Anda di halaman 1dari 13

“ETIKA PRODUKSI DALAM BISNIS”

MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Plagirism Checker
sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT 2019

Oleh
Najib Sulaeman
1178020171

2019 M/1441
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1 Etika Bisnis Dan Etika Produksi ......................................................................... 6
2.2 Hal Penting yang Harus Dimiliki Perusahaan Dalam Berbisnis ......................... 8
2.3 Tanggung Jawab Terhadap Produk ..................................................................... 9
2.4 Fraud Pada Produk ............................................................................................ 10
BAB III............................................................................................................................. 12
PENUTUP........................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji serta Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala


karena atas segala rahmat, berkat serta karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi kita, Nabi besar, Nabi
penutup segala Nabi yakni Muhammad Shallahu’alaihi Wassallam.

Makalah ini yang berjudul “Fungsi Desain Grafis Terhadap Bauran


Pemasaran” bertujuan untuk memenuhi tugas dari pelatihan ICT 2019, selain dari
itu juga makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan
wawasan keilmuan mengenai ilmu pemasaran beserta fungsi desain grafis
didalamnya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam segala bentuk baik itu dalam bentuk materi ataupun moril.
Terutama kami sangat berterima kasih sekali kepada tim pelatihan ICT 2019 yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat lebih berfikir kritis, logis, dan
sistematis terhadap keilmuan mengenai ekonomi pembangunan lebih khusus lagi
mengenai orientasi negara dalam memberantas korupsi, teknologi yang digunakan
untuk memberantas korupsi, serta budaya korupsi dan dampaknya terhadap
pembangunan ekonomi.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan-kesalahan, kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
supaya kami dapat memperbaikinya dikemudian hari.

Bandung, November 2019

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan dalam melakukan bisnisnya tak bisa lepas dari yang
namanya kegiatan produksi. Produksi merupakan serangkaian kegiatan
perusahaan untuk mengolah suatu bahan menjadi sebuah produk berupa barang
atau jasa guna memperoleh nilai tambah.

Produk tersebut kemudian menjadi komoditas utama sebuah perusahaan


dalam menjalani usahanya. Setiap perusahaan pasti menghasilkan sebuah
produk untuk dijual kepada para konsumen sehingga kemudia mendapatkan
keuntungan yang disebut dengan profit.

Perusahaan dengan profit oriented atau bertujuan menghasilkan keuntungan


seringkali melakukan pelbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dalam kegiatan produksi. Perusahaan sebisa mungkin mengeluarkan biaya
produksi serendah mungkin untuk mendapat keuntungan yang besar.

Namun sayangnya, seringkali perusahaan mengorbankan apapun agar dapat


menciptakan kegiatan produksi berbiaya rendah dan etika produksi menjadi
salah-satunya.Tindakan tidak beretika dalam produksi mudah ditemui demi
mengefisiensikan kegiatan produksi dan mendapatkan profit yang melimpah.

Karenanya, makalah ini dibuat agar penulis dan pembaca sekalian dapat
mengetahui serta memahami bagaimana etika produksi dalam etika bisnis.
Bagaimana sekiranya manusia khususnya para pebisnis dapat melakukan
usahanya dengan memperhatikan etika produksinya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa itu etika dan produksi ?
1.2.2. Apa saja hal penting yang harus dimiliki perusahaan dalam berbisnis ?
1.2.3. Bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap produk ?
1.2.4. Seperti apa fraud dalam produksi?

4
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui serta memahami apa itu etika dan produksi.
1.3.2. Untuk mengetahui serta memahami apa saja hal penting yang harus
dimiliki perusahaan dalam berbisnis.
1.3.3. Untuk mengetahui serta memahami bagaimana tanggung jawab
perusahaan terhadap produk.
1.3.4. Untuk mengetahui serta memahami seperti apa fraud dalam produksi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika Bisnis Dan Etika Produksi


2.1.1. Definisi Etika
Secara Etimologi, asal kata etika berawal dari Bahasa Yunani yang dalam
bentuk tunggal yaitu ethos yang mempunyai arti sebagai sikap, cara berpikir,
watak kesusilaan atau adat, dan dalam bentuk jamaknya yaitu ta etha.
Sedangkan pengertian etika versi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sebagai :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral.
b. Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik buruknya
bagi tingkah laku manusia. Etika hendak mencari, tindakan manusia yang
manakah yang baik.1
Sehingga sampai pada kesimpulan dimana etika adalah suatu pandangan
mengenai baik buruknya tingkah laku, sikap atau watak seorang individu
yang dianut dan berlaku oleh suatu golongan tertentu di wilayah tertentu.
2.1.2. Definisi Produksi
Produksi adalah sebuah kegiatan, dimana kegiatan produksi adalah
serangkaian aktivitas untuk membuat nilai manfaat atas suatu produk berupa
barang dan jasa.
Sehingga pada hakikatnya fungsi dari kegiatan produksi adalah
menciptakan produk berupa barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu, harga serta kuantitas yang tepat.

1
Ernawan, Erni. 2011.”Business Ethics”. Bandung:Alfabeta. Hal 8-10.

6
Karenanya, perusahaan menekankan, biasanya perusahaan menekankan
dalam kegiatan produksi agar produk yang dihasilkan dapat menggunakan
biaya yang murah, melalui penggunaan berbagai sumber daya yang
dibutuhkan yang didukung oleh inovasi dan kreativitas untuk menghasilkan
produk-produk tersebut.2
2.1.3. Etika Bisnis dan Etika Produksi
Etika bisnis adalah etika terapan. Business Ethic merupakan aplikasi
pemahaman kita mengenai hal-hal apa yang baik dan benar teruntuk
berbagai institusi, transaksi, aktivitas seperti produksi, pemasaran,
teknologi yang digunakan dan usaha yang kita sebut bisnis.
Etika bisnis adalah etika untuk melakukan bisnis dengan cara yang baik
dan fair dengan menegakkan hukum serta keadilan secara konsisten dan
konsekuen. Pada hakikatnya etika bisnis merupakan suatu tindakan moral
dan atau etis agar tetap setia pada prinsip-prinsip keadaban dan kebenaran.
Etika bisnis adalah refleksi dari hati nurani yang menampilkan kemashyuran
nilai-nilai serta prinsip-prinsip ekonomi (bisnis) yang beradab dan
bermartabat, yang menjauhkan diri dari nafsu ketamakan dan kerakusan.3
Sedangkan produksi adalah penciptaan manfaat dan tidak diartikan
sebagai penciptaan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang
pun dapat menciptakan benda. Kegiatan produksi memiliki fungsi
menciptakan produk berupa barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada situasi da kondisi yang tepat.
Kegiatan produksi yang dilaksanakan dalam ruang lingkup dunia usaha
kemudian memicu penerapan ISO-9000 dan ISO-14000 secara lebih meluas.
ISO-9000 bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi. Sedangkan
ISO-14000 memiliki tujuan untuk peningkatan pola produksi yang
berwawasan lingkungan, membangun perusahaan atau pabrik hijau (green

2
Arijanto, Agus. 2014.”Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis”. Jakarta:PT Grafindo Persada. Hal.62.
3
Pieris John dan Jim Nizam.2008.“Etika Bisnis & Good Corporate Governance”.Jakarta: Pelangi
Cendekia. Hal.13-14

7
company) dengan sasaran memaksimalkan "kesehatan, keselamatan kerja
dan lingkungan" serta pola produksi dengan "limbah nol" (zero waste).
Langkah-langkah tersebut merupakan langkah agar etika berproduksi
serta kode etika "tanggung jawab dan akuntabilitas korporasi" (corporate
responsibility and accountability) dapat ditegakkan serta kegiatannya perlu
diawasi ketat oleh asosiasi-asosiasi perusahaan dan masyarakat umum.
Dalam proses produksi, seringkali kualitas produk pun dikorbankan demi
terpangkasnya biaya produksi. Maka dari itu, hukum harus menjadi langkah
pencegahan (precautionary measures) yang ketat bagi pelaku usaha.
Pengusaha yang membahayakan keselamatan masyarakat harus diganjar
seberat-beratnya.4
Penegakan hukum pada akhirnya diharapkan mampu membuahkan hasil
sehingga masyarakat umum tidak mengalami kerugikan. Pemerintah pun
harus ikut serta dalam pembinaan para pengusaha agar memiliki moral dan
menerapkan etika bisnis yang baik sehingga dapat bermanfaat.5

2.2 Hal Penting yang Harus Dimiliki Perusahaan Dalam Berbisnis


Dalam pendekatan etis dan yuridis yang berkaitan dengan korelasi antara
konsumen dengan produsen, terdapat 3 (tiga) teori dasar, diantaranya adalah
sebagai berikut :
2.2.1. Teori Perhatian Semestinya
Teori ini menekankan bahwa tanggung jawab prosuden mengenai
kepentingan konsumen untuk mendapatkan produk yang berkualitas adalah
faktor utama. Norma atau aturan dasar yang melandasi teori ini adalah
bahwa seseorang tidak boleh dirugikan atas kegiatan yang dilakukan oleh
orang lain.

4
Ernawan, Erni. 2011.”Business Ethics”. Bandung:Alfabeta. Hal.89-90

5
Arijanto, Agus. 2014.”Etika Bisnis bagi Pekalu Bisnis”. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Hal.63.

8
2.2.2. Teori Kontrak
Menurut teori ini, hubungan dan kewajiban antara konsumen dan
prosuden sebaiknya dititik beratkan kepada kontrak hasil kesepakatan
antara prosuden dan konsumen. Kewajiban produsen adalah menghadirkan
sebuah produk yang mempunyai kualitas yang sesuai dengan apa
ditampilkan dan dijanjikan dalam promosi produk tersebut yang dilakukan
oleh produsen.
Sedangkan kewajiban konsumen adalah membayar sejumlah biaya
tertentu pada perusahaan untuk produk tersebut dengan prinsip berhati-hati
dalam memilih, membeli dan mengkonsumsi sesuatu.Dalam hal ini,
perusahaan harus mematuhi isi dari perjanjian penjualan yang diikuti oleh
kewajiban untuk memahami sifat produk, menghindari hal-hal seperti
misrepresentasi dan penggunaan paksaan.
2.2.3. Teori Biaya Produksi
Teori ini memiliki keterkaitan dengan inovasi serta desain produk, dalam
hal ini, produsen mempunyai tanggung jawab mengenai semua kekurangan
produk beserta setiap kerugian yang dialami konsumen dalam memakai
produknya.6

2.3 Tanggung Jawab Terhadap Produk


Seorang pengusaha atau sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab
etis untuk menciptakan dan merancang kegiatan produksinya dalam cara
yang menghindarkan timbulnya bahaya bagi konsumen atau masyarakat. 7
Pelaku usaha beserta perusahaanya harus mengupayakan dimana
kegiatan produksi yang dilakukan sesuai dengan pedoman etika maupun
aturan yang berlaku ditempat dimana pelaku usaha dan perusahaan tersebut
berada. Produk yang dihasilkan bukan saja harus menguntungkan bagi
pihak perusahaan demi tercapainya profit oriented, tetapi juga produk yang

6
Ernawan, Erni. 2011.”Business Ethics”. Bandung:Alfabeta. Hal.88-89.
7
Hartman Laura, DesJardins Joe.2008.“Etika Bisnis, Pengambilan Keputusan Untuk Integritas
Pribadi & Tanggung Jawab Sosial”.Bandung:PT. Gelora Aksara Pratama,(terjemahan).Hal.335.

9
dihasilkan dari kegiatan produksi mampu memeberi manfaat bagi
konsumen atau masyarakat yang menggunakannya.
Jangan sampai kegiatan produksi yang dilakukan mencoreng dan tidak
mengindahkah berbagai etika produksi serta instrument hukum yang
berlaku, sehingga menimbulkan sebuah tindakan yang dinamaan fraud yang
memiliki dampak merugikan bagi masayarakat bahkan bagi pelaku usaha
itu sendiri.

2.4 Fraud Pada Produk


2.4.1. Definisi Fraud\
Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara
disengaja dan itu dilakukan untuk tujuan pribadi atau kelompok, dimana
tindakan yang disengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak
tertentu atau institusi tertentu. Dalam kata Fraud itu sendiri dapat diartikan
dengan berbagai makna yang terkandung di dalamnya seperti:
a. Kebohongan
b. Kecurangan
c. Kejahatan
d. Penipuan
e. Manipulasi data-data atau rekayasa informasi
f. Penggelapan barang-barang
g. Memutarbalikan fakta yang ada sehingga mengubah opini publik
h. Menghilangkan dengan sengaja barang bukti kejahatan.8

2.4.2. Fraud Pada Produksi


Dalam kegiatan produksi, fraud dapat saja terjadi dalam berbagai jenis
hal seperti menurunkan tingkat ketelitian pada standar produk yang
seharusnya, tidak cocoknya antara kuantitas barang yang diproduksi dan
yang dilaporkan, kemudian kelebihan produksi tersebut oknum simpan dan
dipasarkan secara bawah tangan atau sembunyi-sembunyi. Tindakan
lainnya seperti pelaporan palsu mengenai kerusakan mesin-mesin pabrik.

8
Fahmi, Irham. 2015.”Etika Bisnis, Teori, Kasus, dan Solusi”. Bandung:Alfabeta. Hal.156-158

10
Usulan ini bisa saja terjadi karena faktor sudah adanya deal (kesepakatan)
dengan pihak rekanan bisnis dan ada sejumlah fee ataupun bonus yang akan
ia terima nantinya.
Adapun contoh lain berbagai bentuk Fraud di bagian produksi adalah
sebagai berikut :
a. Mencampur produk tertentu yang tidak terlihat jika dianalisis secara
sederhana. Seperti mencampur makanan dengan pengawet boraks,
mencampur daging babi dengan sapi, dan sebagainya
b. Tindakan mencetak ulang buku-buku yang sudah berakhir batas
kontraknya tanpa seizin dengan pengarang selaku pemegang hak cipta.
Atau bahkan mencetak buku melebihi batas yang sudah ditentukan dan
dipersyaratkan oleh pengarang, seperti kontrak cetak 4.000 eksemplar
namun malah mecetak 5.000 eksemplar. Dan hasil keuntungan pun
dinikmati oleh penerbit.
c. Pembuangan limbah pabrik tidak dinetralisir atau diolah terlebih dahulu
tetapi langsung di buang ke sungai sehingga membuat sungai tercemar.
d. Pengonformasian palsu kepada pihak keuangan mengenai stock yang
sudah mulai menipis yang ternyata stock bahan baku masih tersedia.
e. Penggunaan merek dagang dari perusahaan lain tanpa izin dengan
kualitas produk yang rendah. Seperti membajak buku, barang elektronik,
dan lain sebagainya.9

9
Fahmi, Irham. 2015.”Etika Bisnis, Teori, Kasus, dan Solusi”. Bandung:Alfabeta.Hal 185

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dari suatu kegiatan usaha adalah untuk mendapatkan profit atau
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeluarkan biaya atau modal
serendah-rendahnya. Begitupun dengan kegiatan produksi yang tidak bisa
terlepas dari aktivitas bisnis.
Pengusaha seringkali mengesampingkan bahkan tidak memperdulikan
etika dalam melakukan kegiatan produksinya demi tercapainya kegiatan
produksi yang mengeluarkan biaya rendah. Tentu saja pelanggaran etika
produksi yang dilakukan dapat merugikan konsumen atau masyarakat.
Pengusaha atau perusahaan sangat takut dengan resiko kerugian yang
bisa saja menimpa mereka bilamana tidak melakukan tindakan-tindakan
curang untuk menekan biaya produksi sehingga menciptakan kegiatan
produksi yang buruk.
Namun sebenarnya, perusahaan yang melakukan kegiatan produksi
dengan mengedepankan etika produksi dan mengindahkan peraturan yang
berlaku setidaknya mampu menciptakan sebuah citra perusaahan yang baik
dipandangan masnyarakat sehingga masyarakat dapat menaruh kepercayaan
untuk membelanjakan uang mereka untuk produk yang dihasilkan melalui
kegiatan produksi yang beretika.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, Agus. 2014.”Etika Bisnis bagi Pekalu Bisnis”. Jakarta:PT Rajagrafindo


Persada.

Ernawan, Erni. 2011.”Business Ethics”. Bandung:Alfabeta

Fahmi, Irham. 2015.”Etika Bisnis, Teori, Kasus, dan Solusi”. Bandung:Alfabeta

Hartman Laura, DesJardins Joe.2008.“Etika Bisnis, Pengambilan Keputusan Untuk


Integritas Pribadi & Tanggung Jawab Sosial”.Bandung:PT. Gelora Aksara
Pratama,(terjemahan).

Pieris John,Jim Nizam.2008. “Etika Bisnis & Good Corporate Governance”Jakarta:


Pelangi Cendekia.

13

Anda mungkin juga menyukai