Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN HIPOTERMIA PADA

NEONATUS DI PUSKESMAS CISOKA


: 440/008/SOP/PKM-
No. Dokumen
CSK/2023
No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2023

Halaman : 1/4
PUSKESMAS dr. Endah Dwi Putrianti, MARS
CISOKA NIP.19781112 200801 2 009
1. Pengertian Hipoterimia adalah suatu kondisi suhu bayi turun kurang dari 36,5°C ketika diukur
pada aksila. Suhu tubuh normal bayi adalah 36,5-37,5°C (suhu aksila).
Hipotermi berbahaya karena mengubah metabolisme tubuh dan dapat
menyebabkan kegagalan kardiopulmoner dan kematian.
2. Tujuan Sebagai Acuan atau Langkah-langkah Petugas Dalam Melakukan Penanganan
Hipotermia pada Neonatus di Puskesmas Cisoka.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cisoka Nomor : 824/ 002 /SK/PKM-CSK/2023 Tentang


Penanganan Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal di
Puskesmas Cisoka
4. Referensi 1. Perbup (2022). Perbup No.11 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelayanan Rujukan
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Bupati Kabupaten Tangerang
2. Elba, Fardila dan Sunarti, Ayu. (2022). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Jakarta : Global Eksekutif Teknologi
5. Prosedur / Tatalaksana
langkah- 1. Petugas Mengenali faktor resiko, yaitu bayi:
langkah - Bayi BBLR atau premature;
- Bayi yang dilakukan resusitasi berkepanjangan;
- Bayi sakit akut (infeksi, jantung, saraf, endokrin, dan bedah);
- Lingkungan dingin (berdekatan dengan jendela atau AC);
- Asuhan neonatus yang tidak tepat: pemisahan dari ibu, dan prosedur
menjaga kehangatan yang tidak memadai; atau
- Bayi dengan hipotonik akibat obat penenang, analgetik dan anastesi.
- Bayi kecil masa kehamilan (KMK).

2. Petugas mengenali tanda dan gejala:


- Kaki teraba dingin;
- Letargi dan menangis lemah;
- Kemampuan menghisap yang lemah atau tidak dapat menyusui
- Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutismarmorata
atau plhetora;
- Napas cepat dan nadi cepat; dan
- Tanda lanjut: apneu, bradikardi, terjadi komplikasi hipoglikemia,
asidosis metabolik, sesak napas, faktor pembekuan abnormal (DIC,
perdarahan intraverntrikuler, perdarahan paru)
3. Petugas melakukan langkah awal: jaga kehangatan, atur posisi, keringkan
dan rangsang taktil, reposisi, isap lendir (jika perlu) dan nilai kembali.
4. Petugas melakukan penilaian:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C ;
- Pernapasan bayi antara 40-60 x/menit;
- Denyut jantung antara 120-160 x/menit;
- Tonus otot aktif; dan
- Warna kulit kemerahan.
5. Peugas melakukan pegendalian suhu jika suhu badan <36,5°C lakukan:
a. diruang bersalin:
 Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela atau
pintu;
 Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk atau kain
kering, ganti pakaian, selimut atau kain basah dengan yang kering
 Pada bayi usia gestasi ≤32 minggu atau berat lahir ≤1500gr pasang
topi dan bayi dibungkus dengan plastik tanpa dikeringkan terlebih
dahulu kecuali daerah wajah.
 Hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, melalui perlekatan
kulit bayi dengan kulit ibu atau keluarga secara langsung
(menempatkan bayi pada posisi tegak didada ibu atau keluarga
diantara kedua payudara tanpa busana, bayi dibiarkan telanjang
hanya menggunakan popok, kaos kaki, dan topi sehingga terjadi
kontak kulit bayi dan kulit ibu atau keluarga seluas mungkin, posisi
bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya, kepala

2/4
bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan posisi sedikit
tengadah atau semi ekstensi); dan
 Apabila tidak memungkinkan menggunakan metode kanguru,
gunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60cm atau
bungkus bayi dengan kain kering dan hangat dan beri tutup kepala
sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi.
b. jika terdapat meja penghangat bayi (infant warmer)
 Bayi diletakkan tepat dibawah penghangat tanpa pakaian kecuali
popok
 Probe suhu tubuh diletakkan mendatar pada kulit, biasanya pada
abdomen (daerah hipokondrium kanan) suhu infant warmer diatur
pada suhu udara 34°C atau suhu kulit 36,5-37,5°C
c. jika terdapat inkubator
 Bayi diletakkan didalam inkubator tanpa pakaian, kecuali popok
dengan suhu inkubator mulai 35°C pada bayi <1500gr, 34°C pada
bayi 1500 - <2500gr dan 33°C pada bayi cukup bulan >2500gr
 Memastikan semua pihak agar dapat menggunakan inkubator dengan
benar
 Jauhkan inkubator dari jendela tanpa penutup
 Penting untuk mendukung ibu dan ayah bayi untuk mengunjungi dan
menggendong bayinya sesering mungkin dengan memanfaatkan
kontak kulit dengan kulit
 Suhu bayi harus dipantau setiap 1 jam
 Lubang jendela inkubator sedapat mungkin tidak sering dibuka. Saat
melakukan perawatan neonatus hendaknya menggunakan lubang
jendela inkubator, tidak dengan membuka pintu inkubator yang lebih
besar.
6. Petugas Memotivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin
7. Petugas Melakukan pemantauan tanda bahaya:
 Napas cepat (lebih dari 60x/menit) atau napas lambat (kurang dari
40x/menit);
 Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat dan atau merintih; dan/

3/4
atau
 Teraba demam (suhu aksila lebih dari 37,5°C) atau teraba dingin (suhu
aksila kurang dari 36,5°C)
 Tidak mau minum atau memuntahkan kembali
 Bergerak hanya jika dirangsang
 Kejang
 Pucat
8. Petugas Memantau keadaan umum, tanda vital, toleransi minum, BAB dan
BAK;
9. Petugas menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan bayi
10. Petugas mencatat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA, dan status
pasien; dan
11. Bila terdapat hoipotermia berat suhu dibawah 32°C atau hipotermia sedang
suhu 32°C-35,9°C tidak teratasi dan atau ditemukan tanda-tanda bahaya,
lakukan rujukan segera, diawali dengan komunikasi SIJARIEMAS atau
SISRUTE ke RS sesuai dengan BAKSOKUDO;
12. Petugas perujuk mengikuti perkembangan bayi selama di RS

6. Unit Terkait Unit Pelayanan PONED

4/4
5/4

Anda mungkin juga menyukai