Anda di halaman 1dari 31

Teks Cerita Sejarah adalah :

Teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dari


kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu
yang mempunyai nilai sejarah.

Ciri-ciri teks cerita sejarah


- Disajikan secara kronologis atau berdasarkan urutan kejadian.
- Bentuk teksnya cerita ulang.
- Isinya berupa fakta

Teks cerita sejarah bisa bersifat narasi, bisa juga deskripsi.

Jenis Karangan :
1. Narasi
Karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa / kejadian
berdasarkan urutan waktu kewaktu.

2. Deskripsi
Karangan yang mengambarkan suatu objek,seolah-olah kita
dapat mendengar,melihat,mencium,merasakan atau mengalami
langsung peristiwa yang disampaikan.

3. Argumentasi
Karangan yang dapat mengubah pendapat seseorang dengan
menampilkan bukti/fakta.

4. Eksposisi
Karangan yang bersifat memaparkan/menjelaskan sesuatu yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan secara diteal/sistematis.

5. Persuasi
Karangan yang berusaha mengajak/membujuk agar mau berbuat
atau melakukan sesuatu.
Kaidah Teks Cerita Sejarah
- Menceritakan masa lalu
- Menggunakan pronomina
Kata ganti / pronomina adalah jenis kata yang digunakan untuk
menggantikan nomina / frasa nomina dan kemudian memberikan
nama seseorang secara tidak langsung. Contoh saya, kapan, nya,
ini.
- Menggunakan frasa Adverbial.
Frasa adverbial adalah jenis kata yang menunjukan suatu
peristiwa, waktu, kejadian dan tempat. Contoh tadi siang, tahun
lalu, minggu kemarin.
- Menggunakan Verba Material
Verba material adalah jenis kata yang memiliki fungsi untuk
menunjukan sebuah perbuatan nyata (aktifitas) yang telah
dilakukan oleh partisipan. Adapun didalam kata kerja material
ini menunjukan ciri-ciri yang dapat diketahui seperti perbuatan
fisik / kejadian / peristiwa. Contoh memasak, menyapu,
membaca dan lain sebagainya.
- Menggunakan konjungsi Temporal
Konjungsi Temporal/kata sambung waktu adalah jenis kata yang
berfungsi untuk menata urutan-urutan kejadian atau peristiwa
yang di ceritakan. Dan didalam teks cerita sejarah ini banyak
menggunakan serta memanfaatkan kata penghubung (konjungsi)
temporal. Contohnya kemudian, lalu.
Teks Cerita Sejarah dibagi menjadi 2 :
A.Teks Cerita Sejarah Fiksi : Teks Cerita Sejarah yang tidak nyata
(imajinasi/khayalan)
Contoh :
 Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita.
 Cerpen adalah karya sastra yang pendek
 Legenda adalah cerita yang dipercaya oleh masyarakat sekitar yang
benar-benar terjadi.
 Roman adalah kisah percintaan

B.Teks Cerita Sejarah Non-fiksi : Teks Cerita Sejarah yang nyata


Contoh :
 Biografi : Cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh
orang lain.
 Autobiografi : cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis
oleh diri sendiri.
 Certia Perjalanan
 Catatan Sejarah

. B.Struktur cerita sejarah:


-. Pembukaan / Orientasi (pengenalan)
- Isi / Pembahasan peristiwa / Urutan peristiwa (event)
- Penutup / Reorientasi (pengulangan pengenalan)

Unsur pembanggun cerita sejarah :


Unsur Intrinsik (Unsur dalam) terdiridari :
a.Tema : pokok permasalahan
b.Alur : Jalan cerita (Alur maju, mundur dan bolak-balik)
c.Penokahan/watak/Karakter (Antagonis,Protogonis,Tirtagonis)
d.Setting/tempat,keadaan/situasi
e.pesan/amanat
Konjungsi adalah kata sambung yang menghubungkan unsur-unsur
kalimat.

fungsi dari konjungsi adalah


 untuk menyatakan urutan peristiwa, hal itu seperti yang tampak
pada kalimat berikut.
 Contoh:
- Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor
Bukanfu,
Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no.1.

Secara khusus dari teks sejarah ini kita tinjau kaidah kebahasaan
berkaitan dengan penggunaan kata sambung ;
a. pernyataan urutan peristiwa
b. dan keterangan pernyataan waktu,
c. tempat dan cara.

Dalam membuat sebuah teks cerita sejarah, kalian bisa menggunakan


konjungsi (kata sambung) temporal agar urutan peristiwa dapat
tertata secara kronologis.

Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu


dan sekaligus sebagai sarana koherensi teks. Teks yang berkoherensi
itu penting kalian perhatikan agar keserasian setiap unsur yang
disambungkan tetap terjaga, sehingga tercipta susunan kata yang
indah dan mudah dipahami.
Konjungsi temporal yang menghubungkan duahal atau peristiwa,
terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak
sederajat
(misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga,ketika, sambil, sebelum,
sampai,
sedari, sejak, selama, semenjak,sementara, seraya, waktu, setelah,
sesudah,
tatkala, sebagainya)
2.dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat
yang sederajat
(misalnya sebelumnya dan sesudahnya dan).

Fungsi dalam kalimat kita sudah kenali bersama ada subjek (S), objek
(O), predikat (P), dan keterangan.Untuk fungsi keterangan ada yang
menerangkan tempat, waktu dan cara. Hal tersebut dapat kita lihat
pada kalimat-kalimat berikut :
- Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas
kota Hiroshima
Jepang….
- Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta,
Achmad
Soebardjo dan disaksikan secara seksama oleh Soekarni, B.M. Diah,
Sudiro dan
Sayuti Melik.
Ket :
Keterangngan tempat pada kalimat di atas ada di kalimat pertama
dan contoh keterangan cara ada di kalimat kedua.

Konjungsi (kata sambung) dapat dibagi menjadi 4, yaitu:


1.Konjungsi Koordinatif:
yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang sama
pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh:
dan, atau &serta.

2. Konjungsi korelatif yaitu :


konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau klausa yang
memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif rerdiri atas
dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang
dihubungkan oleh :
baik .... maupun, tidak.... tetapi.

3.Konjungsi Antarkalimat yaitu :


konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang
lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat kalimat baru, tentu
saja dengan huruf kapital di awal kalimat.
Contoh :Biarpun begitu, akan tetapi ...

4.Konjungsi Subordinatif:
yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau lebih dan klausa
itu merupakan anak kalimat.

Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu:


1.Konjungsi subordinatif waktu : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
2.Konjungsi subordinatif syarat : jika, jikalau, bila, kalau.
3.Konjungsi subordinatif pengandaian : seandainya, seumpama.
4.Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, sekalipun.
5.Konjungsi subordinatif pembandingan : seakan-akan, seperti.
6.Konjungsi subordinatif sebab : sebab, karena, oleh sebab.
7.Konjungsi subordinatif hasil : sehingga, sampai.
8.Konjungsi subordinatif alat : dengan, tanpa.
9.Konjungsi subordinatif cara : dengan, tanpa.
10.Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa.
11.Konjungsi subodinatif atribut : yang
12.Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan, lebih ...
dari.

Kelas Kata
1. Kata Benda (Nomina)
Mengacu pada : .orang ,benda,konsep,ataupun pengertian.
Ciri penanda :
a. Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.
b. Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
c. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan,
dan
pelebaran.
e. Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan
dan
persatuan.
f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilan, kebijaksanaan dan
kekayaan.
g. Kata yang diikuti dengan frase “yang”…atau “ yang sangat” misalnya
: jalan
(yangbagus),pemuda (yang sangat rajin).

2. Kata Kerja (Verba)


Kata ini menyatakan perbuatan,proses, dan dapat juga menyataka
keadaan.
Ciri penanda :
a. Kata-kata yang dapat menyatakan keadaan, maupun yang
menyatakan
penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
– Pergi (dengan adik)
– Berjalan (dengan gembira)
– Menulis ( dengan musuh)
b. Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dll.
c. Kata kerja berimbuhan sesperti:
– awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat.
– awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda
– awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat
– awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan
terlihat
– awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan
persingkat
– akhiran –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, bacakan, dan
damaikan
– akhiran –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.

D. MENGINTERPERSTASI TEKS CERITA SEJARAH


Menginterpertasi adalah:
Pemberian kesan,pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu.

Dalam hal ini menginterprestasi berarti :


Usaha menafsirkan atau menejelaskan makna isi teks cerita
sejarah.Cerita apa pun
yang diingat dan disamapaikan berarti cerita tersebut memiliki
kelebihan.Apalagi sebuah cerita yang berisi unsur sejarah,tidak
hanya sebagai media,edukasi.inspirasi dan penumbuhan rasa cinta
tanah air.
Sebagai contoh:

Contoh : Teks cerita “ Perang Diponegoro “

Pada pertengahan bulan Mai 1825,pemerintah Belanda yang pada


mulanya memerintahkan pembangunan jalan dari Jogya ke Magelang
lewat Muntilan,
mengubah rencanannya dan membelokkan jalan tersebut melewati
Tegalrejo.
Rupanya disalah satu sektor, Belanda sengaja melintasi makam dari
leluhur keluarga Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat
Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk
mengangkat senjata melawan Belanda.
Belanda mempunyai alasan untuk menangkap Pengeran
Diponegoro karena dinilai telah memberontak,pada 20 Juli 1825
mengepung kediaman Pangeran Diponegoro karena terdesak
,pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri
menuju barat ,hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilo
meter arah barat dari kota Bantul. Sementara itu,Belanda yang
tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dan membakar
habis kediaman Pangeran.
Setelah penyerangan itu,dimulailah sebuah perang besar yang
akan berlangsung lima tahun lamanya pada 1827,Belanda melakukan
penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem
benteng sehingga pasukan Diponegoro terjepit. Pada 1829, Kiyai
Modjo,pemimpin spritual pembrontakan ditangkap menyusul
Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28
Maret 1830, Jendral De Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di Magelang. Disana,Pangeran Diponegoro menyatakan
bersedia menyerahkan diri dengan syrat sisa anggota laskarnya
dilepaskan. Dengan demikian Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan di Manado ,kemudian dipindahkan ke Makassar hingga
wafatnya di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.
Melalui cerita ini kita dapat melihat kegigihan dan keberanian
Pangeran Diponegoro beserta pasukannya ketika melawan Belanda.
Oleh karena itu, cerita ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan
teladan bagi kita untuk senantiasa rela berkorban dengan
mempertahankan keutuhan negara tercinta.

Tugas Kelompok :
1. Tentukan Struktur teks cerita diatas !
2. Tentukan kaidah bahasa teks cerita sejarah dibawah ini !
a. Apa jenis pengembangan teks cerita sejarah di atas dan
berialasan yang
singkat
b. Apakah teks tersebut menggunakan konjungsi (Temporal)
untuk mengurutkan peristiwa atau kejadian di atas?...
3. Tentukan keterangan dan frasa adverbial untuk mengungkapkan
tempat,
waktu, dan cara pada teks di atas.
4. Menentukankan kata kerja yang menyatakan tindakan,
misalnya pergi, tidur,
lari, dan membeli.
5. Buatlah sebuah teks cerita sejarah tentang Kihajar Dewantara
,yang disusun
berdasarkan struktur dan kaidah bahasa.

Jawaban.

1.Struktur cerita sejarah:


a.Pembukaan / Orientasi (pengenalan)
Prgf.1.kal. 1 (Orientasi) Pemuncualan awal peristiwa
Pada pertengahan bulan Mai 1825,pemerintah Belanda yang pada
mulanya
memerintahkan pembangunan jalan dari Jogya ke Magelang lewat
Muntilan,
mengubah rencanannya dan membelokkan jalan tersebut melewati
Tegalrejo.
Rupanya disalah satu sektor, Belanda sengaja melintasi makam dari
leluhur
keluarga Pangeran Diponegoro.

b.Isi / Pembahasan peristiwa / Urutan peristiwa (event)


Dimulai dari paragraf.1,kal.2 dan seterusnya.
Hal inilah yang membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan
memutuskan
untuk mengangkat senjata melawan Belanda.
Belanda mempunyai alasan untuk menangkap Pengeran Diponegoro
karena dinilai telah memberontak,pada 20 Juli 1825 mengepung
kediaman Pangeran Diponegoro karena terdesak ,pangeran
beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju
barat ,hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilo meter
arah barat dari kota Bantul. Sementara itu,Belanda yang tidak
berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dan membakar habis
kediaman Pangeran.
Setelah penyerangan itu,dimulailah sebuah perang besar yang akan
berlangsung lima tahun lamanya pada 1827,Belanda melakukan
penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem
benteng sehingga pasukan Diponegoro terjepit. Pada 1829, Kiyai
Modjo,pemimpin spritual pembrontakan ditangkap menyusul
Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28
Maret 1830, Jendral De Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di Magelang. Disana,Pangeran Diponegoro menyatakan
bersedia menyerahkan diri dengan syrat sisa anggota laskarnya
dilepaskan. Dengan demikian Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan di Manado ,kemudian dipindahkan ke Makassar hingga
wafatnya di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.

c.Penutup / Reorientasi (pengulangan pengenalan)


Parag ke 4 (paragraf terakhir)
Melalui cerita ini kita dapat melihat kegigihan dan keberanian
Pangeran
Diponegoro beserta pasukannya ketika melawan Belanda. Oleh
karena itu, cerita ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan
teladan bagi kita untuk senantiasa rela berkorban dengan
mempertahankan keutuhan negara tercinta.

2. a. Jenis pengembangan karanngan : Naratif


Alasannya : Karena paragraf tersebut menyampaikan
rangkaian peristiwa
Atau kejadian tentang Pangeran Diponegoro
b. ya,paragraf tersebut menggunakan konjungsi temporal yang
mengacu pada
peristiwa (waktu).

3. Misalnya kemarin, di rumah saya dan pelan-pelan ,dll.

4. Misalnya pergi, tidur,lari, dan membeli ,dll.

Latihan (Tugas Mandiri)


Kerjakan laitihan hal. 21

Soal Ulangan Harian


1. Jelaskan perbedaan teks cerita sejarah dengan teks cerita
fiksi.
2. Tuliskan struktur teks cerita sejarah dan kaidah teks cerita
sejarah
3. Jelaskan pengertian Biografi dan otobiografi
4.Tuliskan definisi teks narasi dan ciri utamanya.
5. Tuliskan defiisi konjungsi temporal dan buatlah2 buah contoh
kalimat yang Berpola ( S-P-O-K ).
6. Tuliskan yang temasuk konjungsi subordinatif Waktu
7. Tuliskan 4 pembagian konjungsi dan tuliskan bentuk
konjungsinya
8. Tuliskan pengertian kata benda (Nomina) dan buatlah 2 buah
contah kalimatnya
9. Tuliskan pengrtian kata kerja (Verba) dan buatlah 2 buah contoh
kalimatnya

SELAMAT BEKERJA !
1.2. Membandingkan teks cerita sejarah

1.2.1. Membandingkan teks cerita sejarah adalah :


Mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam suatu teks.
Unsur yang diperbandingkan adalah :Struktur dan kaidah teks
tersebut.

Perhatikan tabel perbandingan teks cerita sejarah tersebut.

Aspek Teks Fiksi Teks cerita Teks cerita


Sejarah ulang sejarah
Struktur 1. Tokoh Faktual/Fiktif Fiktif Faktual

.2Alur Orrientasi Orientasi- Orientasi –


Isi krisis- rangkaian
Reorintasi reaksi peristiwa -
reorentasi

3.Latar Faktual/Fiktif Fiktif Faktual


4.Sudut Orang ke 3 Orang ke 3 Orang pertama
pandang (seba tahu) (seba tahu)
Khaidah 1.sifat Fiktif Fiktif Faktual
2.Sumber Peristiwa Imajinasi Peritiwa –
sejarah Sejarah
imajinasi
3.Bahasa Baku dan Baku dan Baku dan tidak
tidak baku tidak baku baku
1.2.3. Memproduksi Teks Cerita Sejarah

Dalam hal ini kamu akan dapat membuat teks cerita sejarah sesuai
dengan struktur dan kaidah yang tepat.
Langkah-langkah memproduksi teks cerita sejarah :
1. Menentukan Tema/Peristiwa Sejarah.
Misalnya: - Reformasi 27 Mai 1998,
- Peristiwa G.30 SPKI

2. Mengumpulkan Bahan
Bahan tulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber,
Misalnya : Surat Kabar,TV,Radio,Internet dan sumber sejarah lain.

3. Menyusun Kerangka
Berarti memecahkan topik ke dalam beberapa sub topik secara
sistimatis dan logis berdasarkan struktur teks cerita sejarah.
(Orientasi/Pengantar - Rangkaian Peristiwa/Isi –
Reorentasi/Penutup )

4. Mengembangkan Kerangka
Mengembangkan satu sub topik menjadi beberapa kalimat yang
padu dan menjadi karangan yang lengkap.

5.Buatlah judul dengan kalimat yang pendek dan dapat mengambarkan


keseluruhan isi teks yang dikembangkan. Judul dapat diambi dari
nama peristiwa,nama tokoh,perbuatan tokoh,tempat kejadian atau
yang lainnyasesuai dengan isi cerita.

Hal yang lain diperhatikan dalam membuat teks cerita sejarah adalah
unsur bahasa,topik dan perulangan topik. Gunakanlah bahasa yang
mudah dipahami oleh pembaca. Agar lebih menarik pilih sejarah yang
pernah kamu alami,melalui buku, dan hindari perulangan topik.
1.3. Menganalisis dan Menyunting Teks Cerita Sejarah

1.3.1.Menganalisis teks cerita sejarah berarti :


Mendeskripsikan struktur dan kaidahnya atau menelaah dan
menguraikan
Sesuatu atas bagian-bagian serta hubungan antar bagian tersebut untuk
memperoleh pemahaman yang utuh.
Misalnya: Peristiawa apakah yang diceritakan,siapa saja tokoh
yang terlibat,
kapan peristiwa berlangsung,dan apa nilai dan pesan
yang dapat kita petik dari cerita tersebut.

1.3.2.Menyuntingteks cerita sejarah berarti :


Proses memperbaiki sebuah teks dengan memperhatikankelengkapan
unsur isi (Struktur,kaidah) dan kebahasaanya antara lain :
a. Keefektifan kalimat
Kalimat efektif memiliki strktur berikut:
1. Menggunakan unsur (Sabjek dan Prediket)
2. Menggunakan ejaan dengan tepat (tanda baca,huruf
kapital dan penulisan kata.
3. Memenuhi unsur kelogisan (masuk akal)
4. Memenuhi kesejahtearaan bentuk kata
5. tidak memuat Pleonasme (Kalimat yang berlebihan)

b. Kepaduan (Koherensi)
Untuk menjaga koherensi antar kalimat maupun antar
paragraf,kita harus menggunakan kata hubung dan kata
ganti yang sesuai. Dengan begitu,antar kalimat dan antar
paragraf dapat dibaca dengan lancar dan benar dan
terhindar dari salah tafsir.

c. ketepatan ejaan/EYD)
Berkaitan dengan pemakaian tanda baca,penulisan huruf
dan penulisan kata.
Perhatikan contoh :
No Jenis Contoh Kalimat Perbaikan Kalimat
kesalahan
1. Pemakaian Ia membeli alat Ia membeli alat tulis
tanda koma tulis seperti pena,pinsil dan
sepert:pena,pinsil buku
dan buku.
“Kamu baru “Kamu baru datang
datang Fahri ?”
Fahri?”tanya Tanya Pak
PaAndri”Jangan- Andri,”jangan-jangan
jangan kamu kamu terlambat setiap
terlambat setiap hari”.
hari”.
2
Penulisan Mereka bertemu Mereka bertemu dengan
huruf dengan bu sovia Bu Sovia di kantornya.
2. Kapital di kantornya.
Orang Ambon itu Orang Ambon itu sSuka
suka makan Makan pisang ambon.
pisang Ambon
3. Penulisan Saat ini Saat ini Indonesia
kata Indonesia dilanda dilanda cuaca yang
3 cuaca yang sangat sangat ekstrem.
3 ekstrim.
Sebagai seorang Sebagai seorang dokter
dokter saya saya harus bisa
harus bisa mendiagnosis penyakit
mendiagnosa pasien.
penyakit pasen.

d. Ketepatan diksi/Pilihan kata


Perhatikan contoh :
Contoh Kalimat Perbaikan Kalimat Penjelasan
Satpol PP Satpol PP Kata pemukiman
membongkar membongkar menyatakan‘proses’
pemukiman kumuh. permungkiman Sedang
kumuh. permukimanmenyatakan
‘tempat’.
Guru saya bukan Guru saya bukan Konjungsi korelatif
hanya mengajar hanya tidak hanya selalu
tetapi juga mendidik. mengajar,tetapi berpasangan dengan
juga mendidik. tetapi juga. Adapaun
konjungsi
korelatifbukan selalu
berpasangan dengan
melainkan.

1.4. Mengidentifikasi dan Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah

A. Mengidentifikasi adalah :
Memeriksa identitas,bukti,dan tanda pengenal seseorang/benda
atau ciri-ciri teks tersebut.

Contoh : Teks cerita “ Perang Diponegoro “

Pada pertengahan bulan Mai 1825,pemerintah Belanda yang pada


mulanya memerintahkan pembangunan jalan dari Jogya ke Magelang
lewat Muntilan,
mengubah rencanannya dan membelokkan jalan tersebut melewati
Tegalrejo.
Rupanya disalah satu sektor Belanda sengaja melintasi makam dari
leluhur keluarga Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat
Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk
mengangkat senjata melawan Belanda.
Belanda mempunyai alasan untuk menangkap Pengeran
Diponegoro karena dinilai telah memberontak,pada 20 Juli 1825
mengepung kediaman Pangeran Diponegoro karena terdesak
,pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri
menuju barat ,hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilo
meter arah barat dari kota Bantul. Sementara itu,Belanda yang
tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dan membakar
habis kediaman Pangeran.
Setelah penyerangan itu,dimulailah sebuah perang besar yang
akan berlangsung lima tahun lamanya pada 1827,Belanda melakukan
penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem
benteng sehingga pasukan Diponegoro terjepit. Pada 1829, Kiyai
Modjo,pemimpin spritual pembrontakan ditangkap menyusul
Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot
Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28
Maret 1830, Jendral De Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di Magelang. Disana,Pangeran Diponegoro menyatakan
bersedia menyerahkan diri dengan syrat sisa anggota laskarnya
dilepaskan. Dengan demikian Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan di Manado ,kemudian dipindahkan ke Makassar hingga
wafatnya di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.
Melalui cerita ini kita dapat melihat kegigihan dan keberanian
Pangeran Diponegoro beserta pasukannya ketika melawan Belanda.
Oleh karena itu, cerita ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan
teladan bagi kita untuk senantiasa rela berkorban dengan
mempertahankan keutuhan negara tercinta.

Berikut Identifikasi teks tersbut berdasarkan strutur dan kaidah yang


disajikan dalam tabel berikut !

No Aspek yang Bukti


diidentifikasi
1. Struktur -Tokoh Pangeran Diponegoro sebagai pelaku
a.Tokoh utama (Dalam perang Diponegoro)
Menggunakan -Terdapat tokoh Kiyai Modjo,Pangeran
tokoh faktual Mangku Bumi,Alibasa Sentot Prawirodirjo
dan Jendral De Kock yang tercatat dalam
sejarah
b.Alur : Prgf.1.kal. 1 (Orientasi)
-Orentasi Prgf.1.kal. 2, prgf 3 Kal.6 adalah rangkaian
-Rangkaian peristiwa
peristiw Prgf.1.kal.2 berisi peristiwa pertama yg
-Reorentasi memunculkan masalah,kemudian diikuti
peristiwa-peristiwa berikutnya sampai Prgf
3 kal, 5 yang berisi peristiwa puncak,yakni
penyerahan diri yang dilakukan oleh
Pangeran Diponegora ke Manado,kemudian
dipinndahkan ke Makassar higga wafatnya di
Benteng Rotterdam.
Prgf.4. adalah reorentasi,karena berisi
simpulan atau peninjauan kembali. Hal ini
terlihat dari pemaparan pada akhir
cerita,yakni cerita tersebut
memperlihatkan kegigihan dan kebenaran
Pangeran dip[onegoro dan pasukannya dalam
melawan Belanda.Oleh karena itu,peristiwa
tersebut dapat menjadi pelajaran dan
teladan.

C.Latar Cerita tersebut berlatar di Jogyakarta


tepatnya,Tegalrejo, dan Magelang.Kedua
tempat tersebut benar-benar ada di Jawa
Tengah.
2. Kaidah Alur cerita keseluruhannya memuat
a.Nonfiktif peristiwa sejarah yang terjadi dibeberapa
tempat di Indonesia dengan tokoh pahlawan
nasional menandakan cerita ini merupakan
cerita non fiktif (fakta/benar-benar
terjadi,bukan rekaan/Imajinatif)
b.Sejarah -Peristiwa tersebut berlangsung dari tahun
1825-1830 yang merupakan saat
berlangsungnya Perang Diponegoro.
-Tercatat dalam sejarah Indonesia bahwa
PangeranDiponegoro sebagai Panglima
Perang Diponegoro.
c.Bahas -Menggunakan kosa kata yang berisi unsur
sejarah

B. Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah

Mengabstraksi adalah :
Ringkasan,ikhtisar,sinopsis atau intisari sebuah teks/ karangan.

Mengbstraksi berarti :
Memilih bagian yang penting dari yang tidak penting.Bagian yang
penting inilah kemudian diambil dan disusun sesuai dengan
urutannya/alurnya atau disebut juga dengan meringkas.

Langkah-langkah mengabstraksi teks cerita sejarah :


1. Bacalah seluruh teks dengan cermat
2. Pilih dan tandailah peristiwa-peristiwa yang dianggap penting
dalam setiap paragraf.
3. Bagian yang dianggap penting tersebut,disusun kembali dalam
teks cerita,kita tidak boleh mengubah urutan peristiwa.

Perhatikan kembali cerita Perang Diponegoro.


Berikut abstraksi teks tersebut.

Cerita bermula ketika Belanda merubah rencananya untuk


membelokkan pembanggunan jalan dari Jogyakarta ke Magelang
lewat Muntilan menjadi ke arah Tegalrejo yang tak lain adalah
makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Tindakan ini menyulut rasa
tersinggung Pangeran Diponegoro hingga memutuskan angkat senjata
melawan Belada. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk
menangkap Pangeran Diponegora yang dinilai telah
memberontak,maka terjadilah penyerangan sebagai dimulainya
sebuah perang besar yang berlangsung selama lima tahun dan dikenal
sebagai perang Diponegoro.Puncak-Nya,Pangeran Diponegoro
menyerahkan diri kepada Belanda karena situasi yang semakin
terhimpit. Akhir cerita Pangeran Diponegora ditangkap dan
diasingkan ke Manado dan kemudian dipindahkan ke Makassar hingga
Pangeran wafat di BentengRotterdam.

1.5. Mengevaluasi dan Mengonversi Teks Cerita Sejarah

A. Mengevaluasi Teks Cerita Sejarah


Berarti : menilai teks tersebut berdasarkanstruktur dan
kaidahnya,apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang
sebenarnya,selain itu unsur kebahasaannya juga harus
diperhatikan.

Tujuannya adalah :
Untuk mengetahui kualitas/kelebihan dan kekurangannya.

Contoh pertanyaan untuk mengevaluasi suatu teks!


No Pertanyaan
Stuktur Kaidah Bahasa
1 Apakah tokoh Apakah ceritanya Apakah bahasa
cerita tersebut seluruhnya sudah yang digunakan
merupakan pelaku nonfiktif ? mudah dipahami?
yang terlibat
dalam peristiwa
sebenarnya

2 Apakah alurnya Apakah cerita Apakah topik


berisi bagian tersebut juga cerita sejarah
orientasi,rangkaian berisi unsur tersebut sangat
peristiwa,dan sejarah atau menarik.
reorentasi bersumber pada
peristiwa
sejarahyang benar-
benar terjadi?
3 Apakah latarnya Apakah teks cerita
sesuai dengan tersebut
kejadian yang menggunakan fitur
sebenarnya> bahasa seperti
pada
tahun...,setelah
peritiwa itu..., dan
beberapa kata yang
digunakan pada
teks cerita
sejarah.

B. Mengonversi Teks Cerita Sejarah


Teks cerita sejarah dapat digolongkan pada teks cerita Narasi.
Mengonversi teks cerita sejarah dapat dilakukan dengan
menggubah struktur teks,salah satunya kedalam bentuk puisi.

Perhatikan contoh di bawah ini !


Teks cerita:

Sejarah Sultan Hairun

Terbunuhnya Sultan Hairun oleh kaki tangan bangsa Protugis


menyebabkan putranya SultanBaabullah menggangkat senjata
menghadapi bangsa Protugis.
Pengepungan Benteng Santo Paulo dilakukan sejak tahun 1570-1575.
Sultan Baabullah memberikan dua pilihan kepada bangsa Protugis
yang berada di dalam Benteng,menyerah atau diserang.Bangsa
Protugis memilih untuk menyerah,
kemudian diberikan kesempatan untuk meninggalkan Benteng dan
sekaligus meninggalkan kerajaan Ternate.

Teks cerita sejarah tersebut dapat dikonvirmasi ke dalam bentuk


puisi.

Sultan Hairun
Perlawana telah menggugurkan pahlawan
bangsa
Sultan Hairu namanya
yang dibunuh oleh kakitangan bangsa
Protugis,
putranya tak berdian diri
Sultan Baabullah mengangkat senjata
untuk menghadapi bangsa Protugis
pengepungan di Benteng Santo Paulo
dilancarkan
Sultan Baabullah menjadi pemimpinya
Hanya ada dua pilihan untuk bangsa Protugis
menyerah atau diserang
Menyerah menjadi pilihannya
Kerajaan Ternate pun akhirnya mereka
tinggalkan.

Tugas (Mandiri,bentuk portofolio)


Cobalah kamu cari sebuah teks cerita sejarah kemudian ,cerita
tersebut kamu ubah kedalam benuk puisi atau pantun.
Selamat Bekerja dengan baik dan sempurna !
3. Kata Ganti
Ciri-Ciri Kata Ganti
Kata ganti orang pertama (mengganti diri orang yang berbicara):
– saya
– Aku ku
– Kami
– Kita
Contoh : Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya
kerumah Paman?’ (saya = adik)
2. Kata ganti orang kedua (mengganti orang yang diajak bicara)
– Kamu
– Engkau
– Anda
– Kalian
Contoh : Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?’ tanya Hasan pada
Ali temannya sekelas.
Kata ganti orang ketiga (mengganti diri orang yang dibicarakan)
– Ia
– Dia
– – nya
– Beliau
– Mereka
– Mendiang
– Almarhum
Contoh : Hasan adalah murid baru dikelas V. Ia tinggal di Jalan
Surabaya. ( Ia = Hasan)

4. Kata Sifat
Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta
dapat dibentuk menjadi
kata yang berimbuhan se – / -nya.
Contoh :
– indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
– Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
5. Ciri-Ciri Kata Sapaan.
Kata sapaan itu tak mempunyai penbendaharaan kata sendiri tetapi
menggunakan kata-kata dari perbendaharaan nama diri dan kata
nama perkerabatan.
Contoh: San (Bentuk untuh : Hasan)
Li (Bentuk utuh : Ali)
Pak (Bentuk utuh Bapak)
Yah (Bentuk utuh Ayah)

6. Ciri-Ciri Kata Penunjuk


1.digunakan untuk menunjuk kata benda yang letaknya relatif dekat
dengan si pembicara
2. Itu : digunakan untuk menunjuk benda yang letaknya relatif
jauh, contoh : Itu si Unyil, mobil itu di jual.

7. Ciri-Ciri Kata Bilangan


Kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau kumpulan.
Contoh : Kata bilangan utama satu, dua, tiga sebelas.
Kata bilangan tingkat pertama, kedua, kesebelas.
Kata bantu bilangan, seseorang, dua buah, seekor dan lain-lain.
Kaya bantu bilangan lain, setanggai, setandan, sehelai dan lain-lain.
8. Ciri-Ciri Kata Penyangkal
Kata penyangkal dalam Bahasa Indonesia adalah:
– Tiada, tak = saya tidak mengambil bukumu.
– Tiada, didaerah itu tiada air
– Bukan, ini bukan mangga.
– Tanpa, tanpa saya dia tak mau pergi.

9. Ciri-Ciri Kata Depan


Kata yang digunakan di muka kata benda untuk menghubungkan kata
dengan klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh kata
depan:
1. Tempat berada: di, pada, dalam, atas dan antara.
2. Arah asal : dari
3. Arah tujuan: ke, kepada, akan dan terhadap.
4. Pelaku : oleh
5. Alat : dengan dan berkat.
6. Perbandingan : daripada
7. Hal/ masal : tentang, mengenai.
8. Akibat : hingga, sampai
9. Tujuan : untuk, buat. Guna dan bagi.
10. Demi dan menurut.

10. Ciri-Ciri Kata Penghubung


Kata ini digunakan untuk menghubungkan kata dengna klausa dengan
klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh:
1. Untuk akta penghubung sederajat: dan, dengan, serta atau,
sedangkan, selanjutnya, adalah dan lain-lain.
2. Untuk penghubung tak sederajat : sebab, jika, bila, sebagai,
sehingga, sesudah dan lain-lain.

11. Ciri-Ciri Kata Keterangan


Kata ini memberi penjelasan pada kalimat/bagian kalimat lain yang
sifatnya tak menerangkan keadaan/ sifat.
1. Kepasrahan yaitu kata, memang, pasti, justru.
2. Keraguan/kesangsian yaitu kalau, barangkali, mungkin, kiranya,
rasanya, agaknya, rupanya.
3. Harapan, yaitu kata-kata, seringkali, sekali-sekali, sesekali,
acapkali, jarang.

12 . Ciri-Ciri Kata Tanya


Kata ini digunakn sebagai pembantu, didalam kalimat yang menyatakan
pertanyaan. Contoh: apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, berapa ,
mana, kapan, bila, bilamana.

13. Ciri-Ciri Kata Seru


Kata yang digunakan untuk menggungkapkan perasaan bahwa,
misalnya: Karena kaget, terharu, marah, kagum, sedih dan lain-lain.
Contoh : – Kata seru berupa kata-kata singkat : wah, cih, hai, o, nah,
na, dan hah.
– Kata serupa berupa kata-kata biasa: aduh, celaka gila, kasihan,
bangsat ya ampun.
– Kata seru serapan: astaga, masya allah, alhamdulillah.

14. Ciri-Ciri Kata Sandang


Dalam bahasa Indonesia kata sandang digunkan menjadi penentu
didepan kata nama diri, kata perkerabatan, kata sifat, Sri dan Sang.
Contoh: Itu Si Hasan
Sang kancil telah sampai duluan.

15. Ciri-Ciri Kata Partikel


Kata yang digunakan untuk penegasan
1. – kah (menegaskan). Contoh:
Apakah isi lemari ini
Cukupkah uang itu
2. –tah (digunakan pada akhir kata tanya dalam kalimat tanya).
Contoh:
Apatah dayaku menghadapi cobaan
3. – lah (menghaluskan dalam kalimat perintah). Contoh:
Keluarkanlah buku tulismu.
4. pun (penegasan). Contoh:
saya tak tahu, dia pun tidak tahu.
5. per- (menyatakan makna ‘setiap’ atau ‘mulai’) Contoh:
Harganya Rp. 1.000,00 perlembar.
Gaji PNS naik per 1 April.

Jenis-jenis Kata Tugas


Preposisi (kata depan): ialah jenis kata yang terdapat di depan
nomina (kata benda),misalnya : dari, ke & di. Ketiga kata depan ini
dipakai untuk merangkaikan kata-kata yangmenyatakan tempat atau
sesuatu yang dianggap tempat.
Contoh : Di Jakarta, di rumah, kepasar, dari kantor.
Pembelajaran ke 2. (Kerja bersama pembangunan teks cerita
sejarah)

Menganalisis teks cerita sejarah

Langkah-langkah dalam menganalisis teks cerita sejarah adalah


sebagai berikut :
1. Menentukan tema/Peristiwa sejarah.
Tentukan peristiwa sejarah apa yang akan dibuat,seperti:
Peristiwa G.30 SPKI,sejarah kehidupan bapak Suharto (Presiden
RI).
2. Mengupulkan bahan
Bahan tulisan dapat ditulis dari berbagai sumber,misalnya : Surat
kabar,internet,dan sumber-sumber belajar lainnya.
3. Menyusun kerangka .
Memecahkan topik kedalam beberapa sub topik secara sistematis
dan logis berdasarka struktur teks cerita sejarah.
Susunanya dapat dapat mengikuti pola:-Orentasi
(Pengantar/pembuka)
- Rangkaian Peristiwa (Isi)
- reorentasi (Penutup)
4. Mengembangkan kerangka.
Mengembangkan kerangka menjadi teks yang lengkap.
Kembangkanlah satu subtopik menjadi beberapa
kalimat,hubungkanlah setiap kalimat menjadi rangkaian kalimat
yang padu dan koheren.
5. Memberi judul
Buatlah judul dengan kalimat yang pendek.namun dapat
mengambarkan keseluruhan isi teks yang telah dikembangkan.
Judul dapat diambil dari nama peristiwa.nama tokoh,tempat
kejadian atau yang lainnya sesuai dengan isi cerita.

Hal yang lain yang harus diperhatikan adalah unsur bahasa,topik,dan


perulangan topik,gunakanlah bahasa yang mudah dipahami
pembaca.Agar leih menarik pilihlah peristiwa yang pernah anda alami
atau ketahui melalui buku ilmu sejarah.Terakhir hindari terjadinya
perulangan topik atau topik yang sudah diketahui pendengar.

Pembelajaran ke 3. (kerja mandiri pembangunan teks cerita


sejarah)

Anda mungkin juga menyukai