Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan di bentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Program legislasi nasional yang selanjutnya disebut prolegna adalah instrumen perencanaan program
pembentukan peraturan daerah provinsi atau peraturan daerah kabupaten/kota yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis
Program legislasi daerah yang disebut dengan progleda adalah instrumen perencanaan program pembentukan
undang-undang yang disusun secara terencana terpadu dan sistematis.
Pengundangan adalah penempatan peraturan perundang-undangan dalam lembaga negara Republik Indonesia,
berita negara Republik Indonesia, tambahan berita negara Republik Indonesia, lembaga daerah, tambahan
lembaran daerah atau berita daerah.
Materi muatan peraturan perundang-undangan adalah materi yang dimuat dalam peraturan perundang-
undangan yang sesuai dengan jenis, fungsi dan hierarki peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan ini dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang atau legislatif. Dengan
demikian, terdapat struktur atau tata perundang-undangan dalam sebuah negara. Pada peraturan perundang-
undanga yang dikeluarkan oleh lembaga yang lebih rendah harus mengacu atau tidak boleh bertentangan
dengan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga yang lebih tinggi. Contohnya, perda provinsi
yang mengatur tentang pendapatan daerah tidak boleh bertentangan dengan UU yang ditetapkan lembaga
perwakilan rakyat di pusat.

UNDANG-UNDANG NO.12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-
undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan
atau penetapan, dan pengundangan.
2. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan.
3. Undang-Undang adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
5. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
6. Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
7. Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan
8. Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
9. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Walikota.
10. Program Legislasi Nasional yang selanjutnya disebut Prolegnas adalah instrumen
perencanaan program pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis.
11. Program Legislasi Daerah yang selanjutnya disebut Prolegda adalah instrumen
perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota yangdisusun secara terencana, terpadu, dan
sistematis.
12. 11. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitianatau pengkajian hukum dan
hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum
masyarakat.
13. Pengundangan adalah penempatan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita
Negara Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran
Daerah, Tambahan Lembaran Daerah, atau Berita Daerah.
14. Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah materi yang dimuat dalam
Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan.
15. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disingkat DPR adalah Dewan Perwakilan
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
16. Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya disingkat DPD adalah Dewan Perwakilan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
17. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Kasus-Kasus Pelanggaran Lalu Lintas
1. Menerobos lampu Merah 42%

2. Tidak menggunakan Helm 23%

3. Melanggar ramburambu lalu lintas 9%

4. Tidak membawa surat kelengkapan berkendara 9%

5. Melawan arus 7%

6. Tidak menyalakan lampu kendaraan 3%

7. Menerobos jalus Busway 3%

8. Komponen/penggunaan kendaraan tidak sesuai peruntukan 2%

9. Tidak menggunakan Spion 1%

10. Berhenti melewati Trotoar 1%

*Data Pelanggaran Lalu Lintas


1. Sepeda Motor 3.565.168 (60%)

2. Mobil Barang 1.227.536 (21%)

3. Mobil Penumpang 815.812 (14%)

4. Mobil Bus 245.130 (4%)

5. Kendaraan Khusus 37.046 (1%)

*Jenis Pelanggaran

1. Kelengkapan teknis (spion, lampu merah, dll) Denda : Rp250.000

2. Rambu dan marka Denda : Rp500.000

3. Tidak bisa menunjukan STNK Denda : Rp500.000

4. Tidak bisa menunjukan SIM Denda : Rp250.000

5. Tidak memiliki SIM Denda : Rp1.000.000

6. Lampu utama tidak menyala di siang hari Denda : Rp100.000

7. Tidak memakai helm strandar Denda : Rp250.000

8. Mengemudi tidak konsentrasi (pakai HP) Denda : Rp50.000

Sumber : UU 22/2009 & Sumber: Korlantas POLRI Tahun 2011


Pengertian Tata Tertib Sekolah
Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harusditaati dan dilaksanakan oleh siswa,
sebagai satu perwujudan kehidupanyang sadar akan hukum dan aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-
rambukehidupan bagi siswa dalam melaksanakan kehidupan dalam masyarakatsekolah.Menurut
Depdikbud (1989) pengertian tata tertib sekolah adalahaturan atau peraturan yang baik dan merupakan
hasil pelaksanaan yangkonsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada. Menurut Mulyono (2000)tata tertib
adalah kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis danmengikat anggota masyarakat. Aturan
aturan ketertiban dalam keteraturanterhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan
larangan-larangan.

Tujuan Tata Tertib Sekolah


Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas,
akan penulis uraikan terlebih dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock(1990:85), yaitu:
“peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan
pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu”
. Misalnyadalam peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukandan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh siswa, sewaktu berada dilingkungan sekolah
Dalam kondisi sehari-hari, kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan, penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur hubungan dengan masyarakat serta lingkungan.
Menurut Kusmiati (2004: 22), bahwa tujuan diadakannya tata tertib salah satunya sesuai dengan
yang tercantum dalam setiap butir tujuan tata tertib, yaitu:
1. Tujuan peraturan keamanan adalah untuk mewujudkan rasa aman dan tentram serta bebas dari
rasa takut baik lahir maupun batin yang dirasakan oleh seluruh warga, sebab jika antar individu
tidak saling menggangu maka akan melahirkan perasaan tenang dalam diri setiap individu dan
siap untuk mengikuti kegiatan sehari-hari.
2. Tujuan peraturan kebersihan adalah terciptanya suasana bersih dan sehat yang terasa dan nampak
pada seluruh warga.
3. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang teratur yang mencerminkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan pada tata ruang, tata kerja, tata pergaulan bahkan cara
berpakaian.
4. Tujuan peraturan keindahan adalah untuk menciptakan lingkungan yang baik sehingga
menimbulkan rasa keindahan bagi yang melihat dan menggunakannya.
5. Tujuan peraturan kekeluargaan adalah untuk membina tata hubungan yang baik antar individu
yang mencerminkan sikap dan rasa gotong royong, keterbukaan, saling membantu, tenggang rasa
dan saling menghormati. Berdasarkan uraian diatas, maka setiap warga negara bertanggung
jawab untuk menciptakan suasana yang aman, tertib, bersih, indah dan penuh kekeluargaan, agar
proses interaksi antar warga dalam rangka penanaman dan pengembangan nilai, pengetahuan,
keterampilan dan wawasan dapat dilaksanakan.
Di setiap sekolah memiliki tata tertib yang wajib dipatuhi oleh para siswa. Namun masih saja ada
segereombolan siswa yang bandel dan selalu melanggar tata tertib sekolah baik itu di depan para guru
atau dibelakang guru yang pada akhirnya ketahuan juga. Pelanggaran tata tertib itu bisa berupa :
 Tidak berpakaian rapi dan lengkap.
 Tidak memakai atribut sekolah, nama atau alokasi.
 Selalu ribut dikelas dan tidak bisa tenang.
 Selalu datang terlambat.
 Sering izin pada jam pelajaran.
 Tidak ikut piket disetiap jadwalnya.
 Bermain handphone pada jam pelajaran.
 Makan atau ngemil selama proses belajar mengajar.
 Tidak mengikuti upacara bendera.
 Dan tata tertib lainnya yang telah dibuat oleh pihak sekolah.
Siswa yang patuh dan selalu bersikap sopan di dalam dan diluar sekolah akan membuat nama sekolah
menjadi baik dipandangan masyarakat. Namun siswa yang selalu bersikap kurang baik dan berpakaian
tidak rapi diluar sekolah akan membuat nama dan citra sekolah menjadi buruk. Untuk mengatasi siswa
yang melanggar tata tertib sekolah harus membuat mereka disiplin baik selama masih menggunakan
seragam sekolah dengan cara :
1. Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa.
Sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib sebaiknya siswa yang telah
melanggar tersebut diberikan kesadaran dan pengarahan yang bisa membuatnya sadar akan pentingnya
mematuhi tata tertib sekolah yang telah dibuat. Menumbuhkan kesadaran diri para siswa lebih efektif dari
pada memberikan hukuman yang belum tentu membuat mereka jera yang kemungkinan besar mereka
akan kembali melanggar dibelakang para guru. Jadi sebaiknya langkah awal yang harus ditempuh untuk
pelanggar tata tertib adalah membuat mereka sadar bahwa mereka harus mematuhi tata tertib yang
berlaku sesuai dilingkungan mereka berada. Kesadaran diri para siswa sekaligus bisa sebagai solusi
pergaulan bebas dikalangan siswa.
2. Memberikan bimbingan dan layanan konseling.
Di setiap sekolah biasanya ada yang namanya guru BK yang memberikan bimbingan dan konseling untuk
semua murid yang nakal, bermasalah dan sering melanggar peraturan. Siswa yang melanggar tata tertib
harus diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan pengarahan agar bisa menjadi siswa yang baik dan
taat peraturan. Cara mengatasi anak nakal di sekolah adalah dengan menghadirkan bimbingan dan
layanan konseling. Guru BK biasanya akan melakukan pendekatan kepada siswa untuk menggali apa
yang menjadi penyebab anak nakal. Dengan pendekatan yang tepat siswa akan lebih leluasa dalam
berbicara dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
3. Sanksi untuk siswa yang melanggar tata tertib.
Siswa yang terus saja melanggar tata tertib dan sudah tidak bisa diingatkan dan ditegur harus diberikan
sanksi yang sesuai agar mereka bisa patuh dan taat peraturan. Sanksi diberikan agar siswa sadar dengan
kesalahannya dan agar mereka takut untuk melanggar tata tertib di sekolah. Sanksi bisa berupa
pengurangan nilai, denda, dan berbagai sanksi lainnya yang menurut pihak sekolah baik untuk
menyadarkan kedisiplinan pada siswa. Dan tentunya para siswa yang telah melanggar namanya harus
masuk dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib agar bisa dikenai sanksi. Selain itu memberikan
sanksi juga berlaku sebagai cara mengatasi siswa yang berkelahi baik di dalam maupun diluar lingkungan
sekolah.
4. Selalu melakukan pengawasan pada siswa.
Agar siswa bisa menaati tata tertib sekolah para guru harus terus mengawasi para siswa setiap hari. Jika
ada siswa yang melanggar tata tertib bisa di tegur saat itu juga. Hal ini bisa membuat siswa lebih menaati
tata tertib karena rasa takut dimarahi oleh guru yang mungkin saja tiba-tiba bertemu sebelum mau pun
sesudah jam pelajaran. Pengawasan seperti ini bisa akan membuat para siswa semakin sulit untuk
melanggar tata tertib sekolah. Tidak hanya untuk tata tertib namun pengawasan juga harus dilakukan
untuk menghindari terjadinya perkelahian antar siswa yang merupakan akibat pergaulan bebas di
kalangan pelajar.
5. Apresiasi dan penghargaan untuk siswa yang selalu mematuhi tata tertib sekolah.
Siswa yang namanya tidak ada dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib boleh di berikan apresiasi
untuk menghargai mereka yang mau dan sadar untuk mengikuti tata tertib sekolah. Penghargaan bisa
diberikan berupa hadiah, tambahan nilai atau penghargaan dalam bentuk lainnya. Selain membuat para
siswa merasa senang, tindakan ini juga bisa memotivasi siswa lainnya agar mereka juga bisa menjadi
tertib.

Anda mungkin juga menyukai