Kerangka Acuan Program Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN PROGRAM

KESEHATAN KERJA

UPTD PUSKESMAS DTP WALANTAKA

KOTA SERANG

TAHUN 2016

Jl. Raya ciruas petir KM.5 Kec Walantaka 42183 Telp. (0254) 280767

Email: pkmwalantaka@gmail com.


KERANGKA ACUAN PROGRAM

PROGRAM KESEHATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
Dewasa ini jumlah angkatan kerja di Indonesia lebih dari seratus juta jiwa, dengan
penyebaran yang tidak merata 70%-80% masih belum teroganisir (sector informal). Di era
globalisasi dan pasar bebas, K3 merupakan salah satu yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi antar negara dan mempunyi aturan sendiri dan mesti dipatuhi oleh seluruh negara
anggota termasuk Indonesia. Hal ini merupakan kenyataan dan tantangan berat harus kita
hadapi.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, yang akan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai hal tersebut manusia harus berupaya dalam
bentuk bekerja, berkarya. Agar kinerja optimal diperlukan suatu upaya lain bagi
pemeliharaan kesehatan jasmani maupun rohani, yaitu upaya kesehatan dan keselamatan
kerja yang merupakan kebutuhan pokok bagi pekerja, dan juga masyarakat sekitar atau
dapat terkena dampaknya.
Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dan 15 upaya kesehatan yang tercantun dalam
UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekeliling,
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan
tenaga kerja.
Kesehatan kerja adalah kesehatan fisik maupun fisik pekerja sehubungan dengan
pekerjaannya.
Pelaksanaan upaya kesehatan kerja ini tentunya dapat dilaksanakan diseluruh tempat kerja
agar pekerja terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
B. LATAR BELAKANG
Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 23 disebutkan bahwa setiap
tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja,khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai keryawan
paling sedikit 10. Orang.
Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan
pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat kerja
yang mempunnyai risiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja, oleh karena
itu petugas puskesmas tersebut mempunyai risiko tinggi, karena sering kontak dengan
agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik
bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis
B, HIV,AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa Puskesmas merupakan Unit
pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya.
Jumlah Puskesmas pada Februari 2007 sebanyak 8.114 Puskesmas Pembantu 22.347 dan
dilengkapi dengan sarana kendaraan roda empat sebanyak 6.544, ambulance sebanyak
1.335 dan perahu sebanyak 616 buah serta jumlah petugas di Puskesmas mencapai 166.154
orang (Ditjen Binkesmas 2007)
Risiko petugas Puskesmas terhadap kesehatan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digambarkan sepeti hasil penelitian di Jakarta Timur 2004, menunjukan bahwa rendahnya
perilaku petugas kesehatan di Puskesmas terhadap kepatuhan melaksanakan setiap
prosedur tahapan kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3%, status vaksin
hepatitis B petugas kesehatan Puskesmas masih rendah sekitar 12,5%, riwayat pernah
tertusuk jarum bekas sekitar 84,2% (kuwat Sri Hudoyo Th 2004)
Mengingat tingginya risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas di puskesmas
dan adanya amanat dalam undang-undang untuk menerapkan kesehatan kerja ditempat
kerja, maka perlu penerapan kesehatan kerja dan kesehatan kerja diwilayah
puskesmas.oleh karna itu perlu pedoman manajemen kesehatan kerja dipuskesmas.
Kesehatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu satuan yang saling berkaitan,sehigga
sulit untuk dipisahkan.
Rendahnya pengetahuan pekerja informal akan kesehatan dan kesehatan kerja
menyebabkan mereka sangat beresiko untuk terkena penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja. Untuk mencegah berbagai penyakit dan kecelakaan kerja serta untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja informal, maka pekerja informal tersebut
perlu diberdayakan dalam bidang kesehatan kerja sehingga mereka dapat hidup sehat dan
selamat serta produktif dalam bekerja. Agar upaya pemberdayaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan untuk memudahkan petugas kesehatan/petugas terkait melakukan
pembinaan maka pekerja informal tersebut perlu didorong untuk membentuk suatu wadah
untuk melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan Pos
Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
Pos UKK adalah merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan
untuk masyarakat pekerja

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum
Menjadi petunjuk dalam melaksanakan kegiatan Kesehatan Keselamatan Kerja di UPT
Puskesmas DTP Walantaka.
Menjadi petunjuk dalam pelaksanaan pembinaan Pos UKK di UPT Puskesmas DTP
Walantaka

Tujuan Khusus
Untuk memantau penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di UPT Puskesmas DTP
Walantaka.
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja informal, yang dilakukan pembinaan baik secara
promotif, preventif, maupun kuratif.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Perencanaan Adanya Komitmen dan Kebijakan dari Kepala Puskesmas
Pembentukan Tim K3
Perencanaan K3
Melaksanakan SMD dengan perangkat desa/Linsek
Menyajikan hasil SMD dengan kelompok masyarakat,
menentukan prioritas masalah untuk penanggulangan lebih
lanjut
Merencanakan kegiatan pembentukan Pos UKK
Pelaksanaan Penyusunan SOP, Tanda Bahaya, Petunjuk K3
Pembudayaan K3
Penyediaan Kebutuhan dan Sarana K3
Pelayanan Kesehatan Kerja (MCU, Emergency Plan,
Mapping Bahaya, Penyiapan Prasarana tanggap darurat)
Pengelolaan dan Pemeliharaan Alat Puskesmas
Pengelolaan Limbah Medis
Peningkatan Kapasitas SDM Penyediaan Saran dan
Dukungan K3 (APAR, APD, Vaksin, Antiseptik)
Penilaian Risiko K3 di Puskesmas
Pembinaan ke Pos UKK
Melakukan Penyuluhan (Promotif)/preventif, dan
pengobatan (kuratif)
Evaluasi Monitoring dan Pemantauan K3 di Puskesmas
Pencatatan dan Pelaporan semua Kegiatan K3
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Merekap jumlah anggota Pos UKK yang hadir pada saat
pembinaan, serta yang melakukan pemeriksaan kesehatan di
pos UKK
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan K3 dilakukan dengan cara Promotif, Preventif,Kuratif dan Rehabilitatif
Kegiatan Pembinaan Pos UKK dilaksanakan dengan melakukan penyuluhan dan
Pemeriksaan kesehatan bagi anggota Pos UKK
F. SASARAN
Petugas Puskesmas, dan Pengguna Jasa Puskesmas
Anggota Pos UKK dan anggota keluarganya
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilakukan setiap hari.
Kegiatan Pembinaan Pos UKK dilaksanakan tiap bulan/ 2 bulan sekali ke masing-masing
Pos UKK yaitu Pos UKK Bahari Kaltek (Nelayan) dan Pos UKK Kupang (Kuli Panggul)
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan dilakukan tiap akhir bulan, dan adanya tindakan perbaikan dan
pencegahan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan tiap bulannya didapat dari hasil kunjungan (pembinaan
Pos UKK)
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan Perekapan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dilakukan tiap bulan
dan dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Serang.
Pencatatan dan perekapan kegiatan pembinaan Pos UKK dilakukan tiap bulan dan dikirim
ke Dinas Kesehatan Kota Serang.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Kegiatan K3 di Puskesmas

UPT PUSKESMAS DTP WALANTAKA


KOTA SERANG
2017
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KEGIATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN
Dewasa ini jumlah angkatan kerja di Indonesia lebih dari seratus juta jiwa, dengan penyebaran
yang tidak merata 70%-80% masih belum terorganisir (sector informal). Di era globalisasi
dan pasar bebas, K3 merupakan salah satu syarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
antar negara dan mempunyai aturan sendiri yang mesti dipatuhi oleh seluruh negara anggota
termasuk Indonesia. Hal ini merupakan kenyataan dan tantangan berat yang harus kita hadapi.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, yang akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai hal tersebut manusia harus
berupaya dalam bentuk bekerja, berkarya. Agar kinerja optimal diperlukan suatu upaya lain
bagi pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani, yaitu upaya kesehatan dan keselamatan kerja
yang merupakan kebutuhan pokok bagi pekerja, dan juga masyarakat sekitar atau dapat
terkena dampaknya
Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dan 15 upaya kesehatan yang tercantum dalam UU
No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahyakan diri sendiri dan masyarakat sekeliling, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.

B. LATAR BELAKANG
Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pada pasal 23 disebutkan bahwa setiap
tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang.
Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan
pengunjung) dan orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat kerja yang
mempunyai risiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu
petugas Puskesmas tersebut mempunyai risiko tinggi, karena sering kontak dengan agent
penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang
mungkin dapat berperan sebagai transmisi penyakit seperti Hepatitis B, HIV/AIDS dan juga
potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKEN/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksana
Teknis Dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.
Jumlah Puskesmas pada Februari 2007 sebanyak 8.114 Puskesmas Pembantu 22.347 dan
dilengkapi dengan sarana kendaraan roda empat sebanyak 6.544, ambulance sebanyak 1.335
dan perahu sebanyak 616 buah serta jumlah petugas di Puskesmas mencapai 166.154 orang
(Ditjen Binkesmas 2007)
Risiko petugas Puskesmas terhadap kesehatan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digambarkan seperi hasil penelitian di Jakarta Timur tahun 2004, menunjukan bahwa
rendahnya perilaku petugas kesehatan di Puskesmas terhadap kepatuhan melaksanakan setiap
prosedur tahapan kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3%, status vaksin hepatitis B
petugas kesehatan Puskesmas masih rendah sekitar 12,5%, riwayat pernah tertusuk jarum
bekas sekitar 84,2% (kuwat Sri Hudoyo Th 2004)
Mengingat tingginya resiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas di Puskesmas dan
adanya amanat dalam Undang-Undang untuk menerapkan Kesehatan Kerja di tempat kerja,
maka perlu penerapan Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja di Puskesmas. Oleh karena itu
perlu pedoman Manajemen Kesehatan Kerja di Puskesmas.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan,
sehingga sulit untuk dipisahkan.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan Umum
Menjadi petunjuk dalam melaksanakan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di UPT
Puskesmas DTP Walantaka
Tujuan Khusus
Untuk memantau Penerapan kesehatan dan Keselamatan Kerja di UPT Puskesmas DTP
Walantaka
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Perencanaan Adanya Komitmen dan Kebijakan dari Kepala Puskesmas
Pembentukan Tim K3
Perencanaan K3
Pelaksanaan Penyusunan SOP, Tanda Bahaya, Petunjuk K3
Pembudayaan K3
Penyediaan Kebutuhan dan Sarana K3
Pelayanan Kesehatan Kerja (MCU, Emergency Plan,
Maaping Bahaya, Penyiapan Prasarana tanggap darurat)
Pengelolaan dan pemeliharaan Alat Puskesmas
Pengelolahan limbah medis
Peningkatan kapasitas SDM penyediaan saran dan
dukungan K3 (APAR,APD, Vaksin, Antiseptik)
Penilaian risiko K3 di puskesmas
Evaluasi Monitoring dan pemantauan K3 di puskesmas
Pencatatan dan pelaporan semua kegiatan K3
Tindakan perbaikan dan pencegahan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan K3 dilakukan cara promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative
F. SASARAN
Petugas puskesmas dan pengguna jasa puskesmas
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan setiap hari
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan dilakukan tiap akhir, bulan dan adanya tindakan perbaikan dan
pencegahan
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan perekapanbkegiatan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan tiap bulan
dan dikirim ke dinas kota cilegon.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Kegiatan Pos UKK

UPTD PUSKESMAS DTP WALANTAKA


KOTA SERANG
TAHUN 2016

Jl. Ciruas petir KM.5 Kec Walantaka 42183 teip. (0254) 280767
Email: pkmwalantaka@gmail com.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA (POS UKK)

A. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara fisik,mental,spiritual maupun social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktifbsecara social dan ekonomi.
Sesuai amanat Undang-undang No.36 tahun 2012 tentang kesehatan BAB XII pasal 164-
166, bahwa upaya kesehatan kerja diselenggarakan bertujuan salah satu nya untuk
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja agar lebih sehat,selamat dan produktif.
Kesehatan kerja adalah kesehatan fisik, maupun pisik pekerja sehubungan dengan
pekerjaannya.
Pelaksanaan upaya kesehatan kerja ini tentunya dapat dilaksanakan di seluruh tempat kerja
agar pekerja terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
B. LATAR BELAKANG
Rendahnya pengetahuan pekerja informal akan kesehatan dan keselamatan kerja
menyebabkan mereka sangat beresiko untuk terkena penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja. Untuk mencegah berbagai penyakit dan kecelakaan kerja serta untuk meningkatkan
akses pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja informal , maka pekerja informal tersebit
perlu diberdayakan dalam bidang kesehatan kerja sehingga mereka dapat hidup sehat dan
selamat serta produktif dalam bekerja, agar upaya pemberdayaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan dapat memudahkan petugas kesehatan/petugas terkait melakukan
pembinaan, maka pekerja informal tersebut perlu didorong untuk membentuk suatu wadah
untuk melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan Pos
Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
Pos UKK adalah merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana,teratur dan berkeseimbangan yang diselenggarakan dari oleh dan
untuk masyarakat pekerja.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan umum
Menjadi petunjuk untuk pelaksanaan pembinaan Pos UKK di UPTD puskesmas TDP
Walantaka.
Tujuan khusus
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja informal yang dilakukan pembinaan baik secara
promotif,prefentif, maupun kuratif,

Anda mungkin juga menyukai