Anda di halaman 1dari 9

BAB II

MENIKMATI CERITA SEJARAH INDONESIA


Pengertian Cerita Sejarah
Teks cerita sejarah merupakan teks yang menceritakan atau menjelaskan mengenai fakta serta
peristiwa di masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu sehingga memiliki nilai
sejarah.

Adapun pengertian cerita sejarah lainnya yaitu:


Teks cerita yang didasari dengan berbagai catatan peristiwa masa lampau kemudian
dikembangkan berdasarkan bukti – bukti yang ada sehingga menjadi teks kenyataan sejarah.

Teks cerita sejarah pada umumnya menceritakan tentang:


Peristiwa bersejarah yang mempunyai dampak besar pada masa mendatang.
Latar belakang berlangsungnya peristiwa besar tersebut.
Asal – usul hal yang memiliki nilai sejarah.
Perkembangan sejarah dari suatu hal.
Di dalam jenis teks ini telah dirangkum peristiwa dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, seperti tengah membaca suatu cerita.

Melalui teks ini, catatan peristiwa serta manuskrip sejarah yang dikemas menjadi tulisan yang
populer.

Teks ini dapat kalian jumpai pada ensiklopedia, buku, internet, majalah, surat kabar, serta
tulisan yang ada di museum.

Struktur Teks Cerita Sejarah


jelaskan struktur teks cerita sejarah

Di dalam menulis cerita sejarah, terdapat tiga struktur yang harus kalian perhatikan agar teks
sejarah ditulis dengan baik dan benar, antara lain:

1. Orientasi

Di bagian orientasi berisi terkait pengenalan atau pembukaan yang ada di dalam teks cerita
sejarah.
Pada umumnya berisikan penjelasan singkat dari kejadian yang sedang diceritakan.

2. Insiden / Urutan Kejadian

Di bagian ini berisi terkait rekaman peristiwa sejarah yang berlangsung kemudian disampaikan
menurut waktu urutan kejadian dari awal sampai akhir peristiwa tersebut.

Urutan kejadian ini juga menjadi bagian pokok dari cerita sejarah yang pada umumnya ditulis
secara rinci sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami hal terjadi di masa lalu.

3. Reorientasi

Reorientasi adalah bagian akhir yang ada pada teks cerita sejarah.

Pada umumnya, di bagian ini isinya terkait komentar pribadi dari si penulis itu sendiri akan
peristiwa yang ditulis.

Tetapi ada juga beberapa teks cerita sejarah yang tidak memiliki tambahan bagian penutup ini.
Dan hal tersebut sah – sah saja sebab bagian ini hanya opsi atau pilihan.

Fungsi Teks Cerita Sejarah


contoh teks cerita sejarah tentang pahlawan

Berikut adalah beberapa fungsi dari teks cerita sejarah, antara lain:

Fungsi instruktif, merupakan alat bantu di dalam dunia pembelajaran.


Fungsi edukatif, merupakan dapat dijadikan sebagai petunjuk serta pelajaran kehidupan kepada
manusia dalam berperilaku.
Fungsi inspiratif, merupakan dapat memberikan imajinasi, inspirasi, serta kreatifitas untuk
keberlangsungan hidup berbangsa & bernegara agar menjadi lebih baik lagi.
Fungsi rekreatif, merupakan dapat memberikan rasa gembira serta senang kepada para
pembaca.
Ciri – Ciri Teks Cerita Sejarah
teks cerita sejarah harus disesuaikan dengan

Berikut adalah beberapa ciri atau karakteristik dari suatu teks cerita sejarah, diantaranya ialah
sebagai berikut:

Isinya berupa sebuah fakta yang pernah terjadi.


Disajikan sesuai dengan kronologis atau urutan kejadian atau urutan peristiwa.
Memiliki struktur penulisan seperti: Orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi.
Bentuk teks jenis ini merupakan teks cerita sejarah (recount).
Pada umumnya sering menggunakan konjungsi temporal.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
pola alur dalam teks cerita sejarah adalah

1. Memakai Pronomina

Pronomina atau juga dikenal sebagai kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk
menggantikan benda atau menamai seseorang ataupun sesuatu secara tidak langsung.

Contoh:

Kata ganti orang pertama tunggal.


Contoh: Saya, beta, aku, sahaya.
Kata ganti orang pertama jamak.
Contoh: Kita, kami.
Kata ganti orang kedua tunggal.
Contoh: Kamu, kau, engkau, dikau, anda.
Kata ganti orang kedua jamak.
Contoh: Kalian.
Kata ganti orang ketiga tunggal.
Contoh: Dia, beliau, ia, -nya.
Kata ganti orang ketiga jamak.
Contoh: Mereka.
2. Memakai Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kata yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa, waktu, serta
tempat.

3. Memakai Verba Material

Verba material adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan yang
menggunakan fisik ketika melakukannya.

Contoh: Membaca, melempar, mendorong, menulis, dan yang lainnya.

4. Memakai Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal atau juga dikenal dengan kata sambung waktu ini berfungsi untuk menata
urutan – urutan peristiwa yang diceritakan.

Contoh: Kemudian, lalu, setelah, dan yang lainnya.

5. Menggunakan Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah suatu kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang
digabungkan menjadi satu kalimat.

Contoh di dalam suatu kalimat:

Pada akhirnya, negara Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada konferensi yang
diselenggarakan di Den Haag.
Keterangannya:

“Pada akhirnya”: Ket


“Belanda”: S
“Mengakui”: P
“Kedaulatan Indonesia”: O
“Dalam konferensi”: Ket
“Yang diselenggarakan di Den Haag”: Ket
Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
perbedaan teks sejarah dan teks cerita sejarah

Berikut adalah perbedaan antara sejarah fiksi dengan sejarah non-fiksi, antara lain:

Sejarah Fiksi:

Memberikan sajian kehidupan yang sesuai dengan pandangan si penulis.


Pengembangan karakter tokoh yang tidak sepenuhnya diungkapkan.
Gambaran dari kehidupan batin seorang tokoh secara lebih dalam.
Jalan cerita yang disusun dengan berdasarkan dunia nyata.
Sejarah Non-Fiksi:

Gambaran dari kehidupan seorang tokoh yang ditulis secara lengkap dan berdasarkan fakta.
Tersusun berdasarkan oleh fakta yang objektif.
Menyajikan tentang kehidupan sesuai dengan data dan juga fakta yang ada.
Perbedaan Teks Sejarah dan Novel Sejarah

Secara singkat, teks sejarah berisi suatu fakta, sedangkan teks cerita & novel sejarah merupakan
imajinasi atas fakta.

Berikut adalah analisis dari perbedaan antara novel sejarah dengan teks sejarah, antara lain:

Teks Sejarah Novel Sejarah


Dituntut guna menyajikan berbagai hal faktual yang benar – benar ada / pernah terjadi.
Bebas dalam menyajikan sesuatu yang tidak pernah terjadi.
Sejarawan wajib dalam menyampaikan apa adanya, sesuai realita, dan tidak boleh direka /
ditambah – tambahkan. Novelis bebas sepenuhnya untuk menciptakan tulisan sesuai
dengan imajinasinya terkait kapan, apa, siapa, serta dimana. Tetapi tetap mempunyai hubungan
dengan situasi / tokoh sejarah.
Hubungan diantara fakta satu dengan yang lainnya butuh untuk direkonstruksi, setidaknya
meliputi adanya topografis / kronologinya. Imajinasi serta kemampuan si penulis yang
mewujudkan cerita sebagai suatu koherensi yang mempunyai hubungan dengan situasi sejarah.
Sejarawan harus dapat memberikan bukti jika yang diceritakan pada masa kini bisa dilacak
eksistensinya pada masa lalu. Tidak terikat ke dalam fakta sejarah sepenuhnya, khususnya
untuk hal terkait siapa, apa, kapan dan dimana, tidak memerlukan bukti atau saksi.
Sejarawan terikat dengan fakta terkait apa, siapa, kapan, serta dimana
Pelaku – pelaku, kaitan antar pelaku, keadaan, situasi hidup, serta kondisi masyarakat secara
universal juga harus sesuai dengan kenyataan yang ada. Pelaku atau tokoh, situasi,
hubungan, serta keadaan masyarakat bisa berasal dari imajinasi yang hanya mempunyai
relevansi dengan sejarah.
Unsur – Unsur Teks Cerita Sejarah
Unsur Intrinsik

Berikut ini terdapat beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam teks cerita sejara, terdiri
atas:

1. Unsur Intrinsik
Merupakan berbagai untuk yang secara langsung membangun suatu teks cerita sejarah.

Berikut adalah unsur intrinsik yang ada di dalam teks cerita sejarah, antara lain:

Tema, merupakan ide pokok dari sebuah cerita. Pada teks cerita sejarah tema yang biasa ditulis
merupakan tokoh agama, pejuang, asal mula sebuah tempat, dan yang lainnya.
Alur (Plot), adalah serangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni:
Alur maju, serangkaian kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadian / bergerak ke
depan.
Alur mundur, serangkaian kejadian yang urutannya tidak sesuai dengan kejadian / bergerak
mundur (flashback).
Alur campuran, serangkaian peristiwa yang urutannya campuran antara alur maju dengan alur
mundur.
Penokohan merupakan pelukisan gambaran jelas terkait seorang tokoh dalam suatu cerita.
Biasanya tokoh yang dipakai yaitu pahlawan nasional / tokoh penting di suatu daerah.
Sudut pandang, adalah sarana atau cara pandangan yang dipakai si pengarang untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar serta beragam peristiwa yang terjadi. Di dalam teks cerita
sejarah, sudut pandang yang dipakai adalah orang ketiga, yakni si pengarang.
Latar, adalah sebuah gambaran dari sebuah cerita teks cerita sejarah, bisa berwujud tempat,
waktu atau suasana pada saat kejadian berlangsung.
2. Unsur Ekstrinsik
Nurgiyantoro (2009: 23), unsur ekstrinsik merupakan unsur yang ada di luar karya fiksi serta
dapat mempengaruhi lahirnya karya tetapi tidak menjadi bagian dalam karya fiksi itu sendiri.

Pada pengkajian terkait teks cerita sejarah, berikut adalah beberapa unsur ekstrinsiknya, antara
lain:

Rekaman kebesaran, ketinggian, serta kegemilangan pemerintah. Teks cerita sejarah lahir di
Istana serta dikarang oleh penulis golongan istana yang memiliki daya kreatif tinggi dalam
merekam kebesaran, ketinggian, serta gemilangan pemerintah.
Dari segi corak penceritaan, cerita sejarah di dalamnya terkandung dua corak penceritaan yakni
fakta sejarah & mitos.
Unsur bias, yakni ciri sikap bias dari pengarang / penyalin pada peristiwa yang diceritakan.
Unsur keagamaan, contoh di Indonesia banyak sejarah yang merujuk kepada perkembangan
agama.
Unsur politis, pada umumnya memiliki konflik terkait perebutan kekuasaan / daerah kekuasaan
yang berkaitan dengan politik.
Unsur ekonomi, pada umumnya mengisahkan kehidupan ekonomi pada zaman itu, contohnya
berdagang, mencari ikan & bertani.
Unsur sosial, pada umumnya terdapat jenjang social, contohnya antara raja dengan rakyat atau
antara penguasa dengan rakyat.
Jenis – Jenis Teks Cerita Sejarah
Non-Fiksi

Jenis dari teks cerita sejarah dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yakni sejarah fiksi dan
sejarah non-fiksi.

Di bawah ini adalah penjelasan selengkapnya:

1. Sejarah Fiksi
Di dalam sejarah fiksi terbagi menjadi 4 jenis yang berbeda, antara lain:

a. Cerpen
Cerpen merupakan cerita pendek yang berbentuk prosa naratif fiktif.

Tulisan cerpen ini cenderung padat serta langsung kepada tujuannya, daripada dibandingkan
dengan karya fiksi lainnya yang lumayan panjang.

b. Novel

Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis dengan cara naratif dan pada umumnya berbentuk
cerita.

Penulis novel disebut sebagai novelis.

c. Roman

Roman atau juga dikenal dengan kisah percintaan merupakan jenis karya sastra yang
bentuknya prosa dimana di dalamnya melukiskan perbuatan pelakunya sesuai dengan watak
serta jiwanya masing – masing.

d. Legenda

Legenda adalah suatu cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan
sesuatu hal yang benar – benar terjadi.

2. Sejarah Non-Fiksi
Di dalam sejarah non-fiksi terbagi menjadi 4 jenis yang berbeda, antara lain:

a. Autobiografi

Autobiografi adalah keterangan hidup atau kisah dari seseorang yang ditulis oleh orang itu
sendiri.

b. Biografi

Biografi adalah suatu keterangan kehidupan seseorang yang dituliskan oleh orang lain.
c. Catatan Sejarah

Catatan sejarah adalah suatu teks yang mengisahkan fakta atau peristiwa di masa lalu serta
menjadi latar belakang sesuatu yang memiliki nilai sejarah.

d. Cerita Perjalanan

Cerita perjalanan adalah teks yang mengisahkan terkait suatu perjalanan.

Cara Menulis Teks Cerita Sejarah


history

Supaya proses menulis teks cerita sejarah lebih mudah dan teratur, berikut kami berikan cara
atau tips untuk menulis cerita sejarah, antara lain:

Mencari ide gagasan di dalam Wacana yang isinya bergam sejarah, dengan begitu kalian akan
lebih mudah untuk membuat orientasi yang menjadi pengenalan dari suatu kejadian.
Caranya yakni dengan mencari jawaban 5W 1H di dalam Wacana itu.
Contoh: Apa yang sedang terjadi? Kapan hal itu berlangsung? Siapa yang terlibat di dalam
peristiwa itu? Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Dan Mengapa peristiwa itu bisa
berlangsung?
Menganalisa urutan peristiwa dengan cara mengidentifikasi masalah serta menuliskan
kronologi peristiwa secara bertahap.
Mengulas kembali isi teks itu serta menulis ulang dengan memakai bahasa sendiri sesuai
dengan analisa struktur paragraf yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pada bagian ini opsional, yang artinya boleh ada maupun tidak disertakna.
Menyempurnakan teks dengan cara memperhatikan tata bahasa sesuai EYD agar lebih mudah
dipahami oleh para pembaca.
Contoh Teks Cerita Sejarah
history text

Anda mungkin juga menyukai