Anda di halaman 1dari 3

Kelompok :3

Nama : Anjely Hutagaol


Indah Yulia Putri
Raehana
Artaria Gratia
Hanny chikuita Simbolon
Kelas : A 2108
Prodi : Pendidikan Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan II
Tugas Rutin :1

SOAL
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Goodwill dan berikan contoh kasusnya!

PENYELESAIAN
Goodwill merupakan bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencerminkan kelebihan
pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau
aktiva tak berwujud yang merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang
dibayar oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan perusahaan lain.
Secara teoretis, merupakan nilai sekarang dari kelebihan laba suatu perusahaan pada
masa yang akan datang dalam suatu industri. Nilainya sama dengan harga pembelian dikurangi
nilai buku dari aktiva neto perusahaan yang diinginkan dikurangi jumlah aktiva-aktiva
perusahaan yang diinginkan yang bisa didepresiasikan, yang ditambahkan ke nilai pasar wajar.
Nilai pasar yang wajar akan sama dengan harga pembelian.

Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan
membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang
bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.
Misalnya perusahaan anda ingin membeli sebuah perusahaan lain untuk kepentingan
ekspansi usaha anda. Perusahaan yang akan anda beli memiliki total Aset sebesar Rp 1.000,
dengan total Liabilitas: Rp 250 dan total Equity Rp 750. Karena posisinya strategis, Perusahaan
akan anda beli ini ingin jual mahal terhadap perusahaan anda. Akhirnya perusahaan anda
sepakat membeli perusahaan tersebut dengan harga Rp 850.
Total Aset Bersih Perusahaan yang anda beli adalah Rp 750 namun perusahaan anda
membelinya dengan harga Rp 850, ada selisih Rp 100. Selisih inilah yang kita sebut sebagai
“Goodwill”. Apa ini kerugian? mungkin secara angka angka memang lebih mahal, tapi manfaat
pembelian perusahaan tersebut diprediksi akan mengalir hingga beberapa tahun kedepan
mengingat lokasinya yang strategis. Dalam akuntansi, pencatatan atas terjadinya goodwill akan
dilakukan seperti ini:
Aset Rp 1.000
Goodwill Rp 100
Kas Rp 850
Liabilities Rp 250
Pengukuran Goodwill
Bagaimana mengukur goodwill? Begitu banyak metode yang dipakai dalam menentukan
goodwill, dimana masing-masing metode masih mengalami pro dan kontra, yang pada akhirnya
membuat goodwill sungguh menjadi materi akuntansi yang sulit untuk dipahami.
Artikel ini dimaksudkan untuk dapat mehamai akuntansi dengan cara yang mudah dan dapat
diaplikasikan. Dengan pemahaman sederhana ini, Anda yang tidak memiliki background
accountingpun pasti bisa memahaminya.

Pengakuan Goodwill
Pengakuan goodwill dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari karena goodwill harus
diamortisasi tidak lebih dari 40 tahun. Transaksi yang menghasilkan miliaran dolar
dalamgoodwill dapat membebani perusahaan dengan ratusan juta dolar dalam beban
amortisasigoodwill setiap tahun berikutnya. Goodwill tidak akan diamortisasi sama sekali,
tetapi penurunan nilainya akan diuji setiap tahun.
Ketika suatu goodwill diakui sehubungan dengan akuisisi perusahaan, goodwill tersebut
dialokasikan pada suatu unit pelaporan. Jika nilai buku melebihi nilai wajar goodwill,
perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai sebesar perbedaan atau selisih tersebut.
FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetepan penurunan nilai yang lebih
sering jika setiap peristiwa berikut terjadi:
1. Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim usaha;
2. Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator;
3. Persaingan yang tidak diantisipasi;
4. Kehilangan karyawan kunci;
5. Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit pelaporan yang
signifikan akan dijual atau dilepas;
6. Pengujian untuk pemulihan kelompok aset yang signifikan menurut Statement No. 121
dalam unit pelaporan;
7. Pengakuan kerugian nilai goodwill dalam laporan keuangan anak perusahaan yang
merupakan komponen unit pelaporan.

Contoh Kasus
PT. Maju Terus memperoleh laba bersih dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah sebagai
berikut :
Tahun 2005 Laba bersih Rp250.000.000
2006 Laba bersih Rp350.000.000
2007 Laba bersih Rp300.000.000
2008 Laba bersih Rp250.000.000
2009 Laba bersih Rp400.000.000
Total Rp1.550.000.000

Pada tanggal 1 Januari 2010 aset perusahaan (tidak termasuk goodwill) adalah sebesar
Rp2.500.000.000 dengan Utang Rp250.000.000. maka hitunglah good will dengan
menggunakan metode : Kapitalisasi penghasilan bersih rata – rata.

Jawab :
Penghasilan Rata - Rata : Rp1.550.000.000 / 5 = Rp310.000.000 / Tahun
Estimasi Penghasilan adalah Rp310.000.000

Jumlah yang dibayar : ( 310.000.000 x 100/10 ) = Rp3.100.000.000


Nilai bersih aset : ( Rp2.500.000.000 – 250.000.000) = (Rp2.250.000.000)
Nilai Goodwill = Rp 850.000.000

Anda mungkin juga menyukai