Anda di halaman 1dari 7

Bulan puasa makan kurma,

Satu butir untuk berbuka.


Yang tunggu lama-lama,
kini bersanding penuh bahagia.

Langit membentang warnanya biru,


Datang hujan menimpa batu.
Selamat menempuh hidup baru,
Moga bahagia sepanjang waktu.

Ulama sholeh manusia mulia,


Mengajak agar tidak sengsara.
Kami semua turut berbahagia,
Melihat sahabat bersanding mesra.

Air mengalir ke tempat rendah,


Turun berkumpul hingga muara.
Hari pernikahan hari yang indah,
Moga indah hingga ke masa tua.

Anak kecil bermain sampan,


Malam tiba nyalakan pelita.
Yang lelaki sangatlah tampan,
Bersanding dengan putri nan jelita.

Pohon beringin daunnya lebat,


Tempat asyik untuk berkemah.
Selamat berbahagia wahai sahabat,
Moga sakinah mawaddah wa rohmah.

Barang hilang hendak carikan,


Suara guntur sangat mengejutkan.
Tak ada hadiah yang dapat kuberikan,
Hanya doa tulus yang kupanjatkan.

Pinang sudah kamar sudah,


Dinding kayu dari sumatra.
Dipinang sudah di lamar sudah,
Duduk bersanding semakin mesra.

Perang lama para paderi,


Membela agama sepenuh hati.
Tulang rusuk selalu dicari,
Di pelaminan bertemu kini.

Bambu kecil dibuat tangga,


Warnanya hijau bukan biru.
Bagai hidup di dalam surga,
Itulah bahagia pengantin baru.

Dapat piala sang juara,


Naik ke mimbar orang bertiga.
Kuhaturkan segala doa
Moga sakinah dalam keluarga.

Menulis surat dengan tinta,


Hendak dikirim ke tanah Jawa.
Moga erat jalinan cinta,
Di antara kalian berdua.

Jangan kurangi isi sukatan,


Hari libur ke telaga.
Bahagia hati dalam ikatan,
moga bahagia hingga ke surga.

Ke utara melepas pandangan,


Duduk berdua di tepi kantin.
Datang sudah para undangan,
Terkesima oleh cantiknya pengantin.

Jalan-jalan ke kota Kedah,


Ke kota Ambon memetik pala.
Duduk bersanding sangat indah,
Itulah cinta halal berbuah pahala.

Ujung Pandang kota Palu,


Jalan-jalan tentunya seru.
Pandang memandang tersipu malu,
Alangkah indah pengantin baru.

Ujung Pandang banyak bertemu,


Tepi laut langitnya biru.
Di pandang-pandang tiada jemu,
Alangkah serasi pengantin baru.

Menara miring namanya Pisa,


Letaknya jauh di Eropa.
Walau lelah tiada dirasa,
Pengantin baru banyak tertawa.

Angin berhembus bukan taufan,


Sarapan pagi roti selai.
Datang teman dan handai taulan,
Memberi selamat kepada mempelai.

Gadis manis menari salsa,


Mendapat seuntai karangan bunga.
Di pelaminan bercubit mesra,
Para jomblo mulutnya menganga.

Papan lekat oleh paku,


Batu belah dalam berongga.
Teriring doa untuk sahabatku,
Moga bahagia di rumah tangga.

Hang Tuah pahlawan yang berjaya,


Perahu datang dari Malaka.
Selamat menempuh hidup bahagia,
Dalam naungan tulusnya cinta

Hari raya banyak tamu,


Dari hilir hingga hulu.
Kuhaturkan doa tulus untukmu,
Moga bahagia sepanjang waktu.

Bertemu teman tangan menjabat,


Peluk hangat erat-erat.
Selamat berbahagia duhai sahabat,
Bahagiamu moga kekal ke akhirat.
Nasehat Untuk Pengantin Putri

Dari laut naik ke darat,


Libur dulu di hari Jumat.
Jadilah istri yang taat,
Itulah jalan menuju selamat.

Bermain riang di jerami,


Perut lapar makan bubur.
Penuhi kebutuhan suami,
Urusan dapur hingga kasur.

Datang ke Minang membeli rendang,


Ikan emas di dalam kolam.
Istri sholehah sejuk dipandang,
Membuat cinta semakin dalam.

Hijau pohon di atas Bumi,


Putih-putih bunga melati.
Makin tunduk pada suami,
Makin disayang sepenuh hati.

Satu titik dua koma,


Bulan ramadhan kita puasa.
Landasi pernikahan dengan agama,
Niscaya bahagia dunia hingga akhir masa.

Angin berhembus putik menyebar,


Jatuh padi ke dalam jerami.
Jadilah istri yang penyabar,
Penyejuk hati untuk suami.
Pantun Nasehat Untuk Pengantin Pria

Burung pipit terbang melayang,


Melihat ikan sedang berenang.
Jadi suami harus penyayang,
Agar rumah tangga jadi tenang.

Ombak berdebur hingga ke tepian,


Burung hingga di pucuk dahan.
Kepada istri mesti perhatian,
Penuhi pula segala kebutuhan.

Senja hari surya memerah,


Malam tiba alangkah gelapnya.
Jadi laki-laki banyak mengalah,
Asalkan baik bahtera rumah tangga.

Jangan ubi jangan talas,


Kalau haus atau dahaga.
Jangan culas jangan malas,
Jika ingin mendapat surga.

Pantun Untuk Pengantin Pria dan Wanita

Udang kecil dibuat terasi,


Sungguh sedang saat dimakan.
Di balik pasangan yang serasi,
Ada banyak maaf dan memaafkan.

Bulan indah saat purnama,


Bagi bola yang bercahaya.
Tak ada insan yang sempurna,
Memberi maaf itulah yang utama.

Pagi hari membaca koran,


Di atas meja hendak diletakan.
Jika tidak ada kesabaran,
Rumah tangga hancur berantakan.

DARI

M.BAHARUDDIN F

LUTHFI ROSYIDA

NIMUK RADARINI

Anda mungkin juga menyukai