Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KONSEP CARING DALAM KEPERAWATAN

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

OLEH
DYAH AYU PANGLINYUN
LUTHFIA WILDA AKMALA
CICI RETNO DEWI
HAYU MEIVITA SARI
ARI PRABOWO
MARTHA QORII NUR JANAH
DANANG WIBISANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SATRIA BHAKTI NGANJUK
2018/2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..........................................................................................................2


BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................3
B. Rumusan Masalah ............................................................................4
C. Tujuan ..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Caring.................................................................................5
A1. Pengertian Caring Secara Umum.............................................5
A2. Persepsi Caring Menurut Klien...............................................6
A3. Teori Caring Menurut Watson.................................................8
A4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan.........................12
A5. Perbedaan Caring dan Curing.................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................18
REFERENSI...................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal


dituntut untuk semakin maju dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang
kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan
sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang
lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu
indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien.
Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan
perawatan bermutu apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani
orang atau pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan
khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring. Dengan
mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan
perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas terhadap
kliennya.

B. Rumusan Masalah

3
Dari latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian caring secara umum dan teori caring
menurut watson?
2. Bagaimana persepsi klien tentang caring?
3. Bagaimana perilaku caring dalam praktik keperawatan?
4. Apakah perbedaan caring dan curing?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian caring secara umum dan teori
caring menurut Watson.
2. Untuk mengetahui persepsi klien tentang caring.
3. Untuk mengetahui perilaku caring dalam praktik
keperawatan.
4. Untuk mengetahui perbedaan caring dan curing.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan
dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang
merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry
A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier
Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir
seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga
mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan
karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan. Saat
ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme
keperawatan. Banyak ahli keperawatan yang
mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai
berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari
http://www.pedoman.news.com).
Marriner dan Tomey (1994), menyatakan
bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti
dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan

5
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

2. Persepsi Klien Tentang Caring


Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat
dari perilaku Caring yang dimiliki perawat.
Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik
untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik
pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan
tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang,
hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang
lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi
informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidup. (Potter & Perry, 2005 :
110).
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien
sebagai Caring menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi
pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat dalam
menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan
keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari
bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang bermakna bagi
klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan
perhatian penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut.
Contoh pertama, perawat masuk ke kamar klien dengan memberi
salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata, kemudian
duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada
dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan
intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman tanda vital klien
sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke

6
kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa
rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan
menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan
perawat sehingga klien merasa nyaman. Contoh kedua
mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga
klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda
karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal
yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan
merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat
kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien menggunakan
sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga
sebagai indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi
klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka
klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan
tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari
perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan
pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam
memutuskan kembali untuk berobat atau menjalani tindakan
keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan klien
terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan.
Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga memunculkan
kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien
menerima Caring dan pendekatan apa yang paling baik dalam

7
menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring merupakan permulaan
yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan
harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik
terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang
penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi
perbedaan antara persepsi perawat dan klien
tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan
mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan
perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.

3. Teori Caring Menurut Watson


Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal
ini lebih penting dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan
saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam waktu pelayanan
kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam
lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik
caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien
(Watson, 2006 a). (Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson
menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa arti
baru untuk paradigma keperawatan adalah “berasal dari
pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar
belakang filsafat saya, intelektual dan experiental : dengan
demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri,
keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan,
kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan,
dan penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM, Alligood,
MR.2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia
diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated
self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh
dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan

8
tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang
diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang
sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung
dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang
untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun
eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti
pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada
kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan


penyakit dan dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan
tetapi dapat dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor
ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan melalui pemberian dan
perpanjangan dari kesadaran diri.

b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope


Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif.
Perawat perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan
kepada klien yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan
kesejahteraan klien.

9
c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang
lain
Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling


percaya
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai
hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif
dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati,
kehangatan dan komunikasi efektif
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi
perasaan baik ekpresi perasaan positif maupun negatif

f. Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah


dan pengambilan keputusan

g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang


bersifat interpersonal

h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan


meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial,
kultural dan lingkungan spiritual

i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan


antusias
(kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)

j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic

Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan


kesehatan yang holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan
promosi kesehatan..

10
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang
menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori; yaitu:
 Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
 Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
 Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
 Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai
seseorang berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan
menjadi dimasa depannya.
 Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan
memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri
seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
 Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek
caring mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu
pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.
 Caring merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:


1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang
terintegrasi (ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan,
dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin merasa
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa
menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa
dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran
fungsi fisik dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi
pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam

11
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan
terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan
pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing
merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku
caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan
tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan
tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.

4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan
karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti
yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika,
2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya
dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien
sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

12
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam
beberapa cara, tetapi terdapat tiga aspek penting yang mendasari
keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek
kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit
(Fry, 1988).
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat
memiliki tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita
sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai
kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious
adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih
karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat
harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan


mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan
cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang
dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain
yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara,

13
sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001;
Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;
Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif
yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien.
Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum
beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga harus memberikan
informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan dan
kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja
yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan
yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.

5. Perbedaan Caring dan Curing


Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien
yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup
ketrampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring (Johnson, 1989). Caring merupakan fenomena universal
yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan
bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan
hal yang mendasar.
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan
menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang
lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta
membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian
diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu,
Watson dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai
jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan

14
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-
kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di
samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi asuhan (Carruth,
Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja
perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan
apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi
keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat
universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang
bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984),
Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek
keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan
merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat
difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati
berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya,
care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu.
Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka kedua
aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan yang
jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan

15
bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat
melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat
perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah
tugas sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer
dokter dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan
komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya
adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu
penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling
melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari
diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis
keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah
dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat
disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada
kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian
perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan
(caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang
meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan
tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini
dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik,
psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada
aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu
dari aspek tujuan.

16
Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.

2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri


memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan
dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab
penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa


caring lebih kompleks daripada curing. Karena caring memberikan
pelayanan yang menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring.
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari
totalitas kita dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari
profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu
sendiri.

17
BAB III

PENUTUP

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan


suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam caring terdapat tiga
makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat
dapat terlihat dari perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat
memiliki sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah
berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus
keperawatan dalam promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien.
Diantaranya yaitu pembentukan
sistem humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-
Hope, pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain,
dan lain-lain. Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan
mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat
ditunjukan oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:
1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2. Menyebut klien dengan namanya
3. Menggunakan sentuhan
4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
6. Dan lain-lain
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan
antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,

18
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan
yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang
perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakanyang mulia
yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan
semua itu dengan penuh rasa ikhlas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id

R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.

Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process,


and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.

Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari


http://www.pedoman.news.com.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,

Process, and Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.

Buku I hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I.
Terjemahan. Salemba Medika : Jakarta

http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-
watson/

Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of
America

http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html

20
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan
Interpersonal dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC

http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-
menurut-jean-watson

www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.

Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.

Buku 1. Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing:
Concepts,

Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work.
Philadelphia: Mosby.

Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING%
20PERAWAT.doc (17 November 2011).

21

Anda mungkin juga menyukai