Anda di halaman 1dari 5

Pola Makan, Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi belajar Pada Anak

Stunting Usia 9-12 Tahun di Kemijen Semarang Timur


Saniarto, F. 2013

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dan status sosial ekonomi
keluarga dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun. Sebanyak 85 anak stunting usia
9-12 tahun sebagai subjek dan responden (orang tua subjek) diwawancarai untuk mendapatkan
data karakteristik subjek, pola makan, dan status sosial ekonomi keluarga yang meliputi
pendidikan, pekerjaan orang tua, dan pendapatan yang dilihat dari pengeluaran perkapita.
Canada’s Food Guide to Healthy Eating (CFGHE) digunakan untuk mengkategorikan pola
makan anak. Sementara data prestasi belajar diperoleh dari nilai raport mata pelajaran IPA,
Matematika dan Bahasa Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara pola makan dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun di Kelurahan Kemijen
Semarang Timur (p value > 0,05). Selain itu, tidak terdapat juga hubungan antara status sosial
ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun di Kelurahan Kemijen
Semarang Timur (p value > 0,05).

Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Sampangan 02


Semarang yang Mendapat Calistung dan Tidak Mendapat Calistung di
Taman Kanak-Kanak

Mewari Melati Almas Sanity


(Educational Psychology Journal, UNS, 2014)

Studi populasi pada penelitian ini adalah siswa SD Negeri Sampangan 02 Semarang kelas III
sebanyak 83 siswa. Sampel sebanyak 68 siswa yang terambil secara purposive cluster sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes prestasi. Pengujian validitas menggunakan content validity dan pengujian
reliabilitas menggunakan rumus split half formula spearmen-brown sedangkan metode analisis
data yang digunakan adalah analisis statistis t-tes dengan bantuan program Statistic For Social
Science (SPSS). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, adanya perbandingan prestasi belajar
matematika pada siswa SD Negeri Sampangan 02 Kota Semarang yang mendapat materi
calistung dan tidak mendapat materi calistung di Taman Kanak-kanak. Rata-rata hasil belajar
siswa yang mendapat calistung lebih rendah dari pada siswa yang tidak mendapat calistung di
Taman Kanak kanak. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata uji tes yang diberikan.
Hubungan Antara Kemampuan Spasial Dengan Prestasi Belajar Matematika

Siti Marliah Tambunan


(Makara, Sosial Humaniora, UI, 2006)

Penelitian ini bertujuan menguji ada tidaknya hubungan antara kemampuan spasial dengan
prestasi belajar matematika.Pengumpulan data dilakukan terhadap 220 anak usia sekolah, berusia
7-11 tahun dengan memberikan tes kemampuan spasial yang terdiri dari hubungan spasial
topologi, proyektif, euclidis dan tes matematika. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kemampuan spasial total, topologi dan euclidis dengan prestasi belajar matematika, tetapi
tidak terdapat hubungan antara kemampuan spasial proyektif dengan prestasi belajar matematika.

Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa


Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Roida Eva Flora Siagan


( Jurnal Universitas Indraprasta PGRI, 2014)

Penelitian ini menggunakan metode Survei dengan analisis korelasional di SMK PGRI 16
Cipayung, Jakarta Timur.Sampel penelitian sebanyak 30 siswa yang diambil dari populasi
dengan teknik sampling sesuai dengan proporsi. Analisis data menggunakan teknik korelasi dan
regresi. Uji Korelasi (R) antara X1 (minat siswa) dan X2 (kebiasaan belajar siswa) terhadap Y
(Prestasi belajar matematika siswa). Uji F diperoleh F hitung = 5.5687 > Ftabel = 3,35.
Uji Regresi Ganda antara Variabel Minat Siswa (X1) dan Kebiasaan Belajar Siswa (X2) secara
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y). Diperoleh persamaan regresi: Ŷ = -
16,0024 + 0,6593 X1 + 0,1641X2. Berdasarkan perhitungan tersebut di dapat Fhitung > Ftabel
atau 20,705 > 3,35; karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukan:
1.ada pengaruh positif minat dan kebiasaan belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar matematika, 2. ada pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, 3.
ada pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Hubungan Percaya Diri Siswa Dengan Hasil Belajar Geografis
Kelas XI IPS di SMA N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

Dewi Warman
(Jurnal FIS Universitas Negeri Padang, 2013)

Pengambilan sampel acak digunakan untuk mendapatkan sampel, sehingga diperoleh sampel 81
siswa. Analisis data menggunakan model korelasi Pearson Product Moment (PPM). Penelitian
menemukan secara umum siswa cukup percaya diri dan seberapa rendah hasil belajar siswa kelas
XI IPS SMA 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Hasilnya juga mengungkapkan pengaruh
signifikan antara kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa sama dengan antara
kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa adalah sebesar 0,459.

Hubungan Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata


Pelajaran PKn pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Banjarmasin

Tiara Ernita, Fatimah, Rabiatul Adawiah


(Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan FKIP Univesitas Lambung Mangkurat, 2016)

This research uses quantitative approach with sampling technique which utilizes the table of
Krejcie and Morgan. The sample is obtained randomly by using lottery. Techniques of data
collection are questionnaire, interview, observation, documentation, and also objective and
subjective test both in written form. Analyses used on the research result are descriptive analysis
and testing of Product Moment correlation. The finding of this research shows that the students’
learning style has significant correlation with their learning achievement. It is indicated on the
testing result of Product Moment correlation namely 0,879. After the value was adjusted to table
of r value interpretation, 0,879 value is in the interval coefficient between 0,80 to 1,000. It is
interpreted as very strong category. Based on the finding of this research, it is suggested that the
students should employ effective learning style. Therefore, it is necessary to improve the
awareness of the importance of good learning style, so the leanring achievement can be
improved. It is also expected that the teachers can motivate the students to have effective
learning style, both at home and at school.
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa SD Kelas IV Semester Genap
di Kecamatan Melaya-Jembrana

Rahmawati F, Sudarma K, Sulastri M.


(e-journal MIMBAR PSGD Universitas Pendidikan Ganesha, 2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) pola asuh orang tua terhadap prestasi
belajar, (2) kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar, (3) secara bersamasama antara pola asuh
orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa SD kelas IV semester genap di
Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah
ex post facto. Berdasarkan hasil perhitungan data pola asuh orang tua dan prestasi belajar
diketahui bahwa F hitung = 0,46 lebih kecil dari F tabel = 3,88. Oleh karena itu maka data antara
pola asuh orang tua dan prestasi belajar berpola linear. Begitu juga berdasarkan hasil perhitungan
kebiasaan belajar dan prestasi belajar diketahui bahwa F hitung = 1,25 lebih kecil dari F tabel =
3,88. Oleh karena itu maka data antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar berpola linear.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar
mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Perbedaan Prestasi Akademik Antara Laki-Laki dan Perempuan Studi di


Wilayah Yogyakarta

Sartini Nuryoto
(Universitas Gajah Mada, 1998)

The aim of the study is to find out the difference of academic achievement based on gender.
Male students at elementary school level get an average value of 7,57; while students women get
an average gradeat 7,80. The same thing happened athigh school environment. Male students get
an average grade of 7,54; while female students scored 7,84. Exceptions occur at the level junior
high school education. Here it turns out that achievement Academic male students are better
compared to female students. This visible from the acquisition of the average value for male
students (8,27) are relatively higher compared to the acquisition of the average score of female
students (8,20). The result shows that there is significantly difference on academic achievement
between male and female in general. Female academic achievement shows greater score than
male. For further discussion, Female in elementary school, senior high school, diploma and also
undergraduate degree has greater score than male. Meanwhile, in junior high school, there is no
difference between male and female in their academic achievement.
Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar, dan Kemandirian
Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Mulyaningsih I,E
(FKIP Universitas Vateran Bangun Nusantara Sukoharjo, 2014)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional.


Untuk menganalisis hipotesis utama dan tambahan menggunakan analisis regresi ganda. Hasil
pengolahan data menggunakan taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS
menunjukkan nilai F sebesar 83,346 dan nilai sig 0,000. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa inter aksi sosial keluarga, motivasi berprestasi, dan kemandirian belajar
secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
siswa SMK Negeri 5 Surakarta.Kesimpulan yaitu: 1) ada pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial dalam keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian belajar secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar siswa; 2) ada pengaruh yang signifikan interaksi sosial dalam keluarga
terhadap prestasi belajar siswa; 3) ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar siswa, dan 4) ada pengaruh yang signifikan kemandirian belajar terhadap
prestasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai