Maslow
• Variasi kebutuhan manusia dipandang
tersusun dalam bentuk hirarki atau
berjenjang.
• Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi
hanya jenjang sebelumnya telah (relatif)
terpuaskan
• Pemisahan kebutuhan tidak berarti masing-
masing bekerja secara eksklusif.
• Kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga
orang dalam suatu ketika bisa dimotivasi
oleh dua kebutuhan atau lebih
Maslow yakin banyak tingkah laku manusia bisa
diterangkan dengan memperhatikan kecenderungan
individu untuk mencapai tujuan personal yang membuat
tujuan kehidupan indiividu bersangkutan penuh makna
dan memuaskan.
Maslow melukiskan manusia sebagai mahluk yang tidak
pernah berada dalam keadaan puas sepenuhnya. Bagi
manusia kepuasan itu sifatnya sementara jika satu
kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan lainnya akan
muncul menuntut pemuasan dst.
Kebutuhan yang ada di tingkat dasar pemenuhannya
lebih mendesak dari pada kebutuhan yang ada diatasnya.
Semakin individu mampu memuaskan kebutuhan yang
tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai
individualitas, matang dan berjiwa sehat.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk
memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.
Maslow hanya bertolak dari dua asumsi dasar, yaitu:
a. Manusia selalu mempunyai kebutuhan untuk berkembang
dan maju;
b. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih
pokok terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan
lainnya, artinya kebutuhan yang lebih mendasar harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan tambahan yang
lebih tinggi mulai mengendalikan perilaku seseorang.
Self-Actualization
Needs
Esteem
Needs
Love & Belonging
Needs
Safety Needs
Physiological Needs
No Kebutuhan Prosentase terpuaskan
terpuaskan sampai
1 Fisiologis 85%
2 Keamanan 70%