Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 2

ASUHAN KEGAWATDARURATAN
NEONATUS PADA KASUS PREMATUR,
HIPOTERMIA, HIPOGLIKEMIA,
HIPERBILIRUBINEMIA, DAN KEJANG
INFEKSIONEONATUS

Dosen Pengampu :
Bdn.LISVIAROSE,SST,M.KES
1. PREMATUR

Pengertian :

persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 28 minggu sampai kurang


dari 37 minggu (259 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir pada
siklus 28 hari, dengan subkategori: extremely preterm <28 minggu, very
preterm 28-<32 minggu dan moderate to late preterm 32-<37 minggu.
(WHO 2015)
 persalinan sangat awal persalinan dini kurang
persalinan akhir kurang
kurang bulan (very early bulan (early preterm
bulan (late preterm birth)
preterm birth) antara 20- birth) antara 24-33
antara 34-36 minggu
23 minggu, minggu, dan
ETIOLOGI

Ketuban pecah dini Korioamnitis Eklamsi dan preeklamsi

Perdarahan antepartum Diabetes gestasional Fetal distress

Intrauterine growth Plasenta previa Abrupsio plasenta


restriction (IUGR)

Oligohidroamnion Polihidroamnion Polihidroamnion


KLASIFIKASI

Menurut usia Menurut berat badan


Menurut kejadiannya kehamilan lahir
digolongkan menjadi: diklasifikasikan dalam: dibagi dalam kelompok:
1. Idoipatik/spontan 1. Preterm/Kurang bulan 1. Berat bayi lahir rendah
2. Iatrogenik 2. Very Preterm/Sangat kurang bulan 2. Berat bayi lahir sangat
3. Extremely Preterm/Ekstrim kurang rendah
bulan 3. Berat bayi lahir ekstrim
rendah
Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat
3. Pengawasan nutrisi
4. Penimbangan ketat
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan
kain yang kering dan bersih
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian
ASI
2. HIPOTERMIA
DEFINISI HIPORTERMIA

Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan


suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan
sebagai suhu bagian dalam tubuh dibawah 35°C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu
pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 - 37,5°C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh
untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas
dalam tubuh
HIPOTERMIA
GEJALA DAN TANDA HIPOTERMIA

1. Hiportermia sedang
Aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutismarmorata),kemampuan
menghisap lemah dan kaki teraba dingin.

2. Hiportermia berat
sama dengan hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung
lambat, selanjutnya timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik
HIPOTERMIA
KLASIFIKASI
Hipotermi dibagi menjadi tiga, diantaranya
1. Hipotermia ringan(stress dingin) : suhu tubuh 34⁰C –
36⁰C
2. Hipotermia sedang : suhu tubuh 32⁰C - < 34⁰C
3. Hipotermia berat: suhu tubuh < 32⁰C
HIPOTERMIA
ETIOLOGI HOPITERMIA

A. Penurunan produksi panas


Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam system endrokin dan terjadi penurunan basal
metabolism tubuh, sehingga timbul proses penurunan produksi panas, misalnya pada keadan
disfungsi kelenjar-kelenjar tiroid, adrenal ataupun pituitaria, gangguan endokrin, infeksi
HIPOTERMIA
ETIOLOGI
Terjadi bila panas tubuh berpindah ke lingkungan sekitar,
kehilangan panas dapat terjadi secara:
1. Konduksi, yaitu perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat
perbedaan suhu antara kedua obyek.
2. Konveksi, yaitu transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih
temperatur antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin di
permukaan tubuh bayi.
3. Radiasi, yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang
dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu
lingkungan yang lebih dingin.
4. Evaporasi, yaitu panas terbuang akibat penguapan, misalnya melalui
permukaaan kulit dan traktus respiratorius.
HIPOTERMIA
PENATALAKSANAAN
Jika terjadi hipotermia ringan:
● Jika ibu ada maka bayi harus hanya mengenakan topi dan popok saja menempatkan kulit ke
kulit dengan ibu.
● Selimut harus digunakan untuk menutupi area bayi yang tidak bersentuhan dengan kulit ibu.
● Suhu harus diperiksa kembali setelah 30 menit
Jika terjadi hipotermia sedang :
● Lepaskan baju yang dingin atau basah,jika ada.
● Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti
dengan selimut hangat.
● Bila ada ibu / pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit
dengan kulit atau Perawatan Metode Kanguru.
● Bila ibu tidak ada, beri bayi baju hangat dan topi, dan tutupi dengan selimut hangat.
● Hangatkan kembali bayi dengan rnenggunakan alat pemancar panas, gunakan inkubator dan
ruangan hangat, bila perlu.
HIPOTERMIA
PENATALAKSANAAN
● Menganjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
● Meminta ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya gangguan napas, kejang, tidak sadar)
dan segera mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut.
● Memeriksakan kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dL (2,6 mmol/L), tangani hipoglikemia.
● Memeriksakan suhu tubuh bayi setiap setenganh jam, bila suhu naik minimal 0,5°C berarti
usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam.
● Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5°C/jam, cari tanda sepsis.
● Jika setelah suhu tubuh normal maka melakukan perawatan lanjutan.
● Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 4 jam.
● Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah
lain yang memerlukan perawatan dirumah sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasi hati ibu cara
menghangatkan bayi dirumah.
HIPOTERMIA
PENATALAKSANAAN
● Jika terjadi hipotermia berat :
● Menggunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu.
● Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut
hangat.
● Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau kurang 30 kali/menit, tarikan dinding dada,
merintih saat eksipirasi), lakukan manajemen gangguan napas.
● Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan infus tetap terpasang di bawah pemancar
panas.
● Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45 mg/dL (2,6 mmol/L) menangani hipoglikemia.
HIPOTERMIA,
penatalaksanaan...
● Nilai tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan napas, kejang atau tidak sadar)
setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali
dalam batas normal.
● Mengambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam
penanganan kemungkinan besar sepsis.
● Menganjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap, bila bayi tidak dapat menyusu, beri
ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
● Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras
begitu suhu bayi mencapai 35°C.
● Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5 o C/ jam, berarti upaya
menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
● Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan setiap jam.
Suhu kamar tidak kurang dari 25°C.
● Setelah suhu tubuh bayi normal, lakukan perawatan lanjutan untuk bayi.
● Pantau bayi selama 12 jam kemudian,dan ukur suhunya setiap 3 jam.
● Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika
Peran Bidan
○ Setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih
(sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi
harus dilakukan dengan cepat dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi.
Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
○ Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi tepi atau tutup
kepala, kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada
ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
○ Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan.
○ Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil
3. HIPOGLIKEMIA
Pengertian

Suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal


rendah.
Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik dan endokrin yang
sering terjadi pada bayi dan anak yang berakibat kerusakan otak yang
menetap. Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa yang rendah kealat-
alat organ vital khususnya otak
ETIOLOGI secara umum :
 Dosis insulin atau obat
 Pelepasan insulin yang
lainnya yg terlalu tinggi,
berlebihan oleh
yg diberikan pada
pankreas
penderita Diabetes.

 Kelainan hipofisa atau  Kelainan pada


kelenjar adrenal penyimpanan karbohidra
atau pembentukan
glukosa dihati
ETIOLOGI pada bayi :
 Neonatus dari ibu
Diabetes
 Neonatus dgn
Makrosemia
 Prematur
 IUGR
 Asupan kalori yg tidak
adekuat
 Stres perinatal
 Sepsis
Peran Bidan

Bidan harus mampu mengetahui risiko hipoglikemia pada bayi, saat pada masa
kehamilan dengan memperhatikan adanya kejadian diabetes mellitus pada ibu. Jika
ada, segera lakukan rujukan.
Pada bayi yang mengalami hipoglikemi, bidan dapat membantu dukungan kepada ibu
diyakinkan bahwa tak ada masalah dengan air susunya, dan bahwa pemberian
suplementasi hanya sementara saja. Perah ASI dengan tangan ataupun pompa
tertentu yang dianjurkan. Memberikan minum paling tidak 8 kali dalam 24 jam
sampai bayi bisa menyusu dan menghisap dengan baik, akan membantu
mempertahankan produksi ASI. Sangat penting untuk sesegera mungkin
menstimulasi produksi ASI dengan melekatkan bayi ke dada ibu.
Kontak kulit ke kulit yang dikerjakan meskipun bayi masih menggunakan akses vena,
akan sangat berguna dan akan menurunkan trauma karena intervensi. Kontak kulit-
ke -kulit akan memberikan termoregulasi fisiologis, yang akan berkontribusi
dalam homeostasismetabolic.Sangat penting untuk melakukan edukasi kepada ibu
tentang pemberian ASI sedini mungkin dan pemberian minum secara bertahap
dengan tidak mengharapkan ASI keluar banyak pada saat awal menyusui
4. HIPERBILIRUBINEMIA

Pengertian :

Hiperbilirubinemia dapat disebut dengan ikterus


neonatrum setelah ada hasil laboratorium yang
menunjukkan peningkatan kadar serum bilirubin.
Hiperbilirubinemia dalah suatu keadaan dimana
kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang
mempunyai potensi menimbulkan kern ikterik
bila tidak ditanggulangi dengan baik
HIPERBILIRUBINEMIA

Etiologi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yaitu:

 Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah akibat kesenjangan antara
pemecahan sel darah merah dan kemampuan bayi
untuk mentranspor, mengonjugasi, dan mengeksresi
bilirubin tak terkonjugasi.

 Ikterus patologis
Etiologi ikterus patologis adalah beberapa gangguan pada
produksi, transpor, konjugasi, atau ekskresi bilirubin
Peran Bidan
a. Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan
ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
b. Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik
atau dengan gelas dan sendok.
c. Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi selama 30
menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap hangat.
d. Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan
dengan nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2 mg.
Kejang Infeksioneonatus

Pengertian
Kejang adalah depolarisasi berlebihan sel-sel neuron otak, yang mengakibatkan perubahan yang
bersifat paroksismal fungsi neuron (perilaku, fungsi motorik dan otonom) dengan atau tanpa perubahan
kesadaran. Kejang pada neonatus sering ditemukan dan merupakan satu-satunya gejala disfungsi
susunan saraf pusat pada neonatus, sulit dideteksi, sukar diberantas serta berkaitan erat dengan
mortalitas dan morbiditas seperti epilepsi, palsi serebral dan keterlambatan perkembangan di kemudian
hari.
Kejang pada neonatus dibatasi waktu yaitu kejang yang terjadi pada 28 hari pertama kehidupan (bayi
cukup bulan) atau 44 minggu masa konsepsi (usia kronologis + usia gestasi pada saat lahir) pada bayi
prematur. Deteksi dini, mencari etiologi dan memberikan tata laksana yang adekuat sangat penting pada
kejang neonatus
ETIOLOGI

Etiologi kejang di
hubungkan dengan
awitan kejang dan
frekwensi
Klasifikasi
Penata Laksanaan
• Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat
jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2
mg.
• Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan
ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
• Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.
• Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi selama
30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap hangat
Peran Bidan
Bidan harus mampu mengetahui etiologi dari kejang neonatus pada saat bayi baru
lahir sebagai berikut :

• Gangguan Metabolik, seperti gangguan metabolisme glukosa, kalsium, dan


magnesium.
• Hipoksik Iskemik Ensefalopati (HIE), yang terjadi akibat asfiksia perinatal.
• Perdarahan Intrakranial.
• Kejang "simtomatik", yaitu kejang dengan penyebab yang dapat diidentifikasi,
seperti hipoksia, cedera otak, gangguan metabolisme, infeksi sistemik, dan lain-
lain.
• Bayi lahir prematur atau di atas usia kehamilan 40 minggu, berat badan bayi
saat lahir kurang dari 2,5 kg atau lebih dari 4 kg, jenis kelamin laki-laki, dan ibu
dengan riwayat penyakit seperti diabetes, preeklampsia, atau obesitas pada
kehamilan.
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai