Anda di halaman 1dari 28

RMK AKUNTANSI HOTEL

“AKUNTANSI MANAJEMEN, ANALISIS RASIO, BEP DAN STATISTIK”


Dosen : Dr. Henny Triyana Hasibuan, S.E., M.Si., Ak

Oleh Kelompok 11:

Ni Wayan Cempaka Dewi (1807531228)


Pande Gde Raka Sanjaya (1807531232)
Putu Ayu Ratih Purnama Dewi (1807531241)

Kelas EKA 443

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER BUKIT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020

i
PEMBAHASAN

14.1 Laporan Akuntansi Manajemen Hotel

Manajemen perusahaan bertanggungjawab penuh terhadap penggunaan berbagai


sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Manajemen perusahaan merupakan gabungan
dari para pengelola perusahaan yang terdiri dari komisaris, direktur, manajer, dan
karyawan kunci dari suatu perusahaan. Tanggung jawab utama manajemen perusahaan
adalah: 1) menjamin operasi perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien, 2)
manajemen telah patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang terkait
perusahaan, dan 3) manajemen bertanggungjawab atas penyajian laporan keuangan yang
handal. Pertanggungjawaban dan penggunaan sumber daya perusahaan dapat tercapai
melalui fungsi atau proses manajemen yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas:

a) Perencanaan (planning). Manajemen hotel harus bisa membuat perencanaan,


mengidentifikasi strategi, dan metode untuk mencapai tujuan perusahaan.
b) Pengorganisasian (organizing). Manajemen hotel harus bisa mengatur sumber daya
yang dimiliki, mengembangkan struktur, tugas, wewenang, dan tanggungjawab
masing-masing bagian untuk mencapai tujuan perusahaan.
c) Pengarahan dan motivasi (directing/leading). Peran ini terkait dengan aktivitas
operasional dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan demi
kelancaran aktivitas perusahaan. Aktivitas ini dapat berupa penugasan secara tepat
kepada karyawan, proses penyelesaian masalah rutin, penyelesaian konflik, dan
komunikasi karyawan antar bagian.
d) Pengendalian (controlling). Proses ini terkait aktivitas manajerial untuk memonitor
implementasi pernecanaan dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.
Pengendalian tercapai jika ada umpan balik antara informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan untuk
melkasankan rencana.

Manajemen atau pengelola perusahaan dapat menjalankan perannya secara baik jika
dibantu oleh informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu
para manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Manajer dan
1
karyawan memanfaatkan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja.

Akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem yang biasa disebut sistem
informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan suatu
sistem informasi yang memproses input menjadi output yang digunakan oleh manajemen
untuk melakukan atau melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Karena begitu banyaknya fungsi-fungsi
manajemen maka tidak ada suatu kriteria formasi dan tunggal yang menjelaskan tentang
output informasi maupun input dan proses sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria
bersifat fleksibel dan bergantung pada tujuan tertentu yang ingin dicapai manajemen.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan akuntansi manajemen seperti:

a) Laporan akuntansi manajemen tidak terikat pada kaidah yang ditentukan dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
b) Laporan akuntansi manajemen lebih menekankan pada relevansi informasi yang
dihasilkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c) Laporan akuntansi manajemen tidak hanya didasarkan pada data historis tapi juga
meliputi penafsiran serta prediksi di masa yang akan datang.
d) Laporan akuntansi manajemen tidak semata-mata melaporkan informasi dalam
satuan unit uang, tetapi juga meliputi satuan ukur yang lain.

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaporan akuntansi manajemen meliputi hal-hal
sebagai berikut:

a) Mengukur dan menilai kinerja suatu unit, departemen atau organisasi secara
keseluruhan.
b) Memberikan informasi kepada manajemen secara cepat dan akurat dalam rangka
pengambilan keputusan.
c) Membantu manajemen dalam menentukan atau menyusun perencanaan.
14.2 Laporan Internal Manajemen Hotel

Laporan internal manajemen hotel berisi informasi rinci meliputi waktu dan
produk tertentu, pelanggan, departemen atau untuk seluruh hotel atau departemen tertentu.
Laporan dapat berisi hasil operasional kegiatan hari atau minggu sebelumnya atau dapat
berisi informasi yang diperlukan untuk merencanakan hari atau Minggu berikutnya.
Laporan harian dan mingguan digunakan secara internal sebagai alat manajemen untuk
melakukan perencanaan, pengarahan, pengawasan, dan pengendalian, sedangkan laporan
bulanan digunakan sebagai alat manajemen untuk melaporkan hasil keuangan bulanan
yang mencakup 5 laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas,
perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan internal manajemen hotel sangat penting dan berharga bagi para manajer
operasi. Laporan internal manajemen hotel dapat digunakan sebagai panduan atau alat
manajemen dalam mengelola operasi sehari-hari. Jika seorang manajer operasi hotel
memahami laporan tersebut, dia dapat menggunakannya untuk meningkatkan atau
melakukan perubahan operasi hotel. Laporan internal manajemen hotel dari sisi waktu
dapat berupa laporan harian, mingguan, dan triwulan.

1) Daily report

Laporan harian, menyediakan informasi tentang pendapatan dan biaya tenaga kerja.
Nama dan format laporan tersebut bisa berbeda antara hotel satu dengan hotel lainnya,
namun isinya tetap sama. Laporan tersebut berfokus pada penyediaan hasil operasi yang
sebenarnya untuk hari ini dan hari sebelumnya dan membandingkan hasil tersebut dengan
perkiraan, anggaran, informasi bulan sebelumnya, informasi tahun lalu.

2) Daily revenue report

Laporan ini dibuat oleh night audit atau income audit dengan mengumpulkan dan
menyajikan semua Informasi operasi hari sebelumnya. Laporan pendapatan harian dapat
disebut juga laporan sales & occupacy report, daily revenue report, atau gross revenue
report tergantung manajemen hotel menyebutnya. laporan pendapatan harian memuat (1)
Hotel
daily revenue department, (2) Hotel daily room statistics, (3) Restaurant and banquaets
summery, dan (4) Hotel market segment information.

Laporan pendapatan harian banyak memuat informasi, jika mau menganalisisnya


secara mendalam titik laporan pendapatan harian berisi data yang lengkap dan rinci.
Setiap manajer departemen hotel harus fokus pada informasi operasi di departemennya.
Selain itu, manajer departemen akan terbiasa dan fokus pada trend, prakiraan dan
anggaran ,aktivital aktual, dan kondisi di departemennya. Manajer departemen Front
office dan Housekeeping akan fokus pada laporan penjualan kamar dan statistiknya.
Manajer restoran, lounge, dan catering akan memperhatikan penjualan makanan dan
minuman serta statistiknya. Bekerja dengan laporan pendapatan harian akan
memungkinkan manajer perhotelan memahami lebih baik hasil operasi departemennya dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan harian baik faktor internal dan eksternal
hotel.

3) Daily Labor Report

Laporan daily labor report berisi Informasi rinci dan menerangkan biaya tenaga kerja
untuk hari-hari sebelumnya. Laporan ini harus dibandingkan dengan angka anggaran atau
perkiraan untuk menentukan apakah pedoman kerja yang ditetapkan telah dipenuhi titik
setiap manajer departemen berfokus padahasil departemennyamasing-masing. Ada 2 bagian
untuk menganalisis tenaga kerja dan biaya upah 2 jam kerja dan persentase biaya upah.

i. Jam kerja dan produktivitas tenaga kerja


Jam kerja didefinisikan sebagai jumlah jam kerja 1 karyawan dalam melakukan
tanggung jawab pekerjaannya. biasanya, karyawan penuh waktu dijadwalkan untuk
bekerja selama 8 jam sehari dan 40 jam dalam seminggu. Contoh contoh rumus
dan ras yang di bisnis hotel dan restaurant, yaitu:
a. Labor Hours Per Room Sold
Rumus rumusnya adalah total jam kerja dibagi dengan total kamar yang terjual.
Pengukuran ini digunakan oleh Departemen front office dengan housekeeping
b. Rooms Cleaned or Credits Cleaned Per Shift
Rumusnya adalah total kamar yang dibersihkan dibagi dengan 1 shift (8 jam
kerja). Rumus ini digunakan oleh housekeeping.
c. Labor Hours Per Customer
Rumusnya adalah jam kerja dibagi dengan total pelanggan di restoran.
hubungan ini menggambarkan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk service
sesuai tingkat volume pelanggan.
ii. Persentase Biaya Upah
Pengukuran produktivitas ini dengan membandingkan dengan membandingkan
biaya upah dalam rupiah atau dolar dengan pendapatan yang dihasilkan dalam
rupiah atau dolar.Contoh dari persentase biaya upah,yaitu :
a. Front Office Wage Cost
Rumusnya adalah total biaya upah front office dalam rupiah atau dollar di bagi
dengan total pendapatan kamar dalam dolar.
b. House Keeping Wage Cost
Rumusnya adalah total biaya upah house keeping dalam rupiah atau dolar di
bagi dengan total pendapatan kamar dalam dolar.
c. Restaurant Wage Cost
Rumusnya adalah total biaya upah restaurant dalam rupiah atau dolar dibagi
dengan total pendapatan restaurant dalam dolar.

4) Weekly Financial Report

Laporan mingguan adalah laporan utama yang digunakan oleh manajer dari hasil
operasi dan perencanaan pendapatan dengan rentang waktu mingguan. Perencanaan
pendapatan yang diestimasi atau direncanakan mingguan, perencanaan upah mingguan,
pemostingan jadwal karyawan mingguan, dan semuaperencanaan mingguan. Laporan
mingguan harus mencakup realisasi dan perencanaan pendapatan dan upah mingguan.

Kegunaan laporan mingguan, yaitu untuk peramalan operasi mendatang mengevaluasi


dan mengkritisi operasi minggu lalu. Cara evaluasi yang digunakan yaitu 1) Manajer
melihat anggaran yang disiapkan mingguan sebagai titik awal untuk rencana mingguan
mereka, 2) Manajer meninjau laporan-laporan terbaru dan tingkat volume usaha, untuk
melihat apakah
anggaran perlu dievaluasi atau tidak (dinaikkan atau diturunkan), 3) Manajer
mempersiapkan prakiraan pendapatan dan jadwal upah untuk minggu depan berdasarkan
informasi yang diperoleh minggu lalu. Hal ini menjadi perkiraan mingguan dan akan
menjadi dokumen perencanaan utama per departemen operasi hotel. Operasional hotel
akan dilakukan setiap hari berdasarkan anggaran ini. laporan ini menjadi bagian dari
laporan mingguan tentang realisasi dan peramalan atau perencanaan.

Laporan akuntansi manajemen pada dasarnya menunjukkan perbandingan antara


anggaran dan realisasi. Dengan bentuk seperti ini, pemakai diharapkan mampu memantau
secara lebih dini adanya penyimpangan yang terjadi untuk segera mengambil keputusan
serta tindakan perbaikan. Dengan demikian, laporan akuntansi manajemen memerlukan
data proyeksi yang obyektif sehingga keputusan yang dihasilkan tidak bersifat bias.
Perencanaan dan penganggaran yang dibuat merupakan salah satu tolok ukur dalam
melakukan penilaian dan pengendalian

Perlu diketahui perencanaan atau penganggaran yang dibuat merupakan salah satu tolok
ukur dalam melakukan penilaian dan pengendalian proses pengendalian umumnya terdiri
dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Penentuan pedoman pelaksanaan pekerjaan secara tolok ukur keberhasilan suatu


pusat pertanggungjawaban.
2) Pendelegasian wewenang
3) Supervisi pelaksanaan.
4) Pengukuran kinerja.
5) Perbandingan antara anggaran dan realisasi. Selisih antara anggaran dan realisasi
diidentifikasi dan diuraikan lebih jauh dengan berbagai metode yang dapat
memberikan jalan keluar.

Tahap pengendalian diatas relatif sama dengan pengendalian di setiap industry. Hal
yang spesifik terletak pada unit organisasi serta sifat pertanggungjawaban serta tolok ukur
keberhasilan yang sesuai dengan struktur organisasi yang ada di hotel. Laporan yang
disusun berdasarkan responsibility centre dapat dipakai untuk mengevaluasi pencapaian
target bagi
setiap responsibility centre serta mendorong terjadinya peningkatan prestasi. Pihak
manajemen juga memerlukan laporan hasil aktivitas dalam satu periode dimana laporan
ini digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan strategis dan sebagai tolak ukur
dalam pengambilan keputusan titik adapun laporan yang dihasilkan :

1) Laporan analisis manajemen keuangan (rasio-rasio) yang terdiri dari , laporan


laba rugi (income statement), neraca ( balance sheet), laporan arus kas (
statement of cash flow).
2) Laporan Departemental, yang menjelaskan tentang hasil aktivitas dalam satu
periode untuk masing-masing Departemen operasi dan Departemen pendukung
(overhead). Laporan ini digunakan sebagai informasi pendukung untuk laporan
keuangan.
3) Statistik yaitu laporan yang memberikan informasi tentang jumlah kamar yang
tersedia dijual (room available), jumlah tingkat hunian (room occupied),
persentase tingkat hunian (% of occupancy),harga jual kamar rata-rata (average
room rate) , jumlah tamu yang menginap (a number of guest),dan informasi
lainnya. informasi tentang statistik Hotel bisa dilihat pada daily of sales.

Analisis dan interpretasi laporan keuangan oleh manajemen berarti melihat berbagai
bagian dari laporan keuangan, kaitan bagian satu dengan bagian yang lain, gambaran
keuangan Hotel secara keseluruhan, dan membuat penafsiran yang berarti dan berguna
dari analisis yang dilakukan. analisis pengguna dan manajemen kebanyakan terkait dengan
laporan neraca dan laba rugi. Analisis laporan keuangan secara garis besar dapat
dilakukan dengan berbagai metode antara lain:

1) analisa horizontal
2) analisa vertikal
3) pengukur kesehatan dan kinerja keuangan dari berbagai persepsi
(departemental)
4) analisa ratio
14.3 Analisis Horizontal, Vertikal, dan Ratio Laporan Keuangan Hotel

1. Analisis Horisontal dan Vertikal

Laporan keuangan neraca dan laba rugi biasa disajikan untuk periode saat ini dan
periode sebelumnya. Ketika laporan disediakan dua tahun berturut-turut maka akan
terlihat perubahannya. Namun, perubahan ini mungkin tidak sejelas seperti diharapkan. Hal
ini tidak mudah untuk mental membandingkan antara dua set angka, dan itu sangat
berguna dan memiliki informasi tambahan yang tersedia untuk analisis.

Salah satu metode analisis adalah analisis horisontal. Teknik ini memerlukan
setidaknya informasi dua periode berturut-turut. Tujuannya adalah untuk menemukan
dan mengidentifikasi perubahan yang telah terjadi selama dua periode akuntansi.
Perbedaan nilai rupiah dilaporkan antara dua sub-akun atau perkiraan disetiap item baris,
subtotal, atau total, dihitung dan diidentifikasi sebagai perubahan nilai rupiah (positif/naik
atau negative/turun). Perubahan positif atau negatif dibagi dengan jumlah rupiah periode
sebelum untuk menentukan persentase perubahan.

Dalam analisis komparatif, istilah perubahan absolut dan relatif terkadang


digunakan. Sebuah perubahan mutlak menunjukkan perubahan rupiah dari satu periode ke
periode berikutnya. Perubahan relatif adalah perubahan mutlak dinyatakan sebagai
persentase. Alat analisis lain atas informasi neraca adalah analisis vertikal common-size.
Metode atau alat ini bisa untuk menganalisis laporan neraca satu periode akuntansi. Total
aset memiliki nilai 100 persen dan nilai numerik dari setiap item yang dikonversi
merupakan bagian pecahan dari total aset. Setiap bagian dari neraca, seperti aktiva lancar,
aktiva tetap, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, atau ekuitas kepemilikan dapat
dikonversi ke format common- size atau bentuk vertikal dan dianalisis secaraterpisah.
Setiap kewajiban lancar adalah bagian dari total kewajiban dan ekuitas, analisis vertikal
common-size kewajiban lancar akan mengungkapkan setiap kewajiban lancar individu
sebagai persentase dari total kewajiban lancar dan ekuitas.
Hal yang menarik perhatian pembaca dan menimbulkan pertanyaan adalah
perubahan proporsionalnya. Perhatian mungkin juga terjadi pada rekening lain di mana
perubahan besar telah terjadi. Teknik analisis vertikal ukuran umum sangat berguna ketika
membandingkan dua perusahaan yang ukurannya dan / atau tingkat usaha yang sangat
berbeda sehingga jika
menggunakan teknik analisis lain yang kurang tepat. Mana yang lebih disukai, apakah
analisis horizontal atau analisis vertikal common-size. Biasanya ada salah satu analisis
yang disukai pengguna laporan keuangan, terutama yang mengalami perubahan besar.
Namun, kadang-kadang salah satu teknik analisis akan mengidentifikasi perubahan tetapi
teknik lainnya tidak bisa menunjukkannya. Perubahan penting harus memancing
pertanyaan. Jawaban pertanyaan mungkin dapat membantu dalam menjalankan bisnis
secara lebih efektif. Fokus analisis vertikal dan horizontal dapat dilakukan pada laporan
neraca dan laba rugi. Analisis pada neraca digunakan untuk melihat keefektif an
penggunaan aset usaha hotel. Analisis vertikal dan horizontal pada laporan labarugi terkait
pengendalian operasional harian usaha hotel.

2. Pengukuran Kinerja Berbagai Persepsi dan Laporan Departemental

Pada usaha hotel pendapatan dapat diperoleh dari beberapa departemen. Contoh
pendapatan dari penjualan kamar, makanan, minuman, dan pendapatan dari minor
departemen lainnya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari masing-masing kepala
departemen, maka dibuatkanlah laporan per departemen. Laporan per departemen
difungsikan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer departemen atas operasi
departemennya dan ini merupakan salah salah satu bentuk akuntansi pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada prinsip bahwa kepala departemen atau
manajer harus bertanggung jawab atas kinerja dan kinerja bawahanya atau karyawan di
departemen mereka. Ada dua tujuan untuk mendirikan pusat tanggung jawab:

a. Bentuk pendelegasian wewenang tanggung jawab manajemen tingkat atas kepada


kepala departemen, sehingga kepala departemen dapat mencapai tujuan operasi
departemen dan sesuai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
b. Menyediakan alat dan informasi bagi manajemen tingkat atas (umumnya informasi
akuntansi) untuk mengukur kinerja setiap departemen dalam mencapai tujuannya.
Usaha hotel yang menerapkan pertanggungjawaban akuntansi akan
mengidentifikasi departemen-departemen sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat
laba, atau bahkan sebagai pusat investasi. Departemen pusat biaya adalah departemen
yang tidak menghasilkan pendapatan. Jadi, departemen ini bertanggung jawab atas biaya
yang ada di departemennya
saja. Departemen pendapatan adalah departemen yang menerima pendapatan tetapi
memiliki biaya langsung yang sedikit. Contohnya sebuah resort hotel yang menyewakan
sebagian besar lantai ruangnya untuk pedagang ritail. Pendapatan sewa pendapatan bagi
departemen tersebut dan hampir semuanya adalah adalah laba. Departemen pusat laba
adalah departemen yang menghasilkan pendapatan dan juga mengeluarkan biaya langsung
dengan pendapatnya. Contohnya adalah departemen kamar, makanan, dan minuman.
Dengan demikian, manajer departemen pusat laba bertanggung jawab atas pendapatan dan
biaya yang dikeluarkan di departemen tersebut. Berikut adalah contoh laporan
departemental yang ada di usaha hotel.

3. Analysis Liquidity Ratios

Rasio likuiditas mengukur kemampuan operasi hotel untuk kemampuan perusahaan


untuk memenuhi kewajiban keuangan pada ditagih. Pemilik dan pemegang saham menyukai
rasio likuiditasnya rendah karena investasi-investasi pada aset lancar mungkin kurang
produktif dibanding investasi-investasi pada aktiva tidak lancar (aktiva tetap dan investasi
jangka panjang lainnya). Tetapi, kreditor lebih menyukai rasio likuiditasnya tinggi karena
asio tinggi setidaknya memberi jaminan bahwa hotel mampu memenuhi kewajiban jangka
pendek yang akan jatuh tempo. Manajemen hotel terjebak ditengahnya dengan berusaha
memuaskan memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau keduanya,
yaitu kreditor dan investor. Tetapi pada saat bersamaan manajemen harus mempertahankan
modal kerja yang memadai dan likuiditas yang cukup sehingga operasi perusahaan dapat
berjalan dengan lancar.

a. Current Ratio
Rasio likuiditas yang paling umum dipakai adalah current ratio dan acid-test ratio.
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilki. Current
ratio dapat dihitung sebagai berikut:

Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities

Current Ratio menunjukan setiap rupiah hutang (liabilities) dijamin dengan se-rupiah
aktiva lancar.

b. Acid-Test ratio
Acid-test ratio digunakan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya ratio digunakan dengan hanya memperhitungkan "quick
assets'. Quick assets adalah aset lancar dikurangi dengan persediaan dan biaya atau sewa
dibayar dimuka. Ini sering merupakan ukuran likuiditas yang lebih pasti (konservatif)
karena banyak hotel atau perusahaan yang memerlukan waktu beberapa bulan untuk
merubah persediaan dan biaya atau sewa dibayar dimuka kedalam bentuk uang tunai.
Acid-test ratio dapat dihitung sebagai berikut:

Acid-tests Ratio = Quick Assets / Current Liabilities

Acid-test ratio menunjukan setiap rupiah hutang (liabilities) dijamin dengan se-rupiah
quick assets.
c. Cash ratio
Cash ratio digunakan untuk mengukur jumlah kas yang tersedia dibandingkan dengan
hutang lancar. Pengertian cash dapat diperluas dengan cash and equivalent cash meliputi
surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Rumus perhitungan cash ratio adalah:

Cash Ratio = Cash and equivalent cash / Current Liabilities

4. Account Receivable Turnover

Account receivable(AR) dapat menjadi current assets terbesar d usaha hotel.


Account receivable diberikan ketamu hotel yang asih menginap (guest ledger) ataupun ke
tamu yang tidak enginap lagi di hotel (city ledger). Oleh karena itu penilaian terhadap
likuiditas perusahaan harus memperhitungkan secepat apa account receivable dapat
dikonversikan uang tunai. Kecepatan perubahan ini dapat dihitung dengan rasio account
receivable turnover. Rasio ini menggunakan change/credit sales atau revenue sebagai
numerator atau pembilangnya. Penggunaan angka onge/credit atau revenue harus konsisten
dari periode ke periode berikutnya. Perhitungan account receivable turnover harus
menghitung terlebih dahulu average account receivable. Average account receivable
didapat dengan cara menjumlahkan account receivable pada awal periode dengan account
receivable pada akhir periode kemudian di bagi dua. Angka average account receivable
kemudian dibagikan ke total revenue pada periode tersebut. Angka average encount
receivable dan account receivable turnover dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Average AR = (AR at the beginning + AR at the closing) / 2

AR Turnover =Total Revenue / Average AR atau

AR Turnover = Change or Credit sales / Average AR

Average Collection Pariod digunakan untuk mengungkap jumlah hari yang


diperlukan untuk menagih piutang (AR). Average Collection Period dapat juga digunakan
sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang
jangka pendek. Perhitungan Average Collection Period adalah:
Average Collection Period = AR / Credit sales X 365 days = days atau

Average Collection Period = 365 days / AR Turnover = days

5. Solvency Ratio

Ratio solvency disebut juga ratio leverage. Ratio solvency mengukur tingkat total
hutang dengan assets yang dimiliki oleh hotel. Ratio ini juga menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajíban. Pemilik melihat ratio solvency sebagai ukuran
kekuatannya untuk optimalisasi hutang. Pemilik lebih menyukai ratio solvency relatif
rendah karena setiap peningkatan hutang akan meningkatkan investasi yang di tanamkan.
Sebaliknya, kreditor lebih menyukai ratio solvency yang tinggi karena menunjukkan
adanya suatu jaminan pengembalian pinjaman yang diberikan. Manajemen lagi-lagi
terjebak ditengahnya, karena manajemen harus berusaha memuaskan pemiliknya dengan
memaksimalkan pengembalian dari setiap investasi yang dilakukan oleh pemilik. Pada
saat yang sama manajemen harus bisa memuaskan kreditor dengan tidak membahayakan
kemampuanya untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.

a. Ratio Solvency
Suatu operasi hotel mampu membayar hutangnya jika assetnya lebih besar dari total
hutangnya. Ratio solvency membandingkan total assets terhadap total hutangnya. Ratio
solvency dapat dihitung dengan cara sebagal berikut:

Solvency Ratio = Total Assets / Total Liabilities

Ratio ini menunjukan berapa bagian dari assets yang digunakan untuk menjamin hutang
perusahaan atau hotel.

b. Debt-Equity Ratio
Ratio solvency yang sering digunakan adalah debt-equity ratio (DER). DER
membandingkan total hutang (debt) terhadap total modal atau equitas pemiliknya.
Perhitungan debt-equity ratio (DER) adalah:
Debt-Equity Ratio = Total Liabilities / Total Owner's Equity

Ratio DER menunjukan bagian dari setiap rupiah modal pemilik atau equitas pemilik
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

c. Debt Service Coverage Ratio


Debt Service Coverage Ratio menggambarkan kemampuan hotel untuk membayar
kewajibannya baik pokok hutang dan bunga pinjaman. Debt Service Coverage Ratio
dapat dihitung dengan:

Debt Service Coverage Ratio = Adiusted Net Operating Income / Debt Service
(Principal+Interest expenses)

6. Activity Ratios

Ratio aktivitas merupakan ratio untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas
manajemen memanfaatkan sumber daya yang dimiliki hotel. Manajemen hotel dituntut oleh
stakeholder-nya untuk mendapatkan penghasilan dan menyediakan produk dan pelayan
(services) kepada tamu.

a. Inventory Turnover
Inventory Turnover mengukur berapakali perputaran persediaan selama periode
tertentu. Semakin tinggi perputaran persediaan akan semakin bagus bagi hotel karena biava
penggudangan di hotel sangat tinggi. Perputaran persediaan pada usaha hotel dipisahkan
antara persediaan makanan (food) dan minuman (beverage). Perhitungan perputaran
persediaan diawali dengan perhitungan rata-rata persediaan (average inventory). Average
inventory dihitung dengan rumus:

Average inventory = (Inventory at the beginning + inventory at the closing) / 2

Perhitungan perputaran persediaan makanan dan minuman sebagai berikut:

Food Inventory Turnover = Cost of Food Used / Average Inventory dan

Beverage Inventory Turnover = Cost of Food Used / Average Inventory


b. Fixed Assets Turnover
Fixed Assets Turnover mengukur keefektifan manajemen memanfaatkan aktiva tetap
hotel. Perputaran yang tinggi menunjukkan bahwa aktiva tetap hotel digunakan dengan
efektif untuk menghasilkan pendapatan dan sebaliknya. Perhitungan Fixed Assets Turnover
diawali dengan perhitungan average total fixed assets. Average total fixed assets dihitung
dengan rumus:

Average total fixed assets = (Fixed Assets at the beginning + Fixed Assets at the closing) /

2 Untuk Fixed Assets Turnover dapat dihitung dengan:

Fixed Assets Turnover = Total Revenue / Average Total Fixed Assets

7. Profitability Ratios

Rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan pembuatan
keputusan manajemen. Ratio ini juga menunjukan keefektifan manajemen untuk
menghasilkan laba bersih (bottom line figure) sesuai harapan pemilik dan kreditor. Pemilik
melakukan investasi di usaha hotel untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui deviden
dan returns saham. Deviden dan returns saham bergantung pada laba operasi usaha hotel.
Laba operasi juga diperlukan untuk membayar pinjaman kepada kreditor. Rasio-rasio
yang digunakan untuk menghitung protabilitas diusaha hotel antara lain:

a. Gross Operating Profit per Evailable Room (GOPAR)


GOPAR = Gross Onerating Profit / Rooms Available
b. Gross Operating Profit Margin Ratio
Gross Operating Profit Margin Ratio = Gross Operating Profit / Total Revenue
c. Income Before Fixed Charges per Available Room
Income Before Fixed Charges per Available Room = Income before income charges /
Rooms Available
d. Income Before Fixed Charges Margin Ratio
Income Before Fixed Charges Margin Ratio = Income before income charges / Total
Revenue
e. Net Operating Income per Available Room
Net Operating Income per Available Room = Net Operating Income / Rooms Available
f. Net Operating Income Margin Ratio
Net Operating Income Margin Ratio = Net Operating Income / Total Revenue
g. Cash on Cash Return
Cash on Cash Return = (Adiusted net operating income - Debt Service)/ Average
Owner's Equity

8. Operating Ratios

Rasio operasi membantu manajemen untuk menganalisis usaha perhotelan. Rasio


ini menghubungkan kost atau beban dan pendapatan dan berguna untuk pengendalian
ketika hasil perhitungan dibandingkan dengan budget ataupun tujuan yang telah ditetapkan.
Variasi yang signifikan antara aktual dan budget atau tujuan yang ditetapkan menunjukkan
perlunya analisis lebih lanjut serta tindakan perbaikan oleh manajemen untuk perbaikan
usaha hotel. Rasio-rasio operasi yang digunakan pada usaha hotel antara lain:

a. Average Room Rate-Overall


Average Room Rate-Overall = Total Reoms Revenue / Rooms Occupied
b. Average Room Rate-Revenue Segment
Aerage Room Rate-per Revenue Segment= Gross Rooms for Revenue Segment / Rooms
Occupied for that Revenue Segment
c. Rooms Revenue per Available Romm (RevPAR)
RevPAR = Total Rooms Revenue / Room Available
d. Total Revenue Per Available Room (Total RevPAR)
Total RevPAR = Total Revenue / Rooms Available
e. Average Food Check
Average Food Check = Total Food Revenue / Number of Covers
f. Food Cost Percentage
Food Cost Percentage = Cost of Food Sales / Food Revenue
g. Beverage Cost Percentage
Beverage Cost Percentage = Cost of Beverage Sales / Beverage Revenue
h. Labor Cost Percentage
Labor Cost Percentage = Total (or Departement) Payroll and related expenses / Total (or
Departement) Revenue
Labor Cost Per Available = Total (or Department) Payroll and related expenses for
Occupied Room) / Rooms Available (or Rooms Occupied)

14.4 Rooms Statistics dan Occupancy Ratio

Manajemen hotel biasanya menyediakan informasi penjualan kamar dan tingkat


hunian kamar (room occupancy) pada laporan keuangannya. Ratio tingkat hunian
digunakan mengukur kesuksesan departemen kamar dalam menjual produk utama usaha
hotel. Perhitungan dasar ratio hunian kamar akan terkait dengan beberapa definisi dan
istilah yang digunakan hotel untuk penjualan kamar. Berikut adalah definisi terkait rooms
statistic dan occupancy ratios yang dipakai di usaha hotel:

1. Total Room Inventory


Rooms Not Available for Rent:
2. Seasonally Closed Rooms
3. Extended Closed Rooms
4. Rooms for Permanent House Use
5. Total Rooms Not Available for Rent
6. Rooms Available
Number of Rooms Occupied:*
7. Transient
8. Group
9. Contract
10. Complimentary
11. Rooms Ocupied
12. Total Rooms Occupied
13. Occupaney %
14. Vacant Rooms
Percent of Occupancy:
15. Transient (%)
16. Group (%)
17. Contract (%)
18. Complimenta (%)ry
Number of Guest
19. Transient
20. Group
21. Contract
22. Complimentary
23. Total Guest
24. Number of Guest per Occupied Room
25. Number of Rooms With Multiple Guest
26. Multiple Occupancy (%)
27. Arrival
28. Average Length of Stay

Definisi:

1. Total Room Inventory


Jumlah kamar yang tersedia dijual maupun yang tidak dijual. Termasuk didalamnya
adalah (5) Kamar tidak tersedia dijual, (12) jumlah kamar dihuni, dan (14) jumlah
kamar kosong.
2. Seasonally Closed Rooms
Ketika operasi hotel ditutup selama minimal 30 hari berturut turut karena
polapermintaan musiman, maka kamar harus dihapus dari persediaan kamar yang
dapat dijual tahunan. Hotel harus konsisten menutup dari tahun ke tahun.
3. Extended Clased Rooms
Kamar yang dihapus dari persediaan kamar dapat terjual untuk periode enam bulan
berturut-turut atau lebih karena bukan kebijaksanaan. Contoh kamar rusak karena badai,
Gempa bumi atau kebakaran, di mana ada niat untuk memperbaiki kamar tersebut
sehingga dapat terjual.
4. Rooms for Permanent House Use
Kamar yang dikeluarkan dari persediaan yang dapat dijual karena selama minimal
enam bulan berturut-turut digunakan oleh karyawan hotel (misalnya direktur atau
manajer).
5. Total Rooms Not Available for Rent
Jumlah kamar dari (2) Seasonally Closed Rooms, (3) Extended Closed Rooms, dan
digunakan (4) Rooms for Permanent House Use.
6. Rooms Available
Total Rooms Inventory (1) dikurangi (5) Total Rooms Not Available for Rent.
7. Transient Rooms Occupied
Jumlah kamar dihuni oleh tamu secara individual. Termasuk kamar dihuni berbayar,
serta kamar yang dihuni secara gratis untuk promosi atau kontrak.
8. Group Rooms Occupied
Jumlah kamar dihuni oleh group (10 kamar atau lebih). Termasuk kamar dihuni
berbayar, serta kamar yang dihuni secara gratis untuk promosi atau kontrak.
9. Contract Rooms Occupied
Jumlah kamar ditempati oleh tamu sebagai bagian dari kontrak khusus, umumnya
bersifat jangka panjang yaitu beberapa minggu atau bulan). Termasuk kamar dihuni
berbayar, serta kamar yang dihuni secara gratis untuk promosi atau kontrak.
10. Complimentary Rooms Occupied
Kamar gratis disediakan untuk tamu dengan tujuan pemasaran, tetapi tidak
berhubungan dengan kontrak. Contoh Complimentary Rooms Occupied adalah kamar
yang disediakan gratis untuk pemilik, pekerja, orang-orang promosiwisata, teman, dan
keluarga.Juga termasuk kamar yang digunakan dalam waktu pendek (contoh
karyawan pindahan, manager-on- berbubungan dengan kontrak Contoh duty).
Tidak termasuk Complimentary Rooms Occupied adalah kamar untuk pengaturan
perdagangan, kamar untuk promosi (contoh tinggal 2 malam dapat gartis 1
malam).Kamar ini harus diklasifikasikan ke transient, group, atau contrcat.
11. Rooms Ocupied
Jumlah kamar (7) Transient Rooms Occupied, (8) Group Rooms Occupied, dan (9)
Contract Rooms Occupied.
12. Total Rooms Occupied
Jumlah kamar (7) Transient Rooms Occupied, (8) Group Rooms Occupied, (9) Contract
Rooms Occupied, dan (10) Complimentary Rooms Occupied.
13. Occupancy Percentage = {(11) Rooms Occupied / (6) Rooms Available} x 100%
14. Vacant Rooms
Jumlah kamar yang tersedia (6) dikurangi (12) Total Rooms Occupied. Vacant Rooms
dapat dikelompokan ke sub kategori:
a. Rooms Unoccupied adalah kamar yang tersedia tetapi tidak terjual.
b. Rooms Out-of-Order (00) adalah kamar yang tidak siap dijual karena masalah
yang sifatnya sementara.
c. Temporary Closed Rooms adalah kamar yang dikeluark dari daftar kamar yang
bisa dijual karena kebiist manajemen yang kurang dari enam bulan berturut-
turut.
15. Percentage Occupancy Transient = {(7) Transient Rooms Occupled / (6) Rooms
Available} x 100%
16. Percentage Occupancy Group = {(7) Groups Rooms Occupled / (6) Rooms Available}
x 100%
17. Percentage Occupancy Contract = {(7) Contract Rooms Occupled / (6) Rooms
Available} x 100%
18. Percentage Occupancy Complimentary = {(7) Complimentary Rooms Occupled / (6)
Rooms Available} x 100%
19. Number Of Guests-Transient
Jumlah tamu bepergian secara individual.
20. Number Of Guests-Group
Jumlah tamu bepergian sebagai bagian dari group/rombongan.
21. Number Of Guests-Contract
Jumlah tamu yang menempati kamar dari kontrak khusus.
22. Number Of Guests-Complimentary
Jumlah tamu yang menginap dengan gratis dengan specifika yang telah dijelaskan pada
penjelasan 10 di atas.
23. Total Guests
Jumlah (19) Number Of Guests-Transient, (20) Number Of Guests-Group, (21) Number
Of Guests-Contract, dan (22) Number Of Guests-Complimentary.
24. Number of Guest Per Occupied Room = (23) Tosal Guest / (6) Total Rooms Occupied
25. Number of Rooms with Multiple Guests
Total kamar yang ditempati lebih dari satu tamu dengan membayar satu atau gratis.
26. Multiple Occupied = {(25) Hooms with Multiple Guest / (12) Total Rooms Occupied}
x100%
27. Arrivals
Jumlah kamar yang check-in, baik yang berbayar dan complimentary.
28. Avarage Lenght Stay = (12) Total Rooms Occupied / (27) Arrivals

14.5 Food and Beverage Statistics


Berikut adalah jenis informasi statistic dari food and beverage yang biasa ada pada
laporan keuangan hotel.
Restaurant Facilities
Number of Seats
Meal Period Statistics
Meal Period Covers Average Check
1) Breakfast …………… ……………………….
2) Lunch …………… ……………………….
3) Dinner …………… ……………………….
TOTAL …………… ……………………….
Beverage revenue % of Food Revenue
Combined Food and Beverage Revenue per seat
Lounge Facilities
Number of Seats
Meal Period Statistics
Banquet
Total Square Feet
Banquet Revenue per square foot
Covers and Average Check Statistics

14.6 Break Event Point Analysis (BEP)


Titik impas BEP (Break Event Point) usaha hotel merupakan level dimana total
pendapatan sama dengan total biaya (costs). BEP dapat diartikan juga sebagai suatu titik
atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan tersebut keuntungan dan kerugian sama dengan
nol.
Analisis break even point digunakan sebagai referensi manager untuk merencanakan
operasi pada periode tertentu. Analisis BEP secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis BEP dapat
membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal :

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak


mengalami kerugian
2. Seberapa penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Grafik BEP

Grafik diatas menunjukkan laba sama dengan nol pada titik BEP. Perbedaan antara
garis total pendapatan dan total biaya (cost) pada sebelah kanan titik BEP menunjukkan
keuntungan. Perbedaan total pendapatan dan total biaya (cost) sebelah kiri titik BEP
menunjukkan rugi usaha. Formula untuk menentukan BEP adalah
BEP = Fixed Cost
Contribution Margin
Untuk menghitung BEP, pertama tama menentukan fixed cost dan contribution margin.
1. Fixed, Variable, and Mixed Costs
Biaya (cost) pada usaha hotel dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, f ixed,
variable, dan mixed costs. Fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetal
dalam jangka waktu tertentu, meskipun volume penjualan bervariasi. Contoh :
salaries, rent expenses, insurance expenses, property taxes, depreciation
expenses, dan interest expenses.
Variable cost adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sesuai dan
proposional dengan volume penjualan. Contoh, jika penjualan steak dinners
meningkat 10% maka cost untuk makanan yang dijual (steak dinners) akan naik
sebesar 10% juga. Mixed cost adalah cost didalam mengandung unsur fixed dan
vaiable cost. Contoh mixed cost adalah biaya telekomunikasi. Biaya telekomunikasi
pada tagihanya mengandung biaya tetap (bulanan) dan biaya variabelnya biaya
pemakain berdasarkan lamanya waktu telepon.
Untuk penghitungan BEP, biaya mixed harus didistribusikan atau
dikelompokan ke biaya fixed dan variabel cost. Metode pendistribusian yang dapat
digunakan, yaitu metode hight and low two point, diagram scatter, dan analisis
regresion.
2. Contribution Margin
Contribution margin merupakan prosentasependapatan untuk menutupi
biaya tetap (fixed cost). Formula perhitungan prosentase contribution margin
(untuk BEP dalam Rp) adalah:
Contribution Margin Percentage = Total Revenue - Total Variable Costs
Total Revenue

Contribution Margin Percentage = Total Eixed Costs


Total Revenue
Formula perhitungan prosentase contribution margin (untuk BEP dalam
satuan produk) adalah:
Contribution Margin Percentage = Total Eixed Costs
(Quantity/unit) 1- Variable Cost/ Harga Jual
(unit)
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Dodik dan dkk. 2018. Akuntansi Perhotelan (Pendekatan Sistem Informasi
Berbasis USALI). Pekalongan: Penerbit NEM.

Anda mungkin juga menyukai