Anda di halaman 1dari 12

TERAPI DAN KONTROL GULA DARAH MELALUI PRODUK

MAKANAN POKOK PENGGANTI NASI DAN PEMERIKSAAN RAPID


TEST UNTUK PENYANDANG DIABETES MELLITUS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : CUT INTAN JUWITA
RUANG : 2A
NIM : 18010009
PEMBIMBING : MUTIA SARI, S.E., M. Si

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDIKA NURUL ISLAM


SIGLI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga Proposal Kewirausahaan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Proposal Kewirausahaan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Kewirausahaan juga sebagai wujud dokumen tertulis dari kegiatan
usaha kami.

Kami sadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan


Proposal Kewirausahaan ini untuk itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun guna membuat kami jauh lebih baik lagi dalam menyusun proposal
ke depan. Harapannya semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi yang ingin mencoba berwirausaha.

Sigli, 18 juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Analisis swot...................................................................................
C. Visi dan misi................................................................................... 2
D. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................... 3

A. Profil usaha......................................................................................
B. stategi pemasaran.............................................................................
C. segmen pasar....................................................................................
D. analisis biaya produksi.....................................................................
E. analisis penjualan.............................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe II di berbagai penjuru
dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang Diabetes
yang cukup besar pada tahun - tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun
2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya
menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali
lipat pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133
juta jiwa. Dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2%,
pada daerah rural, maka diperkirakan pada tahun 2003 terdapat sejumlah 8,2
juta penyandang diabetes di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural.
Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada
tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun
dan dengan asumsi prevalensi. DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka
diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta
di daerah rural.(PERKENI).
Ada beberapa faktor – faktor resiko yang menyebabkan seseorang
mengalami penyakit Diabetes Melitus yang salah satunya adalah faktor gaya
hidup. Penyebab DM tertinggi di Indonesia adalah gaya hidup (waspadji,
Sarwono. 2011. ilmu penyakit dalam. Jakarta : FKUI). Orang Indonesia
mempunyai gaya hidup dalam mengkonsumsi karbohidrat secara berlebih
(nasi). Nasi putih bagi orang Indonesia merupakan makanan wajib. Hampir di
setiap menu makan orang Indonesia 70% nya adalah karbohidrat terutama
pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah (Survey Kesehatan
RumahTangga tahun. 1986 danth, 1992).

Menurut penelitian UADC Nutrient pada tahun 2010, bahwa


mengkonsumsi nasi putih 5 porsi dapat menyebabkan DM tipe 2. Sebenarnya
hal seperti ini bisa disiasati dengan mengganti nasi putih dengan nasi merah
(beras merah).

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Pangan dan Gizi Pusat Antar


Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa kandungan
karbohidrat yang ada pada nasi putih sangatlah besar yaitu 78,9 % per 100 gr
bahan makanan, sedangkan pada nasi merah adalah 75,7%. Selain itu pada
nasi merah memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga tidak akan
meningkatkan kadar gula darah secara drastis.
Bertolak dari hal itu perawat memiliki peran penting dalam memutus
rantai perjalanan DM hingga tidak berujung pada komplikasi. Salah satunya
adalah modifikasi peran promosi kesehatan mengenai seluk beluk penyakit
DM dimulai dari diet berupa pemasaran makanan rendah karbohidrat berupa
Nasi “Humairo” rendah karbohidrat, dan meningkatkan pengetahuan untuk
memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi
diabetik jangka panjang (Brunner & Suddarth, 2002).

B. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
a. Belum tersedianya sarana berbasis lapak pada keramaian yang
menyediakan produk makanan pokok pengganti nasi yaitu nasi merah
untuk konsumen yang meruapakan penderita Diabetes Melitus dan non
DM di Indonesia yang disertai jasa pemeriksaan tekanan darah gratis
dan sekaligus melayani pemeriksaan gula darah (rapid test ) sesaat.
b. Kandungan dari serat, vitamin dan mineral beras merah yang 6 kali
lebih tinggi dari nasi putih biasa dapat mencegah dan mengontrol gula
darah penderita Diabetes Melitus sehingga memberikan rasa kenyang
yang lebih lama ketimbang nasi putih yang biasa dikonsumsi.
c. Kebutuhan penderita DM maupun masyarakat umum untuk
pemantauan kadar gula darah melalui pemeriksaan rapid test pada saat
aktivitas di luar rumah on weekend time.
d. Pengetahuan masyarakat tentang khasiat beras merah yang masih
sangat rendah.
e. Sebagai sarana untuk menyediakan produk makanan pokok pengganti
nasi untuk penderita penyakit DM dan pemeriksaan tekanan darah
gratis serta jasa pemeriksaaan rapid test serta yang mudah ditemukan
tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal on weekend and holiday.
2. Weakness (kelemahan)
a. Prospek bisnis belum dapat terlihat
b. Masyarakat lebih menyukai nasi putih ketimbang nasi merah yang rasa
manisnya kurang terasa saat dimakan
c. Pendidikan masyarakat masih kurang mengenai khasiat dan kandungan
dari beras merah
d. Operasional hanya bisa dilaksanakan pada hari libur dan di tempat
keramaian.
3. Opportunity (kesempatan)
a. Jumlah penderita DM yang meningkat.
b. Kebanyakan penderita DM mengalami kegagalan dalam diit terutama
puasa terhadap nasi.
c. Masih kurang tersedianya produk makanan pokok pengganti nasi
untuk penyandang Diabetes Melitus
d. Jumlah target konsumen yang banyak di keramaian seperti son car
free day
e. Masih kurangnya penyedia jasa layanan untuk pemeriksaan glukosa
acak.
4. Treath (ancaman)
a. Jumlah padi beras merah yang lebih sedikit bila dibandingkan padi
beras putih.
b. Produk akan sangat bergantung pada ketersediaan beras merah di
Indonesia.
c. Terjadinya gagal panen pada mitra bisnis yaitu petani beras merah
yang dikarenakan cuaca di Indonesia tidak menentu (paceklik).
d. Tersedianya produk jasa lain yang berorientasi pada pemeriksaan
glukosa darah.

C. Visi dan Misi


Data Perusahaan
Nama perusahaan : Lapak Sehat Bebas Gula
Bidang Usaha : Pemasaran produk makanan pokok pengganti nasi
untuk penyandang Diabetes Melitus disertai jasa pemeriksaan rapid tes serta
promosi kesehatan dan tensi gratis.
No. Telepon : 085xxxxxx
Visi
Menciptakan makanan higienis dan sehat bebas DM disertai jasa promosi
kesehatan diabetes dan pemeriksaan rapid test.
Misi
Untuk mencapai visi, maka perusahaan ini menyediakan layanan berupa :
1. Pemasaran produk makanan pokok pengganti nasi untuk penyandang
Diabetes Melitus
2. Jasa pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan secara gratis
3. Pemeriksaan rapid test berupa glukorapid test.
4. Pemberian penyuluhan tentang diabetes berupa gaya hidup yang baik bagi
diabetes

D. Tujuan
1. Tujuan jangka pendek
Menyediakan produk makanan pokok pengganti nasi untuk penyandang
Diabetes Melitus disertai jasa promosi kesehatan dan pemeriksaan rapid
test untuk penderita DM khususnya dan masyarakat pada umumnya
dengan harga yang terjangkau sehingga dapat mencegah meningkatnya
jumlah penderita DM dengan strategi pemasaran yang terbatas.
2. Tujuan jangka menengah
Menyediakan produk makanan pokok pengganti nasi untuk penyandang
Diabetes Melitus disertai jasa promosi kesehatan dan pemeriksaan rapid
test untuk penderita DM khususnya dan masyarakat pada umumnya
dengan harga yang terjangkau sehingga dapat mencegah meningkatnya
jumlah penderita DM dengan strategi pemasaran terbuka.
3. Tujuan jangka panjang.
Menyediakan produk makanan pokok pengganti nasi untuk penyandang
Diabetes Melitus disertai jasa promosi kesehatan dan pemeriksaan rapid
test untuk penderita DM khususnya dan masyarakat pada umumnya
dengan harga yang terjangkau sehingga dapat mencegah meningkatnya
jumlah penderita DM dengan strategi pemasaran melalui pengembangan
lokasi usaha.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Profil usaha

Perencanaan bisnis Pengembangan lapak sehat bebas gula sebagai upaya


pencegahan, terapi dan kontrol gula darah melalui produk makanan pokok
pengganti nasi dan pemeriksaan rapid test untuk penyandang diabetes mellitus.

B. Strategi Pemasaran
Bentuk usaha ini akan dijalankan melalui beberapa strategi sebagai berikut :
1. Melakukan kerjasama dengan apotik dan rumah sakit sebagai mitra bisnis
untuk pemasaran produk. Dan mendirikan sebuah stand di rumah sakit
yang menjadi mitra bisnis sebagai promosi awal.
2. Menentukan segmen pasar di masyarakat, yaitu penderita DM secara
khusus, dan masyarakat luas secara umumnya. Seperti di tempat
keramaian car free day atapun tempat –tempat umum di keramaian lainnya
dengan mendirikan tenda atau lapak sederhana.
3. Promosi produk makanan dan jasa melalui penyebaran leaflet, mendirikan
lapak bebas gula, dan promosi melalui social networking di internet.

C. Segmen Pasar
Segmen pasar pada usaha ini adalah seluruh penderita DM, atau resiko
penderita DM, dan masyarakat umum yang tidak mengalami gejala penyakit
DM.
D. Analisis Biaya Produksi
1. Perolehan
Modal berasal dari iuran semua anggota Lapak Sehat Bebas Gula @ Rp
750.000, jadi total modal Rp 5.250.000
2. Biaya investasi
Modal tetap (Fixed Cost)
a. Tenda + alas + Grobokan Rp. 2.000.000,-
b. Meja Rp. 500.000,-
c. Alkes (tensimeter, stetoskop, GDA stik,
timbangan) Rp. 1.000.000,-
Jumlah Rp. .3.500.000,-
3. Biaya operasional
a. Alat habis pakai (lanset, alcohol swab, dll) Rp. 500.000,-
b. Biaya pembuatan leaflet Rp. 100.000,-
c. Biaya produksi nasi “Humairo” Rp. 1.500.000,-
d. Biaya promosi via internet Rp. 200.000,-
e. Alat tulis Rp. 200.000,-
Jumlah Rp. 2.500.000,-
Total biaya yang diperlukan Rp. 6.000.000,-

E. Analisis Penjualan
Penerimaan rerata 1 bulan :
Harga makanan + Jasa pemeriksaan rapid test : Rp. 30.000,-
Variable cost : Rp. 15.000,-
BEP yang dapat dicapai berdasarkan unit (jasa+barang)

¿ Rp .6 .000 .000
Total ¿ Cost =
( Harga jual per unit atau jasa )−( variabel cost ) Rp .30 .000−Rp .15 .000
= 400 unit jasa
Artinya : Perusahaan perlu menjual 400 unit jasa agar terjadi Break Even
Point. Pada penjualan ke 401, maka usaha ini mulai memperoleh
keuntungan.
BEP yang dapat dicapai berdasarkan uang penjualan per unit (jasa+barang)
¿ Rp .6 .000 .000
Total ¿ Cost = xRp .30.000
( Harga jual per unit atau jasa )−( variabel cost ) Rp .30 .000−Rp .15 .000
= Rp. 12.000.000,-
Artinya : perusahaan perlu memperoleh uang penjualan sebesar Rp.
12.000.000 agar terjadi Break Even Point.

Pelayanan : 10 orang per hari


Pelayanan : 10 unit x Rp. 30.000,-x (2x4 minggu) = Rp. 2.400.000,-
Keuntungan per bulan = Rp. 2.400.000 – Rp. 750.000,- = Rp. 1.650.000,-
Pengembalian modal total = (keuntungan tiap bulan/biaya investasi) x (2x4
minggu)
= (1.650.000/6.000.000) x (2x4 minggu)
= 2.2~3 minggu
Artinya bila setiap usaha berjalan dan mampu melayani 10 orang maka dalam
3 minggu biaya investasi sudah kembali.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan program berbasis entrepreneurship dapat


dikembangakan sebagai dasar atau stimulasi bagi para calon entrepreneur
muda. Sebagai calon entrepreneur harus memiliki pandangan terhadap bisnis
atau usaha yang akan dijalankannya. Hal ini memerlukan adanya suatu
perencanaaan dan pertimbangan yang baik agar nantinya dapat menemukan
peluang pasar yang tepat. Proses awal yang dilakukan dalam menyusun
rancangan berupa analisis situasi yang umumnya menggunakan analisis
SWOT, menentukan jenis usaha, visi misi, tujuan, sasaran, strategi pemasaran,
analisis biaya produksi serta penjualan. Selain itu, seorang entrepeneur harus
memikirkan bagaimana prospek bisnis dapat berlangsung dalam waktu jangka
panjang dengan memperhitungkan modal yang dapat kembali serta mengetahui
laba atau rugi yang didapatkan dalam bisnis tersebut.

B. Saran
Semoga proposal ini dapat membantu kita semua dalam membangun
usaha diwilayah kita masing-masing

Anda mungkin juga menyukai