Anda di halaman 1dari 8

Lampiran : Keputusan Direktur RSUD dr.

Chasbullah
Abdul madjid Kota Bekasi
Nomor : 188.4/396-RSUD/X/2018
Tanggal : 16 Oktober 2018

PANDUAN
PERLINDUNGAN POPULASI PASIEN YANG RENTAN TERHADAP KEKERASAN
DI RSUD dr. CHASBULLAH ABDULMADJID KOTA BEKASI

I. Definisi
Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari seseorang yang melibatkan kontak langsung dan
dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau penderitaanfisik lain
atau kerusakan tubuh.baik yang dilakukan secara fisik yang mencerminkan tindakan
agresidan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang. Kekerasan fisik dapat
dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang

II. Ruang Lingkup


Ruang lingkup perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik meliputi:
1. Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalahbayi dalam kurun waktu satu jam pertama
kelahiran.
2. Bayi Yang Lahir Normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
3. Anak – Anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas
yaitu 13-14 tahun.
4. Lansia (Lanjut Usia) adalah periode dalam kehidupan yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan fisik dan psikologis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia
sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
5. Orang Dengan Gangguan Jiwa adalahorang yang mengalami suatu perubahan pada
fungsi kejiwaan. Keadaan ini ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosial.
6. Perempuan adalah seorang manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui anak.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 1


7. Kekerasan Pada Perempuan adalah segala bentuk kekerasan berbasis jender yang
berakibat menyakiti secara fisik,seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan.
8. Koma dalam istilah kedokteran adalah suatu kondisi tidak sadar yang sangat dalam,
sehingga tidak memberikan respons atas rangsangan rasa sakit atau rangsangan
cahaya.
9. Pasien Koma adalah pasien yang tidak dapat dibangunkan, tidak memberikan respons
normal terhadap rasa sakit atau rangsangan cahaya, tidak memiliki siklus tidur-
bangun, dan tidak dapat melakukan tindakan sukarela. Koma dapat timbul karena
berbagai kondisi, termasuk keracunan, keabnormalan metabolik, penyakit sistem saraf
pusat, serta luka neorologis akut seperti stroke dan hipoksia, gegar otak karena
kecelakaan berat terkena kepala dan terjadi pendarahaan di dalam tempurung kepala.
Koma juga dapat secara sengaja ditimbulkan oleh agen farmasentika untuk
mempertahankan fungsi otak setelah timbulnya trauma otak lain

III. Tata Laksana


Upaya rumah sakit untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien
lain atau staf rumah sakit, ditujukan kepada kelompok pasien yang berisiko terjadi
kekerasan fisik:
1. Pasien Rawat Jalan
a. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai tempat
periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan
b. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendapingi pasien untuk dilakukan
pemeriksaan sampai selesai

2. Pasien Rawat Inap


a. Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat mungkin dengan kamar perawat.
b. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur.
c. Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan.
d. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 2


3. Perlindungan Terhadap Penderita Cacat
a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik
rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan
kecacatan yang disadang sampai proses selesai dilakukan.
b. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak
lain yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang.
c. Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat
menggunakan bel tersebut.
d. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempattidur pasien.

4. Perlindungan Terhadap Anak-Anak


a. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan
tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga.
b. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan
dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan.
c. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien.
d. Pemasangan CCTV di ruang perinatologi hanya kepada ibu kandung bayi bukan
kepada keluarga yang lain
e. perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti (risiko penyiksaan, napi,
korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga):
f. Pasien ditempatkan dikamar perawatan sedekat mungkin dengan nurse station.
g. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas nurse
station, berikut dengan penjaga maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar
perawatan dengan pasien beresiko.
h. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengaman untuk memantau lokasi perawatan
pasien, penjaga maupun pengunjung pasien.
i. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan

5. Daftar Kelompok pasien berisiko:


a. Pasien dengan cacat fisik dan mental.
b. Pasien usia lanjut.
c. Pasien bayi dan anak-anak.
d. Pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
e. Pasien narapidana, korban dan tersangka tindak pidana

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 3


IV. Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan di Rumah Sakit
A. Upaya Umum
1. Penyampaian Informasi Kepada Penunggu Pasien
a. Setiap pasien harus didampingi oleh penunggu yang sudah memiliki Kartu
Tunggu dari petugas.
b. Penunggu disarankan untuk tetap mendampingi pasien ketika pasien
dikunjungi oleh pengunjung.
c. Batas jumlah penunggu pasien, maksimal dua penunggu.
d. Jika pasien dalam keadaan sendiri dan atau tidak sedang ditunggui oleh
penunggu, maka penunggu wajib lapor kepada petugas ruang rawat sehingga
petugas akan lebih intensif dalam melakukan pengawasan terhadap pasien
tanpa penunggu tersebut

2. Penyampaian Informasi Kepada Seluruh Pengunjung


a. Rumah sakit memberikan informasi kepada setiap pengunjung pasien dalam
bentuk poster atau leaflet, bahwa tidak diperkenankan untuk :
a) Membawa senjata tajam
b) Membawa barang-barang berharga
c) Menggunakan fasilitas yang disediakan untuk pasien
d) Makan dan minum didalam ruangan
e) Merokok dan minum-minuman keras
f) Duduk dan tidur ditempat tidur pasien
b. Pembatasan waktu kunjung :
a) Waktu kunjung Pagi Pukul 11.00 - 13.00 WIB
b) Waktu kunjung Sore Pukul 17.00 - 19.00 WIB
c. Pembatasan jumlah masuk pengunjung ke ruang rawat pasien
a) Rumah sakit memberikan batasan kepada setiap pengunjung untuk tidak
masuk ke ruang rawat secara bersama – sama. Pengunjung yang hendak
masuk ruang rawat harus bergantian maksimal dua orang.
b) Selain itu demi kepentingan dan keselamatan pasien, penunggu atau
pengunjung sewaktu-waktu dapat dipersilahkan meninggalkan ruangan
meskipun waktu kunjungan belum habis.
c) Anak dibawah umur 13 tahun dilarang ikut serta masuk kedalam ruang
rawat pasien.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 4


3. Pengunjung wajib lapor kepada petugas
a. Setiap pengunjung yang datang ke rumah sakit untuk mengunjungi pasien,
wajib lapor kepada petugas ruang rawat.
b. Jika terdapat pengunjung yang datang berkunjung diluar jam waktu kunjung,
maka pengunjung wajib lapor dan wajib menunjukkan Kartu Identitas (KTP,
SIM / Kartu Identitas Lain) kepada petugas ruang rawat. Jika terdapat
pengunjung tidak memiliki dan atau tidak membawa Kartu Identitas maka
petugas wajib melakukan investigasi terhadap pengunjung tersebut meliputi:
identitas pengunjung, maksud dan tujuan pengunjung, hubungan pengunjung
dengan pasien, dll.
c. Jika petugas masih ragu dan atau terdapat keraguan dalam hal tersebut diatas,
maka petugas wajib mendampingi pengunjung tersebut sampai ke ruang rawat
pasien yang dimaksud

4. Penyampaian Informasi Kepada Pasien


a. Pasien dapat memanggil petugas sewaktu – waktu dengan cara memencet bel
darurat yang berada di setiap ruang rawat inap, jika pasien dirasa perlu
memanggil petugas.
b. Mengijinkan pasien untuk ditunggu oleh maksimal dua orang penunggu
dengan memperlihatkan identitas penunggu terlebih dahulu disertai pemberian
Kartu Tunggu kepada penunggu tersebut.
c. Petugas akan melalukan monitoring secara berkala mengunjungi ruang rawat
pasien setiap dua jam sekali

5. Penyampaian Informasi Kepada Seluruh Petugas Rumah Sakit


a. Rumah sakit menghimbau seluruh petugas rumah sakit untuk tidak melakukan
tindakan kekerasan kepada pasien, kepada pengunjung dan kepada sesama staf
rumah sakit.
b. Petugas rumah sakit dilarang untuk membawa dan menggunakan senjata tajam.
c. Jika petugas mendapati suatu hal yang menurutnya bahaya, dan atau berpotensi
akan terjadinya kekerasan di lingkungan sekitar terutama pada lingkungan
pasien maka petugas wajib bereaksi secara cepat yaitu :
a) Petugas berteriak, dengan tujuan agar kejadian tersebut tidak dilakukan.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 5


b) Petugas menghubungi bagian berwenang yaitu satpam untuk mendatangi
lokasi kejadian.
c) Satpam mengamankan pelaku tindak kekerasan.
d) Petugas melindungi pasien, menenangkan keadaan pasien dan memeriksa
kondisi pasien

B. Upaya Khusus Pencegahan Tindak Kekerasan Bagi Kelompok Pasien Berisiko


1. Perlindungan pasien bayi dan anak – anak
a. Rumah sakit menyediakan ruang bayi yang tertutup dan terkunci, sehingga
setiap orang yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut terlebih dahulu harus
menunjukkan identitas dengan maksud dan tujuan yang jelas.
b. Pada setiap tempat tidur pasien anak – anak disertai dengan pembatas pada
setiap sisi yaitu 4 sisi, hal ini merupakan upaya rumah sakit dalam melindungi
keselamatan pasien sehingga pasien anak tersebut tidak jatuh ketika tidur

2. Perlindungan Pasien Manula


a. Tersedianya tombol darurat, dimana apabila tombol tersebut ditekan dan
berbunyi maka menunjukkan bahwa pasien menginginkan petugas perawat
segera datang ke ruang rawat pasien.
b. Mengijinkan pasien untuk ditunggu oleh satu orang penunggu dengan
memperlihatkan identitas penunggu terlebih dahulu disertai pemberian Kartu
Tunggu kepada penunggu tersebut.
c. Menyediakan alat bantu gerak di ruang rawat pasien yang sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk membantu pasien tersebut

3. Perlindungan Pasien Penyandang Cacat


Menyediakan alat bantu gerak di ruang rawat pasien yang sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk membantu pasien tersebut

4. Perlindungan Pasien dengan Gangguan Jiwa


Petugas rumah sakit melakukan monitoring ke lokasi ruang rawat pasien tersebut
setiap 2 jam sekali untuk memastikan kondisi pasien dan keamanan pasien

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 6


5. Perlindungan Pasien Tak Sadarkan Diri (Koma)
a. Menempatkan pasien di ruang rawat inap ICU (Intensive Care Unit)
b. Mengijinkan pasien untuk ditunggu oleh satu orang penunggu dengan
memperlihatkan identitas penunggu terlebih dahulu disertai pemberian Kartu
Tunggu kepada penunggu tersebut, serta mewajibkan penunggu untuk
menggunakan pakaian khusus dalam ruangan ICU.

6. Perlindungan Pasien Korban Kriminal


a. Menempatkan pasien tersebut ditempat yang tidak mudah diakses oleh banyak
orang.
b. Tidak mencantumkan identitas pasien pada papan info pasien sehingga
pengunjung tidak sembarang dapat masuk menemui pasien tersebut.
c. Rumah sakit memberikan layanan yang lebih intensif kepada pasien, atau
layanan kerohanian sesuai dengan kepercayaan pasien jika pasien dan atau wali
dari pasien menyatakan kesediaan.
d. Rumah sakit mengadakan penjagaan khusus jika dipandang perlu, dengan cara
meminta bantuan kepada pihak polisi untuk bertugas jaga di ruang rawat pasien
tersebut.
e. Rumah sakit melarang seluruh petugas rumah sakit untuk memberikan
informasi kepada pihak yang tidak berwenang tanpa seijin dari pasien dan
Direktur rumah sakit.

7. Upaya Khusus Pencegahan Tindak Kekerasan Bagi Pasien Yang Tidak Dikenal
Identitasnya
a. Pasien yang tidak memiliki identitas diidentifikasi dengan cara pemberian
nomor rekam medis dan nama pasien yaitu “Mr. X” untuk pasien laki-laki yang
belum dikenal atau “Mrs. X” untuk pasien perempuan yang belum dikenal
dengan pemberian penunjuk angka Arab secara berurutan mulai angka 1 dan
seterusnya untuk menghindari duplikasi identitas. Pemberian identitas Mr.X
atau Mrs.X diganti sampai dengan identitas pasien ditemukan.
b. Petugas rumah sakit menghubungi pihak kepolisian setempat dan Dinas Sosial
dengan tujuan melapor dan lebih mudah dalam mencari identitas individu
tersebut.
c. Individu tersebut ditempatkan pada ruang rawat dekat dengan counter perawat.

RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 7


RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi 8

Anda mungkin juga menyukai