JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
LAPORAN SEMINAR KASUS
Disusun Oleh :
Kelompok 2 M’19
Anggi Suganda, S.Kep
Yusnita Anggraini, S.Kep
Rika Syubri Dewi, S.Kep
Silvia Audia Puti, S.Kep
Meina Mustika Sari, S.Kep
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
laporan seminar kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan Halusinasi
di Wisma Dahlia RSJ Prof. Hb Sa’anin Padang. Shalawat serta salam tidak lupa pula
penyusun kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Adapun penulisan laporan ini bertujuan sebagai pelaporan hasil dari hasil
pemberian asuhan keperawatan kepada Tn. N dengan gangguan jiwa Halusinasi yang di
Wisma Dahlia RSJ Prof. Hb Sa’anin Padang. Penulisan laporan ini berkat bimbingan,
arahan, serta bantuan dari dosen pembimbing dan pembimbing klinik sehingga laporan ini
dapat terselesaikan hingga akhir.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan keterbatasan
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
3. Manfaat Penulis
a. Bagi Keperawatan
Diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam pengelolahan
kasus Halusinasi penglihatan dan pendengaran.
b. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa terutama pasien dengan
Halusinasi penglihatan dan pendengaran
c. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan keperawatan
terhadap pasien jiwa terutama dengan Halusinasi penglihatan dan pendengaran.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011)
dalam Zelika, (2015). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman
persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan Sheila L Vidheak,( 2001) dalam Darmaja
(2014).
Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari
pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia,
2001).Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan halusinasi adalah
gangguan persepsi sensori dimana klien mempersepsikan sesuatu melalui panca indera
tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana klien
mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi
terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi, stimulus internal dipersepsikan
sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien.
2. Etiologi
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Pambayun (2015), faktor-faktor yang
menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor penentu
gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Anak kembar
identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah
satunya mengalami skizofrenia, sementara jika dizigote, peluangnya sebesar
15%. Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
berpeluang 15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal, khususnya dopamin,
serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmitter. Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar
serotonin.
2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi
faktor predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia
antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang pencemas, terlalu
melindungi, dingin, dan tak berperasaan, sementara ayah yang mengambil
jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan
irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat sistem syaraf pusat, kurangnya
latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di rumah
tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas
sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan orang lain, isolasi social,
kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, kurang ketrampilan dalam bekerja,
stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah, putus asa,
tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri, merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang, bertindak tidak seperti orang lain dari
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku
agresif, ketidakadekuatan pengobatan, ketidakadekuatan penanganan gejala.
4. Jenis Halusinasi
Menurut Stuart (2007) dalam Yusalia (2015), jenis halusinasi antara lain :
1. Halusinasi pendengaran (auditorik)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,
biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
a. Data Objektif
1) Bicara atau tertawa sendiri.
2) Marah-marah tanpa sebab
3) Mengarahkan telinga kea rah tertentu
4) Menutup telinga
b. Data Subjektif
1. Mendengar suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap – cakap
3. Mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
2. Halusinasi penglihatan (visual)
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
a. Data Objektif
1. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
2. Ketakutan Kepada sesuatu yang tidak jelas
b. Data Objektif
1. Melihat bayangan, sinar bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu
atau monster.
3. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan
seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau harum.Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
a. Data Objektif
1. Menghidu sedang membaui bau-bauan tertentu
2. Menutup hidung
b. Data Subjektif
1. Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses kadang-kadang bau
itu menyenangkan
4. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
a. Data Objektif
1. Menggaruk-garuk permukaan kulit
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
b. Data Subjektif
1. Menyatakan ada serangga di permukaan kulit.
2. Merasa tersengat listrik
5. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
a. Data Objektif
1. Sering meludah
2. Muntah
b. Data Subjektif
1. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
6. Halusinasi cenesthetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
7. Halusinasi kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
5. Tanda Gejala
Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atautertawa yang
tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, bicarasendiri,pergerakan mata cepat,
diam, asyik dengan pengalamansensori,kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realitas rentangperhatian yang menyempit hanya beberapa detik atau
menit, kesukaranberhubungan dengan orang lain, tidak mampu merawat
diri,perubahan
Berikut tanda dan gejala menurut jenis halusinasi Stuart & Sudden, (1998) dalam
Yusalia (2015).
Jenis halusinasi Karakteriostik tanda dan gejala
Pendengaran Mendengar suara-suara / kebisingan,
paling sering suara kata yang jelas,
berbicara dengan klien bahkan sampai
percakapan lengkap antara dua orang
yang mengalami halusinasi. Pikiran
yang terdengar jelas dimana klien
mendengar perkataan bahwa pasien
disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang dapat membahayakan.
6. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitas dan keparahannya
Stuart & Sundeen, (2006) dalam Bagus, (2014), membagi fase halusinasi dalam 4 fase
berdasarkan tingkat ansietas yang dialami dan kemampuan klien mengendalikan
dirinya. Semakin berat fase halusinasi, klien semakin berat mengalami ansietas dan
makin dikendalikan oleh halusinasinya.
Fase halusinasi Karakteristik Perilaku pasien
1 2 3
Fase 1 : Comforting- Klien mengalami keadaan Menyeringai atau
ansietas tingkat emosi seperti ansietas, tertawa yang tidak
sedang, secara kesepian, rasa bersalah, dan sesuai, menggerakkan
umum, halusinasi takut serta mencoba untuk bibir tanpa
bersifat berfokus pada penenangan menimbulkan suara,
menyenangkan pikiran untuk mengurangi pergerakan mata yang
ansietas. Individu mengetahui cepat, respon verbal
bahwa pikiran dan yang lambat, diam dan
pengalaman sensori yang dipenuhi oleh sesuatu
dialaminya tersebut dapat yang mengasyikkan.
dikendalikan jika ansietasnya
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
bias diatasi
(Non psikotik)
Fase II: Pengalaman sensori bersifat Peningkatan sistem
Condemning- menjijikkan dan menakutkan, syaraf otonom yang
ansietas tingkat klien mulai lepas kendali dan menunjukkan ansietas,
berat, secara umum, mungkin mencoba untuk seperti peningkatan
halusinasi menjadi menjauhkan dirinya dengan nadi, pernafasan, dan
menjijikkan sumber yang dipersepsikan. tekanan darah;
Klien mungkin merasa malu penyempitan
karena pengalaman kemampuan
sensorinya dan menarik diri konsentrasi, dipenuhi
dari orang lain. dengan pengalaman
(Psikotik ringan) sensori dan kehilangan
kemampuan
membedakan antara
halusinasi dengan
realita.
Fase III: Klien berhenti menghentikan Cenderung mengikuti
Controlling-ansietas perlawanan terhadap petunjuk yang diberikan
tingkat berat, halusinasi dan menyerah pada halusinasinya daripada
pengalaman sensori halusinasi tersebut. Isi menolaknya, kesukaran
menjadi berkuasa halusinasi menjadi menarik, berhubungan dengan
dapat berupa permohonan. orang lain, rentang
Klien mungkin mengalarni perhatian hanya
kesepian jika pengalaman beberapa detik atau
sensori tersebut berakhir. menit, adanya tanda-
(Psikotik) tanda fisik ansietas
berat : berkeringat,
tremor, tidak mampu
mengikuti petunjuk.
Fase IV: Conquering Pengalaman sensori menjadi Perilaku menyerang-
Panik, umumnya mengancam dan menakutkan teror seperti panik,
halusinasi menjadi jika klien tidak mengikuti berpotensi kuat
lebih rumit, melebur perintah. Halusinasi bisa melakukan bunuh diri
dalam halusinasinya berlangsung dalam beberapa atau membunuh orang
jam atau hari jika tidak ada lain, Aktivitas fisik
intervensi terapeutik. yang merefleksikan isi
(Psikotik Berat) halusinasi seperti amuk,
agitasi, menarik diri,
atau katatonia, tidak
mampu berespon
terhadap perintah yang
kompleks, tidak mampu
berespon terhadap lebih
dari satu orang.
7. Pohon Masalah
Resiko Perilaku
Kekerasan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Pohon masalah terdiri dari masalah utama, penyebab, dan akibat. Masalah utama
adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.
Umumnya, masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan penyebab
masalah utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah yang lain,
demikian seterusnya. Akibat adalah adalah salah satu dari beberapa masalah klien
yang merupakan efek atau akibat dari masalah utama.
8. Penatalaksanaan Medis
Menurut Keliat (2011) dalam Pambayun (2015), tindakan keperawatan untuk
membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan membina hubungan saling
percaya dengan klien. Hubungan saling percaya sangat penting dijalin sebelum
mengintervensi klien lebih lanjut. Pertama-tama klien harus difasilitasi untuk merasa
nyaman menceritakan pengalaman aneh halusinasinya agar informasi tentang
halusinasi yang dialami oleh klien dapat diceritakan secara konprehensif. Untuk itu
perawat harus memperkenalkan diri, membuat kontrak asuhan dengan klien bahwa
keberadaan perawat adalah betul-betul untuk membantu klien. Perawat juga harus
sabar, memperlihatkan penerimaan yang tulus, dan aktif mendengar ungkapan klien
saat menceritakan halusinasinya. Hindarkan menyalahkan klien atau menertawakan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
klien walaupun pengalaman halusinasi yang diceritakan aneh dan menggelikan bagi
perawat. Perawat harus bisa mengendalikan diri agar tetap terapeutik.
Setelah hubungan saling percaya terjalin, intervensi keperawatan selanjutnya
adalah membantu klien mengenali halusinasinya (tentang isi halusinasi, waktu,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, dan
perasaan klien saat halusinasi muncul). Setelah klien menyadari bahwa halusinasi
yang dialaminya adalah masalah yang harus diatasi, maka selanjutnya klien perlu
dilatih bagaimana cara yang bisa dilakukan dan terbukti efektif mengatasi halusinasi.
Proses ini dimulai dengan mengkaji pengalaman klien mengatasi halusinasi. Bila ada
beberapa usaha yang klien lakukan untuk mengatasi halusinasi, perawat perlu
mendiskusikan efektifitas cara tersebut. Apabila cara tersebut efektif, bisa diterapkan,
sementara jika cara yang dilakukan tidak efektif perawat dapat membantu dengan
cara-cara baru.
Menurut Keliat (2011) dalam Pambayun (2015), ada beberapa cara yang bisa
dilatihkan kepada klien untuk mengontrol halusinasi, meliputi :
1. Menghardik halusinasi.
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien harus
berusaha melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga. Klien dilatih
untuk mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk
dilakukan bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal halusinasi,
jelaskan cara-cara kontrol halusinasi, ajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasi:
2. Menggunakan obat.
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat ketidakseimbangan
neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin). Untuk itu, klien perlu diberi
penjelasan bagaimana kerja obat dapat mengatasi halusinasi, serta bagairnana
mengkonsumsi obat secara tepat sehingga tujuan pengobatan tercapai secara
optimal. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan materi yang benar dalam
pemberian obat agar klien patuh untuk menjalankan pengobatan secara tuntas dan
teratur.
Keluarga klien perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien
yang mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting
dilakukan dengan dua alasan. Pertama keluarga adalah sistem di mana klien
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
berasal. Pengaruh sikap keluarga akan sangat menentukan kesehatan jiwa klien.
Klien mungkin sudah mampu mengatasi masalahnya, tetapi jika tidak didukung
secara kuat, klien bisa mengalami kegagalan, dan halusinasi bisa kambuh lagi.
Alasan kedua, halusinasi sebagai salah satu gejala psikosis bisa berlangsung lama
(kronis), sekalipun klien pulang ke rumah, mungkin masih mengalarni halusinasi.
Dengan mendidik keluarga tentang cara penanganan halusinasi, diharapkan
keluarga dapat menjadi terapis begitu klien kembali ke rumah. Latih pasien
menggunakan obat secara teratur:
Jenis-jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
a. Clorpromazine ( CPZ, Largactile ), Warna : Orange
Indikasi:
Untuk mensupresi gejala – gejala psikosa : agitasi, ansietas, ketegangan,
kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala – gejala lain yang
biasanya terdapat pada penderita skizofrenia, manik depresi, gangguan
personalitas, psikosa involution, psikosa masa kecil.
Cara pemberian:
Untuk kasus psikosa dapat diberikan per oral atau suntikan intramuskuler.
Dosis permulaan adalah 25 – 100 mg dan diikuti peningkatan dosis hingga
mencapai 300 mg perhari. Dosis ini dipertahankan selama satu minggu.
Pemberian dapat dilakukan satu kali pada malam hari atau dapat diberikan tiga
kali sehari. Bila gejala psikosa belum hilang, dosis dapat dinaikkan secara
perlahan – lahan sampai 600 – 900 mg perhari.
Kontra indikasi:
Sebaiknya tidak diberikan kepada klien dengan keadaan koma, keracunan
alkohol, barbiturat, atau narkotika, dan penderita yang hipersensitif terhadap
derifat fenothiazine.
Efek samping:
Yang sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk, hipotensi orthostatik, mulut
kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenore pada wanita, hiperpireksia atau
hipopireksia, gejala ekstrapiramida. Intoksikasinya untuk penderita non psikosa
dengan dosis yang tinggi menyebabkan gejala penurunan kesadaran karena
depresi susunan syaraf pusat, hipotensi,ekstrapiramidal, agitasi, konvulsi, dan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
perubahan gambaran irama EKG. Pada penderita psikosa jarang sekali
menimbulkan intoksikasi.
b. Haloperidol ( Haldol, Serenace ), Warna : Putih besar
Indikasi:
Yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la tourette pada
anak – anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat pada anak
– anak.
Cara pemberian:
Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 – 15 mg untuk
keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 -5 mg intramuskuler setiap 1 –
8 jam, tergantung kebutuhan.
Kontra indikasi:
Depresi sistem syaraf pusat atau keadaan koma, penyakit parkinson,
hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping:
Yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah, gejala
ekstrapiramidal atau pseudoparkinson. Efek samping yang jarang adalah
nausea, diare, kostipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala gangguan otonomik.
Efek samping yang sangat jarang yaitu alergi, reaksi hematologis.
Intoksikasinya adalah bila klien memakai dalam dosis melebihi dosis
terapeutik dapat timbul kelemahan otot atau kekakuan, tremor, hipotensi,
sedasi, koma, depresi pernapasan.
BAB III
Pengkajian
III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Gangguan Jiwa Dimasa Lalu
Klien sakit sejak 2008, pertama kali dirawat oktober 2008 dan ini merupakan kali
ke 2 klien dirawat di RSJ Prof. HB. Saanin. Tahun 2015 klien sempat berobar
kedokter jiwa di rumah sakit putri bungsu .
2. Pengobatan Sebelumnya
Keluarga mengatakan sebelum masuk RSJ klien diajak berobat ke dukun kampung
dan hasilnya tidak berhasil, tidak ada kemajuan. Klien pun sempat berobat ke
rumah sakit putri bungsu, dan hasilnya pun kurang berhasil, klen masih sering
tersenyum, tertawa dan bicara sendiri, klien sempat putus minum obat sejak 1 tahun
yang lalu.
3. Trauma
Pasien pernah mengalami trauma jatuh dari permainan buaian keliling waktu SD
hingga tidak sadarkan diri, klien juga sempat menjadi korban kekerasan oleh
sekelompotan teman orgennya akibat dari minuman keras, kemudian pasien
kembali membalas pukulan tersebut, pasien juga sering mengamuk, memukul
orang lain jika keinginannya tidak terpenuhi, pasien juga sering mengancam orang
lain,sejak menjalani pekerjaan sebagai tukang orgen, pasien sering menyaksikan
pertengkran.
Pasien mengatakan pernah tidak pernah menjadi pelaku, korban dan saksi dari
penolakan.
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami, melakukan, serta menyaksikan
perilaku seksual. Pasien juga megatakan tidak pernah mengalami, melakukan dan
menyaksikan penolakan dari lingkungan rumahnya. Saat tiggal bersama ibu tiri
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
pasien sering megalami kekerasan yang dilakukan oleh ibu tirinya, namun tidak
pernah menjadi pelaku, atau menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga.
Pasien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban dan saksi dari perilaku
kriminal.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa
Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti klien
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan sedih atas perpisahan ayah dan ibu kandungnya pada saat pasien
masih dibangku SMP. setelah perpisahan klien tinggal bersama ayah kandung dan
ibu tirinya, klien sering mendapatkan perlakuan yang tidak wajar seperti diberi
makanan yang basi dan sering dipukul. Pada saat klien SMP ayahnya meninggal,
klien merasa kehilangan sesosok ayah, dan kemudian pasien dirawat oleh
neneknya.
Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional, Respon pasca trauma, Gangguan
proses keluarga.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan:
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Perceraian
: Tinggal serumah
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan bahwa klien menyukai seluruh anggota tubuhnya dan tidak
ada anggota tubuh yang tidak disukai klien.
b. Identitas Diri
Status klien belum menikah, klien merasa sedih karena belum menikah, klien
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki laki dan klien bangga menjadi
anak laki laki, klien merasa kurang puas degan kehidupannya dilingkungan
masyarakat, karena klien tidak bekerja dan tidak tamat sekolah.
c. Peran Diri
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dan tidak ikut serta dalam
menafkahi keluarga, sementara adiknya telah bekerja dan mampu memberikan
nafkah untuk keluarga. Klien kurang berperan didalam kelompok /
masssyarakat dan klein tidak memiliki tugas (peran) di kelompok /masyarakat.
d. Ideal Diri
Klien ingin keluar dari rumah sakit dan hidup seperti selayaknya. Klen berharap
sembuh dari penyakitnya dan pulang kerumah dan bekerja kembali mencari
nafkah. Klien juga berharap lingkungan / masyarakat mau menerimanya.
e. Harga Diri
Klien mengatakan ia merasa tidak berarti/berguna di keluarganya, klien merasa
sedih dan marah karena dibawa ke RSJ, klien merasa dikucilkan dan tidak
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
dihargai dilingkungannya, klien merasa malu karena penyakitnya dan klien
merasa bersalah karena memukul orang lain, klien tidak mau bertemu orang
lain dan merasa malu akan kondisinya. Klien tampak sedih dan kurang
bersemangat, klien kurang berinteraksi, bicara lemah dan kurang memanatap
lawan bicara
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah ibu namun klien
terpisah oleh ibunya karena bekerja di malaysia. Klien mengatakan jika ada
masalah ia tidak mau membicarakannya pada orang lain dan hanya
menyimpannya didalam hati sendiri. Bila dirumah sakit klien hanya dekat
dengan satu orang saja yaiyu Tn.I, namun klien tetap tidak mau bercerita terkait
permasalahanya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Dirumah sakit, jika ada kegiatan klien hanya ikut ketika diikut sertakan oleh
perawat/petugas. Dilingkungan masyarakat klien kadang kadang ikut serta
dalam kegiatan masyarakat namun klien sering kali dikucilkan oleh masyarakat/
lingkungan dan klie merasa dirinya dianggap gila oleh masyarakat.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain/tingkat keterlibatan
klien
Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan oranglain , tetapi
klien serring kucilkan atau kurang dihargai di lingkungan / masyarakat. Klien
tampak sering berdiam diri dikamar, klien kurang berinteraksi dan saat
berinteraksi kontak mata kurang, selama dirumah sakit, klien mau berinteraksi
dengan perawat namun klien jarang interaksi dengan teman yang ada
diruangan, klien tampak lebih suka menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan ia beragama islam dan memiliki tuhan yaitu Allah SWT.
Klien yakin Allah SWT akan menyembuhkannya.
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan rajin melaksanakan shalat dan selalu berdoa agar diberi
kesembuhan oleh Allah SWT dan klien mengerti akan dosa jika tidak shalat.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, rambut klien berketombe, kuku panjang, kulit
kering, memiliki kumis dan janggut yang tidak rapi. Kebersihan gigi klien tampak
kurang, sering tampak ada sisa makanan yang menempel digigi maupun di mulut.
Klien mengatakan ganti pakaian 1 kali sehari, klein tampak penggunaan pakaian
sudah sesuai namun sekali kali pemakaian celana sering terbalik dan cara
berpakaian tidak seperti biasanya.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Bicara klien lambat, keras dan jelas. Klien dapat memualai pembicaraan,
pembicaraan klien melompat lompat/ berpindah pindah dari satu kalimat ke kalimat
lain yang tidak ada kaitanya. Intonasi suara naik turun. Saat berbicara klien
mengatakan sring mendengar suara atau bisiskan dan melihat bayangan.
Masalah Keperawatan : Hambatan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik
Klien terlihat aktif mondar mandir, Agitasi dimana gerakan motorik yang
ditunjukkan menunjukkan kegelisahan.
Masalah Keperawatan :s
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan sedih dan putus asa karena berpisah dengan ibunya karena klien
sangat dekat dengan ibunya.
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
5. Afek
Labil, Emosi berubah rubah dengan cepat seperti klien menggunakan suara tinggi,
mata melotot, berbicara kotor tanpa ada penyebab, dan marah-marah tidak jelas
Masalah Keperawatan : Resiko Prilaku kekerasan
6. Interaksi SelamaWawancara
Pasien selama diwawancara cukup kooperatif, klien kurang menatap mata lawan
bicara, klien dapat mengerti jika dijelaskan namun selalu mempertahankan
pendapat atau kebenaran dirinya. Klien memiliki perasaan curiga pada orang lain
misalnya curiga klien akan dipukul orang lain. Klien tampak kadang menggertak
orang sekitar, klien tampak mengepalkan tangan, klien kadang berbicara kasar,
wajah klien tampak memerah dan tegang.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
Klien mengatakan ada mendengar suara suara atau bisikan bahkan juga melihat
bayangan. Suara suara tersebut terdengan seperti memarahinya dan berbicara kasar,
frekuensi tidak tentu kadang-kadang 5 menit atau 10 menit, klien mengatakan suara
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
dan bayangan itu muncul ketika pasien sedang sendiri di malam hari, klien merasa
terganggu dan marah terhadap suara-suara dan bayangan tersebut. Klien tampak
tersenyum, tertawa, mondar mandir, menutup telinga dan berbicara sendiri.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
8. Proses Pikir
Pembicaraan meloncat loncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada hubungan
yang tidak logis namun diarahkan sampai pada tujuan.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Klien merasa takut dan klien sering mengatakan bahwa ada seseorang dan
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dan membunuh dirinya, hal
ini diraakan terus menerus. Keluarga mengatakan tidak ada orang yang berusaha
merugikan dan menciderai/membunuh pasien. Klien mengatakan tidak percaya
pada orang baik. Klien tampak gelisah dan takut, serta klien tampak curiga dengan
orang lain
Masalah Keperawatan : Waham Curiga
10. Tingkat Kesadaran
Klien sadar, klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, klien tau bahwa dia
sedang berada di RSJ, klien dapat mengenali waktu dan klien tau nama serta
umurnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
11. Memori
Memori dan ingatan pasien masih baik, dimana pasien masih ingat kalau pasien
pernah jatuh dari buaian keliling waktu SD (daya ingat jangka panjang) dan pasien
dikeroyok oleh teman orgennya sebelum masuk ke Rumah Sakit (daya ingat jangka
pendek). Memori atau daya ingatan saat ini baik.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan mampu menggambar pemandangan sesuai yang
dipikirkanya. Pasien dapat berhitung dengan berurutan. Misalnya berhitung dari 1
sampai 10, dan menjumlahkan sebuang angka
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
X. PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya / penyakit jiwa, klien tidak
mengetahui faktor penyebab dari penyakitnya, koping mal adaptif, sistim pendukung
kurang, klien tidak rutin berobat dan tidak patuh minum obat sebelum masuk rumah
sakit.
Masalah Keperawatan : Ketidakpatuhan
DO :
Klien tampak tersenyum sendiri
Klien terlihat berbicara sendiri
Klien tampak mondar mandir
Klien terlihat menutup telinga
Frekuensi tidak tentu bisa selama 5 menit atau
10 menit
Klien terlihat tersenyum, tertawa
DS :
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Klien mengatakan jika ada masalah ia tidak mau
membicarakannya pada orang lain dan hanya Isolasi Sosial
menyimpannya didalam hati sendiri.
Bila dirumah sakit klien hanya dekat dengan
satu orang saja yaitu Tn.I, namun klien tetap
tidak mau bercerita terkait permasalahanya.
Dilingkungan masyarakat klien kadang kadang
ikut serta dalam kegiatan masyarakat namun
klien sering kali dikucilkan oleh masyarakat/
lingkungan dan klien merasa dirinya dianggap
gila oleh masyarakat.
DO :
Klien tampak sering berdiam diri dikamar
Saat berinteraksi kontak mata kurang
Selama dirumah sakit, klien mau berinteraksi
dengan perawat namun klien jarang interaksi
dengan teman yang ada diruangan, klien tampak
lebih suka menyendiri.
Klien tampak sering berdiam diri dikamar
DS :
Klien mengatakan ganti pakaian 1 x sehari
Klien tampak tidak ada BAB dan BAK
sembarangan, namun klien mengatakan kadang
setelah BAK lupa menyiramnya Defisit Perawatan Diri
Klien mengatakan mandi tidak teratur, kadang-
kadang 2 kali sehari namun kadang kadang 1
kali sehari.
Klien mengatakan mengetahui cara mandi,
menyikat gigi, mencuci rambut, memotong
kuku, dan bercukur, namun pasien mengatakan
malas untuk melakukannya.
DO:
Klien tampak berpenampilan tidak rapi
Kulit kepala tampak berketombe
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Kumis dan janggut tidak rapi
Kebersihan gigi klien tampak kurang, sering
tampak ada sisa makanan yang menempel digigi
maupun di mulut
Klien tampak penggunaan pakaian sudah sesuai
namun sekali kali pemakaian celana sering
terbalik dan cara berpakaian tidak seperti
biasanya
Klien tampak bisa mandiri makan, kadang-
kadang berserakan makan, bisa membereskan
alat-alat makan kembali
Klien tampak kurang bersih dan kadang-kadang
kurang wangi.
DS :
Klien mengatakan merasa sedih karena belum
menikah
Klien mengaakan merasa kurang puas degan
kehidupannya dilingkungan masyarakat, karena
klien tidak bekerja dan tidak tamat sekolah.
Pasien mengatakan tidak ikut serta dalam
menafkahi keluarga, sementara adiknya telah
Harga Diri Rendah
bekerja dan mampu memberikan nafkah untuk
keluarga.
Klien mengatakan ia merasa tidak berarti/berguna
di keluarganya, klien merasa sedih dan marah
karena dibawa ke RSJ
klien merasa dikucilkan dan tidak dihargai
dilingkungannya, klien merasa malu karena
penyakitnya
DO :
Klien tampak sedih dan kurang bersemangat
Klien kurang berinteraksi
Bicara lemah dan kurang memnatap lawan
bicara
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
DS :
Klien mengatakan tidak percaya pada orang
baik
Klien merasa takut dan klien sering
mengatakan bahwa ada seseorang dan
kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dan membunuh dirinya, hal ini
diraakan terus menerus. Keluarga mengatakan
tidak ada orang yang berusaha merugikan dan
menciderai/membunuh pasien.
Gangguan Proses Pikir :
DO :
Waham Curiga
Klien tampak gelisah dan takut
Klien tampak curiga dengan orang lain
Klien tidak percaya dengan orang baik
Isolasi Sosial
Persepsi Sensori 1. Megenal halusinasi mampu : 1. Mengidentifikasi halusinasi merupakan dasar untuk
Halusinasi yang dialaminya (jenis, 1.Dapat menyebutkan 2. Mengidentifikasi isi halusinasi kelancaran hubungan
pencetus dan perasaan situasi pencetus dan terjadinya hausinasi Dengan memberikan
saat halusinasi dan perasaan saat halusinasi 4. Mengidentifikasi frekuensi pemahaman tentang
kegiatan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Setelah dilakukan SP 2 Dengan memberikan
1. Mengevaluasi jadwal
pertemuan diharapkan pemahaman tentang
kegitan pasien (SP 1)
pasien mampu : 2. Mengajarkan cara halusinasi klien mampu
diatasi, karena
perasaan tidak
halusinasi
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Setelah dilakukan Sp 3
melihat bayangan
c. Memberikan
tanggung jawab
melaksanakan
kegiatan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Setelah dilakukan SP 4 a. menilai kemajuan dan
aktivtas
d. susun jadwal aktivitas
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
sehari-hari
e. pantau pelaksanaan
kegiatan
3. Menganjurkan pasien
harian
2 Isolasi sosial Setelah ... pertemuan pasien SP 1 a. Membina
dengan orang lain penyebab isolasi yang tidak dekat, dan apa landasan interaksi
dimiliki
6. Pasien dapat
melakukan kegiatan
sakit dan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
kemampuannya
melatih berkenalan degan a. Berbicara saat kegiatan harian pasien SP1 klien
b. Elatih cara berbicara saat b. Meningkatkan
2 sampai 3 orang dan melakukan kegiatan
melakukan kegiatan ( 2 kesempatan dan
berbicara sambil harian (2 kegiatan)
b. Pasien mampu kegiatan ) motivasi klien
melakukan kegiatan c. Memasukkan kedalam
menyusun jadwal untuk mau
jadwal kegiatan latihan
untuk berbicara melaukan
berkenalan degan 2 sampai
sambil melakukan interaksi secara
3 orang pasien, perawat
kegiatan dan bertahap
atau tamu dan berbicara
berkenala dengan 2
saat melakukan kegiatan
sampai 3 orang
harian
Pasien mampu SP 3 a. Menilai kemjuan
melaksanakan
kegiatan secara
teratur
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Pasien mampu cara bicara Setelah interaksi pasien SP 4 a. Menilai
melaksanakan
kegiatan yang
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
teratur
kemampuan dan a. Menidentifikasi dan aspek positif yang pada harga didri rendah
sudah dilatih
Setelah interaksi pasien SP 2 galilah kemampuan yang
dipilih
Setelah interaksi pasien SP 3 Membantu menetapkan
melakukan kegiatan
dipilih
Setelah interaksi pasien SP 4 Membantu menetapkan
dipilih
benar
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
4. Melakukan BAB
rambut dengan
baik
d. memberikan
melaksanakan
kegiatan dengan
teratur
tanggung jawab
pada klien
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
d. untuk
melaksanakan
kegiatan dengan
teratur
Pasien mampu : SP 4 : a. menilai kemajuan
benar
c. mampu
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
mempraktekkan
dan menjadikn
kegiatan yang
dilakukan dengan
teratur
d. memberikan
tanggung jawab
melaksanakan
kegiatan dengan
teratur
5 Gangguan TUM: Setelah satu kali interaksi SP 1 Hubungan saling percaya
1. bina hubungan saling
Proses Pikir : Pasien secara bertahap klien menunjukkan tanda- merupakan landasan
percaya
Waham mampu berhubungan tanda percaya kepada 2. cipakan lingkungan yang interaksi perawat dan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
dengan ralitas perawat tenang, buat kontrak yang klien sehingga terbuka
perawat
d. tidak menunjukkan
tanda-tanda curiga
e. mengizinkan duduk
disamping
dapat klien
lakukan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Pasien dapat Setelah satu kali interaksi SP 3
yang realistis
3. tanyakan apa yang bsia
dilakukan (kaitkan
untuk melakukannya
4. jika pasien selalu
berbicara tentang
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
wahamnya dengarkan
sampai kebutuhan
(perawat perlu
memerhatikan
kebutuhan pasien
Pasien dapat Setelah satu kali interaksi SP 4 a. memberikan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-
untuk
melakukannya
4. jika pasien selalu
berbicara tentang
wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan waham
perlu memerhatikan
kebutuhan pasien
Halusinasi Sp 1 S: Halusinasi Sp 1
3. Mengidentifikasi halusinasi Klien tau kapan suara suara itu Belum Mandiri
4. Mengidentifikasi isi halusinasi sering muncul
5. Mengidentifikasi waktu Klien mengatakan tahu cara
terjadinya hausinasi mengontol halusinasi dengan cara
6. Mengidentifikasi frekuensi menghardik
halusinasi O:
7. Mengidentifikasi situasi Klien tampak tertawa dan
pencetus halusinasi tersenyum sendiri
8. Mengidentifikasi perasaan saat Klien bisa mengontol halusinasi
terjadinya halusinasi dengan cara menghardik namun
9. Mengajarkan cara mengontrol diarahkan
halusinasi dengan cara A:
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
10.00 Isolasi Sosial Sp 1 Isolasi Sosial Sp 1 S: ISOS SP1 Belum
Harga Diri Rendah Sp 1 f. Mengidentifikasi peyebab Klien mengatakan tau kerugiana Mandiri
isolasi sosial : siapa yang dan keuntungan tidak memiliki
serumah, siapa yang dekat, yang teman
tidak dekat, dan apa sebabnya. Klien mengatakan tau cara
g. Mengidentifikasi keuntungan berkenalan yang baik.
punya teman dan bercakap- O:
cakap Klien tampak sering menyendiri
h. Menidentifikasi kerugian tidak Klien tau cara berkenalan namun
punya teman dan tidak becakap- diarahkan
cakp Kontak mata kurang
i. Melatih cara berkenalan dengan A:
pasien dan perwat atau tamu Klien mampu berkenalan dengan 1
j. Memasukkan kedalam jadwal orang namun perlu diarahkan
kegiatan harian untuk latihan P:
perkenalan Optimalkan SP 1, Lanjutkan ke
SP 2
Halusinasi Sp 2 S: Halusinasi
1. Mengevaluasi jadwal kegitan Klien mengatakan tau cara SP1 Belum
pasien (SP 1) minum obat Mandiri
2. Menjelaskan cara mengotrol Klien mengatakan tau waktu S2 Belum Mandiri
halusinasi dengan cara teratur minum obat
minum obat Klien mengatakan tau akibat jika
a. Jelaskan pentingnya minum putus onat
obat O:
b. Jelaskan akibat bila tidak Klien tampak minum obat
sesuai dengan program Klien klien tau cara mendapatkan
c. Jelaskan akibat bila putus obat
obat Klien tau akibat tidak minum obat
d. Jelaskan cara menggunakan
obat dengan prinsip 6 benar A:
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
16.00 Defisit Perawatan Diri Sp 2 Defisit Perawatan Diri Sp 2 S: DPD
Isolasi Sosial Sp 2 e. mengevaluasi cara menjaga Klien mengatakan tau cara Sp1 Blm mandiri
kebersihan diri menjaga kebersihan diri Sp2 Blm Mandiri
f. menjelaskan alat dan cara Klientau cara berdandan
berdandan/ berhias ( bercukur )
g. melatih cara berdandan/berhias
O:
dengan baik dan benar
Klien tampak rapi
h. memasukkan ke dalam jadwal
Klien tampak sedang mencukur
kegiatan harian
kumis dan jambang
Klien tampak menggosok gigi
Klien tampak mandi
A:
Klien mampu menjada kebersihan
diri dan mampu berdandan
(bercukur) meski perlu diarahkan.
P:
Optimalkan SP 1 dan SP 2,
Lanjutkan ke SP 3
P:
Optimalkan SP 1,SP 2 dan SP 3,
Lanjutkan ke SP 4
Halusinasi Sp 4 S: Halusinasi
3. Mengevaluasi jadwal kegiatan Klien mengatakan tau cara SP1 Mandiri
pasin (SP1, SP 2, SP3) mengontol halusinasi dengan cara SP2 Mandiri
4. Melatih pasien mengendalikan menghardik SP3 Blm Mandiri
halusinasinya dengan Klien mengatakan tau cara SP4 Blm Mandiri
melakukankegiatan (kegiatan mengontol halusinasi dengan cara
yang bisa dilakukan dirumah ) minum obat
f. jelaskan pentingnya aktivitas Klien mengatakan tau cara
g. diskusikan aktivitas yang mengontol halusinasi dengan cara
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
16.00 Defisit Perawatan Diri Sp 4 Defisit Perawatan Diri Sp 4 S: DPD
Harga Diri Rendah Sp 4 e. mengevaluasi cara makan yang Klien mengatakan tau cara SP1 Mandiri
baik dan benar menjaga kebersihan diri SP2 Mandiri
f. menjelaskan cara BAB dan Klientau cara berdandan SP3 Mandiri
BAK yang baik dan benar ( bercukur ) SP4 Mandiri
g. melatih cara BAB dan BAK Klien mengatakan tau cara makan
yang baik dan benar
yang baik dan benar
h. memasukkan ke dalam jadwal
Klien tau cara memakai WC yang
harian
baik
O:
Klien tampak rapi
Klien tampak cuci tangan sblm
dan sesudah makan
Klien tampak merapikan pakaian
terlebih dahulu sblm keluar dari
WC
A:
Klien mampu menjada kebersihan
diri, klien mampu berdandan
(bercukur) klen tau cara makan
yang benar dan klien tau cara
menggunakan WC yang bernar
meski perlu diarahkan.
P:
Optimalkan SP 1 ,SP 2, SP 3 dan
SP 4
Waham Sp 4 S: Waham
5. beri pujian pada penampilan dan Klien mengatakan bisa merapikan SP1 Mandiri
kemampuan pasien yang tempat tidur SP2 Blm Mandiri
realistis Klien mengatakan bisa menyapu SP3 Blm Mandiri
6. diskusikan dengan pasien ruangan SP4 Blm Mandiri
kemampuan yang dimiliki pada Klien mengatakan bisa mengelap
waktu lalu dan saat ini yang meja
realistis O:
7. tanyakan apa yang bsia Tempat tidur klien tampak rapi
dilakukan (kaitkan dengan Klien tampak menyapu ruangan
aktivitas sehari-hari ) dan makan
anjurkan untuk melakukannya Klien tampak melap meja di
8. jika pasien selalu berbicara ruangan makan
tentang wahamnya dengarkan A:
sampai kebutuhan waham tidak Klien mampu mengontol rasa
ada (perawat perlu curuganya dengan cara melakukan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
3 Jum`at 06.30 Defisit Perawatan diri 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan S: DPD
19 Juli 2019 pasin (SP1, SP 2, SP3 dan SP4) Klien mengatakan tau cara SP1 Mandiri
2. Mengajarkan klien cara menjaga menjaga kebersihan diri SP2 Mandiri
kebersihan diri ( mandi, Klien tau cara berdandan SP3 Mandiri
menggosok gigi, mencuci ( bercukur ) SP4 Mandiri
rambut, memotong kuku) Klien mengatakan tau cara makan
3. Mengajarkan klien cara
yang baik dan benar
berdandan / bercukur
Klien tau cara memakai WC yang
4. Mengajarkan klien cara makan
yang baik baik
5. Mengajarkan klien cara BAB O:
dan BAK yang baik Klien tampak rapi
6. Memasukkan ke dalam jadwal Klien tampak cuci tangan sblm
harian dan sesudah makan
Klien tampak merapikan pakaian
terlebih dahulu sblm keluar dari
WC
A:
Klien mampu menjada kebersihan
diri, klien mampu berdandan
(bercukur) klen tau cara makan
yang benar dan klien tau cara
menggunakan WC yang bernar
meski perlu diarahkan.
P:
Optimalkan SP 1 ,SP 2, SP 3 dan
SP 4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
10.00 Halusinasi 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan S: Halusinasi
pasin (SP1, SP 2, SP3 dan SP4) Klien mengatakan tau cara SP1 Mandiri
2. Melatih pasien mengendalikan mengontol halusinasi dengan cara SP2 Mandiri
halusinasinya dengan cara menghardik SP3 Mandiri
menghardik Klien mengatakan tau cara SP4 Mandiri
3. Melatih pasien mengendalikan mengontol halusinasi dengan cara
halusinasinya dengan cara minum obat
minum obat Klien mengatakan tau cara
4. Melatih pasien mengendalikan mengontol halusinasi dengan cara
halusinasinya dengan cara bercakap cakap
bercakap cakap Klien mengatakan tau cara
5. Melatih pasien mengendalikan mengontol halusinasi dengan cara
halusinasinya dengan cara melakukan kegiatan / aktifitas
melakukan aktivitas kegiatan
6. Memasukkan ke dalam jadwal O:
harian Klien tampak sekali kali
menghardik
Klien tampak minum obat
Klien dapat bercakap cakap meski
perlu diarahkan
Klien tampak sedang melakukan
kegiatan menyapu dan melap
meja
A:
Klien mampu mengontol halusinasi
namun perlu diarahkan
P:
Optimalkan SP 1, SP 2 SP 3, dan
SP 4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
13.00 Isolasi Sosial 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan S: ISOS
pasin (SP1, SP 2, SP3 dan SP4) Klien mengatakan mapu SP1 Mandiri
2. Melatih klien cara berkenalan berkenalan dengan 1 orang SP2 Mandiri
dengan 1 orang Klien mengatakan mampu SP3 Blm Mandiri
3. Melatik klien berkenalan dengan berkenalan dengan 2-3 orang di SP4 Blm Mandiri
2-3 orang dalam 1 kegiatan dalan 1 kegiatan
4. Melatih klien berkenalan dengan Klien mengatakan mampu
4-5 orang dalam 2 kegiatan berkenalan dengan 4-5 orang
5. Melatih klien berinteraksi dalam dalan 2 kegiatan
kegiatan sosial Klien mengatakan mampu
6. Memasukkan ke dalam jadwal berinteraksi disosial
harian
O:
Klien tampak berkenalan namun
diarahkan
Klien mampu berkenalan dengan
2-3 orang dalam TAK
Klien tampak melakukan rehab
Klen tampak berkebun direhab
A:
Klien mampu berinteraksi meski
perlu diarahkan
P:
Optimalkan SP 1, SP 2, SP 3, dan SP
4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
16.00 Harga diri rendah 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan S: HDR
pasin (SP1, SP 2, SP3 dan SP4) Klien mengatakan bisa merapikan SP1 Mandiri
2. Mengidentifikasi kemampuan tempat tidur SP2 Mandiri
danaspek positif yang dimiliki Klien mengatakan bisa menyapu SP3 Mandiri
klien dan melatih kemampuan ruangan SP4 Mandiri
positif pertama (merapikan Klien mengatakan bisa mengelap
tempat tidur) meja
3. Melatih kemampuan positif ke Klien mampu mencuci gelas
dua (Menyapu) O:
4. Melatih kemampuan positif ke Tempat tidur klien tampak rapi
tiga (Lap meja) Klien tampak menyapu ruangan
5. Melatik kemampuan positif ke makan
empat (mencuci Gelas) Klien tampak melap meja di
6. Memasukkan ke dalam jadwal ruangan makan
harian Klien tampak sedang mencuci
gelas
A:
Klien mampu melakukan
kemampuan positif yang dimiliki
meski perlu diarahkan
P:
Optimalkan SP 1, SP 2, SP 3, dan SP
4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
18.00 Waham Waham Sp 4 S: Waham
1. Beri pujian pada penampilan Klien mengatakan bisa merapikan SP1 Mandiri
dan kemampuan pasien yang tempat tidur SP2 Mandiri
realistis Klien mengatakan bisa menyapu SP3 Blm Mandiri
2. Diskusikan dengan pasien ruangan SP4 Blm Mandiri
kemampuan yang dimiliki pada Klien mengatakan bisa mengelap
waktu lalu dan saat ini yang meja
realistis O:
3. Tanyakan apa yang bsia Tempat tidur klien tampak rapi
dilakukan (kaitkan dengan Klien tampak menyapu ruangan
aktivitas sehari-hari ) dan makan
anjurkan untuk melakukannya Klien tampak melap meja di
4. Jika pasien selalu berbicara ruangan makan
tentang wahamnya dengarkan A:
sampai kebutuhan waham tidak Klien mampu mengontol rasa
ada (perawat perlu curuganya dengan cara melakukan
memerhatikan kebutuhan pasien kegiatan sehari hari namun perlu
diarahkan dan diawasi
O:
Optimalkan SP 1,SP 2 dan SP 3,
Lanjutkan ke SP 4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep
dasar teori dan kasus nyata Tn. N Wisma Dahlia RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang. Pembahasan
yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi
keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan pengumpulan
data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan tindakan keperawatan
bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan data pengkajian meliputi aspek
identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososisal dan lingkungan,
pengetahuan, dan aspek medik. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
wawancara dengan Tn. N, observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku
Tn. N serta dari status Tn. N. Selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber data yang
mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. N.
Menurut Kelliat (2014) faktor presipitasi terjadinya halusinasi tersebut dapat
bersumber dari adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian induvidu terhadap stressor dan maslah
koping dapat mengindikasi kemungkinnan kekambuhan. Selain itu faktor biologis
seperti adanya gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, faktor stress
lingkungan dan sumber koping yang maladaptif juga merupakan faktor presipitasi dari
halusinasi
Tanda dan gejala dari halusinasi berbeda beda, tergantung dari jenis halusinasi yang
diderita, pada kasus yang dialami oleh Tn. N jenis halusinasi yang terjadi adalah
halusinasi penglihatan dan pendengaran. Halusinasi penglihatan ini adalah keadaan
ketika seseorang melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Penglihatan yang diihat
tersebut dapat berupa dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan biasa yang menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster beberapa gejala yang muncul seperti: menunjuk
nunjuk arah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas, klien mengatakan melihat
bayangan, bentuk seseorang atau monster. Sedamgkan halusinasi penglihatan ketika
mendengar suara atau kebisingan, paling sering mendengar suara orang. Suara berbentuk
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
kebinsingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai ada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi.
Beberapa gejala yang muncul seperti bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa
sebab, mengarahkan telinga kea rah tertentu, menutup telinga
Gejala- gejala tersebut juga dialami oleh Tn. N dimana klien mengatakan melihat
bayangan-bayangan yang selalu mengikutinya. Klien mengatakan bayangan tersebut
berada di sampingnya dan berkata sesuatu dan sering melihat kearah klien ketika klien
sendiri dan sedang banyak pikiran. Klien mengatakan menghindari bayangan tersebut
dengan mengibaskan lengannya. Klien tampak memukul mukul tangan nya seperti
mengibaskan sesuatu. Klien sering melihat kebelakang dan kesamping Klien kadang
berbicara sendiri dan ngawur Klien tampak gelisah dan takut
Terdapat beberapa proses/fase terjadinya halusinasi. Fase yang pertama disebut juga
dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan klien biasanya terseyum atau
terawa yang tidak sesuai dengan kondisi. Fase kedua disebut dengan fase condemming,
yaitu halusinasi menjadi menjijikan ditandai dengan meningkatnya tanda tanda vital
seperti denyut jantung dan tekanan darah. Pada fase ini klien tidak bisa membedakan
realitas. Fase yang ketiga adalah fase controlling dimana halusinasi menjadi berkuasa
dan mengontrol klien, biasanya kemauan klien dikendalikan oleh halusinasi. Fase yang
keempat Adalah fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan halusinasinya.
Karakteristiknya halusinasi berubah menjadi mengancam, memeintah. Klien menjadi
takut, tidak berdaya dan hilang kontrol
Berdasarkan fase-fase tersebut Tn. N berada pada fase kedua yaitu fase condemming,
karna klien mengatakan risih dan tidak suka dengan halusinasi/pendengaran yang
didengar.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Videbeck (dalam Nurjannah,2005) menyatakan bahwa diagnosa keperawatan
berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa keperawatan adalah respon klien
terhadap masalah medis atau bagaimana masalah mempengaruhi fungsi klien sehari-hari
yang merupakan perhatian utama diagnosa keperawatan. Menurut Yosep (2011)
halusinasi dapat memicu seseorang untuk berperilaku kekerasan, sedangkan isolasi sosial
merupakan etiologi dari halusinasi, core problemnya dalah prilaku kekerasan dan efek
yang ditimbulkan adalah indivudu beresiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain dan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
lingkunga sehingga, pada kasus Tn. N pada analisa data penulis lebih memprioritaskan
diagnosa keperawatan Halusinasi.
Data yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa Halusinasi yaitu: klien
mengatakan ada yang meraba tubuhnya, ada seseorang atau makhluk yang selu
mengikutinya, klien juga tampak memukul mukul dan menibasan tangannya, klien
tampak ketakutan dan melihat kebelakang.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Ali (dalam Nurjanah, 2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus yang telah ditetapkan.
Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan
keperawatan klien dapat diatasi. Menurut Kusumawati & Yudi (2010) tujuan umum
berfokus pada penyelesaian masalah yang merupakan penyebab dari diagnosis
keperawatan tersebut. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu
di capai atau dimiliki, kemampuan ini dapat berfariasi sesuai dengan masalah dan
kebutuhan klien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu:
kemampuan kognitif, psikomotorik, afektif yang perlu dimiliki klien untuk
menyelesaikan masalahnya.
Menurut Azizah (2011) tujuan umum tindakan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi adalah untuk mengatasi dan menusir halusinasinya. Ada lima tujuan khusus
gangguan halusinsasi, antara lain: Pertama, klien dapat membina hubungan saling
percaya dengan perawat, rasionalnya dengan ada rasa saling percaya dari klien kepada
perawat akan memudahkan interaksi dalam melaksanakan proses keperawatan Kedua,
klien dapat mengenal halusinasi dan menyebutkan apa isi halusinasi, waktu terjadi,
berapa sering halusinasi tersebut dan situasi seperti apa yang membuat halusinasi
tersebut muncul. Ketiga, dapat mengontrol halusinsi dengan cara menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan melakukan aktivitas. Kelima, klien mampu melakukan dan
Dahliah cara mengontrol halusiasi yang sudah diajarkan secara mandiri
D. Implementasi
Menurut Effendy (dalam Nurjanah,2005) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis
tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri (independent), saling
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
ketergantungan atau kolaborasi (interdependent), dan tindakan rujukan atau
ketergantungan (dependent). Penulis dalam melakukan implementasi menggunakan jenis
tindakan mandiri dan saling ketergantungan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
a. Membina hubungan saling percaya anatara pasien dengan perawat (mengucapkan
salam setiap berinteraksi dengan klien, memperkenalkan diri dan nama panggilan
yang disukai, memanggil klien dengan nama yang disukai, menayakan perasaan dan
keluhan klien saat ini, membuat kontrak interaksi, menjelaskan bahwa informasi yang
didapatkan akan dirahasiakan, menunjukkan sikap empati)
b. Mendiskusian bersama klien jenis halusinasi yang dirasakan, kapan waktu terjadinya
halusinasi, berapa sering halusinsi ersebut muncul dan kondisi seperti apa yang
melatarbelakangi terjadinya halusinasi
c. Dahliah klien cara untuk menghilangkan halusinasi dengan cara menghardik, minum
obat secara teratur, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan aktivitas.
E. Evaluasi
Menurut Kurniawati (dalam Nurjanah,2005) evaluasi adalah proses berkelanjutan
untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
F. Dokumentasi
Semua tindakan yang direncanakan sudah diberikan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan dan setiap implementasi keperawatan dilakukan dengan diakhiri dengan
pendokumentasian.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang
pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik,
fungsional, psikopatik ataupun histerik (Maramis, 2005).
Berdasarkan hasil temuan secara teori dan kasus yang ditemukan di lapangan
tentang asuhan keperawatan jiwa pada Tn. N dengan di Wisma Dahlia RSJ. Prof. HB.
Saanin Padang tahun 2019 didapatkan hasil :
1. Semua tindakan yang direncanakan sudah diberikan
2. Setiap intervensi keperawatan dilakukan implementasi masing-masing diagnosa
keperawatan sesuai dengan strategi pelaksanaan yang telah disepakati
3. Pendokumentasian
Setiap implementasi keperawatan dilakukan pendokumentasian
B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
a. Diharapkan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan
meningkatkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi
b. Diharapkan pelayanan kesehatan meningkatkan pelatihan tentang perawatan
secara komprehensif pada klien dengan halusinasi
c. Diharapkan institusi pelayanan melakukan penelitian tentang masalah dalam
merawat klien dengan halusinasi
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa menerapkan asuhan keperawatan jiwa dengan halusinasi dan
dapat membuat klien sembuh dalam rentang waktu yang singkat.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
_________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eko. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Refka Aditama.
Azizah. 2011. Buku Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu