KANAL AIR BAKU IPA Panaikang

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2019
PWK 2018
Kanal
Air Baku
Studi Kasus:
IPA Panaikang
Diajukan untuk memenuhi
Tugas Akhir Studio Pendataan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga buku ini dapat tersusun dan terselesaikan
dengan baik. Buku ini disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Studio
Pendataan yang selanjutnya menjadi bahan informasi bagi mahasiswa PWK
dalam memahami “Fungsi dari kehadiran Kanal IPA Panaikang”
Buku ini berjudul “Kanal Air Baku” dengan studi kasus Kanal IPA
Panaikang, Makassar. Buku ini kami sajikan berdasarkan hasil observasi,
wawancara dan pengamatan dari berbagai sumber melalui pemanfaatan teknologi
informasi. Beberapa informasi tersajikan dalam buku ini dicantumkan sumber
referensi yang dapat mempermudah pembaca untuk mengembangkan
pengetahuannya tentang materi-materi yang dibahas.
Pada dasarnya, buku ini memuat tentang fungsi dan keadaan Kanal IPA
Panaikang yang disertai aspek kehidupan masyarakatnya sebagai objek yang
berpengaruh penuh terhadap perkembangan Kanal. Buku ini berupaya
mengidentifikasi seluruh aspek yang mempengaruhi Kanal IPA Panaikang.
Pada akhirnya, penyusun menyadari buku ini jauh dari kesempurnaan.
Olehnya, penyusun mengharapkan adanya koreksi dari pembaca terhadap
informasi yang keliru serta memberikan kritik/saran yang membangun guna
menyempurnakan informasi yang tersajikan dalam buku ini. Semoga buku ini
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada kita semua.
Gowa, 27 Mei 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
Daftar Gambar ................................................................................................ iii
Daftar Tabel ................................................................................................... v
BAB I SEJARAH KANAL IPA PANAIKANG ........................................ 1

BAB II KARAKTERISTIK KANAL IPA PANAIKANG ....................... 8
BAB III FUNGSI KANAL IPA PANAIKANG ......................................... 15
3.1 Pengertian Kanal ................................................................................... 16
3.2 Kegunaan Kanal Bagi Manusia............................................................. 16
3.3 Instalasi Penjernihan Air ....................................................................... 16
3.4 Instalasi Pengolahan Air Limbah .......................................................... 22
3.5 Kegunaan Kanal IPA Panaikang ........................................................... 24
BAB IV PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FUNGSI KANAL ... 25

4.1 Pengetahuan Masyarakat tentang Kanal Air Baku................................ 26
4.2 Penyalahgunaan Kanal .......................................................................... 27
4.3 Harapan Masyarakat untuk Kanal ......................................................... 28
BAB V AKTIVITAS MASYARAKAT SEKITAR KANAL IPA ............ 30

5.1 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal IPA................................................. 31
5.2 Volume Kendaraan................................................................................ 46
BAB VI PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT ....................... 56

6.1 Peran Pemerintah .................................................................................. 58
6.2 Peran Masyarakat .................................................................................. 58
BAB VII PENUTUP..................................................................................... 62

7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 63
7.2 Saran ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

Lampiran-lampiran ....................................................................................... 67
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Instalasi Pengolahan Air Ratulangi ............................................ 2
Gambar 1.2 Instalasi Pengolahan Air II Panaikang ....................................... 3
Gambar 1.3 Skema Pengelolaan air bersih .................................................... 7
Gambar 2.1 Potongan Kanal STA 1-14 ......................................................... 10
Gambar 2.2 Potongan Kanal STA 15-28 ....................................................... 10
Gambar 2.6 Potongan Kanal STA 79-110 ..................................................... 12
Gambar 2.7 Potongan Kanal STA 111-116 ................................................... 12
Gambar 2.10 Potongan Kanal STA 145-148 ................................................. 13
Gambar 3.1 Skema pengolahan air bersih...................................................... 17
Gambar 3.2 Proses koagulasi secara mekanis dengan mesin pemutar........... 18
Gambar 3.3 Proses flokulasi partikel koloid .................................................. 19
Gambar 3.4 Proses sedimentasi...................................................................... 19
Gambar 3.5 Unit aselator pada Water Treatment Plant ................................. 20
Gambar 3.6 Unit filtrasi ................................................................................. 20
Gambar 3.7 Reservoir air bersih .................................................................... 21
Gambar 3.8 Proses Pengolahan air bersih ...................................................... 21
Gambar 4.1 Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi kanal ......................... 26
Gambar 4.2 Melihat Seseorang membuang sampah ...................................... 28
Gambar 4.3 Melihat seseorang memancing di Kanal .................................... 28
Gambar 5.1 Peta Kawasan Kanal Kelompok 1 .............................................. 31
Gambar 5.2 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 1 ........................ 32
Gambar 5.10 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 5 ...................... 37
Gambar 5.11 Peta Kawasan Kanal Kelompok 6 ............................................ 38
iii
Gambar 5.19 Peta Kawasan Kanal Kelompok 10 .......................................... 44
Gambar 5.20 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 10 .................... 45
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data Wilayah 1............................................................................... 46
Tabel 5.10 Data Wilayah 2............................................................................. 50
v
Bab 1
Sejarah Kanal IPA
BAB I
SEJARAH KANAL IPA PANAIKANG
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, terus menerus mengalami
perkembangan melalui tahap demi tahap dalam lintasan sejarah yang cukup panjang,
berawal pada tahun 1924 dengan dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) I
Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama Waterleidjding
Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50 l/d, kemudian pada jaman pendudukan
Jepang tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100 l/d, Air baku diambil dari Sungai
Jeneberang terletak 7 km disebelah selatan kota, dipompa melalui saluran tertutup ke
Instalasi RatulangiPeletakan batu pertama IPA Panaikang diresmikan oleh Ir. Sutami
pada tahun 1970, dan ketika itu PDAM Kota Makassar masih menggunakan nama
Belanda.
Tahun 1974 berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung Pandang.
Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan
kapasitas produksi.
Gambar 1.1 Instalasi Pengolahan Air Ratulangi

Instalasi Pengolahan Air I Ratulangi Jl. DR. Ratulangi No. 3. Dibangun sejak
tahun 1924 oleh Belanda. Kapasitas produksi terpasang 50 l/d. Intake
Sungguminasa Kab. Gowa. Sumber Air Baku: Sungai Jeneberang. Tahun 1976
perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum
Kodya Ujung Pandang sesuai dengan Perda No. 21/P/II/1976, dengan kapasitas
produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 l/d, disebabkan karena usia.
2
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Panaikang adalah IPA kedua yang dibangun
oleh PDAM Kota Makassar untuk mencukupi kebutuhan air yang tidak dapat
dipenuhi lagi oleh IPA pertamanya, yaitu IPA Ratulangi berkapasitas 50 liter per
detik yang dibangun pada tahun 1924 oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama
Waterleidjding Bedrijf.
Gambar 1.2 Instalasi Pengolahan Air II Panaikang

Instalasi Pengolahan Air II Panaikang. Jl. Urip Somohardjo No.442335,
Kapasitas produksi terpasang 1000 l/d Intake: Jl. Abdullah Dg. Sirua. Sumber Air
Baku : Sungai Lekopanccing Kab. Maros. Melayani Zone di daerah Makassar
: 1,2,11,12,17,24,25,26,27,29,30,31,32,33,36,37,39,40,41,42 .Ground Reservoir :
10.000 m3
Instalasi Pengolahan Air II Panaikang. Jl. Urip Somohardjo No.442335,
Kapasitas produksi terpasang 1000 l/d Intake: Jl. Abdullah Dg. Sirua. Sumber Air
Baku : Sungai Lekopanccing Kab. Maros. Melayani Zone di daerah Makassar
: 1,2,11,12,17,24,25,26,27,29,30,31,32,33,36,37,39,40,41,42 .Ground Reservoir :
10.000 m3
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang makin
meningkat, maka pada tahun 1977 dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) II
Panaikang dengan kapasitas tahap pertama 500 l/d. Sumber Air baku diambil dari
3
Bendung Lekopancing Sungai Maros sejauh 29,6 Km dari Kota Makassar, kemudian
tahun 1989 IPA Panaikang ditingkatkan kapasitasnya menjadi 1000 l/d.
Peletakan batu pertama IPA Panaikang diresmikan oleh Ir. Sutami pada tahun
1970, dan ketika itu PDAM Kota Makassar masih menggunakan nama Belanda.
Pada tahun 1974 nama PDAM Kota Makassar berubah menjadi Dinas Air Minum
Kota Madya Ujung Pandang, dan di tahun 1976 terjadi perubahan status dari Dinas
Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum Kodya Ujung Pandang. Pembangunan
IPA Panaikang kemudian diselesaikan pada tahun 1977.
Pada tahap pertama, kapasitas IPA Panaikang adalah 500 liter per detik, dan
sumber air baku berasal dari Bendung Lekopancing Sungai Maros yang berjarak
29,6 kilometer dari Kota Makassar. Kapasitas IPA Panaikang kemudian ditingkatkan
menjadi 1.000 liter per detik dengan ground reservoir sebesar 10.000 meter kubik
pada tahun 1989.
Pengelolaan IPA Panaikang mulai dikerjasamakan dengan PT Traya Tirta
Makassar pada tanggal 4 Mei 2007. Ketika baru mulai mengoperasikan IPA tersebut,
walaupun kapasitas terpasangnya adalah 1.000 liter per detik, dalam kenyataannya
IPA Panaikang hanya mampu memproduksi rata-rata 800 liter per detik dalam
setahun akibat fasilitas dan peralatan produksi yang sudah termakan usia dan
kurangnya ketersediaan air baku di musim kemarau setiap tahun. Setelah melalui
program rehabilitasi dan uprating yang dilakukan, saat ini IPA Panaikang mampu
memproduksi 1.300 liter per detik.
PT Traya Tirta Makassar (PT TTM) adalah perusahaan swasta nasional yang
didirikan di Jakarta oleh PT Traya pada tahun 2006. Sejak tahun 2007 PT TTM
melakukan kerja sama ROT (Rehabilitation, Operation, & Transfer) dengan PDAM
Kota Makassar selama 20 tahun untuk mengelola IPA (Instalasi Pengolahan Air)
Panaikang yang berkapasitas terpasang 1.000 liter per detik di Kota Makassar,
Sulawesi Selatan.
Mulai tahun 2017 kepemilikan dan manajemen PT TTM telah beralih
sepenuhnya dari PT Traya kepada PT Rajawali Agung Wisesa (PT RAW). Harapan
PT Traya ke depan adalah semoga dengan manajemen baru PT RAW kami dapat
selalu memberikan pelayanan air bersih yang baik bagi masyarakat pelanggan air
4
bersih di Kota Makassar, dan semoga kami juga dipercaya untuk menyediakan air
bersih bagi lebih banyak lagi masyarakat pelanggan air baik di dalam maupun di luar
Kota Makassar.
Sebagai komitmen PT Traya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
pelanggan, PT Traya telah mengimplimentasikan sistem manajemen mutu
bersertifikasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2011 (telah diperbarui dengan ISO
9001:2015) untuk menjamin tercapainya unsur 3K, yaitu: terjaganya kualitas air
bersih yang kami hasilkan (sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum), tercukupinya kuantitas hasil produksi air bersih (rata-rata 1.300 liter per
detik), dan adanya kontinuitas pelayanan air bersih selama 24 jam 7 hari seminggu.
Untuk menunjang terpenuhinya unsur 3K tersebut di atas dalam pelayanan air bersih,
PT Traya memandang pentingnya memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
bagi semua pihak yang ada di lingkungan perusahaan, sehingga sejak tahun 2011 PT
Traya juga telah mengimplimentasikan OHSAS 18001:2007.
Sebagai pelengkap unsur kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah PT
Traya mulai dengan sertifikasi OHSAS, target PT Traya di tahun 2018 adalah
memperoleh sertifikasi SMK3.Adanya sertifikasi SMK3 tersebut merupakan bukti
keseriusan PT Traya dalam menindaklanjuti penghargaan-penghargaan K3 yang
telah diberikan oleh Walikota Makassar dan Gubernur Sulawesi Selatan kepada
perusahaan kami.
Rehabilitasi suatu Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk
mengembalikan kinerja produksi IPA yang sudah menurun dengan cara yang paling
efisien dan efektif yang memungkinkan agar IPA tersebut dapat kembali berproduksi
sesuai dengan kapasitas desain aslinya. PT Traya melakukan hal ini dengan
memperbarui dan meremajakan fasilitas-fasilitas dan peralatan-peralatan produksi
IPA secara mekanikal, elektrikal, dan sipil. Tantangannya bagi PT Traya adalah
meminimalkan atau bahkan menghilangkan sama sekali gangguan pelayanan air
bersih yang mungkin timbul selama PT Traya melakukan pekerjaan-pekerjaan
rehabilitasi yang dibutuhkan, sehingga dampak dari kegiatan rehabilitasi terhadap
aktivitas rutin pelanggan air bersih dapat diminimalisir.
5
Sumber Air Baku untuk IPA Panaikang berasal dari Bendungan Lekopancing
yang berada di aliran Sungai Maros. Dari intake, air baku dialirkan secara gravitasi
melalui saluran terbuka sepanjang 28,90 km. Saluran ini terdiri atas:
1. Saluran terbuka tanpa pelapisan (lining) sepanjang 20.928 meter.
2. Siphon sepanjang 2.986 meter.
3. Saluran Irigasi sepanjang 583 meter.
4. Saluran terbuka dengan pelapisan sepanjang 128 meter.
Pada saat musim kemarau, debit air baku yang berasal dari Bendung
Lekopancing turun sangat signi kan, sehingga dibangun intake lain yang mengambil
air baku dari Sungai Jeneberang, lokasi intake berada di Malengkeri, sehingga intake
ini di berinama Intake Malengkeri II, lokasinya bersebelahan dengan Intake
Malengkeri I yang merupakan intake bagi IPA Mancini Sombala. Air baku dari
Intake Malengkeri II dialirkan melalui Pipa PVC diameter 600 mm dan 500 mm
sepanjang 5,7 km menuju IPA Panaikang.
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum,
mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan
sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air
bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.
Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia
yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM – Perusahaan Dagang Air Minum.
Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena
terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum, hehehe..
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika,
kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara
mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan,
filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat
penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan
untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan
secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media
pengolahnya.
6
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses
penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah
di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam
sistem pengolahannya.
Gambar 1.3 Skema Pengelolaan air bersih
7
Bab 2
Karakteristik
Kanal IPA
BAB II
KARAKTERISTIK KANAL IPA PANAIKANG
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak hal
mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan
tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran.
Pada saluran IPA ini merupakan aliran saluran terbuka yang berbentuk kanal,
karena merupakan saluran selokan landai yang dibuat ditanah, dapat dilapisi
pasangan batu maupun tidak, atau beton, semen, kayu maupun aspal. Adapun
macam-macam bentuk saluran yaitu :
- Trapesium, berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
dengan debit besar. Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi yang
kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup
tersedia lahan.
- Empat persegi panjang, berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus
dengan fluktuasi ang kecil.
- Segitiga, berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini digunakan pada lahan yang cukup
terbatas.
- Setengah lingkaran, berfungsi untuk menyalurkan limpasan air hujan untuk
debit yang lebih kecil. Bentuk saluran ini umumnya digunakan untuk saluran
rumah penduduk dan pada sisi perumahan yang padat.
Berikut kumpulan potongan kanal IPA Panaikang mulai STA 1-148 (1-7.400m)
 STA 1-14 (1-700m)
9
Gambar 2.1 Potongan Kanal STA 1-14
Pada STA ini, bentuk salurannya lebih menyerupai bentuk trapesium, yang
kedalaman airnya 80 cm. Terdapat 14 STA dengan jarak 700m.
 STA 15-38 (701-1.900m)
kedalaman airnya 90 cm. Terdapat 24 STA dengan jarak 1.200m.
 STA 39-56 (1.901-2.800m)
10
 STA 57-62 (2.801-3.100m)
 STA 63-78 (3.101-3.900m)
11
 STA 79-110 (3.901-5.500m)
kedalaman airnya 73 cm. Terdapat 32 STA dengan jarak 1.600m.
 STA 111-116 (5.501-5.800m)

Pada STA ini, bentuk salurannya lebih menyerupai bentuk persegi, yang
 STA 117-136 (5.801-6.800m)
12
 STA 137-144 (6.801-7.200m)
 STA 145-148 (7.201-7.400m)
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kanal IPA

Panaikang terdapat dua bentuk saluran, yakni saluran berbentuk trapesium dan
saluran berbentuk persegi. Kanal IPA Panaikang ini dibagi menjadi beberapa stasiun
(STA) yang mana setiap STA nya berjarak 50 m. Kanal IPA Panaikang memiliki
panjang 7.400m.
Potongan kanal IPA Panaikang memiliki kedalaman air kanal yang berbeda-
beda mulai dari kedalaman 70 cm (0.7m) sampai kedalaman 130 cm (1.3m). Dimana
pada STA 1-14 kedalaman airnya 80 cm, STA 15-38 kedalaman airnya 90 cm, STA
39-56 kedalaman airnya 90 cm, STA 57-62 kedalaman airnya 90 cm, STA 63-78
13
kedalaman airnnya 90 cm, STA 79-110 kedalaman airnya 73 cm, STA 111-116
kedalaman airnya 83 cm, STA 117-136 kedalaman airnya 130 cm, STA 137-144
kedalaman airnya 66 cm, dan STA 145-148 kedalaman airnya 70 cm.
14
Bab 3
Fungsi
Kanal IPA
BAB 3
FUNGSI KANAL IPA PANAIKANG
3.1 Pengertian Kanal
Kanal adalah saluran air buatan manusia yang dibuat untuk berbagai
keperluan yang membantu kehidupan manusia. Kanal sudah dibuat oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu. Kanal tertua ditemukan di Mesopotamia, sekitar
tahun 4000 SM. Walaupun bentuk kanal hampir tidak berubah, teknologi
pembangunan kanal makin berkembang.
3.2 Kegunaan Kanal bagi Manusia
Kanal ada di seluruh dunia. Sebenarnya untuk apa, sih, manusia membuat
kanal? Ini beberapa kegunaan kanal:
1. Transportasi. Kanal dapat dilalui oleh kapal dan perahu untuk membawa
orang dan barang. Kanal untuk transportasi biasanya terhubung dengan
sungai, danau atau laut, fungsi ini disebut sebagai fungsi waterways
2. Irigasi. Kanal dibuat untuk mengairi lahan pertanian. Air dari kanal ini
disalurkan ke lahan pertanian lewat saluran yang lebih kecil. Kanal ini
ukurannya ada yang besar dan bisa dilalui perahu, ada juga yang kecil.
3. Pengendali banjir. Kanal dapat menjadi saluran tempat membuang kelebihan
air, jadi air sungai tidak meluap dan permukaan tidak tergenang.
4. Tujuan wisata. Beberapa kanal di dunia menjadi daerah tujuan wisata dan
ikon kota. Ribuan kanal di Venisia menjadi tujuan wisata yang bisa dinikmati
dari atas gondola.
3.3 Instalasi Penjernihan Air
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan
minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah
kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan
mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi
masyarakat.
Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia
yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM.
16
Secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis
pengolahan air bersih. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu
pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika,
biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia.
Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan
secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-
lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung
dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan
mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam
proses penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di
daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3
bagian penting dalam sistem pengolahannya.
Gambar 3.1 Skema pengolahan air bersih.

(Sumber: Google, 2010)
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya
air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih,
diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air.
Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa
ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.
17
2. Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah
bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4
bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang
terjadi dalam bak ini..?? pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi
partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya
berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya.
Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat),
hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan
batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis
berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Gambar 3.2 Proses koagulasi secara mekanis dengan mesin pemutar.

b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
18
Gambar 3.3 Proses flokulasi partikel koloid.
c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi
dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit
sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid
yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip
berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar
daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan
lumpur.
Gambar 3.4 Proses sedimentasi.

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
19
Gambar 3.5 Unit aselator pada Water Treatment Plant.
d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi
ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir.
Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Gambar 3.6 Unit filtrasi.

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi.
Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini
20
biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-
tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau
gunung.
Gambar 3.7 Reservoir air bersih.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi
Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP,
dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup
tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa
dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah,
setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa
dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
Gambar 3.8 Proses pengolahan air bersih.

21
3.4 Instalasi Pengolahan Air Limbah
1. Pengertian IPAL
IPAL adalah sebuah struktur teknik dan perangkat peralatan beserta
perlengkapannya yang dirancang secara khusus untuk memproses atau
mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa proses tersebut menjadi layak
dibuang ke lingkungan. Cairan sisa proses atau limbah bisa berasal dari proses
industri, pabrik, pertanian, dan perkotaan yang tidak lain merupakan hasil
limbah rumah tangga. Hasil dari pembuangan tersebut dapat membahayakan
manusia maupun lingkungan, oleh karena itu diperlukan proses pengolahan
lebih lanjut sebelum dibuang ke saluran pembuangan.
Menyaring dan membersihkan cairan yang sudah tercemar baik oleh
pencemar organik atau kimia industri menjadi tujuan utama IPAL. Oleh sebab
itu, IPAL memiliki urgensi untuk dilakukan. IPAL yang dikelola secara benar
pun menjanjikan sejumlah manfaat atau kegunaan.
2. Kegunaan IPAL
Kegunaan IPAL diketahui cukup merata. Tidak hanya untuk manusia
namun juga untuk makhluk hidup yang lain. Berikut ini beberapa kegunaan
IPAL, diantaranya:
 Mengelola dan mengolah air limbah, terutama limbah industri yang
mengandung komponen bahan kimia, supaya limbah yang dibuang ke
lingkungan tidak mencemari lingkungan.
 Mengolah air limbah domestik dan juga industri supaya air bisa
dimanfaatkan kembali sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
 Menjaga kehidupan biota-biota yang hidup di sungai tetap lestari.
3. Ketentuan Pemerintah Mengenai IPAL
Ketentuan atau regulasi mengenai Pengolahan limbah diatur dalam
Peraturan Pemerintah atau PP. Yakni PP No 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut. Tepatnya pasal 8, pasal 9,
pasal 10, pasal 12, dan pasal 13. Dan di Indonesia masih ada sekitar 74%
perusahaan kecil yang belum mengolah secara tepat air limbah mereka,
Rendahnya pengawasan dari pemerintah menyebabkan perusahaan atau pelaku
22
usaha dengan mudah mengabaikan ketentuan tersebut. Dan sekarang, oleh
karena kurangnya pengendalian dari pemerintah dan kesadaran dari para pelaku
usaha akan pentingnya pengolahan limbah tersebut menyebabkan banyaknya
saluran air dan lingkungan yang terkontaminasi oleh limbah industri.
Pencemaran tersebut menyebabkan timbulnya penyakit dari yang ringan hingga
berat. Oleh karena diharapkan adanya pengawasan secara intensif yang
dilakukan oleh pemerintah terkait akan hal ini.
4. Pentingnya IPAL dalam Lingkungan dan Perairan
IPAL memastikan cairan sisa proses domestik ataupun industri aman
dimanfaatkan kembali ataupun dibuang ke lingkungan. Dimana proses
pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan untuk
diinjeksikan dengan PAC dan ferrosulfat. Proses berlanjut dengan dilewatkan
pada static mixer agar terjadi pencampuran yang baik. Air baku yang sudah
teroksidasi kemudian dialirkan kembali ke bak koagulasi-flokulasi yang kurang
lebih membutuhkan waktu tinggal 2 jam. Sesudahnya air dari bak dipompa
menuju saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan kemudian ke saringan
penukar ion.
Dari serangkaian proses tersebut diperoleh air olahan yang ditampung ke
dalam bak penampungan yang bisa dimanfaatkan kembali sebagai air pencucian.
Pentingnya IPAL dalam lingkungan dan perairan ini sendiri sudah cukup
tergambar dalam pengertiannya. Ringkasnya cairan sisa proses domestik atau
industri tidak perlu dikhawatirkan akan mencemari lingkungan dan perairan
karena sudah melewati serangkaian proses pengolahan limbah yang terstruktur.
Instalasi pengolahan air limbah menjadi masalah yang sangat serius
belakangan ini. karena semakin banyaknya pabrik pabrik atau industri yang
dibangun didekat sumber mata air. Menyebabkan banyak perairan di indonesia
yang semakin tercemar. Kurangnya pengawasan dari pemerintah dan badan
terkait mengakibatkan semakin leluasanya pelaku industri bertindak nakal dan
tidak memperhatikan prosedur pembuangan air limbah yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
23
3.5 Kegunaan Kanal IPA Panaikang
Kanal yang mengalir di Kecamatan Manggala hingga Kabupaten Maros ini
merupakan kanal yang difungsikan sebagai saluran mengalirkan air baku yang
akan diolah menjadi air bersih oleh Instalasi Pengolahan Air Panaikang. Air ini
akan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
mandi, masak, minum, mencuci, dan lain-lain.
24
Bab 4
Persepsi Masyarakat
tentang Fungsi
Kanal
BAB 4
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FUNGSI KANAL
4.1 Pengetahuan Masyarakat tentang Kanal Air Baku
Dari uraian pada bab sebelumnya, kanal yang bersumber dari Sungai
Lekopancing ini berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan air bersih yang
akan disalurkan kepada masyarakat. Para masyarakat yang menetap atau tinggal
di wilayah sekitar kanal harus mengetahui apa fungsi kanal yang berada di dekat
tempat tinggal mereka. Berikut adalah pengetahuan masyarakat tentang kanal air
baku tersebut.
Dari beberapa sampel/responden yang ditanya tentang apakah mereka
mengetahui fungsi kanal, lebih dari 70% sudah mengetahui fungsi kanal tersebut.
Hanya sedikit dari mereka yang menjawab mungkin, yang di mana jawaban ini
merupakan bentuk dari keragu-raguan maupun tidak tahu digunakan untuk apa
kanal tersebut. Mereka mengetahui fungsi kanal tersebut karena mungkin
disebabkan oleh beberapa alasan, yang pertama lokasi tempat tinggal masyarakat.
Masyarakat yang tinggal di dekat Instalasi Pengolahan Air Panaikang lebih
mengetahui tentag hal ini dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dari
IPA tersebut. Alasan yang kedua yaitu, sosialisasi pemerintah. Masyarakat
diberitahu oleh pemerintah tentang difungsikan untuk apa kanal tersebut, bagi
masyarakat yang ragu maupun tidak tahu mungkin mereka lupa, acuh, maupun
tidak mengerti sama sekali. Berikut adalah figur tentang pengetahuan masyarakat
terhadap fungsi kanal.
Mengetahui Fungsi Kanal

12.20% Ya
13.30% Tidak
Mungkin
74.40%
Gambar 4.1 Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi kanal.

(Sumber: Penulis, 2019)
26
Dari uraian di atas, telah banyak yang tahu bahwa kanal tersebut difungsikan
untuk mengalirkan air baku/air bersih yang akan mereka gunakan untuk
kehidupan sehari-hari, seperti minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.
Selain itu, masyarakat sekitar kanal tersebut harus mengetahui flora-
flora/tumbuhan-tumbuhan apa saja yang tumbuh dan berkembang di sepanjang
kanal tersebut. Mereka harus menjaga kelestarian tumbuhan-tumbuhan yang tidak
mengganggu ekosistem di sekitar kanal tersebut. masyarakat menyebutkan
beberapa tanaman/tumbuhan yang tumbuh di sepanjang kanal, antara lain pohon
pisang, pohon pepaya, pohon cempaka, pohon mangga, pohon ketapang, pohon
kelor, berbagai jenis bunga yang ditanam oleh masyarakat, umbi-umbian, jamur,
hingga tanaman-tanaman/tumbuhan-tumbuhan liar seperti ilalang, rumput bambu,
rumput teki, dan tanaman-tanaman liar lainnya.
4.2 Penyalahgunaan Kanal

Sudah banyak masyarakat yang tahu tentang fungsi kanal yang mengalir di
dekat tempat tinggal mereka. Sudah banyak masyarakat yang senantiasa menjaga
kebersihan kanal, namun tidak dapat dipungkiri pasti ada saja orang-orang atau
masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Mereka sering membuang sampah-
sampah mereka ke kanal sehingga kanal yang seharusnya digunakan untuk
mengalirkan air bersih menjadi tercemar sehingga sulit untuk diolah menjadi air
bersih. Biasanya orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut berasal dari
orang-rang yang tinggal bukan di daerah sekitar kanal, mereka adalah orang-
orang yang hanya melintas di daerah tersebut dan membuang sampah mereka ke
kanal. Sehingga saat musim penghujan tiba, air di kanal tersebut meluap karena
saluran air yang ada tersumbat oleh sampah-sampah tadi. Bahkan masyarakat
pernah melihat secara langsung saat orang-orang yang tidak bertanggung jawab
tersebut membuat sampah ke kanal.. Berikut adalah persentase masyarakat
melihat masyarakat sekitar maupun orang yang lewat membuang sampah ke
kanal.
27
Gambar 4.2 Melihat seseorang membuang sampah.
Masyarakat juga sering melihat banyak anak-anak yang mandi/berenang di
kanal tersebut. kita tidak tahu apakah anak-anak tersebut membuang air kecil di
kanal tersebut atau tidak. Bahkan menurut masyarakat, ada orang-orang yang
buang air besar di kanal tersebut. Ada juga masyarakat yang melihat orang yang
memancing di kanal tersebut karena banyak ikan yang hidup di kanal tersebut
dengan persentase sebagai berikut.
Gambar 4.3 Melihat seseorang memancing di kanal.

4.3 Harapan Masyarakat untuk Kanal
Kondisi lingkungan sekitar kanal bahkan kondisi kanal itu sendiri
merupakan hal yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar tercipta
lingkungan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Setiap masyarakat memiliki
28
harapan terhadap kanal tersebut, banyak yang mengatakan bahwa agar kanal
tersebut selalu terjaga kebersihannya karena kanal tersebut merupakan saluran
yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka juga mengatakan
bahwa sampah-sampah yang ada di kanal tersebut diangkut dan dibuang pada
tempatnya, sehingga air yang mengalir tidak tersumbat dan tidak meluap karena
menutupi saluran air serta. Ada yang mengatakan agar pemerintah membangun
beton di pinggiran kanal agar kanal terlihat lebih rapi dan pemerintah juga harus
memberikan sanksi yang tegas kepada pada pembuang sampah sembarangan
tersebut. Ada juga yang berpendapat agar pemerintah mengubah bentuk kanal
tersebut, dari kanal dengan saluran terbuka menjadi kanal yang menggunakan
sistem pipanisasi atau dalam artian saluran tertutup. Selain itu beberapa
masyarakat juga mengatakan bahwa partisipasi masyarakat sekitar dalam menjaga
kebersihan sangat dibutuhkan, mulai dari gotong royong membersihkan daerah
sekitar kanal, memungut sampah-sampah yang menyumbat saluran air, serta
melestarikan tanaman-tanaman yang hidup di sepanjang kanal karena mereka
sendiri yang akan merasakan dampaknya.
29
Bab 5
Aktivitas Masyarakat
Sekitar Kanal
IPA
BAB 5
AKTIVITAS MASYARAKAT SEKITAR KANAL IPA
5.1 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal IPA
Kawasan Kanal IPA Panaikang memang menjadi hal ikhwal yang
keberadaannya mesti dilestarikan. Kondisi Kanal IPA saat ini atau yang santer
disebut dengan kondisi eksisting, tergantung dari kawasan yang ada disekitarnya.
Dalam RTRW Kota Makassar, kawasan kanal IPA Panaikang ini lebih
difokuskan dalam pembangunan, pengembangan, peningkatan, pemantapan, dan
rehabilitasi unit produksi air minum melalui instalasi air minum.
Dengan panjang kanal yang dikaji sejauh kurang lebih 7,5 km, Penulis
kemudian membagi daerah untuk dikaji kondisi eksistingnya ke dalam 10
kelompok. Tiap kelompok sendiri masing-masing jumlahnya tak diatur namun
disesuaikan, dimana tiap orang mempertanggungjawabkan 100m dari kawasan
sekitar kanal. Adapun laporan hasil kajian tiap kelompok yaitu:
1) Kelompok 1
Gambar 5.1 Peta Kawasan Kanal Kelompok 1

Sumber: Data Penulis, 2019
31
Gambar 5.2 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 1
Kawasan kanal kelompok 1 terbentang sejauh 700 meter, dengan jumlah
anggota yaitu 7 orang. Kawasan kanal kelompok 1 terdapat pada jalan Janggo
Paropo, Kel. Paropo. Kawasan kanal ini diapit dari beberapa kelurahan, dimana
sebelah barat yaitu Kel. Karampuang dan Kel. Pandang
Pada gambar 5.1 dapat terlihat bahwa fungsi bangunan yang ada di
sekitar kanal ialah rumah. Terdapat perumahan khusus yang ditempati oleh
masyarakat suku Toraja di sekitar kawasan kanal yang sering disebut sebagai
Kampung Rama. Selain ditempati sebagai perumahan, ada juga beberapa yang
menjadikan bangunannya sebagai toko atau warung kecil-kecilan, mengingat
posisi yang strategis dan sering dilewati oleh masyarakat Kota Makassar.
Kondisi jalan yang sudah baik, membuat jalan Janggo Paropo dan Jalan
Abdullah Daeng Sirua sering dilalui oleh pengendara. Alhasil, macet kadang tak
terhindarkan di perempatan antara Jl. Batua Raya dan Jl. Abd. Daeng Sirua.
2) Kelompok 2

32
Kawasan kanal kelompok 2 terbentang sejauh 1200 meter atau 1,2 Km,
dengan jumlah anggota yaitu 12 orang. Kawasan kanal kelompok 2 terdapat
pada jalan Abd. Daeng Sirua. Kawasan kanal ini juga terapit dari dua
kelurahan, dimana sebelah utara dari kanal yaitu Kel. Tello Baru, sedangkan
sebelah selatan dari kanal yaitu Kel. Batua
Fungsi bangunan yang ada di sekitar kanal tak hanya rumah, namun
terdapat juga fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, perdagangan atau
jasa. Masjid, dan berbagai fasilitas umum yang lain. Bila diperhatikan pada
gambar 5.2, jumlah bangunan di kawasan kanal kelompok 2 ini lebih banyak
dibandingkan kawasan kanal kelompok sebelumnya. Terlebih lagi, kerapatan
antar satu bangunan dengan yang lain sangat berdekatan.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh kondisi Jl. Abd. Daeng Sirua, serta
posisinya yang strategis. Namun, sebelah utara kawasan kanal sendiri hanya
diperuntukkan untuk rumah, dan kurang dilalui oleh pengendara mengingat
kondisi jalan yang belum maksimal.
33
3) Kelompok 3


Kawasan kanal kelompok 3 memiliki ukuran panjang sekitar 900 meter
atau sekitar 0,9 km. Dengan jumlah anggota 9 orang, artinya masing-masing
anggota mendapatkan jatah sekitar 100 meter per-orang. Kawasan kanal
kelompok 3 terdapat pada Jl. DR Leimena, disebelah tenggara PT. PLN Sektor
Tello.
34
sekitar kanal ialah rumah. Lalu, bila dicermati lebih lanjut, jarak antara satu
rumah dengan rumah yang lain terlalu rapat. Selain itu, rumah-rumah yang
berada di Jl. Dr. Leimena tepatnya yang berada di sisi sungai, terlihat terlalu
dekat dengan sungai. Hal itu membuat kondisi sungai tampak tak elok
dipandang. Selain itu dikhawatirkan juga limbah dari rumah tangga terbuang ke
sungai.
Rumah-rumah yang terlalu dekat ke sungai ini dikarenakan di depan
rumah mereka merupakan jalan raya, sehingga mereka tidak bisa menggunakan
lahan di depan rumah merak. Kondisi jalan di sekitar kawasan kanal kelompok
3 merupakan jalanan dengan arus yang padat, sering terjadi kemacetan di
wilayah tersebut. Kawasan kanal kelompok 3 masuk ke dalam wilayah
administrasi kelurahan Tello Baru yang memiliki jumlah penduduk sebanyak
12.975 jiwa dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4 orang/rumah
tangga.
4) Kelompok 4

35
kelompok 3 terdapat pada Jl. DR Leimena, tepat di depan perumahan Taman
Dataran Indah.
Fungsi bangunan yang ada di sekitar kanal kelompok 4 adalah rumah dan
toko bangunan. Lalu, bila dicermati lebih lanjut, susunan rumah-rumah tidak
berpola sehingga terlihat tidak teratur. Hal itu mengurangi nilai estetika di
kawasan tersebut. Selain itu, di kanal sekitar kawasan kanal kelompok 4 sering
terlihat anak-anak berenang di kanal. Hal itu membuat kondisi sungai tampak
tak elok dipandang. Selain itu dikhawatirkan juga anak-anak tersebut
membuang sampah atau kotoran ke sungai.
Kawasan kanal kelompok 4 juga masuk ke dalam wilayah administrasi
kelurahan Tello Baru yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 12.975 jiwa
dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4 orang/rumah tangga.
36
5) Kelompok 5


37
kelompok 5 terdapat pada Jl. Raya Baruga, disebelah utara Kantor Lembaga
Administrasi Negara (LAN RI).
sekitar kanal ialah rumah, toko, dan kantor. Lalu, bila dicermati lebih lanjut,
jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain terlihat tersusun rapi mengitari
kanal. Adanya perumahan besar didekat kawasan kanal kelompok 5 mungkin
juga berpengaruh terhadap penataan bangunan disekitar kawasan kanal
kelompok 5.
Kondisi jalan di sekitar kawasan kanal kelompok 5 merupakan jalanan
berukuran lebar dengan arus yang padat pada jam-jam tertentu. Adanya sekolah
di dalam Bukit Baruga membuat arus kendaraan padat pada waktu pagi dan sore
hari. Kawasan kanal kelompok 3 masuk ke dalam wilayah administrasi
kelurahan Antang yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 19.698 jiwa
dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4 orang/rumah tangga.
6) Kelompok 6

38
Kawasan kanal kelompok 6 sendiri terbentang sejauh 1600 meter atau
sekitar 1,6 km. Dengan jumlah anggota yaitu 16 orang. Kawasan kanal
kelompok 6 terdapat pada jalan Baruga 2, tepat disebelah selatan apabila
menuju ke Jl. Nipa-nipa.
sekitar kanal ialah rumah. Lalu, bila dicermati lebih lanjut, jarak antara satu
rumah dengan rumah yang lain agak renggang dan diikuti dengan adanya ruang
terbuka hijau.
Jarak antar rumah yang renggang ini juga dipengaruhi oleh kondisi
infrastruktur jalan yang ada di sekitar kanal. Kondisi jalan masih belum baik,
dan hanya dijadikan opsional apabila Jl. Nipa-nipa mengalami kemacetan. Hal
tersebut terlihat dari hasil laporan volume kendaraan, dimana perbandingan
yang signifikan antara jumlah kendaraan yang berlalu lalang di Jl. Nipa-nipa
dengan jumlah kendaraan yang melalui jalan sekitar kanal.
39
7) Kelompok 7


Kawasan kanal kelompok 7 terbentang sejauh 300 meter dan berada di
Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Dengan jumlah
anggota surveyor yaitu 3 orang. Kawasan kanal kelompok 7 terdapat pada Jalan
Inspeksi PAM Nipa-nipa (sisi kiri kanal) dan Jalan Abri Masuk Desa atau biasa
disebut jalan AMD (sisi kanan kanal).
40
Pada gambar 5.2, dapat diketahui bahwa fungsi bangunan yang ada di
sekitar kanal ialah perumahan dan permukiman. Namun jika lebih dicermati,
permukiman yang berada di sisi kanan kanal lebih memanjang kebelakang
dibanding permukiman di sisi kiri kanal. Hal ini disebabkan permukiman di sisi
kanan kanal sebagian merupakan permukiman/perumahan yang tertutup dan
dibatasi dengan tembok, sedangkan permukiman di sisi kiri kanal bersifat
terbuka dan bebas dilewati oleh masyarakat umum.
Hal lain terkait bagian kanal kelompok 7 ini yaitu jalan inspeksi PAM
Nipa-nipa (Sisi kiri kanal) tidak menjadi jalan raya, dan sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, bahwa jalan ini hanya menjadi opsional jika Jl. Nipa-nipa terjadi
kemacetan. Disisi lain, jalan Abri Masuk Desa (Sisi kanan kanal) menjadi jalan
raya, dikarenakan menghubungkan bagian selatan dengan bagian timur
kecamatan manggala.
8) Kelompok 8

41
Kawasan kanal kelompok 8 terbentang sejauh 1100 meter atau 1,1 km
dan berada di Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Dengan jumlah anggota surveyor sebanyak 10 orang. Kawasan kanal kelompok
8 terdapat pada Jalan Inspeksi PAM Nipa-nipa.
sekitar kanal ialah perumahan, kemudian disusul sarana pendidikan dan sarana
umum. Persebaran eksisiting sepanjang kanal pun hanya berpusat pada beberapa
titik saja,sehingga dibeberapa bagian sepanjang kanal hanya ada ruang
terbuka/lahan kosong. Hal ini disebabkan masih banyaknya lahan perkebunan
ataupun semak-semak yang berdampingan dengan persebaran eksisting yang
masih cukup baru sejak dibangunnya.
Nipa-nipa merupakan jalan yang berada di pinggir kota Makassar yang biasa
menjadi jalan alternatif bagi mereka yang ingin menuju ke Kabupaten Maros
ataupun memutar menuju ke wilayah utara kota Makassar. Meski begitu, jalan
ini hanya ramai diwaktu tertentu saja, karena masih cukup sepinya wilayah yang
berada di sepanjang jalan, dan menjadi alasan untuk pengguna lebih memilih
jalan di jalur arteri kota.
42
9) Kelompok 9


Kelurahan Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.
Dengan jumlah anggota surveyor sebanyak 4 orang. Kawasan kanal kelompok 9
terdapat pada Jalan Inspeksi PAM Monconloe.
sekitar kanal ialah permukiman. Persebaran eksisiting sepanjang kanal pun
hanya berpusat pada titik yang berada disekitaran perempatan jalan, sehingga
dibeberapa bagian sepanjang kanal terdapat ruang terbuka/lahan kosong. Hal ini
disebabkan masih banyaknya lahan perkebunan ataupun semak-semak yang
43
berdampingan dengan persebaran eksisting yang masih cukup baru sejak
dibangunnya.
Moncongloe ini titik temu/perempatan jalan yang dapat menghubungkan Antara
wilayah timur dan utara Kota Makassar serta Kabupaten Gowa sehingga
menjadi jalan alternatif bagi mereka yang ingin menuju ketiga daerah tersebut
Meski begitu, jalan ini juga hanya ramai diwaktu tertentu saja, wilayah yang
masih seperti perkampungan dan rawan jika dilalui di malam hari
10) Kelompok 10

44

Kelurahan Moncongloe Bulu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.
Dengan jumlah anggota surveyor sebanyak 2 orang. Kawasan kanal kelompok
10 terdapat pada Jalan Inspeksi PAM Monconloe.
sekitar kanal ialah permukiman. Persebaran eksisiting sepanjang kanal pun
bersebaran dan tidak banyak yang menghadap langsung ke kanal Hal ini
disebabkan permukiman memiliki jarak pemisah beberapa meter dari kanal
yang ada. Dan elevasi kanal lebih tinggi dibanding permukiman tersebut.
Moncongloe ini lebih dekat ke pusat kegiatan, baik pemerintahan, kesehatan,
dll. Hal ini dibuktikan bahwa jarak kantor kecamatan sekitar 300 meter dari
lokasi kelompok 10 dan puskesmas yang tidak jauh dari lokasi, serta fasilitas
umum berupa lapangan dan pendidikan.
45
5.2 Volume Kendaraan
1. Hasil Hitung Volume Kendaraan
 Stasiun 1
 Pukul 06.00-08.00
Wilayah 1 Masuk Keluar
Mobil/truk Motor Mobil/truk Motor
Senin, 25 Ruas Kanan 165 1265 278 1765
Maret Ruas Kiri 49 201 28 121
Minggu, Ruas Kanan 207 801 246 1036
31 Maret Ruas Kiri 28 121 34 187
Tabel 5.1 Data Wilayah 1
Pada Senin, 25 Maret ruas kanan lebih banyak kendaraan
yang keluar sebanyak 2043 kendaraan dan ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang masuk sebanyak 250 kendaraan. Sedangakan
Minggu, 31 Maret pada ruas kanan lebih banyak kendaraan yang
keluar sebanyak 1282 kendaraan dan ruas kiri yaitu lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 221 kendaraan.
Senin, 25 Ruas Kanan 333 1572 263 1780
31 Maret Ruas Kiri 35 154 150 307
yang keluar sebanyak 2043 kendaraan dan ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 336 kendaraan. Sedangkan Minggu,
31 Maret pada ruas kanan lebih banyak kendaraan yang masuk
yaitu sebanyak 1524 kendaraan. Ruas kiri yaitu lebih banyak
46
 Pukul 11.00-13.00
Senin, 25 Ruas Kanan 564 2408 531 2225
Pada Senin, 25 Maret baik ruas kanan dan ruas kiri lebih
banyak kendaraan yang masuk sebanyak 2972 dan 543 kendaraan.
Sedangkan Minggu, 31 Maret pada ruas kanan lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 757 kendaraan. Ruas kiri yaitu
lebih banyak kendaraan yang masuk sebanyak 457 kendaraan.

Senin, 25 Ruas Kanan 594 2283 595 2287
31 Maret Ruas Kiri 150 307 83 281
Pada Senin, 25 Maret baik ruas kanan dan kiri lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 2882 dan 470 kendaraan.
Sedangkan Minggu, 31 April pada ruas kanan lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 3088 kendaraan. Ruas kiri yaitu
lebih banyak kendaraan yang masuk sebanyak 457 kendaraan.
 Pukul 16.00-18.00
Senin, 25 Ruas Kanan 640 3661 92 334
47
31 Maret Ruas Kiri 404 978 481 626
yang masuk yaitu sebanyak 4301 kendaraan. Sedangkan pada ruas
kiri lebih banyak kendaraan yang keluar sebanyak 755 kendaraan.
Sedangkan Minggu, 31 Maret pada ruas kanan dan ruas kiri lebih

16.00-18.00 Mobil/truk Motor Mobil/truk Motor
Senin, 25 Ruas Kanan 383 2368 392 3467
April Ruas Kiri 95 343 78 339
yang keluar daripada yang masuk yaitu sebanyak 3859 kendaraan.
Sedangkan pada ruas kiri lebih banyak kendaraan yang masuk
sebanyak 653 kendaraan. Minggu, April pada ruas kanan dan ruas
kiri yaitu lebih banyak kendaraan yang masuk sebanyak 3666 dan
438 kendaraan.
 Pukul 19.00-21.00
Senin, 25 Ruas Kanan 333 1572 498 2330
48
Pada Senin, 25 Maret ruas kanan dan ruas kiri lebih
banyak kendaraan yang keluar sebanyak 2823 dan 179 kendaraan.
Minggu, 31 Maret pada ruas kanan dan ruas kiri sama dengan hari
Senin yang lebih banyak kendaraan yang melintas keluar yaitu
sebanyak 118 dan 123 kendaraan.
Senin, 25 Ruas Kanan 345 1821 320 1090
31 April Ruas Kiri 31 79 24 78
yang masuk sebanyak 2166 kendaraan dan ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 385 kendaraan. Sedangkan Minggu,
31 April pada ruas kanan lebih banyak kendaraaan sebanyak 3651
kendaraan dan ruas kiri yaitu lebih banyak kendaraan yang masuk
sebanyak 110 kendaraan.
 Stasiun 2
 Pukul 06.00-08.00
Senin, 25 Ruas Kanan 0 47 3 123
Pada Senin, 25 Maret ruas kanan dan ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang keluar sebanyak 126 dan 24 kendaraan. Minggu, 31
49
Maret pada ruas kanan dan ruas kiri sama pada hari Senin yaitu
kendaraan lebih banyak keluar sebanyak 40 dan 15 kendaraan.
31 April Ruas Kiri 8 35 6 29
yang masuk yaitu sebanyak 36 kendaraan. Pada ruas kiri lebih
banyak kendaraan yang keluar sebanyak 35 kendaraan. Sedangkan
Minggu, 31 April pada ruas kanan dan ruas kiri kendaraan lebih
banyak yang masuk sebanyak 36 dan 43 kendaraan.
 Pukul 11.00-13.00
yang masuk yaitu sebanyak 21 kendaraan. Sedangkan pada ruas kiri
lebih banyak kendaraan yang keluar sebanyak 38 kendaraan.
Sedangkan Minggu, 31 Maret pada ruas kanan dan ruas kiri lebih

50
Pada Senin, 25 Maret ruas kanan dan ruas kiri lebih

Minggu, April pada ruas kanan lebih banyak kendaraan yang
keluar daripada masuk yaitu sebanyak 51 kendaraan. Ruas kiri yaitu
lebih banyak kendaraan yang keluar sebanyak 49 kendaraan.
kendaraan yang masuk sebanyak 150 dan 59 kendaraan. Minggu, 31
April pada ruas kanan dan ruas kiri sama dengan hari Senin lebih
kendaraan yang keluar sebanyak 36 dan 64 kendaraan. Minggu, 31
51
Maret pada ruas kanan dan ruas kiri sama dengan hari Senin lebih
 Pukul 19.00-21.00
kendaraan yang keluar sebanyak 46 dan 11 kendaraan. Sedangkan
Minggu, 31 Maret pada ruas kanan dan ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang masuk sebanyak 81 dan 22 kendaraan.
yang keluar sebanyak 36 kendaraan. Pada ruas kiri lebih banyak
kendaraan yang masuk sebanyak 83 kendaraan. Sedangkan hari
Minggu, 31 Maret pada ruas kanan lebih banyak kendaraan yang
keluar yaitu sebanyak 29 kendaraan. Ruas kiri yaitu lebih banyak
 Stasiun 3
 Pukul 06.00-08.00
52
Senin, 25 Ruas Kanan 201 549 201 549
31 Maret Ruas Kiri 173 479 173 478
Pada Senin, 25 Maret ruas kanan kendaraan masuk dan
keluar memiliki frekuensi yang sama yaitu 750 kendaraan dan ruas
kiri lebih banyak kendaraan yang masuk sebanyak 758 kendaraan.
Minggu, 31 Maret pada ruas kanan sama dengan ruas kanan hari
Senin yang frekuensi kendaraan keluar dan masuk sama sabesar 648
kendaraan. Ruas kiri yaitu lebih banyak kendaraan yang masuk
sebanyak 652 kendaraan.
 Pukul 11.00-13.00
Senin, 25 Ruas Kanan 219 656 219 656
kiri lebih banyak kendaraan yang masuk sebanyak 912 kendaraan.
Minggu, April pada ruas kanan dan ruas kiri kendaraan lebih
banyak masuk yaitu 803 dan 812 kendaraan.

Pukul 16.00-18.00 Mobil/truk Motor Mobil/truk Motor
Senin, 25 Ruas Kanan 172 318 172 318
53
31 Maret Ruas Kiri 105 302 105 302

kiri juga memiliki frekuensi yang sama yaitu 442 kendaraan.
Sedangkan Minggu, 31 Maret pada ruas kanan kendaraan lebih
banyak masuk sebanyak 456 kendaraan dan ruas kiri kendaraan
masuk dan keluar memiliki frekuensi yang sama yaitu 407
kendaraan.
 Pukul 19.00-21.00
Senin, 25 Ruas Kanan 130 284 130 284
31 Maret Ruas Kiri 138 276 138 276

kiri juga memiliki frekuensi yang sama yaitu 442 kendaraan.
Minggu, April pada ruas kanan kendaraan masuk dan keluar
memiliki frekuensi yang sama yaitu 417 kendaraan dan ruas kiri
juga memiliki frekuensi yang sama yaitu 414 kendaraan
2. Pembahasan Volume Kendaraaan
 Stasiun 1
Pada stasiun 1 yang berada pada Jl. Abdullah Daeng Sirua
sebagai ruas kanan dan Jl. Janggo Paropo sebagai ruas kiri. Hari kerja
Senin- Jumat lebih banyak kendaraan yang melintas terutama untuk
54
kendaraan yang keluar sekitar pukul 06.00-08.00 dan puncak
kemacetan pada pukul 11.00-13.00. Pukul 16.00-18.00 kendaraan
yang masuk lebih banyak dibandingkan yang keluar. Kendaraan yang
mendominasi yaitu kendaraan beroda dua/motor.
 Stasiun 2
Pada stasiun 2 yang berada pada Jl.Baruga 2. Hari kerja
Senin- Jumat lebih banyak kendaraan yang melintas terutama untuk
kendaraan yang keluar sekitar pukul 06.00-08.00 dan pukul 16.00-
18.00 lebih banyak kandaraan yang melintas dibandingkan pukul
06.00-08.00, 11.00-13.00 serat 19.00-21.00. pada pukul 19.00-21.00
banyak motor yang keluar yang mencapai ≤ 450 kendaraan.
Kendaraan yang mendominasi yaitu kendaraan beroda dua/motor.
 Stasiun 3
Pada stasiun 3 yang berada pada Jl.Inspeksi PAM Timur. Hari
kerja Senin- Jumat lebih banyak kendaraan yang melintas baik keluar
ataupun masuk. sekitar pukul 06.00-08.00 kendaraan mencapai 758
yang melintas dan pukul 11.00-13.00 kendaraan lebih banyak
melintas dibandingkan pukul 06.00-08.00, 16.00-18.00 serta 19.00-
21.00. pada pukul 16.00-18.00 dan 19.00-21.00 kendaraan melintas
berkisar diangka 400. Kendaraan yang mendominasi yaitu kendaraan
beroda dua/motor.
55
Bab 6
Peran Pemerintah
dan Masyarakat
BAB 6
PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kanal adalah saluran air buatan
manusia yang dibuat untuk berbagai keperluan yaSng membantu kehidupan manusia.
Kanal sudah dibuat oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kanal tertua
ditemukan di Mesopotamia, sekitar tahun 4000 SM. Walaupun bentuk kanal hampir
tidak berubah, teknologi pembangunan kanal makin berkembang. bahwa kanal
terdiri dari dua macam, yaitu kanal yang hanya digunakan untuk mengarahkan dan
mengalirkan air saja dan satunya adalah kanal yang merupakan jalur transportasi
yang dapat di navigasi, digunakan untuk angkutan barang dan orang, seringkali
terhubung dengan sungai, laut dan danau. Kanal yang menjadi studi kasus pada
penelitian kali ini merupakan kanal IPA Panaikkang, dimana kanal tersebut
merupakan kanal yang memiliki fungsi sebagai saluran mengalirkan air baku yang
akan diolah menjadi air bersih oleh Instalasi Pengolahan Air Panaikang. Air ini akan
digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi,
masak, minum, mencuci, dan lain-lain.
Namun, dalam merealisasikan tujuan kanal tersebut dibuat, butuhkan peran
aktif dari pemerintah dan masyarakat. Dimana saat ini, peran-peran yang seharusnya
dilakukan, masih belum terlaksanakan. Misalnya, dalam peran masyarakat menjaga
kebersihan kanal, masyarakat masih ada yang buang sampah, buang air besar dan
kecil di kanal. Sedangkan dari pemerintah, belum adanya tindakan konkret yang
dilakukan terkait sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan di
kanal. Tentu hal ini perlu dilakukan, mengingat seringnya masyarakat membuang
sampah di kanal yang barangkali telah menjadi kebiasaan masyarakat sehri-harinya.
Hal tersebut seharusnya di cegah dan harus ada tindakan dari pemerintah agar
kedepannya kanal yang telah dibuat ini, dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Agar
dapat mewujudkan fungsi kanal tersebut sebagaimana mestinya, tentu dibutuhkan
usaha-usaha dari pemerintah maupun masyarakatnya. Berikut merupakan peran yang
harus di lakukan pemerintah dan masyarakan terkait IPA Panaikkang. Dengan tujuan
agar IPA Panaikkang ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
57
6.1 Peran Pemerintah
 Mensosialisasikan upaya-upaya yang dilakukan untuk pengelolaan sumber
air bersih berkelanjutan. Dalam hal ini dimaksud terkhusus ke IPA
Panaikkang.
 PDAM dapat mengelolah air baku menjadi air bersih dengan sebaik-baiknya.
Sebab, jika air baku tidak terjaga dan tidak terpelihara dari awal, mungkin
Kota Makassar akan krisis air nantinya, akan berbahaya bagi kehidupan di
masa yang akan datang.
Kalau air baku tidak tersedia, dampaknya akan banyak salah satunya adalah
jika pada musim kemarau maka masyarakat akan mengalami kekeringan
yang berkepanjangan.
 Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan dengan
tersedianya air baku yang optimal
 Menyediakan air minum yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
dapat dipertanggungjawabkan melalui pelayanan prima dalam rangka menciptakan
nilai tambah bagi masyarakat Kota Batu
 Memeberikan sanksi kepada masyarakat yang membuang sampah di kanal,
khususnya di IPA Panaikkang
 Ikut menjaga kebersihan kanal yang bersangkutan.
6.2 Peran Masyarakat
Peran serta masyarakat amat penting untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna sistem pengelolaan sumber alam dan lingkungan. Mutu peran serta
masyarakat tergantung kepada wawasan lingkungan, tingkat kesadaran, kekuatan
dan kemampuan lembaga dan pranata social serta kesempatan dan ruang gerak
yang memadai bagi prakarsa masyarakat.
Gerakan swadaya masyarakat dalam penanganan masalah lingkungan hidup
masih belum cukup kuat karena belum didukung sepenuhnya oleh kekuatan
organisasi, pranata sosial, pengetahuan sosial, pengetahuan serta kondisi yang
memadai. Untuk itu masih diperlukan usaha peningkatan kesadaran para pejabat
58
pemerintah, baik pusat maupun di daerah, akan pentingnya menumbuhkan
keswadayaan masyarakat dalam pelestarian dan perbaikan lingkungan hidup.
Menurut Lohtar Gundling mengemukakan beberapa dasar bagi peran serta
masyarakat ini sebagai berikut:
1) Memberi informasi kepada Pemerintah
Peran serta masyarakat terutama akan menambah pengetahuan khusus
mengenai sesuai masalah, baik yang diperoleh dari pengetahuan khusus
masyarakat itu sendiri maupun dari para ahli yang dimintai pendapat oleh
masyarakat. Peran serta masyarakat tersebut adalah penting dan tidak
diabaikan dalam rangka memberi informasi kepada Pemerintah mengenai
masalah-masalah dan konsekuensi yang timbul dari tindakan yang
direncanakan pemerintah. Dengan demikian pemerintah dapat mengetahui
adanya berbagai kepentingan yang dapat terkena tindakan tersebut dan perlu
diperhatikan.
2) Meningkatkan kesediaan Masyarakat untuk menerima keputusan
Seorang warga masyarakat yang telah memperoleh kesempatan untuk
berperanserta dalam proses pengambilan keputusan dan tidak dihadapkan
suatu “ fait accompli” akan cenderung untuk memperlihatkan kesediaan yang
lebih besar guna menerima dan menyesuaikan diri dengan keputusan
tersebut.
3) Membantu perlindungan hukum
Apabila sebuah keputusan akhir diambil dengan memperhatikan
keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat selama proses
pengambilan keputusan berlangsung, maka dalam banyak hal tidak aka nada
keperluan untuk mengajukan perkara pengadilan.
4) Mendemokrasikan pengambilan keputusan
Dalam hubungan peran serta peran serta masyarakat ini, ada pendapat
yang menyatakan, bahwa dalam pemerintahan dengan sistem perwakilan,
maka hak untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil rakyat yang
dipilih oleh rakyat, dengan demikian, tidak ada keharusan adanya bentuk-
59
bentuk dari peran serta masyarakat karena wakil-wakil rakyat itu bertindak
untuk kepentingan rakyat
Lingkungan merupakan tempat manusia untuk hidup, yang mana merupakan

salah satu elemen kehidupan. Lingkungan merupakan salah satu factor yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktivitas
kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berprilaku, pola pikir, bahkan
kepribadian. Di dalam lingkungan manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang
merupakan factor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat. Masyarakat
merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi dan
mempunyai suatu tujuan tertentu. Interaksi antar individu tersebut mengakibatkan
suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu srana komunikasi dalam
rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan. Lingkungan merupakan tempat
hidup manusia. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat
tinggal menjadi senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan
bagi individu yang mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan
lingkungan yaitu dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik
itu kebersihan individu maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal. Kebersihan
merupakan komponen terpenting bagi manusia yang harus dijaga dengan baik,
sehingga akan terciptanya suatu keselarasan. Kebersihan merupakan sebagian dari
iman seseorang. Lingkungan yang bersih menjauhkan diri kita dari berbagai macam
penyakit,dengan demikian kita akan menjadi manusia yang sehat, dan di dalam diri
manusia yang sehat terdapat akal yang sehat. Dilihat dari masalah yang terjadi di
sekitar IPA Panaikkang, sebagian masyarakat setempat dengan sengaja tidak
mengelola sampah-sampah mereka dengan baik, kebiasaan membuang sampah di
Kanal sepertinya telah menjadi kebiasaan dan membudaya pada masyarakat yang
tinggal di sekitar kanal tersebut. Sebagian besar masyarakat yang bejualan di sekitar
kanal tersebut tidak mau meluangkan sedikit waktu untuk membuang sampah
jualannya ke TPS yang telah disediakan dengan alasan TPS letaknya jauh dari
tempat mereka dan lebih mudah untuk membuangnya langsung ke kanal karena tidak
memerlukan waktu lama. Walaupun dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa tidak
semua masyarakat yang bermukim dan berjualan di pinggir kanal membuang sampah
60
ke IPA Panaikkang, namun jika hanya segilintir orang yang memiliki kesadaran
untuk menjaga kebersihan sungai tersebut, kebersihan sungai tersebut tetap tidak
akan terjaga kebersihannya. Kurangnya pengawasan terhadap masyarakat yang ingin
berjualan di IPA Panaikkang tersebut, terbukti banyaknya masyarakat yang
bermukim di sekitar kanal dan padatnya permukiman. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan sungai tersebut karena semakin banyak masyarakat
yang bermukim di sekitar kanal tersebut maka semakin banyak pula sampah-sampah
yang akan di buang ke kanal, karena banyak tidaknya sampah yang dihasilkan
berpengaruh terhadap banyaknya manusia yang bermukim di bantaran sungai
tersebut.
Jadi pada intinya, peran yang seharusnya dilakukan masyarakat terkait kanal
IPA Panaikkang, yaitu:
1) Ikut menjaga kebersihan kanal IPA Panaikkang maupun sekitar kanal IPA
Panaikkang, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan di kanal, tidak
membuang air kecil maupun besar di kanal, dan lain-lain.
2) Turut memeberikan informasi terkait hal-hal yang bersangkutan dengan kanal
IPA Panaikkang kepada pemerintah, dalam hal ini adalah PDAM.
3) Mengajak masyarakat lainnya untuk menjaga kebersihan lingkungan kanal IPA
Panaikkang.
4) Patuh tehadap peraturan yang dikeluarkan pemerintah terkait kanal IPA
Panaikkang.
61
Bab 7
Penutup
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kanal adalah saluran air buatan manusia yang dibuat untuk berbagai
keperluan yang membantu kehidupan manusia. Kanal sudah dibuat oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu. Kanal tertua ditemukan di Mesopotamia, sekitar tahun
4000 SM. Walaupun bentuk kanal hampir tidak berubah, teknologi pembangunan
kanal makin berkembang.
Kawasan Kanal IPA Panaikang memang menjadi hal ikhwal yang
keberadaannya mesti dilestarikan. Kondisi Kanal IPA saat ini atau yang santer
disebut dengan kondisi eksisting, tergantung dari kawasan yang ada disekitarnya.
Dalam RTRW Kota Makassar, kawasan kanal IPA Panaikang ini lebih
difokuskan dalam pembangunan, pengembangan, peningkatan, pemantapan, dan
rehabilitasi unit produksi air minum melalui instalasi air minum. Namun seiring
perkembangan zaman, kanal tersebut mulai tercemar karena banyak orang-orang
yang tidak bertanggung jawab membuang sampah bahkan buang air besar di kanal
tersebut. Kadang-kadang jika musim penghujan tiba, air di kanal tersebut meluap
karena banyaknya sampah yang menutupi saluran masuknya air. Selain itu, IPA
sendiri sulit untuk mengolah air baku tersebut dikarenakan terlalu banyak sampah.
Kanal IPA Panaikang terdapat dua bentuk saluran, yakni saluran berbentuk
trapesium dan saluran berbentuk persegi. Kanal IPA Panaikang ini dibagi menjadi
beberapa stasiun (STA) yang mana setiap STA nya berjarak 50 m. Kanal IPA
Panaikang memiliki panjang 7.400m.
Potongan kanal IPA Panaikang memiliki kedalaman air kanal yang berbeda-
beda mulai dari kedalaman 70 cm (0.7m) sampai kedalaman 130 cm (1.3m). Dimana
pada STA 1-14 kedalaman airnya 80 cm, STA 15-38 kedalaman airnya 90 cm, STA
39-56 kedalaman airnya 90 cm, STA 57-62 kedalaman airnya 90 cm, STA 63-78
kedalaman airnnya 90 cm, STA 79-110 kedalaman airnya 73 cm, STA 111-116
kedalaman airnya 83 cm, STA 117-136 kedalaman airnya 130 cm, STA 137-144
kedalaman airnya 66 cm, dan STA 145-148 kedalaman airnya 70 cm.
63
7.2 Saran
1. Adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Makassar dan masyarakat

dalam pemakaian air bersih mengingat saat ini belum mencukupi kebutuhan
dan keterbatasan sumber air baku.
2. Untuk dapat mengoptimalkan pelayanan air bersih di Wilayah perkotaan Kota
Makassar di masa yang akan datang maka diharapkan agar pemerintah Kota
Makassar dapat Memanfaatkan air limbah sebagai sumber air baku
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. History IPA Panaikkang, (Online).
(https://trayatirtamakassar.com/ipa-panaikang/ diakses 28 Mei 2019)
Anonim. Sumber Air Baku untuk IPA Panaikang, (Online).
(http://rajawaliagungwisesa.com/portfolio-item/sumber-air-baku-untuk-ipa-
panaikang/ diakses pada 28 Mei 2019)
Anonim. 2019. Pengertian Kanal, (Online).
(https://www.kanalpengetahuan.com/pengertian-kanal diakses pada 28 Mei 2019)
Anonim. 2013. Definisi Kanal atau Terusan dan Jenisnya, (Online).
(http://tukangbata.blogspot.com/2013/02/definisi-kanal-atau-terusan-dan-
jenisnya.html diakses pada 28 Mei 2019)
Anonim. 2014. Sejarah PDAM Makassar, (Online). (http://pdam-
makassar.com/?p=534 diakses pada 29 Mei 2019)
Ronalwy. 2018. Utara dan Timur Kota Kini Krisis Air Bersih, Artikel,
(Online). (http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/2018/08/20/utara-dan-timur-
kota-kini-krisis-air-bersih/ diakses pada 28 Mei 2019)
65
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
Dokumentasi Proses Wawancara Masyarakat
67
Dokumentasi Proses Pengukuran Kanal IPA Panaikkang
68
Dokumentasi saat Kunjungan ke Instansi
69
Dokumentasi saat Menghitung Volume Kendaraan
70

KANAL AIR BAKU IPA Panaikang

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

KANAL AIR BAKU IPA Panaikang

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota

Gowa, 27 Mei 2019

BAB I SEJARAH KANAL IPA PANAIKANG ........................................ 1

BAB IV PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FUNGSI KANAL ... 25

BAB V AKTIVITAS MASYARAKAT SEKITAR KANAL IPA ............ 30

BAB VI PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT ....................... 56

BAB VII PENUTUP..................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

Gambar 1.1 Instalasi Pengolahan Air Ratulangi

Gambar 1.2 Instalasi Pengolahan Air II Panaikang

Gambar 1.3 Skema Pengelolaan air bersih

 STA 15-38 (701-1.900m)

Gambar 2.2 Potongan Kanal STA 15-28

Gambar 2.3 Potongan Kanal STA 39-56

 STA 57-62 (2.801-3.100m)

Gambar 2.4 Potongan Kanal STA 57-62

Gambar 2.5 Potongan Kanal STA 63-78

Gambar 2.6 Potongan Kanal STA 79-110

 STA 111-116 (5.501-5.800m)

Gambar 2.7 Potongan Kanal STA 111-116

Gambar 2.8 Potongan Kanal STA 117-136

 STA 137-144 (6.801-7.200m)

Gambar 2.9 Potongan Kanal STA 137-144

 STA 145-148 (7.201-7.400m)

Gambar 2.10 Potongan Kanal STA 145-148

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kanal IPA

Gambar 3.1 Skema pengolahan air bersih.

Gambar 3.2 Proses koagulasi secara mekanis dengan mesin pemutar.

Gambar 3.4 Proses sedimentasi.

Gambar 3.6 Unit filtrasi.

Gambar 3.7 Reservoir air bersih.

Gambar 3.8 Proses pengolahan air bersih.

Mengetahui Fungsi Kanal

Gambar 4.1 Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi kanal.

4.2 Penyalahgunaan Kanal

Gambar 4.3 Melihat seseorang memancing di kanal.

Gambar 5.1 Peta Kawasan Kanal Kelompok 1

Gambar 5.3 Peta Kawasan Kanal Kelompok 2

Gambar 5.5 Peta Kawasan Kanal Kelompok 3

Gambar 5.6 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 3

Gambar 5.7 Peta Kawasan Kanal Kelompok 4

Gambar 5.9 Peta Kawasan Kanal Kelompok 5

Gambar 5.10 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 5

Gambar 5.11 Peta Kawasan Kanal Kelompok 5

Gambar 5.13 Peta Kawasan Kanal Kelompok 7

Gambar 5.14 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 7

Gambar 5.15 Peta Kawasan Kanal Kelompok 8

Gambar 5.17 Peta Kawasan Kanal Kelompok 9

Gambar 5.18 Kondisi Eksisting Kawasan Kanal Kelompok 9

Gambar 5.19 Peta Kawasan Kanal Kelompok 10

Kawasan kanal kelompok 10 terbentang sejauh 200 meter dan berada di

Wilayah 2 Masuk Keluar

Wilayah 2 Masuk Keluar

Wilayah 2 Masuk Keluar

Pada Senin, 25 Maret ruas kanan dan ruas kiri lebih

Wilayah 1 Masuk Keluar

Pada Senin, 25 Maret ruas kanan kendaraan masuk dan

Pada Senin, 25 Maret ruas kanan kendaraan masuk dan

6.2 Peran Masyarakat

Lingkungan merupakan tempat manusia untuk hidup, yang mana merupakan

1. Adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Makassar dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai