Anda di halaman 1dari 8

BAB III

BAHAN DAN METODE EVALUASI

III. 1. Pengumpulan Data


Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi di puskesmas kecamatan
Cimanggis. Sebagai langkah awal, akan ditetapkan indikator untuk mengukur
keluaran sebagai keberhasilan dari suatu program, kemudian membandingkan
hasil pencapaian tiap-tiap indikator keluaran dengan tolok ukur masing-masing.
Sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Profil kesehatan Puskesmas Cimanggis tahun 2014
2. Perencanaan Program Puskesmas Cimanggis tahun 2014
3. Wawancara dengan koordinator pelaksana program Imunisasi Dasar di
Puskesmas Cimanggis
4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
/1611/MENKES/SK/XI/2005, tentang Pedoman Penyelenggaran Imunisasi
5. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:/482/
MENKES/SK/IV/2010, tentang Akselerasi Imunisasi Nasional
6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun 2013
tentang Penyelengaraan Imunisasi

III. 2. Cara Penilaian Dan Evaluasi


Kegiatan evaluasi program imunisasi, metode yang digunakan ialah
analisis sistem. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisasi
yang menggunakan sifat-sifat dasar sebagai pusat analisis.
Cara yang digunakan yaitu anatara lain:

1. Menetapkan tolok ukur dari masukan, proses, keluaran, dampak, umpan


balik, dan lingkungan berdasarkan nilai standar Puskesmas.
2. Membandingkan keluaran dengan tolok ukur untuk mencari adanya
kesenjangan yang kemudian ditetapkan sebagai masalah
3. Membandingkan masukan, proses, dampak, umpan balik, dan lingkungan
dengan tolak ukur untuk mencari adanya kesenjangan yang kemudian
ditetapkan sebagai penyebab masalah
4. Menetapkan prioritas penyabab masalah
5. Mencari alternatif jalan keluar penyebab masalah
6. Memberi saran-saran untuk pemecahan masalah.

III. 3. Penetapan Indikator Dan Tolok Ukur


Langkah awal untuk menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil
keluaran (output) atau dampak (inpact) adalah dengan menetapkan indicator yang
akan dipakai untuk mengukur keluaran atau dampak sebagai keberhasilan dari
suatu program kesehatan. Tolak ukur adalah standar atau target unsur system dari
suatu program sebagai syarat agar program dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 3.1. Tolok Ukur Keluaran
No Variabel Indikator Tolak Ukur Keberhasilan
1 Jumlah anak kelas 1 Cangkupan Imunisasi Cangkupan Imunisasi Campak = 96
SD yang mendapatkan Campak pada anak kelas % dari sasaran jumlah anak kelas 1
imunisasi campak 1 SD SD
2 Jumlah anak kelas 1 Cangkupan Imunisasi DT Cangkupan Imunisasi DT = 97 %
SD yang mendapatkan pada anak kelas 1 SD dari sasaran jumlah anak kelas 1 SD
imunisasi DT
3 Jumlah anak kelas 2 Cangkupan Imunisasi TT Cangkupan Imunisasi TT = 97 %
SD yang mendapatkan pada anak kelas 2 SD dari sasaran jumlah anak kelas 2 SD
imunisasi TT
4 Jumlah anak kelas 3 Cangkupan Imunisasi TT Cangkupan Imunisasi TT = 95 %
SD yang mendapatkan pada anak kelas 3 SD dari sasaran jumlah anak kelas 3 SD
imunisasi TT
Sumber: Data Puskesmas Cimanggis Tahun 2014

III. 4. Penetapan Masalah


Masalah dapat diindentifikasi dengan cara membandingkan keluaran pada
program dan tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat masalah
apabila ada kesenjangan antara keluaran (output) pada program dengan tolak ukur
yang telah ditetapkan.
III. 5. Menetapkan Prioritas Masalah
Penentuan priorotas masalah dilakukan apabila terdapat lebih dari satu
masalah. Tujuan dari penentuan proritas masalah ialah agar masalah yang paling
besar dan mudah diintervensi merupakan masalah yang pertama kali dan terutama
dicari alternatife penyelsaiannya. Dalam menentukan prioritas masalah dibuat
system skoring menggunakan teknik kriteria matriks sebagai berikut :
Priority= Importancy x Technical Feasibility x Resources Availability
Tabel 3.2 Penetapan Prioritas
Pentingnya masalah (I) Kelayakan teknologi (T) Sumber daya yang tersedia (R)
 Besarnya masalah Makin layaknya teknologi  Man
(P/Prevalence) yang tersedia dan dapat  Money
 Akibat yang dipakai untuk mengatasi  Material
ditimbulkan oleh masalah, makin  Makin tersedia sumber daya
masalah (S/Severity) diprioritaskan masalah yang dapat dipakai untuk
 Kenaikan besarnya tersebut mengatasi masalah makin
masalah (RI/Rate of diprioritaskan masalah tersebut.
Increase)
 Derajat kenaikan
masyarakat yang
tidak terpenuhi (DU/
Degree of Unmeet
Need)
 Keuntungan sosial
karena selesainya
masalah (SB/ Social
Benefit)
 Rasa prihatin
masyarakat terhadap
masalah (PB/ Public
Concern)
 Suasana politik (PC/
Political Climate)
Selanjutnya beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting).
Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah memiliki nilai I x T x R tertinggi.
Sedangkan nilai I dihitung dengan rumus P+S+RI+DU+SB+PB+PC

III. 6. Menyusun Kerangka Konsep


Pembuatan kerangka konsep bertujuan untuk menentukan faktor-faktor
penyebab masalah yang berasal dari komponen sistem lainnya, yaitu komponen
masukan, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan mengetahui penyebab
masalah, alternatife pemecahan masalah dapat disusun sebagai evaluasi
perencanaan pelaksanaan program berikutnya.

III. 7. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah


Setelah membuat kerangka konsep, diperkirakan penyebab masalah yang
mungkin dari setiap unsur system, yaitu masukan, proses, lingkungan dan umpan
balik. Penyebab masalah yang telah kita estimasikan harus dikonfirmasi. Pada
evaluasi ini, konfirmasi dilakukan dengan wawancara dengan kordinator
pelaksana dan penanggung jawab program imunisasi BIAS di Puskesmas
Cimanggis dan juga membandingkan hasil konfirmasi dan penyebab yang
diestimasi dengan tolok ukurnya.
Dari penyajian data dapat ditemukan beberapa penyebab masalah yang
terjadi. Namun tidak semua penyebab masalah yang timbul dapat diselesaikan
karena mungkin ada masalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatsan
kemampuan dalam menyelesaikan semua masalah. Maka dari itu harus ditentukan
prioritas penyebab masalah dan mencari alternative pemecahan masalah yang
telah kita prioritaskan. Tolok ukur komponen masukan proses, lingkungan dan
umpan balik tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3. Tolok ukur
Masukan Tenaga 1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
1 atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator)
1orang petugas pengelola vaksin
Dana tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN (tugas
perbantuan) dan APBD kabupaten/kota berupa DAU (Dana
Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus).
Sarana medis Set Imunisasi:
 Vaksin Carrier 1 buah
 Vaccine Refigerator 1 buah
Bahan Habis Pakai:
 Alat suntik 1 ml dan 3 ml
 Alkohol Swab
 Vaksin
Pelengkapan:
 Kotak penyimpan jarum bekas
 Tas kanvas tempat kit
Sarana non medis Terdapat kartu pecatatan pemberian imunisasi, ruangan
tunggu, periksa dan tempat tidur, status, buku pencatatn,
kertas resep dan leaflet, transportasi untuk distribusi
vaksin.
Metode medis Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh dokter dan dokter
spesialis atau bidan
Pemberian imunisasi harus dilakukan berdasarkan standar
pelayanan, standar prosedur operasional dan standar profesi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Memperhatikan keamanan vaksin dan penyuntikan
 Melakukan imunisasi sesuai jadwal dengan penyuntikan
yang benar
 Pencatatan pelayanan imunisasi dilakukan di buku
pencatatan imunisasi, rekam medis, dan/atau kohort.
Metode non medis  Pelaksana pelayanan imunisasi harus memberikan
informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin,
cara pemberian, manfaat dan kemungkinan terjadinya
KIPI.
Proses perencanaan Perencanaan merupakan kegiatan yang sangat penting
sehingga harus dilakukan secara benar oleh petugas yang
profesional.
 Penentuan Sasaran
 Perencanaan Kebutuhan Logistik
 PerencanaanVaksin
 Perencanaan Auto Disable Syringe
 Perencanaan Safety Box
 Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain
 Perencanaan Pendanaan
pengorganisasian  Ada struktur organisasi yang jelas dan tertulis beserta
dengan tugas masing-masing bagian, yang dipimpin oleh
kepala puskesmas.
 Koordinasi yang jelas antara pelayanan kesehatan lain
yang ada diwilayah puskesmas( bidan dan posyandu)
dengan rincian pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing tenaga pelaksana.
Penatalaksanaan  Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan dengan
prosedur yang terstandar
 Mengelola penyimpanan vaksin polio dengan benar
 Penyuluhan imunisasi kelompok untuk meningkatkan
tenaga pengelolaan
Pencatatan Pencatatan:
dan pelaporan  Hasil Cakupan Imunisasi
 Pencatatan Vaksin

 Pencatatan Suhu Lemari Es

 Pencatatan Logistik Imunisasi
 Disamping vaksin,
logistik imunisasi lain seperti cold chain
Hasil pencatatan imunisasi disampaikan kepada pengelola
program masing- masing tingkat administrasi dan
dilaporkan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai
waktu yang telah ditetapkan.
Lingkungan Lokasi pelaksanaan program imunisasi mudah dicapai
dengan
transportasi
Umpan Balik Pencatatan dan pelaporan tahun sebelumnya digunakan
sebagai masukan dalam upaya perbaikan program
selanjutnya
Sumber: Peraturan Mentri Kesehatan RI No.42 tahun 2013 Tentang Penyelengaraan
Imunisasi, Profil Puskesmas 2014 dan Statifikasi Puskesmas Cimanggis 2011

III. 8. Alternatif Pemecehan Masalah


Setelah diketahui penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa alternative
pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat untuk
mengatasi penyebab masalah yang telah ditemukan. Alternatif pemecahan
masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi
Puskesmas.

III. 9. Prioritas Cara Pemecahan Masalah


Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, dipilih
satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan.
Pemilihan prioritas cara pemecahan masalah ini dengan memakai teknik kriteria
matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan adalah sebagai berikut ini:
A. Efektifitas Jalan Keluar
Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yaitu dengan
memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai angka 5 (paling efektif).
Prioritaskan jalan keluar adalah yang nilai efektiftasnya paling tinggi.
Untuk menentukan efektifitasnya jalan keluar, dipergunakan kriteria
tambahan sebagai berikut :
a. Besarnya masalah yang didapat diselesaikan (magnitude)
Makin besar masalah yang didapat diatasi, makin tinggi prioritasa
jalan keluar
b. Pentingnya jalan keluar (importancy)
Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan
penyelesaian masalah. Makin lama masa bebas masalah, makin
penting jalan keluar tersebut.
c. Sensitivitas Jalan keluar (Vulnerability)
Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi
masalah. Makin cepat masalah diatasi, makin sensitive jalan keluar
tersebut.
2. Efisiensi jalan keluar (cost)
Tetapakan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar. Nilai
efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (C/Cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan, maka
makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Nilai prioritas (P) dihitung untuk
setiap alternatif jalan keluar dengan membagi hasil perkalian nilai M x I x
V dengan C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan
keluar terpilih.

III. 10. Cara evaluasi


III. 10. 1. Pengumpulan Data
Sumber data untuk evaluasi pelaksanaan program imunisasi dasar di
Puskesmas Cimanggis dilakukan dengan cara:
A. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan koordinator
pelaksana program imunisasi BIAS Puskesmas Cimanngis Depok
B. Sumber data sekunder diperoleh dengan mempelajari dokumen
Puskesmas, yaitu, laporan bulanan imunisasi BIAS di ruang lingkup
Puskesmas Cimanggis tahun 2014.

III. 10. 2. Pengolahan Data


Pengolahan data yang dilakukan secara manual dengan table-tabel yang
sudah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan secara
mekanik untuk penghitungan

III. 10. 3. Penyajian Data


Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular dan tabular. Interpretasi
data dilakukan dengan bantuan kepustakaan.

III. 10. 4. Lokasi


Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Cimanggis yang terletak di
kota Depok
III. 10. 5. Waktu
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai