( SUSPENSI )
Oleh:
1. THARA YUNITA ASRY (173110189)
2. DILLA YUNIZA (173110047)
3. TAUFIK IRAWAN (173110187)
1
DAFTAR ISI
ii
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 19
3.2 Saran ......................................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dizaman era modern sekarang ini sudah banyak bentuk sediaan obat yang
di jumpai di pasaran,bentuk sediaanya antara lain : dalam bentuk sediaan
padat contohnya piil,tablet,kapsul,supposutoria. Dalam bentuk sediaan
setengah padat contohnya krim,salep. Sedangkan dalam bentuk sediaan cair
adalah sirup,elixir,suspensi,emulsi dan sebagainya. Dalam makalah ini
khusunya membahas tentang suspensi. Suspensi merupakan salah satu
contoh sediaan cair yang secara umum dapat di artikan sebagai suatu system
dispers kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispers
merata kedalam pembawanya. Alasan bahan obat di formulasikan dalam
bentuk sediaan suspensi yatu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil
atau tidak larut dalam tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair,mudah
diberikan pada pasien yang sukar menelan obat dan dapat diberikan pada
anak-anak. Alasan sediaan suspensi dapat diterima oleh para konsumen
dikarenakan penampilan baik dari segi warna,ataupun bentuk wadahnya.
Penggunaan sediaan suspensi jika dibandingkan dengan bentuk larutan lebih
efisien karena suspensi dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak
stabil dalam air.
1.2 Tujuan
1
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan suspensi
4. Untuk mengetahui macam-macam golongan sediaan suspensi
5. Untuk mengetahui cara pemilihan bahan yang baik
6. Untuk mengetahui karakteristik bahan aktif dan pendukung dari
sediaan suspensi
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tampa zat tambahan,yang akan terdisfersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang di tetapkan.
4
2.3 Syarat Sediaan Suspensi
Syarat Suatu sediaan suspensi yang baik harus memenuhi syarat, yaitu :
1. Stabil dan homogen.
2. Bahan padat yang tidak larut dalam pembawa mempunyai ukuran
partikel yang kecil dan sama besar(seragam).
3. Tidak boleh cepat mengendap.
4. Partikel-partikel yang mengendap tidak boleh menjadi massa yang
keras dan harus dapat disuspensikan kembali dengan sedikit
pengocokan.
5. Tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair untuk mempermudah saat
penuangan.
Syarat khusus suspensi FI III 1979
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
2. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspense
3. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok
atau sedia dituang
4. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka
penyimpanan yang lama.
Syarat khusus suspensi FI IV 1995
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengandung zat antimikroba.
3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
5
2. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai dari
pada bentuk padat
3. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah
memberikan dosis yang relatif lebih besar.
4. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk
anak-anak, juga mudah diatur penyesuain dosisnya untuk anak-
anak dan dapat menutupi rasa pahit.
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :
1. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah Jika terbentuk caking
akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun
2. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
3. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
4. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem
dispersi (caking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi
fluktuasi/perubahan suhu Sediaan suspensi harus dikocok terlebih
dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
1. Metode disperse
2. Metode Presitipasi
6
2.6 Komponen
Komponen sediaan suspensi yaitu :
1. Bahan Berkhasiat
Bahan berkhasiat merupakan bahan yang mampu memberikan efek
terapi, pada suspensi disebut fase terdispersi, bahan ini mempunyai
kelarutan yang tidak larut di dalam pendispersi.
2. Bahan Tambahan
Bahan Pensuspensi atau Suspending Agent
Bahan pensuspensi yaitu bahan tambahan yang berfungsi
mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi
diperlambat.
Bahan Pembasah (wetting agent)
Fungsi : menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air
(sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak
larut
Bahan pembasah yang biasa digunakan adalah: surfaktan
yang dapat memperkecil sudut kontak antara partikel zat
padat dan larutan pembawa.
Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa pada suatu
sediaan.
Pengawet
Pengawet berfungsi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan
mikroba dalam sediaan sehingga dapat menstabilkan sediaan
dalam masa penyimpanan yang lama.
Pewarna dan Pewangi
Bahan pewarna dan pewangi harus sesuai dengan rasa
sediaan. Contoh pewarna adalah carmin dan caramel, dan
contoh pewangi adalah Oleum Menthae, Oleum Citrii.
7
Bahan Pembawa
Sebagai bahan pembawa untuk suspensi adalah air dan
minyak.
Pendapar
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial
pengawet, meningkatkan kelarutan.
Acidifier
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial
pengawet, meningkatkan kelarutan
2. Komposisi kimia
8
a. Bahan pensuspensi dari alam
2. Chondrus
3. Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.
Tragacanth sangat kambat mengalami hidrasi, untuk
9
mempercepdt hidrasi biasanya dilakukan pemanasan,
Mucilago tragacanth Iebih kental dari mucilago dari gom
arab. Mucilago tragacanth balk sebagai stabilisator suspensi
saja, tetapi bukan sebagai emulgator
4. Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam
perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium
Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin
memerlukan bahan pengawetan. Kadar yang dipakai sebagai
suspending agent umumnya 1- 2%.
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah Iiat. Tanah liat
yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi
ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum.
Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh
suhu/panas danfermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut
merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.
10
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat
angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini
menunjukkan kemampuan menambah viskositas da cairan
yang dipergunakan untuk melarutkannya.
11
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan
blender / koloid mill.
Memperbesar viskositas dengan menambah suspending
agent.
2) Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting
agent atau surfaktan, misal : span dan tween.
3) Floatasi (terapung), disebabkan oleh :
1) Perbedaan densitas.
2) Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada
permukaan
3) Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini
dapat diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat
padat. Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang
ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol.
4) Pertumbuhan kristal : Larutan air suatu suspensi sebenarnya
merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi
pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan. Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan
Kristal.
Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau keadaan tidak berubah,
yang dimaksud dengan stabilitas suspensi ialah ke stabilan zat pensuspensi
dan zat yang terdispersi dalam suatu sediaan suspensi, namun dalam sediaan
suspensi zat pensuspensi dan zat terdispersi tidak selamanya stabil, stabilitas
sediaan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta
12
menjaga homogenitas partikel agar khasiat yang diinginkan dapat merata ke
seluruh sediaan suspensi tersebut.
1) Ukuran partikel.
2) Kekentalan (viscositas)
Keterangan :
V = kecepatan aliran
13
p = berat jenis dari partikel
g = gravitasi
η = viskositas cairan
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena
sering terjadi benturan antara partikel tersebut.Benturan itu akan
menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya
endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4) Sifat/muatan partikel
14
atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas. Ukuran partikel
dapat diperkecil : dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang
dapat larut kedalam cairan tersebut.
1. Volume sedimentasi
Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang terjadi
harus mudah terdispersi dengan pengocokan yang ringan sehingga
perlu dilakukan pengukuran volume sedimentasi.
2. Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspense flokulasi
(Vu) terhadap volume sedimen akhir suspense deflokulasi (Voc)
3. Metode reologi
Metode ini dapat digunakan untuk membantu menentukan perilaku
pengendapan dan pengaturan pembawa dan sifat yang menonjol
mengenai susunan partikel dengan tujuan untuk perbandingan.
Metode reologi menggunakan viskometer Brookfield.
15
4. Perubahan ukuran partikel
16
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan
elektrolit, surfaktan atau polimer.
Bahan Pengawet
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai
ruang udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya.Suspensi
17
perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin' distribusi zat
padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap
kali tepat dan seragam. Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu"
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang masing – masing
fase apabila terdapat di alam tidak akan bisa disatukan atau digabungkan,
sediaan suspensi secara garis besar ada tiga jenis yaitu suspensi oral, suspensi
topical dan suspensi otic.
Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan metode
presitipasi yang keduanya membutuhkan suspending agent dalam prosesnya,
baik suspending agent yang berasal dari alam maupun sintetik.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20