Pekerja
Adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
Pemberi Kerja
Adalah perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang memperkerjakan tenaga
kerja, atau penyelenggara yang memperkerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji,upah, atau
imbalan bentuk lainnya .
1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, adalah setiap orang yang bekerja pada
pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah, diantaranya :
Pegawai Negeri Sipil
Anggota TNI
Anggota POLRI
Pejabat Negara
Pegawai pemrintah non negeri
Pegawai swasta
Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluaga nya adalah setiap setiap orang yang bekerja
atau berusaha atas risiko sendiri, Diantaranya :
Pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak termasuk no 1 yang
bukan penerima upah.
Pekerja sebagaimana dimaksud no 1 dan no 2, termasuk warga Negara asing yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan .
2. Pembiayaan
3. Iuran
Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta,
pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan (Pasal 16, perpes No.
12/2013 tentang jaminan kesehatan ).
2. Pembayaran Iuran
Bagi peserta PBI, iuran dibayar oleh pemerintah
Bagi peserta pekerja penrima upah, iurannya dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja.
Bagi pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja iuran dibayar oleh peserta yang
bersangkutan.
Besarnya iuran jaminan kesehatan nasional di tetapkan melalui peraturan presiden dan ditinjau
ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup
yang layak .
3. Masa Berlaku Kepesertaan
Selama peserta membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta
Bila peserta tidak membayar iuran atau meninggal dunia maka status kepesertaannya akan
hilang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2015, tindakan kecurangan JKN
yang dilakukan peserta antara lain:
1. Membuat pernyataan yang tidak benar dalam hal eligibilitas alias memalsukan status
kepesertaan untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Memanfaatkan haknya untuk pelayanan yang tidak perlu (unnecessary services) dengan cara
memalsukan kondisi kesehatan.
3. Memberikan gratifikasi kepada pemberi pelayanan agar bersedia memberi pelayanan yang
tidak sesuai atau tidak ditanggung.
4. Memanipulasi penghasilan agar tidak perlu membayar iuran terlalu besar.
5. Melakukan kerja sama dengan pemberi pelayanan untuk mengajukan klaim palsu.
6. Memperoleh obat atau alat kesehatan yang diresepkan untuk dijual kembali.
Tindakan kecurangan JKN yang dilakukan oleh petugas BPJS Kesehatan meliputi:
1. Melakukan kerja sama dengan peserta maupun fasilitas kesehatan untuk mengajukan klaim
palsu.
Tindak kecurangan JKN yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan dilakukan baik oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun FKRTL.
4. Menarik biaya dari peserta yang seharusnya telah dijamin dalam biaya kapitasi atau
nonkapitasi sesuai dengan standar tarif yang ditetapkan.
5. Melakukan rujukan pasien yang tidak sesuai dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
Baca Juga: BPJS Kesehatan soal fraud program JKN: Kami sudah melakukan upaya
pencegahan
Sementara tindak kecurangan JKN yang dilakukan oleh FKRTL tercatat sebagai yang paling
banyak.
13. Melakukan tindakan pengobatan yang tidak perlu atau unnecessary treatment.
Baca Juga: Sri Mulyani: Kemenkeu tidak mau terus menjadi penambal defisit BPJS
Kesehatan
18. Melakukan rujukan pasien yang tidak sesuai dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
tertentu;
19. Meminta cost sharing tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara tindakan kecurangan JKN yang dilakukan penyedia obat dan alat kesehatan hanya ada
dua, yaitu:
1. Tidak memenuhi kebutuhan obat atau alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Melakukan kerja sama dengan pihak lain mengubah obat atau alat kesehatan yang tercantum
dalam e-catalog dengan harga tidak sesuai dengan e-catalog
1. Peran dan Fungsi Perawat
Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 dalam Bustami
(2011), peran perawat, antara lain :
b. Sebagai Advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya. Hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Sebagai Edukator
Perawat memberikan edukasi dengan tujuan membantu pasien
dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari
klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan menjadi lebih baik.
d. Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan
pasien.
e. Sebagai Kolaborator
Dalam menangani pasien perawat melaksanakan fungsi
interdependen yaitu melakukan kolaborasi bersama tenaga kesehatan
yang lain dengan menjalankan peran sebagai kolaborator.Peran ini
dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.
f. Sebagai Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
dalam perawat dalam melaksanakan tugas dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatanya atas pesan
atau interuksi dari perawat lain
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan tim lainnya. Bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama
tim dalam memberikan pelayanan hal ini juga melibatkan dokter ataupun yang
lainya.