Anda di halaman 1dari 6

Kasus Tutorial FSO Pernafasan dan Pencernaan

Semester Genap 2018-2019

Profil pasien :
Nama : An. Wahyu
Umur : 10 thn
BB : 20 kg
TB : 135 cm

Keluhan :
Diare sudah 3 hari ini, tanpa darah dan nanah. Sehari BAB 3- 6 kali. Kepala pusing, , lemas, tdk bisa
bangun dari tempat tidur, mual dan muntah. Nafsu makan hilang. Diare tidak diketahui penyebabnya,
Dia selalu merasa haus. Ibunya sudah berusaha untuk memberikan Renalit, namun selalu dimuntahkan.
Turgor mata An. Wahyu menurun. Ibunya langsung membawanya ke klinik. Dokter di klinik segera
melakukan pemeriksaan dan di dapatkan data :

Riwayat penyakit :
Typhoid

Riwayat pengobatan :
1. Thiamfenikol ( demam tifoid, paratifoid, infeksi Salmonella sp sp, H. influenzae,
terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram
negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik
lain. Antibiotik ini sangat umum digunakan untuk pengobatan infeksi saluran
pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonore.
Menghambat sintesis protein)
2. Ciprofloksasin ( infeksi akibat bakteri, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi pada
saluran pencernaan, infeksi pada mata, dan infeksi menular seksual. Golongan obat
quinolone)
3. Siladex ekspektoran (batuk berdahak)
4. Biolysin (vitamin)

Alergi : -

Data klinik saat ini :

T= 38,5 oC (normal 36,5 oC)

RR = 22/ menit (normal)

TD = 100/ 80 mmhg (normal)


HR = 125/ menit (normal 100-170)

Bising usus : menurun

Data laboratorium :

Hb = 12,8 g/dL (normal 11,5)

Natrium 125 mEq/L. (hiponatremia kadar normal 135-145 milliequivalents per liter (mEq/L))

Kalium, 3.2 mEq/L. (hypokalemia normal 3,6 – 5,2)

Klorida 98 mEq/L (normal 98-109)

Terapi yang diterima :

NaCl = 28 tts/ menit ( 5 kolf / hari )

Imodium, 2 x ½ tablet (berisi loperamid, antiperistaltik)

Guanistrep syr, 4 x 2 sendok takar ( mengandung kaolin, pectin)

Lacto B, 2 x 1 sachet (probiotik untuk mempercepat penyembuhan diare)

Imunos syr, 1 x 1 sendok takar ( berisi Echinacea (EFLA 894) 500 mg, Zinc picolinate 10 mg, Selenium 15
mcg, Ascorbic Acid 50 mg.)

Pertanyaan :

Lakukan SOAP pada kasus di atas.

1. Menurut pendapat anda, apakah penyebab diare An. Wahyu ? Jelaskan ! (S)
An. Wahyu mengalami diare karena kemungkinan menggunakan sumber air yang tercemar.
Diare disebabkan oleh kuman yang masuk dan terlibat dalam proses fungsi usus halus dalam
pencernaan seseorang. Kuman atau bakteri dan virus ini akan menstimulasi organ usus,
sehingga usus menjadi berkontraksi dengan lebih cepat (Juffrie, 2010). Selain itu tidak
mencuci tangan dan mandi yang bersih karena bias saja membawa bakteri penyebab diare.
Sering jajan sembarangan juga menjadi penyebab diare. Kita tidak tau Kurangnya penutupan
dan keterbukaan makanan terhadap lalat, serangga dan hama dapat membawa bakteri penyebab
diare ( Pradipta, 2013).
Beberapa jenis diare tersebut sering disebabkan oleh organisme renik seperti bakteri dan virus.
Bakteri patogen seperti E.coli, Shigella, Campylobacter, Salmonella dan Vibrio cholera merupakan
beberapa contoh bakteri patogen yang menyebabkan epidemi diare pada anak (Sri, 2011).
- penyebabnya antibiotic. Karena
- lactose intoleran
-
2. Jelaskan indikator terjadinya dehidrasi serta bahaya yang dapat ditimbulkan pada An.Wahyu ! (O)
Tanda subjektif dehidrasi yang terjadi pada An. Wahyu adalah:
- Pusing
- Lemas
- Tidak bisa bangun
- Mual
- Muntah
- Nafsu makan hilang
- Rasa haus
- Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis
- Kulit kering

Tanda objektif dehidrasi yang terjadi pada An. Sari adalah

 Demam (hipertermia)

Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh mengalami kenaikan.


Apapun jenis demam yang terjadi, suhu tubuh yang meningkat akan
meningkatkan potensi kekurangan cairan. Pertama akibat penguapan yang terjadi
pada tubuh sehingga cairan tubuh akan menguap lebih cepat dan lebih banyak
daripada biasanya. Hal ini akan membuat dehidrasi lebih mungkin terjadi
(Suraatmaja, 2007)

Kuman melakukan invasi melalui membran basolateral sel epitel usus. Di dalam
sel terjadi multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke sel epitel sekitarnya. Invasi
dan multiplikasi intraselluler menimbulkan reaksi inflamasi serta kematian sel epitel.
Reaksi inflamasi terjadi akibat dilepaskannya mediator seperti leukotrien, interleukin,
kinin, dan zat vasoaktif lain. Kuman juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan
kerusakan sel. Proses patologis ini akan menimbulkan gejala sistemik seperti demam,
nyeri perut, rasa lemah, dan gejala disentri. Bakteri lain bersifat invasif misalnya
Salmonella.

 Natrium

Pasien mengalami hiponatremia. penyebab Hiponatremia Kehilangan natrium


klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada cairan
ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan
natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada
keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan dengan
penurunan volume cairan ekstrasel seperti diare, muntah-muntah (Yaswir,2012).

 Kalium

Kalium merupakan salah satu elektrolit penting yang dibutuhkan tubuh.


Penurunan yang terlalu rendah dapat berakibat fatal bagi yang menderitanya dan
bahkan akan menyebabkan terjadinya kematian. Pada kaus ini, penurunan kalium
(hipokalemia) terjadi karena diare.

3. Jelaskan tentang terapi yang diberikan pada An. Wahyu ! (A)


- Pasien diberikan NaCl 28 tts/menit (5 kolf/hari) sebagai asupan elektrolitnya dan
mengatasi dehidrasi yang dialami pasien. (harusnya butuh 4 kantong saja)
- Pasien diberikan Imodium, 2 x ½ tablet berisi loperamide HCl 2 mg/tablet untuk
mengurangi motilitas atau gerak peristaltik usus. Sebaiknya diberhentikan,
dikarenakan dari data klinik pasien yang didapat bising ususnya menurun, sehingga
jika diberi imodium maka gerak peristaltik usus akan semakin berkurang. Selain itu
Imodium tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 12 tahun
- Pasien diberikan Guanistrep syr, 4 x 2 sendok takar terdiri dari kaolin dan pektin
untuk obat diare yang dialami pasien. Merupakan pengobatan simptomatik pada
diare. Kaolin merupakan adsorben yang menyerap toksin baik yang berupa gas atau
bahan beracun lainnya yang merangsang dari saluran usus, kemudian membentuk
lapisan pelindung pada dinding usus. Pektin sebagai bahan yang berfungsi untuk
menghilangkan hasil pertumbuhan bakteri yang bersifat racun. Karena
kemampuannya membentuk asam galakturonat dari kuman maka bisa berefek
mematikan kuman yang merugikan.
- Pasien diberikan Lacto B, 2 x 1 sachet sebagai probiotic. Pengunaanya tetap
dilanjutkan, karena membantu dalam memperlemah pertumbuhan bakteri patogen.
Probiotics (bakteri baik lactobacillus yang sudah dilemahkan) untuk anak dapat
meningkatkan produksi bakteri baik di fluora normal (benar) sehingga dapat
menyeimbangkan fluora usus.
- Pasien diberikan Imunos syr, 1 x 1 sendok takar sebagai Immunomodulator.
Pengguanaanya tetap dilanjutkan, dikarenakan imun pasien yang menurun.
- Loperamid apakah bias? Penggunaan antimotilitas tdk boleh digunakan

4. Berikan KIE pada An. Wahyu ! Mohon mahasiswa dapat melakukan role play ! (P)
a. Mengedukasi pasien untuk meminum banyak air putih agar tidak dehidrasi.
b. Mengedukasi pasien cara penggunaan guanistrep (adsorbent) yaitu tidak boleh
bersamaan dengan obat atau makanan lain.
c. Mengedukasi pasien untuk tidak mengonsumsi makanan berserat tinggi.
d. Mengedukasi pasien untuk patuh mengonsumsi obat yang telah diberikan dan tepat
pada waktunya.
e. Mengedukasi pasien untuk tidak jajan sembarangan dimana higienitas makanan
tidak terjamin. Lebih baik mengonsumsi masakan olahan rumah.
f. Mengedukasi pasien untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
g. Kurangi konsumsi makanan manis
h. Pernah kena tipes sehingga dia beresiko makannya tidak higienis

DAFTAR PUSTAKA
Pradipta, Aditya, dkk. 2013. Hubungan Perilaku Jajan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah
Dasar Di Kel. Cempaka Kec. Cempakakota Ban Jarbaru. Jurnal Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1
April 2013: 81-86

Sri, Sunarto Suparyati. 2011. Vaksin Rotavirus Untuk Pencegahan Diare. Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan. Vol 2 (2). 33-38.
Yaswir, Rismawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida
serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 1 (2). 81-87.

Anda mungkin juga menyukai