Anda di halaman 1dari 29

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Wanita
Umur : 56 tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Jelekat kec. Blang Mangat kab. Aceh Utara
Tanggal masuk RS : 19-08-2017
No. Register : 05-34-94
Ruang : Ruang wanita (RW)
Gol. Darah :B
Tanggal pengkajian : 20-082017
Tanggal operasi : -
Diagnosa medis : gagal jantung
B. Penanggung Jawab
Nama :Wulan Dari
Hub. dengan pasien : Cucu
Pekerjan : Wiraswasta
Alamat : Jelekat
II. KELUHAN UTAMA :
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum masuk rumah sakit,
timbul terutama saat batuk dan sesak nafas sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit, dan apabila melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Provocative/Palliative
a. Apa penyebabnya : peningkatan tekanan darah
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Dibawa ke RS
2. Quantity/Quality
a. Bagaimana dirasakan : nyeri di bagian dada sebelah kiri disertai
sesak nafas
b. Bagaimana dilihat : wajah klien tampak meringgis
3. Region
a. Dimana lokasinya : di bagian dada sebelah kiri
b. Apakah menyebar : tidak menyebar
4. Savetity (mengganggu aktivitas) : mengganggu aktivitas
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Sejak 8 bulan yang lalu

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami : Hipertensi
2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : pengobatan rawat jalan
3. Pernah dirawat/dioperasi : tidak
4. Lamanya : -
5. Alergi : tidak alergi terhadap
makanan ataupun obat-
obatan
6. Imunisasi : tidak jelas
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Orang tua
- Ibu pernah mengalami penyakit hipertensi
2. Saudara kandung : Tidak mengalami penyakit yang sama
3. Penyakit keturunan yang ada
- Hipertensi
4. Anggota keluarga yang meninggal
-ada
5. Penyebab meninggal : stroke
6. Genogram keluarga :

56
thn
Keterangan :
: Laki-laki hidup umur / umur : Pasien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan hidup : tinggal serumah
: Perempuan meninggal
VI. RIWAYAT / KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah dan bahasa indonesia
b. Persepsi pasien tentang penyakitnya
- Klien ingin cepat seembuh

c. Konsep diri
- Body image : klien minder terhadap penyakitnya
- Ideal diri : klien ingin sembuh dan cepat pulang
- Harga diri : klien merasa masih dibutuhkan
- Peran diri : klien berperan sebagai istri dan ibu dari anak-
anaknya
- Personal identity : klien sebagai istri dan ibu
d. Keadaan emosi : labil
e. Perhatian terhadap orang lain : sedikit tergganggu
f. Hubungan dengan keluarga : baik /keluarga ikut menjaga klien di RS
g. Hubungan dengan orang lain : baik, para kerabat menjenguk pasien
h. Kegemaran : memasak
i. Mekanisme pertahanan diri : baik, klien ingin cepat sembuh

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum : Lemah
- TB : 159 cm
- BB : 80 kg
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37 °C
- TD : 160/70 mmHg
- Nadi : 88 x/m
- RR : 20 x/m
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
- Bentuk : oval
- Ubun-ubun : keras tertutup
- Kulit kepala : bersih
b. Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : lebat merata
- Bau : tidak berbau
- Warna Kulit : sawo matang
c. Wajah
- Warna kulit : sawo matang

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
b. Palpebra : tidak edema
c. Konjungtiva : tidak edemik
d. Skelera : tidak icterik
e. Pupil : ki/ka isokor, ukuran 2 mm
f. Cornea dan iris : katarak (-), edema (-)
g. Visus : tidak dikaji (normal 6/6)
h. Tampak ada bayangan lingkaran gelap dibawah mata
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum : anatomis ( simentris )
b. Lubang hidung : tidak ada peradangan
c. Cuping hidung : pernafasan cupin (-)
d. Fungsi penciuman : baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris (ki/ka)
b. Ukuran telinga : simetris (ki/ka)
c. Lubang telinga : bersih
d. Ketajaman pendengaran : baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : kering dan pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : peradangan(-) , perdarahan
(-), gigi lengkap
7.Leher
a. Posisi trachea : medial
b. Thyroid : tidak ada
a. Suara : Dapat bersuara dengan
normal/jelas
c. Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
d. Vena jugularis : Peningkatan vena jugularis
e. Denyut nadi karotis : teraba jelas

D. Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : hangat
3. Warna : Sawo matang
4. Turgor : elastic (kembali <2 detik)
5. Kelembaban : cukup
6. Kelainan pada kulit : tidak ada
E. Pemeriksaan thoraks/dada
1. Inpeksi Thoraks
a. Bentuk Thoraks : simetris (ki/ka)
b. Pernafasan
- Frekuensi : 28 x/ menit
- Irama : reguler
2. Tanda kesulitan bernafas : klien tampak kesulitan bernafas
3. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak ada getaran
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
- Suara nafas : vesikuler
- Suara tambahan : tidak terdengar
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi
- Pulsasi : ictus cordis jelas, nadi perifer jelas
- Ictus Cordis : batas klavikula kiri
c. Perkusi
- Batas jantung : antara costa V dan VI (dalam
rongga dada)
d. Auskultasi
- Bunyi jantung I : terdengar LUP
- Bunyi jantung II : Terdengar DUP
- Bunyi jantung tambahan ; terdengar suara detakan lain dari
jantung dan mengidentifikasipergerakan yang tidak normal. Bisa jadi
suara yang muncul akibat mur mur
- mur-mur : ada
- Frekuensi : 120 x/m
F. Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : simetris
b. Benjolan/massa : tidak telihat benjolan/massa
c. Bayangan pembuluh darah : tidak terlihat
2. Auskultasi
a. Peristaltic usus : normal, 10 x/menit
3. Palpasi
a. Benjolan /massa : tidak ada
b. Tanda ascites : tidak ada
c. Hepar : tidak teraba
d. Lien : tidak teraba
e. Titik mc.burney ; tidak teraba
4. Perkusi
a. Suara abdomen : tidak ada kelainan
b. Pemeriksaan ascites : asites (-)
G. Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
 Tidak ada pemeriksaan
H. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
1.Ekstremitas atas
a. Kesimetrisan otot : simetris
KiriKanan
b. Edema (derajat) : Tidak ada Tidak ada
c. Kekuatan otot : 5555 5555
d. Kelainan pada ekstremitas : Tidak ada Tidak ada

2.Ekstremitas bawah
a. Kesimetrisan otot : simetris
Kiri Kanan
b. Edema : Ada Ada
c. Kekuatan otot : 5555 5555
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada tidak ada
e. Varises : tidak ada
I. Pemeriksaan Neurologi
1.Tingkat kesadaran :
GCS 15, E 6, M 5, V 4
2.Meningeal sign : kaku kuduk (-)
3.Status mental
a. Kondisi emosi dan perasaan : Labil
b.Orientasi : disorientasi waktu
c. Proses berfikir : sedikit terganggu
d.Motivasi : Pasien memiliki kemauan yang besar untuk sembuh
e. Bahasa : Pasien menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia
4.Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius (N I) / Penciuman (hidung)
- Dapat mengidentifikasi bau-bauan
b. Nervus optikus (N II) / Penglihatan (mata)
- Dapat melihat dengan jelas
c. Nervus okulomotorius (N III), Trochlearis(N IV), Abdusen (N
VI) / Bergeraknya bola mata
- Dapat menggerakkan bola mata kesegala arah
d. Nervus Trigeminus (N V) / Sentuhan halus (dengan kapas)
- Dapat mengidentifikasi sentuhan kapas ke wajah
e. Nervus fasialis (N VII) / wajah (otot wajah)
- Dapat menggerakkan otot wajah
f. Nervus Vestibulocochlearis (N VIII) / acusticus (Pendengaran)
- Dapat mendengar dengan jelas
g. Nervus Glossopharingeus (N IX), Vagus ( N X) / Menelan
(tenggorokan)
- Tidak dapat mengunyah dan menelan makanan dengan baik
h. Nervus asesorius (N XI) / Bahu
- Sakit pada saat menggerakan bahu ke kiri dan ke kanan
i. Nervus Hipoglosus (N XII) / Lidah
- Dapat menggerakkan lidah
5.Fungsi motorik
a. Cara berjalan : klien dibantu berjalan sendiri
b. Romberg Test : klien tidak dapat berdiri tegak
c. Test jari hidung : klien dapat menyentuh jari ke hidung
d. Pronasi suvinasi test: klien dapat membolak-balikkan telapak
tangan
e. Heel to shin test : klien tidak dapat menggerakkan tumit dari
lutut hingga ujung jari
6.Fungsi sensorik
a. Identifikasi sentuhan ringan : dapat mengidentifikasi sentuhan
kapas
b.Test tajam tumpul : dapat membedakan tes tajam
tumpul
c. Test panas dingin : dapat membedakan panas dingin
d. Test getaran : klien daapt membedakan/
merasakan getaran
e. Streognosis test : klien dapat mengidentifikasi benda
yang diletakkan ditelapak tangan
7.Reflek
a. Reflek bisep : ka/ ki (-/-)
b. Reflek Trisep : ka/ ki (-/-)
c. Reflek brachioradialais : ka/ ki (-/-)
d. Reflek patellar : tidak dilakukan pengkajian
e. Reflek tendon Achilles : tidak dilakukan pengkajian
f. Refles plantar : tidak dilakukan pengkajian

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
1. Waktu tidur : Pukul 22.00 WIB
2. Waktu bangun : Pukul 05.00 WIB
3. Masalah tidur : normal
4. Hal-hal yang mempengaruhi tidur : tidak ada
5. Hal-hal yang mempermudah tidur : posisi yang nyaman,
suasana yang tenang, dan lingkungan yang bersih.
b. Selama sakit
1. Waktu tidur : tidak menentu
2. Waktu bangun : tidak menentu
3. Masalah tidur : tidak nyaman
4. Hal-hal yang mempengaruhi tidur : klien merasa nyeri di bagian
dada sebelah kiri dan merasa sesak nafas
6. Hal-hal yang mempermudah tidur : posisi yang nyaman,
suasana yang tenang, dan lingkungan yang bersih.
B. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1. BAB
- Pola BAB : 1 hari sekali
- Karakter feses
 Warna : kuning kecoklatan
 Konsistensi : lunak
 Bau : aromatic
- Penggunaan laksatif : tidak ada
- BAB terakhir : 1 hari sebelum dirawat
- Riwayat perdarahan : tidak ada
2. BAK
 Pola BAK : 6-7 x/hari
 Karakter urine : kuning, jernih
 Nyeri/kesulitan BAK : Tidak pernah
 Inkontinentia : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada
 Penggunaan diuretic : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
 Berat Jenis : tidak di ukur

b. Selama sakit
1. BAB
- Pola BAB : 1 hari sekali
- Karakter feses
 Warna : kuning kecoklatan
 Konsistensi : kuning kecoklatan
 Bau : aromatic
- Penggunaan laksatif : tidak ada
- BAB terakhir : jam 06.00 WIB
- Riwayat perdarahan : tidak ada

3. BAK
 Pola BAK : 5-6x/hari
 Karakter urine : kuning, jernih
 Nyeri/kesulitan BAK : ada
 Inkontinentia : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada
 Penggunaan diuretic : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
 Berat Jenis : tidak diukur
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
a. Diet (type) : MB
b. Jumlah/porsi : 3x sehari
c. Pola diet : pagi, siang, malam
d. Anoreksia : tidak ada
e. Mual-muntah : tidak ada
f. Nyeri uluhati : tidak ada
g. Alergi makanan : tidak ada
h. BB biasa (sebelumnya) : 80 kg

2. Tanda (objek)
a. BB sekarang : tidak dilakukan penimbangan BB
b. TB : 159 cm
c. Bentuk tubuh : kegemukan
3. Waktu pemberian makan : 07.00 WIB – 13.00 WIB – 19.00
WIB
4. Masalah makanan
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada
b. Kesulitan menelan : tidak da
c. Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
5. Pola minum
a. Jumlah/Porsi : 7-8 gelas perhari
b. Kesulitan menelan : tidak ada
b. Selama sakit
1. Pola makan
a. Diet (type) : MII
b. Jumlah/porsi : 3x sehari
c. Pola diet : pagi, siang, malam
d. Anoreksia : ada
e. Mual : Tidak ada
f. Nyeri uluhati : Tidak ada
g. Alergi makanan : tidak ada
h. BB biasa (sebelumnya) :80 kg
2. Tanda (objek)
a. BB sekarang : tidak dilakukan penimbangan BB
b. TB : 159 cm
c. Bentuk tubuh : kegemukan

3. Waktu pemberian makan : 07.00 WIB – 12.00 WIB – 19.00


WIB
4. Masalah makanan
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada
b. Kesulitan menelan : Ada
c. Tidak dapat makan sendiri : tidak ada

5. Pola minum
a. Jumlah/Porsi : 7-8 gelas perhari
b. Kesulitan menelan : Ada
D. Personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan : Bersih (mandiri)
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Bersih (mandiri)
3. Pemeliharaan kuku : Bersih (mandiri)
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan : Bersih (dibantu)
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Bersih (dibantu)
3. Pemeliharaan kuku : Bersih (dibantu)
E. Pola kegiatan dan aktifitas
a. Sebelum sakit
Klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
b. Selama sakit
Klien tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri
Kebiasaan ibadah
a. sebelum sakit
klien selalu melakukan ibadah sholat 5 waktu secara mandiri
b. selama sakit
klien tidak dapat melakukan ibadah seperti biasa
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
No Pemeriksaan Lab Nilai hasil pemeriksaan Nilai normal
1 Hemoglobin 11,9 g/dL Pria : 13.0 - 18.0 g/dL
Wanita : 12.0 - 16.0 g/dL
2 Hematokrit 35% Pria : 40 - 54%
Wanita : 38 - 47%
3 Ureum 14 mg/dL 20 - 45 mg/dL
4 Kreatinin 1.3 mg/dLs 0.5 - 1.5 mg/dL
5 Protein total 7.3 g/ mm-3 6.3 - 8.3 g/dL
6 Leukosit 6300 mm-3 5000 - 10000 mm-3
7 Eritrosit 3,5 g/dL 3.8 x 106 - 5.8 x 106 mm-3
8 Trombosit 255000 200 x 103 - 500 x 103 mm-3
9 Albumin 3,8 3.5 - 5.0 g/dL
10 Globulin 31 u/L 1.3 - 3.2 g/dL
11 Cholesterol total < 200 mg/dL
12 SGOT 111,3 15 – 45 u/ L
13 SGPT 360 0 – 37 u/L

b. USG : tidak dilakukan


EKG : 21-08-2017
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada
v1-v3
Tanggal : 22-08-2017
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

c. Rontgent : tidak dilakukan


X. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Nonno Nama obat Dosis
1 IVFD 20 tts/mnt
2 Lasix 3x40 mg iv
3 ascardia 1x80 mg
4 captopryl 3x25 mg
5 O2 3 liter/menit nasal
kanul
X. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1D DS : Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari Gagal pompa ventrikel


sebelum masuk rumah sakiit Penurunan curah jantung
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum
masuk rumah sakit
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas
sehari-hari bertambah sesak

DO :
TTV :
TD : 160/70 mmHg, N : 84 x/menit reguler , RR : 20
x/ menit,T : 36,5 oC
Leher: pembesaran vena jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 21-08-2017
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4,
Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 22-08-2017
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt
ireguler, axis, LAD

2 -Suplai darah ke jaringan -intoleransi aktivitas


pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah nutrisi dan O2 sel
untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri -metabolisme sel lemah dan
DO : - pasien terlihat bedres letih
-Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas
karena lelah

3 DS : Klien mengatakan merasakan sakit pada kaki Menurunnya curah jantung Kelebihan volume cairan
nya, sulit berjalan dan sering mual muntah dan
berkeringat banyak
DO : -klien tidak dapat berdiri tegak
-klien tidak dapat menggerakan tumit dari lutut
hingga ujung jari
-edem pada daerah muka
X1.PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan curah jantung
2. Intoleransi aktivitas
3. Kelebihan volume cairan

XII.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DiagnosaKeperwaatan TujuandanKritera Intervensi Rasionalisasi
Hasil
1. . Penurunan curah jantung Setelah dilakukan 1. Dilakukan pemeriksaan agar
berhubungan tindakan 1. Kaji dan catat tekanan mengetahui keadaan perkembangan
dengan Perubahan keperawatan kondisi darah,sianosis,irama dan klien
kontraktilitas miokardial klien dapat membaik denyut jantung 2. Agar lebih mudah mengetahui nutrisi
ditandai dengan : denga kriteria: 2. Intruksikan untuk yang di berikan dengan jumlah yang
DS tanda-tanda vital menjaga keseimbangan di keluarkan
 Klien mengeluh sesak dalam batas normal intake dan output 3. meningkatkan pengetahuan agar klien
nafas sejak 2 hari  N:60-100 x/mnt, 3. Jelaskan tentang merasa ada perubahan dengan
SMRS  TD:100-120/80- penggunaan dosis mengkonsumsi makanan dan obat
 Klien mengeluh 90 mmHg, frekuensi dan efek obatan
nyeri dada 3 minggu  P: 16-20 x/mnt, samping obat 4. mencegah retensi urine dan
sebelum MRS Klien  tidak ada 4. Kolaboratif: diuretic dan menjaga kekebalan tubuh
mengatakan ketika hipotensi antibiotic
melakukan aktifitas  AGD dalam
sehari-hari bertambah batas normal
sesak intensi vena
DO jugularis
TTV :
TD : 100-120/80-90
mmHg,
N : 100 x/menit reguler ,
RR : 20 x/ menit,T : 36,5
oC
2. Leher:
pembesaran vena
jugularis
(+)
Laborator
ium
Hb :
11,9 13 - 15
Hematokrit : 35
40 - 48
EKG :
Tanggal : 21-08-2017 1. Kemajuan aktivitas bertahap
Hasil/kesa mencegah peningkatan kerja jantung
n : irama sinus, ST tiba – tiba, memberikan bantuan
elevasi pada V4, Q 1.Berikan dorongan untuk hanya sebatas kebutuhan akan
patologis aktivitas / perawatan diri mendorong kemandirian dalam
bertahap jika dapat melakukan aktivitas
Tanggal : 22-08- ditoleransi, berikan bantuan 2. Tekhnik menghemat energy
2017 sesuai kebutuhan mengurangi penggunaan energy, dan
Hasil/kesan : irama Tujuan : 2. Instruksikan pasien juga membantu kesimbangan antara
sinus, HR 110x/ mnt - Setelah dilakukan tentang tekhnik suplai dan kebutuhan oksigen
ireguler, axis, LAD tindakan keperawatan penghematan energy 3. Istirahat memungkinkan penghematan
selama 3 x 24 jam 3. Beri jarak waktu energy
Intoleransi aktivitas diharapkan pasien pengobatan dan prosedur 4. Pemberian digoxin untuk memperkuat
 berhubungan dengan dapat melakukan untuk memungkinkan kerja jantung.
penurunan cardiac aktivitasnya sendiri waktu istirahat
output ditandai kriteria : sepanjang siang dan sore
dengan pasien -Meningkatnya 4. Kolaborasi pemberian
mengatakan badannya energi untuk obat digixin
terasa lemas dan melakukan aktivitas
susah untuk -Menurunnya gejala
melakukan - Gejala intoleransi
aktivitasnya secara aktivitas
mandiri, Pasien
terlihat dibantu orang
lain saat melakukan
aktivitas

- Kelebihan volume Kelebihan volume 1 Pantau haluaran urine. 1. Haluaran urine mungkin sedikit
cairan dapat teratasiCatat jam dan warna setiap pekat karena penurunan fungsi ginjal.
cairan berkaitan dengan
setelah dilakukan hari. 2. Terapi diuretik dapat disebabkan oleh
menurunnya curah tindakan 2. Pantau/hitung kehilangan cairan.
keperawatan. keseimbangan pemasukan 3. Perubahan/kehilangan edema sebagai
jantung.
dan pengeluaran setiap hari. respon terhadap terapi.
Kriteria hasil : 3. Timbang BB setiap hari. 4. Retensi cairan berlebihan dapat
- Bunyi jantung 4. Kaji distensi leher dan dimanifestasikan oleh pembendungan
normal dan lihat pada daerah yang vena dan pembentukan edem.
- Intake dan output tertekan = dependen. 5. Kelebihan volume cairan sering
seimbang 5. Auskultasi bunyi nafas menimbulkan kongestive paru.
- TTV dalam batas catat penurunan/bunyi 6. Hipertensi dan peningkatan CVP
tambahan. menunjukkan kelebihan volume cairan
normal.
6. Pantau TD dan dapat menunjukkan kongesti paru,
7. Berikan diuretik juga jantung.
furosemid tab/injeksi
7. Meningkatkan laju aliran urin dan
menghambat reabsorbsi Na, K pada
tubulus ginjal.
XIV. IMPLEMENTASI
Hari/ Dx Implementasi Respon Paraf
Tanggal
I 1. Mengkaji keluhan pasien - pasien mengeluh sakit pada bagian dada sebelah
2. Mengkaji nyeri pasien kiri
3. Mengobservasi KU pasien
-P: penurunan curah jantung
Q: nyeri seperti di tusuk
R: di dada
S:klien mengatakan nyeri
II 1.Mendorang pasien untuk melakukan T:saat bergerak dan berjalan
aktivitas mandiri - KU pasien cukup
2. Meorientasikan linkungan kepada pasien
3.Mempertahankan tirah baring keteat dalam
posisi berbaring Pasien memahami
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5.Menganjurkan pasien untuk tetap istirahat - pasien mulai mengenal lingkungan
untuk menghemat energi’ - pasien istirahat dalam posisi terlentag

7.Mengatur posisi klien pada posisi nyaman N: 78x/m


III R: 22x/m
T: 36,5º C
-Mengajurkan pasien untuk mengistirahatkan
mata -pasien memahami anjuran yang di brikan

-,Mengkaji skala nyeri dengan skala 4


-Mengobservasi KU pasien
-Mempertahankan klien pada posisi
Terlentang.

I -Melatih pasien tehnik relaksasi dan distraksi


-pasien dapat melakukan tehnik menghilangkan
- minimalkan aktivitas yang menyebabkan nyeri
nyeri -pasien nyaman pda posisi tidur
I
- mengukur TTV -pasien mulai istarahat

-Mengajurkan pasien untuk istirahat -pasien Nampak lebih rileks


-Mengkaji nyeri pasien skala -KU cukup

-pasien tidur dalam posisi terlentang


-pasien bias melakukan tekhnik menghilangkjan
rasa nyeri
-pasien kooperatif

-TD :140/100mmHg
-N : 64x/i
-T :36º C
-R : 24x/i
-pasien istirahat
-pasien sudah tidak nyeri

XV. EVALUASI
Tanggal/ DX Catatan perkembangan Paraf
jam
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan kata lain thalasemia merupakan penyakit anemia
hemolitik, dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 120 hari)
penyebab kerusakan tersebut adalah Hb yang tidak normal sebagai akibat
dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai globin atau struktur
Hb, Secara klinis thalasemia dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Talasemia minor
2. Talasemia major

Selama masa kehamilan hendaknya perlu dikaji secara mendalam


adanya resiko thalasemia apabila diduga adanya faktor resiko hendaknya
ibu diberitahukan adanya faktor resiko yang mungkin dialami oleh
anaknya nanti setelah lahir sehingga ibu harus memeriksakan secara rutin
kehamilannya ke dokter. Dan pada anak yang terjangkit penyakit
thalasemia akan terlihat lemah dan tidak selincah anak seusianya
sehingga anak lebih diberikan banyak istirahat mengurangi aktivitas yang
mudah membuat lelah.

B. SARAN
Thalassemia ini harus sudah didiagnosis sejak dini dan diharapkan
kepada penderita agar peduli terhadap penyakitnya. Karena gejala
awalnya seperti anemia biasa, maka gejala tersebut jangan diabaikan dan
lakukan pengobatan sejak dini serta konsultasikan kepada dokter. Untuk
menghindari resiko akibat penyakit thalassemia, Pemerintah diharapkan
agar menghimbau dan memberikan informasi yang jelas kepada
masyarakat mengenai penyakit thalassemia dengan jelas dan bagaimana
penanggulangan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Dorland.1998.Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC


FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak buku I. Jakarta : FKUI
Guyton & Hall.1997. Fisiologi Kedokteran (Ed. 9). Jakarta : EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta :EGC
Nursalam.2005. Asuhan Keperawatan bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Wong.2001. Maternal Child Nursing Care. Edisi 2. Mosby
Stoppard, Miriam. Panduan Penjagaan Kanak-kanak. Tropical Press, 1998. ms
232 in

Anda mungkin juga menyukai