Anda di halaman 1dari 9

Jika sekolah kita menggunakan 

kurikulum 2013 maka di kelas xii (12) kita akan menemui


materi teks cerita sejarah, untuk itu alangkah lebih baiknya kita punya bekal terlebih dahulu
sebelum mendapat materi dari guru kita, mari pahami pengertian, ciri, struktur, kaidah, jenis,
contohnya.

A. Pengertian Teks Cerita Sejarah


Teks cerita sejarah  adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan
kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai
sejarah.

B. Ciri – Ciri Teks Sejarah


Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh teks sejarah, diantaranya:

1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.


2. Bentuk teks cerita ulang (recount)
3. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Isi berupa fakta.

C. Struktur Teks Cerita Sejarah


Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks sejarah yang baik:

1. Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya
disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah
yang diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak. Terserah kehendak penulis teks
cerita sejarah.

D. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


Dalam teks cerita sejarah terdapat ciri kebahasaan yang membedakan teks ini dengan teks
berita,teks iklan, dan teks lainnya.

Berikut ini ciri kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks cerita sejarah:

 Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
 Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
 Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh
partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel,
menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta dan Contohnya)
 Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa
yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal.

E. Jenis – Jenis Teks Sejarah


Sejarah Fiksi:

Novel  adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
Penulisnya disebut  novelis

Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Cenderung padat dan langsung
pada tujuan nya dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan panjang.

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu
yang benar-benar terjadi.

Roman  adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya
menurut watak dan jiwa masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan.

Sejarah Non-Fiksi:

Biografi  adalah keterangan kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.

Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang ditulis oleh orang itu sendiri.

Cerita Perjalanan adalah teks yang menceritakan tentang perjalanan.

Catatan Sejarah  adalah teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi
latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.

Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi

Sejarah Fiksi:

 Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata.


 Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
 Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
 Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.

Sejarah Non-Fiksi:

 Tersusun oleh fakta yang objektif.


 Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta.
 Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.

Contoh Teks Cerita Sejarah


Kesimpulannya bahwa teks cerita sejarah menjelaskan dan menceritakan fakta dan kejadian
masa lampau, yang kemudian menjadi sumber nilai sejarah. Dan dalam pembuatan nya harus
memperhatikan struktur, ciri-ciri, dan kaidah kebahasaan.
Pengertian Teks Cerita sejarah
Text cerita sejarah adalah text yang didalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang kejadian
fakta masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai
kesejarahan baik naratif maupun deskriptif.
Struktur isi teks cerita sejarah
Untuk lebih mudah memahami dan membuat teks cerita sejarah maka salah satu yang harus dipahami adalah
struktur isi teks cerita sejarah, struktur teks adalah kerangka acuan yang dapat digunakan untuk
mengembangkan teks menjadi paragraf utuh, struktur teks cerita sejarah memang berbeda dengan teks biasa,
teks cerita sejarah pada umumya memiliki struktur isi yang berorientasi pada cerita sejarah,berisi rangkaian
peristiwa yang diikuti oleh re orientasi.

1. Judul, merupakan  kata kunci yang mewakili keseluruhan isi cerita, pada teks cerita sejarah judul
dapat berupa nama tempat, benda peristiwa dan lain sebagainya, biasanya di awali dengan kata asal
mula, asal usul, sejarah dan kata lainnya yang mendukung bahwa isi cerita mengandung nilai
keseharahan.

2. Pendahuluan atau orientasi


Pendahuluan atau orientasi adalah pembuka atau pengantar pembicaraan sehingga pembaca tidak
langsung di bawa pada inti cerita yang dibahas, pendahuluan ini bisa kita isi dengan pengenalan awal
peristiwa sejarah, pendahuluan ini bersifat opsional artinya boleh tidak dilibatkan didalam teks.

3. Rekaman peristiwa
Ini adalah bagian dari teks yang merupakan inti dari teks cerita sejarah, pada bagian rekaman
peristiwa sejarah ini di uraikan secara lengkap dari mulai awal sampai akhir secara kronologis.

4. Penutup atau reorientasi


Berisi cerita akhir atau kesimpulan dari paparan yang diceritakan sebelumnya, pada umumnya
berupa akibat atau konsequensi  dari rangkaian peristiwa sebelumnya, seperti misalnya kekalahan,
kemenangan atau kematian dan bisa juga berisi komentar penulis atau evaluasi dari peristiwa.

D. Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


1. Konjungsi temporal
Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menghubungkan dua kejadian atau peristiwa, konjungsi
temporal dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:
 Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat misalnya apabla, bilamana, demi, hingga
ketika, sejak, selama, semenjak sementara, tatkala, waktu, setelah, sesudah dan sebagainya.
 Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang sederajat, yang termasuk kedalam
konjungsi temporal ini diantaranya adalah setelahnya dan sesudahnya.
2. Nomina / kata benda
Untuk nomin dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:
 Nomina modifikatif misalnya dua botol, ruang makan dan lain sebagainya.
 Nomina kordinatif (kata benda saling menerangkan),  misalnya sandang pangan, lahir batin, hak dan
kewajiban, sarana dan prasarana, adil dan makmur dan lain sebagainya.
 Nomina apositif, sebagai keterangan yang diselipkan atau ditambahkan,  misalnya pergi berlibur ke
garut, teman sekamarku, Aulia dan lain sebagainya.
3. Verba
Ini sama halnya dengan kelompok nomina di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu verma
modifikatif, verba kordinatif dan verba apositif.

4. Nominalisasi
adalah proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan menggunakan
istilah tertentu, biasanya sering digunakan pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari
penceritaan ulang. Dalam pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan pemberian imbuhan
antara lain:
 Sufiks atau akhiran, seperti misalnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh misalnya
aku sangat menyukai manisan yang dibuat istriku, atau Dia adalah seorang komikus terkenal di dunia dan lain
sebagainya.
 Prefiks atau awalan, misalnya seperti pe, se, ke, seperti misalnya saya sekantor dengan dia,
ataupedagang itu sangat jujur
 Konfiks atau gabungan awalan dan akhiran,  seperi misalnya ke-an, pe-an dan per-an, misalnya
kalimat yang mengandung kata seperti pengaturan, pertunjukan atau kekayaan dan lain sebagainya.
 Infiks atau sisipan, seperti misalnya el dan er, seperti misalnya kalimat yang mengandung kata
seperti gelembung, seruling, telunjuk dan lain sebagainya.

Kaidah teks  cerita sejarah


Kaidah atau aturan teks dalam cerita sejarah biasanya selalu melibatkan kata kerja (verba) material, pronomina
atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya  dan konjungsi (kata penghubung)
temporal. Untuk lebih jelasnya bisa lihat dibawah ini.

 Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
 Frasa adverbial, meupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
 Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang
dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca,
menulis, dan menyapu.
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan,
teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal. Saat menonton televisi,
acara apa yang lebih kamu sukai: berita atau film?
Kemukakan alasanmu dengan menunjukkan kekurangan dan kelebihan dari setiap acara
tersebut.
Jika kamu dapat mengajukan alasannya secara jelas dan argumentatif, kamu telah
membandingkan dua hal yang berbeda, yaitu berita dan film. Kegiatan membandingkan
seperti itu tidak hanya dilakukan untuk menilai sesuatu secara asal-asalan. Kamu dapat
melatih daya kritis untuk melihat persamaan dan perbedaan di antara kedua hal yang sedang
kamu bandingkan.

Begitu pula saat membaca suatu teks. Kemampuan membandingkan dua buah teks harus
dimiliki untuk melatih kemampuan analisis berdasarkan argumentasi yang kuat. Pada mater
ini, kamu akan mempelajari langkah-langkah membandingkan dua buah teks cerita sejarah.
Simak pembahasan berikut ini!

Membandingkan Dua Teks Cerita Sejarah


Membandingkan dua teks cerita sejarah berarti mencari persamaan dan perbedaan di antara
dua teks cerita sejarah berdasarkan parameter tertentu. Parameter adalah patokan atau tolok
ukur perbandingan. Saat membandingkan dua teks cerita sejarah, parameter yang digunakan
adalah struktur teks cerita sejarah, gaya bahasa yang digunakan, dan isi teks cerita sejarah.
Tujuan membandingkan dua teks cerita sejarah adalah untuk menilai persamaan dan
perbedaan kedua teks sehingga melatih daya kritis saat membaca dan menganalisis dua teks
cerita sejarah.

Pertama, dilihat dari strukturnya, teks cerita sejarah umumnya memiliki struktur sebagai
berikut:
1. Judul,yaitu kata atau frasa kunci yang mewakili keseluruhan isi teks cerita,
2. Orientasi, yaitu paragraf pembukaan yang mengantarkan pada isi,
3. Rangkaian peristiwa, yaitu paragraf yang berisi rekaman sejarah;
4. Reorientasi, yaitu paragraf yang menutup teks cerita.

Kedua, berdasarkan gaya bahasanya, aspek-aspek yang dapat dibandingkan adalah


penggunaan kata, istilah, dan ungkapan di dalam kedua teks. Kita dapat melihat, apakah kata,
istilah, dan ungkapan yang digunakan dalam kedua teks merupakan istilah khusus sejarah
yang maknanya dapat dimengerti dengan mudah atau tidak. Pemahaman terhadap makna
kata, istilah, dan ungkapan dalam teks cerita sejarah bergantung pada banyaknya membaca,
termasuk membuka kamus.

Ketiga, parameter terakhir yaitu isi teks cerita sejarah. Membandingkan dua teks sejarah
dapat dilihat berdasarkan isi teks tersebut. Hal yang perlu dilakukan adalah menginterpretasi
isi kedua teks sejarah dengan saksama agar diperoleh persamaan dan perbedaan isi di antara
kedua teks yang dibandingkan.

Secara sederhana, ketiga parameter tersebut dapat dilihat pada langkah-langkah


membandingkan dua teks cerita sejarah berikut.

1. Membaca kedua teks cerita sejarah yang akan dibandingkan secara saksama;
2. Menandai dan mencatat kata, istilah, dan ungkapan yang tidak dimengerti pada kedua
teks tersebut;
3. Mencari makna kata, istilah, dan ungkapan yang tidak dimengerti dari kedua teks
dengan menggunakan kamus;
4. Membuat parameter perbandingan yang terdiri atas struktur isi teks, gaya bahasa, dan
isi teks;
5. Menganalisis persamaan dan perbedaan dari kedua teks cerita sejarah berdasarkan
parameter yang telah dibuat;
6. Membuat simpulan berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut.

Bacalah dua teks cerita sejarah berikut ini!


Teks 1
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan yang terletak di Lembah
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, ini berdiri pada abad ke-5 Masehi. Nama Kutai sendiri
diambil dari nama daerah tempat ditemukannya prasasti Kutai. Prasasti tersebut berupa tujuh
yupa yang berisi tulisan mengenai sejarah kerajaan Hindu pertama tersebut. Tulisan pada
yupa merupakan pahatan yang menggunakan bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa.
Prasasti Kutai berisi silsilah raja-raja Kutai. Raja terkuat Kutai adalah Mulawarman yang
diyakini merupakan orang Indonesia asli. Hal tersebut dibuktikan dengan nama kakeknya
yang menggunakan nama Indonesia pula, yaitu Kudungga. Namun, Kudungga belum
menganut Hindu. Ajaran Hindu baru dikenal saat kerajaan tersebut dikuasai oleh
Aswawarman. Aswawarman juga dianggap sebagai wamsakarta atau pendiri keluarga raja.
Ajaran Hindu masuk ke kerajaan Kutai sebagai pengaruh dari India. Pada masa Aswawarman
dikenal upacara Vratyastoma yang dilakukan saat seseorang masuk ajaran agama Hindu.
Setelah melakukan upacara Vratyastoma, orang tersebut kemudian memiliki kasta sebagai
penanda status sosialnya. Upacara tersebut juga menunjukkan pengaruh brahmana di Kutai
yang masih kuat. Para brahmana juga banyak dipengaruhi oleh agama Siwa sehingga terdapat
beberapa persamaan pada upacara yang dilakukannya.

Teks 2
Agama Islam merupakan agama terbesar pertama di Indonesia. Proses masuknya Islam ke
Indonesia mengalami perjalanan yang panjang. Terlebih pada mulanya, Indonesia didominasi
oleh kekuatan kerajaaan-kerajaan Hindu Buddha yang sangat besar. Lahirnya kekuatan Islam
tidak terlepas lahirnya Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di ujung barat Kepulauan
Nusantara.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan yang
terletak di Aceh ini didirikan pada tahun 1267 M oleh Meurah Silu. Keberadaan Kerajaan
Samudera Pasai dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan arkeologis berupa makam
raja-raja Pasai dan reruntuhan bangunan pusat kerajaan di Kecamatan Samudera,
Lhokseumawe.
Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Malik as-Saleh. Malik as-Saleh adalah nama
Meurah Silu setelah masuk agama Islam. Malik as-Saleh merupakan sultan atau raja Islam
pertama dalam sejarah Indonesia. Ia memimpin Kerajaan Samudera Pasai selama 29 tahun,
yaitu antara tahun 1297 hingga 1326 M. Setelah itu, kepemimpinan digantikan oleh Sultan
Muhammad Malikul Zahir, Sultan Ahmad Laidkudzahi, dan seterusnya.

Mari kita bandingkan.


Berdasarkan strukturnya, perbandingan kedua teks di atas adalah:

1. Persamaan: teks di atas terdiri atas tiga paragraf, sama-sama tidak memiliki paragraf
penutup, dan pada bagian pemaparan dijelaskan asal-muasalan kerajaan dengan bukti
arkeologisnya.
2. Perbedaan: teks 1 tanpa pendahuluan sedangkan teks 2 dengan pendahuluan terlebih
dahulu.

Berdasarkan gaya bahasanya, teks 1 lebih banyak menggunakan istilah sejarah daripada teks
2, seperti prasasti, yupa, dan wamsakarta. Adapun teks 2 menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti tanpa adanya istilah sejarah yang perlu dicari terlebih dahulu maknanya,

Berdasarkan isinya, kedua teks cerita sejatah di atas sama-sama menjelaskan sejarah kerajaan
di Indonesia disertai dengan bukti keberadaannya. Di dalam kedua teks juga dijelaskan corak
agama dan raja-raja yang memimpinnya. Namun, perbedaannya adalah teks 1 menjelaskan
kerajaan Hindu, sedangkan teks 2 menjelaskan kerajaan Islam. Selain itu, teks 2 tidak
menjelaskan sejarah masuknya agama ke kerajaan seperti tertulis pada teks 1.

Poin-Poin Penting

1. Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan fakta-fakta mengenai peristiwa di
masa lalu yang memiliki nilai-nilai kesejarahan;
2. Membandingkan dua teks cerita sejarah berarti mencari persamaan dan perbedaan di
antara dua teks cerita sejarah berdasarkan struktur teks, gaya bahasa, dan isi teks
tersebut.

44.      Menganalisis teks cerita sejarah

KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat dipastikan dimana pusat
kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah
berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa
perpindahan.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian
menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak
Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai
dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan
Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di
sungai itu. tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-
lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-
dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana
Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai
perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu
kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang
terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.
 Analisis teks
a.       Struktur :
Pendahuluan Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang.
Tak dapat dipastikan dimana pusat kerajaan ini
sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti
dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan
bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa
perpindahan.
Perincian Peristiwa1.      Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan
Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti
Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih,
Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan
daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu
besar di bagian hulu dan hilirnya.
2.      Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di
daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan
hewan yang hidup di sungai itu. tujuannya mungkin untuk
menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya
tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia
akan dikutuk oleh dewa-dewa.
3.      Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda.
Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali –
Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan
Pajajaran.
4.      Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui
alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan
perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.

Penutup Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu


yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya
Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

b.      Kaidah
Kaidah pembuktian
Menceritakan peristiwa asal usul yang telah Menurut Kitab Carita
terjadi (lampau) Pahrayangan (paragraf 2)
Menggunakan kata penghubung untuk 1.      Sementara itu (paragraf 3)
mengurutkan peristiwa 2.      Kemudian (paragraf 2)

Menggunakan kata keterangan Raja Sri Jayabhupati penguasa


kerajaan Sunda  keterangan
tempat (paragraf 2)
Menggunakan kata kerja 1.      Menangkap (paragraf 2)
2.      Menjaga (paragraf 2)
3.      Melanggar (paragraf 2)
4.      Menguasai ( paragraf 4)

1.      Menyunting dan mengidentifikasi teks


KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang, namun pusat kerajaan itu
sendiri masih belum jelas. Sumber sejarah mengatakan pusat kerajaan Sunda mengalami
beberapa perpindahan, terbukti dalam prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh.
Kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih,
Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang
ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Raja Sri Jayabhupati, penguasa
kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang
hidup di sungai itu. Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-
lainnya tidak punah) siapapun yang melanggar larangan itu akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti
Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran,
perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu
kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama. Raja yang
terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

2.      Mengabstraksi teks


Langkah Langkah mengabstraksi teks cerita sejarah :

1. Membaca teks secara lengkap


2. Menentukan ide pokok
3. Menentukan kalimat utama
4. Menentukan kata kunci
5. Membuat kalimat bedasarkan kata kunci
6. Menyusun teks menjadi sebuah abstraksi.

Abstraksi teks sejarah “Kerajaan Sunda”

Dari Sumber sejarah Kerajaan Sunda banyak mengalami perpindahan, terbukti pada
peninggalan prasasti dan kitab Bahasa Sunda. Ada juga salah satu kitab yang menjelaskan
pusat Kerajaan Sunda. Menurut kita tersebut mulanya Kerajaan Sunda terletak di Galuh.
Menurut prasasti Astana Gede, Kerajaan Sunda terletak di Pakwan Pajajaran. Perpindahan ini
disebabkan karena hal-hal yang bersifat politik, keamanan atau yang lainnya. Raja yang
terkenal memimpin Kerajaan Sunda adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

Mengkonversi teks
KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang, namun pusat kerajaan itu
sendiri masih belum jelas. Sumber sejarah mengatakan pusat kerajaan Sunda mengalami
beberapa perpindahan, terbukti dalam prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh.
Kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih,
Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang
ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Raja Sri Jayabhupati, penguasa
kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang
hidup di sungai itu. Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-
lainnya tidak punah) siapapun yang melanggar larangan itu akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti
Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran,
perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu
kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama. Raja yang
terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja

Anda mungkin juga menyukai