Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DASAR-DASAR BK

KOMPONEN-KOMPONEN LAYANAN DALAM


BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh :

1. Nur Aeni Alimuddin (1944040005)


2. Putri Azizah (1944040026)
3. Agus Qomaruzzaman (1944041036)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019/2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................... i

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Pelayanan Dasar ....................................................................................1

1.2 Pelayanan Responsif ..............................................................................2

1.3 Pelayanan Perencanaan Individual ........................................................2

1.4 Dukungan Sistem ..................................................................................4

1.5 Penempatan dan Penyaluran Layanan BK ............................................5

1.6 Evaluasi dan Akuntabilitas ....................................................................5

Daftar Pustaka ............................................................................................... ii

i
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pelayanan Dasar


Pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok
yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka
panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan
dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam
menjalani kehidupannya. Tujuan pelayanan ini adalah sebagai upaya untuk
membantu siswa agar:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan ligkungannya
(pendidikan pekerjaan, sosial budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.

Fokus pengembangan pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas


dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan:
(1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan,
(4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hub hubungan antar
pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku
bertanggung jawab. Sedangkan hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir
(terutama di tingkat SMP/SMA) mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi
kehidupan, (2) pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja
professional, (4) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam
menghadapi pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia
kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya
perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
Implementasi program pelayanan dasar bisa melalui bimbingan klasikal,
artinya program yang dirancang menuntut guru untuk melakukan kontak langsung
dengan peserta didik di kelas secara terjadwal. Selain bimbingan klasikal yaitu
pelayanan orientasi. Pelayanan ini merupakan kegiatan yang memungkinkan
peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,
terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar
berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Layanan orientasi bisa dilakukan
di Sekolah maupun diluar sekolah. Setelah layanan orientasi dilanjut dengan
pelayanan informasi. Pelayanan ini bersifat pemberian informasi tentang berbagai

1
hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung
maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet). Program BK selanjutnya adalah guru BK
memberikan bimbingan kelompok, bimbingan ini disebut bimibingan kelompok
dengan tujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Terakhir
adalah pelayanan pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta
didik.Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes
maupun non-tes.

1.2 Pelayanan Responsif


Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Tujuan pelayanan responsif adalah
membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah
yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Fokus pelayanan responsif
bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa
berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang
penting bagi perkembangan dirinya secara positif.

Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami siswa


diantaranya : (1) merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3)
berperilaku impulsif (kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa
mempertimbangkannya secara matang), (4) membolos dari sekolah/madrasah, (5)
malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa
bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan
bebas (free sex), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stres, dan (13) masalah
dalam keluarga.

Implementasi program pelayanan ini dapat berupa konseling individual


dan kelompok, referral (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru mata
pelajaran atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-
pihak terkait di luar sekolah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi
kasus dan kunjungan rumah.

1.3 Pelayanan Perencanaan Individual


Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Menurut Yusuf (2005) layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai

2
layanan bantuan kepada siswa agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini meliputi rencana pendidikan,
karir, dan sosial pribadi sehingga rencana tersebut diharapkan dapat
diimplementasikan oleh siswa bersangkutan sesuai dengan kemampuan.
Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah
konsultasi dan konseling (Juntika & Sudianto, 2005).Sedangkan isi dari layanan
ini meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut
Gysbers (2006), strategi dalam layanan perencanaan individual, meliputi :
a. Individual appraisal, individu diminta oleh konselor untuk
menginterpretasi tentang bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada
dalam dirinya sendiri.
b. Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan
untuk mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi.
Kemudian bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.
c. Transition planning, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain
membantu individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan
sekolah, bekerja, atau mengikuti training/kursus.
d. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain
menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.

Tujuan pelayanan ini adalah membantu siswa agar memiliki pemahaman


tentang diri dan lingkungannya, mampu merumuskan tjuan, perencanaan, atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir, dan dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Melalui pelayanan
perencanaan individual, siswa diharapkan dapat:
a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan
karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas
pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah/madrasah, dunia kerja,
dan masyarakatnya.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Fokus pengembangan pelayanan ini berkaitan erat dengan pengembangan


aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Implementasi pelayanan ini dapat
dilakukan dengan guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan

3
memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan
konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui
pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentuk peserta
didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

1.4 Dukungan Sistem


Program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar
penyelenggaraan pelayanan di atas.Sedangkan bagi personel pendidik lainnya
adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di
sekolah/madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek:
a. Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring yang menyangkut kegiatan guru BK meliputi:
1) Konsultasi dengan guru-guru,
2) Menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau
masyarakat,
3) Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan sekolah/madrasah,
4) Bekerjasama dengan personel sekolah/madrasah lainnya dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi
perkembangan siswa,
5) Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat
dengan bimbingan dan konseling, dan
6) Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait
dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan
dan konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a) pengembangan program, (b)
pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan
penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan
Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK
yang berhubungan dengan pengembangan profesional secara berkelanjutan
meliputi:
1) Merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan
dan konseling sebagai sumber data bagi kepentingan kebijakan sekolah
dan implementasi proses pembelajaran, serta pengembangan program bagi
peningkatan unjuk kerja profesional guru BK;
2) Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan
diri guru BK profesional sesuai dengan standar kompetensi guru BK;
3) Mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika profesional;

4
4) Berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling.

1.5 Penempatan dan Penyaluran Layanan Bimbingan dan Konseling


Purwoko (2008: 59) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan
penyaluran adalah serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa
agar siswa dapat menempatkan dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi
yang sesuai. Mulyadi (2003:26) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan
penyaluran merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya
penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau
program studi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakurikuler) sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.
Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang
paling sederhana dan mudah dibandingkan dengan layanan penempatan
penyaluran lainnya.Namun demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan.
Penempatan masing-masing siswa secara tepat akan membawa keuntungan
sebagai berikut.
a. Bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan
pemeliharaan terhadap kondisi individual siswa (kondisi fisik, mental, sosial).
b. Bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas dengan
penempatan yang tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan
mengembangkan semangat belajar siswa.
Penempatan dan Penyaluran Lulusan dapat dilakukan dengan penempatan
dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan, penempatan dan penyaluran ke
dalam jabatan/pekerjaan

1.6 Evaluasi dan Akuntabilitas


Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku
“Essentials of Educational Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown,
mengatakan bahwa : “Evaluation rafer to the act or prosses to determining the
value of something”. Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi terhadap kegiatan bimbingan dan
konseling, mengandung tiga aspek penilaian, yaitu:
a. Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling.
b. Penilaian terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c. Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan


dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

5
a. Tujuan Umum
1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek
yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
2) Mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun
waktu tertentu.
3) Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling ditujukan untuk:
a. Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan
konseling.
b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan
bimbingan dan konseling.
c. Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan
dan atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan.
d. Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam
usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan
dan konseling.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah
sudah ada atau belum diberikan kepada siswa di sekolah/madrasah.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan
kedalam program bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
3) Untuk membantu kepala sekolah/madrasah, guru-guru termasuk
pembimbing atau konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka
dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tiap-tiap siswa.
4) Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program
bimbingan yang perlu diadakan perbaikan-perbaika.
5) Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja leih giat
dalam mengembangkan program-program bimbingan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah


adalah:
a. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing (konselor)
untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran,
dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat
ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau
berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program bimbingan dan
konseling di sekolah/madrasah.
Aspek yang dinilai baik prosesnya maupun hasil antara lain:
a. kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
b. keterlaksanaan program;

6
c. hambatan-hambatan yang dijumpai;
d. dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
e. respon peserta didik, personel sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat
terhadap pelayanan bimbingan;
f. perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan pelayanan
bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar, dan
keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah/madrasah baik pada studi
lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.

Pelaksanaan evaluasi program ditempuh melalui langkah-langkah berikut.


a. Merumuskan masalah atau instrumentasi. Karena tujuan evaluasi adalah
memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor
perlu mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi,
pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang akan dievaluasi yaitu: (1)
tingkat keterlaksanaan program/pelayanan (aspek proses), dan (2) tingkat
ketercapaian tujuan program/pelayanan (aspek hasil).

b. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk


memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan
ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan
dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket,
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

c. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu
dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

d. Melakukan tindak lanjut (follow up). Berdasarkan temuan yang diperoleh,


maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua
kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau
kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan
program, dengan cara mengubah atau menambah beberapa hal yang dipandang
dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.

Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses


implementasi, dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat
menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi.
Hal yang amat penting di dalam akuntabilitas adalah informasi yang terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan peserta
didik di dalam mencapai kompetensi.Oleh karena itu seorang konselor perlu
menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan
peserta didik.

7
Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan,
kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam
melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku
peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses
pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya
sebagai kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar
pelayanan bimbingan dan konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta
didik-peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta
mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan
bimbingan dan konseling selanjutnya.

8
Daftar Pustaka

Tyantika, N. (2015, Maret 20). Bimbingan dan Konseling. Retrieved November


22, 2019, from Blogspot.com:
http://novatyantika.blogspot.com/2015/03/komponen-komponen-layanan-
bimbingan-dan.html

ii

Anda mungkin juga menyukai