Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

STUDI KASUS PALLIATIF

ASUHAN KEPERAWATAN THALASSEMIA MINOR PADA ANAK

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah

Palliative care pada Semester Ganjil

Oleh :

Kelompok 2

Cindy Medika P. 1420116009

Nopia Dewi 1420116010

Lulu Asri S. 1420116011

Sendy Firda Juliana P. 1420116012

Midzi Nur O. 1420116013

Chintya Romaito 1420116014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Studi Kasus Palliative Care Asuhan
Keperawatan Thalassemia minor pada anak” .

Selama proses penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari kesulitan baik secara
materi maupun pengumpulan data. Penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan
dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pembelajaran ini banyak sekali kekurangan dan
kesalahan baik secara teknis maupun non teknis, oleh karena itu penulis dengan lapang
dada dan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
untuk perbaikan selanjutnya.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca lain. Terimakasih untuk semua kritikan dan saran yang telah diberikan. Semoga
Tuhan YME melimpahkan rahmat dan kemudahan kepada kita semua.

Bandung, 15 November 2019

Penyus

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi
dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik
fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health Organization (WHO), 2016).
Prevalensi penyakit paliatif di dunia berdasarkan kasus tertinggi yaitu Benua Pasifik
Barat 29%, diikuti Eropa dan Asia Tenggara masing-masing 22% (WHO,2014). Benua
Asia terdiri dari Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia
Tenggara.Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam benua Asia
Tenggara dengan kata lain bahwa Indonesia termasuk dalam Negara yang membutuhkan
perawatan paliatif. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013).

Sedangkan, Thalasemia International Federation (TIF) memperkirakan bahwa sebanyak


1,5% populasi global, yaitu sebanyak 80-90 juta orang, membawa gen thalasemia dengan
insidens 60.000 kelahiran setiap tahun, terutama di negara-negara berkembang.Word
Health Organization (WHO) pada tahun 2006 melaporkan sekitar 7% populasi penduduk
di dunia bersifar carrierthalasemiadan sekitar 300.000-500.000 bayi lahir dengan kelainan
ini setiap tahunnya. Penelitian di Thailand pada tahun 2007 menyatakan thalassemia
mempunyai prevalensi tinggi di Asia sehingga menyebabkan masalah kesehatan
masyarakat dan sosio ekonomi (Zaki, 2011).

Prevalensi carrier thalasemia yang paling tinggi di wilayah mediterania adalah Negara
Irak dan Saudi Arabia yaitu antara 1-15% sedangkan prevalensi carrier thalasemia di Asia
antara lain di Singapura 4% hongkong 2,8 % srilangka 2,2% india 2-17% (Tisha, 2014).
Di Indonesia, penderita penyakit thalasemia tergolong tinggi dengan semakin bertambah

1
pasien thalasemiasetiap tahunnya, dimana setiap tahun akan lahir 3000 bayi yang
berpotensi terkena thalasemia. thalasemiamenyerang balita dan anak-anak,karena
penyakit ini merupakan penyakit genetik. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan
prevalensi thalasemia terbanyak se-Indonesia sebanyak yaitu 42% dari total 6647 orang
Sampai dengan tahun 2013 (Alyumnah, Ghozali, & Dalimoenthe, 2015).

Thalasemia adalah suatu penyakit keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan


pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin,
sehingga hemoglobin tidak terbentuk sempurna. Tubuh tidak dapat membentuk sel darah
merah yang normal, sehingga sel darah merah mudah rusak atau berumur pendek kurang
dari 120 hari dan terjadilah anemia (Rachmaniah, 2012).

Thalasemia terbagi menjadi thalasemia minor, intermedia dan mayor.


Pada talasemia β minor, terdapat sebuah gen globin β yang normal dan sebuah gen
abnormal. Elektroforesis hemoglobin (Hb) normal, tetapi hemoglobin A2 (hemoglobin
radimeter yang tidak diketahui fungsinya) meningkat dari 2% menjadi 4-6%.
Dengan keadaan minor ini mengalami anemia ringan (Hb 10.0-12.0 g/dL dan MCV = 65-
70 fL).

Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang
berulang ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar zat besi dalam darah sangat
tinggi, sehingga di timbun di dalam beberapa jaringan tubuh seperti terjadi
pembengkakan hati dan limpa, kulit menjadi kelabu,gagal jangtung dan lain-lain. Hal ini
dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromatosis). Limpa yang besar
mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja. Kadang-kadang thalasemia disertai tanda
hipersplenisme seperti leukopenia dan trombositopenia. Pasien thalasemia mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat penyakit yang berat dan lama
karena anemia yang diderita sepanjang umjurnya. Anak sangat lemah, tidak bergairah,
bahkan berbicara saja jarang. Terjadi juga gangguan rasa aman dan nyaman akibat
pemberian tranfusi darah kaarena tindakan ini dilakukan berulang kali. Sampai saat ini
thalassemia belum dapat disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk

2
memperpanjang usia harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Made &
Ketut, 2011).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar paliative care asuhan keperawatan
Thalassemia Minor pada anak
2. Tujuan Khusus
Setelah menyusun konsep dasar paliative care asuhan keperawatan Thalassemia
Minor pada anak mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi peran perawat palliative care pada thalassemia
b. Mengidentifikasi pengkajian Thalassemia
c. Mengidentifikasi diagnose keperawatan Thalassemia
d. Mengidentifikasi intervensi Thalassemia

C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai