Definisi:
• Jika suhu axila bayi <36,5 oC
• Suhu Normal 36,5 - 37,5 oC (WHO, 2013)
Proses Metabolik
Thermogenesis
tanpa menggigil / Aktifitas Otot
Nonshivering Volunter
thermogenesis
Vaskontriksi Perifer
Efek stres dingin pada BBL
TANDA LAIN YANG MENYERTAI HIPOTERMI
Akrosianosis dan kulit dingin, berbintik-bintik, atau pucat
Hipoglikemia
Hiperglikemia sementara
Bradikardia
Takipnea, gelisah, pernapasan dangkal dan tidak teratur
Distres pernapasan, apnea, hipoksemia, asidosis metabolik
Aktivitas menurun, lesu, hipotonia
Menangis lemah, makan buruk
Penurunan berat badan
SUHU TIDAK STABIL PADA BBL
SDKI SLKI SIKI
KATEGORI SUB
KATEGORI
NO DP
Lingkun Keama 0129 Hypertermia L14136 • Temperature
gan naan & • Thermoregulation : Regulation
Protek 0130 Hipotermia neonate • Vital sign
si • Pengaturan suhu Monitoring
0139 Resiko Hipotermi tubuh agar tetap
0147 berada pada rentang
Resiko Termoregulasi Tidak
Efektif normal.
0148 Termoregulasi Tidak Efektif
Pakaian hangat, topi, serta selimut yang hangat
Pasang jalur i.v pemberian cairan sesuai kebutuhan, dengan pipa infus
terpasang dibawah pancaran panas, untuk menghangatkan
Pantau suhu tubuh bayi setiap jam, apabila terdapat kenaikan paling tidak
0,5 / jam lanjutkan dengan memeriksa suhu tubuh bayi setiap 2 jam
Setelah suhu tubuh bayi normal , lakukan perawatan lanjutan untuk bayi.
Ten steps of the warm chain (who)
(ACoRN, 2012; Kattwinkel, 2011; Provincial Council for Maternal & Child
Health, 2012
Dalam keadaan normal kadar gula darah bayi lebih rendah daripada anak-anak.
Kadar gula darah janin sebesar 70% kadar gula darah ibu.
Pada waktu bayi baru lahir masukan gula dari ibu berhenti secara mendadak sehingga homeostasis pasca lahir
dipertahankan dengan peningkatan glukagon , kortisol, dan penurunan kadar insulin plasma
Perubahan endokrin ini penting untuk menginduksi glikogenolisis hati dan glukoneogenesis sehingga
mempertahankan homeostasis glukosa
Tingkat glikogenolisis yang tinggi menyebabkan penipisan simpanan glikogen hati yang lebih cepat, terutama
pada bayi prematur di mana simpanan glikogen hati terbatas.
Glukoneogenesis perlahan dimulai setelah beberapa jam sejak lahir dan mencapai pematangannya setelah 12
jam (Oksidasi glukosa mendukung sekitar 70% dari kebutuhan energi otak)
Hipoglikemia
kelainan metabolik dan endokrin yang sering terjadi pada bayi dan anak yang berakibat
kerusakan otak yang menetap.
menyebabkan suplai glukosa yang rendah ke alat-alat organ vital khususnya otak.
Hipoglikemia yang berulang dan menetap menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
kejadian hipoglikemia (glukosa darah <47 mg/dL) dalam 48 jam pertama kehidupan pada bayi
dengan usia gestasi ≥35 minggu
51 % kelahiran berisiko 19% meengalami lebih dari
19% hipoglikemia berat
hipoglikemia 1 kali episode hipoglikemia
Faktor Resiko Hipoglikemia
(Angelis et al., 2021)
Tata laksana bayi yang simptomatis atau kadar gula plasma 45 mg/dL (>2,5 mmol/L),
• sesuaikan tetesan cairan intravena dengan kadar glukosa darah. S
• dianjurkan pemberian ASI yang lebih sering,
• monitor konsentrasi gula darah setiap sebelum diberi minum sampai kadar gula darah stabil dan pemberian cairan intravena
distop.
• Bila kebutuhan glukosa melebihi 12 mg/kgBB/menit segera lakukan pemeriksaan kadar gula darah, insulin, kortisol, growth
hormon, laktat untuk mendeteksi adanya gangguan hormon.
• Setelah itu diberikan hidrokortisom suksinat 10 mg/kgg/hari dengan dosis terbagi dua.
ASKEP PLASENTA PREVIA 7 SOLUSIO PALSENTA
• Perdarahan pada ibu hamil usia <20 minggu : Abortus, KET dan Mola Hidatidosa
• Perdarahan pada ibu hamil usia >20 minggu : Plasenta Previa & Solusio Plasenta
Risk Factors Placenta Previa
– Sclerosing cholangitis
Other (e.g., systemic lupus erythematosus, juvenile
rheumatoid
arthritis)
• HEMODYNAMIC
– Shock
Congestive heart failure
Budd-Chiari syndrome
Other
– NONALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE
Idiopathic
Reye syndrome
Other
NON VIRAL LIVER INFECTIONS
– Abscess
Amebiasis
Bacterial sepsis
Brucellosis
Fitz-Hugh-Curtis syndrome
Histoplasmosis
Leptospirosis
Tuberculosis
Ciri-ciri Virus hepatotropik
• Reference: Kliegman, R. M., Stanton, B.F., Schor, N. F., et al. (2016). Nelson Textbook Of Twentieth Edition,
Philadhelpia: Elsevier
Perkembangan penyakit hepatitis ditandai
secara patologis oleh empat tahap: