BAB V
A. Hasil Penelitian
jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 46 responden, yang terdiri dari
orang hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan.
1. Umur
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
yang berusia 26-30 tahun, 10 orang (21,7%) yang berusia 31-35 tahun,
2. Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
atau S1.
3. Pekerjaan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden
Pegawai Swasta tidak ada, 1 orang (2,2%) sebagai Petani, dan 39 orang
4. Paritas
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Varitas Responden
Total 46 100
Sumber : data primer September-Oktober 2017
(67,4%) sebagai yang lebih dari satu kali melahirkan atau telah berkali-
kali melahirkan.
5. Jenis Persalinan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Persalinan Responden
Total 46 100
Sumber : data primer September-Oktober 2017
6. Onset Kolostrum
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Onset Kolostrum Responden
Total 46 100
Sumber : data primer September-Oktober 2017
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Onset Kolostrum Responden Berdasarkan Jenis
Persalinan
dibandingkan dengan ASI yang telah matur. ASI mulai ada kira-kira pada hari
ketiga atau keempat setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi
ASI yang matur kira-kira 15 hari setelah bayi lahir. Pengeluaran ASI pada ibu
post partum normal terjadi antara 24-72 jam pasca persalinan, (WHO-
HAPIEGO ; 2009).
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun
normal, tidak ada (0%) yang onset kolostrumnya lambat. Hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Oleh Nur Hayati
dan Winarsih Nur ambarwati (2012) di RSUD Dr. Moewardi dengan judul
keluarnya kolostrum pertama pada ibu post partum spontan kurang dari 1 hari.
50
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Tanto, 2014)
mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding perut dan didnding
rahim dengan syarat rahim dalamkeadaan utuh serta berat janin diatas 500
Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 orang yang
colostrumnya cepat dan 3 orang (13, 1%) yang onset kolostrumnya lambat.
kemungkinan ini disebabkan karena Ibu dengan post sectio caesaria lebih
sakit pada daerah sayatan dan jahitan di perut, sehingga ibu memilih untuk
inisiasi menyusu dini. IMD sendiri sangat penting, karena hormon prolaktin
dalam darah ibu menurun setelah 1 jam persalinan yang disebabkan oleh
lepasnya plasenta. Dengan adanya rangsangan pada puting susu maka akan
merangsang otot polos untuk memeras ASI pada alveoli, lobus serta duktus
yang berisi ASI. Pemberian ASI pertama harus dimulai di ruang persalinan.
Pada 20-30 menit, reflekshisap bayi sangat kuat. Ispan pertama merangsang
pengeluaran kolostrum, ibu akan lebih mudah menyusui dalam jangka waktu
51
yang lama. Bila terjadi keterlambatan walaupun hanya beberapa jam proses
menyusui menjadi lebih sering gagal. Proses lakatasi awal tidak selalu berjalan
pengalaman perama bagi ibu primipara yang usianya masih muda dan tingkat
ASI. Setiap ibu yang melahirkan mengalami onset lakatsi yang berbeda-beda.
Terjadinya onset laktasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain paritas,
jenis persalinan, BMI (Body Mass Index, Hisapan bayi, frekuensi menghisap).
Akan tetapi pada penelitian ini penulis tidak melakukan analisis sejauh mana
kolostrum ibu atau responden yang melahirkan normal dengan ibu atau
dalam tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 46 responden terdapat 23 orang yang
yang onset colostrumnya cepat dan 3 orang (13, 1%) yang onset kolostrumnya
dilakukan oleh Nur Hayatiningsih dan Winarsih Nur Amba tahun 2012 dengan
judul keluarnya kolostrum pada ibu post partum di RSUD Dr. Moewa
sectio caesaria adalah kurang lebih 1,5 hari, rata-rata waktu keluarnya
52
kolostrum pertama pada ibu post partum spontan kurang dari 1 hari, terdapat
perbedaan lama waktu keluarnya kolostrum pertama pada ibu post partum
Penelitian yang dilakukan oleh Lucky Wijaya Sari tahun 2015 dengan
judul hubungan jenis persalinan dengan onset, laktasi pada ibu post partum di
cepat berjumlah 59,4%, dan kejadian onset laktasi lambat 40,6% dari total
kejadian persalinan section cesarea berjumlah 31,2% dari total respoden 32,
ada hubungan antara jenis persalinan dengan onset laktasi dengan nilai
p=0,00
pengeluaran kolostrum pada ibu post parum normal dan sectio caesaria
Ibu post partum dengan persalinan normal dan sectio caesaria memiliki
perbedaan waktu dalam kegiatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dimana ibu
dengan post sectio caesaria lebih membutuhkan waktu yang lebih lama
mengeluhkan sakit pada daerah sayatan dan jahitan di perut, sehingga ibu
karena hormon prolaktin dalam darah ibu menurun setelah 1 jam persalinan
otot polos untuk memeras ASI pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi
ASI. Pemberian ASI pertama harus dimulai di ruang persalinan. Pada 20-30
waktu yang lama. Bila terjadi keterlambatan walaupun hanya beberapa jam
proses menyusui menjadi lebih sering gagal. Proses laktasi awal tidak selalu
yang menghalangi atau menyulitkan proses laktasi, terutama jika ini adalah
pengalaman pertama bagi ibu primipara yang usianya masih muda dan
pemberian ASI. Setiap ibu yang melahirkan mengalami onset lakatsi yang
antara lain paritas, jenis persalinan, BMI (Body Mass Index, Hisapan bayi,
kolostrum.