Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL UNBK SMP / MTS

PROVINSI DKI JAKARTA KABUPATEN JAKARTA


BARAT”

NAMA KELOMPOK :

1. NI KOMANG ETI MASTINI NIM.1811031082


2. NI LUH NOVITA LESTARI DEWI NIM.1811031134

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
LAPORAN HASIL UJIAN NASIONAL BERBASIS
KOMPUTER SMP / MTS

PROVINSI DKI JAKARTA KABUPATEN JAKARTA PUSAT

NAMA KELOMPOK :

3. LUH GEDE NUNUNG ERAYANI NIM.1811031118


4. NI WAYAN SINDHA ARYA NITI NIM.1811031142

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah penduduk
terbanyak nomor 4 di dunia. Indonesia memiliki perhatian khusus terkait
pendidikan dalam sistem pendidikan. Secara umum pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Dalam sistem pendidikan nasional, ujian akhir sudah ada sejak masa
kemerdekaan (bahkan di masa penjajahan) hingga kini dengan sebutan yang
berbeda-beda. Dewasa ini, ujian akhir oleh pemerintah disebut Ujian Nasional
sebagai bagian dari evaluasi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003. Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
pencapaian standar kompetensi lulusan pada jenjang SMP dan SMA yang
sederajat pada mata pelajaran tertentu, (BSNP, 2015), sedangkan Silverius (2010)
menyatakan ujian nasional merupakan jenis penilaian yang dilakukan pemerintah
untuk mengukur keberhasilan peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang
pendidikan pada jalur sekolah/madrasah yang diselenggarakan secara nasional.
Oleh karena itu, Ujian Nasional diselenggarakan pada akhir pembelajaran di
satuan pendidikan untuk menentukan pencapaian pembelajaran peserta didik di
SMP dan SMA sederajat. Penilaian hasil belajar yang dilakukan pemerintah
merupakan upaya penguatan hasil penilaian internal oleh pendidik maupun satuan
pendidikan (Hadiana, 2015). Dengan demikian, penilaian yang dilakukan
pemerintah atau disebut penilaian eksternal, merupakan bentuk penilaian yang
saling melengkapi dan menguatkan hasil pendidikan di satuan pendidikan.
Penilaian dengan memanfaatkan komputer, pada awalnya berkembang di pusat-
pusat konseling di bidang psikologi (Gregory, 2013) untuk membantu para klien
yang mengalami hambatan di bidang psikologi. Komputer digunakan untuk
menerima pendaftaran klien yang dapat mengikuti penilaian dan secara otomatis
klien dapat dihadapkan pada sejumlah butir soal pada komputer serta secara
otomatis dapat keluar hasil aspek yang di nilai dari seorang klien setelah
pelaksanaan penilaian. Pemanfaatan komputer untuk penilaian di kalangan
psikologi semakin berkembang dan termasuk pemanfaatannya di bidang
pendidikan khususnya untuk penilaian hasil belajar. Dalam pelaksanaan penilaian
(ujian) memunculkan dua alur yaitu ujian tertulis atau PBT dan ujian berbasis
komputer atau CBT. PBT merupakan pelaksanaan ujian berbasis kertas seperti
dilakukan selama ini, sedang CBT merupakan pelaksanaan ujian berbasis
komputer. Model CBT menurut Luecht dan Sireci (2011) dikelompokkan
menjadi: 1) Computerized Fixed Tests (CFT); 2) Linear-on-the-Fly, Tests
(LOFT); 3) Computerized Adaptive Tests (CAT); 4) aStratified Computerized
Adaptive Testing (AS); 5) Content-Constrained CAT with Shadow Tests; 6)
Testlet-Based CAT and Multistage Computerized Mastery Tests (combined); dan
7) Computer-Adaptive Multistage Testing. Setiap model memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaan ujian serta model-model tersebut dapat dibedakan
menjadi ujian berbasis komputer dengan paket soal pasti/tertentu (CBT) dan soal
yang diatur atau disesuaikan dengan kemampuan peserta ujian (CAT). Model
CAT memuat sejumlah butir soal dengan tingkat kesukaran yang bervariasi dan
karakteristik butir soal lainnya. Peserta ujian langsung menghadap komputer dan
butir soal yang dapat dikerjakan muncul satu per satu di layar komputer sesuai
dengan kemampuan peserta ujian. Dari soal yang tersedia bila peserta ujian tidak
dapat menjawab atau salah menjawab pada tingkat tertentu maka ujian berakhir.
Berdasarkan soal yang dapat dikerjakan dapat diketahui atau diperoleh tingkat
kemampuan peserta ujian dan bila melampui target yang telah ditetapkan maka
peserta ujian dinyatakan berhasil dan bila belum peserta ujian dapat mengulang
kembali sampai yang bersangkutan dinyatakan lulus. Ujian Nasional Tahun 2015
yang menerapkan ujian berbasis komputer yang disebut UNBK, merupakan ujian
yang relatif setara dengan ujian tertulis seperti selama ini dilakukan.
Perbedaannya terletak pada soal yang tersedia dalam file komputer. Kajian
pelaksanaan ujian berbasis komputer dilakukan oleh Santosa (2009) yang meneliti
pengukuran hasil belajar mahasiswa universitas terbuka. Hasil kajiannya
menunjukkan bahwa pengukuran hasil belajar mahasiswa dapat dilakukan melalui
ujian yang berbasis komputer. Pengembangan perangkat lunak atau aplikasi untuk
menunjang pelaksanaan ujian nasional telah dikembangkan oleh Puspendik
meliputi infrastruktur (jaringan komputer), aplikasi program, pengembangan bank
soal terkalibrasi, dan sumber daya manusia (Bagus, 2013). Keberhasilan
pelaksanaan UNBK sangat ditentukan ketersediaan aplikasi program dan jaringan
internet. Melalui pengembangan perangkat tersebut, pelaksanaan UNBK dapat
dilakukan secara online sebagaimana kajian dari Suprananto (2012) secara khusus
untuk ujian Pendidikan Kesetaraan. Model UNBK masa depan dimaksudkan
pelaksanaan ujian dilakukan secara online baik dalam lingkup kabupaten/kota atau
provinsi atau nasional dan hasil ujian segera diperoleh peserta didik setelah
mengikuti ujian. Model UNBK ini juga diharapkan dapat melayani peserta didik
yang telah menggunakan Kurikulum 2013 dengan sistem kredit semester. Dengan
demikian, peranan teknologi dapat mempercepat hasil ujian hingga sertifikat dapat
diperoleh peserta didik setelah pelaksanaan ujian berlangsung. Hal itu, dapat
berdampak pada adanya peluang atau waktu untuk mempersiapkan diri peserta
didik yang ingin melanjutkan pelajaran ke jenjang yang lebih tinggi ataupun untuk
meningkatkan ke jenjang sekolah kejuruan. Pada tingkat pendidikan menengah,
khususnya SMP/sederajat, pengetahuan numerik umumnya banyak diperoleh
melalui mata pelajaran matematika. Sedangkan untuk pengetahuan terkait
kebahasaan, struktur kata, dan struktur kalimat diperoleh melalui mata pelajaran
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengetahuan terkait ilmu dan khasanah
kehidupan diperoleh melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Dapat
dikatakan bahwa ketiga mata pelajaran tersebut memiliki kontribusi secara
langsung dalam kaitannya dengan perkembangan Matematika merupakan
pelajaran yang penting untuk dikuasai siswa (Permana, 2017; Hardianto, 2011).
Matematika menjadi sarana bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman
mengenai per¬hitungan, pengkategorian, bentuk bidang dan beberapa pemahaman
lain yang bermanfaat dalam kehidupan. Selain itu, penguasaan bahasa juga
menjadi salah satu faktor penting karena penguasaan bahasa memiliki peran
utama dalam segala bentuk kegiatan komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi
yang baik, seseorang akan mendapatkan banyak informasi yang menjadi suatu
landasan pengetahuan baru (Krashen, 1982). Pemahaman tentang ilmu dan
khasanah kehidupan yang tercakup dalam IPA memberikan kemampuan
berinteraksi dengan alam secara baik (Dayton, 2003). Berkaitan dengan
pentingnya ketiga mata pelajaran tersebut, dalam prakteknya masih ditemukan
beberapa masalah pada proses pembelajarannya di sekolah. Beberapa diantaranya
adalah dalam pelajaran matematika siswa masih mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah (Pimta, Tayraukham, & Nuangchalerm, 2009), kesulitan
dalam belajar serta kurangnya motivasi belajar yang berakibat pada hasil belajar
yang tidak maksimal (Freudenthal, 1981). Demikian halnya dalam pembelajaran
Bahasa Inggris, masalah terkait motivasi belajar dan kurangnya pemahaman siswa
mengenai gramatika atau unsur-unsur kebahasaan masih juga muncul (Johnson &
Newport, 1989). Selain itu, juga ditemukan masalah-masalah serupa terkait
motivasi belajar, dan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA
(Ruiz-Gallardoa, Castañob, Gómez-Aldayb, & Valdésc, 2011). Hal ini
mengindikasikan bahwa perlunya dilakukan evaluasi secara menyeluruh,
khususnya pada keempat mata pelajaran tersebut untuk mengetahui faktor-faktor
manakah yang berpengaruh terhadap munculnya berbagai kesulitan yang dialami
oleh siswa. Sehingga dilakukanlah analisis tentang grafik persentasi nilai ujian
nasional berbasis computer yang dilakukan di Provinsi DKI Jakarta kabupaten /
kota Jakarta Pusat dari tahun 2016 sampai 2019 yang menghasilkan:

a. Grafik hasil UNBK tahun 2016

2016
90
80
70 78.61
60
61.34 58.6
50
40 47.57 2016
30
20
10
0
Bahasa Indonesia bahasa Inggris Matematika IPA

Pada grafik diatas menyatakan bahwa presentasi nilai ujian nasional berbasis
computer (UNBK) SMP Negeri yang berada di Provinsi DKI Jakarta Kota /
Kabupaten Jakarta Pusat yang mengikuti UNBK yaitu nilai bahasa Indonesia
dengan persentase 78,61, niali bahasa inggris dengan persentase 61,34, nilai
matematika dengan persentase 47,57 dan nilai ipa dengan presentasi 58,6.

b. Grafik hasil UNBK tahun 2017

2017
80
70
74.03
60
50
51.4 50.6 53.93
40
2017
30
20
10
0
Bahasa Indonesia Bahasa inggris Matematika Ipa

Pada grafik diatas menyatakan bahwa presentasi nilai ujian nasional berbasis
computer (UNBK) SMP Negeriyang berada di Provinsi DKI Jakarta Kota /
Kabupaten Jakarta Pusat yang mengikuti UNBK yaitu nilai bahasa Indonesia
dengan persentase 78,61, nilai bahasa inggris dengan persentase 51,4, nilai
matematika dengan persentase 50,6 dan nilai ipa dengan presentasi 53,93.

c. Grafik Hasil UNBK tahun 2018

2018
80
70 73.6
60
58.88
50
52.65
40 48.1
2018
30
20
10
0
Bahasa Indonesia Bahasa Ingris Matematika Ipa
Pada grafik diatas menyatakan bahwa presentasi nilai ujian nasional berbasis
computer (UNBK) SMP Negeriyang berada di Provinsi DKI Jakarta Kota /
Kabupaten Jakarta Pusat yang mengikuti UNBK yaitu nilai bahasa Indonesia
dengan persentase 73,6, nilai bahasa inggris dengan persentase 58,88, nilai
matematika dengan persentase 48,1 dan nilai ipa dengan presentasi 52,65.

d. Grafik hasil UNBK tahun 2019

2019
80

70 74.44

60
59.67
50 55.13
50.58
40
2019
30

20

10

0
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ipa

Pada grafik diatas menyatakan bahwa presentasi nilai ujian nasional berbasis
computer (UNBK) SMP Negeriyang berada di Provinsi DKI Jakarta Kota /
Kabupaten Jakarta Pusat yang mengikuti UNBK yaitu nilai bahasa Indonesia
dengan persentase 74,44, nilai bahasa inggris dengan persentase 59,67, nilai
matematika dengan persentase 50,58 dan nilai ipa dengan presentasi 55,13.

Kesimpulan yang di dapat dari grafik hasil UNBK SMP / Mts di Provinsi
DKI Jakarta Kabupaten atau Kota Jakarta Pusat ialah :
Grafik Perbandingan Nilai Ujian Nasional
Berbasis Komputer
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ipa

76.23
71.45 71.38 72.47
61.14 61.4
57.3 58.14
52.4251.1652.86 51.77 52.5354.9
47.84 48.28

2016 2017 2018 2019

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan kegiataan tahunan


sekolah yang diselenggarakan secara nasional sebagai alat ukur pencapaian atau
penilaian hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan satu jenjang
pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengevaluasi
tingkat pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional
pendidikan dan menjadi penyelesaiaan masalah-masalah pemetaan pendidikan
terutama dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Maka dari itu
dari grafik Ujian Nasional Berbasis Komputer yang di selenggarakan di provinsi
DKI Jakarta Kabupaten/Kota Jakarta Pusat dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika dan Ipa dari tahun 2016 sampai 2019 didapatkan
bahwa persentase nilai Ujian Bahasa Indonesia mengalami penurunan dari tahun
2017 sampai 2018 namun pada tahun 2019 mengalami kenaikan tetapi tidak
sebanyak tahun 2016. Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pada tahun 2017
mengalami penurunan dan ditahun 2018 sampai 2019 mengalami peningkatan
tetapi tidak sebanyak pada tahun 2016. Untuk mata pelajaran Matematika dari
tahun 2016 sampai 2019 mengalami persentase naik turun sehingga bisa dianalisis
bahwa mata pelajaran Matematika nilaianya bergantung dari kemampuan dan cara
belajar siswa. Untuk mata pelajaran Ipa persentase dari tahun 2016 sampai 2019
dapat diananalisis mengalami persentase naik turun dan kembali naik pada tahun
2019 namun tidak sebanyak pada tahun 2016 sehingga dapat dikatakan bahwa
soal ujian Ipa SMP dari tahun ke tahun mengalami kesulitan untuk menjawab soal
karena soal dari tahun ke tahun sulit bagi siswa. Begitu pula dengan ujian mata
pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris serta matematika dari tahun ke tahun
soalnya terlalu sulit.

Anda mungkin juga menyukai