Anda di halaman 1dari 21

Laporan Best Practice

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS PADA


MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
KELAS VI SDN 1 TINABOGAN

Oleh:
ANDI AHMAD, S.Pd

SDN 1 TINABOGAN KABUPATEN TOLITOLI


KECAMATAN DONDO KABUPATEN TOLITOLI
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan Best Practice yang berjudul:

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS PADA


MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
KELAS VI SDN 1 TINABOGAN

Yang Mengesahkan, Tolitoli, 19 Oktober 2019


Kepala SDN 1 Tinabogan Penulis

HAPIDA, S.Pd.SD ANDI AHMAD, S.Pd


NIP. 19670805 198803 2 011 NIP. 19861213 201101 1 009
BIODATA PENULIS

Nama : Andi Ahmad, S.Pd


Tempat Tanggal Lahir: Tolitoli, 13 Desember 1986
Agama : Islam
Alamat : Jalan Lumba-lumba No. 153 Desa Tinabogan
Pendidikan : 1. SDN 1 Tambun Tahun 1992
2. SLTP 4 Baolan Tahun 1998
3. MAN Tolitoli Tahun 2001
4. D2 UNTAD Palu Tahun 2004
5. S1 UNM Makassar Tahun 2007

Riwayat Pekerjaan: 1. SDN 6 Tambun Tahun 2007


2. SDN 2 Nalu Tahun 2010
3. SDN Batuilo Tahun 2011
4. SDN 1 Tinabogan Tahun 2013

Prestasi yang pernah diraih: 1. –


2. –
3. –
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Best Practice dengan judul
“Penerapan Pembelajaran Berorientasi HOTS Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas
VI SDN 1 Tinabogan”.
Salawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sang
revolusioner yang membawa manusia dari alam kegelapan yang penuh dengan kebodohan
menuju alam yang penuh dengan sinar dan cahaya kebenaran yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Dalam penyusunan Best Practice ini tidak sedikit hambatan yang dialami penulis, namun
berkat petunjuk dari Allah SWT serta bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga hambatan tersebut dapat teratasi. Olehnya itu pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ayah (Demmaladju) dan Ibu (Alm. Rajamina), Mertua (Ridjama), Istri (Nasrah, S.Pd)
serta keluarga tercinta, yang telah mendoakan penulis dan memberikan motivasi dan
dukungan baik moril maupun materi.
2. Ibu Hj. Hapida, S.Pd.SD selaku Kepala SDN 1 Tinabogan yang telah membantu dalam
segi administrasi sehingga Best Practice ini bisa tersusun dengan baik.
3. Siswa Kelas VI SDN 1 Tinabogan Kabupaten Tolitoli, selaku subjek yang telah ikut
serta dalam Best Practice ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Best Practice ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Peneliti Semoga Best Practice ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan di dunia pendidikan di Kabupaten Tolitoli.

Tolitoli, 19 Oktober 2019

Andi Ahmad, S.Pd


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian
Lampiran 5 : Lembar observasi proses pembelajaran
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
BIODATA PENULIS ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Jenis Kegiatan ........................................................................................ 1
C. Manfaat Kegiatan .................................................................................. 1
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................... 1
A. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 1
B. Bahan/Materi Kegiatan .......................................................................... 1
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan ................................................... 1
D. Alat/Instrumen ....................................................................................... 1
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan .................................................................. 1
BAB III HASIL KEGIATAN .................................................................... 1
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................ 1
A. Simpulan ................................................................................................. 1
B. Rekomendasi .......................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 1
LAMPIRAN ................................................................................................ 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu
pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema
yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai
dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak
sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir
siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak
pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa
malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain
ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh
dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai
konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam
PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
(kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan
analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas V yang lain ternyata
proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini
penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS
dengan model PBL.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik dalam menerapkan
pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VI semester 1 di SD Negeri ....
sebanyak 36 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VI untuk
tema globalisasi yag merupakan pembelajaran tematik gabungan KD Bahasa Indonesia, IPA, dan
IPS berikut ini.

Bahasa Indoesia
KD 3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik.
Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
KD 4.3 elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan,
tulis, dan visual
IPS
Menganalisis perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa
KD 3.2
Indonesia.
Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya dalam rangka
KD 4.2
modernisasi bangsa Indonesia.
IPA
KD 3.3 Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan

KD 4.3 lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber


C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran
tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas V, penulis memilih
tema modernisasi untuk membelajarkan pasangan KD 3.3-4.3 muatan Bahasa Indoesia;
KD 3.2 – 4.2 muatan IPS; dan KD 3.3 – 4.3 muatan IPA di kelas V semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
IPK Bahasa Indoesia
3.3.1 Mengidentifikasi informasi penting dalam teks penjelasan (eksplanasi) tentang
modernisasi dari media cetak atau elektronik. (IPK pendukung)
3.3.2 Membenahi kalimat tidak efektif dalam teks (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik menjadi kalimat efektif. (IPK pendukung)
3.3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik. (IPK
kunci)
4.3.1 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan,
tulis, dan visual. (IPK kunci)
KD 4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan,
tulis, dan visual
IPS
3.2.1 Mengidentifikasi contoh perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa
Indonesia. (IPK pendukung)
3.2.2 Mengidentifikasi perubahan budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia.
(IPK pendukung)
3.2.3 Menganalisis perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia. (IPK
Kunci)
3.2.4 Menganalisis perubahan budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia.
(IPK Kunci)
4.2.1 Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya dalam rangka
modernisasi bangsa Indonesia. (IPK Kunci)
4.2.2 Menmbuat peta pikiran (mind mapping) hasil analisis mengenai perubahan sosial
budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia. (IPK Pengayaan)
IPA
3.3.1 Menguraikan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. (IPK
Kunci)
3.3.2 Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan terhadap
kelestarian spesiesnya. (IPK Kunci)
KD 3.3 Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber. (IPK Kunci)
KD 4.3 Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.
Sintak Model Guru Siswa
Pembelajaran
Orientasi Masalah  Guru menyampaikan ilustrasi  Menyimak penjelasan guru
bahwa dibandingkan dan menjawab pertanyaan
kehidupannya pada masa kecil, guru.
saat ini dunia sudah berkembang
menjadi modern.
 Guru mengajukan pertanyaan,
“Apa yang kalian ketahui tentang
modern dan modernisasi?
 Guru meminta siswa membaca
teks eksplanasi tentang pengertian
modernisasi.
 Bertanya jawab untuk
menyimpulkan pengertian
modernisasi termasuk membuka
kBBI.
 Guru menyampaikan tujuan
materi pem-belajaran hari itu
adalah membuat ring-kasan teks
ekspla-nasi; Menganalisis
perubahan budaya dalam rangka
modern isasi bangsa Indonesia.
 Guru menyampaikan bahwa
kegiatan beri kutnya siswa ditu-
gaskan untuk menyimak tayangan
video tentang perubahan budaya.
 Guru menyampaikan tugas siswa
yaitu
(a) menentukan pokok-pokok
informasi terkait yang terdapat
dalam video (teks audio
visual),
(b) mengidentifikasi kalimat tidak
efektif yang digunakan dalam
video’
(c) membenahi kalimat tidak
efektif menjadi kalimat efektif,
(d) mengidentifikasi kosa kata
baru dalam video,
(e) menemukan makna kosa kata
baru dengan menggunakan
Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
(f) membuat ringkasan isi video
dengan menggunakan kalimat
efektif,
(g) menjawab pertanyaan yang
disediakan dalam LKS,
(g) mengidentifikasi contoh
perubahan sosial budaya dalam
rangka modern-isasi yang
terdapat dalam video.
Mengorganisasi  Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok. Setiap
kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 45 orang.
 Setiap kelompok mengerjakan
tugas yang telah dijelaskan oleh
guru.
Membimbing  Guru membimbing siswa
penyelidikan menyelesaikan tugasnya.
 Guru memberi bantuan dan atau
menjawab pertanyaan dari siswa
bila dibutuhkan.
Mengembangkan  Mendampingi siswa dalam  Menyusun laporan hasil kerja
dan menyajikan mengembangkan dan menyajikan kelompok.
laporan hasil karya laporan hasil kerja.  Mempresentasikan hasil
kerjanya dalam diskusi kelas.
 Kelompok lain memberikan
tang-gapan, mengajukan
pertanyaan, atau usul
terhadap hasil kerja
kelompok lain.
Menganalisis dan  Menganalisis dan mengevaluasi  Menyimak penjelasan guru.
mengevaluasi hasil kerja siswa.  Mengajukan pertanyaan dan
proses pemecahan  Memberi penguatan hasil belajar atau tanggapan bila belum
masalah. siswa. paham.
Pembelajaran setelah istirahat
Orientasi Masalah  Guru menyampai kan bahwa agar  Menyimak penjelasan guru.
dapat hidup sesuai dengan  Menjawab pertanyaan guru.
perubahan zaman yang terjadi
(moder nisasi), seseorang harus
mampu bera-daptasi. Bila tidak,
orang tersebut akan tergilas
zaman. Begitu pun dengan
tumbuhan dan binatang. Mereka
juga harus mampu beradaptasi.
 Guru mengajukan pertanyaan,
“Dapatkah kalian memberi
contoh cara kita beradaptasi
dengan lingkungan?
 Guru menyampaikan tugas siswa
berikutnya adalah menganalisis
cara mahluk hidup beradaptasi
dengan lingkungannya.
Mengorganisasi  Guru meminta siswa kembali  Duduk dalam kelompoknya.
duduk bersama kelompoknya  Membagi tugas.
untuk mengerjakan tugas
kelompok.
Membimbing  Menyajikan video tentang cara  Menyimak tayangan video.
penyelidikan mahluk hidup beradaptasi dengan  Membuat catatan penting
lingkungannya. sesuai dengan tugas yang
 Mendampingi siswa mengerjakan harus dikerjakan.
tugas kelompoknya.
Mengembangkan  Mendampingi siswa  Mendiskusikan hasil
dan menyajikan menyelesaikan kerja simakan.
laporan hasil karya kelompoknya. a. Mengerjakan tugas yang
disajikan dalam LKS.
b. Mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
 Menanggapi presentasi
kelompok lain.
Menganalisis dan  Menganalisis dan mengevaluasi  Menyimak penjelasan guru.
mengevaluasi hasil kerja kelompok.  Mengajukan pertanyaan bila
proses pemecahan  Memberi penguatan hasil belajar belum paham.
masalah. siswa.
 Membimbing siswa membuat
simpulan hasil belajar hari itu
mulai dari teks eksplanasi,
perubahan sosial budaya dalam
rangka modernisasi, dan cara
mahluk hidup beradaptasi dengan
lingkungannya.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah
1. contoh teks ekplanasi berjudul “Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat Indonesia”,
2. video “Perubahan Sosial Budaya pada masa Modern” diambil dari
https://www.youtube.com/ watch?v=cx0DRUawd-, dan
3. lembar kerja siswa (LKS) tematik. Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada
2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar
observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a)
tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal ... sampai ... tahun 2019 bertempat di kelas V
SD Negeri ....
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran
yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran.
4. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS
suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa
dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak
hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif
(diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan
pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh
siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
5. Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS
dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep
teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara mahluk hidup menyesuaikan diri
benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
6. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks
tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan
pemecahan masalah.
7. Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru
dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala
kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks
yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
8. Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video
serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan
model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan
(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk
membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran, Video juga
merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka
lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa,
bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya
HOTS ajkan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa
mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan
mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari
Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa
juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik baik
pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak
sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan
abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran problem
based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi
dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian
Lampiran 5 : Lembar observasi proses pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai