Anda di halaman 1dari 5

2.

7 Salah Satu Aspek Kebijakan Moneter Berupa Devaluasi

Devaluasi adalah suatu bentuk kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang lokal suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Seperti yang telah
kita ketahui kurs valuta asing diserahkan kepada permintaan dan penawaran. Oleh karena itu,
pasar-pasar valuta asing di masing-masing negara mengadakan penyesuaian seperlunya.
Katakanlah (angka hipotesis) di Amerika Serikat nilai dolar Amerika Serikat naik terhadap rupiah
menjadi sebagai berikut :

Dari US$ 1 = Rp 9500 menjadi US$ 1 = Rp 9600

Dan katakanlah bahwa pasar valuta asing di Jakarta juga menunjukkan harga yang sama seperti
diatas. Untuk dimaklumi, mestinya menunjukkan nilai satu unit mata uang rupiah untuk ditukarkan
dengan dolar Amerika Serikat. Untuk menyederhanakan angka, katakanlah satu unit rupiah
Indonesia itu adalah Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). Maka catatan kurs di Jakarta yang
ekuivalen dengan diatas mestinya

Dari Rp l unit= US$1,0526 menjadi Rp l unit = US$1,0417

Catatan kurs valuta asing (dalam hal ini US$) menunjukan bahwa nilai rupiah yang semula
mampu mendapatkan US$1,02526 turun menjadi hanya mendapatkan US$1,0416 untuk setiap
unitnya. Beginilah mestinya catatan kurs tersebut dibuat agar konsisten dengan definisi nilai uang
dalam negeri relatif terhadap mata uang asing, Namun yang dikerjakan di Indonesia adalah seperti
pada catatan kurs di Amerika Serikat di atas. Namun karena kebiasaan bertahun-tahun, hal tersebut
tidak perlu diganti.

Dalam kedua cara penulisan kurs valuta asing di atas semuanya menunjukkan bahwa dolar
Amerika Serikat mengalami apresiasi (nilainya meningkat) dan rupiah Indonesia mengalami
depresiasi (nilainya menurun). Naik/turunnya nilai satu mata uang relatif terhadap mata uang
lainnya yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran disebut mata uang
tersebut mengalami apresiasi/depresiasi. Berbeda halnya kalau perubahan nilai satu mata uang itu
didasarkan atas kebijaksanaan pemerintah dalam hal mana dikatakan terjadi devaluasi (nilai mata
uang dalam negeri menurun relatif terhadap mata uang asing) atau revaluasi (nilai mata uang dalam
negeri naik relatif terhadap mata uang asing.
Ada dua cara dalam menentukan kurs valuta asing, yakni pariti kandungan jaminan (mint
parity) dan pariti daya beli (purchasing power parity). Setiap mata uang mempunyai jaminan di
bank sentralnya, yang berupa emas dan logam mulia lainnya ditambah dengan surat-surat berharga
dan mata uang asing yang komfortabel (yang mudah ditukarkan dengan uang). Semua jaminan
yang terkandung di dalam satu mata uang sama artinya dengan kandungan logam mulia (mint)
pada uang yang bersangkutan. Kandungan jaminan pada mata uang menunjukkan nilainya masing
masing, dan kalau hanya keduanya dibandingkan maka akan diperoleh nilai mata uang tertentu
relatif terhadap mata uang lainnya. Sedangkan cara kedua adalah dengan membandingkan daya
beli mata uang di dalam negerinya masing-masing, yang ditunjukkan oleh indeks harga konsumen.
Jadi membandingkan indeks harga konsumen dua negara (dengan tahun dasar yang sama) akan
memperoleh kurs mata uang satu negara relatif terhadap mata uang lainnya. Cara yang demikian
ini disebut pariti daya beli.

Cara mana pun yang dipakai dalam menentukan kurs valuta asing, satu negara pasti
mempunyai nilai mata uangnya terhadap mata uang negara lain dan perubahannya ditentukan
setiap hari oleh pasar atau pada waktu tertentu oleh pemerintah. Pemerintah hanya menentukan
kurs mata uangnya kalau system devisa yang dipakainya memperkenankan campur tangan
pemerintah. Misalnya, pada akhir masa pemerintahan Soekaro, pemerintah menerapkan system
devisa yang disebut Exchange Control dan sepanjang pemerintahan Suharto pemerintah
menerapkan sistem devisa mengambang terkendali (managed floating exchange rate). Pada
Agustus 1959 pemerintah menetapkan harga US$1=Rp45. Kemudian pemerintah
mempertahankan kurs US$ itu tetap sebesar Rp45 meskipun pada waktu itu terus terjadi kenaikan
harga di dalam negeri. Harga resmi US$ tetap, tetapi karena inflasi harga di pasar gelap sudah
meningkat. Dalam keadaan demikian ini, rupiah dinilai terlalu tinggi oleh pemerintah yang
mempunyai akibat menguntungkan importir tetapi tidak mendorong ekspor. Karena alasan ini,
yaitu ingin mendorong ekspor dan mengekang impor maka kemudian pemerintah menyesuaikan
kurs US$ menjadi Rp250 pada tahun 1964. Kebijaksanaan pemerintah untuk menurunkan nilai
mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri disebut kebijaksanaan devaluasi.
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan devaluasi beberapa kali, dan sejak Oktober 1997 rupiah
dibiarkan mengambang bebas (free floating) sesuai kekuatan pasar dan oleh karenanya tidak ada
lagi peluang untuk mengadakan devaluasi.
2.8 Analisa mengenai devaluasi

Keadaan devaluasi ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, terutama
pada kegiatan perdagangan internasional. Selain itu devaluasi juga akan menyebabkan nilai tukar
mata uang lokal menjadi lebih kecil. Kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi perekonomian
nasional dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Setelah memahami tentang apa
itu devaluasi, tentunya kita juga perlu tahu apa tujuannya. Beberapa tujuan kebijakan devaluasi
yang dilakukan oleh pemerintah:

 Untuk meningkatkan ekspor dan menekan jumlah impor. Hal ini diharapkan akan
memperbaiki Balance of Payment.
 Untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri. Ini bisa dicapai bila barang
impor harganya lebih mahal dari barang lokal.
 Tercapainya kesetimbangan Balance of Payment, sehingga kurs mata uang asing
menjadi relatif stabil.

Devaluasi sendiri sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dimana kegiatan impor
menjadi faktor utama penyebabnya. Volume impor yang tinggi terhadap barang-barang dari luar
negeri, terutama apabila tidak diimbangi dengan kegiatan ekspor yang cukup akan mengakibatkan
semakin meningkatnya permintaan konversi nilai mata uang lokal menjadi mata uang asing, dari
rupiah ke dollar misalnya.

Jika permintaan tersebut semakin tinggi, maka kurs beli dollar akan naik dan nilai rupiah
semakin turun yang juga berdampak pada terjadinya inflasi. Oleh sebab itu, kebijakan devaluasi
dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu bentuk penanggulangan untuk menstabilkan
perekonomian suatu negara.

Secara ringkas berikut ini adalah penyebab devaluasi mata uang:

 Kegiatan impor yang tinggi (bahan pokok, elektronik, dan kebutuhan lainnya)
 Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut
 Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara
Perdangangan internasional merupakan bidang yang memiliki hubungan paling erat terhadap nilai
mata uang. Penurunan atau kenaikan nilai mata uang suatu negara akan berdampak pada sedikit
banyaknya volume ekspor-impor.

Adapun dampak devaluasi terhadap bisnis ekspor maupun impor yaitu:

1. Berkurangnya Volume Impor

Devaluasi menyebabkan harga barang luar negeri semakin mahal sehingga masyarakat akan
semakin kesulitan dan terbebani untuk membelinya. Hal tersebut secara bertahap akan mengubah
pola pikir masyarakat untuk membeli barang dalam negeri sehingga volume impor semakin
berkurang.

Di sisi lain, penggunaan barang lokal akan semakin meningkat yang nantinya dapat mempengaruhi
pendapatan perkapita suatu negara.

2. Bertambahnya Volume Ekspor

Jika nilai mata uang lokal rendah di dunia internasional, harga barang lokal juga akan dirasa murah
oleh warga asing. Hal ini akan mendorong permintaan barang oleh masyarakat luar negeri
sehingga volume ekpor dapat bertambah.

Peningkatan ekspor dapat meningkatkan jumlah peredaran mata uang asing seperti dollar dalam
suatu negara sehingga dapat memperbaiki posisi BOP (balance of payment) dan BOT (balance of
trade).

3. Barang Lokal semakin Bersaing

Kondisi devaluasi dapat menjadi salah satu batu loncatan pengusaha lokal untuk bersaing di pasar
internasional. Barang lokal yang ditawarkan kepada masyarakat luar negeri akan semakin
beragam.
Bahkan harga barang lokal yang dianggap murah di luar negeri mengubah pola pikir masyarakat
asing sehingga mereka lebih memilih barang impor yang murah daripada barang lokal mereka
yang cenderung lebih mahal. Selain itu, keadaan tersebut juga akan menyebabkan pengusaha lokal
di luar negeri menurunkan harganya.

4. Meningkatnya Devisa

Ketidakseimbangan kegiatan ekspor-impor dimana volume ekspor lebih tinggi dibandingkan


volume impor akan memberi keuntungan dalam perdagangan internasional sehingga cadangan
devisa meningkat. Cadangan devisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan maupun
mendirikan suatu perusahaan yang dapat mennyediakan lapangan kerja untuk mengurangi
pengangguran.

Sumber :

Nehem, Ketut. 2016. Perekonomian Indonesia. Yogyakarta. Aditya Media

Maxmanroe. Pengertian Devaluasi, Penyebab, Tujuan, Dampak, dan Contohnya


https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-devaluasi.html. (Diakses pada 31 Maret
2019).

Anda mungkin juga menyukai