Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi
pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak
menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi
tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi
fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya,
jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada
masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat
menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang
tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya
pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan
perilaku seksual.
Perempuan
Laki-laki
1. Definisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas
serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini
umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar
usia 20 tahun.
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang
dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “.
Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di
mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang
menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta
menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini,
Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh
dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik
seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan
masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang
mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh
konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua
situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian
(fluktuatif).
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat
pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan tahap
pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan
seksual.
Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA sekitar 150, sementara remaja
putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja putra USA sekitar 177 cm,
sedangkan remaja putri hanya 163 cm. Kekepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri
terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada
masa pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3 inci,
sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya (Marshall, dalam Seifert &
Hoffnung, 1987).
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja.
Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah
dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.
Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa
pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot
tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 –
27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan
cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai
contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia
15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan
sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-
laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta
kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan
perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-
kanak.
4. Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan
kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai
dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini
meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai
dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis,
scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi
sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan
keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada
bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin,
kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini
berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak)
merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini
diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada
kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah
perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan
fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan
dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik,
mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik
sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
Remaja merupakan usia paling sehat dibanding kanak-kanak dan dewasa karena sedikitnya
penyakit yang dialami kelompok usia ini. Akan tetapi, remaja memiliki resiko kesehatan
paling tinggi karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil diluar nikah, kebiasaan
makan (diet) dan perilaku hidup sehat yang buruk