1. Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya
disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah
yang diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak. Terserah kehendak penulis teks
cerita sejarah.
Berikut ini ciri kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks cerita sejarah:
Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh
partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel,
menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta dan Contohnya)
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa
yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal.
Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
Penulisnya disebut novelis
Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Cenderung padat dan langsung
pada tujuan nya dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan panjang.
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu
yang benar-benar terjadi.
Roman adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya
menurut watak dan jiwa masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan.
Sejarah Non-Fiksi:
Biografi adalah keterangan kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang ditulis oleh orang itu sendiri.
Catatan Sejarah adalah teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi
latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.
Sejarah Fiksi:
Sejarah Non-Fiksi:
1. Judul, merupakan kata kunci yang mewakili keseluruhan isi cerita, pada teks cerita sejarah judul
dapat berupa nama tempat, benda peristiwa dan lain sebagainya, biasanya di awali dengan kata asal
mula, asal usul, sejarah dan kata lainnya yang mendukung bahwa isi cerita mengandung nilai
keseharahan.
3. Rekaman peristiwa
Ini adalah bagian dari teks yang merupakan inti dari teks cerita sejarah, pada bagian rekaman
peristiwa sejarah ini di uraikan secara lengkap dari mulai awal sampai akhir secara kronologis.
4. Nominalisasi
adalah proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan menggunakan
istilah tertentu, biasanya sering digunakan pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari
penceritaan ulang. Dalam pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan pemberian imbuhan
antara lain:
Sufiks atau akhiran, seperti misalnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh misalnya
aku sangat menyukai manisan yang dibuat istriku, atau Dia adalah seorang komikus terkenal di dunia dan lain
sebagainya.
Prefiks atau awalan, misalnya seperti pe, se, ke, seperti misalnya saya sekantor dengan dia,
ataupedagang itu sangat jujur
Konfiks atau gabungan awalan dan akhiran, seperi misalnya ke-an, pe-an dan per-an, misalnya
kalimat yang mengandung kata seperti pengaturan, pertunjukan atau kekayaan dan lain sebagainya.
Infiks atau sisipan, seperti misalnya el dan er, seperti misalnya kalimat yang mengandung kata
seperti gelembung, seruling, telunjuk dan lain sebagainya.
Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Frasa adverbial, meupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang
dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca,
menulis, dan menyapu.
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan,
teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal. Saat menonton televisi,
acara apa yang lebih kamu sukai: berita atau film?
Kemukakan alasanmu dengan menunjukkan kekurangan dan kelebihan dari setiap acara
tersebut.
Jika kamu dapat mengajukan alasannya secara jelas dan argumentatif, kamu telah
membandingkan dua hal yang berbeda, yaitu berita dan film. Kegiatan membandingkan
seperti itu tidak hanya dilakukan untuk menilai sesuatu secara asal-asalan. Kamu dapat
melatih daya kritis untuk melihat persamaan dan perbedaan di antara kedua hal yang sedang
kamu bandingkan.
Begitu pula saat membaca suatu teks. Kemampuan membandingkan dua buah teks harus
dimiliki untuk melatih kemampuan analisis berdasarkan argumentasi yang kuat. Pada mater
ini, kamu akan mempelajari langkah-langkah membandingkan dua buah teks cerita sejarah.
Simak pembahasan berikut ini!
Pertama, dilihat dari strukturnya, teks cerita sejarah umumnya memiliki struktur sebagai
berikut:
1. Judul,yaitu kata atau frasa kunci yang mewakili keseluruhan isi teks cerita,
2. Orientasi, yaitu paragraf pembukaan yang mengantarkan pada isi,
3. Rangkaian peristiwa, yaitu paragraf yang berisi rekaman sejarah;
4. Reorientasi, yaitu paragraf yang menutup teks cerita.
Ketiga, parameter terakhir yaitu isi teks cerita sejarah. Membandingkan dua teks sejarah
dapat dilihat berdasarkan isi teks tersebut. Hal yang perlu dilakukan adalah menginterpretasi
isi kedua teks sejarah dengan saksama agar diperoleh persamaan dan perbedaan isi di antara
kedua teks yang dibandingkan.
1. Membaca kedua teks cerita sejarah yang akan dibandingkan secara saksama;
2. Menandai dan mencatat kata, istilah, dan ungkapan yang tidak dimengerti pada kedua
teks tersebut;
3. Mencari makna kata, istilah, dan ungkapan yang tidak dimengerti dari kedua teks
dengan menggunakan kamus;
4. Membuat parameter perbandingan yang terdiri atas struktur isi teks, gaya bahasa, dan
isi teks;
5. Menganalisis persamaan dan perbedaan dari kedua teks cerita sejarah berdasarkan
parameter yang telah dibuat;
6. Membuat simpulan berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut.
Teks 2
Agama Islam merupakan agama terbesar pertama di Indonesia. Proses masuknya Islam ke
Indonesia mengalami perjalanan yang panjang. Terlebih pada mulanya, Indonesia didominasi
oleh kekuatan kerajaaan-kerajaan Hindu Buddha yang sangat besar. Lahirnya kekuatan Islam
tidak terlepas lahirnya Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di ujung barat Kepulauan
Nusantara.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan yang
terletak di Aceh ini didirikan pada tahun 1267 M oleh Meurah Silu. Keberadaan Kerajaan
Samudera Pasai dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan arkeologis berupa makam
raja-raja Pasai dan reruntuhan bangunan pusat kerajaan di Kecamatan Samudera,
Lhokseumawe.
Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Malik as-Saleh. Malik as-Saleh adalah nama
Meurah Silu setelah masuk agama Islam. Malik as-Saleh merupakan sultan atau raja Islam
pertama dalam sejarah Indonesia. Ia memimpin Kerajaan Samudera Pasai selama 29 tahun,
yaitu antara tahun 1297 hingga 1326 M. Setelah itu, kepemimpinan digantikan oleh Sultan
Muhammad Malikul Zahir, Sultan Ahmad Laidkudzahi, dan seterusnya.
1. Persamaan: teks di atas terdiri atas tiga paragraf, sama-sama tidak memiliki paragraf
penutup, dan pada bagian pemaparan dijelaskan asal-muasalan kerajaan dengan bukti
arkeologisnya.
2. Perbedaan: teks 1 tanpa pendahuluan sedangkan teks 2 dengan pendahuluan terlebih
dahulu.
Berdasarkan gaya bahasanya, teks 1 lebih banyak menggunakan istilah sejarah daripada teks
2, seperti prasasti, yupa, dan wamsakarta. Adapun teks 2 menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti tanpa adanya istilah sejarah yang perlu dicari terlebih dahulu maknanya,
Berdasarkan isinya, kedua teks cerita sejatah di atas sama-sama menjelaskan sejarah kerajaan
di Indonesia disertai dengan bukti keberadaannya. Di dalam kedua teks juga dijelaskan corak
agama dan raja-raja yang memimpinnya. Namun, perbedaannya adalah teks 1 menjelaskan
kerajaan Hindu, sedangkan teks 2 menjelaskan kerajaan Islam. Selain itu, teks 2 tidak
menjelaskan sejarah masuknya agama ke kerajaan seperti tertulis pada teks 1.
Poin-Poin Penting
1. Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan fakta-fakta mengenai peristiwa di
masa lalu yang memiliki nilai-nilai kesejarahan;
2. Membandingkan dua teks cerita sejarah berarti mencari persamaan dan perbedaan di
antara dua teks cerita sejarah berdasarkan struktur teks, gaya bahasa, dan isi teks
tersebut.
KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat dipastikan dimana pusat
kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah
berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa
perpindahan.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian
menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak
Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai
dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan
Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di
sungai itu. tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-
lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-
dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana
Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai
perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu
kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang
terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.
Analisis teks
a. Struktur :
Pendahuluan Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang.
Tak dapat dipastikan dimana pusat kerajaan ini
sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti
dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan
bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa
perpindahan.
Perincian Peristiwa1. Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan
Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti
Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih,
Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan
daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu
besar di bagian hulu dan hilirnya.
2. Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di
daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan
hewan yang hidup di sungai itu. tujuannya mungkin untuk
menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya
tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia
akan dikutuk oleh dewa-dewa.
3. Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda.
Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali –
Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan
Pajajaran.
4. Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui
alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan
perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.
b. Kaidah
Kaidah pembuktian
Menceritakan peristiwa asal usul yang telah Menurut Kitab Carita
terjadi (lampau) Pahrayangan (paragraf 2)
Menggunakan kata penghubung untuk 1. Sementara itu (paragraf 3)
mengurutkan peristiwa 2. Kemudian (paragraf 2)
Dari Sumber sejarah Kerajaan Sunda banyak mengalami perpindahan, terbukti pada
peninggalan prasasti dan kitab Bahasa Sunda. Ada juga salah satu kitab yang menjelaskan
pusat Kerajaan Sunda. Menurut kita tersebut mulanya Kerajaan Sunda terletak di Galuh.
Menurut prasasti Astana Gede, Kerajaan Sunda terletak di Pakwan Pajajaran. Perpindahan ini
disebabkan karena hal-hal yang bersifat politik, keamanan atau yang lainnya. Raja yang
terkenal memimpin Kerajaan Sunda adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.
Mengkonversi teks
KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang, namun pusat kerajaan itu
sendiri masih belum jelas. Sumber sejarah mengatakan pusat kerajaan Sunda mengalami
beberapa perpindahan, terbukti dalam prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh.
Kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih,
Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang
ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Raja Sri Jayabhupati, penguasa
kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang
hidup di sungai itu. Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-
lainnya tidak punah) siapapun yang melanggar larangan itu akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti
Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran,
perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi,
keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu
kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama. Raja yang
terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja