Anda di halaman 1dari 69

HIPOTERMIA NEONATUS

Rosalia Soraya Husna


201820401011129
Pembimbing : dr. Retno Wulandari, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD JOMBANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
PENDAHULUAN 2
• Hipotermia pada neonatus
 keadaan terjadinya suhu
tubuh <36,5°C disebabkan Menurut data dari RSUD M.
oleh terpapar lingkungan
dingin, suhu lingkungan Zein Painan, dari 875 bayi lahir

LATAR BELAKANG rendah, permukaan dingin hidup, Jumlah kelahiran bayi


atau aliran udara. dengan komplikasi hipotermi
• Suhu kulit normal neonatus pada periode Januari-September
36,0-36,5 ° C dan suhu rectal
2014 adalah 124 kelahiran (14%)
36,5-37,5 ° C

Neonatology. Management, Procedures, On-Call


Problems, Diseases, and Drugs. McGraw-Hill
Education, 2016
3
 A rectal thermometer; however, this is not routine practice and
should usually be avoided except during therapeutic
hypothermia for neuroprotection.

Definition  Axillary temperature approximates to core temperature, and is


the preferred site for recording temperature in newborn babies.

 Skin temperature is lower than core temperature.

 Normal skin temperature is 35.5–36.5 °C

Essential Neonatal Medicine, Wiley Blackwell, Sixth Edition, 2018


Tinjauan Pustaka
4
Definisi Etiologi
 BBLR memiliki luas permukaan yang besar
 Hipotermia  Bayi dengan suhu badan di
terhadap massa mereka  ketidakseimbangan antara
bawah normal (36,5-37,5) karena tubuh tidak penghasil panas (terkait dengan massa) dan
kehilangan panas (luas permukaan)
mampu memproduksi panas untuk
 Kulit mereka tipis dan permeabel terhadap panas
menggantikan panas tubuh yang hilang dengan
 Memiliki sedikit lemak subkutan untuk isolasi
cepat.
 Memiliki kapasitas terbatas untuk menghasilkan
 Sering terjadi pada BBLR, karena jaringan panas
lemak subkutan rendah, dan luas permukaan  Kehilangan panas yang cepat melalui konduksi,
konveksi, radiasi, evaporasi.
tubuh relatif besar dibanding BBL.

Neonatology. Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases, and Drugs. McGraw-Hill Education, 2016
Tinjauan Pustaka
FAKTOR RISIKO 5
2. Physiological 3. Behavioural 4. Socioeconomic
1. Environmental
(neonatal issues)
- Mothers who are
- Cultural reasons,
young or
- Geographical area in which - Prematurity,
(ex: bathing of the inexperienced
the baby is born, as well as - Low birth weight - Multiparas;
newborn immediately - Families with a
time of the year (seasons) - Intrauterine growth
after birth, and/or low income and/or
and room temperature at the restriction from resource poor
massaging the baby
countries
time of birth - small for dates
with essential oils - Health
- hypoglycaemic professionals in
after birth
poor countries

Vilinsky, A., & Sheridan, A. (2017). Hypothermia in the newborn:


An exploration of its cause, effect and prevention. British Journal,
 
TINJAUAN PUSTAKA
6
Risk Factor

1. Bayi preterm, bayi kecil  tingginya rasio luas permukaan tubuh dibanding dengan berat badannya.
2. Bayi dengan kelainan bawaan khususnya dengan penutupan kulit yang tidak sempurna (meningomielokel,
gastroskisis, omfalokel)
3. Bayi dengan sepsis
4. Bayi dengan tindakan resusitasi lama
5. Bayi IUGR
6. Bayi dengan gangguan saraf sentral, seperti perdarahan intrakranial, obat-obatan, asfiksia.

Neonatology at Glance 3rd edition, 2016


Tinjauan Pustaka
RISK FACTOR 7

Essential Neonatal Medicine, Wiley Blackwell, Sixth Edition, 2018


KLASIFIKASI
8
• Mild hypothermia : with ranges between 36 and 36.4°C or skin temperature 35.5 °C to 35.9°C.

• Moderate hypothermia : ranging between 32 and 35.9°C or skin temperature 31.5°C to 35.4°C.

• Severe hypothermia : with any temperature below 32°C or skin temperature < 31.5°C.

Essential Neonatal Medicine, Wiley Blackwell, Sixth Edition, 2018


9
10
o Mengandung banyak mitokondria, kaya kapiler dengan akhiran saraf
simpatis. Karena efek noradrenalin, akan terjadi proses oksidatif →
Lemak Coklat panas
( brown fat / brown adipose o Banyak ditemukan pada daerah ginjal, kelenjar adrenal, otot dan
tissue = BAT ) pembuluh darah di leher, mediastinum, daerah antara skapula dan aksila
o Pada neonatus aterm mempunyai deposit 4 – 10%
o Pada neonatus preterm ditemukan pada sekitar minggu ke 26- 30
kehamilan dan dalam jumlah yang sedikit.
o Umumnya menghilang pada 3 bulan setelah lahir kecuali pada neonatus
yang mengalami paparan dingin
Termoregulasi
Physiological mechanisms to conserve heat 11
1. Non- Shivering thermoregulation/ NST
 Mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi stimulasi saraf simpatis untuk menstimulasi proses
metabolik dengan melakukan oksidasi terhadap jaringan adiposa coklat

2. Shivering thermoregulation/ST
 Mekanisme tubuh berupa shivering akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas

3. Vasokonstriksi perifer
 Distimulasi oleh sistem saraf simpatis sistem saraf perifer memicu otot sekitar arteriol kulit
berkontraksi  vasokonstriksi.

Neonatology at Glance 3rd edition, 2016


Mechanisms of heat loss
12

(Neonatology at
Glance 3rd edition,
2016)
Extrauterine thermogenesis in Low birth weight 13
New born exposed 1st mechanisme  newborn activate N-ST Ability to produce heat from
with extrauterine in order to produce heat by using brown sympathetic responses is poor
environment. adipose tissue.

In LBW  brown adipose Preterm infants are unable to curl


tissue up to reduce skin exposure.

Essential Neonatal Medicine, Wiley Blackwell, Sixth Edition, 2018


Diagnosis
14
Diagnosis hipotermi ditegakkan dengan
pengukuran suhu baik suhu tubuh atau kulit
bayi

Neonatology. Management, Procedures, On-Call Problems,


Diseases, and Drugs. McGraw-Hill Education, 2016
Tatalaksana
Pencegahan 15
The Warm Chain
Langkah ke 1 : Ruang melahirkan yang hangat
Langkah ke 2 : Pengeringan segera
Langkah ke 3 : Kontak kulit dengan kulit
Langkah ke 4 : Pemberian ASI
Langkah ke 5 : Tidak segera memandikan/menimbang bayi
Langkah ke 6 : Pakaian dan selimut bayi adekuat
Langkah ke 7 : Rawat gabung
Langkah ke 8 : Transpotasi hangat
Langkah ke 9 : Resusitasi hangat
Langkah ke 10 : Pelatihan dan sosialisasi rantai hangat
Vilinsky, A., & Sheridan, A. (2017). Hypothermia in the newborn: An exploration
of its cause, effect and prevention. British Journal,  
Tatalaksana
Hipotermia Sedang 16
1. Ganti pakaian yang dingin 3. Anjurkan ibu menyusui lebih sering, bila bayi tidak dapat menyusu, berikan
dan basah dengan pakaian ASI peras
hangat, topi dan selimut 4. Amati tanda kegawatan ( gangguan nafas, kejang, tidak sadar)
2. Bila ada ibu, anjurkan 5. Periksa kadar glukosa darah, bila <45mg/dL tangani hipoglikemi
menghangatkan bayi dengan 6. Periksa suhu tubuh bayi tiap jam, bila suhu naik minimal 0,5 °C/jam  usaha
melakukan kontak kulit menghangatkan berhasil, lanjut memeriksa suhu tiap 2 jam
dengan kulit atau perawatan 7. Bila suhu tetap dalam batas normal, bayi dapat minum dengan baik, bayi
KMC dapat dipulangkan
Bila tidak ada ibu:
- Hangatkan kembali bayi menggunakan alat pemancar panas. Gunakan
inkubator dan ruangan hangat
- Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan
pengatur suhu
- Hindari paparan panas yang berlebih dan posisi bayi lebih sering diubah
Kangaroo-mother care
17
Tatalaksana
Hipotermia berat 18
19
Add picture here – 1:1
Equipment
Closed incubators 20
 Usually used for infants <1800g. And less than 30 weeks
Add picture here – 1:1 Keuntungan
 Menyediakan lingkungan konstan dan hangat, bahkan ketika pintu terbuka.
 Meminimalkan kehilangan air transepidermal (kelembaban relatif tinggi).
 Mengurangi kehilangan panas radiasi jika bayi ditutup dan inkubator memiliki
dinding ganda.
 Memungkinkan pengamatan terus menerus terhadap pernapasan dan kondisi bayi.
Kerugian
 Mengurangi akses untuk prosedur, tetapi ditingkatkan dalam inkubator modern
 Menghambat interaksi orang tua.
 Kebisingan dari mesin dan pintu inkubator.

Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
Equipment
Open incubator (platform with radiant warmer) 21
 Used for very unstable infant during the performance of
medical procedures
Add picture here – 1:1
Keuntungan
 Kemudahan akses untuk resusitasi / stabilisasi dan beberapa prosedur praktis dan
perawatan bayi cukup bulan.
 Peningkatan suhu yang cepat.

Kerugian
 Kehilangan air transepidermal yang tinggi dari panas radiasi
- membuat keseimbangan cairan bermasalah pada bayi prematur, jadi sebaiknya
dihindari.
 Sulit memberikan kelembaban ekstra
 Kehilangan panas konvektif tinggi.

Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
22
Add picture here – 1:1
23
Add picture here – 1:1
24

Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
25

Neonatology. Management, Procedures, On-Call


Problems, Diseases, and Drugs. McGraw-Hill
Education, 2016
26
Komplikasi
27
Consequences of excessive heat loss:
1. Insufficient oxygen supply and hypoxia from increased oxygen consumption.
2. Hypoglycemia secondary to depletion of glycogen stores.
3. Metabolic acidosis caused by hypoxia and peripheral vasoconstriction.
4. Decreased growth.
5. Apnea.
6. Pulmonary hypertension as a result of acidosis and hypoxia.
1. Clotting disorders such as disseminated intravascular coagulation and pulmonary hemorrhage can
accompany severe hypothermia.
2. Shock with resulting decreases in systemic arterial pressure, plasma volume, and cardiac output.
3. Intraventricular hemorrhage.
4. Severe sinus bradycardia.
5. Increased neonatal mortality.

Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
Pemulangan
28
 KU baik Tanda Bahaya:
• Kejang
 Tidak terdapat TANDA BAHAYA • Mengantuk atau tidak sadar
 Berat badan bertambah dengan ASI. • Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu
(pernapasan berhenti selama >15 detik)
 Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-37 C) dalam 3 hari
0
• Frekuensi napas > 60 kali/menit
beruturut-turut • Merintih
• Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
 Mampu mengisap dan menelan. • Sianosis sentral.
 Ibu yakin dan mampu merawatnya.

Pocket Book of Hospital Care for Children, For the Management of Common Illnesses with
Limited Resources, 2017
HIPOTERMIA NEONATUS

Rosalia Soraya Husna


201820401011129
Pembimbing : dr. Retno Wulandari, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD JOMBANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

24/03/2020
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
31
Nama : By. Ny. D
Tanggal Lahir : 16 Maret 2020
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 1805 gram
Tanggal MRS : 16-3-2020 jam 20.00
Alamat : Banyuarang- Ngoro - Jombang
RM : 482158
IDENTITAS
32
Ayah: Ibu:
 Nama : Tn. M  Nama : Ny. D
 Usia : 36 tahun  Usia : 35 tahun
 Pekerjaan : Swasta  Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : SMP  Pendidikan : SMU
ANAMNESIS
33
Keluhan Utama
Bayi Lahir UK 35 minggu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien bayi kiriman kamar bersalin diagnosis ibu GVP2022 UK 35 minggu, THIU + letkep + inp. kala II

Bayi lahir Spt B, bayi lahir langsung menangis , ketuban jernih. AS 7-8-9 jam 19.00. Kelainan kongenital (-). Anus (+).

Setelah lahir, pasien dicoba dilakukan IMD, refleks menghisap tidak terlalu kuat, dan dihangatkan di infant warmer.

Kondisi bayi saat di ruangan : Kondisi bayi gerak tangis tidak adekuat , sesak (-), pernapasan cuping hidung (-),
BAK/BAB (+/+) BB 1805 gram.
34
Riwayat Kehamilan Ibu

• Diagnosis ibu GVP2022 UK 35 minggu THIU + Letkep + Inp. Kala II

• Aktivitas selama kehamilan :

 Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak menyapu, mengepel dan mencuci

 Sebelum kontraksi ibu bersenggama dengan suaminya malam hari


35
Riwayat Kehamilan Ibu
• Selama kehamilan,
Trimester I  -
Trimester II  2x kontrol bidan
Trimester III  3x kontrol Sp.OG
1. 9 bln/Spt B/ PKM/ Pr / 2300gr/ 8th

2. 9 bln/Spt B/ PKM/ Pr/ 2700gr/ 6th


3. 3 bln/ kuret/ RS Airlangga
4. 4 bln/ kuret/ RS Pelengkap
5. Hamil ini
36
Riwayat Penyakit Dahulu Ibu Riwayat persalinan

- Ibu melahirkan di ruang bersalin RSUD Jombang


- Diabetes mellitus (-)
- Usia kehamilan 35 minggu
Hipertensi (-)
- Bayi lahir Spontan letak kepala, Ketuban Jernih,
Keputihan (-)
Plasenta lahir lengkap. Bayi langsung menangis
AS 7- 8-9

- Sudah diberikan Inj. Vitamin K 1 mg i.m dan


gentamycin eye drop 1 tetes OD/OS
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Fisik
38
Kesan Umum : gerak tangis : cukup Sistem Neurologis
Tanda-tanda Vital : -Kesadaran : Waspada
- HR : 115 kali/menit -Aktivitas : Bangun/sadar
- RR : 42 kali/menit -Pergerakan : Spontan
- Suhu : 35, 5 °C -Tonus : Normal
- CRT : < 2 detik -Kejang : (-)
Antropometri:
- BBL : 1805 gram
- Panjang Badan : 42 cm
- Lingkar kepala : 29 cm
- Lingkar Dada : 28 cm
- Lingkar abdomen : 25 cm
39
Kepala dan Leher Bayi
Sistem Pernafasan :
-Caput succadenum (-), Cephal hematoma (-),
- Warna Kulit : Merah muda
-Anemis (-), ikterus (-)
- Kecepatan nafas : 42 x/menit, reguler
-Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)
-Mukosa mulut dan bibir basah, sianosis (-) - Pernafasan :Grunting(-), Pergerakan simetris,
Retraksi (-)
- Suara nafas : Vesikuler, Ronchi (-) Wheezing
(-)
40

Total :0
41
Sistem gastrointestinal
Sistem cardiovaskular
• Inspeksi : flat
• Suara jantung : Reguler,
HR 115 x/menit • Bising usus : (+) normal
• Auskultasi : Dengar dengan mudah, S1 • Palpasi abdomen : soefl, turgor kulit baik
S2 tunggal • Umbilicus : tanda-tanda infeksi (-),
• Murmur : tidak pus (-)
• CRT : <2 detik • Anus : ada
42
Sistem Genitourinaria Ekstremitas

Labia mayor belum menutup labia minor


Ekstemitas atas : Polidaktili (-),
Anus (+)
sindaktili(-)
BAK (+) segera setelah lahir
BAB (+) Ekstremitas bawah : Polidaktili (-),
sindaktili (-), CTEV (-)
43

Ballard Score :
Maturitas fisik Bayi
Total ballard score:
12+11 = 23 ≈ 34
minggu
44

Grafik (Lubchenko)
45

Grafik Fenton
Pemeriksaan Penunjang
17/3/2020 46
DARAH LENGKAP HASIL NILAI NORMAL
Hitung Jenis  
NEONATUS
Hb. 16.5 12-24 g/dl Eosinofil 2
Basofil 0
Leukosit 9.10 9-30 10^3/ul
Batang -
Hematokrit 45.4 35-47 %
Segmen 42
Eritrosit 4.35 3.8-5.2 10^6/ul
Limfosit 39
MCV 104.4 82-92 fl
Monosit 13
MCH 37.9 27-31 pg
Retikulosit 1.87
MCHC 36.3 31-36 g/l
Kimia Darah  
RDW-CV 15.0 11.5-14.5 % Glukosa Darah 74

Trombosit 201 150-400 10^3/ul sewaktu


Serologi  
POMR
POMR 48

 GVP2022 UK 35 minggu, THIU + Letkep + Inp. Kala II

 Bayi lahir Spontan/1805 gram/Perempuan /AS 8-9 /


ketuban jernih

 Clue and Cue  K/U datang: gerak tangis tidak adekuat, pch (-), retraksi (-),
refleks hisap tidak adekuat

 Suhu 35.5 °C

 Ballard score sesuai UK 34minggu


POMR
49
 Problem List  Initial Diagnosis
 BKB-SMK
BKB + BBLR + Hipotermia sedang
 BBLR
 Hipotermia
POMR
50
Planing Diagnosis : -
1. Thermoregulasi

Planing Therapy : Bayi baru lahir menyesuaikan suhu dengan lingkungan sekitar dan bayi hipotermi
➖ MRS ditaruh dibawah lampu dan dilakukan KMC untuk menjaga suhu sekitar

➖ Thermoregulasi 2. Pemberian ASI

➖ ASI 8x33cc  Menjaga gizi dan berat badan dari bayi

➖ KMC  Waktu pengosongan lambung bayi adalah 2-3 jam  ASI


8-12x/hari.

 Kebutuhan cairan bayi ini


135-200 cc/kgbb/hari 8x33cc

KONSENSUS Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur, IDAI, 2016


POMR
51

 Tanda-tanda vital (suhu)

 Berat Badan tiap hari


 Planing Monitoring  Tanda bahaya dan infeksi

 Kemampuan Menghisap

 Monitoring tali pusat


52
Komplikasi Prognosis
Akibat-akibat yang disebabkan oleh hipotermia yang
berkepanjangan: • Hipotermi berat biasanya buruk
1. Peningkatan konsumsi oksigen  hipoksia
• Hipotermi sedang bila tidak tertangani akan
2. Asidosis metabolik disebabkan oleh hipoksia dan
vasokonstriksi perifer. jatuh ke hipotermi berat
3. Hipoglikemia sekunder akibat penipisan
simpanan glikogen.
4. Metabolisme meningkat  Pertumbuhan
terganggu
5. Apnea.
6. Hipertensi paru akibat asidosis dan hipoksia.

Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
POMR
53
 Planing Edukasi • Menjelaskan kepada keluarga tentang diagnosis pasien
mengalami suhu dibawah normal dan berat badan lahir
➖ Diagnosis pasien rendah.
➖ Keadaan pasien • Menjelaskan bahwa pasien mengalami hal tersebut yang dapat
➖ Tatalaksana dipicu karena berat lahir bayi rendah dan kurang bulan.

➖ Kebutuhan nutrisi bayi • Menjelaskan tentang pemeriksaan yang perlu dilakukan


observasi suhu dan berat badan bayi.
➖ Komplikasi dan prognosis
• Menjelaskan bahwa pasien harus dirawat terlebih dahulu
untuk dilakukan penghangatan dengan penyinaran
• Menjelaskan bahwa pasien memerlukan ASI, jadi apabila
kondisi ibu belum memungkinkan untuk datang ke RS, ASI
dapat diperah dan dikirimkan ke RS
Follow up
54
16 Maret 2020 17 Maret 2020 18 Maret 2020 19 Maret 2020
Tgl
Jam 20.00 Jam 12.00 Jam 10.00 Jam 11.00
Gerak tangis cukup Gerak tangis cukup Gerak tangis kuat Gerak tangis kuat
S
Sesak(-) Sesak(-) Sesak(-) Sesak(-)
Hipersalivasi(-) Hipersalivasi(-) Hipersalivasi(-) Hipersalivasi(-)
BAB BAK +/+ BAB BAK +/+ BAB BAK +/+ BAB BAK +/+
Tumpah (-) Tumpah (-) Tumpah (-)
 
  Latihan netek + KMC (+)
K/U: gerak tangis cukup, K/U: gerak tangis cukup, K/U: gerak tangis kuat, pch (-) K/U: gerak tangis kuat,
O
pch (-), retraksi (-) pch (-), retraksi (-) retraksi (-) pch (-), retraksi (-)

HR 115 RR 42 S 35,5 HR 148 RR 46 S 36.6 HR 144 RR 48 S 36.7 HR 140 RR 44 S 36.9


BB : 1805 BB : 1800 BB : 1845 BB : 1880
- BKB SMK - BKB SMK - BKB SMK - BKB SMK
A - BBLR - BBLR - BBLR - BBLR
- Hipotermia sedang - Hipotermia terkoreksi
- Thermoregulasi - Thermoregulasi
P - Thermoregulasi - Thermoregulasi - KMC - ASI
- ASI - ASI - ASI - KRS
PEMBAHASA
N
Pembahasan
56
KASUS TEORI
Bayi lahir / 1805 gram/ Perempuan/ AS 8-9/ down Menurut klasifikasinya
score 0/ langsung menangis • Berat badan lahir
Ballard score 23 ≈ 34 minggu bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat lahir 1500-2500
gram.
• Menurut masa gestasinya
bayi premature/ kurang bulan adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan <37 minggu
• Prematuritas murni,
yaitu bayi dengan masa kehamilan < 37 minggu dan berat
badan sesuai untuk usia kehamilan ( SMK )

Neonatology. Management, Procedures, On-Call


Problems, Diseases, and Drugs. McGraw-Hill
Education, 2016
Pembahasan
57
KASUS TEORI
BKB SMK Hipotermia pada neonatus  keadaan terjadinya
BBLR suhu tubuh <36,5°C
Suhu axilla : 35.5 °C Diagnosis hipotermi ditegakkan dengan pengukuran
suhu baik suhu tubuh atau kulit bayi
Hypothermia Sedang: antara 32 dan 35.9°C

Neonatology. Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases,


and Drugs. McGraw-Hill Education, 2016
Pembahasan
58
KASUS TEORI
Bayi lahir spt B/ 1805 gram/ Perempuan/ AS 8-9/
 Faktor risiko hipotermia sering terjadi pada BBLR,
down score 0/ langsung menangis
karena jaringan lemak subkutan rendah, dan luas

Ballard score 23 ≈ 34 minggu permukaan tubuh relatif besar.

Suhu : 35.5 °C  Bayi prematur memiliki kemampuan terbatas untuk


melenturkan anggota badan meningkatkan area
permukaan yang terbuka untuk kehilangan panas

Essential Neonatal Medicine, Wiley Blackwell, Sixth


Edition, 2018
Pembahasan
59
KASUS TEORI
- Thermoregulasi Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan
- ASI 8x33 cc pakaian hangat, topi dan selimut
- KMC KMC bisa dilakukan kepada hampir semua
bayi kecil.
Dihangatkan dibawah radiant warmer atau
inkubator
ASI terus diberikan

Neonatology. Management, Procedures, On-Call Problems,


Diseases, and Drugs. McGraw-Hill Education, 2016
KESIMPULAN
Kesimpulan
61
 Hipotermia sering terjadi pada BBLR, karena jaringan lemak subkutan rendah, dan luas
permukaan tubuh relatif besar dibanding bayi BBL

 Hipotermia diklasifikasikan menjadi mild hypothermia (35,9-36,4°C),


moderate hypothermia (32- 35,9C),
severe hypothermia (<32°C)
Kesimpulan
62
 Hipotermia dapat dicegah dengan 10 langkah ”the warm chains”
 BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya
di masa depan.
 Tatalaksana pada hipotermia dengan termoregulasi segera mencegah terjadinya perburukan
dan ASI terus diberikan.
Thank You!
Journal of Perinatology (2018) 27, S45–S47.
Nature Publishing Group All rights reserved. 0743-8346/07 $30
Neonatology at Glance 3rd edition. 2016.© John Wiley & sons, Ltd
KONSENSUS Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur, IDAI, 2016
Interventions to prevent hypothermia at birth in preterm and/or low birth weight infants (Review)
© .2018. The Cochrane Collaboration. Published by John Wiley & Sons, Ltd.
For each millilitre of water that evaporates from the skin, 560 calories
of heat is lost.

Interventions to prevent hypothermia at birth in preterm and/or low birth weight infants (Review)
© .2018. The Cochrane Collaboration. Published by John Wiley & Sons, Ltd.

Anda mungkin juga menyukai