Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi di puskesmas kecamatan Cimanggis. Sebagai langkah awal, akan ditetapkan indikator untuk mengukur keluaran sebagai keberhasilan dari suatu program, kemudian membandingkan hasil pencapaian tiap-tiap indikator keluaran dengan tolok ukur masing-masing. Sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Profil kesehatan Puskesmas Cimanggis tahun 2014 2. Perencanaan Program Puskesmas Cimanggis tahun 2014 3. Wawancara dengan koordinator pelaksana program Imunisasi Dasar di Puskesmas Cimanggis 4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: /1611/MENKES/SK/XI/2005, tentang Pedoman Penyelenggaran Imunisasi 5. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:/482/ MENKES/SK/IV/2010, tentang Akselerasi Imunisasi Nasional 6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun 2013 tentang Penyelengaraan Imunisasi
III. 2. Cara Penilaian Dan Evaluasi
Kegiatan evaluasi program imunisasi, metode yang digunakan ialah analisis sistem. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisasi yang menggunakan sifat-sifat dasar sebagai pusat analisis. Cara yang digunakan yaitu anatara lain:
1. Menetapkan tolok ukur dari masukan, proses, keluaran, dampak, umpan
balik, dan lingkungan berdasarkan nilai standar Puskesmas. 2. Membandingkan keluaran dengan tolok ukur untuk mencari adanya kesenjangan yang kemudian ditetapkan sebagai masalah 3. Membandingkan masukan, proses, dampak, umpan balik, dan lingkungan dengan tolak ukur untuk mencari adanya kesenjangan yang kemudian ditetapkan sebagai penyebab masalah 4. Menetapkan prioritas penyabab masalah 5. Mencari alternatif jalan keluar penyebab masalah 6. Memberi saran-saran untuk pemecahan masalah.
III. 3. Penetapan Indikator Dan Tolok Ukur
Langkah awal untuk menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil keluaran (output) atau dampak (inpact) adalah dengan menetapkan indicator yang akan dipakai untuk mengukur keluaran atau dampak sebagai keberhasilan dari suatu program kesehatan. Tolak ukur adalah standar atau target unsur system dari suatu program sebagai syarat agar program dapat terlaksana dengan baik. Tabel 3.1. Tolok Ukur Keluaran No Variabel Indikator Tolak Ukur Keberhasilan 1 Jumlah anak kelas 1 Cangkupan Imunisasi Cangkupan Imunisasi Campak = 96 SD yang mendapatkan Campak pada anak kelas % dari sasaran jumlah anak kelas 1 imunisasi campak 1 SD SD 2 Jumlah anak kelas 1 Cangkupan Imunisasi DT Cangkupan Imunisasi DT = 97 % SD yang mendapatkan pada anak kelas 1 SD dari sasaran jumlah anak kelas 1 SD imunisasi DT 3 Jumlah anak kelas 2 Cangkupan Imunisasi TT Cangkupan Imunisasi TT = 97 % SD yang mendapatkan pada anak kelas 2 SD dari sasaran jumlah anak kelas 2 SD imunisasi TT 4 Jumlah anak kelas 3 Cangkupan Imunisasi TT Cangkupan Imunisasi TT = 95 % SD yang mendapatkan pada anak kelas 3 SD dari sasaran jumlah anak kelas 3 SD imunisasi TT Sumber: Data Puskesmas Cimanggis Tahun 2014
III. 4. Penetapan Masalah
Masalah dapat diindentifikasi dengan cara membandingkan keluaran pada program dan tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat masalah apabila ada kesenjangan antara keluaran (output) pada program dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. III. 5. Menetapkan Prioritas Masalah Penentuan priorotas masalah dilakukan apabila terdapat lebih dari satu masalah. Tujuan dari penentuan proritas masalah ialah agar masalah yang paling besar dan mudah diintervensi merupakan masalah yang pertama kali dan terutama dicari alternatife penyelsaiannya. Dalam menentukan prioritas masalah dibuat system skoring menggunakan teknik kriteria matriks sebagai berikut : Priority= Importancy x Technical Feasibility x Resources Availability Tabel 3.2 Penetapan Prioritas Pentingnya masalah (I) Kelayakan teknologi (T) Sumber daya yang tersedia (R) Besarnya masalah Makin layaknya teknologi Man (P/Prevalence) yang tersedia dan dapat Money Akibat yang dipakai untuk mengatasi Material ditimbulkan oleh masalah, makin Makin tersedia sumber daya masalah (S/Severity) diprioritaskan masalah yang dapat dipakai untuk Kenaikan besarnya tersebut mengatasi masalah makin masalah (RI/Rate of diprioritaskan masalah tersebut. Increase) Derajat kenaikan masyarakat yang tidak terpenuhi (DU/ Degree of Unmeet Need) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (SB/ Social Benefit) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (PB/ Public Concern) Suasana politik (PC/ Political Climate) Selanjutnya beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting). Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah memiliki nilai I x T x R tertinggi. Sedangkan nilai I dihitung dengan rumus P+S+RI+DU+SB+PB+PC
III. 6. Menyusun Kerangka Konsep
Pembuatan kerangka konsep bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang berasal dari komponen sistem lainnya, yaitu komponen masukan, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan mengetahui penyebab masalah, alternatife pemecahan masalah dapat disusun sebagai evaluasi perencanaan pelaksanaan program berikutnya.
III. 7. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
Setelah membuat kerangka konsep, diperkirakan penyebab masalah yang mungkin dari setiap unsur system, yaitu masukan, proses, lingkungan dan umpan balik. Penyebab masalah yang telah kita estimasikan harus dikonfirmasi. Pada evaluasi ini, konfirmasi dilakukan dengan wawancara dengan kordinator pelaksana dan penanggung jawab program imunisasi BIAS di Puskesmas Cimanggis dan juga membandingkan hasil konfirmasi dan penyebab yang diestimasi dengan tolok ukurnya. Dari penyajian data dapat ditemukan beberapa penyebab masalah yang terjadi. Namun tidak semua penyebab masalah yang timbul dapat diselesaikan karena mungkin ada masalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatsan kemampuan dalam menyelesaikan semua masalah. Maka dari itu harus ditentukan prioritas penyebab masalah dan mencari alternative pemecahan masalah yang telah kita prioritaskan. Tolok ukur komponen masukan proses, lingkungan dan umpan balik tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3. Tolok ukur Masukan Tenaga 1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI 1 atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator) 1orang petugas pengelola vaksin Dana tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN (tugas perbantuan) dan APBD kabupaten/kota berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Sarana medis Set Imunisasi: Vaksin Carrier 1 buah Vaccine Refigerator 1 buah Bahan Habis Pakai: Alat suntik 1 ml dan 3 ml Alkohol Swab Vaksin Pelengkapan: Kotak penyimpan jarum bekas Tas kanvas tempat kit Sarana non medis Terdapat kartu pecatatan pemberian imunisasi, ruangan tunggu, periksa dan tempat tidur, status, buku pencatatn, kertas resep dan leaflet, transportasi untuk distribusi vaksin. Metode medis Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh dokter dan dokter spesialis atau bidan Pemberian imunisasi harus dilakukan berdasarkan standar pelayanan, standar prosedur operasional dan standar profesi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Memperhatikan keamanan vaksin dan penyuntikan Melakukan imunisasi sesuai jadwal dengan penyuntikan yang benar Pencatatan pelayanan imunisasi dilakukan di buku pencatatan imunisasi, rekam medis, dan/atau kohort. Metode non medis Pelaksana pelayanan imunisasi harus memberikan informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara pemberian, manfaat dan kemungkinan terjadinya KIPI. Proses perencanaan Perencanaan merupakan kegiatan yang sangat penting sehingga harus dilakukan secara benar oleh petugas yang profesional. Penentuan Sasaran Perencanaan Kebutuhan Logistik PerencanaanVaksin Perencanaan Auto Disable Syringe Perencanaan Safety Box Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain Perencanaan Pendanaan pengorganisasian Ada struktur organisasi yang jelas dan tertulis beserta dengan tugas masing-masing bagian, yang dipimpin oleh kepala puskesmas. Koordinasi yang jelas antara pelayanan kesehatan lain yang ada diwilayah puskesmas( bidan dan posyandu) dengan rincian pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga pelaksana. Penatalaksanaan Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan dengan prosedur yang terstandar Mengelola penyimpanan vaksin polio dengan benar Penyuluhan imunisasi kelompok untuk meningkatkan tenaga pengelolaan Pencatatan Pencatatan: dan pelaporan Hasil Cakupan Imunisasi Pencatatan Vaksin Pencatatan Suhu Lemari Es Pencatatan Logistik Imunisasi Disamping vaksin, logistik imunisasi lain seperti cold chain Hasil pencatatan imunisasi disampaikan kepada pengelola program masing- masing tingkat administrasi dan dilaporkan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang telah ditetapkan. Lingkungan Lokasi pelaksanaan program imunisasi mudah dicapai dengan transportasi Umpan Balik Pencatatan dan pelaporan tahun sebelumnya digunakan sebagai masukan dalam upaya perbaikan program selanjutnya Sumber: Peraturan Mentri Kesehatan RI No.42 tahun 2013 Tentang Penyelengaraan Imunisasi, Profil Puskesmas 2014 dan Statifikasi Puskesmas Cimanggis 2011
III. 8. Alternatif Pemecehan Masalah
Setelah diketahui penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa alternative pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab masalah yang telah ditemukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.
III. 9. Prioritas Cara Pemecahan Masalah
Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, dipilih satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan. Pemilihan prioritas cara pemecahan masalah ini dengan memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan adalah sebagai berikut ini: A. Efektifitas Jalan Keluar Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yaitu dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai angka 5 (paling efektif). Prioritaskan jalan keluar adalah yang nilai efektiftasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitasnya jalan keluar, dipergunakan kriteria tambahan sebagai berikut : a. Besarnya masalah yang didapat diselesaikan (magnitude) Makin besar masalah yang didapat diatasi, makin tinggi prioritasa jalan keluar b. Pentingnya jalan keluar (importancy) Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan penyelesaian masalah. Makin lama masa bebas masalah, makin penting jalan keluar tersebut. c. Sensitivitas Jalan keluar (Vulnerability) Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat masalah diatasi, makin sensitive jalan keluar tersebut. 2. Efisiensi jalan keluar (cost) Tetapakan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (C/Cost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan, maka makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Nilai prioritas (P) dihitung untuk setiap alternatif jalan keluar dengan membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.
III. 10. Cara evaluasi
III. 10. 1. Pengumpulan Data Sumber data untuk evaluasi pelaksanaan program imunisasi dasar di Puskesmas Cimanggis dilakukan dengan cara: A. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan koordinator pelaksana program imunisasi BIAS Puskesmas Cimanngis Depok B. Sumber data sekunder diperoleh dengan mempelajari dokumen Puskesmas, yaitu, laporan bulanan imunisasi BIAS di ruang lingkup Puskesmas Cimanggis tahun 2014.
III. 10. 2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan secara manual dengan table-tabel yang sudah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan secara mekanik untuk penghitungan
III. 10. 3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular dan tabular. Interpretasi data dilakukan dengan bantuan kepustakaan.
III. 10. 4. Lokasi
Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Cimanggis yang terletak di kota Depok III. 10. 5. Waktu Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2014