Oleh:
Fitria Wardatun Maulida
201820401011153
Dokter Pembimbing:
dr.Andri Catur Jatmiko, Sp.KK
1
BAB 1
PENDAHULUAN
kelainan kulit berat ditandai oleh bula di kulit bersifat akut dan erosi membran
mukosa. 1 SSJ dan NET jarang terjadi, namun mengancam hidup pasien.1,2,3 SSJ dan
SSJ overlap NET, dan NET. SSJ luasnya kerusakan epidermal kurang dari 10%, SSJ
overlap NET luasnya kerusakan epidermal antara 10-30%, dan NET luas kerusakan
epidermal lebih dari 30%. SSJ dan NET membutuhkan pertolongan kegawat
daruratan cepat dan tepat.1,2,3 Data insidensi kasus SSJ dan NET yakni 2,6-7,1 per
tersering SSJ dan NET, 77-95% penyebab SJS dan NET disebabkan oleh obat.2 Selain
obat, SSJ dan NET dapat disebabkan oleh infeksi, imunisasi, keganasan, paparan
bahan kimia dari lingkungan, dan radiasi.3 Obat tersering penyebab kasus SSJ dan
tersering penyebab SJS dan TEN pada penderita HIV dan AIDS.3 Angka kematian SSJ
dan NET cukup tinggi, dari data yang ada, angka kematian pada kasus SSJ sekitar 1-
5% dan pada kasus NET 25-35%.4 Berkaitan dengan tingginya angka kematian kasus
SSJ dan NET, dibutuhkan penatalaksanaan yang komprehensif yakni diagnosis yang
2
cepat, identifikasi obat penyebab yang cepat, perawatan di ruang perawatan intesif,
dan evaluasi terhadap prognosis menggunakan severity of illness score for TEN
(SCORTEN).
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) ialah reaksi mukokutan akut yang ditandai dengan
nekrosis dan pengelupasan epidermis > 30% luas permukaan badan (LPB), disertai
rasa sakit dan dapat menyebabkan kematian. Makula eritem, terutama pada badan
dan tungkai atas, berkembang progresif menjadi lepuh flaksid dengan akibat
dari luas permukaan tubuh yang mengalami epidermolisis. SSJ dan NET ditandai
dengan keterlibatan kulit dan membran mukosa. Karena kemiripan penemuan klinis
dan histopatologi, etiologi obat, serta mekanisme, SJS dan NET ini dianggap variasi
dan kontinu penyakit yang dibedakan dengan melihat tingkat keparahan serta
persentase permukaan tubuh yang terlibat lecet dan erosi kulit. Beberapa
kepustakaan menggunakan.
1.2 TUJUAN
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
2.3 ETIOLOGI
Etiologi NET sama dengan Syndrome Steven Johnson. NET juga dapat
terjadi akibat reaksi graft versus host, infeksi (virus,jamur,bakteri,parasit), dan
sepertiga kasus nekrolisis epidermal toksika disebabkan oleh suatu reaksi terhadap
suatu obat. Hubungan antara intake obat dan onset penyakit ini merupakan faktor
yang sangat penting. SJS dan TEN umumnya dimulai kurang dari 8 minggu tapi
lebih dari 4 hari sejak intake obat pertama kali. Obat yang paling sering
menyebabkan penyakit ini adalah :
4
2.4 PATOFISIOLOGI
2.6 DIAGNOSIS
penunjang.
a. Anamnesis
b. Gejala klinis
c. Pemeriksaan penunjang
menegakkan diagnosis.
2.8 PENATALAKSANAAN
2.9 KOMPLIKASI
2.10 PROGNOSIS
5
BAB 3
hasil pengobatan, komplikasi pasien SSJ dan NET di ruang rawat inap kemuning
Jumlah keseluruhan pasien SSJ selama periode 2011 - 2014 adalah 28 (1,8%) dan
pasien NET selama periode 2011 -2014 adalah 9 (0,6%) dari total keseluruhan pasien
di Instalasi Rawat Inap Kemuning periode 2011 - 2014 yakni 1550 pasien. Jenis
kelamin terbanyak pasien SSJ dan NET adalah perempuan, 21 (75%) dan 6 (66,7%).
Distribusi usia pasien SSJ dan NET, usia terbanyak adalah usia 25-44 tahun 14
(50,4%) SSJ dan 4 (44,25%) NET. Hasil penelitian ini menunjukkan, rentang waktu
rata-rata penggunaan obat dan menimbulkan gejala pasien SSJ adalah 4,85 hari, dan
waktu ratarata prodromal pasien SSJ adalah 3,35 hari. Pada pasien NET rentang
waktu rata-rata penggunaan obat dan menimbulkan gejala pasien NET adalah 3,6
hari dan waktu rata-rata prodromal pasien adalah NET 0,8 hari. Pada pasien SSJ
tidak terdapat riwayat alergi obat berjumlah 19 (67,8%), pada pasien NET tidak
terdapat riwayat alergi obat berjumlah 6 (66,33%) dan 1 pasien memiliki riwayat
alergi (2,7%). Penyakit penyerta pada pasien SSJ dengan jumlah terbanyak adalah
epilepsi 8 (26,4%), stroke 4 (13,3%), dan tumor otak 3 (9,99%). Penyakit penyerta
tertinggi pasien NET dengan jumlah terbanyak adalah gout dan epilepsi (kejang)
sebanyak 2 (28,6%). Penyakit penyerta yang lain yakni hipertensi, stroke, dan
pada pasien SSJ adalah obat analgesik 25 (35%), antibiotik 17 (23,8%), dan obat
antiepilepsi 11(54%). Riwayat penggunaan obat terbanyak pasien NET adalah obat
6
analgesik 31 (32,86%), antibiotik 19 (20,14%), dan antiepilepsi 15 (15,9%). Tabel 3
menunjukkan etiologi yang diduga pada pasien SSJ dan NET. Etiologi yang diduga
pasien SSJ terbanyak adalah penggunaan obat 16 (57,1%) dan infeksi 11 (39,6%).
Pasien NET etiologi yang diduga terbanyak juga penggunaan obat 23 (62,1%) dan
infeksi 12 (32,4%).
Laki-laki 36 47,4
Perempuan 40 52,6
Total 76 100,0
mendominasi dari keseluruhan data yakni sebanyak 22 pasien (28,9%) dan yang
terendah yaitu pada kelompok usia 45-49 tahun yakni sebanyak 4 pasien (5,3%).
Menurut peneliti, hal ini terjadi karena pada usia 25-29 tahun merupakan usia
15-19 5 6,6
20-24 16 21,1
25-29 22 28,9
7
30-34 17 22,4
35-39 7 9,2
40-44 5 6,6
45-49 4 5,3
Total 76 100,0
8
BAB 4
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10