Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

PENGANTAR STUDI FARMASI

( SUSPENSI )

Oleh:
1. THARA YUNITA ASRY (173110189)
2. DILLA YUNIZA (173110047)
3. TAUFIK IRAWAN (173110187)

UNIVERSITAS TULANG BAWANG LAMPUNG


2017/2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3


2.1 Pengertian Sediaan Suspensi .................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Suspensi .................................................................................................. 4
2.3 Syarat Sediaan Suspensi ........................................................................................... 5
2.4 Keuntungan dan Kerugian ........................................................................................ 5
2.5 Cara Pembuatan Suspensi Secara Umum ................................................................. 7
2.6 Komponen Sediaan Suspensi ................................................................................... 7
2.7 Bahan Tambahan Suspending Agent ........................................................................ 8
2.7.1 Pengertian Suspending Agent ....................................................................... 8
2.7.2 Faktor Pemilihan Suspending Agent ............................................................ 8
2.7.3 Penggolongan Suspending Agent ................................................................. 8
2.8 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi .................................................. 11
2.9 Definisi Stabilitas Suspensi ...................................................................................... 12
2.10 Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi ................................................... 12
2.11 Penilaian Stabilitas Suspensi ................................................................................. 15
2.12 Formulasi Suspensi ............................................................................................... 16
2.13 Pengemasan dan Penandaan Sediaan .................................................................... 17

ii
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 19
3.2 Saran ......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dizaman era modern sekarang ini sudah banyak bentuk sediaan obat yang
di jumpai di pasaran,bentuk sediaanya antara lain : dalam bentuk sediaan
padat contohnya piil,tablet,kapsul,supposutoria. Dalam bentuk sediaan
setengah padat contohnya krim,salep. Sedangkan dalam bentuk sediaan cair
adalah sirup,elixir,suspensi,emulsi dan sebagainya. Dalam makalah ini
khusunya membahas tentang suspensi. Suspensi merupakan salah satu
contoh sediaan cair yang secara umum dapat di artikan sebagai suatu system
dispers kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispers
merata kedalam pembawanya. Alasan bahan obat di formulasikan dalam
bentuk sediaan suspensi yatu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil
atau tidak larut dalam tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair,mudah
diberikan pada pasien yang sukar menelan obat dan dapat diberikan pada
anak-anak. Alasan sediaan suspensi dapat diterima oleh para konsumen
dikarenakan penampilan baik dari segi warna,ataupun bentuk wadahnya.
Penggunaan sediaan suspensi jika dibandingkan dengan bentuk larutan lebih
efisien karena suspensi dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak
stabil dalam air.

Demikian sangat penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk


mengetahui dan mempelajari pembuatan bentuk sediaan suspensi yang
sesuai dengan syarat suspensi yang ideal.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembuatan suspensi yang baik sesuai dengan


persyarat suspensi.
2. Untuk melakukan evaluasi pada sediaan suspensi

1
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan suspensi
4. Untuk mengetahui macam-macam golongan sediaan suspensi
5. Untuk mengetahui cara pemilihan bahan yang baik
6. Untuk mengetahui karakteristik bahan aktif dan pendukung dari
sediaan suspensi

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui karakteristik bahan aktif dan pendukung dari


sediaan suspensi
2. Dapat mengetahui macam-macam golongan sediaan suspensi
3. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan suspensi
4. Dapat melakukan evaluasi pada sediaan suspensi
5. Dapat mengetahui cara pemilihan bahan yang baik
6. Dapat mengetahui cara pembuatan suspensi yang baik sesuai dengan
persyarat suspensi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sediaan Suspensi


Ada beberapa pengertian tentang suspensi menurut buku referensi :
1. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, halaman 17
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair
2. Farmakope Indonesia III Th. 1979, halaman 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
3. Fornas Edisi 2 Th. 1978, halaman 333
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat
terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat
tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa
yang ditetapkan.
Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk
untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
4. IMO, halaman 159
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, bila digojok
perlahan – lahan, endapan harus segera terdispersii kembali.
5. Ilmu Resep Syamsuni, halaman 135
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair.
6. Formularium Nasional halaman 333
Suspensi adalah adalah sediaan cair yang mengandung obat padat,tidak
melarut dan terdisfersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan
padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus,dengan atau

3
tampa zat tambahan,yang akan terdisfersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang di tetapkan.

2.2 Jenis-jenis Suspensi


Suspensi di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Suspensi oral
Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk
halus yang terdisfersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai ditunjukkan untuk penggunaan oral
2. Suspensi topikal
Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk
halus yang terdisfersi dalam pembawa cair yang di tunjukkan untuk
penggunaan pada kulit.
3. Suspensi tetes telinga
Adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditunjukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. (Ilmu resep
syamsuni hal 135)
4. Suspensi optalmik
Adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat
dalam suspensi haru dalam bentuk termikronisasi agar tidak
menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Supensi obat mata
tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau
menggumpal.
5. Suspensi untuk injeksi
Adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan
spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
Adalah sediaan kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuklaruatan yang memenuhi semua persyaratan untuk
suspensi steril setelah penamba.

4
2.3 Syarat Sediaan Suspensi
 Syarat Suatu sediaan suspensi yang baik harus memenuhi syarat, yaitu :
1. Stabil dan homogen.
2. Bahan padat yang tidak larut dalam pembawa mempunyai ukuran
partikel yang kecil dan sama besar(seragam).
3. Tidak boleh cepat mengendap.
4. Partikel-partikel yang mengendap tidak boleh menjadi massa yang
keras dan harus dapat disuspensikan kembali dengan sedikit
pengocokan.
5. Tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair untuk mempermudah saat
penuangan.
 Syarat khusus suspensi FI III 1979
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
2. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspense
3. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok
atau sedia dituang
4. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka
penyimpanan yang lama.
 Syarat khusus suspensi FI IV 1995
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengandung zat antimikroba.
3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.

2.4 Keuntungan dan Kerugian


 Keuntugan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :
1. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan.

5
2. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai dari
pada bentuk padat
3. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah
memberikan dosis yang relatif lebih besar.
4. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk
anak-anak, juga mudah diatur penyesuain dosisnya untuk anak-
anak dan dapat menutupi rasa pahit.
 Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :
1. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah Jika terbentuk caking
akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun
2. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
3. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
4. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem
dispersi (caking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi
fluktuasi/perubahan suhu Sediaan suspensi harus dikocok terlebih
dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

2.5 Cara Pembuatan Suspensi Secara Umum

1. Metode disperse

Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk,


kemudian diencerkan

2. Metode Presitipasi

Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik


yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut
organik larutan zat ini kemudian di encerkan dengan latrutan
pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus
tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus
tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

6
2.6 Komponen
Komponen sediaan suspensi yaitu :
1. Bahan Berkhasiat
Bahan berkhasiat merupakan bahan yang mampu memberikan efek
terapi, pada suspensi disebut fase terdispersi, bahan ini mempunyai
kelarutan yang tidak larut di dalam pendispersi.
2. Bahan Tambahan
 Bahan Pensuspensi atau Suspending Agent
Bahan pensuspensi yaitu bahan tambahan yang berfungsi
mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi
diperlambat.
 Bahan Pembasah (wetting agent)
Fungsi : menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air
(sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak
larut
Bahan pembasah yang biasa digunakan adalah: surfaktan
yang dapat memperkecil sudut kontak antara partikel zat
padat dan larutan pembawa.
 Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa pada suatu
sediaan.
 Pengawet
Pengawet berfungsi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan
mikroba dalam sediaan sehingga dapat menstabilkan sediaan
dalam masa penyimpanan yang lama.
 Pewarna dan Pewangi
Bahan pewarna dan pewangi harus sesuai dengan rasa
sediaan. Contoh pewarna adalah carmin dan caramel, dan
contoh pewangi adalah Oleum Menthae, Oleum Citrii.

7
 Bahan Pembawa
Sebagai bahan pembawa untuk suspensi adalah air dan
minyak.
 Pendapar
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial
pengawet, meningkatkan kelarutan.
 Acidifier
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial
pengawet, meningkatkan kelarutan

2.7 Bahan Tambahan Suspending Agent

2.7.1 Pengertian Suspending Agent

Suspensi agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan


partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga
kecepatan sedimentasi diperlambat. Suspending agent berfungsi
mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan meningkatkan
viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil. Mekanisme
kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan (viskositas),
tatapi kekentalan yang berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan
pengocokan.

2.7.2 Faktor Pemilihan Suspending Agent

1. Bentuk sediaan. Oral atau topikal

2. Komposisi kimia

3. Stabilitas pembawa dan shelf life

4. Produk, sumber, inkompatibilitas dari suspending agent

2.7.3 Penggolongan Suspending Agent

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi


dua, yaitu :

8
a. Bahan pensuspensi dari alam

Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut


gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau
mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago
atau lendir.

Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut


bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi.

Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan


proses fermentasi bakteri.

 Termasuk galongan gom adalah :

1. Acasia ( pulvis gummi arabici)

Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam


air, tidak larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas
optimum dari mucilagonya antara pH 5 - 9. Dengan
penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut
menjadi diluar 5 - 9 akan menyebabkan penurunan viskositas
yang nyata. Mucilago gom arab dengan kadar 35 %
kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini
mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus
ditambahkan zat pengawet (preservative).

2. Chondrus

Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartine


mamilosa, dapat larut dalam air tidak larut dalam alkohol,
bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang
banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan
derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, jadi
perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.

3. Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.
Tragacanth sangat kambat mengalami hidrasi, untuk

9
mempercepdt hidrasi biasanya dilakukan pemanasan,
Mucilago tragacanth Iebih kental dari mucilago dari gom
arab. Mucilago tragacanth balk sebagai stabilisator suspensi
saja, tetapi bukan sebagai emulgator

4. Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam
perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium
Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin
memerlukan bahan pengawetan. Kadar yang dipakai sebagai
suspending agent umumnya 1- 2%.

 Golongan bukan gom

Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah Iiat. Tanah liat
yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi
ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum.

Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan


mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan.
Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan
cairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih
baik.

Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air,


sehingga penambahan bahantersebut kedalam suspensi adalah dengan
menaburkannya pada campuran suspensi.

Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh
suhu/panas danfermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut
merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.

b. Bahan pensuspensi sintetis

1) Derivat selulosa Termasuk dalam golongan ini adalah metil


selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC),
hidroksi metil selulosa.

10
Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat
angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini
menunjukkan kemampuan menambah viskositas da cairan
yang dipergunakan untuk melarutkannya.

Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin


tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan
tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam produksi
makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi
juga digunakan sebagai laksansia dan bahan
penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.

2) Golongan organik polimer

Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol


934 (nama dagang suatu pabrik) Merupakan serbuk putih
bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidakberacun dan
tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya.

Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan


pensuspensi.Untuk memperoleh viskositas yang baik
diperlukan kadar ± 1%.m

Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal


tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari
larutann.

2.8 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi (Lachman Practice,


479-491)
1) Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai
sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap,
maka :
 Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus
kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium
meningkat.

11
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan
blender / koloid mill.
 Memperbesar viskositas dengan menambah suspending
agent.
2) Pembasahan serbuk
 Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting
agent atau surfaktan, misal : span dan tween.
3) Floatasi (terapung), disebabkan oleh :
1) Perbedaan densitas.
2) Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada
permukaan
3) Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini
dapat diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat
padat. Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang
ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol.
4) Pertumbuhan kristal : Larutan air suatu suspensi sebenarnya
merupakan larutan jenuh. Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi
pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan. Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan
Kristal.

2.9 Definisi Stabilitas Suspensi

Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau keadaan tidak berubah,
yang dimaksud dengan stabilitas suspensi ialah ke stabilan zat pensuspensi
dan zat yang terdispersi dalam suatu sediaan suspensi, namun dalam sediaan
suspensi zat pensuspensi dan zat terdispersi tidak selamanya stabil, stabilitas
sediaan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta

12
menjaga homogenitas partikel agar khasiat yang diinginkan dapat merata ke
seluruh sediaan suspensi tersebut.

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :

1) Ukuran partikel.

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel


tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan
keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran
partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang
sama) akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap,
sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel.

2) Kekentalan (viscositas)

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari


cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil).Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi
pula gerakan turunnya parkikel yang terdapat didalamnya.

Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan gerakan turun


dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat
bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.

Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum " STOKES ".

Keterangan :
V = kecepatan aliran

d = diameter clad partikel

13
p = berat jenis dari partikel

po = berat jenis cairan

g = gravitasi

η = viskositas cairan

3) Jumlah partikel (konsentrasi)

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena
sering terjadi benturan antara partikel tersebut.Benturan itu akan
menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya
endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4) Sifat/muatan partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam


campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut
merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata.
Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali
dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada
kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk
membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted cake dan
peristiwa ini disebut caking.

Kalau dililiat dari faktor-faktor tersebut diatas faktor konsentrasi dan


sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat
diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis
dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah

14
atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas. Ukuran partikel
dapat diperkecil : dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang
dapat larut kedalam cairan tersebut.

Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent


(bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air
(hidrokoloid).

2.11 Penilaian Stabilitas Suspensi

1. Volume sedimentasi

Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang terjadi
harus mudah terdispersi dengan pengocokan yang ringan sehingga
perlu dilakukan pengukuran volume sedimentasi.

Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi


akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari suspense (V0) sebelum
mengendap.
Volume sedimentasi dapat mempunyai harga dari < 1 sampai > 1

2. Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspense flokulasi
(Vu) terhadap volume sedimen akhir suspense deflokulasi (Voc)

3. Metode reologi
Metode ini dapat digunakan untuk membantu menentukan perilaku
pengendapan dan pengaturan pembawa dan sifat yang menonjol
mengenai susunan partikel dengan tujuan untuk perbandingan.
Metode reologi menggunakan viskometer Brookfield.

15
4. Perubahan ukuran partikel

Digunakan cara Freeze - thaw cycling yaitu temperatur diturunkan


sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali (> titik
beku) Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal dan dapat
menunjukkan kemungkinan keadaan berikutnya setelah disimpan
lama pada temperatur kamar. Yang pokok yaitu menjaga tidak akan
terjadi perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran dan sifat kristal.

2.12 Formulasi Suspensi

Pembuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :

1) Penggunaan "structured vehicle" atau sering disebut juga


suspending agent untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi
structured vehicle, yaitu larutan hidrokoloid seperti tilose, gom,
bentonit, dan lain-lain.

2) Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok,


meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan
ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi system flokulasi ialah:

1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.

2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan


elektrolit, surfaktan atau polimer.

3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.

4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat


mengendap, maka ditambah structured vehicle

5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam


structured vehicle.

16
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan
elektrolit, surfaktan atau polimer.

Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat


pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya.
Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan
positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif
yaitu kalium fosfat monobase.

Suspensi sulfamerazin yang bermuatan negatif digunakan


zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu
AICl3 (Aluminium trichlorida).

Bahan Pengawet

Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk


menambah stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan
pengawet.

Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang


menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat
mudah dirusak oleh bakteri. Sebagai bahan pengawet dapat
digunakan butil p. benzoat (1:1250), etil p.benzoat (1:500),
propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin ± 1%.

Disamping itu banyak pula digunakan - garam komplek dari


mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang
kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri
nitrat, fenil, mercuri chlorida fenil mercuri asetat.

2.13 Pengemasan dan Penandaan Sediaan

Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai
ruang udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya.Suspensi

17
perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin' distribusi zat
padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap
kali tepat dan seragam. Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu"

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang masing – masing
fase apabila terdapat di alam tidak akan bisa disatukan atau digabungkan,
sediaan suspensi secara garis besar ada tiga jenis yaitu suspensi oral, suspensi
topical dan suspensi otic.

Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan metode
presitipasi yang keduanya membutuhkan suspending agent dalam prosesnya,
baik suspending agent yang berasal dari alam maupun sintetik.

3.2 Saran

I. Saran bagi pemerintah


Saran penulis bagi pemerintah agar lebih gencar dalam edukasi
terhadap tenaga medis maupun masyarakat, agar tidak salah dalam
penggunaan atau dalam pengaturan dan perhitungan dosis.

II. Saran bagi masyarakat


Saran penulis kepada masyarakat agar lebih kritis dalam membeli dan
menerima obat, jangan malu untuk bertanya dan juga jangan lupa
untuk selalu menanyakan penggunaan serta dosis obat jenis apapun
yang anda terima.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.


Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III.
http://medicafarma.blogspot.com/2008/08/suspensi_28.html diakses tanggal 11
Des. 17 jam 15.30 wib
http://wahidrock.blogspot.com/2012/12/suspensi.html diakses tanggal 11 Des. 17
jam 15.58 wib
http://gi-healthy.blogspot.co.id/2013/07/suspending-agent.html diakses tanggal 11
Des. 17 jam 15.51 wib

20

Anda mungkin juga menyukai