotel kecil, sedang, dan besar bergantung pada jumlah kamar yang dimiliki
oleh hotel.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A G.P, Suprasto, H Bambang., Aryanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

17

Anda mungkin juga menyukai