Sken B FIX Oke
Sken B FIX Oke
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dpat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario B
Blok IX. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW berserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya
sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan kehidupan
dengan sejuknya keimanan. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan
materi maupun spiritual. Kepada dr. Noor Zaki AF selaku tutor kelompok 1, dan
semua pihak yang membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna perbaikkan
dimasa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Tutorial:
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat
4. Tidak mengaktifkan alat komunikasi selama proses tutorial berlangsung
5. Tepat waktu
2.2 Skenario
“Dukun maut”
Tulang: Sendi
Os Tibia Articulatio femorotibialis
Os Fibula Articulatio tibiofibularis
Articulatio talocruralis
Otot pada regio cruris
Anterior Posterior
Lateral
M. tibialis anterior M. soleus
M. extensor digitorum M. popliteus
longus M. flexor digitorum longus
M. extensor hallucis longus M. tibialis posterior
M. fibularis longus M. flexor hallucis longus
M. fibularis brevis M. extensor hallucis brevis
M. gastrocnemius M. plantaris
Arteri Vena
A. inferior medialis genus V. saphena magna
A. inferior lateralis genus V. saphena parva
A. recurrens tibialis anterior V. poplitea
A. tibialis anterior
A. fibularis
A. malleolaris anterior lateralis
A. malleolaris anterior medialis
A. suralis
A. tibialis posterior
A. poplitea
Secara fisiologis tungkai bawah terdiri atas kaki dan pergelangan kaki yang
berfungsi sebagai suatu unit yang terpadu, dan bersama-sama memberikan
dukungan stabil, propriosepsi, keseimbangan dan mobilitas. Tulang tibia bersama-
sama dengan otot-otot yang ada di sekitarnya berfungsi menyangga seluruh tubuh
dari paha ke atas, mengatur pergerakan untuk menjaga keseimbangan tubuh pada
saat berdiri (Snell, 2006).
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah bila
mendapatkan tekanan, bersifat keras oleh matriks ekstraselulernya mengalami
kalsifikasi. Komponen utama nonseluler tulang : mineral-mineral dan matriks
organik (kolagen dan proteoglikan) yang sangat diperkuat dengan timbunan garam-
garam kalsium. Rata-rata tulang padat terbentuk dari 30% matriks dan 70% garam.
Tulang terdiri atas 2 bentuk:
- Substantia compacta tampak massa padat, tipis di epifisis, tebal di diafisis,
memiliki lamella konsentris bersama dengan pembuluh darah membentuk
osteon
- Substantia spongiosa terbentuk trabekula banyak di epifisis dan metafisis,
ruang diantara trabecula diisi sumsum tulang yang membentuk darah (orang
muda) atau lemak (orang tua), susunan trabekula tahan tehadap tekanan dan
tarikan yang mengenai tulang.
Tulang tersusun atas 3 jenis sel : osteoblas, osteosit dan osteoklas.
- Osteoblas : kolagen tipe , proteoglikan disebut osifikasi peran
mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Kadar fosfatase
alkali di dalam darah menjadi indikator yang baik tentang pembentukan tulang
setelah mengalami fraktur atau kasus metastasis kanker tulang.
- Osteosit: sel dewasa untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yng padat.
- Osteoklas : sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan
matriks tulang dapat diabsorpsi, mengikis tulang, enzim proteolitik yang
memecahkan matriks dan beberapa asam melarutkan mineral tulang sehingga
kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah (Eroschenko, 2010; Noor.Z,
2017).
2. Dua bulan yang lalu, Juju terjatuh dari sepeda dan tungkainya membentur
trotoar sehingga mengalami bengkak dan nyeri di tungkai kiri bawah. Oleh
orangtuanya, Juju dibawa ke dukun urut dan diurut, keluhan tidak
berkurang, bengkak dan nyeri bertambah. Satu bulan yang lalu, Juju dibawa
kembali ke dukun urut yang lain, selain diurut, Juju juga diberi ramuan yang
ditutup dengan daun dan diikat di tungkai kiri bawahnya.
a. Apa makna dua bulan yang lalu, Juju terjatuh dari sepeda dan tungkainya
membentur trotoar sehingga mengalami bengkak dan nyeri di tungkai
kiri bawah ?
Jawab :
Maknanya kemungkinan Juju mengalami trauma benda tumpul dan
gejala yang dirasakan Juju sudah cukup lama yaitu dua bulan yang lalu,
sehingga dapat dikatakan bahwa gejala ini sudah kronik.
b. Apa makna Juju di bawa oleh orangtuanya ke dukun urut dan diurut,
keluhan tidak berkurang, bengkak dan nyeri bertambah ?
Jawab :
Maknanya Juju tidak ditatalaksana dengan baik dan benar sehingga
sehingga menyebabkan trauma tersebut bertambah parah bukan
membaik. Trauma tersebut menyebabkan inflamasi atau peradangan,
dimana merupakan suatu reaksi lokal jaringan dengan manifestasi klinis
berupa rubor (kemerahan), tumor (pembengkakan), kalor (panas), dolor
(nyeri) dan function lease (gangguan fungsi) (Noor, 2017).
c. Apa makna Juju satu bulan yang lalu, dibawa kembali ke dukun urut yang
lain, selain diurut, Juju juga diberi ramuan yang ditutup dengan daun dan
diikat di tungkai kiri bawahnya ?
Jawab :
Maknanya Juju tidak ditatalaksana dengan baik dan benar dimana
kemungkinan ramuan yang ditutup dengan daun dan diikat pada tungkai
kirinya mengandung bakteri atau mikroorganisme (Stafilococus Aureus).
Dimana penyebarannya dapat terjadi jika terdapat trauma, luka dikulit
yang terinfeksi. Kemudian, bakteri atau mikroorganisme tersebut turut
dalam peredaran darah (secara hematogen) dan berkoloni di metafisis
tulang, dikarenakan melambatnya aliran darah di metafisis akibat looping
arteri mendekati dan menjauhi epiphy seal plate, ditambah juga dengan
terjadinya trauma yang dapat mengakibatkan edema lokal atau bengkak,
sehingga keluhan yang dialami Juju tidak berkurang.
d. Apakah terdapat hubungan antara 2 bulan yang lalu Juju terjatuh dari
sepeda dan membentur trotoar dengan keluhan yang dirasakan sekarang ?
Jawab :
Iya, karena keluhannya juju timbul nyeri dan bengkak di tungkai kiri
bawah yang mana disebabkan karena mengalami trauma tumpul pada
region cruris sinistra sehingga mengalami kontusio atau cedera jaringan
lunak,dimana terdapat infeksi yang berlangsung lama seperti pada kasus
sudah 2 bulan, dan merupakan infeksi kronik yang merusak jaringan
(osteomyelitis).
Osteomyelitis merupakan kondisi yang terjadi terus-menerus atau
berulang, dimana terlepas dari penyebab awal dan mekanisme terjadinya
kondisi osteomyelitis (Noor, 2017).
7. VAS 7 Abnormal
- Pemeriksaan spesifik
No. Pemeriksaan Normal Pada Kasus Interpretasi
spesifik
1. Kepala:
Konjungtiva Tidak pucat Pucat Anemia
Sklera Tidak kuning Tidak kuning Normal
2. Morfologi
a. Nyeri √ √ √
b. Bengkak √ √ √
c. Pus √ √ -
d. Asimetris √ √ √
e. Deformitas √ √ √
f. Demam √ √ √
g. Malaise √ √ √
4. Luka/trauma/ Luka/trauma/
Abnormalitas
Etiologi infeksi infeksi
kromosom
mikroorganisme mikroorganisme
8. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ?
Jawab :
1. Laboratorium
- Peningkatan laju endap eritrosit.
- Lukosit dan LED meningkat (Overdoff, 2002).
2. Rontgen Menunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua
minggu kemudian tampak bintik-bintik dekalsifikasi pada batang tulang,
yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda-tanda pembentukan
involukrom (Overdoff, 2002).
3. Biopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab.
Terinfeksi pada
tulang
Patofisiologi osteomyelitis
Mediator Tekanan
Proses inflamasi
inflamasi jaringan
Prostaglandin Pus
hematogen
Pembuluh darah
Infeksi pada tulang
Set point terjepit
Osteomyelitis Takikardi
Demam Oksigen dan
Takipneu nutrisi
Pembentukan
jaringan tulang
Neukrosis
disekitar pus
Involucrum