KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Spesies ikan Mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus cyprinus dari famili
cyprinidae. Klasifikasi ikan Mas yang lengkap menurut Saanin (1984) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
2.1.2 Morfologi
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan , baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan seperti
binatang renik serta termasuk pemangsa organisme dasar (bottom feeder) yaitu
organisme yang mampu memanagsa tumbuhan dan binatang yang terdapat di tepi
perairan (Ardiwinata 1981).
3
4
2.1.3 Habitat
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau
danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di
atas permukaan air laut (dpl) dan 8 pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang
bersalinitas (kadargaram) 25-30‰ (Suseno 2000). Menurut Khairuman et al (2008)
Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 15O-600 meter di atas
permukaan air laut, pada suhu 25-30° C DO >3, salinitas 0 dan pH air antara 7-8.
2.1.4 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat.
Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon dan lingkungan. Meskipun secara
umum, faktor lingkungan yang memegang peranan sangat penting adalah zat hara
dan suhu lingkungan. Akan tetapi, di daerah tropis zat hara lebih penting
dibandingkan lingkungan. Tidak semua makanan yang dimakan oleh ikan
digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan
untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Fujaya 2004).
Menurut Effendie (1997), kelompok sel-sel suatu jaringan pada bagian tubuh
dalam pertumbuhan dapat digolongkan menjadi bagian yang dapat diperbaharui,
bagian yang dapat berkembang, dan bagian yang statis. Digolongkan dapat
5
diperbaharui karena sel-sel dalam tubuh mempunyai daya membelah secara mitosis
sangat cepat walaupun suatu organisme tersebut sudah tua. Urat dan daging pada
ikan merupakan bagian terbesar dari tubuhnya. Pertambahan sel-sel pada jaringan
tersebut akan berpengaruh terhadap bobot ikan.
Kecenderungan pertumbuhan yang meningkat pesat pada umur antara 0-1
tahun. Pada umur 0-1 setelah fase pasca larva, pertumbuhan pada setiap jenis ikan
memasuki pertumbuhan somatik dimana energi yang diperoleh dari makanan
terdistribusi hanya untuk pertumbuhan panjang dan bobot ikan serta metabolisme
basal untuk proses pemeliharaan organ-organ dalam ikan. Pertumbuhan somatik,
mulai mengalami penurunan laju perkembangan ketika ikan masuk ke fase dewasa.
Karena pada fase dewasa energi yang diperoleh dipergunakan untuk pertumbuhan
somatik, gonadik, dan metabolisme basal (Syahrir 2013).
2.1.5 Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat
melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet
jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi
generasi baru (Fujaya 2004).
Menurut Zamzami dan Sunarmi (2013) dalam jurnal Manajemen Pembenihan
Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Di Unit Pelaksana Teknis (Upt) Pengembangan
Budidaya Air Tawar Umbulan Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur
mendapatkan bahwasannya pemijahan ikan mas dilakukan secara alami dengan
perbandingan 2 : 1 dimana jantan lebih banyak daripada betina yang menghasilkan
telur sekitar 121.500 butir dan tingkat kelulusan hidup sebesar 60%.
Perhitungan jumlah telur yang dikeluarkan (fekunditas) dapat dilakukan secara
volumetric dengan cara sampling yaitu mengambil telur sebanyak 1 gram kemudian
dihitung jumlahnya. Kemudian bobot telur yang diketahui dari pengurangan bobot
induk sebelum dengan sesudah pemijahan dikalikan jumlah telur sampel dan dibagi
dengan berat sampel.Dari hasil Kegiatan diketahui nilai fekunditasnya adalah
121.500 butir.
6
2.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat.
Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon dan lingkungan. Meskipun secara
umum, faktor lingkungan yang memegang peranan sangat penting adalah zat hara
dan suhu lingkungan. Akan tetapi, di daerah tropis zat hara lebih penting
dibandingkan lingkungan. Tidak semua makanan yang dimakan oleh ikan
digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan
untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Fujaya 2004).
Menurut Effendie (1997), kelompok sel-sel suatu jaringan pada bagian tubuh
dalam pertumbuhan dapat digolongkan menjadi bagian yang dapat diperbaharui,
bagian yang dapat berkembang, dan bagian yang statis. Digolongkan dapat
7
spesies ikan tingkat kematangan gonadnya tidaklah sama begitupun dengan spesies
ikan (Effendie 1971).
Indeks hepatosomatik (HSI) merupakan rasio antara berat hati dengan berat
tubuh ikan. Parameter ini menunjukan status energy cadangan pada hewan. Pada
lingkungan buruk, ikan biasanya memiliki hati yang kecil karena kehilangan energi
cadangan pada hati. Nilai HSI tidak hanya dipengaruhi ketersediaan makanan di
perairan tetapi juga dengan TKG . Pada saat pematangan gonad, organ aktif
menentukan kebutuhan vitelogenin sehingga organ hati bertambah berat dan
ukurannya pun bertambah (Sulistiono et al. 2010).
2.3.5 Fekunditas
Menurut nikolsky (1963) fekunditas merupakan jumlah telur yang terdapat
dalam ovari ikan yang dinamakan fekunditas mutlak atau fekunditas total.
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati
kondisi ikan daripada panjangnya, walaupun berat dapat berubah setiap saat,
apabila terjadi perubahan lingkungan dan kondisi fisiologis pada ikan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas menurut Nikolsky (1969)
yaitu :
a. Umur
Fekunditas akan bertambah kemudian menurun lagi seiring bertambahnya
umur. Fekunditas relatif maksimum terjadi pada golongan ikan muda
sedangkan ikan-ikan yang sudah tua kadang tidak melakukan pemijahan
sehingga fekunditasnya menurun.
b. Makanan
Fekunditas tinggi cenderung dihasilkan oleh ikan yang pertumbuhannya
cepat, lebih gemuk dan lebih besar. Kenaikan fekunditas disebabkan oleh
kematangan gonad yang lebioh cepat karena individu tumbuh dengan cepat.
c. Ukuran ikan
Ikan yang bentuknya kecil dengan kemantangan gonad lebih awal serta
fekunditasnya tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan
predator dalam jumlah besar.
d. Kondisi lingkungan
14
atas larutan alkohol 99 %, larutan formaldehid 40 % dan larutan asam asetat 100 %
dengan perbandingan 6 : 3 : 1 (Nurmadi 2005).
Proses oogenesis pada teleostei terdiri atas dua fase, yaitu pertumbuhan oosit
(vitelogenesis) dan pematangan oosit. Vitelogenesis merupakan aspek penting
dalam pertumbuhan oosit yang melalui proses
a. Adanya sirkulasi estrogen dalam darah merangsang hati untuk
mensintesis dan mensekresikan dan mensintesis vitelogenin yang
merupakan prekursor protein kuning telur.
b. Vitelogenin diedarkan menuju lapisan permukaan oosit yang sedang
tumbuh.
c. Secara selektif, vitelogenin akan ditangkap oleh reseptor dalam
endositosis.
d. Terjadi pertukaran sitoplasma membentuk badan kuning telur bersamaan
dengan pembelahan preteolitik dari vitelogenin menjadi subunit
lipoprotein kuning telur, lipovitelin, dan fosfitin.
Adanya vitelogenin menunjukkan terjadinya akumulasi lipoprotein kuning
telur didalam oosit. Pada beberapa jenis ikan selama pertumbuhan oosit terjadi
peningkatan indeks kematangan gonad (IKG) sampai 20% atau lebih (Subagja
2006).
ketersediaan yaitu perbandingan antara jenis makanan yang terdapat dalam saluran
pencernaan dengan jenis makanan yang terdapat di lingkungan.