OLEH
DYAH AYU PANGLINYUN
LUTHFIA WILDA AKMALA
CICI RETNO DEWI
HAYU MEIVITA SARI
ARI PRABOWO
MARTHA QORII NUR JANAH
DANANG WIBISANA
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3
Dari latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian caring secara umum dan teori caring
menurut watson?
2. Bagaimana persepsi klien tentang caring?
3. Bagaimana perilaku caring dalam praktik keperawatan?
4. Apakah perbedaan caring dan curing?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian caring secara umum dan teori
caring menurut Watson.
2. Untuk mengetahui persepsi klien tentang caring.
3. Untuk mengetahui perilaku caring dalam praktik
keperawatan.
4. Untuk mengetahui perbedaan caring dan curing.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan
dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang
merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry
A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier
Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir
seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga
mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan
karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan. Saat
ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme
keperawatan. Banyak ahli keperawatan yang
mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai
berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari
http://www.pedoman.news.com).
Marriner dan Tomey (1994), menyatakan
bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti
dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
5
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
6
kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa
rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan
menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan
perawat sehingga klien merasa nyaman. Contoh kedua
mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga
klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda
karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal
yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan
merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat
kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien menggunakan
sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga
sebagai indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi
klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka
klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan
tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari
perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan
pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam
memutuskan kembali untuk berobat atau menjalani tindakan
keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan klien
terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan.
Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga memunculkan
kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien
menerima Caring dan pendekatan apa yang paling baik dalam
7
menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring merupakan permulaan
yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan
harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik
terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang
penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi
perbedaan antara persepsi perawat dan klien
tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan
mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan
perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
8
tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang
diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang
sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung
dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang
untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun
eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti
pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada
kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
9
c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang
lain
Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
10
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang
menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai
seseorang berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan
menjadi dimasa depannya.
Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan
memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri
seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek
caring mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu
pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.
Caring merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
11
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan
terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan
pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing
merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku
caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan
tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan
tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.
12
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam
beberapa cara, tetapi terdapat tiga aspek penting yang mendasari
keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek
kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit
(Fry, 1988).
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat
memiliki tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita
sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai
kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious
adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih
karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat
harus care terhadap klien.
13
sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001;
Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;
Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif
yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien.
Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum
beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga harus memberikan
informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan dan
kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja
yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan
yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
14
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-
kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di
samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi asuhan (Carruth,
Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja
perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan
apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi
keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat
universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang
bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984),
Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek
keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan
merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat
difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati
berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya,
care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu.
Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka kedua
aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan yang
jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan
15
bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat
melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat
perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah
tugas sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer
dokter dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan
komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya
adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu
penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling
melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari
diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis
keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah
dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat
disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada
kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian
perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan
(caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang
meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan
tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini
dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik,
psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada
aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu
dari aspek tujuan.
16
Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
17
BAB III
PENUTUP
18
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan
yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang
perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakanyang mulia
yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan
semua itu dengan penuh rasa ikhlas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I.
Terjemahan. Salemba Medika : Jakarta
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-
watson/
Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of
America
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
20
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan
Interpersonal dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-
menurut-jean-watson
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing:
Concepts,
Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work.
Philadelphia: Mosby.
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING%
20PERAWAT.doc (17 November 2011).
21