Anda di halaman 1dari 8

A.

LATAR BELAKANG

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah
cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan


juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini
mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.

Fungsi bermain pada anak diantaranya, pertama, membantu perkembangan sensorik


dan motorik. Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktivitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya. Kedua, membantu perkembangan kognitif,
perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat
anak bermain, maka anak mencoba melakukan berkomunikasi dengan bahasa anak, mampu
memahami objek permainan. Ketiga, meningkatkan sosialisasi anak, proses sosialisasi dapat
terjadi melalui permainan. Keempat, meningkatkan kreativitas, bermain juga dapat berfungsi
dalam peningkatan kreativitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari
permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakan dalam permainan
sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan. Kelima, meningkatkan kesadaran
diri, bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan
merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan, anak mau belajar mengatur prilaku, membandingkan dengan perilaku orang
lain. Keenam, mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang
dan nyaman sehingga adanya stress dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain
dapat menghibur diri anak terhadap dunianya. Ketujuh, mempunyai nilai moral pada anak,
bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat dijumpai anak
sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya dirumah, disekolah dan ketika
berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturaan-
aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang menimbulkan pengalaman traumatik,
khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress
ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan
kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan
terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada
permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempratikkan
keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu aktivitas yang memberikan stimulasi
dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu
kebutuhan bagi dirinya sebagaimana kebutuhan lainnya seperti kebutuhan makan, kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-lain. Bagi orang tua bermain pada anak harus
selalu diperhatikan sebagaimana memperhatikan terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya.
Dengan bermain anak akan selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan
dari fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang
kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
Banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami perlambatan yang dapat
disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak termasuk didalamnya adalah
kebutuhan bermain, yang seharusnya masa tersebut merupakan masa bermain yang
diharapkan menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan karena masa
tersebut tidak digunakan sebaik mungkin maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh
kembang anak.
Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingat dalam proses
bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas anak,
perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses
kematangan perkembangan. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya kebutuhan bermain
dapat terlihat pula pada pola perkembangan.

2. Alasan atau Manfaat Anak Sakit Perlu Bermain


Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Hal tersebut terutama terjadi pada
anak yang belum mampu mengekspresikannya secra verbal. Dengan demikian, permainan
adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau
petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui
ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui interaksi
yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman kelompok bermainnya. Ada banyak
manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu rumah sakit,
antara lain:
a. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
c. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan
d. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
e. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan
prosedur medis
f. Memberi peralihan dan relaksasi
g. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing
h. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan
i. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap
orang lain
j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
k. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik
3. Manfaat Bermain
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang
sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
(Perry, 1998).
Adapun manfaat lain dari bermain bagi anak:
a. Anak dapat kesempatan untuk mengembangkan diri, baik perkembangan fisik (melatih
keterampilan motorik kasar dan motorik halus), perkembangan psikososial (melatih
pemenuhan kebutuhan emosi) serta perkembangan kognitif (melatih kecerdasan)
b. Bermain merupakan sarana bagi anak untuk bersosialisasi
c. Bermain bagi anak adalah untuk melepaskan diri dari ketegangan
d. Bermain merupakan dasar bagi pertumbuhan mentalnya
e. Melalui bermain anak-anak dapat mengeluarkan energi yang ada dalam dirinya kedalam
aktivitas yang menyenangkan
f. Melalui bermain anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya seluas mungkin
g. Melalui bermain anak-anak dapat berpetualang menjelajah lingkungan dan menemukan
hal-hal baru dalam kehidupan
h. Melalui bermain anak dapat belajar bekerjasama, mengerti peraturan, saling berbagi dan
belajar menolong sendiri dan orang lain serta menghargai waktu.
i. Bermain juga merupakan sarana mengembangkan kreatifitas anak
j. Bermain dapat mengembangkan keterampilan olahraga dan menari
k. Melatih konsentrasi atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa merasa
tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga
anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1. Mengurangi dampak Hospitalisasi
2. Anak mudah bersosialisasi dengan lingkungan
3. Melanjutkan perkembangan
4. Orang tua mengerti manfaat bermain untuk anak
5. Bisa merasa tenang selama dirawat.
6. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

D. TOPIK : Sensu Of Pleasure Play

E. MEDIA (ALAT YANG DIGUNAKAN)


1. Boneka tangan
2. Proyektor
3. Laptop

F. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Peserta Waktu
Persiapan
a. Mempersiapkan tempat - -
b. Mempersiapkan peserta
c. Mempersiapkan alat dan keperluan kegiatan
Pembukaan
a. Membuka/memulai kegiatan dengan
 Menjawab salam 5 menit
mengucapkan salam
 Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri
yang diajukan pemateri
c. Menyebutkan kegiatan
 Mendengarkan
d. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
e. Melakukan kontrak waktu dengan orang tua

Penyampaian materi  Memperhatikan


Menyampaikan materi kepada orang tua penjelasan yang
10 menit
pasien mengenai: disampaikan pemateri
a. Pengertian bermain  Mendengarkan
b. Alasan kenapa anak sakit perlu bermain  Memberi umpan balik
c. Manfaat bermain
d. Jenis permainan untuk anak toddler dalam memahami
e. Teknik cara bermain (boneka) penjelasan
f. Prinsip bermain
Tanya Jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan pada orang tua untuk seputar materi yang
10 menit
bertanya mengenai materi yang disampaikan disampaikan
Pelaksanaan Kegiatan  Mendengarkan
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi  Memperhatikan
20 menit
bermain “Boneka Tangan” pada orang tua  Bertanya
dan anak  Menerima peralatan
2. Memberikan kesempatan orang tua untuk  Memulai untuk
bertanya jika belum jelas bermain boneka tangan
3. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi selama kegiatan
berlangsung
Evaluasi
1. Memberikan pujian pada peserta atas hasil  Mendengarkan
10 menit
karyanya  Memperhatikan
2. Memberikan hadiah pada peserta  Menerima hadiah
Penutup
a. Mengucapkan terima kasih atas kesediaan
 Menjawab salam
mengikuti kegiatan 5 menit
 Memperhatikan
b. Menutup acara kegiatan
c. Kontrak waktu untuk acara selanjutnya
d. Mengucapkan salam penutup.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Aziz Alimul. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta. Salemba Medika.
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. (2003). Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai