Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS

PENDAHULUAN

UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir
ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa
pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah
(1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang
vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar,
karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan
pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya
menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas
areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang
mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat
terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam
mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.

PERSIAPAN TAMBAK

1.Pengeringan/pengolahan tanah dasar


Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin, genangaan air yang masih tersisa
dibeberapa tempat harus di pompa keluar. Selanjutnya yambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu di
balik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga
dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak.

2.Pemberantasan hama
Pemberantasan ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tembak 5cm

3.Pengapungan dan pemupukan


Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan
kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-
macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).

4.Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam
tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air
betul-betul siap ditebari benih udang. tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.

PENEBARAN

Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah penumpukan.
Benur vanname yang digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang
telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang
baik adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan
usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Sebelum benuh di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan
kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap
salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit.
Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya.
Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10%
dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua
pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².

PEMELIHARAAN

Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas, transparasi, pH dan
kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan
setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang
diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak. Pengapuran susulan dengan
dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu
dukungan pakan alami (plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di
berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00
serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan
volume pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian
air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari
hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang
layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen
>4ppm, amoniak <0,1ppm, pH 7,5-8,2 dan H²S <0,003ppm

PANEN

Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur
pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha
(tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang
bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen. Selain itu disiapkan peralatan
panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan
lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan
pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen
dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil
panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es,
selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050
kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg

tebel 3. Analisis ekonomi usaha budi daya udang vannamei pola tradisional plus dilahan tambak 1ha, padat
penebaran 80000 ekor/ha, dan lama pemeliharaan 105 hari
Budidaya Udang

A. PENDAHULUAN
Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan mencapai puncak produksi pada
tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada
produk perikanan. Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan. Hal itu disebabkan
oleh penurunan mutu lingkungan dan serangan penyakit. Melihat kondisi tersebut, PT. NATURAL
NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan produk-produk
yang berprinsip kepada Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

B. TEKNIS BUDAYA
Budidaya udang windu meliputi beberapa faktor, yaitu :
1. Syarat Teknis

 Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai tanah bertekstur liat atau liat
berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
 Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 – 300C dan bebas dari
pencemaran bahan kimia berbahaya.
 Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
 Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain.
 Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.

2. Tipe Budidaya.
Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan menjadi :

 Tambak Ekstensif atau tradisional.


 Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan
tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur.
 Tambak Semi Intensif.
 Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3
ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.
 Tambak Intensif.
 Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi
pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan
yang baik.

3. Benur

Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan
lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai
alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam
wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat
akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur
tetap aktif bergerak.

4. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan, meliputi :

 Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa
pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang
membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau
penyedotan dengan pompa air/alkon.
 Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan
gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan
membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
 Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan
dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
 Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh
bibit penyakit.
 Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat
pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON
dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal tambak
yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara
merata ke seluruh areal lahan tambak.

5. Pemasukan Air
Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan
beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air
dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak.
Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.
6. Penebaran Benur.

Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih
30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan
yang baru. Tahap penebaran benur adalah :

 Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di
kolam dan di dalam plastik.
 Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30
menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
 Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10
menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan
dengan salinitas air tambak.
 Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar
sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-
hati/perlahan.

7. Pemeliharaan.
Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan
pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat
dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan
dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air,
setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 – 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan
menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-bahan beracun dari luar tambak.

Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang.
Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling
dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup
tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha.
Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.

Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang.
Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan
pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi,
menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres,
yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya
kanibalisme.

8. Panen.
Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen
emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 – 50.
Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik
putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.

Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat
tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala
tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar
matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.
C. Pakan Udang.
Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga
dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada
budidaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang
tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul
sifat kanibalisme udang.

Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.

1. Umur 1-10 hari pakan 01


2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
3. Umur 16-30 hari pakan 02
4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
5. Umur 36-50 hari pakan 03
6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari).
7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga
panen.

Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur
30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu
angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40
adalah 1,5 jam dari pemberian.
Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus
dicampur dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin
dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.

D. Penyakit.
Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah :

1. Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh
infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam
beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati. Gejalanya : jika udang masih hidup,
berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang
(Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat
inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit ini, cara
mengatasinya adalah dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam
budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress dan daya tahan tinggi.
Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk
menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan TON.
2. Bintik Hitam/Black Spot. Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV). Tanda yang nampak yaitu
terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang
tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang. Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan
kebersihan dasar tambak.
3. Kotoran Putih/mencret. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak. Gejala :
mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan
penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian. Cara mencegah : jaga
kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran dasar tambak/siphon secara rutin.
4. Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan tingginya keasaman air
tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga
harus ditingkatkan kualitasnya.
5. Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya
kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan
penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang
untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.

Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan
TON sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.

Cara Pemesanan Produk :

1. SMS/Telp 081227634646 untuk konfirmasi Pemesanan.


2. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
3. Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan melalui BCA 4450965338 a/n
Abror Yudi Prabowo atau MANDIRI 1370006554766 a/n Abror Yudi Prabowo
4. Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 081226523400.
Pemesanan Hubungi Segera – INTI GROW Distributor Resmi PT Natural Nusantara

Komplek Ruko Griya Hinggil Blok RB


Jl.Bibis KM.8 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp. 0274-4537748, 4546304

Layanan konsultasi dan order :


0812 2652 3400, 0812 2763 4646
0818 0427 5856, 0856 4302 2464
www.produknaturalnusantara.com
Cara Ternak Udang Windu Air Tawar
By On Tuesday, December 3rd, 2013 Categories : Perikanan

Budidaya udang air tawar

Cara ternak udang windu air tawar – Cara ternak udang bisa dibilang cukup mudah, selain itu ternak udang
windu ini juga sangat menggiurkan keuntungannya. Kamu tertarik untuk memulai bisnis ternak udang air tawar
ini? Kalau iya, silahkan disimak baik-baik cara yang benar dalam ternak udang windu air tawar supaya
menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.

Bila ingin memulai bisnis Ternak udang windu air tawaryang perlu diperhatikan tentunya lokasi ternaknya
sendiri. Kita tidak boleh sembarang dalam memilih lokasi ternak udang air tawar ini, karena nanti akan
berdampak tidak maksimalnya ternak udang kita. Oke, untuk lokasi ternak udang windu air tawaryang
dianjurkan yaitu seperti berikut ini :

 Lokasi yang cocok untuk tambak udang adalah pada daerah sepanjang pantai (beberapa meter dari permukaan
air laut) dengan suhu rata-rata 26-28 derajat C.
 Tanah yang ideal untuk tambak udang adalah yang bertekstur liat atau liat berpasir, karena bisa menahan air.
Tanah dengan tekstur ini mudah dipadatkan dan tidak pecah-pecah.
 Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu atau lumpur berpasir, dengan kandungan pasir tidak lebih
dari 20%. Tanah tidak boleh porous (ngrokos).
 Jenis perairan yang dikehendaki oleh udang adalah pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara
sungai.
 Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga bisa tumbuh normal sejak
ditebarkan sampai dipanen.
 Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air.
 Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.
 Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia.
 Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil produksinya.
 Saluran pemasuk air terpisah dengan pembuangan air.

Lokasi ternak udang air tawar sudah ditentukan dan syarat sudah mencukupi, selanjutnya yaitu menyiapkan
benih udang windu untuk diternakkan. Benur/benih udang bisa dibisa dari beli di tempat pembenihan
(Hatchery) atau dari alam.

Di alam terdapat dua macam golongan benih udang windu (benur) menurut ukurannya, yaitu:

 Benih yang masih halus, yang disebut post larva.

Terdapat di tepi-tepi pantai. Hidupnya bersifat pelagis, yaitu berenang dekat permukaan air. Warnanya coklat
kemerahan. Panjang 9-15 mm. Cucuk kepala lurus atau sedikit melengkung seperti huruf S dengan bentuk
keseluruhan seperti jet. Ekornya membentang seperti kipas.

 Benih yang sudah besar atau benih kasar yang disebut juvenil.

Biasanya telah memasuki muara sungai atau terusan. Hidupnya bersifat benthis, yaitu suka berdiam dekat dasar
perairan atau kadang menempel pada benda yang terendam air. Sungutnya berbelang-belang selangseling coklat
dan putih atau putih dan hijau kebiruan. Badannya berwarna biru kehijauan atau kecoklatan sampai kehitaman.
Pangkal kaki renang berbelang-belang kuning biru.

Perlakuan dan perawatan benih

Cara pendederan benur di petak pengipukan:


 Petak terbuat dari daun kelapa atau daun nipah, supaya benur yang masih lemah terlindung dari terik matahari
atau hujan.
 Benih yang baru datang, diaklitimasikan dulu
 Kepadatan pada petak Ini 1000-3000 ekor. Pakan yang diberikan berupa campuran telur ayam rebus dan daging
udang atau ikan yang dihaluskan.
 Pakan tambahan berupa pellet udang yang dihaluskan. Pemberian pelet dilakukan sebanyak 10-20 % kali jumlah
berat benih udang per hari dan diberikan pada sore hari.

Cara pendederan di dalam hapa:

 Hapa adalah kotak yang dibuat dari jaring nilon dengan mata jaring 3-5 mm supaya benur tidak bisa lolos.
 Ukuran hapa bisa disesuaikan dengan kehendak, misalnya panjang 4- 6 m, lebar 1-1,5 m, tinggi 0,5-1 m.
 Kepadatan benur di dalam hapa 500-1000 ekor/m 2 .
 Pakan benur bisa berupa kelekap atau lumut-lumut dari petakantambak di sekitarnya.
 Lama pemeliharaan benur dalam ipukan 2-4 minggu, sampai panjangnya 3-5 cm dengan persentase hidup 70-
90%.
 air payau atau air tawar tergantung jenis udang yang dipelihara. Daerah yang paling cocok untuk pertambakan
adalah daerah pasang surut dengan fluktuasi pasang surut 2-3 meter.
 Parameter fisik: suhu/temperatur=26-30 derajat C; kadar garam/salinitas=0- 35 permil dan optimal=10-30
permil; kecerahan air=25-30 cm (diukur dengan secchi disk)
 Parameter kimia: pH=7,5-8,5; DO=4-8 mg/liter; Amonia (NH3) <>

Nah untuk tambak ternak udang windu sendiri ada beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya hasil ternak bisa
maksimal yaitu :

 Tahan terhadap damparan ombak besar, angin kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan dari Jaring
sebagai dinding hapa harus dibersihkan seminggu sekali.
 Hapa sangat berguna bagi petani tambak, yaitu untuk tempat aklitimasi benur, atau sewaktu-waktu
dipergunakan menampung ikan atau udang yang dikehendaki supaya tetap hidup.

Cara pengangkutan:

 Pengangkutan dapat menggunakan kantong plastik


 Kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, dan tebal 0,008 mm, diisi air 1/3 bagian dan diisi
benih 1000 ekor.
 Kantong plastik tersebut dimasukkan dalam kotak kardus yang diberi styrofore foam sebagai penahan panas dan
kantong plastik kecil yang berisi pecahan-pecahan es kecil yang jumlahnya 10% dari berat airnya. Benih bisa
diangkut pada suhu 27-30 derajat C selama 10 jam perjalanan dengan angka kematian 10-20%.
 Jumlah benih yang bisa diangkut antara 500-700 ekor/liter. Selama 6- 8 jam perjalanan, angka kematiannya
sekitar 6%.
 Untuk menurunkan suhunya bisa menggunakan es batu.

Waktu penebaran benur:

 Sebaiknya benur ditebar di tambak pada waktu yang teduh.

Pemeliharaan dan pembesaran benih udang windu

 Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan makanan alami, yaitu: kelekap, lumut, plankton, dan
bentos.

 Pemberian pakan

Makanan untuk tiap periode kehidupan udang berbeda-beda. Makanan udang yang bisa digunakan dalam ternak
terdiri dari:

Makanan alami:

 Burayak tingkat nauplius, makanan dari cadangan isi kantong telurnya.


 Burayak tingkat zoea, makanannya plankton nabati, yaitu Diatomaeae (Skeletonema, Navicula, Amphora, dll)
dan Dinoflagellata (Tetraselmis, dll).
 Burayak tingkat mysis, makanannya plankton hewani, Protozoa, Rotifera, (Branchionus), anak tritip (Balanus),
anak kutu air (Copepoda), dll.
 Burayak tingkat post larva (PL), dan udang muda (juvenil), selain makanan di atas juga makan Diatomaee dan
Cyanophyceae yang tumbuh di dasar perairan (bentos), anak tiram, anak tritip, anak udanng-udangan
(Crustacea) lainnya, cacing annelida dan juga detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membususk).
 Udang dewasa, makanannya daging binatang lunak atau Mollusca (kerang, tiram, siput), cacing Annelida, yaitut
cacing Pollychaeta, udang-udangan, anak serangga (Chironomus), dll.
 Dalam usaha ternak, udang bisa makan makanan alami yang tumbuh di tambak, yaitu kelekap, lumut, plankton,
dan bentos.

Makanan tambahan

Makanan tambahan biasanya dibutuhkan setelah masa pemeliharaan 3 bulan. Makanan tambahan tersebut bisa
berupa:

 Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah.


 Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah, ketam, siput, dan udang-udangan.
 Kulit kerbau atau sisa pemotongan ternak yang lain. Kulit kerbau dipotong-potong 2,5 cm 2 , kemudian ditusuk
sate.
 Sisa-sisa pemotongan katak.
 Bekicot yang telah dipecahkan kulitnya.
 Makanan anak ayam.
 Daging kerang dan remis.
 Trisipan dari tambak yang dikumpulkan dan dipech kulitnya.

Makanan buatan (Pelet):

 Takaran Ransum Udang dan Cara Pemberian Pakan:


 Udang diberi pakan 4-6 x sehari sedikit demi sedikit.
 Jumlah pakan yang diberikan kepada benur 15-20% dari berat tubuhnya per hari.
 Jumlah pakan udang dewasa sekitar 5-10% berat tubuhnya/ hari.
 Pemberian pakan dilakukan pada sore hari lebih baik.

Nah, yang terakhir yaitu proses panen udang windu air tawar. Udang dipanen disebabkan karena tercapainya
bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya
dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency
dilakukan bila udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena
bila tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.

Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin,
bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen bisa dilakukan dengan
jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, supaya
udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

Oke, itu tadi sedikit cara ternak udang windu air tawar yang bisa kami bagikan. Owh ya, sebaiknya bila ingin
memulai ternak udang windu ini. Carilah orang yang sudah sukses dalam ternak udang ini, lalu mintalah
bimbingan supaya usaha ternak udang windu kita juga sukses seperti mereka. Oke selamat memulai usaha
ternak udang windu air tawar.

Anda mungkin juga menyukai