Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN LAKTASI

Laktasi Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara
ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Air susu ibu(ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus
(Nugroho, 2011).

Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan
perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang
kompleks melibatkan hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada paska
persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama,dengan terjadinya kehamilan
pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses pembentukan air susu
(Laktasi).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui,mulai dari ASI di produksi sampai bayi manghisap dan
menelan (Prasetyono, 2009).

Menyusui terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang
cukup untuk kebutuhan bayi, Menyusui lebih nyaman dan lebih murah dari pada susu formula, dan
ASI selalu siap pada suhu yang stabil dengan temperatur tubuh (Proverawati, 2010)

2.2 Ruang Lingkup manajemen Laktasi

1. Dimulai pada masa kehamilan,

2. Setelah persalinan,

3. Masa menyusui bayi.

1. Masa kehamilan (Antenatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam menejemen laktasi sebelum
kelahiran adalah

a. Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak
negative pemberian susu formula.

b. Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan kondisi puting payudara,dan memantau
kenaikan berat badan saat hamil.

c. Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu siap untuk
menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang mencukupi
kebutuhan bayi.

d. Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan makanan tambahan sejak kehamilan trimester
ke-2.makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 - 3 kali dari makanan yang dikonsumsi sebelum
hamil (Prasetyono, 2009,)
2. Masa Persalinan (Perinatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi
saat kelahiran adalah :
a. Masa persaliinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan bayi
selanjutnya,bayi harus menyusui yang baik dan benar baik posisi maupun cara
melekatkan bayi pada payudara ibu.
b. Membantu ibu kontak langsung dengan bayi selama 24 jam agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal.12 3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan (Prasetyono, 2009)

3. Masa Menyusui (Postnatal) Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah
kelahiran adalah:
a. Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran,ibu harus menyusui bayi
secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu bayi hanya di beri
ASI tanpa makanan tambahan.
b. Ibu mencari informasi yang tentang gisi makanan ketika masa menyusui agar bayi
tumbuh sehat.
c. Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya dan menenangkan pikiran serta
menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan(merujuk posyandu atau puskesmas).
Bila ada masalah dalam proses menyusui.
e. Ibu tetap memperhatikan gisi/makanan anak,terutama pada bayi usia 4 bulan
(Prasetyono, 2009)

2.3 Manfaat menyusui Jika seorang ibu memberikan air susu ibu(ASI) kepada

bayinya,hal ini dapat menguntungkan baik bagi bayinya maupun ibu,antara lain:

A. Manfaat ASI bagi bayi:


1) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai
usia 6 bulan.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti kekebalan sehingga
akan lebih jarang sakit.
3) Melindungi anak dari serangan alergi.
4) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi lebih
pandai.
5) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.
6) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7) Menunjang perkembangan motorik sehiingga bayi akan cepat bias berjalan(Roesli, 2005)

B. Manfaat ASI bagi ibu:


1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
2) Mengurangi terjadinya anemia
3) Menjarangkan kehamilan
4) Mengecilkan rahim
5) Ibu lebih cepat mengalami penurunan berat badan
6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker14
7) Lebih ekonomis dan murah
8) Tidak merepotkan dan hemat waktu
9) Lebih praktis dan portable
10) Memberi kepuasan bagi ibu tersendiri (Roesli, 2005, p.7) .
C. Manfaat ASI bagi Lingkungan:
1) Mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia
2) Tidak menambah polusi udara karena pabrik-pabrik yang mengeluarkan asap.

D. Manfaat ASI bagi Negara:


1) Penghemat devisa untuk membeli susu formula dan perlengkapan menyusui
2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntahmuntah,mencret dan sakit
saluran nafas
3) Penghematan obat-obatan,tenaga dan sarana kesehatan.
4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun Negara.

E. Manfaat ASI bagi keluarga


1) Aspek ekonomi: ASi tidak perlu dibeli dan membuat bayi jarang sakit sehingga dapat
mengurangi biaya berobat
2) Aspek psikologis: menjarangkan kelahiran,dan mendekatkan hubungan bayi dengan
keluarga.
3) Aspek kemudahan : Sangat praktis sehingga dapat di berikan dimana saja dan kapan
saja dan tidak merepotkan orang lain.

Anatomi payudara

Areola

Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat
kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak
untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.

Alveoli

Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin
mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.

Duktus laktiferus

Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli
ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)

Sinus laktiferus / ampula

Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar
areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.

Jaringan lemak dan penyangga

Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang
sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot
polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin
menyebabkan otot tersebut berkontraksi.

Air susu ibu dan hormon prolaktin

Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar
payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan
prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel
sekretori di alveolus (pabrik ASI) menghasilkan ASI.

Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin
dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk
minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.

Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak
produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi.
Sebaliknya, makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika
bayi berhenti menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI.
Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat
membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi
(fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur), sehingga menyusui secara eksklusif akan
memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada
malam hari penting untuk tujuan menunda kehamilan.

Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan
dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di
sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya
ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.

Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di
payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan
menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka
bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti
memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.

Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.

Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin

Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi (meningkatkan) produksi hormon


oksitosin :

 Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.


 Celotehan atau tangisan bayi
 Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan
disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain,
mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tangga
 Pijat bayi

Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin

 Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung


 Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya,
meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
 Rasa sakit terutama saat menyusui

Keberhasilan menyusui

Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama.
Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6
bulan pertama, antara lain :

1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam
pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam
pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks
menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan
operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah
bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan
membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan
mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan
kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi
serta perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak
ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena
akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan
mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta
meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.

Keterampilan menyusui

Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada
payudara yang tepat.

Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui
terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
(perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur
terlentang, atau posisi tidur miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan
hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan
hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan
punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke
mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak
mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding
aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan
puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.

Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikut:

 Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)


 Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
 Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis
lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
 Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
 Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
 Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
 Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku

Posisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut :

 Leher bayi terputar dan cenderung kedepan


 Badan bayi menjauh badan ibu
 Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
 Hanya leher dan kepala tersanggah
 Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
 C-hold tetap dipertahankan

Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ?

Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak
payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus
menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/ DOT
yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk
sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan
cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi
menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya
dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan.

Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik

 Dagu menyentuh payudara


 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar
 Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
 Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu
dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi
merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat
sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.

Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik :

 Dagu tidak menempel pada payudara


 Mulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyong
 Bibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
 Lebih banyak areola bagian bawah yang terlihat
 Terasa sakit pada puting

Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui

 Bayi datang dari arah bawah payudara


 Hidung bayi berhadapan dengan puting susu
 Dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik pertemuan)
 Puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
 Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada tulangnya,
diantara uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
 Putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian dot panjang yang terbentuk dari jaringan
payudara

Cara bayi mengeluarkan ASI

1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui
sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk dot dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke
langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot buatan ke
atas langit-langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah
memeras ASI

Berapa lama sebaiknya bayi menyusu ?

Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15
menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses
menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5
menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah
(kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal
yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila
bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua
payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.

Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?

Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam
24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu
akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan
pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena
hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan
melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.

Bagaimana menilai kecukupan ASI?

1. Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benar


2. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan
bau tidak menyengat
3. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir
pada usia 2 minggu
4. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu

Anda mungkin juga menyukai